• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM TIPE DISCOVERY DAN TIPE PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM TIPE DISCOVERY DAN TIPE PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM TIPE DISCOVERY DAN TIPE PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN

ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

ZAKIAH

NIM. 8136141013

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM TIPE DISCOVERY DAN TIPE PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN

ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

ZAKIAH

NIM. 8136141013

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM PASCA SARJANA

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Zakiah. Nim 8136141013. Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery dan tipe Project Based Learning pada Pembelajaran Elektrolit dan Non Elektrolit. Tesis. Medan : Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan penuntun praktikum dibidang pendidikan kimia. Tujuan penelitan ini adalah (1) Mendapatkan penunutun praktikum berdasarkan sintak-sintak tipe Discovery dan tipe Project Based Learning, (2)Mendapatkan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning, (2) Perbedaan peningkatan hasil belajar secara signifikan yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning, (3) Efektifitas proses pembelajaran yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis sintak model pembelajaran Discovery dan Project Based Learning untuk mengetahui komponen penuntun praktikum kimia sesuai dengan tipe Discovery dan tipe Project Based Learning, (2) Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia materi elektrolit dan non elektrolit yang sesuai dengan sintak tipe Discovery dan tipe Project Based Learning, (3) Standarisasi atau uji kelayakan atau uji kelayakan penuntun praktikum kepada validator guru dan Dosen, (4) Implementasi penuntun praktikum kepada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sigli, (5) Menganalisis efektifitas penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning pada pembelajaran elektrolit dan non elektrolit yang telah diuji cobakan. Hasil uji kelayakan penuntun praktikum tipe Discovery 3.41 dan penuntun praktikum tipe Project Based Learning 3.50. Sedangkan efektifitas penggunaan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning yang dilihat dari hasil belajar siswa diketahui bahwa kelas eksperimen I yang menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery rata-rata 86.00 dengan peningkatan hasil belajar 71.4% sedangkan kelas eksperimen II yang menggunakan penuntun praktikum tipe Project Based Learning rata-rata 81.75 dengan peningkatan hasil belajar sebesar 58.8%. Maka dapat disimpulkan bahwa penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning layak untuk digunakan sebagai penuntun praktikum di sekolah, dengan peningkatan hasil belajar menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan penuntun praktikum tipe Project Based Learning.

Kata Kunci : Pengembangan Penuntun Praktikum, Tipe Discovery, Tipe Project Based Learning.

(7)

ii ABSTRACT

Zakiah. Nim 8136141013. Practical Guidance Development Discovery mode and the type of Project Based Learning on Electrolytes and Non-Electrolytes. Thesis. Terrain: Chemistry Graduate Study Program Medan State University, 2015 ..

This research is the development of practical guidance in the field of chemical education. The purpose of this research are (1) Obtain practical guide Discovery types and the type of Project Based Learning, (2) a significant difference to improving the learning outcomes that learned by using practical guidance Discovery types and the type of Project Based Learning, (3) The effectiveness of the learning process that is learned with using practical guide Discovery types and the type of Project Based Learning. The stages in this study were (1) syntax analysis Discovery learning model and Project Based Learning to know the chemistry lab guiding components in accordance with the type of Discovery and the type of Project Based Learning, (2) Prepare and develop chemistry lab guiding electrolyte and non-electrolyte material suitable with syntax type of Discovery and the type of Project Based Learning, (3) standardization or feasibility or feasibility test lab guide to the validator teachers and lecturers, (4) Implementation of practical guidance to students of class X SMA 2 Sigli, (5) to analyze the effectiveness of practical guidance Discovery types and the type of Project Based Learning in learning electrolyte and non-electrolyte that has been tested. The results of the feasibility test lab guides Discovery types 3:41 and practical guide type Project Based Learning 3:50. While the effectiveness of the use of practical guides Discovery types and the type of Project Based Learning is seen from the results of student learning in mind that the first experimental class that uses practical guide type Discovery 86.00 average with 71.4% increase in learning outcomes while using the experimental class II type Project Based practical guide Learning average of 81.75 with an increase of 58.8% learning outcomes. It can be concluded that the practical guidance Discovery types and the type of Project Based Learning feasible to be used as a guide practice in schools, with increased learning outcomes using practical guidance Discovery types of higher value than the type of practical guidance Project Based Learning.

(8)

v

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 7

2.1.1. Pengertian Pembelajaran 10

2.1.2.Pengertian Hasil Belajar 11

2.1.3. Kerangka Pembelajaran 12

2.1.4. Penuntun Praktkum Dalam Pembelajaran Kimia 14 2.1.5. Praktikum Dalam Proses Belajar Mengajar Kimia 15

2.2. Hakikat Pendekatan Ilmiah 16

2.2.1. Pengertian Pendekatan Ilmiah 16

2.2.3. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik 19 2.2.3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah 21

2.2.4. Tujuan Pendekatan Ilmiah 21

2.3. Pendekatan Ilmiah Dengan Metode PjBL 22

2.3.1. Metode PjBL 22

(9)

vi

2.4.1. Metode Discovery 25

2.5. Kerangka Konseptual 27

2.6. Kajian Literatur 29

3.3.2. Desain Penelitian 32

3.4 Prosedur Penelitian 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data 34

3.6 Teknik Analisis Data 36

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Umum Penelitian 38

4.2 Pengembangan Penuntun Praktikum 39

4.3 Analisis Penuntun Praktikum Kimia yang Telah Dikembangkan 42

1.Aspek Cakupan Praktikum 44

2.Aspek Sistematika Penyajian 46

3.Aspek Mengandung Wawasan Pruduktifitas 48

4.Aspek Merangsang Keingintahuan 50

5.Aspek Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill) 52

6.Aspek Desain 53

7.Aspek Bahasa 55

4.4. Standarisasi Penuntun Praktiukum Kimia Kelas X Semster 2 56 4.5. Standarisasi Penuntun Praktikum Elektrolit dan Non Elektrolit 58

(10)

vii

4.6.1 Uji Normalitas 63

4.6.2. Homogenitas Data 63

4.6.3. Efektifitas Penuntun Praktikum Tipe Discovey dan Tipe Project

Based Learning 64

4.7 Analisis Pembelajaran 65

7.1.Kelas Eksperimen I 65

7.2.Kelas Eksperimen II 66

4.8 Pemabahasan Hasil Penelitian 67

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

A. Kesimpulan 71

B. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA 74

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Dimensi Pengetahuan dan Keterampilan 19

Tabel 2.2. Kajian Literatur 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Pada Pokok Bahasan Elektrolit dan Non Elektrolit Tipe Discovery dan Tipe Project Based Laearning untuk SMA Kelas X Melalui

Pendekatan Ilmiah 31

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kimia Pada Kelas Eksperimen I dan

Eksperimen II 102

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data (One-Sample Kolmogorov

SmirnovTest) 102

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Aspek yang Tercakup dalam Pendekatan Saintifik 13 Gambar 2.2. Sintak Model Project Based Learning 23

Gambar 2.3. Sintak Model Discovery 26

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia tipe Discovery dan tipe Project Based Learning pada Pembelajaran Elektrolit dan non elektrolit Di SMA 33 Gambar 4.1. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Cakupan Praktikum 45 Gambar 4.2. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Sistematika Penyajian 47 Gambar 4.3. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Mengandung Wawasan

Pruduktifitas 49

Gambar 4.4. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning BerdasarkanMerangsang Keingintahuan 51 Gambar 4.5. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning BerdasarkanMengembangkan Kecakapan

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 77

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning 79 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Discovery 82 Lampiran 4. Intrumen dan kunci Jawaban yang Digunakan untuk Penuntun Praktikum Discovery dan Project Based Learning 85 Lampiran 5. Tabulasi Hasil Jawaban Angket Guru dan Dosen 95 Lampiran 6. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen I 97 Lampiran 7. Tabulasi Hasil Jawaban Posttest Kelas Eksperimen I 98 Lampiran 8. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen II 99 Lampiran 9. Tabulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Eksperimen II 100 Lampiran 10. Distribusi Data Penelitan Penuntun Praktikum Tipe Discovery

dan Tipe Project Based Learning 101 Lampiran 11. Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Penelitian 102 Lampiran 12. Angket Kelayakan Penuntun Praktikum Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X Tipe Project Based Learning 104 Lampiran 13. Angket Kelayakan Penuntun Praktikum Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X Tipe Discovery 105 Lampiran 14. Penuntun Praktikum Discovery dan Project Based Learning

Elektrolit dan non Elektrolit untuk Guru dan Siswa 106

(14)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Aspek yang Tercakup dalam Pendekatan Saintifik 13 Gambar 2.2. Sintak Model Project Based Learning 23

Gambar 2.3. Sintak Model Discovery 26

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia tipe Discovery dan tipe Project Based Learning pada Pembelajaran Elektrolit dan non elektrolit Di SMA 33 Gambar 4.1. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Cakupan Praktikum 45 Gambar 4.2. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Sistematika Penyajian 47 Gambar 4.3. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning Berdasarkan Mengandung Wawasan

Pruduktifitas 49

Gambar 4.4. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning BerdasarkanMerangsang Keingintahuan 51 Gambar 4.5. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning BerdasarkanMengembangkan Kecakapan

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Dimensi Pengetahuan dan Keterampilan 19

Tabel 2.2. Kajian Literatur 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian 31

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kimia Pada Kelas Eksperimen I dan

Eksperimen II 102

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data (One-Sample Kolmogorov

SmirnovTest) 102

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 77

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning 79 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Discovery 82 Lampiran 4. Intrumen dan kunci Jawaban yang Digunakan untuk Penuntun Praktikum Discovery dan Project Based Learning 85 Lampiran 5. Tabulasi Hasil Jawaban Angket Guru dan Dosen 95 Lampiran 6. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen I 97 Lampiran 7. Tabulasi Hasil Jawaban Posttest Kelas Eksperimen I 98 Lampiran 8. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen II 99 Lampiran 9. Tabulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Eksperimen II 100 Lampiran 10. Distribusi Data Penelitan Penuntun Praktikum Tipe Discovery

dan Tipe Project Based Learning 101

Lampiran 11. Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Penelitian 102 Lampiran 12. Angket Kelayakan Penuntun Praktikum Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X Tipe Project Based Learning 104 Lampiran 13. Angket Kelayakan Penuntun Praktikum Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X Tipe Discovery 105 Lampiran 14. Penuntun Praktikum Discovery dan Project Based Learning Elektrolit dan non Elektrolit untuk Guru dan Siswa 106

(18)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis samapiakan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmad dan Karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul: “PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM TIPE DISCOVERY DAN TIPE PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMA” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan.

(19)

iv

abang Fakhrurrazi serta sanak keluarga yang sesalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelasaikan tesis ini. Dan teristimewa lagi untuk Muhammad Nur S.Pd. yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di UNIMED.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan angkatan ke-XXIII tahun ajaran 2013 Prodi Pendidikan Kimia Pascasarjana UNIMED, bg ilfan, salim, henny, nesfi, uswatun, rahmi, kiki, kak putri, kak maryana, devi, rina yang telah memberikan semangat dan doa sehingga tesis ini dapat terselesaikan

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, 18 Maret 2015 Penulis

Zakiah

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

(21)

2

padahal materi ini yang lebih penting dalam ilmu kimia. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas ini maka sebagai pendidik seharusnyalah menyapaikan cara-cara baru untuk mengatasi fenomena-fenomena tersebut.

Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik (Permendikbud No 59 Tahun 2014). Standar proses mengenai kegiatan pembelajaran haruslah dikembangkan melalui pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku. Oleh karena itu, standar proses tersebut sekarang ini dikembangkan melalui kurikulum.

(22)

3

Carin & Sund dalam Tatli (2011) menyebutkan bahwa hakikat ilmu kimia meliputi scientific product, scientific processes, dan scientific attitudes. Ilmu kimia yang meliputi fakta, konsep, prinsip diperoleh melalui serangkaian proses penemuan ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Ilmu kimia diajarkan dengan cara berproses, berbasis aktivitas nyata melalui cara mengajar yang berorientasi pada proses ilmiah. Serangkaian proses pada pembelajaran ilmu kimia yang khususnya pada pelajaran ilmu kimia di sekolah dapat memberikan suatu pengalaman nyata bagi peserta didik. Hal ini sesuai dengan filosofi belajar menurut teori konstruktivisme bahwa peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata sehingga menjadi lebih bermakna (Baharudin & Esa 2008).

(23)

4

Ratumanan dalam Trianto (2007) Pembelajaran dengan pendekatan Discovery yaitu melatih peserta didik untuk mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri berdasarkan temuannya atau menemukan lagi sesuatu yang ditemukan dengan membuktikan kembali. Itu berartinya, melalui pendekatan Discovery yang memberikan kesempatan kepada peserta didik yang mengembangkan ide dan gagasan dalam usaha untuk memecahkan masalah. Pembelajaran dengan pendekatan Discovery juga dapat lebih memberikan pemahaman kepada siswa dan lebih mudah diingat serta lebih lama melekat. Metode pembelajaran Project Based Learning adalah salah satu pendekatan saintifik yang lebih alternatif untuk

diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning merupakan metode pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa dalam memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

(24)

5

untuk mengingat hal-hal yang telah dicapainnya secara permanen. Sedangkan menurut (Bryant & Edmunt, 1987; Bekar, 1996; Algan, 1999; Bagci dan Simsek, 1999) banyak peneliti di bidang pendidikan/pembelajaran ilmu kimia mengakui bahwa studi laboratorium dapat meningkatkan minat dan kemampuan peserta didik pada materi pembelajaran tersebut.

Menurut Barnea. et.all (2010) bahwa kegiatan laboratorium memiliki peran penting dalam pembelajaran ilmu kimia, dan telah menunjukkan bahwa banyak manfaat diperoleh dari peserta didik yang terlibat dalam kegiatan laboratorium tersebut. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas pendidikan yang melekukan percobaan di laboratorium dalam pendidikan sains dalam memfasilitasi pencapaian kognitif, afektif, dan tujuan praktis.

(25)

6

Keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar dikelas secara ideal serta tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai peserta didik terkadang membuat para guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang dilakukan peserta didik. Banyak kendala yang dialami guru dalam memaksimalkan kegiatan praktikum peserta didik. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, anatara lain: Tuysuz (2010) terdapat kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah, diantaranya belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang dapat mengarahkan siswa ketika praktikum, guru juga belum memiliki panduan dalam menilai ketrampilan proses sains dan sikap ilmiah, bahan dan alat praktikum kimia yang mahal juga menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum kimia disekolah.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan pengembangan penuntun praktikum kimia SMA dalam bentuk sebuah penuntun praktikum. Alur pelaksanaan praktikumnya disusun sesuai dengan pendekatan ilmiah. Dengan demikian, penulis/peneliti untuk mencoba menulis tentang Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery dan Tipe Projek Based Learning pada Pembelajaran Elektrolit Dan Non Elektrolit di SMA

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

(26)

7

2) Bentuk penuntun praktikum kimia pada pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit untuk SMA kelas X.

3) Efektifitas pembelajaran kimia dengan menggunakan penuntun praktikum pada pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit untuk SMA kelas X berdasarkan tipe Project Based Learning.

4) Efektifitas pembelajaran kimia dengan menggunakan penuntun praktikum pada pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit untuk SMA kelas X berdasarkan tipe Discovery.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

1) Dua jenis pendekatan ilmiah tersebut adalah tipe Discovery dan tipe Project Based Learning.

2) Efektifitas pembelajaran tersebut didasarkan pada hasil belajar peserta didik.

3) Hasil belajar peserta didik yang akan diukur dibatasi pada ranah kognitif dari taksonomi Bloom yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), serta pada ranah afektif dan ranah piskomotorik.

1.4. Rumusan Masalah

(27)

8

masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah terdapat penunutun praktikum berdasarkan sintak-sintak tipe

Discovery dan tipe Project Based Learning?

2) Apakah terdapat penuntun praktikum kimia tipe Discovery dan tipe Project Based Learning?

3) Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar secara signifikan anatara yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery dengan tipe Project Based Learning?

4) Apakah terdapat efektifitas proses pembelajaran yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery dengan tipe Project Based Learning?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini yang bertujuan untuk:

1) Mendapatkan penunutun praktikum berdasarkan sintak-sintak tipe Discovery dan tipe Project Based Learning

2) Mendapatkan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning.

3) Perbedaan peningkatan hasil belajar secara signifikan yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning.

(28)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Untuk guru kimia, penambahan penuntun kimia pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit untuk mengajar.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik dalam melakukan praktikum kimia pada pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit

untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.

(29)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengembangan penuntun praktikum berdasrakan sintak-sintak tipe Discovery dan tipe Project Based Learning. Penuntun praktikum tipe Discovery yang disusun dengan prosedur dan langkah kerja yang jelas sesuai dengan tipe Discovery berdasarkan alat dan bahannya digunakan yang ada dalam laboratorium, sedangkan penuntun praktikum tipe Project Based Learning dengan prosedur dan langkah kerja harus dirancang sendiri dari mulai mempersiapkan alat dan bahan siswa harus menemukan sendiri yang ada didalam lingkungan sekitar.

2. Terdapat penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning yang telah divalidasi berdasarkan saran atau masukan dari 20 orang guru dan 1 orang dosen, terdapat 7 aspek dalam uji kelayakan sebuah penuntun praktikum pada aspek yang pertama berdasarkan cakupan praktikum, aspek yang kedua sistematika penyajian, aspek yang ketiga mengandung wawasan produktifitas, aspek keempat merangsang keingintahuan, aspek kelima Aspek Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill), aspek keenam aspek desain, dan aspek ketujuh bahasa pada penuntun praktikum tipe Discovery dan tipe Project Based Learning yaitu semua sangat layak digunakan dan tidak perlu revisi.

(30)

72

perbedaan hasil belajar antara penuntun praktikum tipe Discovery dengan tipe Project Based Learning pada materi elektrolit dan non elektrolit di SMA Negeri

2 Sigli kelas X semester 2 yang menggunakan kurikulum 2013 dan diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen I yang menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery adalah 86,00 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 77% dan nilai rata-rata kelas eksperimen II yang menggunakan penuntun praktikum tipe Project Based Learning adalah 81.75 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 72%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan penuntun praktikum tipe Discovery lebih tinggi nilainya dari pada siswa yang menggunakan penuntun praktikum tipe Project Based Learning. 4. Berdasarkan dari hasil pembahasan yang lebih efektifitas digunakan penuntun

praktikum untuk proses belajar mengajar terkhususnya pada materi elektrolit dan non elektrolit yaitu penuntun praktikum tipe Discovery lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan penuntun praktikum tipe Project Based Learning, jadi yang lebih efektifitas digunakan adalah penuntun praktikum tipe Discovery.

B. SARAN

Adapun yang dapat disarankan berdasarkan hasil data penelitian bahwa: 1.Bagi para guru dan peneliti

(31)

73

untuk mengembangkan diri melalui potensi bahan ajar berupa penuntun praktikum dan modalitas yang ada dalam dirinya sehingga salah satu yang menjadi perhatian bagi guru agar memanfaatkan potensi itu semaksimal mungkin swhingga siswa memiliki kebebasan mengembangkan diri melalui kegiatan praktikum yang membuat mereka lebih cepat belajarnya di kelas dan lebih mudah untuk memahaminya dalam belajar dan tidak mengganggu siswa yang lain. Walaupun dengan melakukan praktikum bukanlah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, diharapkan dengan pemahaman yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

2.Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk lebih giat melatih diri dalam berpikir dan memahami berbagai permasalahan dengan mengembangkan rasa keingintahuannya sehingga siswa mampu mengoptimalisasikan kegiatan belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas.

3.Bagi Peneliti Lain

(32)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abidin., Yunus. (2014), Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, PT Refika Aditama: Bandung

Algan, S. (1999). The Influence of the computer based physics teaching on the success of the student and modern mathematics and science programs applied in turkey in the years between 1962 and 1985. Ankara: Gazi University, Institute of Science (Unpublished MasterThesis).

Anonim., Pengertian Pembelajaran http://krisna.uns.ac.id/2009/10/19pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran diakses tanggal 7 Desember 2014

Arifin, M., (2000), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI; Bandung

Arikunto, S., (2003)., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Aydin, S., Aydemir, N., Boz, Y., Dindar, A.C., Bektas, O., (2009), The Contribution of Constructivist Instruction Accompanied by Concept Mapping in Enhancing Pre-service chemistry teachers’ conceptual understanding of chemistry in the laboratory course, J. Sci. Edu Technol, 18:518-534

Baharudin., Esa, Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar Ruzz; Yogyakarta

Bagci, N., Simsek, S. (1999). The influence of different teaching methods in teaching physics subjects on student’s success, The Journal of Gazi Education Faculty. 19(3), 7988 Situmorang (2009)

Baker, M., & Bielaczyc, K. (1996). Missed opportunities for learning in collaborative problem-solving interactions. In J. Greer (Ed.), Proceedings of AI-ED ’95: World Conference on Artificial Intelligence in Education (pp. 210–220). Washington, D.C.:Association for the Advancement of Computing in Education (AACE).

Bernard, R.M., Abrami, P.C., Lou, Y., Borokhovski, E., Wade, A., & Wozney, L. (2004). How does distance education compare with classroom instruction? A meta-analysis of the empirical literature. Review of Educational Research, 74(3), 379–439.

(33)

75

Bilek, M., dan Skalicka, P., (2009), Real, Virtual Laboratories Together in General Chemistry Together in General Chemistry Education: Starting Points For Research Project,

Bruner, J.S. (1990). Acts of meaning. Cambridge, MA: Harvard University Press. Bryant, R. J., Edmunt, A. M. (1987). They like lab-centered science. The Science

Teacher, 54(8), 42-45.

Campbell, T. dan Bohn, C., (2008), Science Laboratory Experiences of High School Students Across One State in the U.S, Descriptive Research from the Classroom, Science Educator 17(1): 36-44

Daryanto,. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta. Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono., (2009)., Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fauziah, R. et all. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Invotec, 9(2): 165-178.

Feyzioglu, B. 2009. An Investigation of the relationship between Science process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievementin Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education 6(3):114-132

Gabel DL, Samuel KV, Hunn D., (1987), Understading the Particulate Nature of Matter, J Chem Educ 64(8):695-697

Hake, Richard., (1999). Analyzing Chage/gain Scores (online) melalui : http//www.phyysics.indian.edu/-sdi/AnalyzingChange.Gain.Pdf.

Laurens., Joyce M. 2008. Integrasi Riset dan Desain Sebuah Pendekatan Dalam Pembelajaran Distudio Perancangan, jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Prosesional . Denpasar 9 (10)

Marjan, J., (2014). Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha volume 4 tahun 2012

(34)

76

Nurul, H. 2013. Pengertian dan Langkah-Langkah Saintifik.

http://www.nurulhidayah.net/879-pengertian-dan-langkah-pembelajaransaintifik. html#!prettyPhoto

Nakhel, MB. (1992). Why Some Students Don’t Learn Chemestry. J Chem Educ, 69:191-196.

Permendikbud No. 59 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menegah

Sujnana, Nana., (2005), Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja:Bandung

Suprijono, A., (2009), Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Supranata, S., (2005)., Analisis, Validasi, Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tatli Z. (2011). Development, Application and Evaluation of Virtual Chemistry Laboratory Experiments for "Chemical Changes" Unit at Secondary School 9th Grade Curriculum.PhD. Karadeniz Technical University.

Temel, H., Oral, B., Avanoglu, Y., (2000). Kimya Ogrencilarinin Deneye Yonelik Tutumlari Ile Titrimetri Deneylenerini Planlama Ve Uygulamaya Iliskin Bilgi Ve Becerileri Arasindaki Iliskinin Degerlendirilmesi. Cagdas Egitim Dergisi, 264, 32-38.

Tezcan, H., & Bilgin, E. (2004). Affects of laboratory method and other factors on the student success in the teaching of the solvation subject at the high schools. J Gazi Educ Fac , 24:175-191.

Trianto, (2007) Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorentasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta

Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Gambar

Tabel 2.1. Dimensi Pengetahuan dan Keterampilan

Referensi

Dokumen terkait

Namun, mereka lupa bahwa pesantren yang telah bertahan selama berabad-abad adalah lembaga pendidikan yang memiliki kekuatan mental budaya yang tangguh dan sistem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU tentang cara penanganan dental

Beraneka ragam ikan, kepiting (ketam) dan ran- jungan. Jenis rumput-rumputan laut yang dapat dimanfaatkan untuk kosmetik maupun obat- obatan. Di samping potensi lahan

Kerangka Pikir Penelitian Proses Perumusan Kebijakan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru dalam Jabatan Sebagai Tenaga Profesional ... Proses Penelitian Permasalahan Sosial

Perbandingan klasifikasi arus harmonisa pengukuran pada Variable speed drive setelah pemasanga passive single tuned filter berdasarkan standar IEC61000-3-2 Kelas A

• Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang materi karakteristik komponen dan sirkit instalasi tenaga tegangan rendah tiga fasa yang digunakan untuk

Penelitian suplementasi kapsul ekstrak ikan gabus yang dilakukan selama 21 hari ini merupakan penelitian uji kuasi eksperimental dengan pre and post test design

dalam Khuzani (2008) mengatakan bahwa karyawan yang diberdayakan memiliki empat karakteristik umum yakni, mempunyai rasa Self-determination, rasa Meaning, rasa