• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

RESEPSI TERHADAP PEMBACAAN SURAH AL-MULK (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur

Jakarta Selatan)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Fitroh Ni’matul Kafiyah NIM. 17210827

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHÛLUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1442 H/2021 M

(2)

RESEPSI TERHADAP PEMBACAAN SURAH AL-MULK (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur

Jakarta Selatan)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Fitroh Ni’matul Kafiyah NIM. 17210827

Pembimbing:

Ahmad Hawasi, M.Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHÛLUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1442 H/2021 M

(3)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)”

yang disusun oleh Fitroh Ni’matul Kafiyah dengan NIM 17210827 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 31 Juli 2021 Pembimbing

Ahmad Hawasi, M.Ag.

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)”

yang disusun oleh Fitroh Ni’matul Kafiyah dengan NIM 17210827 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qurˋan (IIQ) Jakarta pada tanggal 3 Agustus 2021. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 3 Agustus 2021

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA

Sekretaris Sidang

Mamluatun Nafisah, M.Ag Penguji I

Sofian Effendi, M.A

Penguji II

Mamluatun Nafisah, M.Ag.

Pembimbing

Ahmad Hawasi, M.Ag.

(5)

iii

PERNYATAAN PENULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fitroh Ni 'matul kafiyah

NIM 17210827

Tempat/Tgl. Lahir : Karawang, 18 Januari 1999

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur 'an di Mushallâ an-Nahüiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)." adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalarn karya ini sepenuhnya tanggung jawab saya.

Kalibata, 31 Juli 2021

Fitroh Ni 'matul Kafiyah

(6)

iv MOTTO

َ ن ْو ُج ْرَي ا َ ل َنْي ِذ َّ

لا َّ

ن ِا ْن َع ْم ُه َنْي ِذ َّ

لا َو ا َهِب ا ْو ُّنَٔـَم ْطاَو اَيْن ُّدلا ِةوٰيَح ْ

لاِب ا ْو ُض َر َو ا َنَءۤاَقِل َ

ن ْو ُ ل ِف ٰ

غ اَنِتٰي ٰ ا

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat), merasa puas dengan kehidupan dunia, dan merasa tenteram dengannya, serta orang-orang yang lalai terhadap ayat-

ayat Kami.” (QS. Yunus: 7)

(7)

v

PERSEMBAHAN

Teruntuk ayah dan mama yang paling kakak sayang di dunia ini dan adikku Fuaadah yang selalu mendoakan, memberikan support tiada batas dan do’a yang tak pernah putus demi masa depan terbaik dan kesuksesan

penulis.

Untuk guru-guru dan sahabat-sahabatku yang senantiasa ikhlas memberi dukungan dan mendoakan disetiap langkah yang kutempuh.

Semoga semua kebaikan dan do’a mendapatkan balasan tak terhingga dari Allah swt., selalu mendapatkan kemuliaan sepanjang hayat dari-Nya. Dan

tiadalah doa selain dipertemukannya kita semua di Surga-Nya. Âmîn.

(8)

vi

ِمْي ِح َّرلا ِنٰمْح َّرلا ِ هللّٰا ِم ْسِب KATA PENGANTAR

Alhamdulillâh, segala pujian bagi Allah SWT yang telah menaungi semesta dengan karunia dan rahmat-Nya. Dengan penuh rasa syukur yang tak ada habisnya tercurah limpahkan kepada Tuhan segala makhluk yang tercipta di jagat raya, sebab dengan kuasa-Nya penulis diperkenankan mempelajari kalam-Nya di IIQ Jakarta. Shalawat serta salam senantiasa dipersebmbahkan kepada manusia yang kebaikannya abadi, suri tauladan semua insan di dunia Nabi Muhammad Saw. beserta para sahabat dan pengikutnya yang melahirkan kehidupan-kehidupan bersinar di segala zaman.

Hanyalah syukur yang dapat terucap dengan kehendak Allah Swt, karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul,

“Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)”. Selanjutnya, dengan rasa bahagia dan penuh terimakasih penulis hadiahkan kepada Mama yang cantik, Mutia Iriani dan Ayah yang paling baik sedunia, Asep Husni Labib serta adikku Tsamrotul Fuaadah, keluargaku yang telah memberikan dorongan baik materil maupun moril dan dengan doanya yang tak pernah padam menciptakan kebaikan-kebaikan untuk penulis.

Selesainya skripsi ini adalah hadiah bagi penulis yang tercipta dari semua pihak yang berbaik hati memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan dengan hati yang paling tulus penulis ucapkan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Prof. Dr.Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A., selaku rector Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M.

(9)

vii

Hum., selaku Warek I, bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA., selaku Warek II, ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku Warek III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak Ahmad Hawasi, M. Ag. Selaku dosen pembimbing penulis yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Juga atas kemurahan hati dengan meluangkan waktu untuk penulis, semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan.

3. Bapak Sofian Effendy, MA. Selaku dewan penguji I dan Kaprodi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag selaku dewan penguji II, yang telah berbaik hati meluluskan skripsi saya dan dengan sabar membimbing penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi.

4. Bapak Dr. KH. Ahmad Fatoni, Lc., MA., ibu Amilah, kak Rifdah Farnidah, MA., kak Ayuna Faizatul Fikriyah, S. Ud., dan kak Herlin Misliani, S. Pd., selaku instruktur tahfizh yang membina hafalan penulis dan dengan sabar memperbaiki setiap kesalahan hafalan dan bacaan Al- Qurˋan penulis.

5. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA., sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, dan Ibu Upi Zahara, M.Kom., serta seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah terima kasih atas semua waktu dan motivasinya. Dan juga kepada staf perpustakaan IIQ Jakarta.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir di Institut Ilmu Al-Qurˋan (IIQ) Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan memperbaiki setiap kekeliruan.

7. Mama Ruaedah, MA., Bpk. Abdul Rosyid Masykur M.A., mbak Dliyaul Ula, S.Ud dan seluruh pengurus Pesantren Takhassus IIQ Jakarta yang telah mengasuh dan mendidik penulis semasa tinggal di pesantren.

(10)

viii

8. Teman-teman yang paling baik hati, Aldila Fahira Ayunisa, Dewi Wardatus Saadah, Galuh Widya Murti, Haiva Satriana Zahra, Hilda Almutiatul Afwa, dan Nafisatul Muthmainnah yang senantiasa menemani dalam susah juga senang, yang selalu mendengarkan keluh kesah, memotivasi serta berdiskusi dalam merancang masa depan.

9. Sahabat yang akan selalu abadi, Fujja Fresdayantya, Dewi Masita, Zheihan Aisyah Achmad dan Ikfina Maila Hilma, Langkah hari ini tidak akan tercapai tanpa kalian.

10. Nenek Almh. Ukhronah dan Kakek Alm, Zaenal Abidin, yang disetiap Langkah pendidikan selalu menyertai. Walau kali ini tidak dapat menyertai hingga akhir. Kerinduan selalu menyertaimu nek, kek.

11. Keluarga besar Bani Ama, Embu dan Bani Ibrāhim, dengan banyak motivasi untuk terus belajar dan menimba ilmu.

12. Warga RT 011/08, khususnya Jemaah mushollâ an-Nahdhiyah.

13. Teman-teman seperjuangan IAT A dan B yang telah menemani dari awal juga saling menguatkan dan Bersama-sama hingga akhir studi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis membuka diri dari pembaca- pembaca budiman untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi peningkatan dan perbaikan. Semoga Allah mengkaruniai ilmu yang bermanfaat. Amin.

Kalibata, 31 Juli 2021

Fitroh Ni’matul Kafiyah

(11)

ix DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iii

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan Penelitian ... 9

1. Identifikasi Masalah ... 10

2. Pembatasan Masalah ... 11

3. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Kajian Pustaka ... 13

F. Kerangka Teori... 17

G. Metode Penelitian ... 19

1. Jenis Penelitian ... 19

2. Waktu dan Lokasi ... 20

3. Sumber Data ... 20

4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

5. Metode Analisis Data ... 23

H. Teknik dan Sistematika Penulisan ... 24

BAB II: MENGENAL TEORI RESEPSI, SURAH AL-MULK DAN PENDEKATAN SOSIOLOGI PENGETAHUAN ... 27

A. Teori Resepsi ... 27

(12)

x

1. Sejarah Resepsi Secara Umum ... 27

2. Sejarah Resepsi Terhadap Al-Qur’an ... 28

3. Resepsi Terhadap Al-Qur’an ... 30

B. Surah Al-Mulk ... 35

1. Tinjauan Umum Surah Al-Mulk ... 35

2. Keutamaan Surah Al-Mulk ... 38

3. Pokok Kandungan Surah Al-Mulk ... 44

C. Teori Sosiologi Pengetahuan (Karl Mannheim) ... 47

1. Biografi Singkat Karl Mannheim ... 48

2. Sejarah Teori Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim... 49

3. Macam-macam Teori Sosiologi Pengetahuan ... 52

BAB III: PROFIL MUSHALLÂ AN-NAHDLIYAH DAN PRAKTIK PEMBACAAN SURAH AL-MULK ... 54

A. Deskripsi Umum Mushallâ An-Nahdhiyah ... 54

1. Profil Wilayah RT 011/RW 08 Kalibata Timur Jakarta Selatan ... 54

2. Profil Mushallâ An-Nahdhiyah ... 57

3. Susunan Organisasi Mushallâ An-Nahdhiyah ... 60

4. Kegiatan Jemaah di Mushallâ An-Nahdhiyah ... 61

B. Proses Awal Pelaksanaan Pembacaan Rutin Surat Al-Mulk di Mushallâ An-Nahdhiyah ... 64

C. Praktik Pembacaan Surat Al-Mulk di Mushallâ an-Nahdhiyah ... 67

BAB IV: ANALISIS PEMBACAAN AL-QUR’AN SURAT AL-MULK JEMAAH MUSHALLÂ AN-NAHDHIYAH ... 76

A. Resepsi Jemaah Mushallâ An-Nahdhiyah Terhadap Pembacaan Al- Qur’an Surat Al-Mulk ... 76

1. Resepsi Eksegesis dalam Kajian Tafsir Ibnu Katsîr pada Surat Al- Mulk ... 76

2. Resepsi Fungsional dari Kegiatan Rutin Membaca dan Menghapal Al- Qur’an Surat Al-Mulk ... 95

B. Makna Resepsi Pembacaan Surah Al-Mulk Jemaah Mushallâ An- Nahdhiyah ... 99

(13)

xi

1. Makna Objektif... 101

2. Makna Ekspresif ... 102

3. Makna Dokumenter ... 111

BAB V: PENUTUP ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN ... 127

BIOGRAFI PENULIS ... 129

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Penduduk dan Agama ... 52

Tabel 3.2: Umur Penduduk ... 53

Tabel 3.3: Mata Pencaharian Penduduk ... 54

Tabel 3.4: Pendidikan Penduduk ... 54

Tabel 3.5: Susunan Organisasi ... 58

Tabel 3.6: Kegiatan Mushallâ An-Nahdhiyah ... 60

(15)

xiii ABSTRAK

Fitroh Ni’matul Kafiyah (17210827) Mahasiswi Fakultas Ushûluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Judul Skripsi “Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ An-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)” Dosen Pembimbing: Ahmad Hawasi, M. Ag.

Dalam kajian Living Qur’an yang tidak semata-mata hanya membahas tentang bentuk dan struktur teks yang membawa makna, tetapi juga membahas lebih jauh tentang fungsi teks sebagai kitab suci di masyarakat penerimanya yang merupakan interaksi aktif dengan Al-Qur’an. Hal ini menimbulkan banyak ragam resepsi terhadap Al-Qur’an yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bisa dipungkiri lagi bagi masyarakat muslim Indonesia. Seperti tradisi bacaan surat atau ayat tertentu pada acara atau seremoni sosial keagamaan tertentu.

Peresepsian terhadap Al-Qur’an dalam penelitian ini terkait surah al-Mulk yang mana dirutinkan oleh Jemaah mushallâ an-Nahdhiyah sebagai bentuk Al-Qur’an yang tengah hidup (living Qur’an) di masyarakat perkotaan.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana resepsi jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah terhadap pembacaan Al-Qur’an surah Al-Mulk dan makna resepsi dari pembacaan surah al-Mulk jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah tersebut. Penelitian tentang resepsi terhadap tradisi pembacaan surah dalam Al- Qur’an tentu sudah banyak diteliti khususnya dikalangan akademisi dan mahasiswa. Namun, yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah objek yang dikaji yaitu masyarakat perkotaan yang merutinkan pembacaan surah al- Mulk.

Penelitian ini menggunakan field research yaitu penelitian di lapangan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode deskriptif–kualitatif yang berdasar pada studi living Qur’an yaitu teori resepsi dari Ahmad Rafiq. Sedangkan, sumber data primer dari penelitian ini adalah data hasil wawancara terhadap sejumlah jemaah mushallâ an-Nahdhiyah di Kalibata Timur RT 011/RW 08 Jakarta Selatan. Sedangkan data skundernya adalah literatur-literatur pendukung berbentuk dokumen atau pustaka sebagai penunjang penelitian dan teori-teori yang terkait dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan teori resepsi sebagai bentuk analisa dari pembacaan surah al-Mulk di mushallâ an-Nahdhiyah, dihasilkan berbagai makna yang diantaranya adalah masyarakat yang lebih akrab dengan Al-Qur’an terutama dengan surah al-Mulk, menjadikan mereka hapal surah al-Mulk sedikit demi sedikit, menjadikan masyarakat faham isi dari kandungan surah al-Mulk yang dikaji dan diberikan penjelasan, selain itu masyarakat juga dapat mengaplikasikannya berupa moral/akhlak dalam kehidupan sehari-hari dan membuatnya semakin mencintai Al-Qur’an.

Key Words: Teori Resepsi, Surah al-Mulk, mushallâ an-Nahdhiyah.

(16)

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis, dan disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

No Arab Latin No Arab Latin

1.

ا

a 16.

ط

th

2.

ب

b 17.

ظ

zh

3.

ت

t 18.

ع

4.

ث

ts 19.

غ

gh

5.

ج

j 20.

ف

f

6.

ح

h 21.

ق

q

7.

خ

kh 22.

ك

k

8.

د

d 23.

ل

l

9.

ذ

dz 24.

م

m

10.

ر

r 25.

ن

n

11.

ز

z 26.

و

w

12.

س

s 27.

ه

h

13.

ش

sy 28.

ء

14.

ص

sh 29.

ي

y

15.

ض

dh

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a

ا

â

ي َ

ai

(17)

xv

Kasrah i

ي

î

َ و

au

Dhammah u

و

û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah.

Kata sandang Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

ةرقبلا

: al-baqarah

ةنيدلما

: al-madînah

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) syamsiah.

Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

لجرلا

: ar-rajul

ةديسلا

: as-sayyidah

سمشلا

: asy-syams

يمر ا دلا

: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd).

Syaddah (tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ّ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti huruf –huruf syamsiah. Contoh:

اّللابِ اَّن م أ

: âmannâ billâhi

اعَّكُرلاو

: wa ar-rukka’i

ُءا ه فُسلا ن م أ

: âmanâ as-sufahaa’

ن ياذَّلا َّناإ

: inna alladzînâ d. Ta Marbûthah (ة)

(18)

xvi

Ta marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh sifat (na’at), maka huruf tersebut diaksarakan menjadi huruf “h”. Contoh:

ُة دائ ف لأا

: al-af’idah

ُةَّيام لا سالإا ُة عاما لجا

: al-jâmî’ah al-islâmiyyah Sedangkan ta marbûthah yang diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”.

Contoh:

ٌة باصن ن ٌة لاما ع

: ‘âmilatun nâshibah

ى بُْكلا ُة ي لأا

: al-âyatul kubrâ e. Huruf Kapital.

Sistem penulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti penulisan awal kalimat, huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah nama diri, buak kata sandangnya. Contoh: ‘Alî Hasan al-‘Ȃridh, al-Asqâllȃnȋ, al-Farmawȋ dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qurˋan dan nama- nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qurˋan, al- Baqarah, al-Fȃtihah dan seterusnya.

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an juga demi kebahagiaan hidup manusia baik dunia dan di akhirat kelak.1 Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 9:

َنْي ِذَّ

لا َنْيِن ِم ْؤ ُمْ

لا ُر ِ شَبُيَو ُمَوْقَا َي ِه ْي ِتَّ

لِل ْي ِد ْهَي نَ ٰ ا ْرقُ ْ

لا اَ ذ ٰه َّ

ن ِا اًر ْجَ

ا ْم ُهَ ل نََّ

ا ِت ٰحِل هصلا ن ْوَ ُ ل َم ْعَي

ا ًرْيِبَ ك ٩

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar.” (QS. Al-Isra [17:9])

Farid Esack (1959) dalam bukunya The Qur’an: A Short Introduction menyebutkan bahwa Al-Qur’an selain berfungsi sebagai pedoman, Al- Quran juga memiliki fungsi-fungsi lain yang menjadi keyakinan masyarakat muslim. Di antara fungsi itu adalah bahwa Al-Qur’an merupakan obat dan penyelamat dari mara bahaya. Ia juga merupakan spirit perubahan, pembela kaum marjinal, penentang tindakan lalim, dan masih banyak lagi menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Sehingga, masyarakat muslim mentransformasikan teks Al-Qur’an dan berdialektika secara

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Penerbit Mizan, 2003), cet. Ke-26, h. 51

(20)

langsung yang dengan sendirinya Al-Qur’an menjadi bernilai dan hidup di tengah-tengah mereka. 2

Kitab suci Al-Qur’an merupakan kitab suci yang juga sumber utama ajaran muslim, Al-Qur’an diturunkan di Jazirah Arab 14 abad yang lalu selama 23 tahun terakhir kehidupan Nabi Muhammad Saw. kitab ini telah ditransmisikan dan disimpan dalam bahasa Arab sebagai satu-satunya bahasa. Namun dikarenakan tujuan universal, target audiensnya adalah semua manusia terlepas dari bahasa mereka atau bahkan afiliasi agamanya.

Indonesia adalah negara muslim terpadat di dunia. Meskipun bahasa Arab bukan bahasa orang-orang di negara ini, mereka memahami dan membagikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab seperti yang dilakukan oleh muslim lainnya di seluruh dunia, dan menempatkannya dalam konteks kebutuhan lokal mereka.3

Interaksi aktif dengan Al-Qur’an merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri lagi bagi masyarakat muslim Indonesia. Bahkan interaksi tersebut merupakan keharusan bagi mereka sebagai wujud ketaatan dalam beragama. Bentuk interaksi itu bisa diwujudkan dengan cara membaca, menelaah, tadabbur, dan bahkan terkadang diamalkan sesuai pemahaman masing-masing masyarakat.4 Semua ibadah ritual dalam Islam bertujuan untuk menguji dan menantang kendali diri dan spiritual dalam beragam cara. Syahadat menguji kesetiaan seseorang, puasa menguji kendali

2 Nur Huda dan Athiyyatus S Albadriyah, “Living Qur’an: Resepsi Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-husna Desa Sidoerjo Pamotan Rembang”, dalam Jurnal Al-Munqidz:

Jurnal kajian KeIslaman, Vol. 8 No. 3 September-Desember 2020, h. 359

3 Ahmad Rafiq, “The Reception of The Qur’an In Indonesia: A Case Study Of The Place of The Qur’an In a Non-Arabic Speaking Community”, Dissertation Temple Univesity Graduate Board, 2014, h. 1. Tidak diterbitkan (t.d)

4 Nur Huda dan Athiyyatus S Albadriyah, “Living Qur’an: Resepsi Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-husna Desa Sidoerjo Pamotan Rembang”, h. 359

(21)

kebutuhan fisiknya, zakat menguji kemampuan untuk mendisiplinkan segenap hasrat materialnya, dan haji dalam beberapa hal menguji ketiganya.

Semua itu pada tujuannya akhirnya sebagai pelatihan dalam rangka peningkatan spiritualitas seseorang.5

Dari tujuan-tujuan tersebut lahir pula bentuk interaksi terhadap Al- Qur’an dalam bentuk penafsiran yang secara berkembang terus dilahirkan tiap generasi, sebagai bentuk kemudahan demi pemahaman masyarakat dari segala kalangan. Penafsiran yang pada mulanya dipraktikkan dan ditafsirkan dalam bentuk lisan di era Sahabat, kemudian terus diriwayatkan pada generasi-generasi selanjutnya yang akhirnya ditransmisikan oleh generasi selanjutnya dalam bentuk teks/tulisan. Sebagai teks yang lahir dari Al-Qur’an, dalam sejarah umat Islam, tafsir Al-Qur’an jumlahnya sangat melimpah yang juga disertai corak dan metode beragam. 6

Teks Al-Qur’an yang “hidup” di masyarakat dewasa ini dapat disebut dengan istilah The Living Qur’an.7 Kata living berasal dari bahasa Inggris untuk menjelaskan kata Al-Qur’an yang menjadi subjek bahasan utama prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Pesan utama dari term tersebut adalah Al- Qur’an dihidupkan oleh subjek penerimanya baik melalui penjelasan makna maupun tindakan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, term tersebut dapat disebut secara sederhana dengan Al-Qur’an yang hidup. Dalam

5 Ahmad Ripai, “Pemahaman Masyarakat Terhadap Surat Al-Qur’an Sebagai Do’a dalam Tradisi Halaqah Membaca Hizib Nahdlatul Wathan (Studi Living Qur’an di Desa Kembang Kerang Daya Lombok Timur NTB)” Tesis, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2018, h. 4-5. Tidak diterbitkan (t.d)

6 Islah Gusmian, “Al-Qur’an: Antara yang Indah dan Berfaedah dalam Pergumulan Muslim Indonesia,” dalam Ahmad Rafiq, Living Qur’an: Teks, Praktik, dan Idealis dalam Performasi Al-Qur’an, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu Al-Qur’an & Tafsir se-Indonesian dan Lembaga Ladang Kata, 2020), h. 3

7 Dadan Rusmana, Metode Penelitian Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), Cet. ke-1, h. 291

(22)

bahasa Arab, term yang hampir semakna juga digunakan dengan sebutan Al-Qur’an al-Hayy.

Jika merujuk kepada penggunaan kata living dalam bahasa Inggris,

“hidup” dapat diungkapkan dalam tiga kemungkinan term yang berdekatan dan beririsan secara makna. Kata tersebut dapat dibahasakan dengan frase living the Qur’an dengan; (1) living sebagai gerund, yang dapat dimaknai berupa tindakan aktif subjek, yakni manusia yang aktif menghidupkan Al- Qur’an sebagai objek dari pemaknaan maupun tindakan. Al-Qur’an ditempatkan sebagai objek tindakan sehingga ia menjadi teks yang hidup atau lebih tepatnya dihidupkan oleh tindakan atau perilaku subjek. (2) the living Qur’an dengan lived berupa bentuk kata kerja lampau yang berfungsi sebagai sifat (past participle as adjective), dengan mengguanakan past participle sebagai kata sifat pasif, memiliki makna yang berdekatan dengan yang pertama,hanya saja tekanannya bukan kepada subjeknya, tetapi pada Al-Qur’an sebagai objek kata benda yang menerima tindakan yang membuat Al-Qur’an menjadi hidup atau dihidupkan.8

Sifat “hidup” pada Al-Qur’an diadakan atau dihadirkan oleh subjek lain di luar Al-Qur’an, sekalipun subjeknya tidak dinyatakan. (3) the living Qur’an dengan living berupa verb+ing sebagai kata sifat atau adjective.

Bentuk frase ini menandai Al-Qur’an sebagai kata benda yang dijelaskan yang dijelaskan dengan kata sifat aktif (living). Berbeda dengan bentuk frase kedua, dalam konteks ini, Al-Qur’an disebut hidup tidak hanya dalam kerangka sebagai objek pasif dari pemaknaan atau tindakan manusia, tetapi

8 Ahmad Rafiq, Living Qur’an: Teks, Praktik, dan Idealis dalam Performasi Al- Qur’an, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu Al-Qur’an & Tafsir se-Indonesian dan Lembaga Ladang Kata, 2020), h. vi

(23)

juga sebagai subjek aktif yang turut menentukan makna dan bentuk tindakan atau praktik.9

Maka berdasarkan ketiga frase tersebut diambil kata living Qur’an yang berarti bahwa Al-Qur’an adalah teks yang tidak hanya pasif menerima tindakan tetapi juga aktif menawarkan makna. Dengan sifatnya yang pasif dan aktif sekaligus, living Qur’an merujuk kepada fenomena sosial budaya dimana menusia menerima dan berinteraksi dengan Al-Qur’an. dengan kata lain, living Qur’an mempertemukan fenomena teks dengan fenomena pembaca dalam proses penerimaan Al-Qur’an. fenomena ini bisa didekati dengan beragam pendekatan yang bisa menjelaskannya dalam batasan masing-masing pendekatan. Untuk memahaminya sebagai fenomena, dalam pemahaman kitab suci secara umum, kajian living Qur’an tidak semata-mata tentang bentuk dan struktur teks yang membawa makna, tetapi lebih jauh tentang fungsi teks sebagai kitab suci di masyarakat penerimanya.10

Resepsi terhadap Al-Qur’an dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tradisi bacaan surat atau ayat tertentu pada acara atau seremoni sosial keagamaan tertentu. Rafiq membagainya ke dalam tiga kategori, yaitu resepsi eksegesis, resepsi estetis dan resepsi fungsional.

Sementara itu dalam buku Isman Gusmian dikatakan bahwa, Baidawi membaginya ke dalam resepsi hermeneutik, resepsi estetis dan resepsi sosial budaya. Resepsi eksegesis atau hermeneutik titik tekannya pada upaya untuk memahami pesan dan kandungan Al-Qur’an, adapun resepsi

9 Ahmad Rafiq, Living Qur’an: Teks, Praktik, dan Idealis dalam Performasi Al- Qur’an, h.vi-vii

10 Ahmad Rafiq, Living Qur’an: Teks, Praktik, dan Idealis dalam Performasi Al- Qur’an, h. x.

(24)

fungsional dan resepsi seni titik tekannya pada interaksi umat Islam dalam sejarah yang berkaitan dengan kepentingan dan tujuan tertentu pembaca yang terkadang tidak berkaitan langsung dengan makna tekstual Al-Qur’an.

Interaksi ini didukung oleh kesadaran sosio-kultural dan seni. Konteks interaksi semacam ini tumbuh dalam ekspresi, sikap dan kreasi umat Islam.11

Diantara keutamaan surah al-Mulk yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir yaitu hadis dari Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. Beliau bersabda:

ِذَّ

لا َك َرابَت :ُهَ ل َر ِفُ

غ ىَّت َح ا َهِب ِحا َصِل ْت َعَف َش ًةَيآ َنيِثا َ لَ

ث ِنآ ْرقُ ْ

لا يِف ًة َرو ُس َّ

نِإ َيِب ي

ُكْ ل ُمْ

لا ِه ِد

“Sesungguhnya ada sebuah surat di dalam Al-Qur’an terdiri dari tiga puluh ayat yang memberikan syafa’at kepada pembacanya sehingga diberikan ampunan kepadanya yaitu: ( ِه ِدَيِب ي ِذَّ

لا َك َرابَت ُكْ

ل ُمْ لا)”12

Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah Saw.

bersabda:

11 Gusmian, “Al-Qur’an: Antara yang Indah dan Berfaedah dalam Pergumulan Muslim Indonesia,” dalam Ahmad Rafiq, Living Qur’an: Teks, Praktik, dan Idealis dalam Performasi Al-Qur’an, h. 4-5.

12 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsîr, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2010), Jilid. 10, Cet.

ke-2, h. 43. Diriwayatkan oleh empat penulis kitab as-Sunan dari hadis Syu’bah. at- Tirmidzî mengatakan: “Ini adalah hadis hasan.” Dan diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzî melalui jalan Laits bin Abi Sulaim dari Abu Zubair, dari Jabir bahwa Rasulullah Saw.

tidak tidur hingga terlebih dahulu membaca surat ‘alif lâm mîm tanzîl’ dan ‘tabârakalladzi biyadihil mulku’.

(25)

َسْ نِإ ِلُ

ك ِبْ لَ

ق يِف ا َهَّنَ أ ُت ْد ِد َوَ

ل« :َمَّ

ل َس َو ِهْيَ

لَع ُللّٰا ىَّ

ل َص ِللّٰا ُ لو ُس َر َ

لاَ ق : َ

لاَ

ق ، ٍساَّبَع ِنْبا ِن َع ٍنا

َيِب ي ِذَّ

لا َك َراَبَ

ت :ي ِن ْعَي »ي ِت َّمُ أ ْن ِم ُكْ

ل ُمْ لا ِه ِد

“Dan aku benar-benar ingin agar surat itu ada di hati setiap orang dari ummat-ku.”13

Surat yang dimaksud dalam hadis ini adalah ( ُكْ ل ُمْ

لا ِه ِدَيِب ي ِذَّ

لا َك َرابَت).

Hadis ini juga diriwayatkan oleh ‘Abd bin Humaid di dalam kitab Musnad- nya dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata kepada seseorang: “Maukah engkau aku beri tahu sebuah hadis yang dengannya engkau akan bergembira?” “Mau,”

jawab orang itu. Dia berkata: “Bacalah: ( ُكْ ل ُمْ

لا ِه ِدَيِب ي ِذَّ

لا َك َرابَت) dan ajarkanlah kepada keluargamu serta seluruh anak-anakmu, juga anak-anak muda di sekitar rumahmu dan juga tetangga-tetanggamu, karena ia bisa menyelamatkan dan menjadi pembela yang akan memberikan pembelaan pada hari Kiamat di hadapan Rabb-nya bagi pembacanya dan engkau meminta kepada-Nya agar pembacanya itu diselamatkan dari adzab Neraka.

Dan dengannya pula pembacanya akan selamat dari adzab kubur.”14

Dari hadis-hadis ini dapat disimpulkan bahwa surah al-Mulk merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang mana memiliki fadhilah yang besar yaitu terbebas dari azab neraka dan siksa kubur. Surah al-Mulk telah diriwayatkan oleh Nabi Saw. bahwa surah ini disebut al-Munjiyah (yang menyelamatkan), karena ia dapat menyelamatkan pembacanya dari

13 Abu al-Qasim ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabîr, Juz 11, (Kairo: Maktabah Ibnu Taimiyah, t.th.), Cet. ke-2, Bab ‘Ikrimah ‘An Ibnu ’Abbâs, h.241. No Hadis. 11616. ini adalah hadis gharib, dan Ibrahim sendiri adalah seorang yang dha’if (lemah). Hal yang serupa juga telah disampaikan sebelumnya didalam surat Yâsîn.

14 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsîr, h. 43-44.

(26)

siksa kubur. Surat ini akan memberi syafa’at kepada orang yang membaca, menghapal dan mengamalkan tuntunannya, ia akan menolong serta membela pembacanya, maka sudah pasti bagi seorang muslim yang yakin bahwa dia akan kembali kepada rabbnya untuk memperbanyak membaca dan merenungkan surat ini, dengan harapan ia akan bermanfaat pada hari yang penuh huru-hara yang besar dan bencana yang luar biasa. Hadis ini menunjukkan adanya tingkatan keutamaan surat-surat Al-Qur’an.

keistimewaan sebagian atas yang lain, serta keberkahan bagi pembacanya.15

Melalui hadis ini dapat diketahui bahwa pembacaan surah Al-Mulk sebelum tidur adalah sunnah yang dilakukan Rasulullah Saw. maka, umat muslim dianjurkan untuk mengikuti dan menyebarkan ritual ini.

Masyarakat muslim khususnya di Indonesia, sudah sangat familiar dengan rutinitas mengaji maupun tahlil. Namun, pembacaan rutin surah Al-Mulk sebelum tidur ini tidak banyak dilakukan oleh masyarakat awam, tidak banyak dilakukan disini maksudnya tidak sepopuler tahlilan dikalangan masyarakat awam. Padahal rutinitas ini dapat dilakukan dimana saja dan dapat dilakukan secara individual tidak seperti tahlil atau pengajian halaqah lainnya. Namun demikian tidak popular bukan berarti tidak ada masyarakat awam/ non-pesantren yang melakukan rutinitas ini.

Ada sebuah mushallâ di lingkungan masyarakat RT 011/ RW 08, Kelurahan Kalibata yaitu mushallâ an-Nahdhiyah yang biasa merutinkan pembacaan surah al-Mulk. Dan kegiatan ini biasa dilaksanakan setelah shalat Isya berjemaah. Adapun kegiatan lain yang dilaksanakan di

15 Lili Nurlia, “Riwayat-Riwayat Keutamaan Surat al-Mulk Dalam Tafsir ‘al-Qur’an al-‘Azhîm”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 41. Tidak diterbitkan (t.d)

(27)

Mushallâ ini antara lain adalah kajian tafsir dan tajwid setiap hari Senin malam, dan Tahlil setiap malam Jum’at. Kegiatan pembacaan surah al- Mulk setelah shalat Isya berjemaah ini telah dilakukan jemaah an- Nahdhiyah selama dua tahun secara rutin. Mushallâh an-Nahdhiyah terletak di Jalan Kalibata Timur IV D Gang Q, RT 011/ RW 08 Jakarta Selatan. Lingkungan (warga) Kalibata adalah masyarakat perkotaan yang sibuk, namun disela-sela kesibukannya masih menyempatkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan meresepsikan Al-Qur’an ini. Mushallâ an- Nahdhiyah sendiri merupakan satu-satunya mushallâ yang melaksanakan kegiatan ibadah rutin ini diantara banyak masjid dan mushallâ di wilayah kelurahan Kalibata RT 011/RW 08.

Berangkat dari latar belakang ini, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkajinya dalam judul, “Resepsi Terhadap Pembacaan Surah Al-Mulk (Studi Living Qur’an di Mushallâ An-Nahdhiyah Kalibata Timur Jakarta Selatan)”

B. Permasalahan Penelitian

Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang mempersoalkan keberadaan suatu variabel atau mempersoalkan hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Variabel yang dimaksud adalah suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui keberadaan salah satu variabel atau hubungan antara variabel, maka masalah penelitian akan timbul. Keingintahuan ini lebih jelas jika dinyatakan dalam kalimat tanya. Itu sebabnya masalah penelitian paling baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, walaupun dapat pula dinyatakan dalam bentuk tujuan.

(28)

Sumber masalah penelitian diperoleh dari 4P (Kumar, 1996): (1) People (manusia). Masalah penelitian dapat diperoleh dari variabel- variabel menyangkut manusia. Apakah dari manusia sebagai individu, dalam organisasi, atau dalam masyarakat. (2) Problem (masalah). Masalah penelitian dapat pula diperoleh variabel-variabel yang berhubungan dengan masalah-masalah yang sering dihadapi manusia. (3) Program. Variabel- variabel yang menyangkut program dapat menjadi sumber masalah penelitian. Yang dimaksud dengan program disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara kerja, struktur kerja, isi sutau pekerjaan, dan lain- lain yang termasuk bagian dari suatu program. (4) Phenomenon (fenomena). Fenomena merupakan suatu keadaan diamana sesuatu hal berlangsung. Penjelasan terhadap suatu fenomana tertentu dapat dijadikan sebagai sumber masalah penelitian. Variabel-variabel yang berhubungan dengan tempat, kejadian, waktu, siklus dan lain-lain adalah variabel- variabel yang berhubungan dengan fenomena.16

1. Identifikasi Masalah

Pada tema Resepsi Jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah Dalam Tradisi Membaca Surah Al-Mulk. Ada beberapa permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan tersebut, di antaranya:

a. Pengamalan/resepsi masyarakat jemaah Mushallâ an-nahdhiyah terhadap pembacaan rutin surah al-Mulk

b. Terdapatnya ganjaran khusus dalam hadis nabi terkait dengan pengamalan surah al-Mulk

16 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV Teruna Grafica, 20015), Cet. ke-III, h. 35-38.

(29)

c. Pemahaman jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah terhadap bacaan surah al-Mulk.

d. Pemahaman jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah tentang pengaplikasian surah al-Mulk dalam kegiatan sehari-hari.

e. Motivasi masyarakat Kalibata Timur terhadap kegiatan pembacaan Surah al-Mulk di Mushallâ an-Nahdhiyah disela-sela kesibukannya.

f. Pengaruh tokoh masyarakat dalam penyelenggaran Mushallâ an- Nahdhiyah.

2. Pembatasan Masalah

Meninjau dari latar belakang yang telah dipaparkan, objek penelitian ini akan luas bahasannya jika tidak diberi batasan dalam segala aspeknya. Maka dari itu penulis membatasi objek penelitian ini pada resepsi jemaah mushallâ an-Nahdhiyah terhadap pembacaan surah Al-Mulk yaitu warga Kalibata Timur yaitu RT 011/RW 08, dan melakukan pembacaan Al-Mulk di Mushallâ an-Nahdhiyah secara kontinu dengan minimal jangka waktu pembacaannya secara rutin yaitu selama 1 tahun. Tahap berikutnya yaitu klasifikasi terhadap jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah yang akan peneliti wawancarai guna bahan data lapangan sebanyak 22 orang. Dengan jumlah per kategori asâtidz 3 orang yaitu ustaz yang selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan ibadah wajib maupun sunnah dan selainnya jemaah maupun pengurus mushallâ sebanyak 19 orang.

(30)

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dijawab oleh skripsi ini adalah:

a. Bagaimana resepsi jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah terhadap pembacaan Al-Qur’an surah al-Mulk?

b. Bagaimana makna resepsi dari pembacaan surah al-Mulk jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam sebuah penelitian mengandung pengertian sebagai upaya untuk mendeskripsikan dan memberikan pembenaran ikhwal studi yang akan dilakukan kepada pihak lain yang belum memahami topik penelitian yang sedang dilakukan.17 Maka dari itu, sejalan dengan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisa guna mengetahui resepsi jemaah Mushallâ an- Nahdhiyah terhadap pembacaan Al-Qur’an surah Al-Mulk.

2. Menjelaskan serta mengetahui bagaimana makna resepsi dari pembacaan surah al-Mulk jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

17 Ripai, “Pemahaman Masyarakat Terhadap Surat Al-Qur’an Sebagai Do’a dalam Tradisi Halaqah Membaca Hizib Nahdlatul Wathan (Studi Living Qur’an di Desa Kembang Kerang Daya Lombok Timur NTB)”, h. 9.

(31)

1. Secara teoritis manfaat yang bisa didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai kontribusi dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam ranah Ilmu Al-Qur’an dan tafsir juga sebagai bahan literatur refrensi bidang yang serupa.

2. Secara praktis manfaat yang bisa didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya kepada para mubalig, mahasiswa dan lain sebagainya. Maka penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat membantu masyarakat sebagai solusi dan pengetahuan terhadap apa yang sering diamalkannya.

E. Kajian Pustaka

Berikut beberapa literatur yang ditemukan penulis, yang mana memiliki tema berdekatan dengan persoalan resepsi Mushallâ an- Nahdhiyah terhadap pembacaan surah al-Mulk;

1. Tesis Ahmad Ripai Tahun 2018, dengan judul “Pemahaman Masyarakat Terhadap Surat Al-Qur’an Sebagai Do’a dalam Tradisi Halaqah Membaca Hizib Nahdlatul Wathan (Studi Living Qur’an di Desa Kembang Kerang Daya Lombok Timur NTB)”. Tesis Ripai menganalisa tentang pemahaman masyarakat terhadap kegiatan pengajian dan pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan dan juga efek dari kegiatan tersebut, yang merupakan persamaan dengan penelitian ini.

Namun, berbeda dengan penulis yang mengacu pada teori resepsi, Ahmad Ripai hanya menggunakan teori Living Qur’an sebagai teori penelitiannya. Pelaksanaan Hizib Wathan yang di Desa kembang Kerang Daya ini adalah sebuah tradisi halaqah yang merupakan

(32)

warisan yang dilestarikan oleh masyarakat setempat yang mana dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat setempat. penelitian ini mengembangkan pandangan penulis mengenai pembacaan rutin suatu surah dalam Al-Qur’an dan bagaimana masyarakat pesantren merespon kegiatan ke-Al-Qur’an-an tersebut. Kemudian dari penelitian ini penulis merujuk kepada pembagian kelompok masyarakat berdasarkan latar belakang, mata pencaharian, agama dan Pendidikan yang dijadikan tabel pada penelitian ini.18

2. Skripsi Ainun Jaziroh tahun 2019, dengan judul “Resepsi Surat- Surat Pilihan dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kaliwungu Kendal”. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu penggunaan teori resepsi dalam menganalisa penilitian. Kemudian juga memiliki perbedaan yaitu, objek penelitian yang mana Ainun meneliti masyarakat pesantren yang secara khusus mengkaji ilmu agama juga memiliki rutinitas serta disiplin dalam mengaji Al-Qur’an. Skripsi yang menggunakan teori living Qur’an ini mengungkapkan lebih kepada penulis bahwa pada era kontemporer sekarang ini, dapat ditemukan berbagai resepsi yang telah melahirkan perilaku-perilaku komunal yang menunjukkan respons sosial suatu komunitas atau masyarakat tertentu dalam meresepsi kehadiran Al- Qur’an.19 dan karena tujuan penelitian ini diantaranya menunjukan bahwa sejarah resepsi surat-surat pilihan dalam Al-Qur’an ini dapat dijadikan pijikan bahwa Al-Qur’an memang menjadi inspirator atau

18 Ripai, “Pemahaman Masyarakat Terhadap Surat Al-Qur’an Sebagai Do’a dalam Tradisi Halaqah Membaca Hizib Nahdlatul Wathan (Studi Living Qur’an di Desa Kembang Kerang Daya Lombok Timur NTB)”

19 Ainun Jaziroh, “Resepsi Surat-Surat Pilihan dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kaliwungu Kendal”, Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2019, h. 6-7.

Tidak diterbitkan, (t.d)

(33)

setidaknya faktor yang berpengaruh dalam aspek-aspek yang terkait dengan membaca. Penelitian ini menginspirasi penulis untuk lebih mencari makna-makna tersembunyi dari ragam resepsi yang dilakukan Jemaah an-Nahdhiyah.

3. Skripsi Almasfiah El-Chair tahun 2019, dengan judul “Tradisi Membaca Surah Yāsîn (Studi Living Qur’an di Majelis Dzikir Raga Sukma Kranggan Jati Sampurna)”. Skripsi ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis dalam hal resepsi terhadap pembacaan kitab suci Qur’an dan objek kajian yaitu masyarakat setempat. Namun, juga terdapat perbedaan dengan penulis yaitu surah yang dikaji dan masyarakat yang dikaji. Disini penulis mengambil masyarakat perkotaan sebagai objek penilitian. Berbeda dengan Almasfiah yang mengambil masyarakat pedesaan yang masih dalam lingkungan pondok pesantren. Skripsi ini banyak berkontribusi peneliti dalam membedakan makna dari resepsi antara masyarakat pesantren dan non- pesantren yang khususnya tinggal di Indonesia. Selain itu dalam penelitian ini penulis banyak mengambil contoh dari setiap teori resepsi yang dipaparkan dalam analisis pembahasan Almasfiah terhadap pembacaan surah Yāsîn ini.20

4. Jurnal Ulunnuha karya Luthfiatul Husna dan Ahmad Zainul Abidin tahun 2020, dengan judul “Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah dan Surat al-Mulk di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam Blitar Jawa Timur”. Jurnal ini menempatkan lingkungan masyarakat pesantren yang mana menjadi perbedaan yang signifikan dari penelitian penulis. Namun pada penelitian ini dikaji surah al-Waqi’ah

20 Almasfiah El-Chair, “Tradisi Membaca Surat Yasin (Studi Living Qur’an di Majelis Dzikir Raga Sukma Kranggan Jati)”, Skripsi, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2019. Tidak diterbitkan, (t.d)

(34)

dan al-Mulk yang menrupakan persamaan dengan kajian penelitian penulis. Pada penelitian ini berkontribusi dalam menggali makna yang lebih dalam terhadap peresepsian masyarakat pesantren dari mengamalkan surah al-Mulk yang juga dikaji dalam penelitian ini.21 5. Jurnal al-Munqidz karya Nur Huda dan Athiyyatus S Albadriyah tahun 2020, dengan judul “Living Quran: Resepsi Al-Qur’an di Pondok Pesantren al-Husna Desa Sidoerjo Pamotan Rembang”.

Resepi terhadap Al-Qur’an yang dipilih dalam penelitian ini mengambil santri dari pondok pesantren yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan penulis yang mengambil masyarakat non-pesantren sebagai objek penelitian dan pada pembagian resepsi, Nur Huda mengelompokan hapalan Al-Qur’an yang dilakukan oleh santri termasuk kepada resepsi eternitas namun penulis mengelompokkan hapalan Al-Qur’an sebagai resepsi funsional. Pada jurnal ini digunakan teori resepsi dan teori sosiologi pengetahuan sebagai metode untuk menganalisa data yang merupakan kesamaan bagi penelitian ini. Dari kesamaan pada proses pengolahan data dalam jurnal ini dan pendekatan teori sosiologi pengetahuan untuk mengungkapkan makna dari resepsi yang dilaksanakan santri, penulis merujuk kepada cara jurnal ini sebagai petunjuk olahan data untuk penelitian ini.22

Kajian resepsi banyak digunakan oleh hampir penelitian living Qur’an dengan pendekatan yang beragam. Pada penelitian ini-pun

21 Lutfatul Husna dan Ahmad Z. Abidin, “Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah dan Surat Al-Mulk di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam Blitar Jawa Timur”, dalam Jurnal Ulunnuha, Vol. 9 No. 1 Juni 2020.

22 Nur Huda dan Athiyyatus S. Albadriyah, “Living Qur’an: Resepsi Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-husna Desa Sidoerjo Pamotan Rembang.”

(35)

digunakan teori resepsi untuk melihat beragam respon masyarakat sosial terhadap kajian ke-Al-Qur’an-an, dari sekian banyaknya judul yang terdapat di berbagai situs penelitian tidak banyak dan hamper tidak ada yang meneliti masyarakat non-pesantren maupun masyarakat kota dalam meresepsikan Al-Qur’an. juga dalam berbagai penelitian umumnya diteliti kajian Al-Qur’an secara umum dan tidak fokus kepada satu surat saja.

Dibentuknya penelitian yang mengkaji masyarakat non-pesantren sebagai objek penelitian dan fokus terhadap satu surat dalam Al-Qur’an ini merupakan terobosan penulis untuk lebih membumikan Al-Qur’an diberbagai kalangan, tidak hanya pada masyarakat pesantren saja.

F. Kerangka Teori

Pembahasan mengenai tema yang penulis teliti yaitu resepsi masyarakat (Mushallâ an-Nahdhiyah) terhadap surah dalam Al-Qur’an yakni surah al-Mulk, dalam penjelasan lebih lanjut dibutuhkan kerangka teori agar penelitian rapi dan terstruktur. Dengan ini penulis menggunakan studi Living Qur’an dengan mengambil teori resepsi dari Ahmad Rafiq untuk menganalisis dan mengkaji fungsi dari pembacaan rutin surah al- Mulk selain itu penulis juga menggunakan teori sosiologi Karl Mannheim untuk menemukan makna dari resepsi pembacaan surah al-Mulk bagi masyarakat/ jemaah.

Kajian resepsi, sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Rafiq, termasuk kajian fungsi, yakni fungsi performatif. Fungsi yang pertama menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang dibaca, dipahami, dan diaplikasikan. Sementara fungsi kedua, Al-Qur’an dipakai sebagai wirid bagi sebagian masyarakat muslim. Ada tiga tipologi dari kajian resepsi yakni; Resepsi Eksegesis, Resepsi Estetis dan Resepsi Fungsional. Pada

(36)

penelitian ini penulis menggunakan resepsi eksegesis, yaitu Al-Qur’an dibaca, dipahami dan diajarkan. Salah satu kegiatan konkrit ke arah resepsi eksegesis adalah jemaah mushallâ an-Nahdhiyah rutin membaca surah al- Mulk bersama setelah shalat Isya berjemaah, juga dikaji tafsir-an dan pengaplikasiannya untuk kehidupan sehari-hari oleh ustaz setempat. Maka digunakannya resepsi eksegesis ini untuk melihat pengaruh kajian pembacaan rutin surah al-Mulk pada jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah.23

Selanjutnya, pada penelitian ini juga digunakan resepsi fungsional, kegiatan membaca surah al-Mulk ini dilakukan secara rutin selama dua tahun, yang mana pasti memiliki pengaruh bagi masing-masing jemaah salah satunya, jemaah menjadikan surah al-Mulk sebagai zikir harian setelah melaksakan salat isya. Resepsi fungsional ini untuk menggali respon maupun hakikat masyarakat terhadap pembacaan rutin surah al- Mulk.

Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan teori sosiologi Karl Mannheim dalam menganalisa resepsi jemaah mushallâ an-nahdhiyah pada pembacaan al-Mulk. Karl Mannheim menyatakan bahwa tindakan manusia dibentuk oleh dua dimensi: perilaku (behaviour) dan makna (meaning). Oleh karena itu, ketika memahami tindakan sosial, seorang ilmuan harus mendalami dan mengkaji perilaku eksternal dan makna perilaku. Karl Mannheim membedakan antara tiga macam makna yang terkandung dalam tindakan sosial yaitu makna objektif, ekspresif dan dokumenter.24 Pada penelitian ini diaplikasikan makna objektif yaitu

23 Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur’an di Kalangan Masyarakat Sumenep Madura”, dalam Jurnal El Harakah, Vol.17 No.2, 2015, h. 225.

24Oki Dwi Rahmanto dkk, “Living Islam”, dalam Jurnal Of Islamic Discourses, Vol.

3, No. 1, 2020, h. 29.

(37)

makna yang ditentukan oleh konteks sosial dimana tindakan itu berlangsung. Makna objektif dilakukan untuk menunjukkan kepada makna pembacaan surah Al-Mulk secara rutin bagi jemaah Mushallâ an- Nahdhiyah, dengan melihat pelaksanaan kegiatan tersebut.

Makna ekspresif yaitu makna yang ditunjukkan oleh aktor (perilaku tindakan). Dengan cara peneliti mewawancarai jemaah dan ustaz mushallâ an-Nahdhiyah untuk mengetahui makna yang ditunjukkan jemaah secara personal yang terintegrasi dalam praktik atau tradisi. Terakhir peneliti menggunakan makna dokumenter yaitu makna yang tersembunyi, sehingga aktor (perilaku suatu tindakan) tersebut tidak sepenuhnya menyadari bahwa suatu aspek yang diekspresikan menunjukan kepada kebudayaan secara menyeluruh. Disini, peneliti melakukan pengamatan melalui wawancara kepada ustaz setempat yang juga mengikuti kegiatan pembacaan surah Al-Mulk ba’da Isya berjemaah untuk mengetahui perbedaan sikap maupun gaya hidup jemaah yang berpartisipasi setelah rutin membaca surah Al-Mulk, digunakannya makna dokumenter ini bertujuan menggali makna tersirat dan tidak disadari yang diperoleh jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah dari kegiatan pembacaan surah Al-Mulk.

G. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini tercakup dalam jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, sumber data penelitian, Teknik pengumpulan data dan metode analisis data

1. Jenis Penelitian

Penyusunan penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau biasa disebut field research. Kemudian metode yang digunakan

(38)

adalah metode deskriptif–kualitatif untuk memanfaatkan data kualitiatif dan dijabarkan secara deskriptif untuk menganalisis kejadian, fenomena ataupun keadaan secara sosial. Metode deskriptif–kualitatif yang digunakan lebih dalam adalah dengan berdasar pada studi living Qur’an yaitu kajian perilaku yang memaknai gejala dalam perilaku masyarakat.

Dalam terapannya living Qur’an terbagi menjadi Al-Qur’an yang hidup dalam masyarakat dan Al-Qur’an yang menghidupkan masyarakat.

Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan pandangan jemaah baik para ustaz, pengurus maupun warga sekitar mushallâ an-Nahdhiyah terhadap pembacaan Al-Qur’an surat al-Mulk.

2. Waktu dan Lokasi

Waktu pada penelitian ini dimulai pada bulan Desember tahun 2020 hingga bulan Juli 2021. Kemudian, penelitian ini berlokasi di Mushallâ an-Nahdhiyah di RT 011/RW 08 Kelurahan Kalibata Timur, Kecamatan Pancoran, Kota Jakarta Selatan.

3. Sumber Data

Sebagaimana yang diketahui sumber data mencakup data primer dan skunder. Sumber data primer dari penelitian ini adalah data hasil penelitian lapangan terhadap sejumlah responden yaitu jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah di Kalibata Timur 4D RT 011/RW 08 Jakarta Selatan. Sedangkan data skundernya adalah literatur-literatur pendukung berbentuk dokumen atau pustaka sebagai penunjang penelitian dan teori-teori yang terdapat dalam penelitian.

(39)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data adalah mendapatkan data. 25 Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya yang disebut triangulasi.

Pada penelitian ini dilakukan Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi;

a. Observasi

Nasution (988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sanafiah (1995) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation).

Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observastion and covert observation) dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley, dalam susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu observasi yang pasif, observasi yang moderat, observasi yang aktif dan observasi yang lengkap.26

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu tempat, pelaku dan aktivitas. Tempat yang dimaksud

25 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2019), Cet. ke-I, h. 224.

26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2019), h. 226.

(40)

adalah tempat interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

Kemudian pelaku, yaitu orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu dan terakhir aktivitas yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dilakukan aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

Pada tahapan observasi menurut Spradley (1980) tahapan observasi terbagi menjadi tiga yaitu; observasi deskriptif, observasi terfokus, observasi tersleksi.27

Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi partisipan yang dalam melakukan pengumpulan data, penelitian ini peneliti ikut melakukan apa yang dalam dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. Observasi pada penelitian ini berlokasi di Mushallâ an-Nahdhiyah Kalibata Timur 4D RT 011/RW 08 Jakarta Selatan. Selain untuk memperoleh informasi tentang latar belakang dan sejarah berdirinya mushallâ an-Nahdhiyah, penulis juga lebih menekankan pada pengamatan mendalam untuk kegiatan rutin surah Al-Mulk. Dan pada penelitian non-partisipan dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan pada dokumen-dokumen yang terkait dengan mushallâ an-Nahdhiyah dan lingkungan RT 011/RW 08 Kalibata Timur.

b. Wawancara

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang tidak ada maupun belum ditemukan selama dilakukannya observasi di lapangan. Wawancara ini juga berguna bagi penulis untuk menguji ulang data-data yang ada dari hasil observasi. Wawancara yang

27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2019), h. 229- 230.

(41)

digunakan bersifat terstruktur dan non-struktur yang diajukan kepada tokoh/ustaz dan jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah. Pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya bertujuan untuk menjadi pengarah alur pembicaraan, dan untuk lebih memperdalam pembicaraan pertanyaan selanjutnya mengikuti percakapan daripada peneliti dan narasumber.

c. Dokumentasi

Metode ini dilakukan penulis untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal maupun variabel terkait dengan penelitian yang dapat berupa catatan kegiatan, transkip, buku, artikel, jurnal, karya ilmiah, dan literatur lain yang relevan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa kumpulan catatan kegiatan, data wakaf mushallâ dan catatan warga RT 011/Rw 011. Kemudian digunakan juga media rekaman yang selanjutnya akan dinarasikan oleh peneliti dalam bentuk tulisan.

5. Metode Analisis Data

Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif-analitik, yaitu menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (bisa individu, lembaga ataupun terhadap masyarakat) berdasarkan fakta yang terlihat atau sebagaimana adanya.28 karena data yang diperoleh penulis ini bersifat kualitatif, sehingga bisa disusun langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan

28 Hilda Nurfuadah, “Living Qur’an: Resepsi Komnitas Muslim Pada Al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren at-Tarbiyyatul Wathaniyyah Desa Mertapada Kulon, Kec.

Astatana Japura, Kab. Cirebon)”, dalam Jurnal Diyā al-Afkār, Vol. 5, No. 1, Juni 2017, h.

135.

(42)

penelitian berdasarkan masalah-masalah yang dirumuskan sebelumnya.29

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan Teknik yang merujuk kepada pedoman yang diberlakukan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang ditebitkan oleh IIQ Press, Cetakan ke-2 tahun 2017.

Sistematika dalam skripsi ini ditujukan agar pembahasan dalam penelitian ini lebih teratur dan rapih. Pembahasan yang disusun secara sistematis ini juga merupakan suatu cara agar pembahasan mengikuti alur yang jelas sehingga tidak keluar dari perumusan masalah. Selain itu sistematika ini juga bertujuan agar antara satu pembahasan dengan pembahasan lainnya saling berkesinambungan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini nantinya akan terbagi menjadi lima bab:

Bab pertama yaitu bab pendahuluan sebagai gambaran umum dari penelitian ini. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah yang menjelaskan tentang sebab permasalahan penelitian ini. Selanjutnya, permasalahan penelitian yang mencakup identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah. Kemudian, tujuan manfaat penelitian ini dan manfaat penelitian yang membahas tentang manfaat praktis dan teoritis dari penelitian ini. Berikutnya, kajian pustaka yang bertujuan sebagai rujukan ataupun bahan bacaan bagi keabsahan penelitian ini. Kerangka teori, berfungsi sebagai penunjang penelitian ini agar lebih terstruktur. Lalu,

29 Ripai, “Pemahaman Masyarakat Terhadap Surat Al-Qur’an Sebagai Do’a dalam Tradisi Halaqah Membaca Hizib Nahdlatul Wathan (Studi Living Qur’an di Desa Kembang Kerang Daya Lombok Timur NTB)”, h. 20.

(43)

metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, Teknik pengumpulan data dan metodologi Analisa data. Kemudian, Teknik dan sistematika penelitian sebagai pemetaan penulisan untuk penelitian ini agar lebih mudah.

Bab kedua yaitu bab pembahasan yang mencakup teori mengenai resepsi secara umum, sejarah resepsi terhadap Al-Qur’an, teori resepsi dan pembagiannya dan contoh penerapannya. Poin selanjutnya seputar surat al- Mulk, dimulai dari letak surat dalam Al-Qur’an, perbedaan pendapat ulama mengenai nama surat, munasabah antara surat al-Mulk dengan surat sebelumnya, golongan surat, tema dan tujuan dalam surat al-Mulk, pokok kandungan dari setiap pembahasan ayat dalam surat al-Mulk, dalil-dalil mengenai keutamaan membaca surat al-Mulk, dan pembahasan mengenai perspektif lain yang jarang disinggung dalam surat al-Mulk.

Bab ketiga yaitu bab pembahasan, poin pertama mengenai gambaran umum Mushallâ an-Nahdhiyah mencakup latar belakang pembangunan Mushallâ an-Nahdhiyah, letak geografis, jumlah penduduk dan agama yang dianut, kelompok umur penduduk, mata pencaharian dan perekonomian penduduk, kondisi masyarakat jemaah an-Nahdhiyah baik dari segi Pendidikan, keadaan sosial serta keagamaannya, dan Lembaga kemasyarakan yang ada di wilayah RT 011/08. Poin kedua berisi susunan organisasi di Mushallâ an-Nahdhiyah, dan poin terkahir yaitu, praktik resepsi surat Al-Mulk di Mushallâ an-Nahdhiyah.

Bab keempat, yang diantaranya memaparkan hasil analisis dari resepsi pembacaan surah Al-Mulk di Mushallâ an-Nahdhiyah dan makna dari resepsi pembacaan surah al-Mulk jemaah Mushallâ an-Nahdhiyah yang rutin dilakukan setiap hari setelah shalat Isya berjemaah.

(44)

Bab kelima yaitu bab penutup, bab ini adalah pemaparan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang mencakup kesimpulan penulis tentang hasil dari pembahasan pokok masalah penelitian ini, juga uraian-uraian dari keseluruhan pembahasan dalam penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumya, kemudian ditutup dengan saran yang bertujuan memberikan solusi maupun kontribusi bagi masyarakat.

(45)

27 BAB II

MENGENAL TEORI RESEPSI, SURAH AL-MULK DAN PENDEKATAN SOSIOLOGI PENGETAHUAN

Pada pembahasan ini akan dipaparkan teori resepsi Ahmad Rafiq, tinjauan umum surah al-Mulk dan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Pembahasan dalam bab ini diulas sebagai kerangka teoritis sebagai pengembang alur pemikiran mengenai objek penelitian berdasarkan literatur-literatur yang sudah ada.

A. Teori Resepsi

Dalam pembahasan ini penulis memaparkan secara sistematis dimulai dari sejarah resepsi secara umum, sejarah resepsi terhadap Al- Qur’an dan Teori resepsi Al-Qur’an yang dikemukakan oleh Ahmad Rafiq.

1. Sejarah Resepsi Secara Umum

Kata resepsi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu recipere yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca.

Sedangkan definisi resepsi secara terminologis yaitu sebagai ilmu keindahan yang didasarkan pada respon pembaca terhadap karya sastra.1 Kajian resepsi mulanya terkenal sebagai teori sastra yang dinamakan Rezepstionaethetik yang diterjemahkan sebagai resepsi sastra atau bisa diterjemahkan juga sebagai penerima estetik (aesthetic of reception).

Resepsi sastra dimaksudkan bagaimana “pembaca” memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya, sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya. Tanggapan itu mungkin dapat

1 Fathurrasyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur’an di Kalangan Masuarakat Sumenep Madura”, dalam Jurnal El Harakah Vol. 17, No. 2 2015, h. 221.

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat menangkap makna tersendiri dari pembacaan al-Qur’an tersebut. Selain sebagai doa, pembacaan al-Qur’an dalam tradisi tersebut juga menjadi bentuk penghambaan

Dalam teori vernakularisasi menerjemahkan al-Qur’an ke dalam bahasa local bertujuan untuk memahami keseluruhan arti dan makna al-Qur’an dengan diartikan ke dalam

pembacaan surah as-Sajdah dalam ṣalat Ṣubuh di pondok pesantren Miftahul Ulum Jakarta selatan yaitu sebuah tradisi atau kerutinan kegiatan yang diadakan di pondok

Selain itu, pembacaan surah Yāsin/36 bagi para santriwati adalah media berdoa, selain mendoakan orang tua, guru, alim ulama serta saudara yang telah meninggal, membaca

implikasi atau makna dari adanya tradisi pembacaan al- Qur‟an surah al -hadid ayat 1-6 di panti Asuhan Darul Hadlanah NU kota Salatiga. “impikasi adanya tradisi tersebut

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai literature dan analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwasanya makna matsal “sara<b” (fatamorgana) dalam surah

a) Menjelaskan ke-balagah-an al-Qur’an dalam tingkat paling tinggi. Sebab di antara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk

Dalam fenomenologi Edmund Husserl, untuk menemukan esensial dari sebuah fenomenena tradisi pembacaan surah Al- Insyiraḥ di Pondok Pesantren Ummul Qur’an Annurani secara real atau apa