• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar (studi empiris pada perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar (studi empiris pada perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2014)"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN

SUSTAINABILITY REPORT

DENGAN REAKSI PASAR

(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Lavenia Glamedita

NIM: 122114018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN

SUSTAINABILITY REPORT

DENGAN REAKSI PASAR

(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Lavenia Glamedita

NIM: 122114018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

"

JANGAN MENGANGGAP ORANG LAIN

LEBIH RENDAH DARIMU"

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karya

sederhana dan kurang sempurna ini penulis persembahkan untuk

Bapak Andung dan Ibu Ratna, yang selalu memberikan semangat dan tidak pernah

lelah mendoakan yang terbaik untuk anaknya

opa dan oma, serta tanteku

my partner, G. Upoyo

Serta sahabat-sahabatku Lia, Mika, Wicak, Falen, Ranti yang turut membantu dan

(6)
(7)
(8)
(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Teori Stakeholder ... 8

B. Teori Legitimasi ... 9

C. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 9

D. Sustainability Report ... 10

1. Definisi Sustainability Report ... 10

2. Pengungkapan Sustainability Report ... 11

3. Prinsip Pengungkapan Sustainability Report ... 12

4. Kategori Pengungkapan Sustainabillity Report ... 16

5. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report ... 17

E. Kinerja Keuangan... 18

(10)

ix

2. Rasio Solvabilitas (solvability ratio) ... 20

3. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) ... 21

F. Reaksi Pasar ... 22

G. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi pasar ... 25

H. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi pasar ... 26

I. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi pasar... 28

J. Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar ... 29

K. Penelitian Terdahulu ... 31

L. Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III METODE PENELITIAN. ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Populasi Sasaran ... 38

C. Jenis dan Sumber Data ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Definisi Operasional Variabel ... 39

1. Kinerja Keuangan... 39

2. Pengungkapan Sustainability Report ... 40

3. Reaksi Pasar ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

1. Mengumpulkan Data ... 42

2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan ... 42

3. Menghitung Pengungkapan Sustainability Report ... 42

4. Menghitung Reaksi Pasar ... 42

5. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif ... 42

6. Mengklasifikasi Data ... 43

a. Mengklasifikasi Debt to Equity Ratio ... 43

b. Mengklasifikasi Current Ratio ... 43

c. Mengklasifikasi Return on Asset ... 44

d. Mengklasifikasi Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) ... 44

e. Mengklasifikasi Data Reaksi Pasar ... 45

7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 45

8. Menarik Kesimpulan ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48

A. Populasi Sasaran ... 48

B. Profil Perusahaan ... 49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Analisis Data ... 52

1. Pengumpulan Data... 52

2. Perhitungan Kinerja Keuangan... 53

(11)

x

4. Perhitungan Reaksi Pasar ... 58

5. Analisis Statistik Deskriptif ... 59

a. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan ... 59

b. Statistik Deskriptif Sustainability Report Disclosure Index ... 71

c. Statistik Deskriptif Return Saham ... 74

6. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 77

a. Analisis Tabulasi Silang Antara Current Ratio dan Reaksi Pasar ... 77

b. Analisis Tabulasi Silang Antara Debt to Equity Ratio dan Reaksi Pasar ... 78

c. Analisis Tabulasi Silang Antara Return on Asset dan Reaksi Pasar ... 79

d. Analisis Tabulasi Silang Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) dan Reaksi Pasar ... 81

B. Pembahasan ... 82

1. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi Pasar ... 82

2. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi Psar ... 83

3. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi Pasar ... 84

4. Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar ... 84

BAB VI PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Penelitian ... 88

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 94

LAMPIRAN I Daftar Perusahaan Populasi Sasaran ... 95

LAMPIRAN II Data Rasio Solvabilitas Tahun 2010-2014 ... 96

LAMPIRAN III Data Rasio Likuiditas Tahun 2010-2014 ... 101

LAMPIRAN IV Data Rasio Profitabilitas Tahun 2010-2014 ... 106

LAMPIRAN V Data Perhitungan Reaksi Pasar (Return Saham) Tahun 2010-2014 ... 111

LAMPIRAN VI Data Pengungkapan Sustainability Report 2010-2014 ... 112

LAMPIRAN VII Pengklasifikasian Rasio Solvabilitas ... 114

LAMPIRAN VIII Pengklasifikasian Rasio Likuiditas ... 115

LAMPIRAN IX Pengklasifikasian Rasio Profitabilitas ... 116

LAMPIRAN X Pengklasifikasian Reaksi Pasar ... 117

LAMPIRAN XI Pengklasifikasian Pengungkapan SR ... 118

LAMPIRAN XII Analisis Tabulasi Silang ... 119

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan ... 46

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 48

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Current Ratio ... 53

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio ... 54

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Return on Asset ... 55

Tabel 5.4 Sustainability Report Disclosure Index (SRDI)Perusahaan ... 56

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Reaksi Pasar ... 58

Tabel 5.6 Statistik Deskriptif Current Ratio ... 59

Tabel 5.7 Tabel Frekuensi Current Ratio ... 63

Tabel 5.8 Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ... 63

Tabel 5.9 Tabel Frekuensi Debt to Equity Ratio ... 67

Tabel 5.10 Statistik Deskriptif Returnon Assets ... 67

Tabel 5.11 Tabel Frekuensi Returnon Assets ... 70

Tabel 5.12 Statistik Deskriptif Sustainability Report Disclosure Index ... 71

Tabel 5.13 Tabel Frekuensi SRDI ... 73

Tabel 5.14 Statistik Deskriptif Return Saham ... 74

Tabel 5.15 Tabel Frekuensi Return Saham ... 77

Tabel 5.16 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Reaksi Pasar ... 77

Tabel 5.17 Symmetric Measures Current Ratio dengan Reaksi Pasar ... 78

Tabel 5.18 Tabulasi Silang Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar ... 78

Tabel 5.19 Symmetric Measures Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar ... 79

Tabel 5.20 Tabulasi Silang Return on Asset dengan Reaksi Pasar ... 80

(13)

xii

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(15)

xiv ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN

SUSTAINABILITY REPORT DENGAN REAKSI PASAR

(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Lavenia Glamedita NIM: 122114018 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja keuangan yang diproksikan dengan current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset memiliki hubungan sangat lemah dan negatif dengan reaksi pasar dan 2) pengungkapan sustainability report mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan reaksi pasar.

(16)

xv ABSTRACT

THE RELATION OF FINANCIAL PERFORMANCE AND

SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE WITH MARKET REACTION

(An Empirical Studies TheNon-Financial Companies in The Indonesian Stock Exchange in 2010-2014)

Lavenia Glamedita NIM: 122114018 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

The purpose of this study is to determine the relation among the financial performance and sustainability report disclosure with market reaction.

This research is an empirical study. The used secondary data is obtained by using a documentation techniques. Technique data analysis uses cross tabulation analysis.

This research result showed that 1) the financial performance which proxied by current ratio, debt to equity ratio, and return on asset had the very weak and negative relation with market reaction 2) the sustainability report disclosure had the very weak and positive relation with market reaction.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang berbeda. Perusahaan secara umum bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Demi mencapai tujuan tersebut maka, perusahaan dituntut untuk dapat menunjukkan kondisi, posisi, dan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Kinerja menurut Chotimah dan Amanah (2013) merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Menurut Bisara dan Amanah (2015), kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) bagi investor. Return

saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor untuk melakukan suatu investasi dalam suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik.

(18)

perekonomian yang sulit, akan membuat manajemen sebuah perusahaan akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan. Hal ini membuat perusahaan perlu memperhatikan dan peduli terhadap aspek lingkungan dan sosial selain dari aspek kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Darwin (2004) dalam Wibowo dan Faradiza (2014), pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan pemangku kepentingan, yang melebihi tangggung jawab organisasi di bidang hukum. Untuk itu, dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan, dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan atau sustainability report.

(19)

Penelitian yang dilakukan Rafik dan Asyik (2013) menunjukkan bahwa

current ratio berdampak positif dan signifikan terhadap reaksi pasar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) menunjukkan bahwa

current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Chotimah dan Amanah (2013) menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian Sari (2013) menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh pada

return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2011) menunjukkan bahwa return on asset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian Farkhan dan Ika (2012) menunjukkan bahwa return on asset memiliki pengaruh signifikan terhadap

return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti (2014) menunjukkan bahwa informasi dalam pengungkapan CSR perusahaan belum menarik perhatian investor, sedangkan penelitian Anggraini (2014) menunjukkan bahwa corporate social responsibility sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap return saham.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara kinerja keuangan dan reaksi pasar?

(20)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja keuangan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

2. Likuiditas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan current ratio. Solvabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan return on asset (ROA).

3. Reaksi Pasar dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan return saham.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kinerja keuangan dan reaksi pasar.

2. Hubungan antara pengungkapan sustainability report dan reaksi pasar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

(21)

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan pengungkapan sustainability report.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang dapat digunakan sebagai informasi ataupun wacana mengingat kesadaran perusahaan di Indonesia terhadap pertanggungjawaban khususnya lingkungan dan sosial yang masih lemah, sehingga pemerintah dapat memperoleh tolak ukur untuk menentukan kebijakan yang tepat bagi perusahaan dan dapat mengatur pelaksanaan pelaporan berkelanjutan (sustainability reporting) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

(22)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini menguraikan untuk memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara menentukan populasi sasaran, serta pengukuran variabel penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

(23)

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Stakeholder

Menurut Budiman dan Juniarti (2015), stakeholder theory menyatakan keberlangsungan perusahaan bergantung pada bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan stakeholder dalam sisi ekonomi dan non-ekonomi (lingkungan dan sosial). Pada sisi ekonomi perusahaan bertanggung jawab untuk menghasilkan laba. Di sisi non-ekonomi perusahaan bertanggung jawab atas kebutuhan karyawan, masyarakat, dan lingkungan dengan memperhatikan dampak yang muncul akibat operasional perusahaan. Perusahaan tidak hanya bertangggung jawab terhadap pemilik dengan mengutamakan laba, namun menjadi lebih luas dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan lingkungan.

Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder dan

shareholders perusahaan menurut Safitri dan Fidiana (2015), adalah dengan mengungkapkan sustainability report yang menginformasikanperihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan. Dengan pengungkapan ini, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder

(25)

B. Teori Legitimasi

Teori legitimasi menurut Risty dan Sany (2015), didasarkan atas gagasan bahwa bisnis beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial di mana organisasi setuju untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya. Menurut Wibowo dan Faradiza (2014) apabila perusahaan melakukan pengungkapan sosial, maka perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari masyarakat atau

lingkungan tersebut beroperasi, hal ini mengartikan perusahaan tersebut terlegitimasi.

Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi (Tamba dan Chariri, 2011).

C. Teori Sinyal (Signalling Theory)

(26)

promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan (Susilowati dan Turyanto, 2011).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. (Bisara dan Amanah, 2015).

D. Sustainability Report

1. Definisi Sustainability Report

(27)

implementasi sustainability development diwujudkan dalam laporan berkelanjutan atau sustainability report (Azizah, 2015).

Sustainability report menurut Susanto dan Tarigan (2013) berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non-keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (sustainable performance). Menurut Natalia dan Tarigan (2014) sustainability reporting mengedepankan transparansi sebagai salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR) yang juga akan meningkatkan image perusahaan dan kepercayaan stakeholder

terhadap perusahaan sehingga stakeholder termasuk investor tetap akan menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Perusahaan yang telah go-public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Muhariefeffendi.wordpress.com/ pelaporan_berkelanjutan_sustainabilty_reporting_sebagai_implementasi _gcg).

2. Pengungkapan Sustainability Report

(28)

LK, seperti laporan keberlanjutan (sustainability report) atau laporan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility report). Berdasarkan keputusan tersebut, pengungkapan sustainability report di Indonesia masih merupakan pilihan. Meskipun merupakan pilihan, pengungkapan sustainability report (SR) di Indonesia telah didukung dengan adanya ajang Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Ajang penghargaan ini diprakarsai oleh Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) yang bekerja sama dengan National Center for Sustainability Reporting (NSCR) sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang concern terhadap sustainable development

(Canisie, 2015). Menurut Sulistyoningrum (2011) dalam kaitannya dengan sustainable development, tidak hanya ada isu tunggal saja yang terdapat di dalam SR melainkan isu ekonomi, isu sosial, serta isu lingkungan. Sustainability development hanya akan dapat tercapai jika ketiga pilar tersebut terpenuhi semua.

3. Prinsip Pengungkapan Sustainability Report

Prinsip-prinsip pelaporan berkelanjutan (sustainability reporting) seperti yang tertulis pada pedoman laporan berkelanjutan GRI-G4 (2013: 16-18) adalah sebagai berikut:

a. Prinsip-Prinsip untuk Menentukan Konten Laporan

(29)

yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip ini terdiri dari:

1) Pelibatan pemangku kepentingan

Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.

2) Konteks keberlanjutan

Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekononomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal, regional, atau global.

3) Materialitas

Laporan harus mencakup aspek yang:

- Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau

- Secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan

4) Kelengkapan

(30)

sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode pelaporan.

b. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan

Prinsip ini memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan berkelanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang tepat.

1) Keseimbangan

Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan. 2) Komparabilitas

(31)

3) Akurasi

Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. Respon atas disclosure on management approach

(DMA/pendekatan manajemen) dan indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail.

4) Ketepatan Waktu

Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.

5) Kejelasan

Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan.

6) Keandalan

(32)

4. Kategori Pengungkapan Sustainability Report

Pengungkapan dalam sustainability report terbagi menjadi tiga yaitu pengungkapan ekonomi, pengungkapan lingkungan, dan pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial terbagi lagi menjadi pengungkapan pada praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, hak asasi manusia (HAM), masyarakat, dan tanggung jawab produk. Penjelasan mengenai pengungkapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengungkapan Ekonomi

Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Kategori ekonomi menggambarkan arus modal di antara pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat (GRI, 2013: 48)

b. Pengungkapan Lingkungan

(33)

c. Pengungkapan Sosial

GRI mengungkapkan bahwa dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi beroperasi. Kategori sosial meliputi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia (HAM), masyarakat, dan tanggung jawab atas produk (GRI, 2013:63)

5. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report

Harapan bahwa keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan menjadi semakin penting. Menurut GRI, kegunaan sustainability report adalah sebagai berikut (GRI, 2013: 3):

a. Pelaporan berkelanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan.

b. Pelaporan berkelanjutan membuat yang abstrak menjadi nyata dan konkret, sehingga membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi.

(34)

d. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan.

E. Kinerja Keuangan

Menurut Safitri dan Fidiana (2015), kinerja keuangan merupakan gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui baik buruknya kondisi dan prestasi keuangan sebuah perusahaan dalam waktu tertentu.

(35)

terdapat kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.

Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas (Fahmi, 2011:116). Berikut penjelasan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas:

1. Rasio likuiditas (liquidity ratio)

Menurut Munawir (2007:31), likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi

kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar atau hutang jangka pendek.

Rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio dengan rumus: =

(36)

lancar. Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam waktu satu tahun. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.

2. Rasio solvabilitas (solvability ratio)

Rasio solvabilitas, menurut Fahmi (2011:116), merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali hutangnya. Menurut Munawir (2007:32) suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Rasio solvabilitas diproksikan dengan debt to equity ratio (rasio utang atas modal) dengan rumus:

= �

(37)

sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar. Brigham dan Houston (2001:86) menjelaskan bahwa total utang mencakup baik utang lancar maupun utang jangka panjang.

3. Rasio profitabilitas (profitabiility ratio)

Menurut Munawir (2007:33), rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Semakin baik rasio profitabilitas maka, semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA) dengan rumus:

=

(38)

berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Dalam hal ini, digunakan total aset rata-rata, bukannya total aset pada akhir periode. Ini lebih konsisten dengan penggunaan ROA sebagai pengukur prestasi pada satu periode tertentu. Biasanya aset rata-rata dihitung dengan menjumlahkan aset pada awal periode dengan aset pada akhir periode dan dibagi dua (Mamduh dan Halim, 2009:157-158).

F. Reaksi Pasar

Reaksi pasar diukur melalui penghitungan return saham perusahaan. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa (common stock) dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Putri, 2013).

(39)

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Komponen return total terdiri dari dua macam yaitu (Absari, Sudarma, dan Chandrarin, 2014):

1) Capital Gain

Capital gain yaitu selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Untuk menentukan besarnya capital gain

dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss).

2) Current Income (Pendapatan Lancar)

(40)

Return menurut Susilowati dan Turyanto (2011) dapat dibedakan menjadi: 1) Return Realisasi (Realized Return)

Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.

Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) di masa datang.

2) Return Ekspektasi (Expected Return)

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.

Maka, return saham dinyatakan dengan prosentase sebagai berikut: ℎ = � − � −

� − %

Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain yaitu selisih antara harga saham saat ini (closing price pada periode t) dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada periode t-1) dibagi dengan harga saham periode (closing price pada periode t-1).

(41)

G. Hubungan Likuiditas dengan Reaksi Pasar

Menurut Hery (2016:152), current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.

Menurut Daljono (2013), current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan membiayai kegiatan operasional, jika perusahaan dapat membiayai kegiatan operasionalnya dengan baik, maka investor akan lebih tertarik kepada perusahaan tersebut. Current ratio yang tinggi menunjukkan perusahaan dalam kondisi likuid. Perusahaan yang likuid lebih menarik minat investor. Jika banyak investor yang tertarik membeli saham perusahaan tersebut, maka harga saham dari perusahaan itu akan naik dan return saham dari perusahaan tersebut juga akan meningkat, sehingga current ratio dan return saham memiliki hubungan yang positif.

Menurut Kurniawan, Yuliani, dan Ghasarma (2016), secara empiris

(42)

mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik maka manajer akan mengomunikasikan hal tersebut ke investor.

Menurut Prihantini (2009), current ratio yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sebaliknya

current ratio terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaaan yang menganggur (aktivitas sedikit) yang akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang tak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Semakin besar current ratio

yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirmya mempengaruhi performance harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.

H. Hubungan Solvabilitas dengan Reaksi Pasar

(43)

menyepakati jumlah dana perusahaan yang dibiayai dengan hutang sehingga

return yang sesuai tetap dapat diperoleh.

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan tingkat hutang perusahaan. Perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor. Perusahaan dengan nilai DER yang tinggi memiliki tingkat risiko kebangkrutan yang tinggi. Tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan pada pihak eksternal. Para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi. Jika sebuah perusahaan memiliki nilai DER yang tinggi maka, perusahaan itu akan memiliki tingkat risiko yang tinggi pula, karena hutang yang ditanggung perusahaan juga semakin tinggi, semakin besar nilai dari rasio DER menunjukkan semakin besar kewajiban yang harus ditanggung perusahaan. Para investor lebih memilih perusahaan yang memiliki nilai rasio DER yang rendah, karena hal ini menunjukkan kewajiban yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Jadi, semakin tinggi nilai DER, maka semakin rendah minat investor yang ingin berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari harga saham yang rendah, sehingga menyebabkan return saham dari perusahaan tersebut menjadi semakin rendah (Daljono, 2013).

(44)

mengelola dana tersebut sehingga mampu melunasi utang. Kemampuan melunasi utang, perusahaan berusaha untuk menginvestasi dana yang berasal dari utang seefektif mungkin sehingga diperoleh return optimal.

Menurut Puspitadewi dan Rahyuda (2016), beberapa investor berpikir bahwa semakin tinggi DER mencerminkan tingginya tingkat hutang perusahaan sehingga meningkatkan risiko yang diterima investor sebagai akibat dari beban bunga hutang yang ditanggung perusahaan. Melihat hal tersebut menyebabkan investor cenderung untuk tidak menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga terjadi penurunan harga saham yang selanjutnya berdampak terhadap menurunnya return saham.

I. Hubungan Profitabilitas dengan Reaksi Pasar

(45)

Menurut Arista dan Astohar (2012), semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya dalam perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan meningkat, dengan kata lain ROA akan berdampak positif terhadap return saham.

Menurut Daljono (2013), semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor akan lebih tertarik untuk memiliki saham perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan lebih besar, dan jika banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan yang tinggi, maka harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat dan return saham nya juga akan naik.

J. Hubungan PengungkapanSustainability Reportdengan Reaksi Pasar

(46)

kondisi tersebut sebagai signalling theory dalam bentuk informasi lingkungan, yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan investasi, lebih dari itu, informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perusahaan-perusahan dipandang sebagai good corporate citizens (Mukti, 2013).

Menurut Azizah (2015), pengungkapan sustainability report oleh perusahaan dimaksudkan untuk memberikan informasi dan signal kepada investor agar tertarik menginvestasikan dana kepada perusahaan tersebut. Berdasarkan legitimacy theory, perusahaan yang mengungkapkan

sustainability report atas CSR yang dilakukan akan mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Legitimasi merupakan hal positif yang berhasil didapatkan demi menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut menjadi dasar bagi investor dalam mempertimbangkan risiko bisnis dan expected return

setiap sekuritas. Apabila publikasi tersebut dianggap sebagai signal baik oleh investor maka tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada penawaran saham yang ada.

(47)

Yani dan Wahidahwati (2013) dalam melakukan investasi di sebuah perusahaan investor menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam laporan tahunan selain laporan keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Laporan tahunan juga menjadi salah satu pedoman bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin memperluas pengungkapan dalam laporan tahunan. Hal ini merupakan sinyal positif yang diberikan perusahaan kepada investor. Makin luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan akan menambah informasi yang diterima oleh investor. Semakin luasnya informasi yang diterima investor akan meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi tentunya investor akan memberikan respon yang positif terhadap perusahaan berupa pergerakan harga saham yang cenderung naik. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut.

K. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian mengenai Current Ratio dengan Reaksi Pasar

(48)

periode 2007-2010 menunjukkan bahwa current ratio berdampak positif dan signifikan terhadap reaksi pasar. Investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika current ratio meningkat maka nilai

return saham juga akan mengalami peningkatan.

Sari (2013) yang melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

current ratio, return on asset, debt to equity ratio dan size terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio

tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Chotimah dan Amanah (2013) melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan terhadap return saham dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham yang berarti kemampuan utang jangka pendek kurang bisa mempengaruhi return saham, sehingga kurang bisa digunakan informasi laporan keuangan bagi investor untuk dapat menilai kondisi keuangan.

Absari, Sudarma, dan Chandrarin (2013) meneliti tentang analisis pengaruh faktor fundamental perusahaan dan risiko sistematis terhadap

(49)

2. Penelitian mengenai Debt to Equity Ratio dengan Reaksi Pasar

Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan debt to equity ratio

(DER) dan reaksi pasar yang dilakukan peneliti sebelumnya. Chotimah dan Amanah (2013) meneliti tentang analisis rasio keuangan terhadap

return saham dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham karena penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan dikatakan akan meningkatkan risiko finansial yang harus ditanggung oleh pemegang saham/investor.

Menurut Absari, Sudarma, dan Chandrarin (2013), variabel DER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi sebagian investor, DER dipandang sebagai besarnya tanggungjawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan, sehingga semakin besar nilai DER maka akan memperbesar tanggungan perusahaan.

(50)

Hasil penelitian Sari (2013) juga mengungkapkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return saham karena semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

Sugiarti, Surachman, Aisjah (2015) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return

saham pada perusahaan LQ-45 yang go public di Indoensia.

3. Penelitian mengenai Return on Asset dengan Reaksi Pasar

Beberapa penelitian yang telah meneliti pengaruh return on asset

(ROA) dan reaksi pasar yang dilakukan peneliti sebelumnya. Penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) tentang reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan. Hasil penelitian mengatakan bahwa variabel ROA tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai ukuran dalam menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi total return

saham di pasar modal (terutama di BEI).

(51)

Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindentifikasikan bahwa investor masih menggunakan ROA sebagai tolak ukur kinerja perusahaan yang digunakan untuk memprediksi total return saham.

Bisara dan Amanah (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap reaksi pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

4. Penelitian mengenai Pengungkapan Sustainability Report dengan Reaksi Pasar

Muchti dan Widyaningsih (2012) meneliti tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap reaksi investor melalui pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) tidak berpengaruh positif terhadap reaksi investor, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan sustainability report belum tentu akan menarik perhatian investor dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan sahamnya.

Penelitian Hariyanti (2014) serta Ningsih dan Akbar (2014) menyimpulkan bahwa informasi dalam pengungkapan CSR perusahaan belum menarik perhatian investor.

Pratiwi dan Suryanawa (2014) meneliti tentang pengaruh good

corporate governance dan corporate social responsibility disclosure pada

(52)

menyebabkan menurunnya return saham, karena dengan semakin banyaknya aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin banyak biaya yang akan dikeluarkan untuk menunjang aktivitas tersebut, sehingga return saham perusahaan pun ikut menurun.

Anggraini (2014) melakukan penelitian tentang corporate social responsibility sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap return

saham. Hasil penelitian mendukung signalling theory yaitu bahwa CSR merupakan salah satu bentuk pemberian signal positif kepada investor.

Penelitian Barus dan Maksum (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

abnormal return saham. Pengaruh pengungkapan informasi CSR terhadap

(53)

L. Kerangka pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara masing-masing variabel yaitu variabel kinerja keuangan dengan reaksi pasar dan variabel pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel, sehingga tidak memerlukan perumusan hipotesis karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1: Gambar Kerangka Pemikiran Kinerja

Keuangan

Reaksi Pasar

Pengungkapan

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi empiris, yaitu penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh. Studi empiris pada penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan analisis matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan membuat prediksi berdasarkan data-data sekunder yang telah didokumentasikan.

B. Populasi Sasaran

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan sustainability report pada tahun 2010-2014. Data yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup seluruh populasi yang memiliki kriteria sesuai dengan sasaran peneliti. Kriteria untuk menentukan populasi sasaran adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan telah terdaftar di BEI dan juga telah mempublikasikan serta menerbitkan sustainability report (SR) dan laporan keuangan selama tahun 2010-2014. Perusahaan juga telah mengungkapkan SR sesuai dengan indeks GRI G3, G3.1, dan G4.

(55)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan, harga penutupan saham tahunan serta sustainability report. Data variabel kinerja keuangan menggunakan data laporan keuangan, dan variabel pengungkapan

sustainability report menggunakan data sustainability report serta variabel reaksi pasar menggunakan data harga penutupan saham tahunan. Sumber data dapat diperoleh dari website perusahaan, website BEI (www.idx.co.id), dan

website www.sahamok.com.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan, sustainability report, dan harga penutupan saham oleh perusahaan pada tahun 2010-2014.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kinerja Keuangan a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas diproksikan dengan rasio lancar (current ratio).

(56)

yang Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage perusahaan diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan total hutang dengan seluruh ekuitas yang dimiliki perusahaan.

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA). Return on asset merupakan ukuran seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset.

2. Pengungkapan Sustainability Report

(57)

item, atau GRI G4 sebanyak 91 item. Rumus untuk menghitung SRDI adalah:

� =

Keterangan:

SRDI : Sustainability Reporting Disclosure Index

V :Jumlah item yang diungkapkan perusahaan M : Jumlah skor item yang diharapkan

3. Reaksi Pasar

Reaksi pasar diproksikan dengan return saham. Return saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain. Return total atau sering disebut return saja. Return merupakan penjumlahan capital gain dengan dividend yield. Akan tetapi, karena tidak semua perusahaan membayarkan dividennya, maka return yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah nilai dari capital gain. Nilai dari capital gain

diperoleh dari selisih harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.

Sehingga, return saham dirumuskan dengan:

(58)

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, harga penutupan saham tahunan dan sustainability report seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Mengumpulkan data untuk variabel kinerja keuangan yaitu dengan mencari data total utang, total modal, aktiva lancar, kewajiban lancar, dan laba bersih setelah pajak serta total aktiva yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Mengumpulkan data untuk menghitung SRDI dengan cara menghitung jumlah item yang diungkapkan perusahaan dalam sustainability report, selain itu mengumpulkan data harga penutupan saham tahunan untuk menghitung return saham sebagai proksi dari reaksi pasar.

2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan a. Menghitung Current Ratio

b. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER) c. Menghitung Return on Asset (ROA)

3. Menghitung Pengungkapan Sustainability Report 4. Menghitung Reaksi Pasar

(59)

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi.

6. Mengklasifikasi Data

a. Mengklasifikasi Debt to Equity Ratio (DER)

Ukuran data debt to equity ratio berskala rasio, pada pengklasifikasian ini data debt to equity ratio (DER) diubah menjadi skala ordinal. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan. Menurut Hery (2016:169), ketentuan umumnya adalah bahwa debitor seharusnya memiliki debt to equity ratio kurang dari 0,5. Maka, perusahaan harus berusaha agar rasio DER bernilai rendah atau berada di bawah standar industri yaitu 50% atau 0,5. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data DER ke dalam 2 kategori sebagai berikut:

Baik (≤0,5) : 1 Buruk (>0,5) : 2 b. Mengklasifikasi Current Ratio

(60)

tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan. Menurut Hery (2016:150), standar likuiditas yang baik untuk perbandingan antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar adalah 200% atau 2:1. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data current ratio ke dalam 2 kategori sebagai berikut:

Baik (≥2,0) : 1 Buruk (<2,0) : 2

c. Mengklasifikasi Return on Asset (ROA)

Return on asset dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan menghitung jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Standar industri rasio ini menurut Hery (2016:194) adalah sebesar 20% atau 0,2 dimana, semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data ROAke dalam 2 kategori sebagai berikut:

Baik (≥0,2) : 1 Buruk (<0,2) : 2

(61)

berarti semakin luas tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut (Pattiasina, 2015). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasi data SRDI ke dalam 3 kategori sebagai berikut:

(0,000 – 0,399) : 1 (0,400 – 0,799) : 2 (0,800 – 1,000) : 3

e. Mengklasifikasi Data Reaksi Pasar

Reaksi pasar diproksikan dengan return saham. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Ada kesepakatan tidak tertulis yang menyatakan bahwa prediksi return

saham biasanya 20% (rudiyanto.blog.kontan.co.id/ berapa_asumsi_return_saham_yang_wajar). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data return saham ke dalam 2 kategori sebagai berikut:

Rendah (<20%): 1 Tinggi (≥20%): 2 7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang

(62)

tingkat atau nilai dari masing-masing kategori (Cooper dan William, 1998:38). Data yang digunakan pada analisis tabulasi silang adalah data skala rasio dan data nominal yang telah diubah menjadi skala ordinal. Setelah itu, menganalisa koefisien korelasi dengan menggunakan uji Spearman’s Rho. Spearman’s Rho merupakan uji statistik yang ditujukan

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala ordinal. Makna nilai koefisien korelasi Spearman menurut Sugiyono (2009), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antar Variabel

Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2009

(63)

8. Menarik Kesimpulan

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan,

sustainability report, dan harga saham perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability report selama tahun 2010-2014. Subjek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan sustainability report pada tahun 2010-2014. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability report

selama tahun 2010-2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability

report (SR) tahun 2010-2014. Perusahaan juga sudah mengungkapkan SR sesuai dengan indeks GRI G3, G3.1, dan G4.

31

Perusahaan yang termasuk kategori banking, credit agencies other than bank, securities, and inssurance (finance).

(7)

Perusahaan yang tidak menerbitkan sustainability report dan laporan keuangan secara lengkap dan berturut-turut tahun 2010-2014.

(12)

(65)

B. Profil Perusahaan

Tabel-tabel di bawah ini merupakan profil perusahaan non-keuangan yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini.

Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Kode ANTM

Nama Aneka Tambang (Persero) Tbk

Sektor Mining

Bidang Usaha Utama Metal and Mineral Mining

Sub Sektor Metal and Mineral Mining

Alamat Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen TB Simatupang No.1 Jakarta

Astra Internasional Tbk.

Kode ASII

Nama Astra Internasional Tbk Sektor Miscellaneous Industry

Bidang Usaha Utama Perdagangan Umum

Sub Sektor Automotive and Components

Alamat Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta

Indika Energy Tbk.

Kode INDY

Nama Indika Energy Tbk

Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation

Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi

Sub Sektor Non Building Construction

Alamat Gedung Mitra Lantai 11 Jl.Jend. Gatot Subroto Kav.21 Jakarta-12930

Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.

Kode INKP

Nama Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals

Bidang Usaha Utama Pulp and Paper

Sub Sektor Pulp and Paper

(66)

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Kode PGAS

Nama Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation

Bidang Usaha Utama Distribusi dan Transmisi Gas Bumi Sub Sektor Energy

Alamat Jl. KH. Zainul Arifin No.20 Jakarta 11140

Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.

Kode PTBA

Nama Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

Sektor Mining

Bidang Usaha Utama Pertambangan Batubara (Coal Mining) Sub Sektor Coal Mining

Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation

Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi

Sub Sektor Non Building Construction

Alamat Indi Bintaro Office Park,Gedung B, Jl. Boulevard Bintaro Jaya Blok B7/A6, Sektor VII, Tangerang Selatan, 15224

Holcim Indonesia Tbk.

Kode SMCB

Nama Holcim Indonesia Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals

Bidang Usaha Utama Basic Industry and Chemicals - Cement

Sub Sektor Cement

(67)

Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kode SMGR

Nama Semen Indonesia (Persero) Tbk Sektor Basic Industry and Chemicals

Bidang Usaha Utama Produsen Semen Sub Sektor Cement

Alamat Gedung Utama Semen Gresik Jl.Veteran Gresik 61122

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Kode TLKM

Nama Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation

Bidang Usaha Utama Penyelenggara Jaringan dan Jasa Telekom Sub Sektor Telecommunication

Alamat GKP Telkom Jl. Japati No.1 Bandung 40133

Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

Kode UNSP

Nama Bakrie Sumatera Plantations Tbk Sektor Agriculture

Bidang Usaha Utama Agriculture Plantation

Sub Sektor Plantation

Alamat Komplek Rasuna Epicentrum Bakrie Tower Lantai 18-19 Jl.HR. Rasuna Said Jakarta 12960

Wijaya Karya Tbk.

Kode WIKA

Nama Wijaya Karya Tbk

Sektor Property, Real Estate and Building Construction

Bidang Usaha Utama Jasa Konstruksi Sub Sektor Building Construction

(68)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data mengenai perhitungan kinerja keuangan berupa rasio solvabilitas yang terdiri dari total hutang dan total modal dapat dilihat pada lampiran II. Rasio likuiditas yang terdiri dari aktiva lancar dan kewajiban lancar dapat dilihat pada lampiran III. Rasio profitabilitas yang terdiri dari laba bersih setelah pajak dan total aktiva dapat dilihat pada lampiran IV. Data mengenai reaksi pasar berupa return saham dari masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran V. Data mengenai pengungkapan

(69)

2. Perhitungan Kinerja Keuangan a. Current Ratio

Berikut ini adalah hasil perhitungan current ratio perusahaan: Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Current Ratio

No. Kode

Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

(70)

b. Debt to Equity Ratio

Berikut ini adalah hasil perhitungan debt to equity ratio perusahaan:

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio

No. Kode

Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ANTM 0,27 0,41 0,54 0,71 0,85 2. ASII 0,92 1,03 1,03 1,02 0,96 3. INDY 1,10 0,78 1,31 1,44 1,51 4. INKP 1,95 2,12 2,21 1,95 1,71 5. PGAS 1,12 0,81 0,66 0,62 1,10 6. PTBA 0,35 0,41 0,50 0,55 0,71 7. PTRO 0,84 1,37 1,83 1,58 1,43 8. SMCB 0,53 0,45 0,45 0,70 0,96 9. SMGR 0,28 0,35 0,46 0,41 0,37 10. TLKM 0,78 0,69 0,66 0,65 0,64 11. UNSP 1,17 1,06 1,40 2,70 3,20 12. WIKA 2,28 2,75 2,89 2,90 2,20

(71)

c. Return on Asset

Berikut ini adalah hasil perhitungan return on asset perusahaan: Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Return on Asset

No. Kode

Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ANTM 0,14 0,13 0,15 0,02 -0,04 2. ASII 0,15 0,14 0,12 0,10 0,09 3. INDY 0,07 0,07 0,04 -0,02 -0,01 4. INKP 0,02 0,03 0,07 0,03 0,02 5. PGAS 0,20 0,19 0,23 0,19 0,12 6. PTBA 0,23 0,27 0,23 0,16 0,14 7. PTRO 0,19 0,14 0,09 0,03 0,05 8. SMCB 0,08 0,10 0,11 0,06 0,04 9. SMGR 0,24 0,20 0,19 0,17 0,16 10. TLKM 0,16 0,15 0,16 0,16 0,15 11. UNSP 0,04 0,04 -0,06 -0,14 -0,04 12. WIKA 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

3. Pengungkapan Sustainability Report (SRDI)

(72)
(73)

Tabel 5.4 Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) Perusahaan

(74)

4. Perhitungan Reaksi Pasar

Berikut ini hasil perhitungan reaksi pasar perusahaan:

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Reaksi Pasar

No. Kode

Gambar

Tabel 5.23 Symmetric Measures SRDI dengan Reaksi Pasar .............................. 82
Gambar 2.1  Gambar Kerangka Pemikiran ..........................................................
Gambar 2.1: Gambar Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antar Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “ PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan dan

Makro ekonomi diproksikan dengan menggunakan inflasi, suku bunga, nilai tukar dan kinerja keuangan diproksikan dengan Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan rasio Current Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, current ratio, debt to equity ratio dan fixed asset to total asset ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan sustainability report adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan profitabilitas dan leverage, ukuran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pengungkapan sustainability report terhadap kinerja perusahaan yang terdiri dari kinerja keuangan dan kinerja

Untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage

Rasio keuangan penelitian adalah current ratio , debt asset ratio, return on equity dan net profit margin dan pengukuran tingkat keluasan pengungkapan informasi laporan