• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Coba Modul Pelatihan Dalam Menangani Masalah Academic Buoyancy Pada Siswa Kelas XII di SMA "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Coba Modul Pelatihan Dalam Menangani Masalah Academic Buoyancy Pada Siswa Kelas XII di SMA "X" Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Uji Coba Modul Pelatihan Dalam Mengatasi Masalah Academic Buoyancy Pada Siswa Kelas XII Di SMA “X” Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah modul pelatihan dapat digunakan untuk meningkatkan Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA “X” Bandung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan yang efektif yang dapat meningkatkan derajat Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA “X” yang terukur melalui evaluasi terhadap level reaction dan level learning.

Sampel pada penelitian ini adalah 25 siswa/i kelas XII SMA “X” Bandung yang memiliki derajat Academic Buoyancy yang rendah. Alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner Academic Buoyancy yang disusun oleh peneliti berdasarkan konsep Academic Buoyancy yang dikemukakan oleh Andrew Martin dan Herbert Marsh (2010) yang terdiri dari 60 pernyataan. Validitas alat ukur berkisar antara 0,30-0,74, sedangkan reliabilitas alat ukur adalah 0,91.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa/i menunjukkan reaksi yang positif terhadap pelatihan dan mengalami peningkatan derajat Academic Buoyancy dari kategori rendah menjadi kategori tinggi. Modul Pelatihan ini telah teruji melalui level reaction dan level learning, namun perlu dilakukan revisi lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya dalam mengingkatkan derajat Academic Buoyancy. Faktor jenis kelamin, kesehatan, prestasi akademik, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan motivasi merupakan faktor-faktor yang mendukung peningkatan derajat Academic Buoyancy.

Saran Teoretis untuk penelitian lanjutan dengan menggunakan intervensi berupa pelatihan adalah melakukan revisi dari modul yang telah ada dengan membagi sesi kedalam dua atau tiga pertemuan dengan lebih melibatkan keaktifan dari peserta pelatihan kemudian meneliti efektivitas modul pelatihan terhadap peningkatan derajat Academic Buoyancy. Untuk peneliti dalam bidang science disarankan untuk meneliti mengenai kontribusi dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Academic Buoyancy, sedangkan untuk peneliti yang hendak melanjutkan penelitian mengenai Academic Buoyancy dengan lebih mendalam disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan time series.

(2)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...ii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR BAGAN...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang...1

1.2.Identifikasi Masalah...10

1.3.Maksud,Tujuan, dan Kegunaan Penelitian...10

1.4.Metodologi...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resiliency 2.1.1. Definisi Resiliency...13

2.1.2. Academic Resilience...14

(3)

Universitas Kristen Maranatha viii

2.2. Academic Buoyancy

2.2.1. Latar Belakang Academic Buoyancy...25

2.2.2. Definisi Academic Buoyancy...25

2.2.3. Perbedaan Academic Buoyancy dengan Resilience...26

2.2.4. Academic Buoyancy, Everyday Hassless and Coping...29

2.2.5. Academic Buoyancy, Motivation and 5C’s...30

2.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Academic Buoyancy...37

2.2.7. Construct Validity dari Academic Buoyancy dengan Menggunakan Data Penunjang...38

2.2.8. Penerapan dan Saran Intervensi Academic Buoyancy...38

2.2.9. Pendekatan Dalam Mempelajari Academic Resilience dan Academic Buoyancy...41

2.3. Remaja...46

2.3.1. Remaja dan Perubahan...49

2.3.2 Prestasi Dalam Kehidupan Remaja...52

2.3.3. Remaja dan Pendidikan (Sekolah)...54

2.4. Prestasi Akademis...55

2.4.1. Siswa Dengan Prestasi Akademis Tinggi...56

2.4.2. Siswa Dengan Prestasi Akademis Rendah...57

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademis...58

2.5. Pedoman Umum Merancang Program Pelatihan...61

2.5.1. Tujuan Pembelajaran Dalam Pelatihan...63

(4)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.6.1. Karakteristik Dalam Experiental Learning...65

2.6.2. Fase Dalam Experiental Learning...65

2.6.3. Metoda Dalam Experiental Learning. ...67

2.6.4. Tahapan Proses Belajar Efektif...71

2.7. Evaluasi Program Pelatihan...73

2.8. Kerangka Pemikiran...78

2.9. Asumsi Penelitian...93

2.10. Hipotesa Penelitian...93

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian...94

3.2. Variabel Penelitian...95

3.2.1. Definisi Konseptual...95

3.2.2. Definisi Operasional...95

3.3. Alat Ukur...99

3.3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur...99

3.3.2. Data Penunjang...105

3.3.3. Prosedur Pengisian...106

3.3.4.Sistem Penilaian...106

3.3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...107

3.4. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel...108

3.4.1. Populasi Penelitian...108

(5)

Universitas Kristen Maranatha x

3.4.3. Teknik Penarikan Sampel...108

3.5. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Intervensi...109

3.6. Rancangan Model Pelatihan...110

3.7. Metoda Analisis Data...117

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden...118

4.2. Hasil Penelitian...119

4.2.1. Hasil Penelitian Berdasarkan Reaksi Peserta...119

4.2.2. Hasil Penelitian Berdasarkan Proses Learning...124

4.2.3. Hasil Penelitian Berdasarkan Uji Statistik...126

4.3. Pembahasan Hasil Uji Coba Modul Pelatihan...127

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian...147

5.2. Saran Penelitian...148

5.2.1. Saran Teoretis...148

5.2.2. Saran Guna Laksana...149

DAFTAR PUSTAKA...150

DAFTAR RUJUKAN...156

(6)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Level Evaluasi Pelatihan...77

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur...99

Tabel 3.2. Sistem Penilaian...106

Tabel 3.3. Rencana Pelaksanaan Pelatihan Academic Buoyancy...112

Tabel 4.1. Gambaran Responden...118

Tabel 4.2. Reaksi Peserta Pelatihan...119

Tabel 4.3. Reaksi Terhadap Trainer dan Fasilitator...122

Tabel 4.4. Reaksi Peserta Terhadap Sesi Pelatihan...123

Tabel 4.5. Perubahan Proses Learning...124

(7)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR BAGAN

(8)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1.Identitas

Lampiran 1.2. Kuesioner Academic Buoyancy Lampiran 1.3.Data Penunjang

Lampiran 1.4.Lembar Kontrak Belajar Lampiran 1.5.Lembar Kerja 01. SWOT

Lampiran 1.6.Lembar Kerja 02. How To Achieve Your Target Lampiran 1.7.Lembar Kerja 03. Control Yourself

Lampiran 1.8.Evaluasi Pelatihan

Lampiran 1.9.Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 1.10.Hasil Uji Statistik Wilcoxon

Lampiran 1.11.Perubahan Derajat Academic Buoyancy Sebelum dan Sesudah ` Pelatihan

Lampiran 1.12.Perubahan Predictor Academic Buoyancy Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Lampiran 1.13.Tabulasi Silang Derajat Academic Buoyancy dengan Data Penunjang

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah faktor pendidikan. Berdasarkan United Nation Development Program (UNDP), suatu badan PBB yang mengeluarkan data tentang peringkat negara-negara dunia berdasarkan daya saing kualitas sumber daya manusia, pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke-108 dari 135 negara yang diteliti. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana ada tiga dimensi yang dilihat dalam laporan Indeks Pembangunan Manusia UNDP ini. Ketiga dimensi itu yaitu ekspektasi tingkat hidup saat kelahiran yang merupakan indikator dari kesehatan dan harapan hidup, serta kemampuan baca tulis orang dewasa yang menunjukan tingkat pengetahuan dan pendidikan. Hal ini menunjukkan masih kurangnya daya saing sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam hal pengetahuan dan pendidikan di pasar internasional.

(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/12/10/151576-indeks-pembangunan-manusia-indonesia-jauh-di-bawah-malaysia)

(10)

Universitas Kristen Maranatha 2

dirinya. Salah satu jalur pendidikan yang umum ditempuh adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Apabila ditinjau dari segi tujuan, sekolah menengah memiliki beberapa tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Tujuan yang kedua adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya. (Pasal 2 dan 3 PP no 29 Tahun 1990).

(11)

Universitas Kristen Maranatha 3

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BP di SMA “X”, pada umumnya para siswa mulai merasa kesulitan ketika mulai memasuki kelas XII. Hal ini karena adanya tuntutan dan beban tugas yang lebih berat dibandingkan dengan kelas X dan XI. Pada kelas XII para siswa akan dihadapkan pada tugas, ulangan, dan materi pelajaran yang lebih banyak karena mereka perlu mengulang kembali pelajaran yang telah didapatnya dari kelas X. Bahan-bahan pelajaran pun diusahakan untuk dapat diselesaikan secepat mungkin, sehingga guru-guru seringkali menjelaskan dengan terburu-buru dan hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Selain banyaknya tugas, ulangan, dan materi pelajaran, pihak sekolah pun memberikan jadwal bimbingan belajar di hari Sabtu dan pra UAN sebanyak enam kali untuk membantu siswa dalam mempersiapkan UAN.

(12)

Universitas Kristen Maranatha 4

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang siswa kelas XII SMA “X”, diperoleh data bahwa kesulitan akademis yang paling dirasakan adalah ketika mereka memasuki kelas XII. Beberapa kesulitan yang dirasakan adalah banyaknya tugas dan ulangan yang diberikan oleh guru, banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari, serta adanya kesulitan dalam memahami pelajaran di kelas, karena seringkali guru-guru terlalu cepat dalam menerangkan pelajaran.

Tugas, ulangan, dan jadwal bimbingan yang diberikan oleh pihak sekolah dengan maksud untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional dan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya proses pembelajaran pada kenyataannya dirasakan sebagai beban bagi para siswa. Mereka seringkali merasa jenuh dengan banyaknya tugas dan ulangan dan merasa kurang memiliki waktu untuk istirahat. Dalam menyikapi banyaknya tugas dan ulangan tersebut, seringkali siswa menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, dan tidak memiliki jadwal belajar khusus. Mereka seringkali baru belajar dan mengerjakan tugas pada saat ulangan dan tugas akan dikumpulkan. Selain banyaknya tugas dan ulangan, para siswa pun dihadapkan pada tantangan dalam mempersiapkan Ujian Nasional, dimana setiap tahunnya kriteria kelulusan akan semakin meningkat. Pada tahun ini siswa dinyatakan lulus UAN apabila memiliki nilai rata-rata minimal 5,75 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran, dan minimal 4,25 untuk pelajaran lainnya.

(13)

Universitas Kristen Maranatha 5

mengacu pada sebagian besar individu yang menghadapi tantangan, dan tekanan yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari seperti pengalaman mendapatkan nilai buruk atau kurangnya performance di sekolah, stress dan ketegangan sehari-hari yang dialami siswa. Academic buoyancy terdiri dari lima predictor, yaitu self efficacy, planning, persistence, anxiety dan control.

(14)

kesulitan-Universitas Kristen Maranatha 6

(15)

Universitas Kristen Maranatha 7

mengerjakan tugas dan kurang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan ulangan, sedangkan apabila mereka belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha mencicil dalam mengerjakan tugas maka mereka akan mendapatkan nilai yang baik dan mampu mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.

Siswa yang memiliki derajat Academic Buoyancy yang tinggi merasa yakin bahwa dirinya akan mampu untuk dapat mengerjakan tugas-tugas,ulangan dan ujian yang diberikan (self-efficacy), mampu membuat perencanaan dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan, mampu menentukan target nilai yang akan dicapai dan merencanakan jadwal belajar untuk ulangan dan ujian sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya (planning), memiliki kesungguhan untuk terus berusaha dalam mengerjakan berbagai tugas, belajar untuk mempersiapkan ulangan dan ujian walaupun ada beberapa mata pelajaran yang masih belum dimengerti (persistence), mampu mengatasi kecemasan ketika menghadapi kesulitan dan tantangan dalam mengerjakan tugas, ulangan, dan ujian (anxiety), dan menganggap keberhasilan atau kegagalannya dalam melakukan tugas, ulangan atau ujian diakibatkan dari sumber-sumber yang berada di dalam dirinya sendiri (control).

(16)

Universitas Kristen Maranatha 8

tugas, ulangan atau ujian yang sulit (anxiety), dan menganggap keberhasilan atau kegagalannya dalam melakukan tugas atau ujian diakibatkan dari pengaruh orang lain atau hal-hal lain yang tidak mereka ketahui (uncertain control).

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andrew Martin dan Herbert Marsh (2006) pada siswa kelas SMA, Academic Buoyancy memiliki korelasi yang signifikan terhadap prestasi akademis, motivasi, penyelesaian tugas, absensi, dan partisipasi siswa. Siswa yang memiliki academic buoyancy yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah, lebih berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, sering hadir di sekolah, serta menunjukkan partisipasi yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah

Beberapa penelitian mengenai Academic buoyancy yang telah dilakukan sampai saat ini pada umumnya masih berupa pengukuran psikometrik yang bertujuan untuk menguji validitas dari konsep Academic buoyancy (Martin & Marsh, 2008), meneliti penyebab, hubungan dan konstuk antara Academic resilience dengan Academic buoyancy (Martin & Marsh, 2009), menguji model Academic buoyancy secara longitudinal dan menghubungkan dengan faktor-faktor atau variabel yang dapat mempengaruhinya (Martin & Marsh, et all,2010), namun belum ada suatu penelitian yang berusaha untuk membuat suatu intervensi dalam menangani masalah Academic buoyancy tersebut.

(17)

Universitas Kristen Maranatha 9

diasumsikan sebagai faktor yang potensial untuk intervensi. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa Self-efficacy, planning, persistence, dan control dapat ditingkatkan melalui pelatihan, sedangkan untuk faktor anxiety dapat diturunkan melalui pelatihan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hardian Wiryaharja (2008), membuktikan bahwa melalui pelatihan, Self-Efficacy dari siswa kelas XII yang akan mempersiapkan ujian menjadi meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Natalia Damayanti (2011) membuktikan pula bahwa melalui pelatihan Self-Regulation Fase Forethought bidang akademik, derajat siswa kelas VIII dapat meningkatkan kemampuan goal setting, strategic planning dan goal orientation, dimana goal setting dan strategic planning ini merupakan hal yang erat kaitannya dengan faktor planning, sedangkan goal orientation terkait dengan faktor persistence. Penelitian yang dilakukan oleh Fredric D Wolinsky, et all (2009) membuktikan bahwa pelatihan dengan pendekatan kognitif dapat meningkatkan internal locus of control dari orang dewasa. Sedangkan beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa pelatihan dapat menurunkan derajat anxiety seseorang (Igbaria, 1990; Torkzadeh & Angulo, 1992; Popedavis &Vispoel, 1993; Torkzadeh & Koufteros, 1993; Martocchio, 1994; Shelley, 1998; Beckers and Schmidt, 2001)

(18)

Universitas Kristen Maranatha 10

belajar guna mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah atau beberapa aktivitas (Reid & Barington dalam David A. Statt,2000).

Rancangan modul pelatihan ini akan disusun berdasarkan predictor academic buoyancy, yaitu self efficacy, planning, persistence, anxiety dan control. Dalam pelatihan ini para siswa kelas XII akan diberikan informasi mengenai pentingnya Academic Buoyancy dalam mengatasi tantangan-tantangan akademis yang dihadapi di sekolah dan diberikan keterampilan sehingga dapat meningkatkan predictor dari Academic Buoyancy.

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk merancang suatu model pelatihan yang tepat dalam menangani masalah Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA ”X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang diteliti adalah untuk mengetahui apakah modul pelatihan Academic Buoyancy dapat meningkatkan derajat Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA ”X” Bandung.

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

(19)

Universitas Kristen Maranatha 11

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan yang teruji yang dapat meningkatkan derajat Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA “X” yang terukur melalui evaluasi terhadap level reaction dan level learning serta keterkaitan dengan faktor-faktor pendukungnya.

1.3.3. Kegunaan Penelitian

1.3.3.1 Kegunaan Teoretis

- Memberikan sumbangan ilmu bagi Psikologi Pendidikan untuk memperdalam pemahaman dan memperkaya pengetahuan mengenai pengaruh pelatihan Academic Buoyancy terhadap peningkatan derajat Academic Buoyancy. - Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Academic Buoyancy.

1.3.3.2. Kegunaan Praktis

- Memberikan informasi kepada guru kelas dan guru BK mengenai perubahan derajat Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA “X” setelah diberikan pelatihan. Informasi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam membantu mengatasi siswa yang memiliki derajat Academic Buoyancy

yang rendah

(20)

Universitas Kristen Maranatha 12

khususnya dalam mempersiapkan UAN.

1.4. Metodologi (Prosedur)

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model pelatihan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah Academic Buoyancy pada siswa kelas XII di SMA “X”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah single Group

pre-test and post-pre-test design (before-after). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai Academic Buoyancy yang disusun oleh peneliti berdasarkan predictor dari Academic Buoyancy. Analisis hasil yang didapat menggunakan uji statistik bertanda dari Wilcoxon (Wilcoxon Singed-rank test). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA “X” Bandung. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Derajat Derajat

Academic Buoyancy Academic Buoyancy

Siswa Kelas XII Pelatihan Siswa Kelas XII

sebelum pelatihan Academic Buoyancy Setelah Pelatihan

(21)

147 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh pelatihan terhadap derajat Academic Buoyancy pada siswa kelas XII SMA “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Modul Pelatihan Academic Buoyancy ini telah teruji melalui level reaction dan level learning, namun perlu dilakukan revisi lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya dalam meningkatkan derajat Academic Buoyancy.

2. Setelah mengikuti pelatihan, sebesar 72% siswa/i mengalami peningkatan dalam derajat Academic Buoyancy.

3. Setelah mengikuti pelatihan, Self-Efficacy, Planning, Persistance, dan Control mengalami peningkatan secara signifikan, sedangkan Anxiety mengalami penurunan secara signifikan.

4. Faktor jenis kelamin, kesehatan, prestasi akademik, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan motivasi merupakan faktor-faktor yang mendukung peningkatan derajat Academic Buoyancy

(22)

Universitas Kristen Maranatha 148

5.2. Saran Penelitian

5.2.1. Saran Teoretis

1. Untuk peneliti yang hendak melanjutkan penelitian dengan intervensi berupa pelatihan disarankan untuk melakukan revisi mengenai modul yang telah ada, kemudian meneliti efektivitas modul pelatihan Academic Buoyancy terhadap peningkatan derajat Academic Buoyancy.

2. Untuk peneliti yang hendak melanjutkan penelitian dengan intervensi berupa pelatihan, disarankan untuk membagi modul pelatihan kedalam dua atau tiga pertemuan dengan lebih melibatkan keaktifan dari peserta pelatihan, sehingga dapat lebih menfokuskan kepada peningkatan setiap faktor Academic Buoyancy secara lebih mendalam.

3. Untuk peneliti dalam bidang Science, yang tertarik untuk melanjutkan penelitian mengenai Academic Buoyancy, disarankan untuk meneliti mengenai kontribusi dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Academic Buoyancy, seperti usia, jenis kelamin, prestasi akademik, dan protective factors dan risk factors.

(23)

Universitas Kristen Maranatha 149

5.2.2. Saran Guna Laksana

1. Saran untuk pihak sekolah, modul pelatihan Academic Buoyancy dapat dijadikan salah satu upaya untuk membantu para siswa/i yang memiliki Academic Buoyancy yang rendah dalam mengatasi tantangan-tantangan akademis.

2. Kepada guru-guru di SMA “X” disarankan untuk dapat memberikan perhatian kepada para siswa ketika mereka menghadapi kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu, karena perhatian yang diberikan oleh guru merupakan faktor yang dapat menunjang peningkatan derajat Academic Buoyancy.

3. Kepada orang tua siswa, disarankan untuk tetap memberikan perhatian dan dukungan serta memberikan semangat kepada para siswa/i karena hal tersebut membuat para siswa/i menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah menyerah, khususnya ketika menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hal akademis

(24)

150 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura.1997. Self-Efficacy : The Exercise of Control. New York:Freeman.

Baron & Kenny.1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction In Social Psychological Research. Conceptual, Strategic, And Statistical Considerations, Journal Of Personality & Social Psychology.

Benard. 2004.Resiliency: What We have learned.San fransisco:WestEd.

Covington. 1992. Making The Grade: A Self-Worth Perspective On Motivation And School Reform. Cambridge: Cambridge University Press.

Dacey & Kenny. 1997. Adolescent Development. McGraw Hill.

Ellis. 1994. Reason And Emotion In Pscyhotherapy (Re.ed). Secaucus. NJ : Birdh Lane.

Friedenberg, Lisa. 1995.Psychological testing : Design, Analysis and Use. Massachusetts: Allyn & Bacon A. Simon & Schuster Company.

Fry,G.& Martin.A.J.1994. Factors Contributing to Identification and Incidence of Stress During The School Practicum As Reported by Supervising

Teachers.In T.A. Simpson (Ed). Teacher Educators’ Annual Handbook.Queensland: QUT Press

Graziano, A.M & M.L Raulin. 2000.Research Methods, A Process of Inquiry, 4th ed. Boston: Allyn & Bacon.

Hancock, et all. 2000. The Impact Of Teachers’ Instructional Strategies And Students’ Anxiety Levels On Students’ Achievement In Eigth Grade

German And US Classrooms. Journal Of Research And Development In Education.

Henderson, Nan & Mike M. Milstein.2003.Resiliency In School : Making It Happen For Students and Educators. California: Corwin Press, Inc. Hoffman, Paris & Hall.1994. Developmental Psychology Today. McGraw-Hill. Kazantzis, Nikolaos.et all.2006.Homework Assignments in Cognitive and

(25)

Universitas Kristen Maranatha 151

Kirkpatrick, Donald. 2006. Evaluating Training Programs The Four Level Third Edition. Berrett-Koehler Publishers,Inc, San Fransisco

Kurniawan, Albert.2011. SPSS: Serba-Serbi Analisis Statistika Dengan Cepat dan Mudah. Jasakom.

Krovets, Martin. 1999.Fostering Resiliency: Expecting All Students to Use Their Minds and Hearts Well.California: Corwin Press, Inc.

Kyle,Diana. Vernoy, Mark. 2002. Behavioral Statistics in Action. McGraw-Hill Companies.

Kohn, et all. 1991. Hassless, Health And Personality. Journal Of Personality And Social Pschology.

Lazarus, R.S. & Folkman, S.1984.Stress, Appraisal and Coping.New York: Springer

Lazarus. 1991. Emotion And Adaptation. Oxford : Oxford University Press. Liebert & Morris. 1967. Cognitive And Emotional Components Of Test Anxiety.

A Distrinction And Some Initial Data. Psychological Reports. Lindstroem. 2001. The Meaning Of Resilience. International Journal Of

Adolescenct Medicine and Health.

Locke, Don., Myers, Jane. 2001. The Handbook of Counseling. New Delhi: Sage Publication.

Margalit. 2004. Second-Generation Research On Resilience: Social-Emotional Aspects Of Children With Learning Disabilities. Learning Disabilities : Research and Practice.

Ma. 1999. A Meta-Analysis Of The Relationshop Between Anxiety Toward Mathematics And Achievement In Mathematics. Journal For Research In Mathematics Education.

Martin. 2003. The Student Motivation Scale : Further Testing Of An Instrument

That Measures School Students’ Motivation. Australian Journal Of

Education.

Martin. 2005. Exploring The Effects Of A Youth Enrichment Programs In Academic Motivation And Engagement. Social Psychology Of Education Martin. 2008a. Ehancing Student Motivation And Engagement : The Effects Of A

(26)

Universitas Kristen Maranatha 152

Martin, Andrew., Marsh, Herbert. 2006.Academic Buoyancy: Towards An

Understanding of Students’ Everyday Academic Resilience. Journal of School Psychology Volume 46, Number 1.Elsevier.

Martin, Andrew., Marsh, Herbert. 2006.Academic Resilience And Its Psychological And Educational Correlates: A Construct Validity

Approach. Psychology In The School. Volume 43 (3). Wiley Interscience. Martin, Andrew.,Marsh, Herbert. 2008.Workplace and Academic

Buoyancy:Psychometric Assesment and Construct Validity Amongst School Personnel and Students. Journal of Psychoeducational Assesment. Volume 26, Number 2.Sage Publication

Martin, Andrew., Marsh, Herbert. 2009. Academic Resilience And Academic Buoyancy : Multidimensional And Hierarchical Conceptual Framing of Causes, Correlates and Cognate Construct.Oxford Review of Education. Volume 3, No 3.London: Publisher Routledge.

Martin, Andrew et all. 2010.Longitudinal Modelling of Academic Buoyancy and

Motivation: Do The ‘5C’s’ Hold Up Over Time. British Journal of Educational Psychology.The British Psychological Society.

Marsh & Shavelson. 1985. Self-Concept : Its Multifaceted, Hierachical Structure. Educational Psychologist.

Martochioo, J.J. 1994. Effects Of Conceptions Of Ability On Anxiety, Self Efficacy, And Learning In Training. Journal Of Applied Psychology. McInerney & Marsh. 2007. Effects Of Metacognitive Strategy Training Within A

Cooperative Group Learning Context On Computer Achievement And Anxiety : An Aptitude-Treatment Interaction Study. Journal Of Educational Psychology.

Muldoon, Orla, et all.2002.The Factor Structure of The Multidimensional Measure of Children’s Perceptions of Control. Elsevier.

Newbegin & Owens. 1996. Self- Esteem And Anxiety In Secondary School Achievement. Journal Of Social Behavior And Personality

Oemarjoedi, K.A.2003.Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psikoterapi. Jakarta : Creative Media

(27)

Universitas Kristen Maranatha 153

Pajares & Schunk. 2001. Self-Beliefs And School Success: Self-Efficacy, Self Concept. amd School Achievement. In R. Riding & S. Rayner (Eds). Self Perception. London, Ablex Publishing.

Pajres & Urdan. 2006. Adolescence And Evaluation. Vol 5 : Self-Efficacy Beliefs Of Adolescents. Greenwich, CT Information Age Publishing.

Pintrich, Paul., Schunk, Dale. Motivation In Education : Theory, Research, and Application.2nd Edition.New Jersey: Pearson Education.

Reivich, Karen,Ph.D., Shatte, Andrew, Ph.D.2002. The Resilience Factor: 7 Essential Skills for Overcoming Life’s Inevitable Obstacles.New York:Broadway books, A divsion of Random House, Inc.

Santrock, John W. Adolescence. 1998. New York:McGraw-Hill Companies, Inc. Sarason & Sarason. 1990. Test Anxiety. In H. Liedenberg (ed). Handbook Of

Social And Evaluation Anxiety. New York : Plenum Press.

Schunck & Pajares.2002. The Development Of Academic Self-Efficacy In A. Wigfield & J. Eccles (Eds), Development Of Achievement Motivation. Sandiego : Academic Press.

Seidman , et all. 1995. Development and Validation Of Adolescent. Perceived Microsystem Scales : Social Support, Daily Hassles, and Involvement. American Journal Of Community Pscychology.

Seidman, et all. 2003. Urban Adolescents’ Transition To Junior High School and Protective Family Transactions. Journal Of Early Adolescence.

Shirom. 1986. Studdents’ Stress. Higher Education

Siegel, S. 1994.Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, A Handbook of Techniques Designs, Case Example and Tips, University. Press, New York

Skaalvik. 1997. Self- Enhacing And Self-Defeating Ego Orientation : Relations With Task and Avoidance Orientation, Achievement, Self-Perception, and Anxiety. Journal Of Educational Psychology

(28)

Universitas Kristen Maranatha 154

Spielberger. 1985. Assessment Of State And Trait Anxiety : Conceptual And Methodological Issues. Southern Psychologist.

Steinberg, Laurence. 1993Adolescence Psychology. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence 6th edition. The Mc.Graw-Hill Companies, Inc.

Stoolmiller, et all.2005. The Course Of Depressive Symptoms In Men From Early Adolescence To Young Adulthood: Identifying Latent Trajectories And Early Predictors. Journal Of Abnormal Psychology.

Sudjana. 1988.Metoda Statistik, Edisi keempat. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis.Bandung : CV Alfabeta.

Tian P.S. Oei. 1997. Behavior Therapy and Cognitive Behavior Therapy in Asia Tobias.1985. Test Anxiety : Interference, Defective Skills, and Cognitive

Capacity. Educational Psychologists.

Walter & Marks. 1981.Experiental Learning and Change: Theory Design and Practice. New York : John Wiley & Sons.

Werner, E. 2000.Protective Factors and Individual Resilience.In J.P.Shonkoff & S.J.Meisels. (Eds). Handbook of Early Childhood Intervention. 2nd Edition. New York : Cambridge University Press.

Westbrook, Kennerly, Kirk. CBT, An Introduction to Cognitive Behavior Therapy Skills and Application

Wigfield & Eccles.1989. Anxiety And Worries About Math And English Before And After The Junior High Transition

Winkel, W.S.1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

Wolinsky, Fredric, et all. 2009. Does Cognitive Training Improve Internal Locus Of Control Among Older Adults?. Journal Of Gerontology: Social Sciences, 65b.

Wolpe,1958.Psychotherapy by Reciprocal Inhibition.Stanford, CA:Standford University Press

(29)

Universitas Kristen Maranatha 155

Stress Symptoms In Adolescents. Personality and Individual Differences. Zimmmerman. 2001. Theories Of Self-Regulated Learning And Academic

Achievement : An Overview and Analysis. In Zimmerman & Schunk ( Eds), Self-Regulated Learning And Academic Achievement : Theoretical Perspectives. Mahwah, NJ : Erlbaum

Zinser, Otto.1984. Basic Principles of Experimental Psychology. USA: McGraw- Hill Company: East Tennesse State University.

(30)

156 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Bandura. 1982. Self-Efficacy Mechanism In Human Agency. American Psychologist. APA Flagship Journal.

Bandura, Albert.2006.Adolescent Development From An Agentic Perspective. In F. Pajares & T.Urdan (Eds). Self-Efficacy Beliefs of Adolescents.

Greenwich, CT. Information Age Publishing.

Beckers & Schmidt. 2001. The Structure Of Computer Anxiety : A Six Factors Model. Computers In Human Behavior.

Bobo, J.K. Gilchrist, L.D et all.1986.Hassless, Role Stain, and Peer Relations in Young Adolescents. Journal of Early Adolescence.

Buckner, et all.2003. Characteristics Of Resilient Youths Living In Poverty : The Role Of Self Regulatory Processes. Developmental Psychopathology. Catteral, J.S.1998.Risk and Resilience in Student Transitions to High School.

American Journal of Education.

Clark & Delia.1976. The Development Of Functional Persuasive Skills In Childhood And Early Adolescence. Child Development.

Connell, J.P.1985. A New Multidimensional Measure of Children’s Perception of

Control. Child Development.

Damayanti, Natalia. 2011. Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Self- Regulation Fase Forethought Bidang Akademik Pada Siswa kelas VIII Di SMP “X” Bandung.

Falk & Wilkening. 1998. Children’s Construction Of Fair Chances : Adjusting

Probabilities. Developmental Psychology.

Finn.J.D & Rock, D.A.1997.Academic Success Among Students At Risk For School Failure, Journal of Applied Psychology.

Fredrickson,B.L.2001. The Role of Positive Emotions in Positive Psychology.American Psychologist.

(31)

Universitas Kristen Maranatha 157

Garmezy, N.1981.Children Under Stress: Perspectives on Antecendents and Correlates of Vulnerability and Resistence To Psychopathology. In A.I. Rabin.J. Aronoff, A.Barclay & R.A. Zucker (Eds).Further Exploration In Personality.New York, Wiley

Glasser, W.1998.The Quality School:Managing Students With Coercion. New York. Harper Perennial

Gonzales,R. & Padilla, A.M.1997.The Academic Resilience of Mexican American High School Students. Hispanic Journal of Behavioral Sciences.

Haarhoff, Beverly & Kazantzis, Nikolaos.2007.How to Supervise the Use of Homework in Cognitive Behaviour Therapy: The Role of Trainee

Therapist Belief. Massey University.Cognitive and Behavioral Practice 14. Igbaria., M. 1990. End-User computing Effectiveness: A Structural Equation

Model. Omega 18 (6)

Kanner,A.D., Coyne J.C. et all.1981.Comparison of Two Modes of Stress Measurement: Daily Hassless, Uplifts and Major Life Events to Health Status. Journal of Behavioral Medicine.

Keller, et all. 2005. Patterns Of Risk And Trajectories Of Preschool Problem Behaviors : A Person-Oriented Analysis Of Achievement In Context, Development And Pscyhopathology.

Kohn, P.M. et all.1991.Hassless, Health and Personality. Journal of Personality and Social Psychology.

Lindstroem.B.2001. The Meaning of Resilience.International Journal of Adolescence Medicine and Health

Locke, E.A. & Latham,G.P.2002. Building Practically Usefull Theory of Goal Setting and Task Motivation : A 35 year Odyssey. American Psychologist. Luthar.S.S. & Chicchetti, D.2000. The Construct of Resilience: Implication for

Interventions and Social Policies. Development and Psychopathology Masten, A.S.2001. Ordinary Magic: Resilience Processes in Development.

American Psychologist.

(32)

Universitas Kristen Maranatha 158

Meltzer. L.2004. Resilience and Learning Disabilities: Research of Internal and External Protective Dynamics. Learning Disabilities : Research and Practice.

Miller, M. 2002.Resilience Elements in Students With Learning Disabilities. Journal of Clinical Psychology.

Motivation and Engagement Materials Summary Documents.2010. Lifelong Achievement Group.

Muthen & Muthen.2006. M.Plus User’s Guide. Los Angeles.M.Plus Inc. Nyland, et all. 2000. Interaction Of Psychological Type And Anxiety Sensitivity

On Academic Achievement. Perceptual And Motor Skills.

Overstreet ,S.& Braun, S.1999.A Preliminary Explanation of The Relationship Between Exposure to Community Violance and Academic Functioning.School Psychology Quarterly.

Pangestie, Esty. 2006.Studi Tentang Perancangan Pelatihan Regulasi Diri Sebagai Upaya Peningkatan Academic Performance.

Pearlin.L.I & Leiberman, M.A.1979.Social Source of Emotional Stress. Research in Community Mental Health.

Pintrich, P.R., & DeGroot, E.1990. Motivational and Self-Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance. Journal of Educational Psychology.

Popedavis & Vispoel. 1993. How Instruction Influences Attitudes Of College Men And Woman Towards Computers. Computers In Human Behavior. Rahayu, Ira. 2010. Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Educational

Resiliency Dalam Menghadapi Proses Belajar Di Sekolah Pada Siswa Kelas X Di SMA Swasta “A” Bandung

Reich, Oser & Valentin.1994. Knowing Why I Now Know Better : Children’s And Youth’s Explanations Of Their Worldview Changes.

Rice.1998. Intimate Relationships, Marriage, And Family.

Schunck, D.H.., & Miller,S.D.2002. Self-Efficacy And Adolescents’ Motivation.In F.Pajares & T.Urdan (Eds).Academic Motivation of Adolescents. Greenwich, CT. Information Age Publishing.

(33)

Universitas Kristen Maranatha 159

System and Perceived Social Context of Poor Urban Youth. American Journal of Community Psychology.

Shelley, J.O.1998. Factors That Affect The Adoption And Use Of Electronic Mail By K-12 Foreign Language Educators. Computers In Human Behavior Simangunsong, Delli. 2010.Perancangan Modul Pelatihan Achievement

Motivation Training Terhadap Peningkatan Motif Berprestasi Siswa Kelas XI Yang Memiliki Prestasi Akademik Di Bawah Rata-Rata Pada SMA “X” Bandung.

Smith, Cowie & Blades. 1998. Oxford Blackwells.

Sokura, Bertta, et all. The Role Of Training In Decreasing Anxiety Among Experienced Computer Users. Helsinkli School of Economics.Helsinki, Finland.

Thompson. 1994. Self-Worth Protection : Review And Implications For The Classrooms. Educational Review

Torkzadeh & Angelo.1992. The Concepts And Correlates of Computer Anxiety. Behavior & Information Technology.

Torkzadeh & Angelo.1993. Computer User Training And Attitudes- A Study Of Business Undergraduates. Behavior & Information Technology.

Vivekananda, Ayu.2010.Pengaruh Penerapan Konseling Kelompok Terhadap Peningkatan Derajat Educational Resiliency Pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mata Kuliah Usulan Penelitian Di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Wang, M.C., Haertal, G.D.&Walberg, H.J.1994.Educational Resilience in Inner Cities, in: M.C.Wang & E.W.Gordon (Eds). Educational Resilience In Inner-City America. Challenges and Prospect.

Wiryaharja, Hardian. 2008. Pengaruh Pelatihan Self Efficacy Terhadap Self Efficacy Siswa Kelas XII Dalam Rangka Menghadapi ujian Nasional di

SMU “X” Kota Bandung.

Zeidner, M.1992.Sources of Academic Stress: The Case of First Year Jewish and Arab Students in Israel.Higher Education.

Zeidner, M.1994.Personal and Contextual Determinants of Coping and Anxiety in Evaluative Situation: A Prospective Study.Personality and Individual Differences.

(34)

Universitas Kristen Maranatha 160

Adolescence. In F.Pajares. & T.Urban (Eds). Academic Motivation of Adolescents.Greenwich, C.T.Information Age Publishing.

Chandra, Silvia. Resiliensi. (http : // rumahbelajarpsikologi.com /index2.php? option=com_content&do_pdf=1&id=139, diakses 5 Januari 2010)

Repubika.co.id.11 Desember 2010. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Jauh di Bawah Malaysia

Referensi

Dokumen terkait

1) Prestasi yang baik, yakni kesanggupan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas-tugas akademis. 2) Usaha yang cukup , yakni kesanggupan untuk mengatur kegiatan belajar

Seperti yang tertera pada latar belakang diatas, maka penelitian ini akan diarahkan untuk mengkaji tentang kewengan lembaga DPR dalam proses seleksi hakim agung sehingga

Jika di Palembang tekenal dengan jembatan Ampera, maka di Madura ada jembatan Suramadu, begitu pula jika Dieng ada Dieng Culture Festival maka di Nias ada

Berdasarkan relasi tabel pada LAROIBA Seluler, dalam penelitian dengan menggunakan model RFM akan digunakan data-data transaksi yang tersimpan dalam

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI SUMATERA BARAT. Faizah Fauzan EIMuhammady

Salah satu jenis frase baku dalam bahasa Mandarin yaitu peribahasa ( 成语 ).. 2) tidak sedikit yang masih menggunakan makna kata atau struktur gramatikal bahasa

Dinas Pendidikan maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) hendaknya secara periodik mengadakan workshop , penataran, maupun istilah lain yang tujuannya untuk

1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Propinsi dan daerah-daerah Propinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Propinsi,