ABSTRAK
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara number of branches dan profitabilitas, hubungan antara management efficiency dan profitabilitas, dan hubungan antara kompetisi dan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) number of branches memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 2) Management efficiency memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 3) Kompetisi memiliki hubungan kuat dan negatif dengan profitabilitas.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, AND COMPETITION WITH BANK PROFITABILITY
(Empirical Studies on The Banks Listed on The Indonesia Stock Exchange in
2010 – 2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
Research aims to examine the relationship between number of branches and the profitability, the relationship between management efficiency and the profitability, and the relationship between the competition and the profitability.
The kind of research this is empirical studies. The data used was secondary data obtained by using a documentation. Technique analysis the data used was analysis tabulation cross (crosstab).
This research result indicates that 1) number of branches has a negative relationship with the profitability; 2) management efficiency has a negative relationship with the profitability; 3) the competition has a strong and negative relationship with the profitability
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi
NIM : 122114075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi
NIM : 122114075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
S k r i p s i
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 11 Agustus 2016
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ... Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt. ... Anggota Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A, QIA ... Anggota Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., C.A. ...
Yogyakarta, 30 September 2016 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang tua ku adalah semangat ku
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu mendampingi langkah hidupku
Alm. Vincentius Budi Agus Purnomo, papa ku yang sangat
kurindukan
Kristiana Eny Widowati, mama ku yang sangat penyabar
Keluarga besar
Yohanes Aditya Vendy Sucahyo , the best partner in my life
Gembul, Kecap, Dancye, Gepeng, dan seluruh teman - teman
KATA PENGANTAR
Puji dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt. selaku Pembimbing yang telah membantu serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Alm. Vincentius Budi Agus Purnomo dan Kristiana Eny Widowati, kedua orang tua ku yang selalu berdoa dan berusaha demi kebaikan pendidikan putri semata wayangnya.
4. Yohanes Aditya Vendy Sucahyo, pasangan ku yang telah memberikan nasihat, dukungan, motivasi, dan semangat.
5. Sahabat-sahabat „gila‟ ku: Gembul, Kecap, Dancye, dan Gepeng yang telah memberikan tawa dan semangat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAM PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Profitabilitas ... 9
B. Number of Branches ... 15
C. Management Efficiency ... 17
D. Kompetisi ... 19
E. Hubungan Number of BranchesDengan Profitabilitas Bank ... 22
F. Hubungan Management EfficiencyDengan Profitabilitas Bank .. 23
G. Hubungan Kompetisi Dengan Profitabilitas Bank ... 25
I. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Populasi Sasaran ... 32
C. Jenis dan Sumber Data ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Variabel Penelitian ... 34
F. Definisi Operasional Variabel ... 35
G. Teknik Analisa Data ... 38
LAMPIRAN I Data Populasi Sasaran ... 100
LAMPIRAN II Data Total Asset ... 101
LAMPIRAN III Data Laba Sebelum Pajak ... 106
LAMPIRAN IV Data Total Deposit ... 111
LAMPIRAN V Data Pendapatan Operasional ... 116
LAMPIRAN VI Data Beban Operasional ... 121
LAMPIRAN VII Data Pendapatan Bunga ... 126
LAMPIRAN VIII Data Pendapatan Non Operasional ... 131
LAMPIRAN IX Data Beban Bunga ... 136
LAMPIRAN X Data Beban Non Operasional ... 141
LAMPIRAN XI Data Perhitungan Profitabilitas ... 146
LAMPIRAN XII Data Perhitungan Number of Branches ... 153
LAMPIRAN XIII Data Perhitungan Management Efficiency ... 160
LAMPIRAN XIV Data Perhitungan Kompetisi ... 164
LAMPIRAN XV Data Pengklasifikasian ROA ... 168
LAMPIRAN XVI Data Pengklasifikasian NOB ... 170
LAMPIRAN XVIII Data Pengklasifikasian Kompetisi ... 174
LAMPIRAN XIX Hasil Olah Data SPSS NOB dengan ROA... 177
LAMPIRAN XX Hasil Olah Data SPSS ME dengan ROA ... 178
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 48
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan ROA (%) ... 59
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Number of Branches (%) ... 60
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Management Efficiency (BOPO) (%) ... 62
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Kompetisi (IL) (%) ... 63
Tabel 5.5 Analisis Statistik Deskriptif Profitabilitas (ROA) ... 65
Tabel 5.6 Analisis Statistik Deskriptif Number of Branches ... 67
Tabel 5.7 Analisis Statistik Deskriptif Management Efficiency ... 69
Tabel 5.8 Analisis Statistik Deskriptif Kompetisi ... 71
Tabel 5.9 Pengklasifikasian Profitabilitas ... 74
Tabel 5.10 Pengklasifikasian Number of Branches ... 76
Tabel 5.11 Pengklasifikasian Management Efficiency ... 78
Tabel 5.12 Pengklasifikasian Kompetisi ... 80
Tabel 5.13 Crosstab antara Number of Branches dan Profitabilitas ... 81
Tabel 5.14 Koefisien Hubungan antara Number of Branches dan Profitabilitas ... 83
Tabel 5.15 Crosstab antara Management Efficiency dan Profitabilitas ... 84
Tabel 5.16 Koefisien Hubungan antara Management Efficiency dan Profitabilitas ... 85
Tabel 5.17 Crosstab antara Kompetisi dan Profitabilitas ... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Determinants of Bank’s Profitability ... 13
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ... 31
Gambar 5.1 Histogram Profitabilitas (ROA) ... 66
Gambar 5.2 Histogram Number of Branches ... 68
Gambar 5.3 Histogram Management Efficiency ... 70
ABSTRAK
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara number of branches dan profitabilitas, hubungan antara management efficiency dan profitabilitas, dan hubungan antara kompetisi dan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) number of branches memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 2) Management efficiency memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 3) Kompetisi memiliki hubungan kuat dan negatif dengan profitabilitas.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, AND COMPETITION WITH BANK PROFITABILITY
(Empirical Studies on The Banks Listed on The Indonesia Stock Exchange in
2010 – 2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
Research aims to examine the relationship between number of branches and the profitability, the relationship between management efficiency and the profitability, and the relationship between the competition and the profitability.
The kind of research this is empirical studies. The data used was secondary data obtained by using a documentation. Technique analysis the data used was analysis tabulation cross (crosstab).
This research result indicates that 1) number of branches has a negative relationship with the profitability; 2) management efficiency has a negative relationship with the profitability; 3) the competition has a strong and negative relationship with the profitability
Keyword: Profitability, Number of Branches, Management Efficiency, Competition.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari sektor perbankan.
Bank dapat dikatakan sebagai darah dan tulang punggung perekonomian suatu
negara, karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang menjadi
penghubung antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang kelebihan
dana. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan
stabilitas ekonomi, ketika sektor ekonomi mengalami penurunan, maka salah
satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan.
Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan
dalam struktur perekonomian nasional untuk menata sektor perbankan.
Menurut Latumaerissa (2012:12), perbankan harus memiliki kinerja
yang baik agar memperoleh kepercayaan dari masyarakat (nasabah), dengan
menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan dalam
pengumpulan dana dari masyarakat harus didasari rasa percaya dari
masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi bank, karena
tanpa rasa percaya dari masyarakat, nasabah tidak akan menitipkan dana
kepada bank (Agent of Trust). Bank harus mampu bertanggungjawab dalam
pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan (Agent of
Development). Bank harus mampu memberikan pelayanan jasa keuangan dan
non keuangan dengan kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, serta
mampu memberikan jasa pelayanan lain, dengan demikian kedudukan
perbankan tidak hanya sebagai lembaga intermediasi, tetapi memiliki
fungsi-fungsi lain (Agent of Service).
Perbankan harus mampu mempertahankan eksistensi dan kredibilitas
bank, agar para nasabah percaya dan mau menghimpun dana di bank yang
bersangkutan. Eksistensi dan kredibilitas tersebut perlu dipertahankan, dijaga,
bahkan dikembangkan, karena sumber dana utama perbankan berasal dari
nasabah, dengan eksistensi dan kredibilitas tersebut akan mempengaruhi
seberapa besar jumlah masyarakat atau nasabah yang ingin melakukan
transaksi keuangan dengan bank yang bersangkutan, dan pada akhirnya akan
berhubungan pada jumlah profit yang didapatkan.
Salah satu cara untuk mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi suatu bank, menurut Sufian (2012) “bank harus mampu memiliki
cabang atau branch. Bank dengan cabang yang lebih besar atau banyak, akan
mampu menarik lebih banyak deposito atau simpanan.” Pernyataan yang telah
disebutkan oleh Sufian (2012), mengindikasi bahwa ketika suatu bank
memiliki banyak cabang, maka akan mendatangkan banyak nasabah yang
ingin melakukan transaksi keuangan pada bank tersebut. Faktor lain yang
manajemen pada perbankan. Bank harus mampu menyeimbangkan antara
input dan output dari setiap aktivitas yang dilakukan, agar menghasilkan
profit yang optimal.
Perkembangan dunia perbankan semakin melaju, persaingan atau
kompetisi menjadi aspek yang tidak kalah penting dalam mempertahankan
eksistensi suatu bank. Kompetisi dapat memicu perbankan dalam
meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi sehingga dapat menghasilkan
produk yang beragam, harga yang lebih rendah, akses yang lebih luas dalam
keuangan, dan pelayanan yang lebih baik. “Ketika pasar menjadi lebih
kompetitif, bank perlu mengadopsi keputusan strategis yang berbeda untuk
mempertahankan profitabilitas” (Vong dan Chan, 2011).
Penelitian yang dilakukan Sufian (2012) menunjukkan network
embeddedness berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Uddin (2014) menunjukkan
bahwa jumlah cabang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Petria et al. (2015) menunjukkan
bahwa management efficiency berdampak positif dan signifikan terhadap
Return on Average Assets (ROAA) dan Return on Average Equity (ROAE).
Penelitian yang dilakukan Dewi et al. (2014) dengan menggunakan rasio
BOPO sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Lestari (2014) menunjukkan bahwa
BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh Alifah (2014) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh
pada ROA.
Penelitian yang dilakukan Floros (2012) menunjukkan bahwa
kompetisi berpengruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Petria
et al. (2015) juga menunjukkan bahwa kompetisi berdampak positif dan
signifikan terhadap Return on Average Assets (ROAA). Penelitian Widiasari
(2015), menunjukkan bahwa kompetisi berpengaruh positif pada ROA.
Namun, penelitian yang dilakukan Uddin (2014) menunjukkan bahwa
kompetisi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets
(ROA).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana hubungan number of branches dengan profitabilitas
2. Bagaimana hubungan management efficiency dengan profitabilitas
bank ?
3. Bagaimana hubungan kompetisi dengan profitabilitas bank ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung menggunakan return on
asset (ROA).
2. Management efficiency dalam penelitian ini dihitung menggunakan
biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional
(BOPO).
3. Kompetisi dalam penelitian ini dihitung menggunakan indeks
lerner (IL).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Hubungan number of branches dengan profitabilitas bank.
2. Hubungan management efficiency dengan profitabilitas bank.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan
tentang dunia perbankan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat pada saat kuliah dengan mengacu pada penelitian ini.
2. Bagi bidang akuntansi, hasil dari penelitian ini dapat menjadi
kontribusi untuk penelitian dalam bidang akuntansi, serta dapat
menjadi referensi atau bahan acuan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya yang membahas mengenai number of branches,
management efficiency, dan kompetisi khususnya dalam dunia
perbankan.
3. Bagi perusahaan perbankan, hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi betapa pentingnya jumlah cabang yang dimiliki, efisiensi
manajemen perbankan, dan kompetisi dunia perbankan karena
ketiga faktor tersebut memiliki hubungan dengan profitabilitas
perbankan.
4. Bagi regulator perbankan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam pembuatan peraturan atau kebijakan
tentang dunia perbankan khususnya mengenai number of branches,
kondisi yang kondusif bagi sektor perbankan dalam
memaksimalkan profit.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi
gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan penulis.
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari Bab I
Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV
Gambaran Umum Perusahaan, Bab V Analisis dan Pembahasan, dan Bab VI
Penutup. Deskripsi dari masing-masing babini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan penelitian.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka yang digunakan
dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dari penelitian ini.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi sasaran, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan
dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran,
serta daftar dan profil perusahaan yang menjadi populasi
sasaran penelitian.
Bab V : Analisis Dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan,
analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis data yang dilakukan,
serta keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan
dan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan saran bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Profitabilitas
1. Definisi Profitabilitas
Menurut Sartono (2010:122), “profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri.” Menurut Riyanto (2001:35), “profitabilitas
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.” Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:118), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.”
Menurut Brigham dan Houston (2009:109), “profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan.” Menurut Helfert (2003) dalam Purwitasari (2013), “profitability is the effectiveness with which management has employed
both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet.”
Menurut Greuning (2005:29), “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,
modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata.”
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien” (Irawati,
2006:58). Menurut Kasmir (2011:197), menyatakan bahwa tujuan
penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar
perusahaan, yaitu:
a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode tertentu.
b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
2. Definisi Profitabilitas Bank
Profitabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan
keuntungan dari hasil kinerja bisnis bank. Menurut Acaravci dan Calim,
dalam Widiasari (2015) “Profitabilitas sektor perbankan merupakan
instrumen yang paling penting dari sistem keuangan untuk masa depan
perekonomian.” Menurut Mahmoedin (2004:124), “profitabilitas bank
adalah kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan (laba).”
3. Faktor-faktor Penentu Profitabilitas Bank
Profitabilitas bank ditentukan oleh banyak faktor yang mempengaruhi
seberapa banyak profit yang didapatkan oleh suatu perbankan. Terdapat
tiga kelompok atau kategori faktor penentu profitabilitas perbankan, yaitu
bank-specific, industry-specific, dan macroeconomic. Petria et al. (2015),
menyatakan:
“…bank-spesifik faktor (internal), industri-spesifik, dan makroekonomi faktor (eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi profitabilitas adalah: ukuran bank (bank size), struktur keuangan (financial structure), risiko kredit yang diambil (credit risk taken), risiko likuiditas (liquidity risk), business mix, income-expenditure structuredan kecukupan modal (capital adequacy). Faktor industri adalah konsentrasi pasar, sedangkan faktor ekonomi makro diungkapkan oleh literatur adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi. "
Tan dan Floros (2012), menyatakan:
(liquidity), perpajakan (taxation), kapitalisasi (capitalization), efisiensi biaya (cost efficiency), aktivitas non-tradisional ( non-traditional activity) dan produktivitas tenaga kerja (labour productivity). Kelompok kedua menjelaskan faktor industry-structureyang mempengaruhi profitabilitas bank yaitu concentration ratio, pembangunan sektor perbankan (banking sector development) dan pengembangan pasar saham (stock market development). Kelompok ketiga yang berhubungan dengan profitabilitas yaitu lingkungan ekonomi makro di mana sistem perbankan beroperasi; dalam konteks ini, yang termasuk ialah inflasi antara variabel penjelas.”
Ramlall (2009), menyatakan:
“Sejauh ini faktor penentu internal yang diakui yaitu ukuran (size), modal (capital), efisiensi, dan risiko kredit (credit risk) telah dipertimbangkan.
Dalam kasus faktor ekonomi makro, yang diakui yaitu tingkat suku bunga (interest rate), cyclical output, tingkat pembangunan ekonomi dan kapitalisasi pasar saham (stock market capitalization) telah dipertimbangkan.
Dalam kasus industri-spesifik, hipotesis Structure-Conduct-Performances menunjukkan bahwa kenaikan kekuatan pasar meningkatkan profitabilitas bank. "
Athanasoglou et all. (2008), menyatakan:
Kelompok bank-spesifik penentu profitabilitas melibatkan efisiensi operasional (operating efficiency), risiko keuangan (financial risk), dan ukuran (size).
Berdasarkan pendapat para peneliti diatas, Gambar 1.1
menyajikan secara ringkas faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas suatu bank.
Gambar 1.1 Determinants of Bank’s Profitability
Tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan ROA
(Return on Asset). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. “Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset” (Dendawijaya, 2005:120).
Pada penelitian ini, menggunakan Return On Assets (ROA)
sebagai rasio profitabilitas untuk mengukur profitabilitas bank yang
diteliti. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Widisari, 2015).
Menurut Husnan (1998:80), ROA merupakan perbandingan antara
laba sebelum pajak dengan total aset dalam suatu periode. Return on
asset (ROA) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004 dapat dirumuskan sebagai
berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset × 100%
Return on Asset (ROA) menunjukkan seberapa besar
berarti semakin tinggi pula jumlah profit yang dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:228).
B. Number of Branches
Chu dan Lim (1998) menyatakan, “It would be reasonable to assume
that banks with large branch networks are able to attract more deposits,
which is a cheaper source funds.” Carlson dan Mitchener (2005) menyatakan,
“Argumen umum dalam literatur adalah bahwa cabang perbankan dapat menstabilkan sistem perbankan dengan mengurangi kerentanan mereka terhadap guncangan ekonomi lokal: cabang memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pinjaman dan deposito mereka di wilayah geografis yang lebih luas atau dengan customer base".
Bank merupakan sistem keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat, kemudian disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman atau lainnya (Purnamawati et al., 2014:1). Bank merupakan salah
satu lembaga keuangan yang beroperasi sama seperti perusahaan lainnya yaitu
untuk mencari keuntungan. Keuntungan yang diperoleh perbankan melalui
jasa pinjaman dan jasa lainnya yang ditawarkan kepada masyarakat. Menurut
Purnamawati et al. (2014:1), bank memiliki peran yang sangat besar dalam
menghimpun dana, sebab semua sektor usaha yaitu sektor industri,
perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan membutuhkan bank
sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Berdasarkan hal itu,
keterkaitan yang menguntungkan, masyarakat membutuhkan bank demi
kelancaran usaha dan peningkatan kesejahteraan, sedangkan bank juga
membutuhkan dana dari masyarakat (nasabah baik individu atau perusahaan)
demi memperoleh keuntungan atau profit, karena itu bank dalam menghimpun
dana memiliki peran yang besar. Dana yang dihimpun dari masyarakat
merupakan simpanan bank yang kemudian akan dikelola bank dengan
sedemikian rupa agar simpanan tersebut menghasilkan keuntungan, untuk itu
menurut Sufian (2012), penghitungan number of branches dihitung dengan
membagi total deposit (total simpanan) dengan total asset (DEPO/TA),
dengan formula sebagai berikut:
DEPO/TA =
Aset merupakan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa
depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari
transaksi atau peristiwa di masa lalu (Hery, 2015:68), sehingga total aset
mencerminkan keseluruhan manfaat ekonomi yang didapat oleh suatu entitas.
Nilai number of branches tinggi, maka profitabilitas cenderung akan tinggi,
dan ketika nilai number of branches rendah, maka profitabilitas cenderung
C. Management Efficiency
Hasibuan (2000:2) menyatakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia, dan sumber-sumber
lain secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.” Daft (2002:8), “manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian sumber daya organisasi.” Mulyamah (1987:3), merupakan
“suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan
penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
sebenarnya.”
Hasibuan (1984:233) mengutip pernyataan H. Emerson, menyatakan: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan katalain, hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
Naceur dan Kandil (2008:13) menyatakan “Efisiensi manajemen jelas memiliki dampak positif dan signifikan pada profit bank, shareholders benefit
menyatakan secara langsung kemajuan dalam efisien manajemen.”
Menurut Dendawijaya (2005:111), rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Rasio BOPO sering
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). BOPO
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei
2004, dihitung dengan formula sebagai berikut:
BOPO =
Peningkatan efisiensi merupakan salah satu faktor yang mendasari
profitabilitas yang kuat. Efisiensi perbankan diproksikan dengan rasio Biaya
Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), karena
BOPO merupakan rasio total dari biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (Reserve Bank‟s, 2014). BOPO menunjukkan efisiensi perbankan
dalam meminimalkan biaya ketika profit meningkat.
Setiap kegiatan yang dilakukan bank dalam memperoleh pendapatan
membutuhkan pengorbanan yang harus dilakukan termasuk biaya yang
dikeluarkan. Menurut Wasis (1993:120) biaya adalah salah satu faktor yang
ikut menentukan tinggi rendahnya profitabilitas. BOPO dapat digunakan
untuk melihat kualitas dari manajemen yang dimiliki bank. Menurut De Haan
(2012) dalam Putra (2015), BOPO juga menunjukkan efisiensi dari
operasional bank. Semakin rendah rasio BOPO, semakin bagus kualitas dari
manjemen, sehingga ketika nilai BOPO rendah akan memiliki kecenderungan
management effisiensi bank meningkat, dan ketika nilai BOPO tinggi maka
D. Kompetisi
Kompetisi merupakan bagian terpenting dalam sektor perbankan.
Kompetisi didefinisikan sebagai situasi yang menggambarkan kondisi
persaingan antara beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berusaha
untuk memperebutkan sesuatu yang menjadi keinginan semua pihak. Menurut
Kocabay (2009) dalam Widiasari (2015), kompetisi bank didefinisikan
sebagai “sebuah proses persaingan antar bank dalam memenangkan bisnis
yang bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dan mendapat keuntungan
yang lebih besar.”
Jayaratne dan Strahan (1996) dalam Arrawatia et al. (2015)
menyatakan bahwa, “Persaingan perbankan diharapkan dapat menghilangkan
efisiensi biaya, dengan demikian memberikan keuntungan kesejahteraan dan
membantu dalam pertumbuhan ekonomi.” Menurut paradigma Structured Conduct Performance (SCP), konsentrasi pasar dapat menggambarkan
keadaan persaingan dalam industri perbankan, untuk itu kompetisi dapat
diukur dengan Indeks Lerner yang menggambarkan kekuatan pasar
(Widiasari, 2015).
Daya monopoli dalam persaingan atau kompetisi juga memiliki
pengaruh bagi perusahaan atau perbankan dalam memperoleh profit. Jumlah
output yang dihasilkan perusahaan untuk mencapai laba maksimum belum
tentu sama, salah satu yang menimbulkan perbedaan tersebut yaitu posisi
diklasifikasikan menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar
persaingan tak sempurna (Sugiarto, 2002:287). Pasar persaingan sempurna
merupakan keadaan dimana jumlah perusahaan begitu banyak, dan
kemampuan setiap perusahaan sanat kecil untuk mempengaruhi pasar
(Rahardja dan Manurung, 2008:145).
Pasar persaingan tak sempurna terdiri dari pasar monopoli, persaingan
monopolistik, dan oligopoli. Pasar monopoli keadaan dimana bila hanya ada
satu produsen atau penjual tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik
nyata maupun potensial (Rahardja dan Manurung, 2008:159). Menurut
Sugiarto et al. (2002:413), pasar persaingan monopolistik merupakan pasar
dengan banyak banyak prosdusen yang menghasilkan komoditas yang
berbeda karakteristik. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari hanya
sedikit perusahaan (produsen), setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup)
besar untuk mempengaruhi harga pasar (Rahardja dan Manurung, 2008:191).
Dalam kenyataan kondisi pasar persaingan sempurna dan monopoli jarang
terjadi, walaupun demikian daya monopoli dapat mepengaruhi kondisi pasar.
Daya monopoli merupakan kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi
pasar dalam rangka mencapai laba maksimum (Rahardja dan Manurung,
2008:167). Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kompetisi secara
menyeluruh saja dan tidak berfokus pada jenis-jenis persaingan, untuk itu
Indeks Lerner dapat digunakan untuk mengukur kekuatan monopoli
(Sugiarto et al., 2002:357). Indeks lerner merupakan ukuran kekuatan pasar
yang komprehensif karena mengintegrasikan biaya dengan pendapatan dalam
satu ukuran. Indeks Lerner adalah ukuran dari kompetisi dan menunjukkan
kekuatan pasar sebagai rasio antara selisih pendapatan dan biaya terhadap
total pendapatan (Widiasari, 2015). Penelitian ini mengikuti model Indeks
Lerner untuk industri bank menurut Hawtrey (2008) dalam Athoammar
(2015), dirumuskan sebagai berikut:
LI =
Keterangan:
TR = Total Revenue = Total Pendapatan
TC = Total Cost = Total Biaya
Menurut Titko et al. (2015), TR dapat dihitung dengan menjumlahkan
antara pendapatan bunga dan pendapatan non operasional, serta untuk
menghitung TC dengan menjumlahkan beban bunga dan beban non
operasional. Menurut Rahardja dan Mandala (2008:167), Indeks lerner
mempunyai nilai antara 0 dan 1. Nilai 0 menandakan bahwa terjadi pasar
persaingan sempurna (Rahardja dan Mandala, 2008:167), dan nilai yang
mendekati 1 menunjukkan daya monopoli yang kuat (Sugiarto et al.,
2002:357). Namun, dalam situasi pasar yang sebenarnya nilai indek lerner
indeks lerner (IL), semakin besar pula kekuatan monopoli perusahaan
(Sugiarto et al., 2002:357).
E. Hubungan Number of Branches dengan Profitabilitas Bank
Jumlah dana yang dikerahkan dan jumlah dana yang disalurkan oleh
industri perbankan dari tahun ketahun selalu bertambah, sebagai akibat jumlah
kantor cabang bank dari waktu ke waktu pun bertambah. Adanya sejumlah
besar toko-toko dan ritel yang terdapat di lingkungan sekitarnya, biasanya
menghasilkan volume besar pinjaman dan deposito (S. Peter dan Rose,
2002:662). Kantor cabang dirancang untuk menarik deposito dengan harapan
memperoleh keuntungan besar di masa depan (S. Peter dan Rose, 2002:663),
untuk itu, bank dengan kepemilikan cabang yang besar atau banyak dapat
menarik deposit lebih banyak daripada dibandingkan dengan kepemilikan
cabang yang sedikit. Cabang (branch) saat ini merupakan "mata dan telinga"
pada daerah setempat yang membantu organisasi mengidentifikasi pelanggan
yang berpotensi mendatang keuntungan yang besar (S. Peter dan Rose,
2002:666). Branch hadir sebagai pengumpul simpanan dan sebagai sumber
keuntungan (S. Peter dan Rose, 2002:666).
Bank menerima deposito dan memberikan pinjaman serta memperoleh
keuntungan dari perbedaan suku bunga. Bank juga mendapatkan keuntungan
dari simpanan nasabah dan simpanan bank lain, selain itu bank juga
Bank dengan jumlah cabang banyak akan lebih banyak menghimpun dana
dari masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber
dana yang paling besar bagi bank, untuk itu perluasan jumlah cabang (number
of branches) perlu dilakukan agar bank semakin banyak menarik dana dari
masyarakat sehingga mampu mendapatkan profit yang maksimal.
Bank juga merupakan sebuah bisnis yang tentunya ingin memperoleh
laba semaksimal mungkin. Perolehan laba tersebut pasti memiliki faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut itu adalah jumlah cabang
(number of branches). Bank kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan
menyalurkan dana kembali kemasyarakat, dengan banyak cabang, bank dapat
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan memaksimalkan laba dimana
saja. Apabila, bank dapat meperluas cabang, maka akan semakin banyak laba
yang diperoleh dari mana saja, untuk itu number of branches diindikasi
memiliki hubungan dengan profitabilitas.
F. Hubungan Management Efficiency dengan Profitabilitas Bank
Industri perbankan memiliki peranan kunci dalam usaha
mempertemukan masyarakat pemodal (ultimate lender) dengan masyarakat
yang memerlukan pembiayaan (ultimate borrower) (Siamat, 2005:12).
Kebutuhan akan dana untuk membiayai kegiatan akan semakin meningkat dan
memperolehnya dari industri perbankan lain (Usman, 1998:59). Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh perbankan demi medapatkan keuntungan,
pastinya membutuhkan pengorbanan/biaya yang dikeluarkan. Tuntutan
kebutuhan masyarakat/nasabah akan semakin tinggi, pemenuhan kebutuhan
nasabah melalui jasa yang ditawarkan akan mempengaruhi kepuasan dan
loyalitas nasabah terhadap industri perbankan. Melihat kondisi seperti itu,
perusahaan atau perbankan harus bekerja secara efisien, yaitu bagaimana
sebuah perbankan dapat memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
(Wibowo, 2004:1). Efisiensi merupakan faktor lain yang dapat menghasilkan
laba yang tinggi (Fishwick, 1993:68). Perbankan harus mampu menjalankan
fungsi dan peranan sesuai dengan yang diharapkan secara efisien.
Perbandingan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukkan yang dipakai
untuk menghasilkan keluaran akan menunjukkan tingkat efisiensi (Mubyarto
dan Hamid, 1987:189). Penilaian efisiensi industri perbankan dapat dilihat
dari sudut keuntungan yang dihasilkan (Usman, 1989:68).
Efisiensi manajemen perbankan diperlukan untuk mendapatkan kinerja
yang lebih baik dan keuntungan yang tinggi. Efisiensi manajemen perbankan
ditunjukkan bagaimana perbankan dapat mengelola pengeluaran dan
pendapatan secara seimbang. Efisiensi manajemen yang dimiliki akan
memungkinkan perbankan mampu bersaing, mengembangkan kegiatan
perbankan, dan dapat memberi kontribusi pada kemakmuran perbankan.
keseimbangan antara input dan output yang dikeluarkan. Perbankan harus
mampu secara efisien mengatur sedemikian rupa agar biaya atau
perngorbanan yang telah dikeluarkan lebih rendah dari pendapatan yang
didapat.
Pengaturan biaya pengeluaran atau pengorbanan ini tentu akan
memengaruhi tingkat laba yang didapat. Bank yang dikatakan efisien adalah
bank yang dapat menyeimbang biaya pengeluaran dan pendapatan. Apabila
biaya pegeluaran lebih besar daripada pendapatan maka tingkat laba yang
diperoleh rendah, sedangkan jika biaya pengeluaran lebih kecil dari
pendapatan, bank dapat memperoleh laba yang tinggi. Setiap perbankan harus
efisien dalam mengatur biaya operasional dan pendapatan operasional yang
didapat, untuk itu management efficiency memiliki indikasi berhubungan
dengan profitabilitas.
G. Hubungan Kompetisi dengan Profitabilitas Bank
Dalam dunia bisnis tidak bisa dipungkiri pasti akan ada persaingan.
Kunci sukses perbankan adalah bagaimana memuaskan nasabah dan
mendapatkan lebih banyak keuntungan (Wibowo, 2004:1), sebab sasaran
akhir dalam persaingan adalah memenuhi kebutuhan yang diinginkan
nasabah. Perbankan yang tidak dapat bersaing, perlahan akan tersingkir.
hidup perbankan dan untuk meningkatkan laba (Kotler et al., 1985:7).
Tindakan dalam merespon kondisi persaingan, sasaran utamanya adalah untuk
mendukung pemekerjaan purnawaktu dan meningkatkan kemakmuran (Kotler
et al., 1985:8). Kondisi persaingan yang sedang terjadi, akan menciptakan
peluang yang harus dapat dimanfaatkan oleh industri perbankan. Peluang
yang ada maupun yang tercipta dapat menunjukkan kemampuan perbankan
dan dapat mengubah selera pelanggan/nasabah sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan (Kotler et al., 1985:113). Menurut Kotler et al., (1985: 364), yang
menentukan pemenang dalam persaingan adalah pelanggan, bukan pesaing.
Kemampuan perbankan dalam memenuhi kebutuhan nasabah dapat
menciptakan loyalitas yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan
bagi industri perbankan. Dalam lingkungan pasar yang kompetitif, salah satu
cara untuk mengalahkan pesaing lain dengan membedakan diri
perusahaan/perbankan dan membedakan produk atau jasa yang ditawarkan,
baik di mata para pelanggan atau nasabah. Industri perbankan harus mampu
menjawab tantangan yang timbul dalam kondisi persaingan tersebut, jawaban
tantangan akan memberikan keuntungan yang besar bagi bank (Kotler et al.,
1985:328).
Apabila perbankan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan (nasabah),
maka perbankan tersebutlah pemenang dari persaingan yang ada.
Kemenangan dalam persaingan, membuat nasabah percaya untuk melakukan
keuntungan sendiri bagi perbankan. Perusahaan atau perbankan perlu
berusaha menjadi bagian yang besar dalam persaingan yang berlangsung,
untuk meraih laba yang besar (Hamel dan Prahalad, 1995:36), untuk itu
mengapa persaingan diindikasi memiliki hubungan terhadap perbankan dalam
memperoleh keuntungan.
H. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian mengenai Number of Branches dan Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan Sufian (2012), menggunakan Return on
Asset (ROA) sebagai variabel dependen, dan variabel independen
menggunakan loans intensity, size, credit risk, diversification, operating
expenses, capitalization, network embeddedness, ownership. Hasil yang
diperoleh menunjukkan network embeddedness (DEPO/TA) terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank
Bangladesh. Uddin (2014), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai
variabel dependen. Kompetisi, pertumbuhan GDP, dan jumlah cabang
bank digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh
menunjukkan jumlah cabang berpengaruh positif namun tidak signifikan
2. Penelitian mengenai Management Efficiency dan Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Petria et al. (2015) dengan judul
Determinants of Bank’s profitability: Evidence from EU 27 Banking
Systems, menggunakan Return on Average Assets (ROAA), dan Return on
Average Equity (ROAE) sebagai variabel dependen. Credit and liquidity
risk, management efficiency, diversification of business, market
concentration/competition, economic growth, size merupakan variabel
independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan management efficiency
berdampak positif dan signifikan terhadap ROAA dan ROAE.
Dewi et al. (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan
Perbandingan Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Bank Umum,
menggunakan ROA sebagai variabel dependen, dan menggunakan CAR,
LCR, BOPO sebagai variabel independen. Penelitian ini menghasilkan
bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Alifah (2014) dengan judul Pengaruh
CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank. Penelitian ini
menggunakan ROA sebagai variabel dependen, dan menggunakan CAR,
NPL, BOPO, dan LDR sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini
Lestari (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Rasio CAR, BOPO, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.
Penelitian ini menggunakan ROA sebagai varibel dependen, dan
menggunakan CAR, BOPO, dan LDR sebagai variabel independen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA.
3. Penelitian mengenai Kompetisi dan Profitabilitas
Floros (2012), menggunakan ROA, ROE, NIM, PBT sebagai variabel
dependen. Stability inefficiency, bank size, liquidity, taxation,
capitalization, overhead cost, diversification, labour productivity,
competition, banking sector development, stock market development,
inflation, GDP, joint-stock commercial banks, city commercial
bankssebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa kompetisi berpengruh positif terhadap ROA, ROE, NIM, dan PBT.
Uddin (2014), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel
dependen. Kompetisi, pertumbuhan GDP, dan jumlah cabang bank
digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh
menunjukkan kompetisi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA.
Petria et al. (2015), menggunakan Return on Average Assets (ROAA),
and liquidity risk, management efficiency, diversification of business,
market concentration/competition, economic growth, size merupakan
variabel indepen. Hasil yang diperoleh menunjukkan kompetisi
berdampak positif dan signifikan terhadap ROAA dan ROAE.
Widiasari (2015), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai
variabel dependen. Struktur pasar, kompetisi, diversifikasi, kapitalisasi,
risiko kredit, dan size digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa semua vaiabel independen berpengaruh
positif pada ROA.
I. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan ini untuk meneliti hubungan antara
masing-masing variabel yaitu variabel number of branches dengan profitabilitas bank,
variabel management efficiency dengan profitabilitas bank, dan variabel
kompetisi terhadap profitabilitas bank. Penelitian yang dilakukan ini meneliti
satu per satu hubungan antara variabel, sehingga tidak memerlukan
perumusan hipotesis karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada
populasi sasaran. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Number of Branches
Management Efficiency
Kompetisi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Studi empiris adalah
penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak
eksternal, kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.
B. Populasi Sasaran
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2011:87).
Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Kriteria
populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbankan yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan 2010-2014.
2. Perbankan yang mengeluarkan laporan keuangan pada periode
2010-2014.
3. Perbankan yang menyajikan informasi laba sebelum pajak, dan total aset
4. Perbankan yang menyajikan informasi total deposit untuk menghitung
number of branches pada periode 2010-2014.
5. Perbankan yang menyajikan informasi beban operasional, dan pendapatan
operasional untuk menghitung rasio Biaya Operasional dibandingkan
dengan Pendapatan Operasional (BOPO) pada periode 2010 -2014.
6. Perbankan yang menyajikan total revenue, dan total cost untuk
menghitung indeks Lerner (IL).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya
(Sanusi, 2011:104). Data sekunder ini diperoleh dari BEI periode 2010-
2014. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perbankan yang
tercatat pada BEI secara berturut-turut pada tahun 2010-2014.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data
dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan, seperti
produksi, surat wasiat, riwayat hidup, riwayat perusahaan, dan sebagainya
(Sanusi, 2011:114). Teknik dokumentasi pada penelitian ini dilakukan
dengan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan perbankan.
Studi pustaka juga dipakai dalam teknik pengumpulan data ini yaitu dengan
mengumpulkan data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lain yang
berkaitan dengan variabel penelitian yang diteliti.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu dalam bentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti, sehingga
diperoleh informasi yang lengkap tentang hal tersebut untuk kemudian ditarik
suatu kesimpulan (Sugiyono, 2009:38). Ada dua jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Penjelasan dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel dimana faktor
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah profitabilitas bank, diukur dengan menggunakan
return on asset (ROA).
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
variabel independen yang terdiri dari number of branches, management
efficiency, dan kompetisi.
F. Definisi Operasional Variabel 1. Profitabilitas Bank
Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam
persentase profit. Profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam
menjalankan bisnisnya untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan
berupa profit. Penelitian ini hanya menggunakan Return on Assets (ROA)
karena rasio ini dapat menunjukkan bagaimana kemampuan sebuah bank
dalam mengubah aset yang dimiliki menjadi pendapatan bagi bank.
Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik efisiensi kinerja manajerial
bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang ada
(Widiasari, 2015).
Profitabilitas ini diukur menggunakan Return On Asset (ROA)
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei
2004, dengan formula sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
2. Number of Branches
Branch atau cabang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ialah satuan usaha (kedai, toko), lembaga, perkumpulan, kantor, dan
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan yang lebih besar. Kantor
cabang dirancang untuk menarik simpanan dengan harapan memperoleh
keuntungan besar di masa depan (S. Peter dan Rose, 2002:663). Cabang
(branch) saat ini merupakan "mata dan telinga" pada daerah setempat
yang membantu organisasi mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi
mendatang keuntungan yang besar (S. Peter dan Rose, 2002:666). Branch
hadir sebagai pengumpul simpanan dan sebagai sumber keuntungan (S.
Peter dan Rose, 2002:666).
Menurut Chu dan Lim (1998) bank-bank dengan jumlah cabang yang
besar akan mampu menarik lebih banyak deposit. Sesuai dengan tujuan
bank dalam mencari keuntungan melalui penghimpunan dana dari
masyarakat, untuk itu number of branches dapat diasumsikan dengan
kepemilikan total deposit (total simpanan). Menurut Sufian (2012),
variabel number of branches ini diukur dengan cara membagi total deposit
dengan total asset (DEPO/TA), dengan formula sebagai berikut:
DEPO/TA =
3. Management Efficiency
Management efficiency merupakan efisiensi manajemen suatu bank
dalam mengatur atau menjalankan aktivitas perbankan. Naceur dan Kandil
(2008:13) menyatakan bahwa bank yang memiliki peningkatan efisiensi
manajemen akan merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh dan
terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba bank.
Variabel management efficiency ini diukur menggunakan rasio Beban
Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
BOPO merupakan rasio total dari biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin rendah nilai BOPO, maka efisien perbankan
semakin bagus karena biaya yang dikeluarkan rendah. Biaya merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi atau rendah profit yang
didapatkan. Jika nilai BOPO rendah, maka kecenderungan akan diperoleh
profit yang tinggi. Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan
Operasional (BOPO) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004 dihitung dengan formula sebagai
berikut:
BOPO =
4. Kompetisi
Kompetisi pada industri perbankan adalah sebuah proses persaingan
antar bank dalam memenangkan bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan
pangsa pasar dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Untuk mengukur
tingkat persaingan antar bank dalam industri perbankan, penelitian ini
menggunakan Indeks Lerner yang merupakan proksi dari kekuatan pasar
(Hawtrey dan Liang, 2008) dalam Widiasari (2015). Indeks Lerner dihitung
dengan formula sebagai berikut:
LI =
Keterangan:
TR = Total Revenue = Total Pendapatan
TC = Total Cost = Total Biaya
Menurut Titko et al. (2015), TR dapat dihitung dengan menjumlahkan
antara pendapatan bunga dan pendapatan non operasional, serta untuk
menghitung TC dengan menjumlahkan beban bunga dan beban non
operasional.
G. Teknik Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan maksud untuk mengolah data-data
yang telah berhasil dikumpulkan sehingga hasilnya dapat digunakan dalam
hubungan beberapa variabel independen seperti number of branches,
management efficiency, dan kompetisi terhadap profitabilitas bank sebagai
variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengolahan data
ini, sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 s.d
2014. Mengumpulkan data untuk menghitung profitabilitas bank dengan
menggunakan return on asset, data yang dikumpulkan yaitu laba sebelum
pajak dan total aset. Mengumpulkan data untuk menghitung variabel
number of branches, yaitu total deposit dan total aset. Mengumpulkan data
untuk menghitung variabel management efficieny dengan menggunakan
biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO),
data yang dikumpulkan yaitu beban operasional dan pendapatan
operasional. Mengumpulkan data untuk menghitung variabel kompetisi
menggunakan indeks lerner, data yang dikumpulkan yaitu pendapatan
bunga dan pendapatan non operasional untuk meghitung total revenue,
serta beban bungan dan beban non operasional untuk menghitung total
2. Menghitung Profitabilitas Bank, Number of Branches, Management
Efficiency, dan Kompetisi.
a. Menghitung profitabilitas bank dengan menggunakan rasio return on
assets (ROA), dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset × 100%
b. Menghitung number of branches bank, dengan rumus sebagai berikut:
DEPO/TA =
c. Menghitung management efficiency bank dengan menggunakanbeban
operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO),
dengan rumus sebagai berikut:
BOPO =
d. Menghitung kompetisi bank dengan menggunakan indeks lerner (IL),
dengan rumus sebagai berikut:
IL =
Keterangan:
TR = Total Revenue =Total Pendapatan
TR dapat dihitung dengan menjumlahkan antara pendapatan bunga
dan pendapatan non operasional, serta untuk menghitung TC dengan
menjumlahkan beban bunga dan beban non operasional.
3. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Statistik desktiptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena
atau karakteristik dari data (Hartono, 2013:195). Menurut Sanusi
(2013:116), yang termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data
dengan tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus,
median, mean, persentase, dan standar deviasi. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
4. Mengklasifikasikan Data
a. Mengklasifikasikan Data Profitabilitas Bank
Ukuran data return on asset (ROA) untuk menghitung profitabilitas
bank merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data
ROA diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala
rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang
dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala
ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi
nilai ROA berarti semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah
nilai ROA berarti semakin rendah profitabilitas bank. Dalam
rendah. Pengklasifikasian ini berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004.
b. Mengklasifikasi Data Number of Branches
Ukuran data number of brances merupakan berskala rasio, pada
pengklasifikasian ini ukuran data number of brances (NOB) diubah
menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio meliputi
skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang dimensinya telah
memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala ordinal dan interval,
tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi nilai NOB berarti
semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah nilai NOB berarti
semakin rendah profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi data NOB,
peneliti membagi klasifikasi ke dalam empat kategori yaitu, sangat
rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pengklasifikasian ini
didasarkan dari distribusi frekuensi yang terbentuk pada histogram.
c. Mengklasifikasi Data Management Efficiency
Ukuran data biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan
operasional (BOPO) untuk mengukur variabel management efficiency
(ME) merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran
data BOPO diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57),
skala rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang
dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala
angka BOPO berarti semakin rendah profitabilitas bank, semakin
rendah angka BOPO berarti semakin tinggi profitabilitas bank. Dalam
mengklasifikasi data BOPO, peneliti membagi klasifikasi ke dalam
lima kategori yaitu, sangatbaik, baik, cukup baik, rendah, dan sangat
rendah. Pengklasifikasian ini berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004.
d. Mengklasifikasi Data Kompetisi
Ukuran data indeks lerner (IL) untuk mengukur variabel kompetisi
merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data IL
diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio
meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang
dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala
ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi
nilai ILberarti semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah nilai
IL berarti semakin rendah profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi
data IL, peneliti membagi klasifikasi ke dalam lima kategori yaitu,
tidak ada kompetisi, kompetisi sedang, kompetisi cukup baik,
kompetisi kuat, dan kompetisi sangat kuat. Pengklasifikasian ini
dilakukan berdasarkan berdasarkan teori bahwa indeks lerner
mempunyai nilai antara 0 dan 1 (Rahardja dan Mandala, 2008:167).