I
ABSTRAK
Dalam melancarkan proses produksi, salah satu hal yang harus diperhatikan perusahaan adalah aktivitas pembelian bahan baku. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, maka harus ada suatu sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang memadai, yang dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dengan jenis, jumlah, kualitas dan waktu yang tepat.
Sistem informasi akuntansi pembelian dikatakan memadai apabila di sistem tersebut terdapat serangkaian formulir, buku catatan, laporan, kegiatan klerikal, dan peralatan klerikal yang memadai. Selain itu juga, harus didukung dengan adanya struktur organisasi dan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, ditaatinya kebijakan yang telah dibuat, serta semua aktivitas harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskripsi analitis, yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan dan melaporkan suatu keadaan, fakta, peristiwa dan gejala yang ada pada waktu penelitian dilakukan dengan jalan mengumpulkan, mengedarkan dan menganalisis data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang selanjutnya membuat kesimpulan dan rekomendasi, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dan hasil statistik t hitung. Dimana t hitung lebih besar dari t table ( 3,256 > 2,018 ) maka H0 ditolak dalam arti H1 diterima dan tingkat signifikansi sebesar 0,002 untuk nilai t-nya ( 0,002 < 0,05 ) sehingga hipotesis yang dikemukakan oleh penulis dapat diterima. Artinya Peranan Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kelancaran proses produksi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada skripsi yang berjudul “ Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dalam menunjang Kelancaran Proses Produksi ”, Penulis melihat bahwa PT. Teh Upet telah menerapkan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dengan cukup baik, sehingga secara umum sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan dapat melancarkan proses produksi perusahaan. Masih adanya kekurangan dalam penerapan sistem informasi akuntansi dapat menjadi pedoman bagi perusahaan untuk segera diperbaiki sehingga di masa depan, perusahaan dapat berproduksi dengan lebih efektif.
Kata Kunci : Sistem informasi akuntansi, Pembelian, Bahan baku, dan Proses produksi
V
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak………
i
Kata pengantar……….
ii-iv
Daftar isi………...v-viii
Daftar lampiran……….ix
Daftar pustaka………...
x
Bab I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang penelitiaan………... 11.2Identifikasi masalah penelitian……… 3
1.3Maksud dan tujuan penelitian……….…. 4
1.4Kegunaan penelitian……….4
1.5Rerangka pemikiran………. 5
1.6Metode penelitian……….8
1.6.1 Sampel dan populasi……… 8
1.6.2 Metode pengumpulan data………... 9
1.6.3 Pengolahan dan pengujian data……… 10
1.7Waktu dan lokasi penelitian………. 10
VI
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sistem Informasi Akuntansi………. 11
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi………... 11
2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi……… 12
2.1.3 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi……… 14
2.1.4 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi………... 15
2.1.5 Unsur-unsur Sistem Akuntansi……… 15
2.2Sistem Informasi Akuntansi Pembelian………... 18
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pembelian………. 18
2.2.2 Informasi dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian………... 19
2.2.3 Fungsi-fungsi yang terkait dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian………. 20
2.2.4 Catatan-catatan dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian……….. 22
2.2.5 Dokumen-dokumen dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian…... 23
2.3Aktivitas Pembelian………. 26
2.3.1 Pengertian dan fungsi pembelian………. 26
2.3.2 Tujuan aktivitas pembelian……….. 28
2.3.3 Prosedur pembelian……….. 29
2.3.4 Tugas pokok bagian pembelian………... 33
2.3.5 Prosedur bagian pembelian bahan baku………... 34
VII
2.4Proses Produksi……… 38
2.4.1 Pengertian proses produksi……….. 38
2.4.2 Tugas pokok bagian produksi……….. 39
2.4.3 Fungsi-fungsi yang terkait dalam proses produksi……….. 40
2.4.4 Karakteristik kelancaran proses produksi……… 42
2.5Sistem Pengawasan Proses Produk……….. 42
2.5.1 Formulir yang digunakan dalam proses produksi….………... 42
2.5.2 Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pengawasan produksi.………. 44
2.6Jejaring Prosedur yang Membentuk Sistem Pengawasan Produksi..…………... 46
2.6.1 Prosedur order produksi………... 46
2.6.2 Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di gudang……….……... 47
2.6.3 Prosedur pencatatan jam kerja langsung……….. 47
2.6.4 Prosedur produk selesai………... 48
Bab III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian………... 493.1.1 Gambaran umum perusahaan………... 49
3.1.2 Sejarah singkat perusahaan……….. 49
3.1.3 Aktivitas perusahaan……… 50
3.2Metode Penelitian……… 51
3.2.1 Teknik pengumpulan data……… 51
3.2.2 Definisi operasional variabel………... 53
VIII
3.2.3 Teknik pengembangan instrument………... 54
3.2.4 Teknik analisis data……….. 55
3.2.5 Populasi dan sample………. 58
Bab IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian……… 604.1.1 Struktur organisasi perusahaan……… 60
4.1.2 Prosedur yang digunakan di perusahaan……….. 66
4.1.3 Sistem informasi akuntansi pembelian di PT. Teh Upet……….. 69
4.1.4 Proses produksi……… 72
4.1.5 Kebijakan yang berlaku dalam pembelian ……….. 73
4.2Pembahasan………. 74
4.2.1 Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku PT. Teh Upet……. 74
4.2.2 Peranan sistem informasi pembelian bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi………... 79
4.2.3 Pengujian hipotesis……….. 80
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan……….. 895.2Saran……… 90
IX
Daftar Lampiran
Kuesioner Variabel Independent……… 1
( Sistem Informasi Akuntansi ) Kuesioner Variabel Dependent……….. 3
( Kelancaran Proses Produksi ) Nota Pembayaran ……….. 4
Surat Pesanan Pembelian………... 5
Kartu Persediaan Barang………... 6
Nota Penerimaan Bahan Baku………... 7
Flowchart………... 9
LAMPIRAN 1
Kuesioner Variable Independen
“ Sistem Informasi Akuntansi
“
No Fungsi pembelian terpisah dari fungsi kas Fungsi kas terpisah dengan fungsi akuntansi
Adanya pemisahan fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan.
Penerimaan barang dilakukan oleh fungsi penerimaan Pengeluaran kas diotorisasi oleh fungsi kas
Penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi gudang
Setiap tugas menjadi tanggung jawab orang secara terpisah.
Setiap barang yang diterima oleh gudang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur pembelian.
Setiap terjadinya suatu transaksi pembelian dicatat dalam jurnal pembelian.
Adanya perputaran jabatan setiap enam bulan
Karyawan diberi training atau pelatihan secara memadai sesuai dengan tugas dan tanggungjawab.
Setiap terjadinya transaksi pembelian diotorisasi oleh bagian yang berwenang.
Faktur pembelian yang digunakan diberi bernomor urut cetak ( Prenumber )
Faktur pembelian yang digunakan sudah dibuat rangkap dan berbeda warna
Faktur pembelian yang digunakan sudah dibuat secara ringkas, rinci, dan informatif
R S
LAMPIRAN 2
Faktur pembelian yang bernomor urut cetak digunakan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan.
Dokumen pembelian diperiksa dan disetujui oleh kepala bagian pembelian
Dokumen dibuat secara sistematis dan terperinci. Adanya otorisasi dari bagian gudang untuk menerima barang
Laporan pembelian dibuat secara rutin setiap bulan 16
17.
18. 19.
20.
LAMPIRAN 3
Kuesioner Variable Dependen
“ Kelancaran Proses Poduksi
“
No
Setiap transaksi sudah dicatat secara benar. Setiap transaksi sudah dicatat secara tepat waktu
Barang yang dipesan diterima tepat pada waktunya.
Pengiriman barang kepada konsumen selalu tepat waktu dan dijamin.
Perusahaan tidak pernah mendapat komplain dari konsumen mengenai pengiriman barang yang tidak tepat waktu.
Proses produksi sudah berjalan lancar karena ketersediaannya bahan baku.
Bahan baku yang dipakai harus ditunjang oleh bahan pendukung yang tepat.
Produksi telah dilakukan sesuai dengan jumlah yang dianggarkan atau direncanakan.
Perusahaan tidak pernah mengalami kekurangan persediaan barang yang dipesan oleh konsumen.
Proses produksi dilaksanakan sesuai dengan pesanan pelanggan.
LAMPIRAN 4
13.
14.
15.
Ketidaksesuian produk yang dipesan oleh konsumen dapat merusak citra perusahaan.
Perusahaan selalu mengusahakan barang sesuai dengan pesanan konsumen.
Barang yang diproduksi tidak cacat atau rusak.
LAMPIRAN 5
NOTA PEMBAYARAN
Bayar kepada :
No :
Tanggal :
No Uraian Jumlah
Terbilang :
Dibayar dengan cek / giro
No. Tanggal ………..
Diterima oleh Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh
LAMPIRAN 6
SURAT PESANAN PEMBELIAN
Kepada Yth : ………..
……….. ………..
Surat permintaan pembelian No……
Jumlah
TOTAL
No Jenis barang Kuantitas Harga / satuan
Dengan huruf ( ………. ) Tanggal batas penyerahan : ………...
Syarat – syarat penyerahan : ………..
Cirebon, ………
Bagian Pembelian,
LAMPIRAN 7
KARTU PERSEDIAAN BARANG
Jenis barang : No. Kartu : ………….
Satuan barang : No. kode : ………….
Pemasok :
LAMPIRAN 8
Nota Penerimaan Bahan Baku
Sesuai order pembelian No : ………. Telah diterima barang sebagai berikut :
No Kode Kuantitas Jenis barang Keterangan
Yang menyerahkan, Cirebon, ………...
Bagian pembelian, Bagian pembelian,
Lampiran 9
Flowchart pembelian bahan baku secara kredit
x18 Pearson
Correlat -.136 .092 .173 -.140 .046 -.078 .093 .203 -.068 .298* -.155 .173 -.193 .156 .055 -.152 .034 1 .162 .115 .388**
Sig. .379 .555 .262 .364 .766 .616 .550 .187 .662 .049 .314 .261 .210 .313 .721 .325 .828 .294 .457 .009
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x19 Pearson
Correlat -.359* .117 .318* -.086 .231 .001 .073 .413** -.282 -.033 -.193 -.213 -.321* .229 .131 -.194 -.336* .162 1 -.096 .173
Sig. .017 .451 .035 .579 .132 .995 .636 .005 .064 .833 .210 .165 .034 .135 .397 .206 .026 .294 .535 .263
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x20 Pearson
Correlat -.031 -.007 .308* -.103 .149 -.113 .145 .163 .013 .325* .184 .117 .163 -.044 -.148 .009 .269 .115 -.096 1 .524**
Sig. .840 .964 .042 .506 .334 .465 .349 .290 .935 .031 .231 .451 .289 .778 .336 .955 .077 .457 .535 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
Pearson
Correlat .077 .340* .546* .037 .408* .223 .184 .338* -.178 .339* .234 .367* .103 .095 .309* -.320* .314* .388*
* .173 .524** 1
SIST
Sig.
.620 .024 .000 .812 .006 .146 .233 .025 .247 .024 .127 .014 .505 .539 .041 .034 .038 .009 .263 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations “X”
x2 x3 x5 x8 x10 x12 x15 x16 x17 x18 x20 Sistem
x2 Pearson Correlation 1 .532(**) .163 .248 -.326(*) -.005 .178 -.175 -.063 .092 -.007 .340(*)
Sig. (2-tailed) .000 .290 .104 .031 .976 .247 .256 .683 .555 .964 .024
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x3 Pearson Correlation .532(**) 1 .163 .248 -.191 -.004 .219 -.175 .174 .173 .308(*) .546(**)
Sig. (2-tailed) .000 .290 .104 .215 .980 .154 .256 .258 .262 .042 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x5 Pearson Correlation .163 .163 1 .163 .104 -.094 -.085 -.430(**) .033 .046 .149 .408(**)
Sig. (2-tailed) .290 .290 .290 .502 .546 .582 .004 .832 .766 .334 .006
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x8 Pearson Correlation .248 .248 .163 1 .134 .031 .071 .010 -.219 .203 .163 .338(*)
Sig. (2-tailed) .104 .104 .290 .386 .841 .645 .949 .152 .187 .290 .025
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x10 Pearson Correlation -.326(*) -.191 .104 .134 1 .043 -.174 -.002 -.031 .298(*) .325(*) .339(*)
Sig. (2-tailed) .031 .215 .502 .386 .779 .259 .988 .841 .049 .031 .024
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x12 Pearson Correlation -.005 -.004 -.094 .031 .043 1 .197 -.149 .392(**) .173 .117 .367(*)
Sig. (2-tailed) .976 .980 .546 .841 .779 .200 .334 .009 .261 .451 .014
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x15 Pearson Correlation .178 .219 -.085 .071 -.174 .197 1 -.136 .085 .055 -.148 .309(*)
Sig. (2-tailed) .247 .154 .582 .645 .259 .200 .379 .585 .721 .336 .041
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x16 Pearson Correlation -.175 -.175 -.430(**) .010 -.002 -.149 -.136 1 -.167 -.152 .009 -.320(*)
Sig. (2-tailed) .256 .256 .004 .949 .988 .334 .379 .279 .325 .955 .034
x17 Pearson Correlation -.063 .174 .033 -.219 -.031 .392(**) .085 -.167 1 .034 .269 .314(*)
Sig. (2-tailed) .683 .258 .832 .152 .841 .009 .585 .279 .828 .077 .038
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x18 Pearson Correlation .092 .173 .046 .203 .298(*) .173 .055 -.152 .034 1 .115 .388(**)
Sig. (2-tailed) .555 .262 .766 .187 .049 .261 .721 .325 .828 .457 .009
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
x20 Pearson Correlation -.007 .308(*) .149 .163 .325(*) .117 -.148 .009 .269 .115 1 .524(**)
Sig. (2-tailed) .964 .042 .334 .290 .031 .451 .336 .955 .077 .457 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
Sistem Pearson Correlation .340(*) .546(**) .408(**) .338(*) .339(*) .367(*) .309(*) -.320(*) .314(*) .388(**) .524(**) 1
Sig. (2-tailed) .024 .000 .006 .025 .024 .014 .041 .034 .038 .009 .000
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
y9 Pearson
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations “Y”
y3 y5 y6 y12 y14 KPO
y3 Pearson Correlation 1 .068 .212 -.025 .128 .439(**)
Sig. (2-tailed) .662 .168 .874 .406 .003
N 44 44 44 44 44 44
y5 Pearson Correlation .068 1 -.186 .078 .012 .370(*)
Sig. (2-tailed) .662 .227 .616 .938 .013
N 44 44 44 44 44 44
y6 Pearson Correlation .212 -.186 1 .066 .137 .350(*) Sig. (2-tailed) .168 .227 .000 .669 .374 .020
N 44 44 44 44 44 44
y12 Pearson Correlation -.025 .078 .066 1 .216 .359(*)
Sig. (2-tailed) .874 .616 .669 .159 .017
N 44 44 44 44 44 44
y14 Pearson Correlation .128 .012 .137 .216 1 .347(*)
Sig. (2-tailed) .406 .938 .374 .159 .021
N 44 44 44 44 44 44
KPO Pearson Correlation .439(**) .370(*) .350(*) .359(*) .347(*) 1 Sig. (2-tailed) .003 .013 .020 .017 .021
N 44 44 44 44 44 44
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Scale: ALL VARIABLES “X”
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Scale statistic
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Inter-Item Correlation Matrix
x2 x3 x5 x8 x10 x12 x15 x16 x17 x18 x20 Sistem
x2 1.000 .532 .163 .248 -.326 -.005 .178 -.175 -.063 .092 -.007 .340
x3 .532 1.000 .163 .248 -.191 -.004 .219 -.175 .174 .173 .308 .546
x5 .163 .163 1.000 .163 .104 -.094 -.085 -.430 .033 .046 .149 .408
x8 .248 .248 .163 1.000 .134 .031 .071 .010 -.219 .203 .163 .338
x10 -.326 -.191 .104 .134 1.000 .043 -.174 -.002 -.031 .298 .325 .339
x12 -.005 -.004 -.094 .031 .043 1.000 .197 -.149 .392 .173 .117 .367
x15 .178 .219 -.085 .071 -.174 .197 1.000 -.136 .085 .055 -.148 .309
x16 -.175 -.175 -.430 .010 -.002 -.149 -.136 1.000 -.167 -.152 .009 -.320
x17 -.063 .174 .033 -.219 -.031 .392 .085 -.167 1.000 .034 .269 .314
x18 .092 .173 .046 .203 .298 .173 .055 -.152 .034 1.000 .115 .388
x20 -.007 .308 .149 .163 .325 .117 -.148 .009 .269 .115 1.000 .524
Sistem .340 .546 .408 .338 .339 .367 .309 -.320 .314 .388 .524 1.000
Inter-Item Covariance Matrix
x2 x3 x5 x8 x10 x12 x15 x16 x17 x18 x20 Sistem
x2 .689 .366 .085 .166 -.232 -.003 .118 -.067 -.043 .061 -.005 1.067
x3 .366 .689 .085 .166 -.136 -.002 .145 -.067 .119 .116 .214 1.711
x5 .085 .085 .398 .083 .056 -.046 -.043 -.126 .017 .024 .079 .971
x8 .166 .166 .083 .650 .093 .019 .046 .004 -.146 .132 .110 1.031
x10 -.232 -.136 .056 .093 .738 .029 -.119 -.001 -.022 .207 .234 1.101
x12 -.003 -.002 -.046 .019 .029 .600 .121 -.054 .250 .108 .076 1.073
x15 .118 .145 -.043 .046 -.119 .121 .634 -.050 .056 .036 -.099 .928
x16 -.067 -.067 -.126 .004 -.001 -.054 -.050 .215 -.064 -.057 .003 -.560
x17 -.043 .119 .017 -.146 -.022 .250 .056 -.064 .679 .022 .186 .977
x18 .061 .116 .024 .132 .207 .108 .036 -.057 .022 .655 .078 1.186
x20 -.005 .214 .079 .110 .234 .076 -.099 .003 .186 .078 .703 1.661
Scale: ALL VARIABLES “Y”
Case Processing Summary Reliability statistic
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.598 .633 7
N %
Cases Valid 44 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 44 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Scale statistic
Mean Std. Deviation N
y3 5.3268 .72786 44
y5 5.3737 .82979 44
y6 5.1209 .77458 44
y12 5.3734 .72902 44
y14 5.3873 .71161 44
KPO 78.3255 2.71270 44
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Inter - Item Correlation Matrix
y3 y5 y6 y12 y14 KPO
y3 1.000 .068 .212 -.025 .128 .439 y5 .068 1.000 -.186 .078 .012 .370 y6 .212 -.186 1.000 .066 .137 .350 y12 -.025 .078 .066 1.000 .216 .359
y14 .128 .012 .137 .216 1.000 .347
KPO .439 .370 .350 .359 .347 1.000
Inter-Item Covariance Matrix
y3 y5 y6 y12 y14 KPO
y3 .530 .041 .119 -.013 .066 .868
y5 .041 .689 -.119 .047 .007 .834
y6 .119 -.119 .600 .037 .076 .735
y12 -.013 .047 .037 .531 .112 .709
y14 .066 .007 .076 .112 .506 .670
Regression
a All requested variables entered. b Dependent Variable : KPO
Model Summary ( b )
a Predictors: (Constant), Sistem
ANOVA ( b )
a Dependent Variable : KPO
Coefficient Correlations ( a ) Collianerity diagnostics ( a )
Casewise Diagnostics ( a )
Case Number Std. Residual KPO Predicted Value Residual
Residuals Statistics ( a )
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 76.4427 81.5031 78.3255 1.21775 44
Residual -4.86115 4.64202 .00000 2.42401 44
Std. Predicted Value -1.546 2.609 .000 1.000 44
Std. Residual -1.982 1.893 .000 .988 44
a Dependent Variable : KPO
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
S
I
S
T
E
m
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Bab I Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang mempengaruhi aspek–aspek kehidupan, khususnya perekonomian. Kemajuan perekonomian yang terjadi pada saat ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Dengan demikian perlu diupayakan agar perusahaan mampu bertahan menghadapi persaingan tersebut. Setiap jenis perusahaan seperti perusahaan dagang, manufaktur, maupun jasa menggunakan sistem informasi akuntansi untuk mengolah data keuangan atau akuntansi agar dapat menghasilkan informasi akuntansi yang akurat.
Kegiatan pembelian bahan baku merupakan aspek penting yang terdapat dalam perusahaan manufaktur. Tanpa adanya bahan baku, perusahaan manufaktur tidak dapat menjalankan operasi yang kaitannya dengan kelancaran proses produksinya dan juga aktivitas pembelian brkaitan erat dengan pengelolaan persediaan bahan baku. Pembelian bahan baku tersebut hendaknya melalui prosedur–prosedur yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan agar proses produksi berjalan dengan baik.
Perusahaan hendaknya meminimumkan biaya produk agar harga jual produk terjangkau oleh para konsumen. Salah satu caranya untuk meminimumkan biaya produk, yaitu menekan biaya pembelian bahan baku dengan memilih bahan baku yang harganya rendah dengan kualitas yang baik.
Bab I Pendahuluan 2
Dalam setiap proses produksi, suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk dapat menggunakan sumber-sumber di dalam perusahaan ( internal resources ) sebanding dengan bahan-bahan dan jasa-jasa yang diolah
menjadi produk. Dengan demikian terlihat bahwa banyaknya bahan-bahan yang dapat disediakan akan menentukan besarnya penggunaan sumber-sumber di dalam perusahaan pabrik tersebut, dan demikian pula dengan kelancarannya.
Berhasilnya kegiatan pembelian yang dilakukan oleh perusahaan itu merupakan kemampuan perusahaan tersebut untuk mengadakan bahan-bahan dan jasa-jasa dengan biaya yang rendah, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai seperti : kualitas barang, penyerahan barang, dan pelayanan ( service ) yang diharapkan oleh konsumen. Oleh karena itu, bagian pembelian haruslah dapat mencari dan memilih dengan teliti supplier yang tepat pada harga yang terjangkau oleh para konsumen. Dari keterangan ini dapat kita ketahui, bahwa sebenarnya pembelian ( purchasing ) merupakan salah satu fungsi penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan.
Pembelian bahan baku yang terlalu sedikit dan tidak tepat waktu dapat mengakibatkan resiko-resiko seperti terhambatnya kelancaran proses produksi karena kekurangan bahan baku, adanya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti, juga adanya pembatalan pesanan oleh pelanggan. Jika pembelian bahan baku terlalu banyak, maka dapat menimbulkan resiko seperti pemborosan biaya karena penyimpanan bahan baku dan penurunan dari kualitas atau kerusakan bahan baku karena lamanya penyimpanan di gudang.
Bab I Pendahuluan 3
Dalam suatu kegiatan pembelian, perusahaan memerlukan suatu penerapan sistem pembelian bahan baku yang tepat untuk menunjang proses produksi dan juga untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan. Sistem informasi akuntansi pembelian ini dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan mengenai pembelian bahan baku secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Penulis memilih PT. “ Teh Upet ” yang bergerak dibidang industri minuman sebagai objek penelitian, dimana pembelian bahan baku dilakukan berdasarkan kebutuhan atau permintaan dari gudang sehingga bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tersedia tepat pada waktunya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai :
“ PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN
BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI ”.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, dimana bahan baku tersebut akan diolah menjadi barang jadi yang siap dijual di pasaran. Pembelian bahan baku untuk proses produksi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu untuk pemesanan, jangan sampai bahan baku tersebut datang terlambat sehingga menimbulkan kemacetan dalam memproduksi suatu produk atau barang.
Bab I Pendahuluan 4
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengidentifikasikan adanya pemasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimanakah sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang diterapkan pada perusahaan
2) Apakah sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku pada perusahaan dapat menunjang proses produksi
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan penulis berkaitan dengan masalah-masalah yang telah didefinisikan diatas, yaitu :
1) Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku sudah diterapkan perusahaan dengan memadai
2) Untuk mengetahui sejauh mana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam menunjang proses produksi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis, diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, khususnya :
1. Pihak perusahaan
Dimana penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi manajemen dalam menilai efektivitas dan efisiensi proses produksi pada suatu perusahaan.
Bab I Pendahuluan 5
2. Pihak penulis
a) Dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai pentingnya sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam kaitannya menunjang proses produksi.
b) Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam rangka meraih gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
3. Pihak-pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran untuk melakukan landasan selanjutnya. Diharapkan juga dapat menjadi dokumentasi bahan studi bagi yang memerlukan.
1.5 Rerangka Pemikiran
Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil tidak terlepas dari kegiatan pemenuhan tersedianya bahan baku. Dalam melaksanakan aktivitas produksi, pembelian bahan baku merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan dan peningkatan kinerja di dalam suatu perusahaan Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi yang memadai, dalam arti sistem informasi akuntansi tersebut harus relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya sehingga pihak manajemen tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan pembelian bahan baku.
Bab I Pendahuluan 6
Salah satu fungsi yang berperan penting dalam perusahaan adalah fungsi pembelian. Tujuan utama fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh bagian penjualan secara tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat waktu. Kelancaran fungsi pembelian tergantung pada pemasok, kebijakan, dan prosedur pembelian yang terdapat dalam suatu perusahaan, serta koordinasi yang baik dengan fungsi–fungsi yang ada dalam perusahaaan.
Kelancaran aktivitas pembelian memegang peranan penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena kelancaran kerja bagian penjualan yang merupakan sumber pendapatan suatu perusahaan sangat tergantung pada pengadaan barang yang dilakukan oleh bagian pembelian. Kegagalan atau keterlambatan barang akan menghambat proses produki barang yang akan dijual oleh perusahaan sehingga tingkat produktivitas menjadi menurun. Hal ini juga dapat menyebabkan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dimana hal itu dapat membawa dampak buruk bagi kelangsungan operasi perusahaan di masa yang akan datang.
Apabila bagian pembelian kurang direncanakan dengan baik akan berakibat pada kenyataan dan hasil usaha perusahaan seperti sebagai berikut :
a) Apabila kuantitas barang yang dibeli terlalu banyak dapat berakibat adanya penumpukan persediaan ( idle ) yang mungkin menanggung beban bunga bank kalau dananya bersumber dari bank. Hal lainnya terlalu banyak persediaan, menanggung resiko rusak, hilang, susut, beban sewa gudang dan lain-lain. Jika persediaan terlampau sedikit menganggu kontinuitas usaha dalam melakukan penjualannya.
Bab I Pendahuluan 7
b) Apabila harga perolehan atas barang terlalu tinggi dikarenakan adanya pemborosan, manipulasi dan lain-lain, mengakibatkan naiknya harga pokok atas barang yang dijual serta timbul kesulitan untuk bersaing dengan produk lainnya dipasaran.
Aktivitas pembelian bahan baku memegang peranan penting dalam kegiatan operasi perusahaan sehingga diperlukan sistem informasi akuntansi yang dapat mempermudah perolehan data dan informasi mengenai aktivitas pembelian bahan baku. Adapun keuntungan-keuntungan yang dimiliki perusahaan jika memiliki sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai adalah pembelian yang tepat bertujuan untuk mencegah adanya kecurangan yang dilakukan oleh bagian pembelian. Dalam pengelolaan proses produksi, pembelian dan proses produksi merupakan dua variabel yang saling berhubungan. Proses produksi merupakan pengolahan bahan baku menjadi barang yang memiliki nilai tambah dengan menggunakan sumber-sumber tenaga kerja, bahan, dana yang tersedia. Penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pembelian bahan baku dan proses produksi mempunyai hubungan yang saling mendukung untuk menunjang kelancaran proses produksi pada suatu perusahaan.
Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
“ Apabila Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku dilaksanakan
secara memadai maka dapat menunjang kelancaran proses produksi “.
Bab I Pendahuluan 8
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskripsi analitis. Menurut Indriantoro dan Supomo ( 2002, 88 ) metode deskripsi analitis merupakan metoda penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang akan diamati dan menjelaskan karakteristik subjek yang diteliti. Biasanya dapat dilakukan dengan jalan mengumpulkan, mengedarkan dan menganalisis data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang selanjutnya membuat suatu kesimpulan dan rekomendasi. Atau juga dengan menggunakan metode statistik, yaitu dengan menggunakan metode regresi untuk mencari apakah Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berperan dalam menunjang proses produksi.
1.6.1 Sampel dan Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Data yang digunakan adalah data primer, yaitu : dengan cara membagikan kuesioner kepada para karyawan dibagian pembelian, purchasing, kepala bagian personalia dan juga pada bagian produksi yang bertugas untuk melakukan pembelian bahan baku. Jumlah populasi pada perusahaan sebanyak 50 orang, dan sample yang digunakan 44 orang pada bagian pembelian, bagian produksi, bagian personalia, dan lain-lain. Metode pengambilan sampel adalah metode simple random sampling, yaitu : dengan mengambil secara acak.
Bab I Pendahuluan 9
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun skripsi ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari teori dan praktek yang sesuai dan mendukung penelitian skripsi ini, yaitu : 1) Penelitian kepustakaan ( library research )
Yaitu dengan cara mengumpulkan literatur-literatur, catatan-catatan kuliah dan membaca buku-buku pegangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan tujuan mendapatkan data teoritis.
2) Penelitian lapangan ( field research )
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab serta meninjau langsung kepada objek penelitian yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data tersebut ada beberapa cara, yaitu : 1 ) Observasi atau pengamatan
Dilakukan dengan mengamati secara langsung yang dilaksanakan oleh perusahaan terutama yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti.
2 ) Interview atau wawancara
Dilakukan dengan tanya jawab dengan manajer, karyawan, serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan. 3 ) Penyebaran kuesioner
Yaitu membagikan kuesioner kepada pihak–pihak yang berkepentingan sehingga didapatkan data untuk diolah dan diuji.
Bab I Pendahuluan 10
1.6.3 Pengolahan dan Pengujian Data
Data yang diperoleh melalui koesiuner akan dioleh dan diuji dengan menggunakan :
1 ) Regression Test ( Uji Regresi )
Uji regresi akan dilakukan untuk menguji hipotesa penulis, yaitu apakah ada pengaruh antara sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam menunjang proses produksi perusahaan.
2 ) T – test ( Uji – T )
Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam menunjang proses produksi perusahaan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT “ Teh Upet “ yang berlokasi di Cirebon ada juga anak cabang dari PT “ Teh Upet ” yang berada di daerah mall serta kampus–kampus. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan September 2006 sampai dengan selesai. Penulis memilih perusahaan ini karena semakin berkembangnya perusahaan tersebut dalam melakukan penjualan dengan banyaknya anak cabang perusahaan diberbagai tempat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku yang dijalankan oleh perusahaan dalam menunjang kelancaran proses produksi.
Bab V Kesimpulan Dan Saran 89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada PT. Teh Upet mengenai “ Peranan Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi ”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Sistem Informasi Akuntansi pembelian bahan baku PT. Teh Upet
• Perusahaan telah memilki struktur organisasi secara tertulis, dimana dalam struktur organisasi tersebut telah digambarkan secara jelas hubungan diantara tiap-tiap bagiannya, tanggungjawab tiap-tiap bagiannya, adanya pemisahan fungsi dan wewenang dari tiap-tiap bagian.
Hanya saja pada PT. Teh Upet tidak ada bagan alir (flow char ).
• PT. Teh Upet telah memiliki formulir dan dokumen secara manual yang memadai karena sudah dibuat dengan bernomor urut cetak, rangkap tembus, dan beda warna.
Namun masih sering terjadi penundaan pencatatan atas transaksi.
• PT. Teh Upet telah memiliki prosedur pembelian, antara lain : Prosedur pemintaan pembelian bahan baku, Prosedur order pembelian, Prosedur penerimaan barang, Prosedur pencatatan hutang, Prosedur pembayaran dan Prosedur retur pembelian
Bab V Kesimpulan Dan Saran 90
2) Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku dalam menunjang proses produksi
PT. Teh Upet sudah memiliki Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku yang memadai dalam menjamin kelancaran proses produksi, seperti : sudah menggunakan sistem komputerisasi dalam pencarian data-data yang ada di perusahaan tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang dimaksudkan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan, yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya memiliki bagan alir (flow chart) prosedur pembelian secara tertulis sehingga dapat diketahui dengan jelas prosedur yang akan dilakukan oleh perusahaan.
2. Pembelian bahan baku sebaiknya memesan tepat pada waktunya agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang.
3. Pencatatan atas suatu transaksi dilakukan tepat waktu.
x
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Amir Abadi, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Assauri, Softjan, 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Empat, Lembaga Penerbit : Fakultas Kristen Maranatha.
Bodnar, George H. and William S. Hopwood, 1998, Accounting Information
System, Seventh Eddition, Upper Saddler River New Jersey : Prentice-Hall
International.
La midjan dan Azhar Susanto, 1997, Sistem Informasi Akuntansi :
Pendekatan Manual Praktika Penyusunan dan Prosedur, Edisi Sebelas,
Lembaga Informatika Akuntansi (LIA), Bandung.
Mulyadi, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Tiga, Salemba Empat, Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
Nur, Indrianto dan Supomo, Bambang, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE
Yogyakarta
Handoko, T. Hani, 1996, Dasar–dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph W. and Michael J Cerrulo, 2000, Accounting Information
System-Essential Concepts and Aplication, Fourth Edition, John Willey And
Sons Inc.