• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK HIKAYAT “SI MISKIN” SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK HIKAYAT “SI MISKIN” SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD TERHADAP

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK HIKAYAT “SI MISKIN” SISWA KELAS X SMA

NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NOVRI YANTI SITOMPUL

NIM 2113111058

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Novri Yanti Sitompul, NIM 2113111058 dilahirkan pada tanggal 25 Oktober

1993 di Medan. Ayah bernama Jihar Sitompul dan Ibu bernama Teen Nababan. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar di SD Sultan Iskandar Muda pada tahun 2005. Melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Sultan Iskandar Muda dan menamatkannya pada tahun

2008. Selanjutnya menjalani Sekolah Menengah Atas di SMA Sultan Iskandar Muda

dan selesai pada tahun 2011. Selanjutnya penulis menyelesaikan studi serta memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada tahun 2015 dengan judul skripsi “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur

Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Siswa Kelas X SMANegeri 15 Medan Tahun

(7)

i

ABSTRAK

Novri Yanti Sitompul, NIM 2113111058, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Divisions (STAD) terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/ S1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievment Divisions (STAD) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat “Si Miskin” siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu atau quasi experimental research. Desain penelitian yang digunakan adalah two group post-test design yaitu model eksperimen yang melibatkan perlakuan berbeda terhadap dua kelas.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 456 siswa. Berdasarkan jumlah populasi tersebut maka ditetapkan sampel sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen (variabel X) dan 40 siswa kelas kontrol (variabel Y). Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan teknik bertujuan atau purposive sampling. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan adalah tes pilihan berganda.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, variabel X memperoleh rata-rata sebesar 87,375 dan standar deviasi sebesar 7,825 sedangkan variabel Y memperoleh rata-rata sebesar 79,5 dan standar deviasi sebsar 8,652. Berdasarkan uji normalitas data variabel eksperimen diperoleh Lhitung < Ltabel yaitu 0,1382 < 0,14 maka dapat dinyatakan bahwa data variabel X berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas yang dilakukan pada variabel kontrol diperoleh Lhitung <

Ltabel yaitu 0,130 < 0,14 hal ini menunjukkan bahwa data variabel Y berdistribusi

normal. Kemudian berdasarkan uji homogenitas variabel penelitian diperoleh nilai Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu 1,213 < 1,705 , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan maka diperoleh to sebesar 4,278 setelah to diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk = (n1+n2-2) = 40+40–2= 78, dari dk 78 diperoleh ttabel pada taraf signifikansi 5% = 1,993. karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 4,278 > 1,993, maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievment Divisions (STAD) lebih berpengaruh daripada model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat “Si Miskin” siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan pengetahuan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul

Skripsi ini adalah Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Team Achievment Divisions (STAD) terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari doa, semangat, dan motivasi dari

beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr Syawal Gulom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan dan para Wakil Dekan serta seluruh Staf

Pegawai Administrasi.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Syahrial Fahmy Dalimunthe, S.Sos, M.I. Kom., selaku Sekretaris Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd., selaku Dosen Pengarah.

9. Drs. James Silalahi, selaku Dosen Pengarah.

10.Bapak/ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan.

11.Drs. Darwin Siregar, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 15 Medan dan

K. Lumbanbatu, S.Pd, M.Si., selaku PKS I yang telah memberikan izin

(9)

iii

seluruh Guru, staf pegawai serta siswa SMA Negeri 15 Medan yang telah

meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis selama proses

penelitian berlangsung.

12.Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Jihar Sitompul dan Ibunda

Teen Nababan yang telah memberikan motivasi moril dan materi selama

penulis mengenyam pendidikan serta memberikan dukungan, doa, dan

perhatian kepada penulis selama proses penyusunan Skripsi berlangsung.

13.Kedua saudara penulis Adik Leo Nardo Sitompul dan Adik Roberto

Sitompul yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan

dukungan yang luar biasa.

14.Teman seperjuangan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terkhusus

teman-teman reguler A stambuk 2011 yang saling memberikan dukungan

dan semangat. Juga tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada keluargaku “Beibh Familly” Akdes, Devi, Lita, Rita, Vricsil, Sariduma, dan Triwulan atas canda tawa, susah dan senang yang sudah

kita lewati selama delapan semester ini.

15.Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih, semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada bidang Bahasa

dan Sastra Indonesia.

Medan, April 2015

Penulis,

Novri Yanti Sitompul

(10)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kerangka Teoretis ... 12

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)... 12

(a) Pengertian Model Pembelajaran ... 12

(b) Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

(11)

v

(d) Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Divsions (STAD) ... 16

(e) Tujuan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divsions (STAD) ... 21

(f) Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divsions (STAD) ... 21

2. Model Pembelajaran Ekspositori ... 22

(a) Pengertian Model Pembelajaran Ekspositori... 22

(b) Langkah-langkah Model Pembelajaran Ekspositori ... 23

(c) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Ekspositori ... 24

3. Hakikat Hikayat ... 25

(a) Sastra Melayu Klasik ... 25

(b) Ciri-ciri Sastra Melayu Klasik ... 25

(c) Pengertian Hikayat ... 26

(d) Hikayat “Si Miskin” ... 26

(e) Unsur Intrinsik Hikayat ... 28

B. Kerangka Konseptual... 33

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

(12)

vi

2. Sampel Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian ... 37

D. Desain Penelitian ... 37

E. Definisi Operasional Variabel ... 38

F. Jalannya Eksperimen ... 39

G. Instrumen Penelitian ... 44

1. Uji Validitas Tes ... 45

2. Uji Reliabilitas Tes ... 46

3. Indeks Tingkat kesukaran Tes ... 47

4. Daya Beda Tes... 47

H. Teknik Analisis Data ... 48

I. Uji Persyaratan Analisis Data ... 50

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Homogenitas ... 51

3. Uji Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

B. Analisis Data ... 56

1. Analisis Data Kemampuann Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat dengan Menerapkan Model Kooperatif Tipe STAD ... 56

2. Analisis Data Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat dengan Menerapkan Model Ekspositori ... 58

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 61

(13)

vii

(a) Uji Normalitas Kemampuan Mengidentifikasi Unsur

Intrinsik Hikayat dengan Menerapkan Model Kooperatif

Tipe STAD ... 61

(b) Uji Normalitas Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat dengan Menerapkan Model Ekspositori ... 63

2. Uji Homogenitas ... 65

3. Uji Hipotesis ... 67

D. Temuan Hasil Peneitian ... 68

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Membagi Siswa ke dalam Tim ... 17

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 19

Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 19

Tabel 2.4 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 20

Tabel 2.5 Penggambaran dan Pengembangan Karakter Tokoh ... 31

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 36

Tabel 3.2 Jalannya Eksperimen ... 38

Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 39

Tabel 3.4 Jalannya Eksperimen dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 42

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat ... 45

Tabel 3.6 Kategori Skor dan Penilaian ... 45

Tabel 4.1 Hasil Tes Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Kelas Eksperimen (X1) ... 53

Tabel 4.2 Hasil Tes Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” dengan Model Pembelajaran Ekspositori untuk Kelas Kontrol (X2) ... 55

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat Kelas Eksperimen (Variabel X1) ... 56

(15)

ix

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Mengidentifikasi Unsur

Intrinsik Hikayat Kelas Kontrol (Variabel Y) ... 58

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.7 Uji Normalitas Variabel X (STAD) ... 62

Tabel 4.8 Uji Normalitas Variabel Y (Ekspositori) ... 63

Tabel 4.9 Uji Homogenitas ... 67

(16)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Skor Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas

Eksperimen Dengan Model Pembelajaran STAD ... 58

Gambar 4.2 Skor Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas

Eksperimen Dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 60

Gambar 4.3 Perbandingan Identifikasi Kecenderungan Hasil Mengidentifikasi

Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas Eksperimen dan

(17)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 78

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) Model Kooperatif Tipe STAD Kelas Eksperimen ... 79

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) Model Ekspositori Kelas Kontrol ... 86

Lampiran 4 Hikayat Si Miskin ... 91

Lampiran 5 Tes Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas Eksperimen ... 94

Lampiran 6 Tes Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas Kontrol ... 101

Lampiran 7 Kunci Jawaban ... 108

Lampiran 8 Tabel Perhitungan Validitas Tes ... 109

Lampiran 9 Tabel Perhitungan Reliabilitas Tes ... 110

Lampiran 10 Tabel Perhitungan Daya Beda Tes ... 111

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes ... 112

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 115

Lampiran 13 Perhitungan Indeks Kesukaran Tes ... 117

Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda Tes... 119

Lampiran 15 Nilai-nilai r Product Moment... 122

Lampiran 16 Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors ... 123

Lampiran 17 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 124

Lampiran 18 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F ... 125

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil cipta manusia yang lahir dari ekspresi jiwa

seorang pengarang. Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu, kesusastraan klasik dan kesusastraan baru. Adapun perbedaan antara

sastra klasik dan sastra baru adalah: (1) puisi pada sastra klasik berbentuk terikat

dan kaku sedangkan pada sastra baru bersifat bebas, (2) prosa lama bersifat statis

sedangkan prosa baru bersifat dinamis, (3) sastra klasik bersifat istana sentris

sedangkan sastra baru bersifat sentris, (4) prosa lama hampir seluruhnya

berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal dan

fantasi sedangkan prosa baru berbentuk roman, novel, kisah, drama, dan

berlandaskan pada dunia nyata, (5) sastra klasik dipengaruhi oleh kesusastraan

Hindu dan Arab sedangkan sastra baru dipengaruhi oleh kesusastraan Barat, (6)

sastra klasik bersifat anonim sedangkan sastra baru diketahui nama pengarangnya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X SMA untuk

mata pelajaran Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa kemampuan mengidentifikasi

unsur intrinsik terdapat pada KD 15.1 yaitu mengidentifikasi karakteristik unsur

intrinsik sastra Melayu klasik. Karya sastra Melayu klasik dikenal dalam dua

bentuk yaitu prosa dan puisi. Karya sastra berbentuk prosa seperti dongeng, fabel,

legenda, mythe, sejarah, hikayat, cerita panji sedangkan bentuk puisi di antaranya

(19)

2

Salah satu karya sastra Melayu klasik yang dipelajari di kelas X adalah

Hikayat. Hikayat merupakan bagian dari sastra Melayu klasik berbentuk prosa.

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa terutama dalam Bahasa Melayu

yang berisikan tetang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang

kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian,

serta mukjizat tokoh utama. Hikayat menceritakan nilai-nilai moral kemanusiaan

dengan latar tempat daerah kerajaan.

Perbedaan latar suasana yang jauh berbeda dengan zaman sekarang

ternyata menjadi salah satu faktor siswa kurang mampu memahami hikayat. Huda

(2009:102) menyatakan, “Latar suasana yang berbeda dengan zaman sekarang

terkadang menjadi kendala bagi para siswa untuk memahami makna dan

mengidentifikasi hikayat.” Latar yang terdapat pada hikayat/sastra melayu klasik

sebagian besar menceritakan tentang istana kerajaan yang sangat megah dan elok.

Berikut ini adalah contoh nama-nama istana yang terdapat pada salah satu hikayat

yaitu Hikayat Raja Kerang; istana Raja Bikrama Indra (MBI) di Negeri Biranta

Pura Dewa, istana Indra Laksana di negeri Biranta Pura Dewa, istana Maharaja

Saharasa Lela di Negeri Panca Negara, istana Maharaja Prabu Dewa di Negeri,

istana Maharaja Braja Dewa di negeri Banjaran Indra, dan lain sebagainya.

Penggambaran fisik yang menonjol pada istana adalah istana-istana megah yang

bertahtakan berlian dan sangat luas.

Adapun beberapa latar tempat selain istana adalah hutan, gunung, bukit,

laut, pantai, langit, khayangan, kapal layar, serta perkampungan yang sangat jauh

dari moderen. Penggambaran hutan yang terdapat pada hikayat biasa adalah

(20)

3

kehidupan di sekeliling istana raja dan desa-desa rakyat biasa. Gunung-gunung

yang dihuni oleh raksasa, khayangan tempat tinggal dewa, serta langit yang dapat

menjadi arena pertempuran. Hal ini dipertegas Ekawati (2015:3) yang menyatakan

bahwa pemahaman siswa terhadap hikayat bukanlah hal mudah bila dibandingkan

dengan memahami cerita fiksi lainnya. Hal ini dikarenakan suasana kehidupan

siswa sekarang ini jauh berbeda dengan kondisi yang ada di masa lalu. Siswa akan

berusaha mengimajinasikan kehidupan istana yang tidak pernah dialami

sebelumnya.

Penggambaran tokoh/karakter yang terdapat pada hikayat berkisah tentang

raja-raja, permaisuri, dan puteri dalam kehidupan istana. Pemilihan nama

Maharaja, Raja, Putri, Dayang, dll. merupakan salah satu ciri penunjukkan

identitas pelaku. Maharaja ditujukan sebagai gelar sang raja yang berkuasa. Raja

adalah gelar pangeran atau putra raja, sedangkan putri adalah gelar untuk

permaisuri atau putri kerajaan. Gelar-gelar kebangsawanan ini juga menjadi salah

satu yang menjadi kesulitan siswa dalam memahami hikayat mengingat tokoh

tersebut hanya ada pada cerita fiksi dan bukan di kehidupan nyata.

Selain berdasarkan latar suasana dan tokoh yang terdapat dalam hikayat,

bahasa yang digunakan dalam hikayat masih dipegaruhi oleh bahasa Melayu atau

bahasa yang kurang dimengerti oleh siswa, akibatnya siswa menjadi kurang

berminat mempelajari Sastra Melayu Klasik. Hikayat yang merupakan naskah

lama dipandang kurang menarik, karena bentuk dan bahasanya yang masih klasik.

Hikayat biasanya masih berbahasa Melayu lama atau bahasa daerah. Pernyataan

tersebut sejalan dengan pendapat Rusyana (1999:3), yang menyatakan bahwa

(21)

4

sastra Melayu klasik sehingga karya-karya itu kurang diapresiasi oleh masyarakat,

bahkan oleh masyarakat daerahnya. Hal ini dikarenakan karya-karya tersebut

masih menggunakan bahasa lama, yang berasal dari masa lalu, sehingga

menimbulkan kesulitan dalam memahaminya.

Kesulitan memahami bahasa yang terdapat pada sastra Melayu klasik ini

semakin dipersulit dengan banyaknya karya sastra yang bertuliskan dalam bahasa

daerah masing-masing dan belum banyak yang diterjemahkan dan diperkenalkan

dengan bahasa Indonesia. Maka pembaca yang berminat untuk mengenal

hikayat/sastra Melayu klasik akan mendapat kesulitan untuk membacanya dan

sulit untuk memahami isi hikayat tersebut. Berikut ini adalah petikan bahasa

Melayu klasik yang terdapat pada Hikayat Raja Kerang,

Wa bihi nasta’inu (billahi) ala. Ini hikayat cerita daripada orang dahulu kala. Ada seorang raja di negeri Biranta Puradewa, terlalu amat besar kerajaan baginda. Seratus delapan bua negeri yang taluk kepadanya dan seribu dua ratus raja-raja yang kecil di bawanya, serta tujuh ratus hulubalang yang mengendarai kuda sembrani. Sekalian memakai ketupang besi horsana.

HRK pun banyak menggunakan majas dalam mengungkapkan bahasanya,

diantaranya adalah majas perbandingan,

Adapun paras tuan putri keempat itu terlalu elok seperti bunga setaman, tetapa yang terlebih elok parasnya tuan Putri Cahasari. Gilang gemilang cahayanya seperti bulan pernama empat belas hari bulan. Tiada dapat ditentang nyata seperti anak-anakan emas...

Ada pula majas hiperbola, seperti ... dan jikalau ia tersenyum menjadi hancurlah hatinya siapa yang ada.

Selain majas, dalam HRK pun terdapat pantun yang diungkapkan pelaku

untuk merayu atau untuk mengungkapkan kesedihan.

(22)

5

Jika geluga di dalam puan Rambut pun kusut bertali benang Selama adinda mendapat tuan Hati yang kusut menjadi senang

Berdasarkan kutipan, majas, dan pantun yang terdapat pada hikayat sastra

Melayu klasik tersebut sangat jelas terlihat perbedaan bahasa antara bahasa

Melayu klasik dengan bahasa Indonesia sekarang ini. Maka tidak heran jika siswa

tidak mampu memahami isi dari hikayat tersebut dengan baik. Kesulitan dalam

memahami hikayat dikarenakan bahasanya juga didukung dengan penelitian

Purnama (2010:1), yang memaparkan bahwa 65% siswa X-8 SMA Negeri 1

Ungaran tahun pelajaran 2009-2010 mengalami masalah untuk memahami sastra

Melayu klasik karena bahasanya. Dari hasil penelitian tersebut dipaparkan bahwa

rata-rata siswa belum mampu menyimpulkan tema, amanat, latar, dan perwatakan.

Tidak hanya berdasarkan latar suasana dan bahasa yang terdapat dalam

hikayat itu sendiri, ternyata proses pembelajaran yang berlangsung ketika

mengapresiasi hikayat juga harus diperhatikan. Salah satu yang paling

berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah guru. Faktor guru juga menjadi

faktor utama yang paling dominan dalam meningkatkan kemampuan siswa

mengapresiasi hikayat. Mu’minin (2010:17) menyatakan bahwa sesungguhnya

siswa lebih cenderung menyukai pembelajaran membaca karya fiksi dibandingkan

dengan nonfiksi. Namun demikian, dalam pelaksanaannya guru sering menemui

kendala dalam pembelajaran. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran membaca

karya fiksi karena model pembelajaran yang digunakan monoton dan

(23)

6

Ambarita (2010:106) menyatakan, “Salah satu penyebab kurangnya

kualitas pengajaran sastra adalah model pengajaran sastra yang di dominasi oleh

ceramah.” Siswa menjadi terbiasa dan lebih suka mendengarkan pengetahuan

tentang sastra yang disampaikan oleh guru, akibatnya siswa malas melakukan

kegiatan apresiasi sastra. Siswa berpikir bahwa tugas tersebut merupakan beban

berat bagi mereka. Ginting (2014:10) menyatakan bahwa dalam mengidentifikasi

unsur intrinsik hikayat sebanyak 18 siswa atau 50% siswa SMA Raksana Medan

kelas XI IPA-1 yang diberikan perlakuan dengan model ekspositori mendapatkan

kategori cukup sedangkan 50% atau sebanyak 18 siswa mendapatkan kategori

baik. Hal ini menandakan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur

intrinsik hikayat dengan kategori baik belum mendominasi. Hal ini didukung oleh

penelitian Harera (dalam Arianna 2014:2) yang menyatakan bahwa pembelajaran

sastra di sekolah dapat dikatakan monoton dan tidak bervariasi.

Swastika (2012:6) menyatakan bahwa proses pembelajaran sastra yang

cenderung monoton dan membosankan disebabkan karena proses pembelajaran

berpusat pada guru. Guru lebih banyak berceramah di depan siswa-siswanya

mengenai karya sastra. Pembelajaran lebih banyak dilisankan oleh guru ketika

menjelaskan ciri-ciri sastra, menunjukkan contoh sastra, hingga pada akhirnya

siswa diarahkan untuk mengerjakan soal yang ada di buku teks. Bahkan ada

sebuah penelitian/survei yang dilakukan oleh Warouw terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan guru di 12 SMP Negeri dan Swasta di Tondano

Kabupaten Minahasa. Warouw (2012:1) menyatakan bahwa sebanyak 27

responden dari 12 SMP Negeri dan Swasta di Tondano, 59,26% menjawab proses

(24)

7

yang menerapkan proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centered),

sedangkan sebanyak 3,70% menjawab proses pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan kedua paradigma tersebut sisanya sebanyak 7,41% tidak menjawab.

Dari beberapa faktor di atas, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik ialah faktor guru. Penyebab utama

rendahnya kemampuan mengapresiasi siswa yaitu guru masih menggunakan

model mengajar yang berpusat pada guru (teacher center). Model pembelajaran

dalam mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat yang cenderung monoton membuat

siswa kurang berminat dan tidak dapat dengan mudah mengidentifikasi unsur

intrinsik.

Dengan demikian, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar

yang bervariasi dan menyenangkan. Kondisi belajar yang bervariasi dan

menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi

unsur intrinsik hikayat dan memotivasi siswa dalam menerima materi pelajaran

sehingga mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu peneliti menawarkan sebuah

model pembelajaran yang diharapkan agar siswa mampu mengidentifikasi unsur

intrinsik hikayat yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Slavin

(2005:11) menyatakan, “Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas dibagi

menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 orang siswa dengan

karakteristik yang heterogen.” Dalam model STAD, tiap anggota tim

menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk

menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota tim.

Model ini termasuk ke dalam model diskusi kelompok berbasis

(25)

8

(heterogen) berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku. Hal ini sangat

memungkinkan siswa untuk belajar mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat

secara berkelompok dengan memanfaatkan potensi interaksi dan kerja sama

antarsiswa. Namun demikian, kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa lebih

ditekankan pada kompetensi individual meskipun dilaksanakan dalam bentuk

diskusi kelompok sebab seluruh siswa akan dikenai tes tentang materi tersebut

pada akhir pembelajaran. Saat belajar kelompok, siswa saling membantu untuk

menuntaskan materi yang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Siswa Kelas X SMA

Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka muncullah

berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Permasalahan yang

dimaksud sebagai berikut:

1. latar suasana yang berbeda antara sekarang dengan zaman dahulu

menjadi salah satu kendala bagi siswa dalam memahami hikayat;

2. penggunaan bahasa yang dipengaruhi bahasa Melayu membuat siswa

kurang tertarik untuk mengidentifikasi unsur intrisnsik hikayat;

3. proses pembelajaran yang berlangsung di kelas cenderung berpusat

kepada guru (teacher centered);

(26)

9

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti memfokuskan pada

masalah yang keempat yaitu model pembelajaran yang dipakai guru selama ini

kurang efektif. Oleh karena itu, penulis menawarkan model pembelajaran STAD

sebagai salah satu cara agar siswa mampu mengidentifikasi unsur intrinsik pada

hikayat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di

atas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan tahun

pembelajaran 2014/2015 dalam mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan tahun

pembelajaran 2014/2015 dalam mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat

dengan menerapkan model pembelajaran ekspositori?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

berpengaruh daripada model pembelajaran ekspositori terhadap

kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat siswa kelas X

SMA Negeri 15 Medan tahun pembelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut:

1. untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 15

(27)

10

intrinsik hikayat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD;

2. untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 15

Medan tahun pembelajaran 2014/2015 dalam mengidentifikasi unsur

intrinsik hikayat dengan menerapkan model pembelajaran ekspositori;

3. untuk menjelaskan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat siswa kelas X SMA Negeri 15

Medan tahun pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

(a) Diharapkan hasil penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan

referensi kajian penelitian lebih lanjut untuk dipertimbangkan dalam

memperbaiki kualitas pendidikan.

2. Manfaat praktis

(a) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman

langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam

mengembangkan model pembelajaran yang inovatif serta

implementasinya di sekolah, yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Bahasa

(28)

11

(b) Bagi guru, dapat memberikan masukan khususnya kepada guru

Bahasa Indonesia untuk dapat menggunakan model pembelajaran

yang tepat.

(c) Bagi siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

diharapkan dapat menambah kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat serta meningkatkan

motivasi belajar siswa agar lebih berperan aktif dalam

(29)

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini.

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat “Si Miskin” siswa kelas X SMA

Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai tertinggi sebesar

100 dan nilai terendah sebesar 60, nilai rata-rata 87,375, dan standar

deviasi 7,825.

2. Kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat “Si Miskin” siswa

kelas X SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan

menerapkan model pembelajaran ekspositori diperoleh nilai tertinggi

sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 60, nilai rata-rata 79,5, dan standar

deviasi 8,62.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih berpengaruh

dibandingkan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan

(30)

74

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Salah satu cara yang dapat digunakan sebagai alternatif model

pembelajaran terhadap mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat adalah

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

pembelajaran yang digunakan sekolah, khususnya dalam pembelajaran

mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Disarankan kepada guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di

lokasi penelitian agar menerapkan model pembelajaran yang sesuai

khususnya terhadap pembelajaran mengindentifikasi unsur intrinsik.

4. Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru

sebaiknya juga memperhatikan aspek pengajaran yang lain seperti

menggunakan sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik

(31)

75

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Arianna, Hesty. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CO-OP CO-OP terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Nilai-nilai Yang terdapat dalam Cerpen oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2013/2014. FBS: Unimed.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astri, Wulandari. 2014. Pengaruh Teknik Pembelajaran Kelompok Buzz terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Buntu Pane Tahun Pembelajaran 2013/2014. FBS: Unimed.

Ekawati, Mei. 2015. Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Hikayat Melalui Model Student Teams Achivement Divisions (STAD). dalam Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 50-58.

Ersariadi, Yovi., dkk. 2014. Alih Aksara Dan Alih Bahasa Teks Hikayat Si Miskin. dalam jurnal online FBS: Universitas Negeri Padang.

Fitriyani, Andi. 2014. Unsur Intrinsik dan Nilai-Nilai Agama dalam Novel “99 Cahaya Di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam Di Eropa“Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. dalam Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 1, Juli-Desember 2014.

Ginting, Elprida. 2014. Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat

“Kucing dan Tikus” oleh Siswa XI SMA Swasta Raksana Medan Tahun

Pembelajaran 2013/2014. dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 3, No 3 2014.

Huda, Miftakhul. 2009. Pembelajaran Sastra: Model Pengajaran dan Respon Siswa. dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 10, No. 1, Februari 2009: 96-100.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kosasih, E dan Restuti. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

(32)

76

_________________. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Milfayetty, Sri., dkk. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.

Mu’Minin, Moh. 2010. Pembelajaran Membaca Hikayat dengan Model SQ3R

Berbasis Kooperatif. dalam Jurnal Prospektus, Tahun VIII Nomor 2, Oktober 2010.

Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-Anak. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Purnama, Aryani. 2010. Meningkatkan Kemampuan Memahami Sastra Melayu Klasik melalui Model Jigsaw Variatif pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri I Ungaran Tahun Pelajaran 2009-2010. dalam makalah diskusi ilmiah pada kegiatan MGMP Bahasa Indonesia tingkat kabupaten 26 April 2011.

Purwanto, M Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad & Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusyana, Y. 1999. Sastra Klasik Milik Bangsa Indonesia. Media Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaantanggal 30 Desember 1999.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sianturi, Diana Novita. 2011. Pengaruh Model STAD terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Pematang Siantar T.P 2011/2015. FBS: Unimed.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik. Badung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(33)

77

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Swastika, Ika., dkk. 2012. Tren Pembelajaran Sastra: Telaah Model Pembelajaran dalam Penelitian Mahasiswa Universitas Negeri Malang Tahun 1990—2010. dalam jurnal-online.um.ac.id.

Warouw, Zusje W., dkk. 2012. Persepsi Guru Biologi terhadap Pembelajaran yang Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri dan Swasta Tondano. dalam Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Gambar

Tabel 4.6   Identifikasi Kecenderungan Kelas Kontrol ......................................
Gambar 4.1 Skor Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat “Si Miskin” Kelas

Referensi

Dokumen terkait

MENYELESAIKAN SOAL MATERI PELUANG DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA SISWA KELAS XI MA AT-.. THOHIRIYAH NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

16: Perbandingan Pernyataan Pengertian Ecotourism Menurut Responden 3 (Wisatawan Lokal) dengan Konsep Baku Internasional .... 17: Pemahaman Pengertian Ecotourism pada

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

Pada Bab Pengujian alat dimana melakukan beberapa pengujian seperti pengujian kecepatan alat pembersih, pengujian berapa lama waktu yang dibutuhkan dan berapa

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi di Indonesia adalah dengan pengembangan bahan bakar alternatif terbarukan yang berasal

elemen menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kartu yang terurut berada di tangan pemain, dan kelompok kartu sumber yang akan6. diambil untuk disisipkan secara urut ke dalam kelompok