HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT
DENGAN REAKSI PASAR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Lavenia Glamedita
NIM: 122114018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT
DENGAN REAKSI PASAR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Lavenia Glamedita
NIM: 122114018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
"
JANGAN MENGANGGAP ORANG LAIN
LEBIH RENDAH DARIMU"
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karya
sederhana dan kurang sempurna ini penulis persembahkan untuk
Bapak Andung dan Ibu Ratna, yang selalu memberikan semangat dan tidak pernah
lelah mendoakan yang terbaik untuk anaknya
opa dan oma, serta tanteku
my partner, G. Upoyo
Serta sahabat-sahabatku Lia, Mika, Wicak, Falen, Ranti yang turut membantu dan
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Teori Stakeholder ... 8
B. Teori Legitimasi ... 9
C. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 9
D. Sustainability Report ... 10
1. Definisi Sustainability Report ... 10
2. Pengungkapan Sustainability Report ... 11
3. Prinsip Pengungkapan Sustainability Report ... 12
4. Kategori Pengungkapan Sustainabillity Report ... 16
5. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report ... 17
E. Kinerja Keuangan... 18
ix
2. Rasio Solvabilitas (solvability ratio) ... 20
3. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) ... 21
F. Reaksi Pasar ... 22
G. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi pasar ... 25
H. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi pasar ... 26
I. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi pasar... 28
J. Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar ... 29
K. Penelitian Terdahulu ... 31
L. Kerangka Pemikiran ... 37
BAB III METODE PENELITIAN. ... 38
A. Jenis Penelitian ... 38
B. Populasi Sasaran ... 38
C. Jenis dan Sumber Data ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Definisi Operasional Variabel ... 39
1. Kinerja Keuangan... 39
2. Pengungkapan Sustainability Report ... 40
3. Reaksi Pasar ... 41
F. Teknik Analisis Data ... 42
1. Mengumpulkan Data ... 42
2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan ... 42
3. Menghitung Pengungkapan Sustainability Report ... 42
4. Menghitung Reaksi Pasar ... 42
5. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif ... 42
6. Mengklasifikasi Data ... 43
a. Mengklasifikasi Debt to Equity Ratio ... 43
b. Mengklasifikasi Current Ratio ... 43
c. Mengklasifikasi Return on Asset ... 44
d. Mengklasifikasi Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) ... 44
e. Mengklasifikasi Data Reaksi Pasar ... 45
7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 45
8. Menarik Kesimpulan ... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48
A. Populasi Sasaran ... 48
B. Profil Perusahaan ... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A.Analisis Data ... 52
1. Pengumpulan Data... 52
2. Perhitungan Kinerja Keuangan... 53
x
4. Perhitungan Reaksi Pasar ... 58
5. Analisis Statistik Deskriptif ... 59
a. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan ... 59
b. Statistik Deskriptif Sustainability Report Disclosure Index ... 71
c. Statistik Deskriptif Return Saham ... 74
6. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 77
a. Analisis Tabulasi Silang Antara Current Ratio dan Reaksi Pasar ... 77
b. Analisis Tabulasi Silang Antara Debt to Equity Ratio dan Reaksi Pasar ... 78
c. Analisis Tabulasi Silang Antara Return on Asset dan Reaksi Pasar ... 79
d. Analisis Tabulasi Silang Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) dan Reaksi Pasar ... 81
B. Pembahasan ... 82
1. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi Pasar ... 82
2. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi Psar ... 83
3. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi Pasar ... 84
4. Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar ... 84
BAB VI PENUTUP ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan Penelitian ... 88
C. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 94
LAMPIRAN I Daftar Perusahaan Populasi Sasaran ... 95
LAMPIRAN II Data Rasio Solvabilitas Tahun 2010-2014 ... 96
LAMPIRAN III Data Rasio Likuiditas Tahun 2010-2014 ... 101
LAMPIRAN IV Data Rasio Profitabilitas Tahun 2010-2014 ... 106
LAMPIRAN V Data Perhitungan Reaksi Pasar (Return Saham) Tahun 2010-2014 ... 111
LAMPIRAN VI Data Pengungkapan Sustainability Report 2010-2014 ... 112
LAMPIRAN VII Pengklasifikasian Rasio Solvabilitas ... 114
LAMPIRAN VIII Pengklasifikasian Rasio Likuiditas ... 115
LAMPIRAN IX Pengklasifikasian Rasio Profitabilitas ... 116
LAMPIRAN X Pengklasifikasian Reaksi Pasar ... 117
LAMPIRAN XI Pengklasifikasian Pengungkapan SR ... 118
LAMPIRAN XII Analisis Tabulasi Silang ... 119
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan ... 46
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 48
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Current Ratio ... 53
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio ... 54
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Return on Asset ... 55
Tabel 5.4 Sustainability Report Disclosure Index (SRDI)Perusahaan ... 56
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Reaksi Pasar ... 58
Tabel 5.6 Statistik Deskriptif Current Ratio ... 59
Tabel 5.7 Tabel Frekuensi Current Ratio ... 63
Tabel 5.8 Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ... 63
Tabel 5.9 Tabel Frekuensi Debt to Equity Ratio ... 67
Tabel 5.10 Statistik Deskriptif Returnon Assets ... 67
Tabel 5.11 Tabel Frekuensi Returnon Assets ... 70
Tabel 5.12 Statistik Deskriptif Sustainability Report Disclosure Index ... 71
Tabel 5.13 Tabel Frekuensi SRDI ... 73
Tabel 5.14 Statistik Deskriptif Return Saham ... 74
Tabel 5.15 Tabel Frekuensi Return Saham ... 77
Tabel 5.16 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Reaksi Pasar ... 77
Tabel 5.17 Symmetric Measures Current Ratio dengan Reaksi Pasar ... 78
Tabel 5.18 Tabulasi Silang Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar ... 78
Tabel 5.19 Symmetric Measures Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar ... 79
Tabel 5.20 Tabulasi Silang Return on Asset dengan Reaksi Pasar ... 80
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv ABSTRAK
HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT DENGAN REAKSI PASAR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Lavenia Glamedita NIM: 122114018 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja keuangan yang diproksikan dengan current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset memiliki hubungan sangat lemah dan negatif dengan reaksi pasar dan 2) pengungkapan sustainability report mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan reaksi pasar.
xv ABSTRACT
THE RELATION OF FINANCIAL PERFORMANCE AND
SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE WITH MARKET REACTION
(An Empirical Studies TheNon-Financial Companies in The Indonesian Stock Exchange in 2010-2014)
Lavenia Glamedita NIM: 122114018 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
The purpose of this study is to determine the relation among the financial performance and sustainability report disclosure with market reaction.
This research is an empirical study. The used secondary data is obtained by using a documentation techniques. Technique data analysis uses cross tabulation analysis.
This research result showed that 1) the financial performance which proxied by current ratio, debt to equity ratio, and return on asset had the very weak and negative relation with market reaction 2) the sustainability report disclosure had the very weak and positive relation with market reaction.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang berbeda. Perusahaan secara umum bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Demi mencapai tujuan tersebut maka, perusahaan dituntut untuk dapat menunjukkan kondisi, posisi, dan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Kinerja menurut Chotimah dan Amanah (2013) merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Menurut Bisara dan Amanah (2015), kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) bagi investor. Return
saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor untuk melakukan suatu investasi dalam suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik.
perekonomian yang sulit, akan membuat manajemen sebuah perusahaan akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan. Hal ini membuat perusahaan perlu memperhatikan dan peduli terhadap aspek lingkungan dan sosial selain dari aspek kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Darwin (2004) dalam Wibowo dan Faradiza (2014), pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan pemangku kepentingan, yang melebihi tangggung jawab organisasi di bidang hukum. Untuk itu, dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan, dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan atau sustainability report.
Penelitian yang dilakukan Rafik dan Asyik (2013) menunjukkan bahwa
current ratio berdampak positif dan signifikan terhadap reaksi pasar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) menunjukkan bahwa
current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Chotimah dan Amanah (2013) menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian Sari (2013) menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh pada
return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2011) menunjukkan bahwa return on asset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian Farkhan dan Ika (2012) menunjukkan bahwa return on asset memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti (2014) menunjukkan bahwa informasi dalam pengungkapan CSR perusahaan belum menarik perhatian investor, sedangkan penelitian Anggraini (2014) menunjukkan bahwa corporate social responsibility sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap return saham.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara kinerja keuangan dan reaksi pasar?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kinerja keuangan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
2. Likuiditas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan current ratio. Solvabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan return on asset (ROA).
3. Reaksi Pasar dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan return saham.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kinerja keuangan dan reaksi pasar.
2. Hubungan antara pengungkapan sustainability report dan reaksi pasar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan pengungkapan sustainability report.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang dapat digunakan sebagai informasi ataupun wacana mengingat kesadaran perusahaan di Indonesia terhadap pertanggungjawaban khususnya lingkungan dan sosial yang masih lemah, sehingga pemerintah dapat memperoleh tolak ukur untuk menentukan kebijakan yang tepat bagi perusahaan dan dapat mengatur pelaksanaan pelaporan berkelanjutan (sustainability reporting) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini menguraikan untuk memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara menentukan populasi sasaran, serta pengukuran variabel penelitian.
BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Stakeholder
Menurut Budiman dan Juniarti (2015), stakeholder theory menyatakan keberlangsungan perusahaan bergantung pada bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan stakeholder dalam sisi ekonomi dan non-ekonomi (lingkungan dan sosial). Pada sisi ekonomi perusahaan bertanggung jawab untuk menghasilkan laba. Di sisi non-ekonomi perusahaan bertanggung jawab atas kebutuhan karyawan, masyarakat, dan lingkungan dengan memperhatikan dampak yang muncul akibat operasional perusahaan. Perusahaan tidak hanya bertangggung jawab terhadap pemilik dengan mengutamakan laba, namun menjadi lebih luas dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan lingkungan.
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder dan
shareholders perusahaan menurut Safitri dan Fidiana (2015), adalah dengan mengungkapkan sustainability report yang menginformasikanperihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan. Dengan pengungkapan ini, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder
B. Teori Legitimasi
Teori legitimasi menurut Risty dan Sany (2015), didasarkan atas gagasan bahwa bisnis beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial di mana organisasi setuju untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya. Menurut Wibowo dan Faradiza (2014) apabila perusahaan melakukan pengungkapan sosial, maka perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari masyarakat atau
lingkungan tersebut beroperasi, hal ini mengartikan perusahaan tersebut terlegitimasi.
Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi (Tamba dan Chariri, 2011).
C. Teori Sinyal (Signalling Theory)
promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan (Susilowati dan Turyanto, 2011).
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. (Bisara dan Amanah, 2015).
D. Sustainability Report
1. Definisi Sustainability Report
implementasi sustainability development diwujudkan dalam laporan berkelanjutan atau sustainability report (Azizah, 2015).
Sustainability report menurut Susanto dan Tarigan (2013) berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non-keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (sustainable performance). Menurut Natalia dan Tarigan (2014) sustainability reporting mengedepankan transparansi sebagai salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR) yang juga akan meningkatkan image perusahaan dan kepercayaan stakeholder
terhadap perusahaan sehingga stakeholder termasuk investor tetap akan menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Perusahaan yang telah go-public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Muhariefeffendi.wordpress.com/ pelaporan_berkelanjutan_sustainabilty_reporting_sebagai_implementasi _gcg).
2. Pengungkapan Sustainability Report
LK, seperti laporan keberlanjutan (sustainability report) atau laporan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility report). Berdasarkan keputusan tersebut, pengungkapan sustainability report di Indonesia masih merupakan pilihan. Meskipun merupakan pilihan, pengungkapan sustainability report (SR) di Indonesia telah didukung dengan adanya ajang Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Ajang penghargaan ini diprakarsai oleh Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) yang bekerja sama dengan National Center for Sustainability Reporting (NSCR) sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang concern terhadap sustainable development
(Canisie, 2015). Menurut Sulistyoningrum (2011) dalam kaitannya dengan sustainable development, tidak hanya ada isu tunggal saja yang terdapat di dalam SR melainkan isu ekonomi, isu sosial, serta isu lingkungan. Sustainability development hanya akan dapat tercapai jika ketiga pilar tersebut terpenuhi semua.
3. Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Prinsip-prinsip pelaporan berkelanjutan (sustainability reporting) seperti yang tertulis pada pedoman laporan berkelanjutan GRI-G4 (2013: 16-18) adalah sebagai berikut:
a. Prinsip-Prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip ini terdiri dari:
1) Pelibatan pemangku kepentingan
Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.
2) Konteks keberlanjutan
Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekononomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal, regional, atau global.
3) Materialitas
Laporan harus mencakup aspek yang:
- Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau
- Secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan
4) Kelengkapan
sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode pelaporan.
b. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan
Prinsip ini memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan berkelanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang tepat.
1) Keseimbangan
Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan. 2) Komparabilitas
3) Akurasi
Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. Respon atas disclosure on management approach
(DMA/pendekatan manajemen) dan indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail.
4) Ketepatan Waktu
Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.
5) Kejelasan
Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan.
6) Keandalan
4. Kategori Pengungkapan Sustainability Report
Pengungkapan dalam sustainability report terbagi menjadi tiga yaitu pengungkapan ekonomi, pengungkapan lingkungan, dan pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial terbagi lagi menjadi pengungkapan pada praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, hak asasi manusia (HAM), masyarakat, dan tanggung jawab produk. Penjelasan mengenai pengungkapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengungkapan Ekonomi
Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Kategori ekonomi menggambarkan arus modal di antara pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat (GRI, 2013: 48)
b. Pengungkapan Lingkungan
c. Pengungkapan Sosial
GRI mengungkapkan bahwa dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi beroperasi. Kategori sosial meliputi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia (HAM), masyarakat, dan tanggung jawab atas produk (GRI, 2013:63)
5. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report
Harapan bahwa keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan menjadi semakin penting. Menurut GRI, kegunaan sustainability report adalah sebagai berikut (GRI, 2013: 3):
a. Pelaporan berkelanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan.
b. Pelaporan berkelanjutan membuat yang abstrak menjadi nyata dan konkret, sehingga membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi.
d. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan.
E. Kinerja Keuangan
Menurut Safitri dan Fidiana (2015), kinerja keuangan merupakan gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui baik buruknya kondisi dan prestasi keuangan sebuah perusahaan dalam waktu tertentu.
terdapat kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.
Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas (Fahmi, 2011:116). Berikut penjelasan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas:
1. Rasio likuiditas (liquidity ratio)
Menurut Munawir (2007:31), likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi
kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio dengan rumus: =
lancar. Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam waktu satu tahun. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
2. Rasio solvabilitas (solvability ratio)
Rasio solvabilitas, menurut Fahmi (2011:116), merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali hutangnya. Menurut Munawir (2007:32) suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Rasio solvabilitas diproksikan dengan debt to equity ratio (rasio utang atas modal) dengan rumus:
= �
sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar. Brigham dan Houston (2001:86) menjelaskan bahwa total utang mencakup baik utang lancar maupun utang jangka panjang.
3. Rasio profitabilitas (profitabiility ratio)
Menurut Munawir (2007:33), rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Semakin baik rasio profitabilitas maka, semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA) dengan rumus:
= ℎ
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Dalam hal ini, digunakan total aset rata-rata, bukannya total aset pada akhir periode. Ini lebih konsisten dengan penggunaan ROA sebagai pengukur prestasi pada satu periode tertentu. Biasanya aset rata-rata dihitung dengan menjumlahkan aset pada awal periode dengan aset pada akhir periode dan dibagi dua (Mamduh dan Halim, 2009:157-158).
F. Reaksi Pasar
Reaksi pasar diukur melalui penghitungan return saham perusahaan. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa (common stock) dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Putri, 2013).
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Komponen return total terdiri dari dua macam yaitu (Absari, Sudarma, dan Chandrarin, 2014):
1) Capital Gain
Capital gain yaitu selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Untuk menentukan besarnya capital gain
dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss).
2) Current Income (Pendapatan Lancar)
Return menurut Susilowati dan Turyanto (2011) dapat dibedakan menjadi: 1) Return Realisasi (Realized Return)
Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.
Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) di masa datang.
2) Return Ekspektasi (Expected Return)
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.
Maka, return saham dinyatakan dengan prosentase sebagai berikut: ℎ = � − � −
� − %
Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain yaitu selisih antara harga saham saat ini (closing price pada periode t) dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada periode t-1) dibagi dengan harga saham periode (closing price pada periode t-1).
G. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi Pasar
Menurut Hery (2016:152), current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.
Menurut Daljono (2013), current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan membiayai kegiatan operasional, jika perusahaan dapat membiayai kegiatan operasionalnya dengan baik, maka investor akan lebih tertarik kepada perusahaan tersebut. Current ratio yang tinggi menunjukkan perusahaan dalam kondisi likuid. Perusahaan yang likuid lebih menarik minat investor. Jika banyak investor yang tertarik membeli saham perusahaan tersebut, maka harga saham dari perusahaan itu akan naik dan return saham dari perusahaan tersebut juga akan meningkat, sehingga current ratio dan return saham memiliki hubungan yang positif.
Menurut Kurniawan, Yuliani, dan Ghasarma (2016), secara empiris
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik maka manajer akan mengomunikasikan hal tersebut ke investor.
Menurut Prihantini (2009), current ratio yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sebaliknya
current ratio terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaaan yang menganggur (aktivitas sedikit) yang akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang tak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Semakin besar current ratio
yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirmya mempengaruhi performance harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.
H. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi Pasar
menyepakati jumlah dana perusahaan yang dibiayai dengan hutang sehingga
return yang sesuai tetap dapat diperoleh.
Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan tingkat hutang perusahaan. Perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor. Perusahaan dengan nilai DER yang tinggi memiliki tingkat risiko kebangkrutan yang tinggi. Tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan pada pihak eksternal. Para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi. Jika sebuah perusahaan memiliki nilai DER yang tinggi maka, perusahaan itu akan memiliki tingkat risiko yang tinggi pula, karena hutang yang ditanggung perusahaan juga semakin tinggi, semakin besar nilai dari rasio DER menunjukkan semakin besar kewajiban yang harus ditanggung perusahaan. Para investor lebih memilih perusahaan yang memiliki nilai rasio DER yang rendah, karena hal ini menunjukkan kewajiban yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Jadi, semakin tinggi nilai DER, maka semakin rendah minat investor yang ingin berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari harga saham yang rendah, sehingga menyebabkan return saham dari perusahaan tersebut menjadi semakin rendah (Daljono, 2013).
mengelola dana tersebut sehingga mampu melunasi utang. Kemampuan melunasi utang, perusahaan berusaha untuk menginvestasi dana yang berasal dari utang seefektif mungkin sehingga diperoleh return optimal.
Menurut Puspitadewi dan Rahyuda (2016), beberapa investor berpikir bahwa semakin tinggi DER mencerminkan tingginya tingkat hutang perusahaan sehingga meningkatkan risiko yang diterima investor sebagai akibat dari beban bunga hutang yang ditanggung perusahaan. Melihat hal tersebut menyebabkan investor cenderung untuk tidak menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga terjadi penurunan harga saham yang selanjutnya berdampak terhadap menurunnya return saham.
I. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi Pasar
Menurut Arista dan Astohar (2012), semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya dalam perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan meningkat, dengan kata lain ROA akan berdampak positif terhadap return saham.
Menurut Daljono (2013), semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor akan lebih tertarik untuk memiliki saham perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan lebih besar, dan jika banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan yang tinggi, maka harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat dan return saham nya juga akan naik.
J. Hubungan PengungkapanSustainability Reportdengan Reaksi Pasar
kondisi tersebut sebagai signalling theory dalam bentuk informasi lingkungan, yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan investasi, lebih dari itu, informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perusahaan-perusahan dipandang sebagai good corporate citizens (Mukti, 2013).
Menurut Azizah (2015), pengungkapan sustainability report oleh perusahaan dimaksudkan untuk memberikan informasi dan signal kepada investor agar tertarik menginvestasikan dana kepada perusahaan tersebut. Berdasarkan legitimacy theory, perusahaan yang mengungkapkan
sustainability report atas CSR yang dilakukan akan mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Legitimasi merupakan hal positif yang berhasil didapatkan demi menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut menjadi dasar bagi investor dalam mempertimbangkan risiko bisnis dan expected return
setiap sekuritas. Apabila publikasi tersebut dianggap sebagai signal baik oleh investor maka tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada penawaran saham yang ada.
Yani dan Wahidahwati (2013) dalam melakukan investasi di sebuah perusahaan investor menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam laporan tahunan selain laporan keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Laporan tahunan juga menjadi salah satu pedoman bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin memperluas pengungkapan dalam laporan tahunan. Hal ini merupakan sinyal positif yang diberikan perusahaan kepada investor. Makin luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan akan menambah informasi yang diterima oleh investor. Semakin luasnya informasi yang diterima investor akan meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi tentunya investor akan memberikan respon yang positif terhadap perusahaan berupa pergerakan harga saham yang cenderung naik. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut.
K. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian mengenai Current Ratio dengan Reaksi Pasar
periode 2007-2010 menunjukkan bahwa current ratio berdampak positif dan signifikan terhadap reaksi pasar. Investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika current ratio meningkat maka nilai
return saham juga akan mengalami peningkatan.
Sari (2013) yang melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
current ratio, return on asset, debt to equity ratio dan size terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio
tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Chotimah dan Amanah (2013) melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan terhadap return saham dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham yang berarti kemampuan utang jangka pendek kurang bisa mempengaruhi return saham, sehingga kurang bisa digunakan informasi laporan keuangan bagi investor untuk dapat menilai kondisi keuangan.
Absari, Sudarma, dan Chandrarin (2013) meneliti tentang analisis pengaruh faktor fundamental perusahaan dan risiko sistematis terhadap
2. Penelitian mengenai Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan debt to equity ratio
(DER) dan reaksi pasar yang dilakukan peneliti sebelumnya. Chotimah dan Amanah (2013) meneliti tentang analisis rasio keuangan terhadap
return saham dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham karena penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan dikatakan akan meningkatkan risiko finansial yang harus ditanggung oleh pemegang saham/investor.
Menurut Absari, Sudarma, dan Chandrarin (2013), variabel DER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi sebagian investor, DER dipandang sebagai besarnya tanggungjawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan, sehingga semakin besar nilai DER maka akan memperbesar tanggungan perusahaan.
Hasil penelitian Sari (2013) juga mengungkapkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return saham karena semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.
Sugiarti, Surachman, Aisjah (2015) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham pada perusahaan LQ-45 yang go public di Indoensia.
3. Penelitian mengenai Return on Asset dengan Reaksi Pasar
Beberapa penelitian yang telah meneliti pengaruh return on asset
(ROA) dan reaksi pasar yang dilakukan peneliti sebelumnya. Penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) tentang reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan. Hasil penelitian mengatakan bahwa variabel ROA tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai ukuran dalam menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi total return
saham di pasar modal (terutama di BEI).
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindentifikasikan bahwa investor masih menggunakan ROA sebagai tolak ukur kinerja perusahaan yang digunakan untuk memprediksi total return saham.
Bisara dan Amanah (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap reaksi pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
4. Penelitian mengenai Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar
Muchti dan Widyaningsih (2012) meneliti tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap reaksi investor melalui pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) tidak berpengaruh positif terhadap reaksi investor, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan sustainability report belum tentu akan menarik perhatian investor dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan sahamnya.
Penelitian Hariyanti (2014) serta Ningsih dan Akbar (2014) menyimpulkan bahwa informasi dalam pengungkapan CSR perusahaan belum menarik perhatian investor.
Pratiwi dan Suryanawa (2014) meneliti tentang pengaruh good
corporate governance dan corporate social responsibility disclosure pada
menyebabkan menurunnya return saham, karena dengan semakin banyaknya aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin banyak biaya yang akan dikeluarkan untuk menunjang aktivitas tersebut, sehingga return saham perusahaan pun ikut menurun.
Anggraini (2014) melakukan penelitian tentang corporate social responsibility sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap return
saham. Hasil penelitian mendukung signalling theory yaitu bahwa CSR merupakan salah satu bentuk pemberian signal positif kepada investor.
Penelitian Barus dan Maksum (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
abnormal return saham. Pengaruh pengungkapan informasi CSR terhadap
L. Kerangka pemikiran
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara masing-masing variabel yaitu variabel kinerja keuangan dengan reaksi pasar dan variabel pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel, sehingga tidak memerlukan perumusan hipotesis karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Gambar Kerangka Pemikiran Kinerja
Keuangan
Reaksi Pasar
Pengungkapan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi empiris, yaitu penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh. Studi empiris pada penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan analisis matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan membuat prediksi berdasarkan data-data sekunder yang telah didokumentasikan.
B. Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan sustainability report pada tahun 2010-2014. Data yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup seluruh populasi yang memiliki kriteria sesuai dengan sasaran peneliti. Kriteria untuk menentukan populasi sasaran adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan telah terdaftar di BEI dan juga telah mempublikasikan serta menerbitkan sustainability report (SR) dan laporan keuangan selama tahun 2010-2014. Perusahaan juga telah mengungkapkan SR sesuai dengan indeks GRI G3, G3.1, dan G4.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan, harga penutupan saham tahunan serta sustainability report. Data variabel kinerja keuangan menggunakan data laporan keuangan, dan variabel pengungkapan
sustainability report menggunakan data sustainability report serta variabel reaksi pasar menggunakan data harga penutupan saham tahunan. Sumber data dapat diperoleh dari website perusahaan, website BEI (www.idx.co.id), dan
website www.sahamok.com.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan, sustainability report, dan harga penutupan saham oleh perusahaan pada tahun 2010-2014.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Kinerja Keuangan a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas diproksikan dengan rasio lancar (current ratio).
yang Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage perusahaan diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan total hutang dengan seluruh ekuitas yang dimiliki perusahaan.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA). Return on asset merupakan ukuran seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset.
2. Pengungkapan Sustainability Report
item, atau GRI G4 sebanyak 91 item. Rumus untuk menghitung SRDI adalah:
� =
Keterangan:
SRDI : Sustainability Reporting Disclosure Index
V :Jumlah item yang diungkapkan perusahaan M : Jumlah skor item yang diharapkan
3. Reaksi Pasar
Reaksi pasar diproksikan dengan return saham. Return saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain. Return total atau sering disebut return saja. Return merupakan penjumlahan capital gain dengan dividend yield. Akan tetapi, karena tidak semua perusahaan membayarkan dividennya, maka return yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah nilai dari capital gain. Nilai dari capital gain
diperoleh dari selisih harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.
Sehingga, return saham dirumuskan dengan:
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, harga penutupan saham tahunan dan sustainability report seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Mengumpulkan data untuk variabel kinerja keuangan yaitu dengan mencari data total utang, total modal, aktiva lancar, kewajiban lancar, dan laba bersih setelah pajak serta total aktiva yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Mengumpulkan data untuk menghitung SRDI dengan cara menghitung jumlah item yang diungkapkan perusahaan dalam sustainability report, selain itu mengumpulkan data harga penutupan saham tahunan untuk menghitung return saham sebagai proksi dari reaksi pasar.
2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan a. Menghitung Current Ratio
b. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER) c. Menghitung Return on Asset (ROA)
3. Menghitung Pengungkapan Sustainability Report 4. Menghitung Reaksi Pasar
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi.
6. Mengklasifikasi Data
a. Mengklasifikasi Debt to Equity Ratio (DER)
Ukuran data debt to equity ratio berskala rasio, pada pengklasifikasian ini data debt to equity ratio (DER) diubah menjadi skala ordinal. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan. Menurut Hery (2016:169), ketentuan umumnya adalah bahwa debitor seharusnya memiliki debt to equity ratio kurang dari 0,5. Maka, perusahaan harus berusaha agar rasio DER bernilai rendah atau berada di bawah standar industri yaitu 50% atau 0,5. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data DER ke dalam 2 kategori sebagai berikut:
Baik (≤0,5) : 1 Buruk (>0,5) : 2 b. Mengklasifikasi Current Ratio
tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan. Menurut Hery (2016:150), standar likuiditas yang baik untuk perbandingan antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar adalah 200% atau 2:1. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data current ratio ke dalam 2 kategori sebagai berikut:
Baik (≥2,0) : 1 Buruk (<2,0) : 2
c. Mengklasifikasi Return on Asset (ROA)
Return on asset dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan menghitung jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Standar industri rasio ini menurut Hery (2016:194) adalah sebesar 20% atau 0,2 dimana, semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data ROAke dalam 2 kategori sebagai berikut:
Baik (≥0,2) : 1 Buruk (<0,2) : 2
berarti semakin luas tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut (Pattiasina, 2015). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasi data SRDI ke dalam 3 kategori sebagai berikut:
(0,000 – 0,399) : 1 (0,400 – 0,799) : 2 (0,800 – 1,000) : 3
e. Mengklasifikasi Data Reaksi Pasar
Reaksi pasar diproksikan dengan return saham. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Ada kesepakatan tidak tertulis yang menyatakan bahwa prediksi return
saham biasanya 20% (rudiyanto.blog.kontan.co.id/ berapa_asumsi_return_saham_yang_wajar). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data return saham ke dalam 2 kategori sebagai berikut:
Rendah (<20%): 1 Tinggi (≥20%): 2 7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang
tingkat atau nilai dari masing-masing kategori (Cooper dan William, 1998:38). Data yang digunakan pada analisis tabulasi silang adalah data skala rasio dan data nominal yang telah diubah menjadi skala ordinal. Setelah itu, menganalisa koefisien korelasi dengan menggunakan uji Spearman’s Rho. Spearman’s Rho merupakan uji statistik yang ditujukan
untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala ordinal. Makna nilai koefisien korelasi Spearman menurut Sugiyono (2009), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antar Variabel
Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2009
8. Menarik Kesimpulan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Populasi Sasaran
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan,
sustainability report, dan harga saham perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability report selama tahun 2010-2014. Subjek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan sustainability report pada tahun 2010-2014. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability report
selama tahun 2010-2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 4.1
Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability
report (SR) tahun 2010-2014. Perusahaan juga sudah mengungkapkan SR sesuai dengan indeks GRI G3, G3.1, dan G4.
31
Perusahaan yang termasuk kategori banking, credit agencies other than bank, securities, and inssurance (finance).
(7)
Perusahaan yang tidak menerbitkan sustainability report dan laporan keuangan secara lengkap dan berturut-turut tahun 2010-2014.
(12)
B. Profil Perusahaan
Tabel-tabel di bawah ini merupakan profil perusahaan non-keuangan yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini.
Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Kode ANTM
Nama Aneka Tambang (Persero) Tbk
Sektor Mining
Bidang Usaha Utama Metal and Mineral Mining
Sub Sektor Metal and Mineral Mining
Alamat Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen TB Simatupang No.1 Jakarta
Astra Internasional Tbk.
Kode ASII
Nama Astra Internasional Tbk Sektor Miscellaneous Industry
Bidang Usaha Utama Perdagangan Umum
Sub Sektor Automotive and Components
Alamat Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta
Indika Energy Tbk.
Kode INDY
Nama Indika Energy Tbk
Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation
Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi
Sub Sektor Non Building Construction
Alamat Gedung Mitra Lantai 11 Jl.Jend. Gatot Subroto Kav.21 Jakarta-12930
Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Kode INKP
Nama Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals
Bidang Usaha Utama Pulp and Paper
Sub Sektor Pulp and Paper
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Kode PGAS
Nama Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation
Bidang Usaha Utama Distribusi dan Transmisi Gas Bumi Sub Sektor Energy
Alamat Jl. KH. Zainul Arifin No.20 Jakarta 11140
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Kode PTBA
Nama Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Sektor Mining
Bidang Usaha Utama Pertambangan Batubara (Coal Mining) Sub Sektor Coal Mining
Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation
Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi
Sub Sektor Non Building Construction
Alamat Indi Bintaro Office Park,Gedung B, Jl. Boulevard Bintaro Jaya Blok B7/A6, Sektor VII, Tangerang Selatan, 15224
Holcim Indonesia Tbk.
Kode SMCB
Nama Holcim Indonesia Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals
Bidang Usaha Utama Basic Industry and Chemicals - Cement
Sub Sektor Cement
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Kode SMGR
Nama Semen Indonesia (Persero) Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals
Bidang Usaha Utama Produsen Semen Sub Sektor Cement
Alamat Gedung Utama Semen Gresik Jl.Veteran Gresik 61122
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Kode TLKM
Nama Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation
Bidang Usaha Utama Penyelenggara Jaringan dan Jasa Telekom Sub Sektor Telecommunication
Alamat GKP Telkom Jl. Japati No.1 Bandung 40133
Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Kode UNSP
Nama Bakrie Sumatera Plantations Tbk Sektor Agriculture
Bidang Usaha Utama Agriculture Plantation
Sub Sektor Plantation
Alamat Komplek Rasuna Epicentrum Bakrie Tower Lantai 18-19 Jl.HR. Rasuna Said Jakarta 12960
Wijaya Karya Tbk.
Kode WIKA
Nama Wijaya Karya Tbk
Sektor Property, Real Estate and Building Construction
Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi Sub Sektor Building Construction
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Data mengenai perhitungan kinerja keuangan berupa rasio solvabilitas yang terdiri dari total hutang dan total modal dapat dilihat pada lampiran II. Rasio likuiditas yang terdiri dari aktiva lancar dan kewajiban lancar dapat dilihat pada lampiran III. Rasio profitabilitas yang terdiri dari laba bersih setelah pajak dan total aktiva dapat dilihat pada lampiran IV. Data mengenai reaksi pasar berupa return saham dari masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran V. Data mengenai pengungkapan
2. Perhitungan Kinerja Keuangan a. Current Ratio
Berikut ini adalah hasil perhitungan current ratio perusahaan: Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Current Ratio
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
b. Debt to Equity Ratio
Berikut ini adalah hasil perhitungan debt to equity ratio perusahaan:
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1. ANTM 0,27 0,41 0,54 0,71 0,85 2. ASII 0,92 1,03 1,03 1,02 0,96 3. INDY 1,10 0,78 1,31 1,44 1,51 4. INKP 1,95 2,12 2,21 1,95 1,71 5. PGAS 1,12 0,81 0,66 0,62 1,10 6. PTBA 0,35 0,41 0,50 0,55 0,71 7. PTRO 0,84 1,37 1,83 1,58 1,43 8. SMCB 0,53 0,45 0,45 0,70 0,96 9. SMGR 0,28 0,35 0,46 0,41 0,37 10. TLKM 0,78 0,69 0,66 0,65 0,64 11. UNSP 1,17 1,06 1,40 2,70 3,20 12. WIKA 2,28 2,75 2,89 2,90 2,20
c. Return on Asset
Berikut ini adalah hasil perhitungan return on asset perusahaan: Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Return on Asset
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1. ANTM 0,14 0,13 0,15 0,02 -0,04 2. ASII 0,15 0,14 0,12 0,10 0,09 3. INDY 0,07 0,07 0,04 -0,02 -0,01 4. INKP 0,02 0,03 0,07 0,03 0,02 5. PGAS 0,20 0,19 0,23 0,19 0,12 6. PTBA 0,23 0,27 0,23 0,16 0,14 7. PTRO 0,19 0,14 0,09 0,03 0,05 8. SMCB 0,08 0,10 0,11 0,06 0,04 9. SMGR 0,24 0,20 0,19 0,17 0,16 10. TLKM 0,16 0,15 0,16 0,16 0,15 11. UNSP 0,04 0,04 -0,06 -0,14 -0,04 12. WIKA 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
3. Pengungkapan Sustainability Report (SRDI)
Tabel 5.4 Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) Perusahaan
4. Perhitungan Reaksi Pasar
Berikut ini hasil perhitungan reaksi pasar perusahaan:
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Reaksi Pasar
No. Kode