• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Job Order Costing Dalam Penetapan Harga Jual Produk Per Pesanan di CV. X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Job Order Costing Dalam Penetapan Harga Jual Produk Per Pesanan di CV. X."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Dalam era persaingan ekonomi yang semakin global dan kompetitif memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Salah satu industry yang terkena efek dari globalisasi ini adalah sektor industri logam. Produk panci Indonesia sudah diperhitungkan keberadaannya di pasar internasional, sehingga produksi nya tidak hanya ditujukan untuk memenuhi pasar dalam negri tetapi untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar negri. Namun sejak beberapa tahun lalu banyak perusahaan logam lain bermunculan. Agar mampu terus bersaing, maka perusahaan-perusahaan logam ini disamping harus menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang sesuai dengan selera konsumen, juga harus mampu menjual dengan harga yang bersaing. Karena harga jual merupakan faktor penting dalam persaingan sehingga perhitungan harga pokok produk yang akurat mutlak diperlukan.

Penulis melakukan penelitian pada CV. X yang memproduksi panci. CV. X melakukan produksi berdasarkan pesanan buyer, maka prosedur akumulasi biaya yang tepat menurut karakteristik perusahaan adalah prosedur job order costing. Dengan prosedur job order costing, harga pokok produksi yang diperoleh semakin akurat sehingga dapat membantu manajemen menetapkan harga jual yang lebih akurat. Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta dengan mengumpulkan data yang ada, mengolah dan menganalisis data tersebut. Pengumpulan data diperoleh dari penelitian lapangan, yang terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi; serta penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca literatur dan catatan serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Dalam penetapan harga jual di muka, diperlukan harga pokok di muka. Untuk perhitungan harga pokok di muka digunakan anggaran biaya. Dari hasil pembahasan, diketahui bahwa perusahaan telah menggunakan prosedur job order costing dalam menentukan harga pokok di muka meskipun belum tepat. Harga pokok tiap produk dihitung dengan menjumlahkan biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung yang dibebankan untuk tiap produk tersebut. Perhitungan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat ditelusuri langsung untuk setiap unit produknya, sedangkan untuk biaya produksi tidak langsung perusahaan membagi total anggaran biaya produksi tidak langsung dengan anggaran jumlah unit yang diproduksi lalu dikalikan dengan jumlah unit produk tersebut. Harga jual diperoleh dengan menambah mark up ke dalam harga pokok tersebut. Mark up tersebut untuk menutup biaya- biaya dalam perusahaan dan termasuk laba yang yang diharapkan perusahaan.

(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, lindungan, bantuan, berkat dan kasih-Nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul PERANAN JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK PER PESANAN DI CV. X disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang membangun.

Pada kesempatan ini, penulis juga hendak mengucapkan banyak terima kasih untuk pihak-pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Koko, Asen yang selalu memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Se Tin, S.E., M.Si., Ak, selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas semua bimbingan, waktu dan tenaga yang telah ibu berikan selama penyusunan skripsi ini. 3. Bpk Tedy Wahyusaputra, S.E., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Kristen Maranatha.

4. Bpk Boedi Hartadi K, S.E., M.B.A., selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

5. Ibu Ita Salsalina Lingga, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

6. Ibu Elyzabeth I. Marpaung, S.E., M.Si., Ak., selaku Wakil Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

7. Ibu Sinta Setiana, S.E., M.Si., selaku Dosen Wali

8. Semua Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan ilmu dan ajarannya selama penulis kuliah.

(3)

vi 11.Seluruh staf dan karyawan perusahaan di CV. X

12.Agnes, Devi, Maria, Yoyoy, Emank, Aseng, Koko, Cimoy, Gerry, Asun dan teman-teman yang selalu memberi dukungan selama perkuliahan.

13.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah maupun skripsi.

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah pengetahuan dan wawasan.

Bandung, Februari 2008

(4)

vii DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR TABEL xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 4

1.4. Kegunaan Penelitian 5

1.5. Kerangka Pemikiran 5

1.6. Metodologi Penelitian 8

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Biaya Produksi 9

2.1.1. Pengerian Biaya Produksi 9

(5)

viii

2.1.2.1. Biaya Bahan langsung 10

2.1.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 11

2.1.2.3. Biaya Overhead Pabrik 12

2.2. Prosedur Akumulasi Biaya 12

2.2.1. Prosedur Akumulasi Biaya Proses 13

2.2.2. Presedur Akumulasi Biaya Pesanan 14

2.2.2.1. Karakteristik Prosedur Akumulasi Biaya Pesanan 15

2.2.2.2. Job Order Cost Sheet 17

2.2.2.2.1. Material Requisition 18

2.2.2.2.2. Labor Time Ticket 18

2.2.2.2.3. Data Biaya Produksi Tidak Langsung 19

2.2.2.3. Prosedur akuntansi Biaya pada Job Order Costing 20

2.3. Harga Pokok 21

2.3.1. Pengertian Harga Pokok 21

2.3.2. Tujuan Penetapan Harga Pokok 22

2.3.3. Sistem Penetapan Harga pokok 24

2.3.3.1. Penetapan Harga Pokok Dimuka 24

2.3.3.1.1. Sistem Harga Pokok Taksiran 25

2.3.3.1.2. Sistem Harga Pokok Standar 27

2.3.3.2. Penetapan Harga Pokok Sesungguhnya 28

(6)

ix

2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Jual 29

2.4.2. Metode Penetapan Harga Jual 30

2.5. Hubungan Job Order Costing dengan Penetapan Harga Jual 37

BAB 3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN 39

3.1. Metode Penelitian 39

3.1.1. Metode yang Digunakan 39

3.1.2. Teknik Pengumpulan Data 40

3.1.3. Langkah-langkah Penelitian 41

3.2. Objek Penelitian 42

3.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 42

3.2.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 43

3.2.2.1. Struktur Organisasi 43

3.2.2.2. Uraian Tugas 46

(7)

x

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

4.1. Jenis-jenis Biaya dan Klasifikasi Biaya pada CV. X 53

4.1.1. Jenis-jenis Biaya pada CV. X 53

4.1.2. Klasifikasi Biaya pada CV. X 56

4.2. Perhitungan Harga Pokok Produk pada CV. X 59

4.2.1. Perhitungan Biaya Bahan Baku 60

4.2.2. Perhitungan Biaya Bahan Pembantu dan Pembungkus 60

4.2.3. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung 60

4.2.4. Perhitungan Biaya Produksi Tidak Langsung 64

4.3. Penetapan Harga Pokok Produk dengan Menggunakan

Job Order Costing 66

4.3.1. Pemilihan Cost Driver 66

4.3.2. Perhitungan Biaya Produksi Langsung 68

4.3.3. Perhitungan Biaya Produksi Tidak Langsung 68

4.4. Penetapan Harga Jual 78

4.4.1. Perhitungan Harga Jual menurut CV. X 79

4.4.2. Perhitungan Harga Jual berdasarkan Job Order Costing 79

(8)

xi

4.5. Peranan Perhitungan Harga Pokok dengan Metode

Job Order Costing dalam Penetapan Harga Jual pada CV. X 82

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 84

5.1. Kesimpulan 84

5.2. Saran 86

DAFTAR PUSTAKA

(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi CV. X 45

(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku menurut CV. X 61

Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Bahan Pembantu dan Pembungkus menurut CV. X 62

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung menurut CV. X 63

Tabel 4.4 Perhitungan Harga Pokok Produk Panci Standar menurut CV. X 65

Tabel 4.5 Perhitungan Harga Pokok Produk Panci Presto menurut CV. X 65

Tabel 4.6 Pengelompokkan Biaya Produksi Tidak Langsung 69

Tabel 4.7 Anggaran Jam Mesin 71

Tabel 4.8 Perhitungan Alokasi Biaya Produksi Tidak Langsung Cost Pool Kedua 73

Tabel 4.9 Perhitungan Total Biaya untuk Cost Pool Ketiga 74

Tabel 4.10 Total Pengalokasian Biaya Produksi Tidak Langsung per Pesanan 75

Tabel 4.11 Perhitungan Harga Pokok Produk menurut Penulis 76

Tabel 4.12 Perbandingan Total Harga Pokok Produk 77

(11)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Natalina Yonathan

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 28 Desember 1985

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Pagarsih Gg. Pa Oyon 11/06

Bandung

Pendidikan :

1992 - 1998 : SDK Trimulia

1998 - 2001 : SMP Bina Bakti 2

2001 - 2004 : SMU Bina Bakti 1

2004 - 2008 : Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, tingkat kemajuan dari berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya

perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup berarti dengan semakin ketat nya

persaingan dalam dunia usaha. Ditambah lagi dengan semakin berkembangnya sistem ekonomi

yang menembus batasan wilayah antar negara membuat persaingan semakin luas dan ketat.

Setiap dunia perindustrian harus mampu bersaing satu dengan yang lainnya untuk dapat bertahan

dalam persaingan yang ketat tersebut.

Salah satu nya adalah bidang industri logam. Dalam industri logam sekarang ini harus

dapat menerapkan strategi serta tindakan yang tepat untuk dapat bertahan dan memenangkan

persaingan Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam industri ini adalah dengan

memperhatikan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan kepada konsumen harus memiliki

kualitas yang baik dan tentunya dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Dalam

menetapkan harga yang dapat bersaing dan terjangkau maka kita perlu melakukan perhitungan

yang akurat atas biaya-biaya yang terjadi, sehingga dapat menghasilkan informasi biaya yang

relevan dalam proses penetapan harga jual produk.

CV. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri logam, yang

menghasilkan produk sesuai dengan pesanan. Untuk jenis produk yang berdasarkan pesanan, tiap

pesanan akan dilakukan proses produksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti yang

telah diketahui, industri logam merupakan salah satu industri yang cukup berkembang di

(13)

merupakan industri padat karya sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja yang memberikan

sumbangan bagi usaha menurunkan tingkat pengangguran yang ada. Industri logam ini

menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya, terutama

dalam menghadapi persaingan bebas.

Oleh sebab itu CV. X dituntut agar memiliki suatu keunggulan, salah satunya dalam hal

harga yaitu dengan perhitungan harga pokok produk yang akurat sehingga yang dapat menunjang

penetapan harga jual dengan akurat pula. Harga jual merupakan faktor penting dalam

merencanakan keuntungan yang ingin dicapai. Penetapan harga jual membutuhkan perhitungan

harga pokok yang akurat karena harga pokok merupakan dasar untuk menentukan harga jual

sehingga harga jual yang ditetapkan akan diterima oleh pasar. Harga pokok yang tidak akurat

akan menyebabkan perhitungan harga pokok menjadi terlalu besar (overcosted) atau terlalu kecil

(undercosted) sehingga harga jual yang ditetapkan pun menjadi tidak tepat. Itulah mengapa perhitungan harga pokok yang akurat sangat diperlukan dalam penetapan harga jual.

Pada CV. X yang proses produksinya berdasarkan pesanan, metode yang digunakan

adalah job order costing. Dengan job order costing, perusahaan dapat menghitung harga pokok

produk untuk setiap pesanan yang menggunakan sumber daya produksi dalam jumlah yang

berbeda-beda, sehingga harga pokok akan dapat dihitung secara akurat, dengan demikian harga

jual pun akan lebih tepat dalam penetapan nya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

CV. X yang bergerak dalam industri logam dan memproduksi produk nya berdasarkan metode

job order costing sebagai objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

(14)

Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mampu bersaing

dengan tingkat laba yang optimal. Maka untuk memperoleh laba yang optimal, perusahaan harus

dapat menentukan berapa harga jual yang akan ditetapkan untuk suatu produk agar produk

tersebut dapat bersaing di pasar. Berdasarkan fakta pentingnya penetapan harga jual yang akurat

ini, maka penulis telah mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penggolongan biaya-biaya produksi dan non produksi pada CV. X?

b. Bagaimana perusahaan menghitung harga pokok produksi?

c. Apakah perusahaan telah menggunakan job order costing dalam menentukan harga

pokok produknya?

d. Bagaimana penetapan harga jual yang selama ini dilakukan perusahaan?

e. Bagaimana peranan job order costing dalam penetapan harga jual produk pada

perusahaan?

1.3Tujuan Penelitian

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, harus diketahui tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan agar tahu maksud diadakannya penelitian dan apa manfaatnya bagi semua pihak

internal maupun eksternal. Karena itu, penulis menguraikan tujuan dari penelitian yang

dilakukan.

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, penulis melakukan penelitian bertujuan untuk:

a. mengetahui penggolongan biaya-biaya produksi dan non produksi yang dilakukan CV. X

b. mengetahui perhitungan harga pokok yang selama ini dilakukan perusahaan

c. mengetahui perusahaan telah menggunakan job order costing dalam menentukan harga

(15)

d. mengetahui cara penetapan harga jual yang selama ini dilakukan perusahaan

e. mengetahui peranan job order costing dalam menetapkan harga jual produk pada

perusahaan

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang bermanfaat

bagi perusahaan yang diteliti, bagi masyarakat dan bagi penulis sendiri.

Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagi pihak perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan saran positif dalam

perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat sehingga perusahaan dapat

menentukan harga jual yang tepat.

b. Bagi penulis sendiri

Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis mengenai job order

costing dalam menetapkan harga jual produk. Hasil penelitian ini juga berguna untuk menambah wawasan berpikir dan memberikan contoh konkret penerapan ilmu yang

diterima di perkuliahan ke dalam situasi yang sebenarnya.

c. Bagi pembaca umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum baik untuk

menambah wawasan dan pengetahuan maupun sebagai referensi dalam

penelitian-penelitian sejenis yang mungkin akan dilakukan.

(16)

Dengan tingkat persaingan yang tinggi, perusahaan harus berusaha agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk

memperoleh dan diharapkan perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidup dan

mengembangkan usahanya. Selain itu perusahaan harus membuat keputusan secara tepat

sehingga dapat menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Salah satu pengambilan

keputusan yang penting adalah mengenai penetapan harga jual produk.

Dalam usahanya untuk menetapkan harga jual dibutuhkan informasi mengenai

biaya-biaya yang terjadi di perusahaan. Informasi mengenai biaya-biaya-biaya-biaya ini harus disajikan secara tepat

dan akurat agar dapat memperoleh perhitungan akumulasi biaya yang akurat yang pada akhirnya

dapat menetapkan harga jual secara tepat. Karena itulah perusahaan membutuhkan akuntansi

biaya. Yang dimaksud dengan akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang

merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis

serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Penyajian laporan biaya yang

tepat dapat membantu manajemen dalam proses perhitungan harga pokok produk atau jasa yang

disediakan.

Selain itu, akuntansi biaya dapat membantu dalam membuat anggaran dan menentukan

biaya serta membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang sebelumnya sudah

ditetapkan. Akuntansi biaya juga berfungsi sebagai penyedia informasi biaya yang akurat

sehingga dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang tepat yang dapat

mempengaruhi proses pengambilan keputusan terutama keputusan mengenai harga jual produk

atau jasa.

Penetapan harga jual merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk tetap

(17)

menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi perusahaan serta memberi

laba yang memadai bagi perusahaan agar dapat mengembangkan usahanya. Di lain pihak, harga

jual itu harus cukup rendah agar para konsumen tertarik untuk membeli, tetapi tentunya

diimbangi dengan kualitas produk yang baik.

Melihat betapa pentingnya informasi mengenai harga pokok dalam penentuan harga jual

suatu produk atau jasa, maka perusahaan membutuhkan suatu perhitungan yang tepat dan akurat

atas harga pokok tersebut. Untuk perusahaan yang memproduksi barang sesuai dengan

spesifikasi dari pemesan, maka perhitungan harga pokoknya akan lebih akurat bila menggunakan

job order costing. Dengan job order costing, pembebanan biaya akan dilakukan kepada masing-masing pesanan, sehingga harga pokok masing-masing-masing-masing pesanan dapat ditentukan dengan lebih

akurat dan akhirnya dapat menetapkan harga jual yang akurat juga.

Dengan uraian di atas, jelaslah bahwa perhitungan harga pokok produk yang akurat untuk

setiap pesanan sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap penetapan harga jual produk

yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini membuat penulis tertarik

untuk melakukan penelitian di CV X dengan judul “Peranan Job Order Costing Dalam

Penetapan Harga Jual Produk Per Pesanan Pada CV. X”

1.6Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif analisis yang bertujuan

untuk menggambarkan objek penelitian sebenarnya dengan cara penelitian lapangan (field

Research) dan penelitian kepustakaan (library research) guna mengumpulkan data yang relevan dan tersedia, kemudian disusun , diolah, dipelajari dan dianalisis lebih lanjut.

(18)

Yaitu penelitian dengan mengadakan penelitian langsung ke perusahaan yang dipilih sebagai

objek penelitian dengan cara sebagai berikut:

a. Mengajukan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.

b. Mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan atau staf perusahaan

yang diberi wewenang dan dapat memberikan keterangan sehubungan dengan data yang

akan diperlukan guna penyusunan skripsi.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian dengan membaca literatur-literatur baik melalui buku-buku teks maupun

bahan-bahan lain yang akan dipergunakan untuk penyusunan skripsi.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan logam CV. X yang berlokasi di Bandung.

(19)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap proses perhitungan harga pokok

produksi dalam penetapan harga jual pada CV. X, penulis menarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Job order costing belum berperan dalam perhitungan harga pokok produksi

dalam penetapan harga jual pada CV.X karena tidak memenuhi karakteristik

dari prosedur akumulasi biaya pesanan, yaitu:

 Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungan dengan produk,

menjadi dua kelompok berikut: biaya produksi langsung dan biaya

produksi tidak langsung.

 Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga

kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan

istilah biaya overhead pabrik.

 Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanan

tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya

overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan

(20)

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran 2

Hal ini ditunjang dengan kenyataan sebagai berikut:

Pembebanan biaya produksi tidak langsung yang tidak tepat seperti:

 Biaya pemeliharaan bangunan dan mesin didalamnya termasuk ke dalam

biaya pemeliharaan untuk kantor sehingga harus dipisahkan antara biaya

pemeliharaan bagian kantor dengan bagian pabrik.

 Biaya penyusutan bangunan dan mesin juga dialokasikan seluruhnya,

yang seharusnya dipisahkan antara penyusutan bangunan kantor dan

bangunan pabrik, begitu pula dengan mesin.

 Biaya gaji juga seharusnya dipisahkan antara biaya gaji untuk bagian

produksi dengan bagian gaji untuk bagian administrasi, sehingga tidak

seluruhnya dimasukkan.

2. Dari hasil pembahasan yang penulis lakukan, menunjukkan bahwa job order

costing dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang lebih akurat yaitu

dengan cara:

 mengklasifikasikan biaya produksi yang terjadi pada perusahaan menjadi

tiga kelompok, yaitu:

a. Biaya bahan langsung

Biaya bahan langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan

dalam membuat suatu pesanan yang dapat ditelusuri secara langsung

(21)

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran 3

bahan langsung adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu dan

pembungkus

b. Biaya tenaga kerja langsung

Merupakan biaya tenaga kerja yang yang berhubungan langsung

dengan penyelesaian proses produksi dan biaya nya dapat dibebankan

langsung untuk tiap produknya

c. Biaya produksi tidak langsung

Perusahaan memasukkan biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri

secara langsung untuk tiap unit produknya pada kelompok biaya ini,

yang pembebanannya dilakukan berdasarkan cost drivernya

 Membebankan biaya produksi tidak langsung dengan multiple cost pool,

sehingga pembebanan biaya produksi tidak langsung dapat lebih akurat

karena berdasarkan cost driver yang paling erat hubungannya

 Penetapan harga jual diperoleh dari harga pokok produksi yang didapat

ditambah dengan mark up yang meliputi laba yang diinginkan perusahaan

5.2 Saran

Setelah menarik kesimpulan di atas, pada sub bab ini penulis akan

(22)

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran 4

 Perusahaan sebaiknya melakukan pengelompokkan biaya produksi

menjadi tiga kelompok, yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja

langsung, biaya produksi tidak langsung

 Dalam melakukan perhitungan biaya produksi, perusahaan seharusnya

tidak memasukkan biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan

produksi, seperti, biaya penyusutan bangunan dan mesin untuk bagian

kantor dan biaya pemeliharaan bangunan dan mesin untuk bagian kantor

yang tidak digunakan dalam produksi, agar harga jual yang ditetapkan

dapat bersaing. Dan memasukkan seluruh biaya yang berkaitan dengan

produksi meskipun perusahaan tidak memasukkan biaya tersebut dalam

perhitungan harga jual, seperti biaya penyusutan bangunan pabrik dan

mesin.

 Perusahaan sebaiknya mengalokasikan biaya produksi tidak langsung

kepada job dengan menggunakan lebih dari satu cost pool karena tidak

semua biaya produksi memiliki cost driver yang sama. Pengalokasian

biaya produksi tidak langsung dengan dengan menggunakan multiple cost

pool akan menghasilkan pembebanan biaya produksi tidak langsung pada

(23)

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran 5

 Perusahaan sebaiknya mencatat jam tenaga kerja agar perhitungan biaya

yang terkait dengan jam tenaga kerja dapat diperoleh secara akurat, selain

itu jam tenaga kerja juga dapat digunakan untuk pengendalian dan dan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A.; Banker, R.D.; Kaplan, R.S.; Young, S.M. 2001. 3nd edition. Management Accounting. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Carter, William K.; Usry, Milton F. 2002. 13th edition. Cost Accounting. Australia; Dame Pubns.

Garrison, R.H.; Noreen, Eric W. 2003. International edition. Managerial Accounting. New York: McGraw-Hill.

Hansen, D.R.; Mowen, Maryanne M. 2003. 6th edition. Management Accounting. Cincinnati: South-Western, Ohio: Thompson Learning.

Horngren, Charles T.; Sundem, Gary L.; Stratton, William O. 2002. 12th edition. Introduction to Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Horngren, Charles T.; Foster, George; Datar, Srikant M. 2006. 12th edition. Cost

Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice hall, Inc. Mulyadi. 2005. Edisi 5. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.

Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2003. 11th edition. Marketing Management. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya – Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta:BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

2) Lintasan lari datar panjang minimal 10 meter dengan daris batas jarak 5 meter dengan setiap lintasan lebar 1,22

a. Membawa sebarang alat yang terdapat catatan bertulis, alat yang boleh diprogramkan atau alat komunikasi termasuk telefon bimbit, ipad, tablet tetapi tidak terhad

 Masing-masing Paket berisikan sebagian (atau semua untuk pesan pendek). Data memakai plus beberapa informasi kendali.  Informasi kendali, pada jumlah minimum, mencakup

Kehadiran sekat dan partisi dalam sebuah ruang plong yang lapang memungkinkan kita membuat ruang lain atau membaginya menjadi beberpa area terpisah dengan fungsi

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari 10%

Dalam film animasi “CHASE!” terdapat satu karakter protagonis atau karakter utama dan satu karakter misterius yang nantinya baru diketahui bahwa itu seorang waria di akhir

Merujuk pada pendapat Pendit tersebut, maka dapat dikatakan bahwa potensi wisata merupakan sumber daya yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik / atraksi wisata untuk

Kajian daya dukung yang digunakan adalah melalui pendekatan telapak ekologis yang merupakan suatu kajian daya dukung untuk menilai status daya dukung lingkungan