I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG
PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
(Penelitian Eksperimen di Sekolah Sepakbola PSBUM FPOK Bandung)
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh
I DEWA GDE DONI SETIANA 0704144
PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : I Dewa Gde Doni Setiana
Nim : 0704144
Judul : PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN
PENJAGA GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO. NIP. 196106121987031002
Pembibing II
Drs. Ita Tirta
NIP. 194810081987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG
PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
ABSTRAK
Oleh
I Dewa Gde Doni Setiana
0704144
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa tes reaksi menangkap bola dengan bantuan visual (lampu) pada permainan sepakbola. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB PSBUM FPOK Bandung. Sedangkan sampel yang dipakai adalah siswa SSB PSBUM FPOK Bandung sebanyak 20 orang. Dalam penelitian ini
menggunakan “Pretest-Posttest Control Group Desain” sebagai desain penelitian. Dari hasil analisis pengujian signifikansi, peningkatan hasil belajar menggunakan alat bantu visual menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
IMPLEMENTATION OF VISUAL AID TOOL MODIFICATION TOWARD LEARNING RESULT GOALKEEPER SKILL IN FOOTBALL GAME
ABSTRACT
By
I Dewa Gde Doni Setiana
0704144
The aim of this research is to reveal how high the impact of visual aid tool toward learning result of goalkeeper skill at football.
The method that used in this research is experiment method. Data collector tool that used in this research is ball catching reaction test with visual helping (lamp) at football game. Population in this research is Bandung PSBUM Football School pupils. Samples that used in this research are 20 pupils from Bandung PSBUM Football School. This research use Pre Test-Post Test Control Group Design as research framework design.
Significance calibration analysis result reveals that the progress of learning result using visual aid tool shows real difference compared to learning without visual aid tool toward goalkeeper skill learning result in football goalkeeper.
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Pembelajaran ... 11
B. Media Pembelajaran ... 18
C. Pembelajaran Media Visual ... 23
D. Hakikat Permainan Sepakbola ... 25
E. Teknik Dasar Sepakbola ... 27
F. Penjaga Gawang ... 28
G. Keterampilan Penjaga Gawang ... 29
H. Kerangka Berfikir ... 37
I. Hipotesis ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
C. Desain Penelitian ... 42
D. Instrumen Penelitian ... 44
E. Teknik Pengumpulan Data ... 45
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 49 B. Pembahasan Penelitian ... 57 C. Diskusi Penemuan ... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 63 B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
A. RENCANA DAN INSTRUMEN PENELITIAN ... 67 B. PROGAM LATIHAN MENANGKAP BOLA DENGAN
MENERAPKAN ALAT BANTU VISUAL DAN TANPA
ALAT BANTU VISUAL ... 69 C. DATA HASIL PRETES DAN POSTES REAKSI MENANGKAP
BOLA DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT
VISUAL KELOMPOK EKSPERIMEN ... 74 D. DATA HASIL PRETES DAN POSTES REAKSI MENANGKAP
BOLA DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT
VISUAL KELOMPOK KONTROL ... 75 E. MENGHITUNG RATA-RATA PRETES DAN POSTES
KELOMPOK EKSPERIMEN ... 76 F. PENGHITUNGAN RATA-RATA PRETES DAN POSTES
KELOMPOK KONTROL ... 77 G. PENGHITUNGAN SIMPANGAN BAKU KELOMPOK
EKSPERIMEN ... 78 H. PENGHITUNGAN SIMPANGAN BAKU KELOMPOK
KONTROL ... 79 I. PENGHITUNGAN VARIANSI DATA KELOMPOK
EKSPERIMEN ... 80 J. PENGHITUNGAN VARIANSI DATA KELOMPOK
KONTROL ... 81 K. UJI HOMOGENITAS DENGAN KESAMAAN DUA
VARIANSI KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL ... 82 L. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES
AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN ... 84 M. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES
AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN ... 85 N. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES
AWAL KELOMPOK KONTROL ... 86 O. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
P. PENGHITUNGAN VARIANS GABUNGAN KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KONTROL ... 88 Q. UJI SIGNIFIKANSI PERBEDAAN PENINGKATAN
HASIL LATIHAN ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL ... 89 R. DAFTAR DISTRIBUSI L NILAI KRITIS UNTUK
UJI LILIEFORS ... 90 S. DAFTAR DISTRIBUSI T ... 91 T. KEGIATAN PENELITIAN ... 92
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Format Penilaian Kecepatan Reaksi Penjaga Gawang... 45
4.1. Statistik Deskriptif Data Pretes ... 49
4.2. Uji Normalitas ... 51
4.3. Uji Homogenitas ... 52
4.4. Statistik Deskriptif Data Postes ... 52
4.5. Uji Normalitas ... 54
4.6. Uji Homogenitas ... 55
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Teknik Jangkauan Menangkap Bola ... 31
2.2. Penempatan Posisi Penjaga Gawang ... 32
2.3. Gerakan Reflex Menangkap Bola ... 33
2.4. Komunikasi Penjaga Gawang ... 33
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1. Rata-Rata Pretes ... 50
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak
digemari oleh masyarakat, bahkan akhir-akhir ini semua lapisan masyarakat banyak
menggemarinya, baik dari kalangan bawah, menengah maupun kalangan atas,
demikian pula anak, pemuda, dan orang tua, selalu antusias bila melihat langsung
melalui layar televisi. Bahkan telah menjadi bagian penting untuk para pecintanya,
hal ini dintandai dengan adanya fanatisme dan bermunculannya SSB atau Sekolah
Sepakbola, demikian perkembangan persepakbolaan di tanah air. Apa bila dicermati
bahwa pada akhir-akhir ini perkembangan persepakbolaan di tanah air ini mengalami
penurunan dalam prestasi. Karena jaman dulu persepakbolaan Indonesia pernah
mengikuti kejuaran dunia, kemudian pada tahun 1960-an persepakbolaan Indonesia
pernah di segani di kawasan Asia, tetapi pada akhir-akhir ini persepakbolaan
Indonesia untuk mencapai prestasai di Asia Tenggara sekalipun sulit sekali. Banyak
faktor yang harus dibenahi, salah satunya pengembangan sumberdaya manusia
berkualitas.
Dalam permainannya, sepakbola dimainkan oleh dua kelompok
berlawanan yang masing-masing kelompok berjuang untuk memasukkan bola ke
gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas
pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Menurut
2
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Sepak bola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang membolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.
Selanjutnya Soejoedi (1999:103) menjelaskan bahwa
Sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola merupakan
salah satu olahraga beregu yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola
sebanyak-banyaknya kegawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri
untuk tidak kemasukan dengan bentuk atau proses permainannya dengan cara
kerjasama dalam sebuah tim.
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang menuntut tiap
pemainnya untuk menguasai berbagai macam teknik dasar seperti menendang
bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, lemparan ke dalam dan
menjaga gawang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sucipto dkk. (2000:17)
menjelaskan bahwa teknik dasar permainan sepak bola yaitu:
3
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Untuk menguasai teknik-teknik dasar sepakbola harus melalui tahapan
belajar dan latihan, mulai dari belajar latihan gerak yang bersifat kasar sampai
pada gerak yang bersifat halus. Dalam hal ini tiap pemain sepak bola akan melalui
proses pembelajaran yang sistematis, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah
berat beban latihannya.
Penguasaan terhadap teknik-teknik dasar tersebut akan mencerminkan
tingkat keterampilan pemain sepakbola yang bersangkutan. Penguasaan terhadap
teknik-teknik dasar dalam permainan sepak bola akan mencerminkan tingkat
keterampilan pemain sepakbola yang bersangkutan. Lutan (1998:96) menjelaskan,
“Seseorang dapat dikatakan terampil atau mahir ditandai oleh kemampuannya
untuk menghasilkan sesuatu dalam kualitas yang tinggi (cepat atau cermat)
dengan tingkat keajegan yang cukup mantap.”
Setiap pemain dituntut harus mampu menguasai teknik-teknik dasar sepak
bola yang baik agak dapat berusaha memasukan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya berdasarkan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran agar kemampuan seoarang pemain
dalam permainan sepakbola menjadi lebih baik.
Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola
adalah penjaga gawang karena tugas seorang penjaga gawang adalah mencegah
bola masuk ke gawang dan sebagai palang pintu terakhir bagi lawan sebelum
memasukkan bola ke gawang. Menurut Sucipto dkk. (2000:38) menjelaskan,
4
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
permainan sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi; menangkap bola,
melempar bola, menendang bola.”
Berbicara mengenai penjaga gawang memang selalu menarik seperti
bagaimana menariknya sepakbola itu sendiri. Penjaga gawang atau sering disebut
Kiper (dalam sepakbola) adalah salah satu posisi dalam berbagai olahraga
berkelompok seperti sepakbola, hoki dan polo air. Penjaga gawang harus memiliki
Insting terhadap lawan, refleks yang sempurna dan bakat. Seorang penjaga
gawang yang menempati fungsi sebagai palang pintu terakhir dari serangan tim
lawan tentunya sangat diandalkan sekali dalam meredam dan sekaligus
menggagalkan lawan dalam usahanya mencetak gol.
Tugas dan tanggungjawabnya yang lumayan berat tentunya beresiko
kepada apresiasi yang diterimanya dari para penggemarnya. Tak jarang memang
karena menjadi pintu terakhir dari sebuah gol tercipta, kiper sering dijadikan
kambing hitam atas kekalahan timnya. Seorang penjaga gawang akan mencapai
prestasi yang maksimal apabila menguasai teknik yang baik, seperti menangkap
bola, menepis bola, melempar bola, reaksi, melompat, terbang melayang, dan
menendang bola. Selain itu penjaga gawang harus mempunyai kondisi fisik yang
baik. Ada tiga kelompok unsur utama agar seorang penjaga gawang dapat
melakukan unjuk kerja yang baik yaitu kemampuan melompat yang baik, lincah,
keseimbangan serta memiliki kemampuan reaksi dalam mengantisipasi perubahan
yang cepat dimulut gawang.
Berkaitan dengan hal diatas, maka kedudukan penjas disekolah
5
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
keterampilan yang ada pada kemampuan siswa dalam menjaga gawang.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan. Proses pendidikannya dikelola melalui aktivitas
jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Aktivitas
jasmani diupayakan untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai
fungsional yang mencakup kognitif, afektif, dan sosial.
Program pendidikan jasmani memiliki tujuan dan fungsi untuk
menumbuhkembangkan seluruh domain (aspek) yang dimiliki oleh setiap siswa.
Aspek-aspek tersebut mencakup ranah psikomotor, kognitif, dan afektif. Pada
aspek psikomotor, pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas fisik
(jasmani) yang bertujuan mengembangkan kemampuan gerak siswa. Pada aspek
kognitif, program pendidikan jasmani berupaya mengembangkan kemampuan
berfikir kritis dan daya nalar melalui berbagai teori dan praktik yang terkait
dengan aktivitas olahraga dan permainan, uji diri, aktivitas pendidikan diluar
kelas, aktivitas aquatik, dan pemahaman konsep pola hidup sehat. Sedangkan
aspek afektif, proses pendidikan jasmani menitik beratkan kepada pembentukan
sikap untuk membentuk kepribadian yang baik yang sesuai dengan norma dan
etika masyarakat. Aktivitas jasmani sebagai inti dalam penyelenggaraan
pendidikan jasmani dan olahraga, perlu dipandang sebagai instrument atau alat
untuk mendapatkan nilai kesejahteraan total manusia.
Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
6
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,
dan dapat membantu mendorong kearah perubahan. Dengan demikian tugas
pengajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak
didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup
fisik, psikis maupun keterampilannya.
Proses pembelajaran keterampilan sepakbola, yang di dalamnya mencakup
pembelajaran teori dan praktek akan lebih menarik bila menggunakan media
pembelajaran, baik itu media visual maupun media lain yang dapat membantu
membelajarkan gerak pemain yang bersangkutan. Selain itu, proses belajar
dengan menggunakan media pembelajaran akan dapat memberikan kesan belajar
yang lebih mendalam, karena siswa belajar tidak hanya menggunakan indera
pendengaran dan penglihatannya saja. Menurut Malik (1994:77) mengemukakan
bahwa
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Media yang dapat membantu pembelajaran gerak untuk meningkatkan
keterampilan pemain sepakbola relatif beragam. Salah satunya adalah alat bantu
visual lampu-lampu, gambar dan alat-alat yang dapat digunakan untuk
meningkatkan penguasaan keterampilan dasar yang dibutuhkan seorang pemain
bola, khususnya bagi calon penjaga gawang yang dapat berlatih secara
7
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Menurut Sudjana dan Rivai (1999:57) menjelaskan, bahwa “Alat bantu visual
dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda atau alat-alat
lain yang memberikan pengajaran visual yang nyata kepada siswa.” Cara ini
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan peserta didik
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih
terampil. Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar. Menurut Daryanto (1993:27) mengemukakan bahwa
Media visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi pelajaran. Pendidikan melalui media visual adalah metoda/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya.
Tujuan utama dalam pembelajaran menggunakan media visual adalah
memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran sepakbola dan dapat
memotivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian, penerapan visual cenderung
lebih sesuai dengan tuntutan pembelajaran khususnya sepakbola, sehingga pada
akhirnya penguasaan teknik dan peraturan bermain sepakbola akan meningkat.
Diharapkan pula, penguasaan teknik dan teori ini dapat meningkatkan kesadaran
akan peraturan yang harus dipatuhi manakala melakukan praktek sebagai pemain
di lapangan.
Penjaga gawang memiliki peranan yang sangat penting dalam
pertandingan sepakbola sebab tugas utama dari penjaga gawang adalah menjaga
agar tidak kemasukan bola dari tim lawan, keterampilan penjaga gawang dalam
8
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
perlu diadakan penelitian untuk mengetahui peranan modifikas alat bantu visual
terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.
Penulis tertarik mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Penerapan
Modifikasi Alat Bantu Visual Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Penjaga
Gawang Pada Permainan Sepakbola”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang
signifikan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga
gawang pada permainan sepakbola?”
C.Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah diatas penulis menjabarkan bentuk tujuan
yang akan dicapai. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil pembelajaran
keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan
9
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
1. Secara teoritis: Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti dalam
memperoleh wawasan dan pemahaman untuk mengetahui manfaat alat
bantu visual terhadap hasil pembelajaran sepakbola.
2. Secara praktis: Dapat digunakan sebagai bahan perkembangan dalam
menerapkan alat bantu visual terhadap hasil pembelajaran sepakbola.
E.Batasan Penelitian
1. Keterampilan yang diteliti berupa kecepatan reaksi penjaga gawang dalam
menangkap bola dalam permainan sepak bola.
2. Penelitian dilakukan di Sekolah Sepakbola Bandung
3. Populasi dan sampel yang digunakan adalah anggota Sekolah Sepakbola
PSBUM FPOK Bandung khususnya penjaga gawang.
F. Penjelasan Istilah
Agar tidak terdapat kesalah pahaman dan menghindari penafsiran yang
salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai
istilah-istilah yang penting. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini di
antaranya:
1. Pengertian modifikasi menurut Suherman (1999:1) yaitu esensi modifikasi
adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran
dengan cara meruntutkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial
10
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
2. Alat bantu Visual Menurut Sudjana dan Rivai (1992 : 57) bahwa alat bantu
visual itu adalah, “Alat Bantu visual dalam konsep pengajaran visual
adalah setiap gambar, model, benda atau alat-alat lain yang memberikan
pengajaran visual yang nyata kepada siswa.”
3. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari
sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga
gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan
hukumannya.(Sucipto dkk, 2000:7).
4. Penjaga gawang merupakan pertahanan yang paling akhir dalam
permainan sepak bola. (Sucipto dkk, 2000:38).
5. Keterampilan adalah penguasaan tugas gerak khusus yang diukur
berdasarkan skor, ketepatan, kecepatan dan frekwensi melaksanakan
dalam bataswaktu tertentu. (http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/html)
6. Hasil belajar atau prestasi belajar. Suherman (1999 : 20) adalah, “Sebagai
hasil dari proses interaksi belajar mengajar yang dipengaruhi oleh faktor
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat
membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode
penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Menurt Arikunto (1997:151) yaitu: ”Metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2009:107) yang dimaksud dengan metode penelitian
eksperimen adalah, “Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.” Sedangkan Arikunto(2002:207) menjelaskan sebagai berikut:
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk
menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya
pengaruh modifikasi alat visual terhadap keterampilan penjaga gawang pada
41
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Menurut
Sugiyono (2009:80) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.”
Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah sekolah sepakbola PSBUM
FPOK Bandung.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2009:118) adalah “Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah dengan sampling purposive yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi di lapangan, sehingga
pengumpulan data akan lebih mudah. Sugiyono (2009:124) menyatakan, bahwa
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.” Arikunto (2002 :131) mengatakan, bahwa “Jika kita hanya akan
meneliti sebagian dari populasi maka peneliti tersebut disebut sampel.” Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa laki-laki di sekolah sepakbola
PSBUM FPOK Bandung.
C. DesainPenelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan
42
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Mengenai desain penelitian, Nasution mengatakan (2004:40), bahwa “Desain
penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan
menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”
Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian
serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam
penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Desain, menurut Sugiyono
(2009:110) dapat digambarkan sebagai berikut :
X1 Y1 X1Y1
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Pretest-Posttest
Control Group Desain maka hanya terdiri dari satu kelompok eksperimen dan
satu kelompok kontrol. Dalam penelitian yang menggunakan Pretest-Posttest
Control Group Desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui kemapuan awal
siswa kemudian diberi perlakuan atau treatmen, setelah diberi perlakuan
selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan
pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan
43
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang
dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dalam
penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian sebagai berikut.
Populasi
Sampel
Tes Awal
Tes Akhir
Analisis data
Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian Tretment/Perlakuandengan
Menggunakan Media Visual (Kelompok Eksperimen)
Nontretment/Perlakuantanpa menggunakan Media Visual
(Kelompok Kontrol)
44
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013 D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian
diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126)
menjelaskan bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
metode. ”Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana
yang dijelaskan oleh Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang
dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar
siswa.”
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada
akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan reaksi penjaga gawang yang akan
dilakukan peneliti. Adapun uraiannya adalah sebagaiberikut:
1. Tujuan tes : Mengukur kecepatan reaksi penjaga gawang saat menangkap bola
2. Petunjuk : Test berada di gawang dengan posisi siap untuk menangkap
bola. Test diberi kesempatan melakukan tangkapan selama 5 kali.
3. Skor : Skor yang diperoleh dari penilaian ini adalah dilihat dari
Kecepatan melakukan gerakan menangkap bola.
Untuk lebih jelasnya format penilaian kecepatan reaksi menangkap bola
45
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Tabel 3.1 FORMAT PENILAIAN KECEPATAN REAKSI PENJAGA GAWANG
No Nama
Aspek yang dinilai (skor)
Ket Sikap awal Menangkap
bola
Waktu
E. TeknikPengumpulan Data
1. Tes Reaksi Penjaga Gawang
Tes reaksi dilakukan untuk mengetahui tingkat reaksi seorang penjaga
gawang dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini sangat diperlukan dalam
pengembangan prestasi. Karena penjaga gawang banyak menghadapi berbagai
situasi dalam menangkap bola. Tes visual ini menggunakan alat indra mata yaitu
dengan melihat cahaya pada lampu yang digunakan oleh peneliti. Pada lampu ini
terdapat dua warna merah, dan biru.
Adapun tata cara untuk pengambilan data dalam tes reaksi penjaga gawang
adalah sebagai berikut :
a. Alat on.
b. Posisi berdiripada alas tumpu yang tersedia dengan keadaan santai tidak
terlalu tegang.
46
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
d. Ketika lampu menyala, penjaga gawang secepatnya melakukan reaksi
dengan membuka kedua kaki atau mengeluarkan kedua kaki dari alas
tumpu tadi untuk menangkap bola.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk
melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus
dari Sujana (2002:67) sebagai berikut:
̅
∑
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
̅ = Skor rata-rata yang dicari = Nilai data
∑ = Jumlah
= Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari (Nurhasan, 2008:36)
47
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013 Keterangan:
S = Simpangan baku
X1 = Skor yang dicapai seseorang X = Nilai rata-rata
n = Banyaknya jumlah orang
3. Uji normalitas
Dalam pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui penyebaran
dari distribusi data, apakah menyebarnya secara normal atau tidak. Uji normalitas
pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors.Uji ini
dilakukan mengingat sampel yang ada dalam kelompok yang kecil yaitu 20 orang.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
a. Menyusun data dari hasil yang paling kecil sampai yang paling besar
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan rumus:
Z =
̅ (Nurhasan, 2008 : 118)Menghitung nilai peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan
ketentuan, jika nilai Z negatif, maka Fzi = 0,5 – luas daerah distribusi Z
pada tabel. (Nurhasan, 2008 : 118)
c. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi
dengan jumlah sampel
d. Hitung selisih F (zi) – S (zi)
e. Ambil harga mutlak yang paling besar dan beri simbol Lo
Lihat table Nilai Kritis L untuk uji Liliefors untuk n = 30 dan α – 0,05
48
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Bandingkan nilai L dengan Lo, criteria penerimaan, jika terima Ho
untuk Lo < Lα = normal, sedangkan tolak Ho jika Lo > Lα = tidak
normal. (Nurhasan, 2008: 119)
4. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t
dengan rumus dari Arikunto (2002:306) sebagai berikut:
t =
√
Sebelum uji t dicari variansi gabungan, melalui rumus sebagai berikut :
√
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
= Nilai yang dicari Sgab = Simpangan baku gabungan
= Jumlah sampel kelompok 1
= Jumlah sampel kelompok 2
̅̅̅ = Rata – rata kelompok 1
̅̅̅ = Rata – rata kelompok 2
= Variansi kempok 1
= Variansi kempok 2
Untuk uji kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika . Untuk harga lainnya ditolak, distribusi dengan tingkat kepercayaan 0,05
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada BAB IV,
tentang penerapan alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga
gawang pada permainan sepakbola, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa alat bantu visual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
keterampilan menangkap bola dalam pembelajaran sepakbola khususnya penjaga
gawang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran penulis setelah menyelesaikan
penelitian ini adalah sebaiknya menggunakan media alat bantu visual pada saat proses
pembelajaran penjaga gawang dalam permainan sepakbola, karena berdasarkan
penelitian penulis pembelajaran menggunakan media alat bantu visual memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar penjaga gawang dalam permainan
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta
________________ (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Berliana. dkk. (2008). Modul Belajar dan Pembelajaran dalam Pelatihan
Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Daryanto, 1993. Media Visual untuk Pengajaran Teknik. Tarsito Bandung
Hamalik. Oemar. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tanbak Kusuma.
Husdarta, M Saputra, Yudha. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III
Kemp dan Dayton. (1985:28). dalam kutipan Arsyad (2002) Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Garfindo Perasada
Nurhasan dan Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahraga. Bandung: FPOK UPI
Rusyan dan Daryani. (1993) dalam kutipan Setijadi (1997) Definisi Teknologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Subana dan Ending. (1997).Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perasada
65
I Dewa Gde Doni Setiana, 2013
Sudjana. (2004). Hasil Belajar [Online]. Tersedia Dalam Website
http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03/ pengertian- definisi-hasil-belajar.html
Sudjana dan Rivai. (1992). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perasada
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta
Webster. (1983). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Garfindo Perasada
http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html
http://ihankseven.blogspot.com/2011/09/cara-menangkap-bola-di-udara.html
http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/12/modifikasi-pembelajaran-pendidikan.html
http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/html