• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Gaya Self-Regulation Prosocial Pada Narapidana Tahap Tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita "X" di Kota Bandung Ditinjau Dari Self-Determination Theory.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Gaya Self-Regulation Prosocial Pada Narapidana Tahap Tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita "X" di Kota Bandung Ditinjau Dari Self-Determination Theory."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran gaya self-regulation prosocial pada narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakan Wanita “X” di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriprif. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita “X” di Kota Bandung yang berjumlah 26 responden.

Alat ukur yang digunakan merupakan hasil modifikasi peneliti dari Prosocial Self-Regulation Questionnaire (SRQ-P) yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (2001) yang terdiri dari 30 item, yang didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi Self-Regulation Prosocial. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji validitas Spearman dan uji reliabilitas Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 17.0

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, diperoleh 25 item yang diterima, dengan validitas berkisar 0,367 – 0,705, dan reliabilitas sebesar 0,852.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar responden (69,230%) memiliki gaya Self-Regulation Prosocial yang lebih dominan pada Identified Regulation, (15,385%) lebih dominan pada Introjected Regulation dan sisanya (15,385%) lebih dominan pada External Regulation.

(2)

ii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Lembar Pengesahan

Abstrak... ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... ... vi

Daftar Tabel.. ... viii

Daftar Skema ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

(3)

2.1 Self-Regulation Prosocial ... 20

2.1.1 Definisi Self-Regulation Prosocial ... 20

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-Regulation Prosocial ... 20

2.1.2.1 Kebutuhan dalam Self-Regulation Prosocial ... 20

2.1.2.1.1 Kebutuhan Otonomi (Need for Autonomy) ... 21

2.1.2.1.2 Kebutuhan Kompetensi (Need for Competence) ... 22

2.1.2.1.3 Kebutuhan Berelasi (Need for Relatedness) ... 22

2.1.2.2 Social Context dalam Self-Regulation Proocial ... 23

2.1.3 Motivasi dalam Self-Regulation Prosocial ... 24

2.1.3.1 Motivasi Ekstrinsik ... 24

2.1.3.2 Motivasi Intrinsik ... 25

2.1.4 Gaya Self-Regulation Prosocial ... 26

2.2 Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan dan Narapidana ... 28

2.2.1. Pemasyarakatan ... 28

2.2.2. Lembaga Pemasyarakatan ... 28

2.2.3. Narapidana ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 31

(4)

iv

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3.3.2 Definisi Operasional... 32

3.4 Alat Ukur... 33

3.4.1 Alat Ukur Self-Regulation Prosocial (SQR-P) ... 33

3.4.1.1 Pembagian Item ... 33

3.4.1.2 Prosedur Pengisian Kuesioner ... 35

3.4.1.3 Sistem Penilaian ... 35

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 36

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 36

3.4.3.1 Uji Validitas ... 36

3.4.3.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ... 38

3.5.1 Populasi Sasaran ... 38

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 38

3.6 Teknik Analisi Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian ... 39

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.3 Pembahasan ... 41

(5)

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 49

5.2.2 Saran Gunalaksana ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(6)

vi

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Tabel 3.1 Pembagian Item Kuesioner Self-Regulation Prosocial ... 33

Tabel 3.2 Pembagian Item Data Penunjang ... 35

Tabel 4.1.1 Tabel Distribusi Frekuensi Usia ... 39

(7)

DAFTAR SKEMA

(8)

viii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur Self-Regulation Prosocial Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Data Skor Mentah Self-Regulation Prosocial Lampiran 4 Hasil Self-Regulation Prosocial

Lampiran 5 Data Skor Mentah Faktor Internal (Basic Psychological Needs) Lampiran 6 Hasil Faktor Internal (Basic Psychological Needs)

(9)

KATA PENGANTAR

Saya mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang bermaksud untuk

melakukan penelitian mengenai self-regulation prososial pada narapidana tahap akhir di

Lembaga Pemasyarakatan “X” di Kota Bandung. Penelitian ini ditunjukan dalam rangka

memenuhi syarat tugas akhir.

Agar penelitian ini dapat terlaksana, saya mengharapkan kesediaan dan bantuan

dari Anda untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang Anda berikan sangat

bermanfaat bagi perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya saya

sangat mengharapkan agar Anda mengisi kuesioner ini sebaik-baiknya, sesuai dengan

kenyataan yang ada dengan sejujur-jujurnya, sehingga dapat diperoleh data yang objektif.

Untuk itu saya akan menjaga kerahasiaan data pribadi Anda.

Partisipasi Anda sangat saya harapkan. Atas kesediaan dan bantuan yang diberikan,

saya ucapkan terima kasih.

(10)

KUESIONER SELF-REGULATION PROSOSIAL

Petunjuk pengisian :

Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan yang membantu Anda menggambarkan

self-regulation prosocial Saudara. Pertanyaan ini mengenai alasan Saudara melakukan

sesuatu. Setiap orang memiliki alasan masing-masing. Jawablah pertanyaan yang ada

sesuai dengan diri Saudara yang sebenar-benarnya, sesuai dengan penghayatan Saudara

dengan menggunakan skala 5 poin berikut :

STS = Sangat Tidak Sesuai

S = Sesuai

KS = Kurang Sesuai

SS = Sangat Sesuai

R = Ragu-ragu

Kuesioner ini bukan suatu tes oleh karena itu tidak ada jawaban yang salah selama

jawaban tersebut sesuai dengan penghayatan Saudara saat ini. Pilihlah salah satu

jawaban yang PALING SESUAI dengan kondisi yang Saudara rasakan saat ini.

Jawablah dengan memberi tanda silang ( X ) pada kolom yang telah disediakan.

Pastikan tidak ada jawaban yang terlewati.

SELAMAT BEKERJA

Peneliti

DATA PRIBADI

Berikut ini berisi beberapa pertanyaan mengenai diri Anda. Jawablah sesuai keadaan Anda

saat ini.

Nama (inisial)

:

………

(11)

KUESIONER SELF-REGULATION PROSOCIAL

No MENGAPA

SAUDARA

TIDAK MELANGGAR

PERATURAN YANG ADA?

STS KS R

S SS

1

Karena jika saya melakukannya saya akan mendapatkan

hukuman.

2

Karena berlaku sesuai aturan adalah sesuatu yang penting

bagi saya.

3

Karena saya merasa bersalah kepada diri sendiri setelah

melanggarnya.

4

Karena orang lain tidak akan menyukai saya jika

melakukannya.

5

Karena saya bukan orang yang suka melanggar peraturan.

No

MENGAPA SAUDARA MEMENUHI JANJI

KEPADA ORANG LAIN?

STS KS R

S SS

6

Karena saya ingin orang lain berpikir bahwa saya

seseorang yang menepati janji.

7

Karena saya merasa bersalah dan malu jika melanggar

janji.

8

Karena teman saya akan marah jika saya melanggar janji.

9

Karena memenuhi janji adalah sesuatu yang penting bagi

saya.

10 Karena saya bukan orang yang suka melanggar janji.

No

MENGAPA SAUDARA TIDAK MEMOJOKKAN

ORANG LAIN YANG BERBUAT SALAH?

STS KS R

S SS

11 Karena jika saya melakukannya, orang lain akan marah

kepada saya.

12 Karena berlaku demikian adalah sesuatu yang penting

bagi saya .

13 Karena saya merasa malu dan bersalah setelah

melakukannya.

14 Karena orang lain tidak akan menyukai saya jika

melakukannya.

(12)

No

MENGAPA SAUDARA TIDAK MEMBENTAK

ORANG LAIN SAAT MARAH KEPADANYA?

STS KS R

S SS

16 Karena orang lain bisa berbalik marah kepada saya.

17 Karena saya merasa bersalah dan malu jika saya

melakukannya.

18 Karena saya tidak ingin diperlakukan demikian jika orang

lain marah.

19 Karena mengendalikan kemarahan saya adalah sesuatu

yang penting bagi saya.

20 Karena jika saya melakukannya orang akan menganggap

saya galak.

No

MENGAPA SAUDARA BERUSAHA UNTUK

BERLAKU BAIK KEPADA ORANG LAIN?

STS KS R

S SS

21 Karena orang lain akan memuji saya dan mengatakan hal

yang baik tentang saya.

22 Karena jika tidak orang lain akan menjauhi saya, bahkan

mungkin membenci saya.

23 Karena berlaku baik kepada orang lain adalah sesuatu

yang penting bagi saya.

24 Karena saya merasa malu jika memperlakukan orang lain

dengan tidak baik.

25 Karena menyenangkan jika bisa berlaku baik kepada

orang lain.

No MENGAPA

SAUDARA

AKAN MENOLONG

ORANG YANG SEDANG DALAM

KESUSAHAN/KESULITAN?

STS KS R

S SS

26 Karena memberi pertolongan bagi yang membutuhkan

adalah sesuatu yang penting bagi saya.

27 Karena orang lain akan memuji saya jika saya

melakukannya atau akan dihina orang lain jika tidak

melakukannya.

28 Karena saya akan merasa bersalah jika tidak menolong

orang yang sedang dalam kesulitan.

29 Karena orang lain akan berpikir saya adalah orang yang

baik dan dapat diandalkan.

30 Karena merupakan suatu kepuasan jika dapat membantu

orang lain.

(13)

I.

FAKTOR INTERNAL

Pilihlah pernyataan berikut sesuai penghayatan Saudara selama berada di

Lembaga Pemasyarakatan. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban saudara adalah

benar, selama sesuai dengan penghayatan Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang paling sesuai dengan penghayatan Saudara.

1.

Saya merasa bebas untuk menentukan sendiri bagaimana menjalani hidup saya

dalam bermasyarakat dan berlaku baik kepada orang lain.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

2.

Saya merasa telah cukup memiliki teman dekat yang memahami saya

sehingga membantu saya agar tetap berlaku baik kepada orang lain.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

3.

Saya merasa mampu melakukan sesuatu yang tidak merugikan orang lain dan

berlaku lebih baik kepada orang lain.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

4.

Saya merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan pendapat saya.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

5.

Saya benar-benar menyukai orang-orang yang berhubungan/bergaul dengan saya.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

6.

Baru-baru ini, saya telah dapat mempelajari keterampilan baru yang menarik.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

7.

Saya merasa dapat menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

8.

Saya sering merasa puas terhadap apa yang telah saya kerjakan.

a.

Ya b.

Cenderung Ya c.

Cenderung Tidak

d.

Tidak

9.

Orang yang berhubungan dengan saya, menjadikan perasaan saya sebagai dasar

pertimbangan.

(14)

II.

FAKTOR EXTERNAL

Pilihlah pernyataan berikut sesuai pengayatan Saudara selama berada di Lembaga

Pemasyarakatan. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban saudara adalah benar,

selama sesuai dengan penghayatan Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang

paling sesuai dengan penghayatan Saudara, dan berikan alasannya.

1.

Orang yang berpengaruh bagi saya (keluarga) mengharapkan agar saya dapat

kembali ke masyarakat dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain,

Harapan tersebut ... saya untuk berlaku baik kepada orang lain.

a.

Mendukung

b.

Kurang mendukung

c.

Tidak mendukung

alasannya...

2.

Teman-teman yang dekat dengan saya ... saya untuk berlaku baik kepada

orang lain dalam lingkungan LP.

a.

Mendukung

b.

Kurang mendukung

c.

Tidak mendukung

alasannya...

3.

Aturan yang berlaku di LP ... saya untuk berlatih berlaku baik kepada

orang lain.

a.

Membantu

b.

Kurang membantu

c.

Tidak membantu

alasannya...

4.

Pembinaan yang saya dapatkan tergolong ... dalam berlaku baik kepada

orang lain dan menjadi bekal saat saya kembali ke dalam masyarakat.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

alasannya...

5.

Kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh LP tergolong ... saya untuk

berlaku baik kepada orang lain dan memberikan manfaat bagi orang lain disekitar

saya.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

Alasannya...

(15)

6.

Lamanya kegiatan pembinaan yang saya dapatkan di LP merupakan sesuatu

... saya untuk berlaku baik kepada orang lain dan memberikan manfaat

bagi orang lain disekitar saya.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

Alasannya...

7.

Suasana di dalam LP yang serba kesulitan merupakan sesuatu yang ...

saya untuk berlaku baik dan menolong orang lain yang kesusahan.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

alasannya...

8.

Sipir/Pembina member saya contoh dan melatih saya untuk berbuat hal-hal yang

menguntungkan orang lain, dan hal tersebut ... saya untuk berlaku kepada

orang lain.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

alasannya...

9.

Keadaan sesama narapidana yang ada saat ini, ... saya untuk berlaku

kepada orang lain dan memberikan saya kesempatan untuk memberikan manfaat

kepada orang lain.

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

alasannya...

10.

Ada pihak lain yang terlibat selama pembinaan di LP, dan pihak tersebut

saya hayati ... saya untuk berlaku kepada orang lain dan memberikan saya

kesempatan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Pihak tersebut adalah

………..(sebutkan).

a.

Menunjang

b.

Kurang menunjang

c.

Tidak menunjang

(16)

 

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR SELF-REGULATION PROSOCIAL QUESTIONNAIRE (SRQ-P)

A. Validitas

Tipe Self-Regulation

Prosocial Item Validitas Keterangan

External Regulation

1 0,275 Ditolak

8 0,423 Diterima

11 0,450 Diterima

16 0,689 Diterima

22 0,507 Diterima

27 -0,127 Ditolak

Introjected Regulation

3 0,426 Diterima

4 0,593 Diterima

6 0,459 Diterima

7 0,473 Diterima

13 0,675 Diterima

14 0,411 Diterima

17 0,705 Diterima

20 0,669 Diterima

21 0,262 Ditolak

24 0,631 Diterima

28 0,588 Diterima

29 0,238 Ditolak

Identified Regulation

2 0,367 Diterima

5 0,609 Diterima

9 0,526 Diterima

10 0,448 Diterima

12 0,421 Diterima

15 0,523 Diterima

18 0,597 Diterima

19 0,540 Diterima

23 0,394 Diterima

25 0,266 Ditolak

26 0,425 Diterima

30 0,681 Diterima

 

(17)

Usia

SELF REGULATION PROSOCIAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 e id ij ij id ij ij e id id e id ij ij id e ij id id ij ij e id ij id id e ij ij id 55 4  5  4  4  3  4  4  3  4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5  3  3 3 4 4 4 5 5 5 2 4 54 4  5  4  4  2  3  4  5  3 4 5 3 3 4 1 5 3 4 4  1  3 1 4 3 4 3 3 4 3 3 50 4  4  4  4  4  4  2  4  4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4  2  4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 50 4  4  4  5  4  3  4  4  4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4  4  4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 5  5  4  4  5  5  4  4  4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5  4  4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 47 4  4  4  4  4  5  5  4  5 4 5 5 4 4 5 3 2 5 4  1  4 2 5 5 4 4 1 5 4 5 46 5  5  5  5  5  5  3  5  5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 3  5  5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 39 4  5  5  5  3  4  5  4  4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4  3  3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 37 4  4  4  4  4  4  4  4  4 4 4 4 2 2 4 1 1 4 4  2  2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 36 5  5  5  5  5  4  4  4  4 4 4 1 4 3 2 5 5 5 5  5  5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 35 5  5  5  5  5  5  5  5  5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5  5  1 5 5 5 5 5 1 5 1 5 33 5  5  5  5  5  5  5  5  5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5  5  5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 32 5  5  5  5  5  4  4  4  4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5  4  1 4 5 5 5 5 2 4 4 5 32 5  5  4  5  5  5  5  5  5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5  1  1 1 1 1 5 5 1 5 1 5 30 4  4  5  4  5  5  5  3  5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5  5  3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 26 5  5  5  5  5  5  5  5  5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5  5  5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 25 5  5  4  2  1  5  4  4  4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1  1  5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 23 4  5  5  4  5  4  5  5  5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4  5  4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 23 4  4  4  2  4  4  4  3  5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5  4  3 4 5 5 5 5 1 5 1 5 23 4  4  4  3  4  3  4  4  4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4  3  1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 22 5  4  4  4  4  3  4  4  4 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4  5  3 5 5 5 5 5 3 4 3 4 22 5  5  4  4  4  4  4  4  5 4 4 5 4 3 3 5 5 5 5  5  1 4 5 5 5 5 1 4 3 4 22 4  4  4  4  4  4  5  4  4 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4  4  4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 22 5  5  5  2  5  5  5  2  5 5 4 4 2 4 2 4 2 5 5  2  2 1 4 4 5 4 1 4 1 4 21 5  5  5  2  5  1  1  1  5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 1  4  1 2 5 4 5 1 3 1 1 1 20 5  4  5  4  4  4  4  4  4 4 4 1 4 3 1 1 4 4 4  5  3 5 5 5 5 5 3 4 2 3

(18)

SELF-REGULATION PROSOCIAL

Nama Usia T.EXR EXR T.IJR IJR T.IDR IDR SRP 

A1 55 18 3,60 40 4,00 46 4,18 IDR 

A2 54 20 4,00 33 3,30 36 3,27 EXR 

A3 50 16 3,20 32 3,20 44 4,00 IDR 

A4 50 20 4,00 40 4,00 44 4,00 IDR 

A5 47 21 4,20 41 4,10 47 4,27 IDR 

A6 47 18 3,60 39 3,90 50 4,55 IDR 

A7 46 25 5,00 45 4,50 52 4,73 EXR 

A8 39 20 4,00 42 4,20 45 4,09 IJR 

A9 37 15 3,00 31 3,10 44 4,00 IDR 

A10 36 23 4,60 45 4,50 46 4,18 EXR 

A11 35 25 5,00 50 5,00 55 5,00 IDR 

A12 33 25 5,00 50 5,00 55 5,00 IDR 

A13 32 21 4,20 42 4,20 50 4,55 IDR 

A14 32 20 4,00 40 4,00 50 4,55 IDR 

A15 30 21 4,20 47 4,70 49 4,45 IJR 

A16 26 21 4,20 50 5,00 55 5,00 IDR 

A17 25 15 3,00 29 2,90 32 2,91 EXR 

A18 23 22 4,40 47 4,70 49 4,45 IJR 

A19 23 19 3,80 39 3,90 50 4,55 IDR 

A20 23 17 3,40 35 3,50 43 3,91 IDR 

A21 22 20 4,00 40 4,00 41 3,73 IJR 

A22 22 22 4,40 42 4,20 50 4,55 IDR 

A23 22 19 3,80 41 4,10 42 3,82 IDR 

A24 22 16 3,20 35 3,50 48 4,36 IDR 

A25 21 17 3,40 32 3,20 39 3,55 IDR 

A26 20 19 3,80 42 4,20 39 3,55 IDR 

 

(19)

FAKTOR INTERNAL (BASIC NEED) 

No  Nama 

Need of 

Relatedness  T.R 

Need of 

Autonomy  T.A 

Need of 

Competence  T.C 

9 1 4 7 3

1  A1  4  4  3 11 4 4 4 12 4 4  4  12

2  A2  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

3  A3  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

4  A4  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

5  A5  3  3  3 9 4 4 4 12 4 4  3  11

6  A6  4  4  4 12 4 4 1 9 4 4  4  12

7  A7  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

8  A8  4  4  4 12 4 4 3 11 4 4  4  12

9  A9  2  4  3 9 4 3 4 11 4 4  4  12

10  A10  4  4  4 12 4 2 4 10 4 4  4  12

11  A11  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  3  11

12  A12  3  2  1 6 2 3 3 8 3 4  3  10

13  A13  4  4  3 11 4 2 4 10 4 4  3  11

14  A14  2  3  2 7 4 4 4 12 4 3  4  11

15  A15  4  3  3 10 4 4 3 11 4 4  3  11

16  A16  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

17  A17  4  1  4 9 4 1 4 9 1 4  4  9

18  A18  4  4  3 11 4 4 4 12 4 3  4  11

19  A19  4  4  2 10 3 2 4 9 4 4  3  11

20  A20  2  3  3 8 4 4 4 12 2 4  3  9

21  A21  4  4  4 12 3 4 2 9 4 3  2  9

22  A22  4  4  2 10 4 2 2 8 4 4  2  10

23  A23  4  4  4 12 4 4 4 12 4 4  4  12

24  A24  3  2  1 6 2 3 3 8 3 1  3  7

25  A25  4  4  1 9 1 4 4 9 4 4  1  9

26  A26  4  2  3 9 2 3 2 7 4 3  2  9

(20)

 

HASIL FAKTOR‐FAKTOR INTERNAL (BASIC NEED

No  Nama  Need of Relatedness  Need of Autonomy  Need of Competence 

1  A1  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

2  A2  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

3  A3  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

4  A4  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

5  A5  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

6  A6  Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi 

7  A7  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

8  A8  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

9  A9  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

10  A10  Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi 

11  A11  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

12  A12  Cenderung Tidak Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

13  A13  Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi 

14  A14  Cenderung Tidak Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

15  A15  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

16  A16  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

17  A17  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

18  A18  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

19  A19  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi 

20  A20  Cenderung Terpenuhi  Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

21  A21  Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

22  A22  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

23  A23  Terpenuhi  Terpenuhi  Terpenuhi 

24  A24  Cenderung Tidak Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Tidak Terpenuhi 

25  A25  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

26  A26  Cenderung Terpenuhi  Cenderung Tidak Terpenuhi  Cenderung Terpenuhi 

(21)

Tabel 7.1 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Usia USIA Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

20-33 tahun 1 3 11 15

3,85% 11,54% 42,31% 57,69%

35-55tahun 3 1 7 11

11,54% 3,85% 26,92% 42,31%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.2 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Harapan Keluarga Harapan Keluarga Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 0 0 0

0 0 0 0

Informational 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.3 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Teman Teman Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 1 0 0 1

3,85% 0,00% 0,00% 3,85%

Informational 3 4 18 25

11,54% 15,38% 69,23% 96,15%

Total 4 4 18 26

(22)

Tabel 7.4 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Peraturan Peraturan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 0 0 0

0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Informational 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.5 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Pembinaan Pembinaan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 0 0 0

0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Informational 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.6 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Kegiatan Pembinaan Kegiatan Pembinaan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 0 1 1

0,00% 0,00% 3,85% 3,85%

Informational 4 4 17 25

15,38% 15,38% 65,38% 96,15%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

(23)

Tabel 7.7 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Lamanya Pembinaan Lamanya Pembinaan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 1 1 2

0,00% 3,85% 3,85% 7,69%

Informational 4 3 17 24

15,38% 11,54% 65,38% 92,31%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.8 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Suasana LP Suasana LP Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 2 5 7

0,00% 7,69% 19,23% 26,92%

Informational 4 2 13 19

15,38% 7,69% 50,00% 73,08%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.9 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Sipir/Pembina Sipir/Pembina Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 1 1 2

0,00% 3,85% 3,85% 7,69%

Informational 4 3 17 24

15,38% 11,54% 65,38% 92,31%

Total 4 4 18 26

(24)

Tabel 7.10 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Keadaan Sesama Narapidana

Keadaan Sesama Narapidana Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 1 1 1 3

3,85% 3,85% 3,85% 11,54%

Informational 3 3 17 23

11,54% 11,54% 65,38% 88,46%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.11 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Pihak Lain Dalam Pembinaan

Pihak lain dalam pembinaan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation

Controlling 0 1 1 2

0,00% 3,85% 3,85% 7,69%

Informational 4 3 17 24

15,38% 11,54% 65,38% 92,31%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%

Tabel 7.12 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Tiga Kebutuhan (Relatedness, Autonomy, Competence)

Kebutuhan Self-Regulation Prosocial Total External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation 2 Kebutuhan Terpenuhi

0 0 4 4

0,00% 0,00% 15,38% 15,38%

3 Kebutuhan Terpenuhi

4 4 14 22

15,38% 15,38% 53,85% 84,62%

Total 4 4 18 26

15,38% 15,38% 69,23% 100,00%  

(25)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan aktivitas ekonomi, memicu berbagai permasalahan sosial seperti minimnya lapangan kerja dan akhirnya memicu tingginya persaingan dan pengangguran, selain itu perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi menciptakan persaingan dalam pemenuhan kebutuhan (http://bataviase.co.id/node/250528). Persaingan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan memicu meningkatnya stress dan untuk dapat bertahan didalam lingkungannya, seseorang akan melakukan apa saja dengan menghalalkan segala cara, mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum akhirnya berlaku kriminil yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat dan hukum serta merugikan orang lain yang dapat diartikan bertentangan dengan perilaku prosocial. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di berbagai media massa seperti pencurian, kekerasan rumah tangga dan anak, trafficking, korupsi dan lain sebagainya. Oleh karena perbuatan merugikan orang lain dan bertentangan dengan hukum maka individu tersebut ditangkap serta divonis untuk menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.

(26)

(http://www.koran-radar.com/berita/read/2362/2009/Polri-Kejar-UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Target-Trust-Building-2010, 2010). Banyaknya tindakan pidana yang terungkap dan tertangkapnya pelaku tindakan kriminal yang kemudian divonis berbanding lurus dengan jumlah narapidana. Narapidana yang divonis akan menjalani masa hukuman dan pembinaan di lembaga yang ditunjuk oleh pengadilan yaitu lembaga pemasyarakatan (LP). Dari data tahun 2009 Dinas Lembaga Pemasyarakatan, jumlah penghuni LP di Indonesia mencapai 140.000orang. Kapasitas ini melebihi kapasitas hunian yang hanya 89.549 orang (http://www.mediaindonesia.com, 2010). Salah satu daerah terpadat adalah Jawa barat yang dihuni 15.000 orang yang hanya berkapasitas 7.500 orang (http://hukumham.info).

(27)

Ada berbagai kendala yang dihadapi LP dari tahun ke tahun yaitu terkait over kapasitas, kurangnya sarana dan prasarana, minimnya anggaran, belum tersedianya LP anak dan narkoba, penganiayaan oleh oknum sipir, peredaran narkoba di LP, terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM. Over kapasitas dan minimnya sarana dan prasarana akan menyebabkan proses pendidikan dan pembinaan tidak maksimal. Bahkan standar hidup disebagian LP belum layak, seperti satu ruang tahanan yang harus dihuni banyak Napi, air bersih yang minim, pelayanan kesehatan yang terbatas dan lain-lain. Terjadinya tindak pidana yang seharusnya LP bersih dari segala macam kejahatan. (http://www.ubb.ac.id, 2010)

Banyaknya permasalahan yang dialami LP akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari pembinaan. Pada tahap tiga atau tahap akhir, pembinaan narapidana difokuskan pada persiapan re-integrasi dengan masyarakat, narapidana diharapkan dapat menyesuaikan diri, menjalin hubungan dengan masyarakat dilingkungannya dan berlaku sesuai dengan harapan dan tuntutan masyarakat. Berhubungan dengan hal ini maka dibutuhkan penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan dengan menggunakan self-regulation.

(28)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA (Thomas Sunaryo; http://napi1708.blogspot.com, 2010). LP bukan saja dihuni oleh pencuri, perampok, penipu, pembunuh, atau pemerkosa, melainkan juga ditempati oleh pemakai, kurir, pengedar dan bandar narkoba, serta penjudi dan bandar judi, selain itu, dengan intensifnya penegakan hukum pemberantasan KKN dan white collar crime lainnya, penghuni LP pun makin beragam, antara lain mantan pejabat negara, direksi bank, intelektual, profesional, bankir, pengusaha, yang mempunyai profesionalisme dan kompetensi yang tinggi. Penghuni LP pun menjadi sangat variatif, baik dari sisi usia maupun panjangnya hukuman dari hanya tiga bulan sampai hukuman seumur hidup dan hukuman mati (Rahardi Ramelan; http://www.kompas.co.id, 2010). Di lingkungan LP lah mereka mengembangkan dan melatih perilaku sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagaimana individu bertingkah laku dilingkungan dan memberikan keuntungan bagi masyarakatnya merupakan manifestasi dari self-regulation prosocial, dalam hal ini penyesuaian diri terhadap tuntutan masyarakat dan bertindak tidak merugikan orang lain.

(29)

oleh narapidana yang lain. Perilaku demikian tidak sejalan dengan tujuan pembinaan tahap tiga yang mempersiapkan narapidana kembali kedalam masyarakat dan mampu memberikan keuntungan bagi lingkungan sekitarnya.

Self-regulation prososial berkaitan dengan mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat narapidana dituntut untuk dapat mengutamakan kepentingan umum dan memberikan keuntungan bagi masyarakatnya, untuk itu narapidana diajarkan social skill dan perilaku adaptif yang menguntungkan orang lain. Bagaimana individu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memberikan keuntungan bagi masyarakatnya disebut dengan self-regulation prosocial (Deci & Ryan, 2001). Dalam Self-regulation prosocial terdapat tiga gaya regulasi, yaitu external Self-regulation, introjected regulation (merupakan gaya regulasi dari tipe motivasi ekstrinsik), dan identified regulation (merupakan gaya regulasi dari tipe motivasi intrinsik).

(30)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA prososial akan terhindar dari rasa bersalah dan malu, dengan demikian dapat dikatakan gaya regulasi yang digunakan adalah gaya introjected regulation yaitu didasari control diri untuk mencitrakan diri positif, menghindari rasa bersalah dan malu. Tiga (30%) napi mengatakan dengan melakukan perilaku prososial, ia akan merasa berharga dan penting sebagai manusia, jika tidak melakukan hal tersebut, napi merasa tidak lengkap dan merasa ada yang hilang dari dirinya. Alasan ini menunjukkan gaya regulasi yang disebut identified regulation.

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas menunjukkan bahwa setiap narapidana LP memiliki gaya self-regulation prosocial yang berbeda-beda. Sebagian napi melakukan perilaku prosocial karena ingin mendapat reward atau pujian atau menghindari celaan dari orang lain yang cenderung memiliki motivasi ekstrinsik. Sebagian narapidana melakukan perilaku prosocial karena merasa penting dan berharga dan jika tidak melakukannya merasa ada yang hilang dari dirinya, gaya regulasi ini cenderung memiliki motivasi intrinsik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran Self-Regulation Prosocial pada narapidana, khususnya pada narapidana tahap tiga atau tahap akhir di lembaga pemasyarakatan ‘X’ di Kota Bandung ditinjau berdasarkan Self Determination Theory

1.2 Identifikasi Masalah

(31)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai Self-Regulation Prosocial pada narapidana tahap tiga lembaga pemasyarakatan wanita ”X” di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gaya Self-Regulation Prosocial pada narapidana tahap tiga lembaga pemasyarakatan wanita ”X” di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Untuk memberikan informasi mengenai self-regulation dalam Self-Determination Theory di bidang Psikologi Sosial, khususnya Ilmu Patologi Sosial.

(32)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Narapidana mendapatkan informasi mengenai gaya Self-Regulation Prosocial, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan regulasi prosocial.

2. Lembaga pemasyarakatan, hasil penelitian ini akan mendapatkan informasi mengenai Self-Regulation Prosocial narapidana sehingga dapat menyusun program pembinaan yang lebih efektif untuk mempersiapkan narapidana kembali ke masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran

(33)

perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain (Deci dan Ryan, 2001).

(34)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA dan memberikan keuntungan bagi lingkungan disekitarnya. (Undang-Undang Lembaga Pemasyarakatan)

Pembinaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor ekternal dan internal. Salah satu faktor internal dari napi berkaitan dengan Self-Regulation. Self-Regulation berhubungan dengan bagaimana orang-orang menerima nilai sosial dan kemungkinan-kemungkinan yang disebabkan oleh keadaan luar dan mengubah hal tersebut ke dalam bentuk nilai-nilai dan motivasi diri pribadi (Decy & Ryan, 2003). Self-Regulation Prosocial merujuk pada proses kontinum yang menggambarkan kemampuan individu dalam mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain. Menurut Deci dan Ryan (2001), terdapat dua tipe motivasi dalam Self-Regulation Prosocial, yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Kedua tipe motivasi tersebut menghasilkan 3 gaya regulasi (regulatory styles), yaitu External Regulation, Introjected Regulation dan Identified Regulation. External Regulation dan Introjected Regulation merupakan gaya regulasi dari Motivasi Ekstrinsik, sedangkan Identified Regulation merupakan gaya regulasi dari Motivasi Intrinsik. Ketiga gaya regulasi merupakan suatu rangkaian kesatuan (continum)(Decy & Ryan, 2003).

(35)

orang lain saat marah, berlaku baik kepada orang lain dan menolong orang lain yang kesulitan agar terhindar dari hinaan, kemarahan, kebencian dan hukuman dari orang lain, selain itu juga agar mendapatkan reward berupa pujian atau hal lain yang diharapkan oleh narapidana.

Pada Introjected regulation, perilaku prosocial narapidana tahap tiga lembaga Pemasyarakatan Wanita ”X” di kota Bandung dilakukan atas dasar kontrol terhadap perilaku yang dimunculkan untuk menghindari rasa bersalah atau malu untuk menjaga harga dirinya berupa menghindari rasa bersalah, rasa malu, keinginan memunculkan image positif dan menghindari image diri negatif untuk menjaga harga dirinya. tidak melanggar peraturan, memenuhi janji kepada orang lain, tidak memojokkan orang lain yang berbuat salah, tidak membentak orang lain saat marah, berlaku baik kepada orang lain dan menolong orang lain yang kesulitan agar disukai oleh orang lain, dianggap baik, dapat diandalkan atau karena tidak ingin dianggap galak, merasa bersalah karena melanggar peraturan atau tidak menolong orang lain.

(36)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Deci dan Ryan (2001) mengungkapkan bahwa ketiga gaya Self-Regulation Prosocial tersebut merupakan suatu proses kontinum. Beranjak dari gaya regulasi yang cenderung ekstrinsik (External Regulation dan Introjected Regulation) menuju gaya regulasi yang cenderung Instrinsik (Identified Regulation) Gaya Self-Regulation Prosocial yang semakin Intrinsik mengarahkan narapidana untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain, pada dasarnya setiap narapidana memiliki ketiga gaya Self-Regulation Prosocial tersebut namun terdapat gaya yang paling dominan dalam pengaturan perilakunya (Deci, 2008).

Pada Self-Regulation Prosocial, dalam mengarahkan perilaku untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain dibutuhkan keselarasan antara pengintegrasian kekuatan dalam diri (inner forces) dan faktor luar (external forces). Kekuatan dalam diri narapidana berupa kebutuhan dasar (Basic Psychological Needs) yang menuntut untuk dipenuhi. Narapidana memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu competence, relatedness, dan autonomy. Faktor luar adalah social context atau lingkungan sosial yang berada disekitar narapidana. Lingkungan akan dipersepsikan sebagai sesuatu yang mendukung (Informational) atau menghambat (Controlling) (Deci & Ryan, 2003).

(37)

Self-Determination Research, 2006). Kebutuhan ini melibatkan pemahaman mengenai bagaimana sesuatu dan kepercayaan bahwa sesuatu itu bisa terjadi dan berusaha untuk mencapai sesuatu agar memperoleh hasil yang diharapkan, jika individu tidak merasakan kepuasan terhadap apa yang dikerjakannya, maka individu tersebut tidak akan mengembangkan potensi dirinya pada suatu lingkungan yang adaptif. Kebutuhan ini akan terpuaskan ketika individu mendapatkan kesempatan untuk dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya dalam lingkungan. Kebutuhan ini semakin terpuaskan ketika individu mendapatkan feedback positif seperti mendapatkan pujian dari lingkungan sekitarnya terhadap hasil dari usaha dan perilakunya.

(38)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Kebutuhan yang terakhir adalah Need for Autonomy, yaitu kebutuhan narapidana untuk bertindak sesuai dengan minat yang ada pada dirinya dan mampu membuat keputusan sendiri serta melibatkan sikap inisiatif dan pengaturan tingkah laku pribadi (deCharms, 1968 dalam Handbook of Self-Determination Research, 2006). Menurut Ryan (1993), otonomi manusia tergambar pada pengalaman akan integritas diri, kemauan, dan vitalitas. Dengan otonomi, individu dapat mengatur tindakan mereka dengan potensi yang mereka miliki dan selanjutnya dapat mengkoordinasikan dan memprioritaskan proses-proses untuk keefektifan dirinya dalam bertindak. Dengan seiring berkembangnya potensi yang dimiliki dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan berfikir, narapidana mampu untuk memilih dan menentukan tindakannya seperti membuat rencana tindakan dan melaksanakannya secara konsisten. Tindakan tersebut dapat merupakan inisiatif dari diri sendiri atau merupakan respon terhadap perubahan lingkungan sekitarnya yang dinamis. Dengan berbagai kondisi lingkungan yang dinamis, narapidana akan melatih diri dan menambah wawasannya dan merasa yakin dengan kemampuan mentalnya, mereka akan semakin berhati-hati dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan dan kemanusiaan dan menentukan masa depannya.

(39)

& Powelson, 1991; Decy dan Ryan, 2000). Semua kebutuhan itu merupakan suatu kesatuan, sehingga jika ketiga needs terpenuhi secara memadai maka narapidana akan lebih termotivasi secara intrinsik karena sudah tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk segera dipenuhi. Dengan demikian perilaku prosocial narapidana tidak lagi bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melainkan atas kepentingannya atau adanya kenyamanan dalam melakukan hal tersebut. Namun jika ada salah satu dari ketiga kebutuhan yang tidak terpenuhi secara memadai, narapidana akan lebih termotivasi secara ekstrinsik karena narapidana akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalkan kebutuhan berelasi narapidana kurang terpenuhi secara memadai dikarenakan tuntutan orang tua atau significant person yang menentukan tindakan narapidana di masa sekarang dan masa depan, maka narapidana akan melakukannya dengan terpaksa untuk memenuhi keinginan orang tua atau significant person tersebut agar kebutuhan berelasi dapat terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan otonomi.

(40)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA mempersepsikan lingkungannya narapidana memaknakan sebagai lingkungan yang informational atau controlling (Deci, 1975; Deci & Ryan, 1980). Lingkungan Informational merupakan lingkungan yang memberi dukungan positif dan mendukung narapidana dalam berperilaku menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain (Deci & Ryan, 1985). Lingkungan controlling merupakan lingkungan yang membuat narapidana seakan-akan tidak dapat secara bebas memilih aktivitasnya (Deci & Ryan, 1985).

Lingkungan yang controlling memiliki efek yang bertolak belakang tidak hanya dengan motivasi instrinsik namun juga pada faktor-faktor yang berkaitan dengan kesejahteraan pribadi (Deci, Connell, & Ryan, 1989). Di sisi lain Deci dan Ryan (1995) menyadari perbedaan narapidana dalam kecenderungan untuk menginterpretasi faktor lingkungan dan terdapat bukti bahwa lingkungan yang informational membuat narapidana lebih terorientasi secara instrinsik.

(41)

perilaku prosocial karena menganggap penting perilaku tersebut atau merasakan kepuasan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Misalkan narapidana tahap tiga lembaga pemasyarakatan ”X” di Kota Bandung yang mempersepsi peraturan yang berlaku sebagai sebuah tuntutan yang membuatnya terpaksa melakukan perilaku yang menguntungkan dan memberi manfaat kepada orang lain untuk memenuhi tuntutan dari lingkungannya merupakan contoh narapidana yang mempersepsi lingkungannya sebagai contolling. Di sisi lain narapidana tahap tiga lembaga pemasyarakatan wanita ”X” di Kota Bandung yang mempersepsi peraturan yang berlaku sebagai sebuah informasi yang membuatnya terpacu untuk berperilaku prosocial karena memandang hal tersebut penting untuk dirinya agar bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat dan menjadi nilai tambah untuk dirinya sebagai manusia, merupakan contoh narapidana yang mempersepsi lingkungannya sebagai informational.

(42)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Skema 1.1. Skema Kerangka Pemikiran Motivasi Faktor Internal: Basic Physiological Needs: - Autonomy - Competence - Relatedness Narapidana tahap tiga/tahap akhir Lembaga Pemasyarakatan ‘X’ di Kota Bandung

Extrinsic Motivation Intrinsic Motivation Self-Regulation Prososial External Regulation Introjected Regulation Identified Regulation Self-Regulation Prososial Faktor eksternal:

Social Context: Sipir, sesama napi,

(43)

1.6 Asumsi Penelitian

- Narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan ‘X’ di Kota Bandung memiliki kebutuhan kompetensi, otonomi, dan berelasi. Jika ketiga kebutuhan tersebut terpenuhi secara memadai, narapidana akan cenderung termotivasi secara intrinsik. Sedangkan jika ketiga kebutuhan tersebut kurang terpenuhi secara memadai, narapidana akan cenderung termotivasi secara ekstrinsik.

- Dalam mempersepsi lingkungannya narapidana memaknakan sebagai lingkungan yang informational atau controlling. Narapidana yang mempersepsi lingkungannya sebagai informational akan cenderung termotivasi secara intrinsik. Sedangkan Narapidana yang mempersepsi lingkungannya sebagai controlling akan cenderung termotivasi secara ekstrinsik.

- Narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan ‘X’ di Kota Bandung memiliki motivasi ekstrinsik atau motivasi intrinsik.

(44)

48

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui data Self-Regulation Prosocial pada narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita “X” di Kota Bandung yang ditinjau dari Self-Determination Theory, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar (69,230%) narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita “X” di Kota Bandung memiliki gaya Self-Regulation Prosocial yang lebih dominan pada Identified Regulation dimana narapidana telah mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain atas dasar tujuan yang dianggap penting baginya, kesadaran tujuan dan kepentingan pribadi berupa kepuasan diri dan aktualisasi diri.

(45)

3. Sebagian kecil (15,385%) narapidana tahap tiga Lembaga Pemasyarakatan Wanita “X” di Kota Bandung memiliki gaya Self-Regulation Prosocial yang lebih dominan pada External Regulation dimana narapidana mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menguntungkan dan memberi manfaat bagi orang lain atas dasar tuntutan atau paksaan dari lingkungannya, terutama dipengaruhi reward dan punishment berupa menghindari hukuman, kemarahan, dijauhi, dibenci, dihina dan mendapatkan pujian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan saran yaitu:

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Melakukan penelitian lanjutan mengenai Self-Regulation Prosocial dengan menjaring faktor lain yang mempengaruhi regulasi narapidana untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk memberikan manfaat dan menguntungkan orang lain seperti derajat kebutuhan dan aspirasi narapidana.

5.2.2 Saran Gunalaksana

(46)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA dapat membangun kepekaan dan inisiatif dalam mengembangkan gaya regulasi, sehingga akan mencapai self-determined.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Deci, E.L., & Ryan, R.M. 2006. Handbook of Self-Determination Research. The University of Rochester Press. Singapore: National Institute of Educational Library

Deci, E.L. & Vansteenkiste, Maarten 2004. Self-Determination and Basic Needs Satisfaction: Understanding Human Development in Positive Psychology. Psychology Research n. 1 vol. 27, 2004

Gagne, Marylene 2003. The Role of Autonomy Support and Autonomy Orientation in Prosocial Behavior Engagement. Motivation and Emotion, Vol. 27, No. 3, September 2003

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo Indonesia Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ryan, R. M. & Deci, E.L. 2000. Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Sosial Development, and Well-Being. American Psychologist

2000. Perceived Locus of Causality and Internalization: Examining Reason for Acting in Two Domain. American Psychologist Undang-Undang Republik Indonesia no. 12 tentang Pemasyarakatan. 1995

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 31 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 1999

(48)

51

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR RUJUKAN

Alexander, Priyasma. 2009. 400 Napi Meninggal di LP Tahun Ini. (Online). (http://www.mediaindonesia.com/read/2009/11/03/103705/16/1/400-Napi-Meninggal-di-LP-Tahun-Ini, diakses 20 Juni 2010)

Deci, E.L., & Ryan, R.M. 2006. Self-Determination Theory. (Online) (http://www.psych.rochester.edu/SDT)

2006. Prosocial Self-Regulation Questionnaire. (Online) (http://www.psych.rochester.edu/SDT/measures/index.html)

Deci, E.L. (decy@prodigal.psych.rochester.edu). 10 Juni 2007. Ask for Help. E-mail kepada Mohammad Haqqi (mohammad_haqqi@yahoo.com)

Fakultas Psikologi. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Haryadi, Dwi S.H.,M.H. 2010. Napi Juga Manusia (Memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan, 27 April 2010). (Online) (http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=NAPI%20JUGA%20MAN USIA%20(Memperingati%20Hari%20Bhakti%20Pemasyarakatan,%2027% 20April%202010)&&nomorurut_artikel=433, diakses 25 Juni 2010)

Koran Radar 2010. Polri Kejar Target Trust Building 2010. (Online) (http://www.koran-radar.com/berita/read/2362/2009/Polri-Kejar-Target-Trust-Building-2010, diakses 20 Juni 2010)

Pikiran Rakyat 2010. Tingginya Populasi, Picu Angka Kriminalitas. (Online) (http://bataviase.co.id/node/250528, diakses pada 20 Juni 2010)

Sunaryo, Thomas, 2010. http://napi1708.blogspot.com, 2010.

Zakaria, 2010. Lima Ribu Narapidana Akan Dibebaskan Tahun Ini. Akibat Keterbatasan Kapasitas Lapas dan Rutan. (Online) (http://hukumham.info/index.php?option=com_content&task=view&id=264 9&Itemid=61, diakses 22 Juni 2010)

Gambar

Tabel 3.2 Pembagian Item Data Penunjang .........................................................
Tabel 7.1 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Usia
Tabel 7.5 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Pembinaan
Tabel 7.7 Tabel Tabulasi silang Self-Regulation Prosocial dan Lamanya Pembinaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka didapatkan simpulan yaitu pembuatan mal bentangan belokan pipa dengan Matlab dapat dilakukan dengan mudah,

JUDUL TUGAS AKHIR : DAMPAK PEMBANGUAN PUSAT PERDAGANGAN JODOH DI KOTA BAT AM TERHADAP KONDISI SO SIAL EKONOMI PEDAGANG.. NAMA :

Proses kreativitas dalam pembuatan sebuah iklan tidak dapat dilakukan dengan.

Masalah pada penelitian ini dibatasi pada persoalan konveksi alami pada plat datar vertikal panas yang diselesaikan dengan menggunakan metode beda hingga untuk memperoleh

Powerpoint dapat memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pelaksanaan metode pembelajaran kooperative STAD dilengkapi modul pada materi hukum dasar kelas X SMAN

Kelompok I adalah kelompokj kontrol, kelompok 2 dan kelompok lain adalah kelompok tikus diabetes yang diinduksi stereptozotocin, sedangkan kelompok 3, 4 dan 5 adalah kelompok

Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum melaksanakan pratik mengajar dikelas, mahasiswa terlebih dahulu menyusun silabus sesuai dengan kurikulum

Hasil pengujian 9 genotipe padi merah yang menunjukkan respon tahan terhadap kedua ras berdasarkan skala penyakit, persentase DLA dan indeks penyakit ditemukan