• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Secara umum kata pustakawan atau librarian mengacu pada kelompok atau perorangan dengan karya atau profesi di bidang dokumentasi, informasi, dan perpustakaan.1 Menurut Wiji Suwarno, pustakawan ialah seorang tenaga bidang perpustakaan yang sudah mempunyai pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar ataupun dengan kegiatan formal.2

Maka secara sederhana, pustakawan ialah seorang yang memiliki keahlian atau kompetensi dalam melakukan pengolahan dan pelayanan perpustakaan melalui pendidikan formal.

Pustakawan mengemban peran penting dalam kemajuan suatu perpustakaan. Selain bahan koleksi, pustakawan turut menyumbangkan turut menjadi wajah seberapa kredibelnya sebuah perpustakaan. Untuk menyelaraskan hal tersebut, pustakawan dituntut agar memiliki perilaku yang profesional, cakap, kompeten, santun, atau sesuai dengan kode etik berlaku, mengemban tugasnya dengan sempurna dan bersungguh-sungguh sehingga mendapat penilaian atau citra baik di mata pemustaka dan khalayak.

Berkat penilaian itu, keberadaan profesi pustakawan juga diakui oleh media-media seperti film. Menurut Marseli Sumarno, film ialah sebuah karya seni mutakhir dari abad 20 yang mampu menghibur, mendidik, melibatkan

1 Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 78.

2 Wiji Suwarno, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 33.

(2)

persaaan, merangsang pikiran, dan memberikan dorongan kepada penontonnya.3

Film memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah animasi. Animasi merupakan cabang sinematografis yang tidak lepas dari ilmu film.4 Film animasi adalah gabungan antara audio dan cerita visual dengan menceritakan cerita menggunakah langkah animasi atau kartun.5

Oleh karenanya, film seringkali dijadikan media representasi terhadap suatu objek. Maksud dari representasi adalah sebuah gambaran yang tidak jauh beda dengan kenyataan di dalam masyarakat, bahkan figur seorang pustakawan sekalipun.

Salah satu film yang terdapat karakter seorang pustakawan tidak lain ialah Josee to Tora to Sakana-tachi atau dalam Bahasa Inggrisnya Josee, the Tiger and the Fish. Film animasi Jepang yang disutradarai oleh Kotaro Tamura ini berdurasi 1 jam 38 menit dikemas dengan genre slice of life, komedi dan romantis. Josee to Tora to Sakana-tachi tayang perdana pada 25 Desember 2020 setelah batal tayang di pertengahan 2020 akibat pandemi COVID-19.

Kendati demikian, Josee to Tora to Sakana-tachi berhasi menduduki peringkat kesembilan di bioskop-bioskop Jepang pada minggu awal perilisan.

Film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi menceritakan tentang seorang mahasiswa pekerja paruh waktu sebuah toko alat selam bernama Tsuneo Suzukawa yang mendapat tawaran pekerjaan tambahan seorang nenek untuk

3 Marseli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 2.

4 Partono Soenyonto, Animasi 2D (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017), h, 1.

5 Teguh Imanto “Film Sebagai Proses Kreatif Dalam Bahasa Gambar,” Jurnal Komunikologi 4 (2007), ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view193/178.

(3)

menjadi pengurus cucunya, Josee yang begitu membenci keterbatasannya sehingga menjadikan kepribadiannya tertutup. Awalnya Josee terus menolak kehadiran Tsuneo, tetapi rentet peristiwa membuat Josee menerima Tsuneo dan menerima dirinya sendiri.

Dalam proses penerimaan diri itu, Josee dibantu oleh Kana Kishimoto, seorang pustakawan di perpustakaan umum. Kana Kishimoto muncul ketika melayani peminjaman buku pertama Josee di meja sirkulasi dengan amat ramah. Kana menunjukkan antusiasme saat tahu Josee menyukai novel yang sama, dan lekas meminta maaf saat perkataannya dia nilai kelewatan.

Sebagai pustakawan, Kana juga terlihat bertugas melakukan shelving, dan seringkali membacakan cerita atau story telling ke pemustaka. Kana secara langsung dan tidak langsung berperan sebagai sosok yang mengikis insekuritas Josee, menemukan dan mengembangkan bakat Josee, mendorong Josee agar berani tampil untuk membacakan buku dongeng yang dibuat dan dilukisnya sendiri ke para pemustaka termasuk Tsuneo yang patah semangat usai terlibat dalam kecelakaan.

Oleh karena eksistensi karakter Kana Kishimoto, peneliti tertarik untuk meneliti “Representasi Pustakawan dalam Film Animasi Josee to Tora to Sakana-tachi” guna menggali lebih jauh lagi sekaligus mempelajari tentang

representasi pustakawan yang divisualisasikan di dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

B. Identifikasi Masalah

1. Pustakawan yang gemar membaca.

(4)

2. Pustakawan tidak mendiskriminasi pemustaka penyandang disabilitas.

3. Pustakawan melayani pemustaka melakukan story telling.

4. Pustakawan memiliki wawasan luas tentang literasi.

5. Pustakawan membantu menyelesaikan permasalahan pemustakanya.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan merupakan rintangan yang dihadapi dan memerlukan pemecahan, keadaan demikian dapat dilalui dengan aktivitas yang sadar agar mendapatkan tanggapan terhadap kesulitan yang dihadapi guna mencapai langkah berikutnya.6

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang dapat dirumuskan, yakni;

1. Bagaimana representasi persyaratan pustakawan dari aspek profesional serta aspek perilaku dan sikap oleh karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi?

2. Bagaimana tugas pustakawan yang direpresentasikan karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi?

3. Bagaimana peran pustakawan yang direpresentasikan karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi?

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih terarah, fokus dan mendalam sehingga tidak melebar ke topik lain, maka peneliti perlu memberikan batasan. Peneliti akan menitik beratkan fokusnya pada

6 Joko Subabyo, Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktis (Jakarta: Divela Cipta, 2011), h. 32.

(5)

representasi dari pustakawan yang ada dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi jawaban sesuai dengan permasalahan yang ada, yakni:

1. Guna mengetahui bagaimana representasi persyaratan pustakawan dari aspek profesional serta aspek perilaku dan sikap oleh karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

2. Untuk mengetahui bagaimana tugas pustakawan yang direpresentasikan karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana- tachi.

3. Untuk mengetahui bagaimana peran pustakawan yang direpresentasikan karakter Kana Kishimoto dalam film animasi Josee to Tora to Sakana- tachi.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan kapabel memberikan kontribusi pengetahuan pada bidang ilmu perpustakaan dan informasi supaya dapat lebih memahami tentang gambaran representasi pustakawan yang disajikan lewat sebuah karya narasi atau tepatnya film. Di samping itu pula, penelitian ini diharapkan dapat diberdayakan sebagai referensi untuk penelitian yang mengkaji bidang serupa.

(6)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, mengetahui lebih banyak mengenai representasi pustakawan yang disuguhkan animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

b. Bagi media perfilman, sebagai acuan untuk memperbanyak lagi pengetahuan mengenai ilmu-ilmu tentang perpustakaan atau nilai-nilai edukatif lainnya yang dikemas melalui sarana yang menarik.

c. Bagi program studi, sebagai sumber referensi yang bermanfaat tentang ilmu perpustakaan dari prspektif berbeda.

G. Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian tentang Representasi Pustakawan Dalam Film Animasi Josee to Tora to Sakana-tachi, maka definisi operasional bermuara untuk mematok batasan agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan penafsiran pada penelitian yang dijalani.

1. Disabilitas ialah sebuah keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan karena adanya keadaan impairment atau kondisi seseorang mengalami kehilangan, misal kecacatan pada tubuh.7 Sedangkan difabel adalah sebutan bagi penyandang disabilitas itu sendiri.

2. Sekuen adalah sederet urutan adegan yang terjadi secara berurut dan berhubungan.8

7 Laili S. Cahya, Adakah ABK Di Kelasku? Bagaimana Guru Mengenali ABK Di Sekolah: Relasi Inti Media (Bandung: Diandra Kreatif, 2014).

8 Heru Efendi, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser (Jakarta: Yayasan Konfiden, 2002).

(7)

3. Main character atau tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan penceritaannya dan yang paling banyak diceritakan, baik berupa pelaku kejadian ataupun yang dikenai kejadian.9

4. Female lead adalah sebutan untuk tokoh utama perempuan yang memimpin cerita.

5. Male lead merupakan panggilan untuk tokoh utama laki-laki yang memimpin cerita.

6. Sidekick atau tokoh pembantu adalah kebalikan dari tokoh utama yang selalu diutamakan kemunculannya, sidekick adalah tokoh sampingan yang biasanya menjadi relasi dari tokoh utama.

H. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah unsur penting penelitian dan karya tulis ilmiah dengan maksud untuk menghindari duplikasi atau plagiat peneitian, maka diperlukan tinjauan pustaka supaya menjelaskan dan membedakan masalah yang diterliti antara peneliti yang telah melakukan peneliti lain. Tinjauan pustaka yang penulis ambil untuk penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur-literatur berupa buku cetak, dokumentasi, jurnal dan skripsi.

Pertama, skripsi Mira Azzasyofia yang berjudul “Representasi Perpustakaan dan Pustakawan Dalam Film The Librarian: Quest For The Spear” skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.10

9 Nofitasari, “Pembeda Tokoh Dalam Karya Sastra,” n.d., http://osf.io/inarxiv/download diakses pada 05 Januari 2022.

10 Mira Azzasyofia, “Representasi Perpustakaan Dan Pustakawan Dalam Film The Librarian: Quest For The Spear” (Skripsi, Jakarta, Universitas Indonesia, 2012), http://www.researchgate.net/publication/326569818.

(8)

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan representasi pustakawan dalam film The Librarian: Quest For The Spear ialah pustakawan harus berwawasan luas, memiliki kemampuan meneliti dan mengamati dengan baik. Profesi pustakawan merupakan profesi yang dihargai dan dihormati, serta memiliki tantangan yang harus diemban dengan profesional. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes dengan hubungan sintagmatik dan paradigmatik untuk menganalisi unsur-unsur naratif di dalamnya.

Kedua, ialah skripsi Suci Yanti Ramadhan yang berjudul “Representasi Pustakawan Dalam Film Party Girl (1995): Suatu Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce” skripsi mahasiswa Fakultas Adab dan Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.11

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa representasi pustakawan dalam film Party Girl ialah memenuhi beberapa kreteria persyaratan pustakawan, di antaranya; 1) dari aspek profesional pustakawan, yaitu gemar membaca, terampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, dan berorientasi ke depan 2) aspek keperibadian dan perilaku, yakni bertanggung jawab, mandiri, komunikatif, ramah, dan disiplin. Tugas pustakawan adalah mengelolah bahan pustaka dan melayani pemustaka yang membutuhkan informasi. Pustakawan dalam penelitian ini memiliki peran sebagai supervisor, dan memiliki sikap dedikasi yang tinggi terhadap

11 Suci Yanti Ramadhan, “Representasi Pustakawan Dalam Film Party Girl (1995):

Suatu Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce” (Skripsi, Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018), http://digilib.uin-suka.ac.id/31748.

(9)

profesinya. Analisis yang digunakan ialah semiotika Charles Sanders Peirce, yakni relasi trikotomi (ikon, indeks, dan simbol).

Ketiga, artikel Berlian Eka Kurnia yang berjudul “Representasi Perpustakaan dan Pustakawan pada Video Profil Perputakaan Pertamina”

pustakawan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Jember.12

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, pertamina representasikan pustakawannya, diperlihatkan aspek profesionalisme, gender, peran, serta stereotip masyarakat terhadap profesi pustakawan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik.

Keempat, skripsi Lila Nur Safitri yang berjudul, “Representasi Pustakawan dalam Anime No Game No Life” mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.13

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, pustakawan yang direpresentasikan dari tokoh Jibril adalah pustakawan yang mampu bekerja sama, melayani dengan santun dan ramah, loyal, berwawasan luas, menciptakan lingkungan kerja yang bagus, suka tantangan, serta berfigur edukator.

Dari penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan. Pertama, perbedaan dengan penelitian Mira Azzasyofia, yakni beliau menyertakan

12 Berliana Eka Kurnia, “Representasi Perpustakaan Dan Pustakawan Pada Video Profil Perputakaan Pertamina,” JILS 1 (2018), http://ojs.uninus.ac.id/index.php/JILS/article/download/246/329.

13 Nur Safitri, Lila, “Representasi Pustakawan Dalam Anime No Game No Life” (Skripsi,

Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2019),

http//:repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream.123456789/50381/1/SP19062.pdf.

(10)

perpustakaan sebagai objek psenelitian. Sementara persamaannya, sama-sama meneliti topik tentang representasi pustakawan dalam film, dan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.

Kedua, perbedaan dengan penelitian Suci Yanti Ramanda, yakni teori semiotika yang dipakai adalah milik Charles Sanders Peirce. Sedangkan persamaannya, sama-sama meneliti topik tentang representasi pustakawan film.

Ketiga, perbedaan dengan penelitian Berliana Eka Kurnia sama halnya dengan penelitian Mira yakni menyertakan perpustakaan untuk diteliti, menggunakan video profil atau dokumenter bahan penelitian. Persamaannya, sama-sama meneliti topik tentang representasi pustakawan dalam film.

Keempat, perbedaan dengan penelitian Lila Nur Safitri adalah objek filmnya, sementara persamaannya yakni menggunakan semiotika Roland guna meneliti representasi pustakawan.

I. Kerangka Berpikir

Sugiyono berpendapat bahwasanya kerangka berpikir merupakan sintesa yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian, serta merumuskan hipotesis penelitian berbentuk bagan alur dilengkapi penjelasan kualitatif.14

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 215.

(11)

Representasi pustakawan dalam film animasi Josee to Tora to Sakana- tachi akan dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang digambarkan dalam bagan berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

Bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

i. Semiotika merupakan cabang ilmu yang berkecimpung dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berkaitan tentang tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda.15

ii. Sintagmatik ialah hubungan antar komponen dalam struktur yang sama.

iii. Paradigmatik adalah hubungan antar komponen dalam suatu struktur dan komponen lain di luar struktur itu.16

15 Aart Van Zoest, Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya (Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993), h. 1.

16 Benny H. Hoed, Semiotik Dan Dinamika Sosial Budaya (Depok: Komunitas Bambu, 2011), h, 30.

Representasi Film Animasi

Semiotika

Sintagmatik Paradigmatik

Josee to Tora to Sakana-tachi

(12)

iv. Representasi merupakan konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penanda yang tersedia, seperti dialog, teks, video, film, fotografi dan lain sebagainya.17 Film animasi adalah gabungan antara audio dan cerita visual dengan menceritakan cerita menggunakah langkah animasi atau kartun.18

J. Objek dan Tempat Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah karakter Kana Kishimoto yang berperan sebagai pustakawan di dalam film Josee to Tora to Sakana-tachi. Tempat penelitiannya sendiri dilakukan langsung di dalam film Josee to Tora to Sakana-tachi dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes guna membedah isi ceritanya sehingga memperoleh data yang menunjukkan representasi pustakawan.

K. Metodologi Penelitian

Dalam rangka mencari, mengumpulkan, menganalisis kemudian menyampaikan objek penelitian, maka metode yang digunakan yakni sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Penelitian kualitatif merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari masalah-

17 Juliastuti, Nuraini, “Representasi,” Newsletter KUNCI, March 2020, 4 edition, http://kunci.or.id/esai/nws/04/representasi.html.

18 Teguh Imanto, “Film Sebagai Proses Kreatif Dalam Bahasa Gambar.”

(13)

masalah sosial atau kemanusiaan.19 Penelitian kualitatif umumnya dirancang supaya memberikan pengalaman senyata dan menangkap makna sebagaimana yang terangkai di lapangan penelitian melalui interaksi langsung antara peneliti dengan yang diteliti yang kemudian dikumpulkan dengan bentuk data deskriptif.20 Tujuan penelitian kualitatif sendiri ialah guna memahami secara logis konsep, makna dan simbol sebuah fenomena yang berlangsung.

2. Sumber Data

a. Sumber data primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung atau tanpa perantara dari sumbernya.21 Maka dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh adalah file video animasi Josee to Tora to Sakana-tachi itu sendiri.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah literatur-literatur yang mendukung sekaligus memperjelas data primer. Data sekunder sendiri ialah data yang berasal dari kepustakaan, dapat berupa buku-buku, makalah, jurnal, artikel, dan informasi lain dari internet yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti, yakni literatur yang memiliki relevansi tentang representasi, pustakawan, film dan semiotika.

19 Farida Nugrahani, Metodelogi Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa (Yogyakarta: Farida Nugrahani, 2014), h. 26.

20 Putu Laxman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan Dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi Epistimologi Dan Metodologi, (Jakarta: JIP-FSUI, 2003), h. 176.

21 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan Praktis Mahasiswa Dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.

(14)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakuan penelitian ilmiah mesti dilakukannya teknik penyusunan sistematis guna mempermudah langkah yang akan diambil.

22Maka dari itu, data dalam penelitan ini diperoleh dengan teknik, yaitu:

a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dipilih karena objek penelitiannya berupa dokumen yang dalam hal ini adalah film. Tahapan-tahapan pengumpulan data akan dimulai dari:

1) Menonton secara keseluruhan dengan saksama animasi Josee to Tora to Sakana-tachi guna memperoleh ide umum film tersebut.

2) Mengidentifikasi sekuen-sekuen film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi yang sesuai dengan tujuan penelitian, dan mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan rumusan masalah.

3) Menginput data potongan-potongan gambar dan perkataan- perkataan atau teks-teks yang mengandung adanya representasi pustakawan dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah tahap pengumpulan informasi dengan memanfaatkan literatur-literatur sebagai acuan teori seperti buku-buku tercetak maupun digital, rujukan, artikel, jurnal, makalah, skripsi, internet dan tidak lupa film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi itu sendiri.

22 Nuri, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Pngambilan Keputusan Pembelian Produk Creative Network International Di Bandar Lampung” (Tesis, Lampung, Universitas Lampung, 2014), http://digilib.unila.ac.id/2011/9/BAB%.pdf.

(15)

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah serangkaian kegiatan menelisik atau menelaah, mengengelompokkan penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena mempunyai nilai sosial, akademis dan ilmiah.23 Maka untuk menganalisis film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotika milik Roland Barthes, yaitu menganalisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik menggunakan sekuen atau satuan cerita.

Analisis sintagmatik dipakai guna meneliti relasi antar-tanda yang ada secara bersamaan. Maka dari itu, analisis sintagmatik digunakan untuk menganalisis alur agar dapat mencermati keterkaitan jalan cerita dengan representasi pustakawan pada film.

Analisis paradigmatik digunakan untuk meneliti relasi yang ada dan tidak ada dalam kalimat atau teks, dengan kata lain yang berada dalam pikiran pembaca atau penonton teks. Maka dari itu, analisis ini diperlukan untuk menelaah tokoh, hubungan antara tokoh satu dan lainnya, serta menganalisis latar ruang.

L. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disertai sistematika penulisan dengan tujuan memberi gambaran yang jelas dan terstruktur. Dalam penelitian ini, penulis menguraikan sistematika penulisan dalam empat BAB, antara lain:

23 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kulitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 180.

(16)

BAB I Pendahuluan, yakni terdiri atas latar belakang masalah, rumusan, identifikasi dan batasan masalah, definisi konseptual dan operasional, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, yakni memaparkan teori-teori yang relevan dengan persoalan yang tengah diteliti.

BAB III Gambaran Umum, yakni gambaran umum tentang film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi berupa profil, sinopsis dan karakter.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, hasil penilitian dengan menganalisis representasi pustakawan dalam film animasi Josee to Tora to Sakana-tachi.

BAB V Penutup, yakni meliputi penarikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan faktor-faktor tersebut, maka ketiadaan hubungan paparan debu terhirup dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar Johar kota Semarang, tidak

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Konsep dari sistem informasi merupakan konsep yang sangat kuat (karena dapat menangkap isi informasi dari laporan keuangan dengan demikian menentukan nilainya

Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Mangrove di Desa Kurau dan Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah Pembimbing: Okto Supratman, S.Pi., M.Si dan Suci Puspita Sari, S.Si., M.Si

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) nilai rata-rata postes keterampilan komu- nikasi siswa pada kelas yang diterap- kan model pembelajaran berbasis

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh perubahan cuaca terhadap harga bawang merah khususnya di Kabupaten Bandung, memilih atribut penting/ yang paling