• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG

PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

(Penelitian Eksperimen di Sekolah Sepakbola PSBUM FPOK Bandung)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

I DEWA GDE DONI SETIANA 0704144

PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : I Dewa Gde Doni Setiana

Nim : 0704144

Judul : PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL

TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

PENJAGA GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO. NIP. 196106121987031002

Pembibing II

Drs. Ita Tirta

NIP. 194810081987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(3)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG

PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

ABSTRAK

Oleh

I Dewa Gde Doni Setiana

0704144

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa tes reaksi menangkap bola dengan bantuan visual (lampu) pada permainan sepakbola. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB PSBUM FPOK Bandung. Sedangkan sampel yang dipakai adalah siswa SSB PSBUM FPOK Bandung sebanyak 20 orang. Dalam penelitian ini

menggunakan “Pretest-Posttest Control Group Desain” sebagai desain penelitian. Dari hasil analisis pengujian signifikansi, peningkatan hasil belajar menggunakan alat bantu visual menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.

(4)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

IMPLEMENTATION OF VISUAL AID TOOL MODIFICATION TOWARD LEARNING RESULT GOALKEEPER SKILL IN FOOTBALL GAME

ABSTRACT

By

I Dewa Gde Doni Setiana

0704144

The aim of this research is to reveal how high the impact of visual aid tool toward learning result of goalkeeper skill at football.

The method that used in this research is experiment method. Data collector tool that used in this research is ball catching reaction test with visual helping (lamp) at football game. Population in this research is Bandung PSBUM Football School pupils. Samples that used in this research are 20 pupils from Bandung PSBUM Football School. This research use Pre Test-Post Test Control Group Design as research framework design.

Significance calibration analysis result reveals that the progress of learning result using visual aid tool shows real difference compared to learning without visual aid tool toward goalkeeper skill learning result in football goalkeeper.

(5)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Pembelajaran ... 11

B. Media Pembelajaran ... 18

C. Pembelajaran Media Visual ... 23

D. Hakikat Permainan Sepakbola ... 25

E. Teknik Dasar Sepakbola ... 27

F. Penjaga Gawang ... 28

G. Keterampilan Penjaga Gawang ... 29

H. Kerangka Berfikir ... 37

I. Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

C. Desain Penelitian ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

(6)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 49 B. Pembahasan Penelitian ... 57 C. Diskusi Penemuan ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 63 B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

A. RENCANA DAN INSTRUMEN PENELITIAN ... 67 B. PROGAM LATIHAN MENANGKAP BOLA DENGAN

MENERAPKAN ALAT BANTU VISUAL DAN TANPA

ALAT BANTU VISUAL ... 69 C. DATA HASIL PRETES DAN POSTES REAKSI MENANGKAP

BOLA DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT

VISUAL KELOMPOK EKSPERIMEN ... 74 D. DATA HASIL PRETES DAN POSTES REAKSI MENANGKAP

BOLA DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT

VISUAL KELOMPOK KONTROL ... 75 E. MENGHITUNG RATA-RATA PRETES DAN POSTES

KELOMPOK EKSPERIMEN ... 76 F. PENGHITUNGAN RATA-RATA PRETES DAN POSTES

KELOMPOK KONTROL ... 77 G. PENGHITUNGAN SIMPANGAN BAKU KELOMPOK

EKSPERIMEN ... 78 H. PENGHITUNGAN SIMPANGAN BAKU KELOMPOK

KONTROL ... 79 I. PENGHITUNGAN VARIANSI DATA KELOMPOK

EKSPERIMEN ... 80 J. PENGHITUNGAN VARIANSI DATA KELOMPOK

KONTROL ... 81 K. UJI HOMOGENITAS DENGAN KESAMAAN DUA

VARIANSI KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL ... 82 L. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES

AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN ... 84 M. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES

AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN ... 85 N. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES

AWAL KELOMPOK KONTROL ... 86 O. PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TES

(7)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

P. PENGHITUNGAN VARIANS GABUNGAN KELOMPOK

EKSPERIMEN DAN KONTROL ... 88 Q. UJI SIGNIFIKANSI PERBEDAAN PENINGKATAN

HASIL LATIHAN ANTARA KELOMPOK

EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL ... 89 R. DAFTAR DISTRIBUSI L NILAI KRITIS UNTUK

UJI LILIEFORS ... 90 S. DAFTAR DISTRIBUSI T ... 91 T. KEGIATAN PENELITIAN ... 92

(8)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Format Penilaian Kecepatan Reaksi Penjaga Gawang... 45

4.1. Statistik Deskriptif Data Pretes ... 49

4.2. Uji Normalitas ... 51

4.3. Uji Homogenitas ... 52

4.4. Statistik Deskriptif Data Postes ... 52

4.5. Uji Normalitas ... 54

4.6. Uji Homogenitas ... 55

(9)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Teknik Jangkauan Menangkap Bola ... 31

2.2. Penempatan Posisi Penjaga Gawang ... 32

2.3. Gerakan Reflex Menangkap Bola ... 33

2.4. Komunikasi Penjaga Gawang ... 33

(10)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Rata-Rata Pretes ... 50

(11)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak

digemari oleh masyarakat, bahkan akhir-akhir ini semua lapisan masyarakat banyak

menggemarinya, baik dari kalangan bawah, menengah maupun kalangan atas,

demikian pula anak, pemuda, dan orang tua, selalu antusias bila melihat langsung

melalui layar televisi. Bahkan telah menjadi bagian penting untuk para pecintanya,

hal ini dintandai dengan adanya fanatisme dan bermunculannya SSB atau Sekolah

Sepakbola, demikian perkembangan persepakbolaan di tanah air. Apa bila dicermati

bahwa pada akhir-akhir ini perkembangan persepakbolaan di tanah air ini mengalami

penurunan dalam prestasi. Karena jaman dulu persepakbolaan Indonesia pernah

mengikuti kejuaran dunia, kemudian pada tahun 1960-an persepakbolaan Indonesia

pernah di segani di kawasan Asia, tetapi pada akhir-akhir ini persepakbolaan

Indonesia untuk mencapai prestasai di Asia Tenggara sekalipun sulit sekali. Banyak

faktor yang harus dibenahi, salah satunya pengembangan sumberdaya manusia

berkualitas.

Dalam permainannya, sepakbola dimainkan oleh dua kelompok

berlawanan yang masing-masing kelompok berjuang untuk memasukkan bola ke

gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas

pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Menurut

(12)

2

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Sepak bola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang membolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.

Selanjutnya Soejoedi (1999:103) menjelaskan bahwa

Sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola merupakan

salah satu olahraga beregu yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola

sebanyak-banyaknya kegawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri

untuk tidak kemasukan dengan bentuk atau proses permainannya dengan cara

kerjasama dalam sebuah tim.

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang menuntut tiap

pemainnya untuk menguasai berbagai macam teknik dasar seperti menendang

bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, lemparan ke dalam dan

menjaga gawang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sucipto dkk. (2000:17)

menjelaskan bahwa teknik dasar permainan sepak bola yaitu:

(13)

3

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Untuk menguasai teknik-teknik dasar sepakbola harus melalui tahapan

belajar dan latihan, mulai dari belajar latihan gerak yang bersifat kasar sampai

pada gerak yang bersifat halus. Dalam hal ini tiap pemain sepak bola akan melalui

proses pembelajaran yang sistematis, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah

berat beban latihannya.

Penguasaan terhadap teknik-teknik dasar tersebut akan mencerminkan

tingkat keterampilan pemain sepakbola yang bersangkutan. Penguasaan terhadap

teknik-teknik dasar dalam permainan sepak bola akan mencerminkan tingkat

keterampilan pemain sepakbola yang bersangkutan. Lutan (1998:96) menjelaskan,

“Seseorang dapat dikatakan terampil atau mahir ditandai oleh kemampuannya

untuk menghasilkan sesuatu dalam kualitas yang tinggi (cepat atau cermat)

dengan tingkat keajegan yang cukup mantap.”

Setiap pemain dituntut harus mampu menguasai teknik-teknik dasar sepak

bola yang baik agak dapat berusaha memasukan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya berdasarkan peraturan yang berlaku.

Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran agar kemampuan seoarang pemain

dalam permainan sepakbola menjadi lebih baik.

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola

adalah penjaga gawang karena tugas seorang penjaga gawang adalah mencegah

bola masuk ke gawang dan sebagai palang pintu terakhir bagi lawan sebelum

memasukkan bola ke gawang. Menurut Sucipto dkk. (2000:38) menjelaskan,

(14)

4

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

permainan sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi; menangkap bola,

melempar bola, menendang bola.”

Berbicara mengenai penjaga gawang memang selalu menarik seperti

bagaimana menariknya sepakbola itu sendiri. Penjaga gawang atau sering disebut

Kiper (dalam sepakbola) adalah salah satu posisi dalam berbagai olahraga

berkelompok seperti sepakbola, hoki dan polo air. Penjaga gawang harus memiliki

Insting terhadap lawan, refleks yang sempurna dan bakat. Seorang penjaga

gawang yang menempati fungsi sebagai palang pintu terakhir dari serangan tim

lawan tentunya sangat diandalkan sekali dalam meredam dan sekaligus

menggagalkan lawan dalam usahanya mencetak gol.

Tugas dan tanggungjawabnya yang lumayan berat tentunya beresiko

kepada apresiasi yang diterimanya dari para penggemarnya. Tak jarang memang

karena menjadi pintu terakhir dari sebuah gol tercipta, kiper sering dijadikan

kambing hitam atas kekalahan timnya. Seorang penjaga gawang akan mencapai

prestasi yang maksimal apabila menguasai teknik yang baik, seperti menangkap

bola, menepis bola, melempar bola, reaksi, melompat, terbang melayang, dan

menendang bola. Selain itu penjaga gawang harus mempunyai kondisi fisik yang

baik. Ada tiga kelompok unsur utama agar seorang penjaga gawang dapat

melakukan unjuk kerja yang baik yaitu kemampuan melompat yang baik, lincah,

keseimbangan serta memiliki kemampuan reaksi dalam mengantisipasi perubahan

yang cepat dimulut gawang.

Berkaitan dengan hal diatas, maka kedudukan penjas disekolah

(15)

5

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

keterampilan yang ada pada kemampuan siswa dalam menjaga gawang.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara

peserta didik dengan lingkungan. Proses pendidikannya dikelola melalui aktivitas

jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Aktivitas

jasmani diupayakan untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai

fungsional yang mencakup kognitif, afektif, dan sosial.

Program pendidikan jasmani memiliki tujuan dan fungsi untuk

menumbuhkembangkan seluruh domain (aspek) yang dimiliki oleh setiap siswa.

Aspek-aspek tersebut mencakup ranah psikomotor, kognitif, dan afektif. Pada

aspek psikomotor, pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas fisik

(jasmani) yang bertujuan mengembangkan kemampuan gerak siswa. Pada aspek

kognitif, program pendidikan jasmani berupaya mengembangkan kemampuan

berfikir kritis dan daya nalar melalui berbagai teori dan praktik yang terkait

dengan aktivitas olahraga dan permainan, uji diri, aktivitas pendidikan diluar

kelas, aktivitas aquatik, dan pemahaman konsep pola hidup sehat. Sedangkan

aspek afektif, proses pendidikan jasmani menitik beratkan kepada pembentukan

sikap untuk membentuk kepribadian yang baik yang sesuai dengan norma dan

etika masyarakat. Aktivitas jasmani sebagai inti dalam penyelenggaraan

pendidikan jasmani dan olahraga, perlu dipandang sebagai instrument atau alat

untuk mendapatkan nilai kesejahteraan total manusia.

Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya

mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu

(16)

6

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,

dan dapat membantu mendorong kearah perubahan. Dengan demikian tugas

pengajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak

didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup

fisik, psikis maupun keterampilannya.

Proses pembelajaran keterampilan sepakbola, yang di dalamnya mencakup

pembelajaran teori dan praktek akan lebih menarik bila menggunakan media

pembelajaran, baik itu media visual maupun media lain yang dapat membantu

membelajarkan gerak pemain yang bersangkutan. Selain itu, proses belajar

dengan menggunakan media pembelajaran akan dapat memberikan kesan belajar

yang lebih mendalam, karena siswa belajar tidak hanya menggunakan indera

pendengaran dan penglihatannya saja. Menurut Malik (1994:77) mengemukakan

bahwa

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Media yang dapat membantu pembelajaran gerak untuk meningkatkan

keterampilan pemain sepakbola relatif beragam. Salah satunya adalah alat bantu

visual lampu-lampu, gambar dan alat-alat yang dapat digunakan untuk

meningkatkan penguasaan keterampilan dasar yang dibutuhkan seorang pemain

bola, khususnya bagi calon penjaga gawang yang dapat berlatih secara

(17)

7

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Menurut Sudjana dan Rivai (1999:57) menjelaskan, bahwa “Alat bantu visual

dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda atau alat-alat

lain yang memberikan pengajaran visual yang nyata kepada siswa.” Cara ini

dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan peserta didik

yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih

terampil. Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses

belajar. Menurut Daryanto (1993:27) mengemukakan bahwa

Media visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi pelajaran. Pendidikan melalui media visual adalah metoda/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya.

Tujuan utama dalam pembelajaran menggunakan media visual adalah

memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran sepakbola dan dapat

memotivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian, penerapan visual cenderung

lebih sesuai dengan tuntutan pembelajaran khususnya sepakbola, sehingga pada

akhirnya penguasaan teknik dan peraturan bermain sepakbola akan meningkat.

Diharapkan pula, penguasaan teknik dan teori ini dapat meningkatkan kesadaran

akan peraturan yang harus dipatuhi manakala melakukan praktek sebagai pemain

di lapangan.

Penjaga gawang memiliki peranan yang sangat penting dalam

pertandingan sepakbola sebab tugas utama dari penjaga gawang adalah menjaga

agar tidak kemasukan bola dari tim lawan, keterampilan penjaga gawang dalam

(18)

8

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

perlu diadakan penelitian untuk mengetahui peranan modifikas alat bantu visual

terhadap hasil belajar keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.

Penulis tertarik mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Penerapan

Modifikasi Alat Bantu Visual Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Penjaga

Gawang Pada Permainan Sepakbola”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang

signifikan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga

gawang pada permainan sepakbola?”

C.Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah diatas penulis menjabarkan bentuk tujuan

yang akan dicapai. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah terdapat

pengaruh yang signifikan modifikasi alat bantu visual terhadap hasil pembelajaran

keterampilan penjaga gawang pada permainan sepakbola.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan

(19)

9

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

1. Secara teoritis: Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti dalam

memperoleh wawasan dan pemahaman untuk mengetahui manfaat alat

bantu visual terhadap hasil pembelajaran sepakbola.

2. Secara praktis: Dapat digunakan sebagai bahan perkembangan dalam

menerapkan alat bantu visual terhadap hasil pembelajaran sepakbola.

E.Batasan Penelitian

1. Keterampilan yang diteliti berupa kecepatan reaksi penjaga gawang dalam

menangkap bola dalam permainan sepak bola.

2. Penelitian dilakukan di Sekolah Sepakbola Bandung

3. Populasi dan sampel yang digunakan adalah anggota Sekolah Sepakbola

PSBUM FPOK Bandung khususnya penjaga gawang.

F. Penjelasan Istilah

Agar tidak terdapat kesalah pahaman dan menghindari penafsiran yang

salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai

istilah-istilah yang penting. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini di

antaranya:

1. Pengertian modifikasi menurut Suherman (1999:1) yaitu esensi modifikasi

adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran

dengan cara meruntutkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial

(20)

10

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

2. Alat bantu Visual Menurut Sudjana dan Rivai (1992 : 57) bahwa alat bantu

visual itu adalah, “Alat Bantu visual dalam konsep pengajaran visual

adalah setiap gambar, model, benda atau alat-alat lain yang memberikan

pengajaran visual yang nyata kepada siswa.”

3. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir

seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga

gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan

hukumannya.(Sucipto dkk, 2000:7).

4. Penjaga gawang merupakan pertahanan yang paling akhir dalam

permainan sepak bola. (Sucipto dkk, 2000:38).

5. Keterampilan adalah penguasaan tugas gerak khusus yang diukur

berdasarkan skor, ketepatan, kecepatan dan frekwensi melaksanakan

dalam bataswaktu tertentu. (http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/html)

6. Hasil belajar atau prestasi belajar. Suherman (1999 : 20) adalah, “Sebagai

hasil dari proses interaksi belajar mengajar yang dipengaruhi oleh faktor

(21)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat

membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Menurt Arikunto (1997:151) yaitu: ”Metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitian.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Sugiyono (2009:107) yang dimaksud dengan metode penelitian

eksperimen adalah, “Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.” Sedangkan Arikunto(2002:207) menjelaskan sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk

menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya

pengaruh modifikasi alat visual terhadap keterampilan penjaga gawang pada

(22)

41

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Menurut

Sugiyono (2009:80) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.”

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah sekolah sepakbola PSBUM

FPOK Bandung.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2009:118) adalah “Bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk

menentukan sampel adalah dengan sampling purposive yang didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi di lapangan, sehingga

pengumpulan data akan lebih mudah. Sugiyono (2009:124) menyatakan, bahwa

“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.” Arikunto (2002 :131) mengatakan, bahwa “Jika kita hanya akan

meneliti sebagian dari populasi maka peneliti tersebut disebut sampel.” Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa laki-laki di sekolah sepakbola

PSBUM FPOK Bandung.

C. DesainPenelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan

(23)

42

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Mengenai desain penelitian, Nasution mengatakan (2004:40), bahwa “Desain

penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”

Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian

serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam

penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Desain, menurut Sugiyono

(2009:110) dapat digambarkan sebagai berikut :

X1 Y1 X1Y1

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Pretest-Posttest

Control Group Desain maka hanya terdiri dari satu kelompok eksperimen dan

satu kelompok kontrol. Dalam penelitian yang menggunakan Pretest-Posttest

Control Group Desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui kemapuan awal

siswa kemudian diberi perlakuan atau treatmen, setelah diberi perlakuan

selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan

pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan

(24)

43

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang

dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dalam

penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian sebagai berikut.

Populasi

Sampel

Tes Awal

Tes Akhir

Analisis data

Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian Tretment/Perlakuandengan

Menggunakan Media Visual (Kelompok Eksperimen)

Nontretment/Perlakuantanpa menggunakan Media Visual

(Kelompok Kontrol)

(25)

44

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013 D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian

diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126)

menjelaskan bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan

metode. ”Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana

yang dijelaskan oleh Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang

dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar

siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada

akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh

hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan reaksi penjaga gawang yang akan

dilakukan peneliti. Adapun uraiannya adalah sebagaiberikut:

1. Tujuan tes : Mengukur kecepatan reaksi penjaga gawang saat menangkap bola

2. Petunjuk : Test berada di gawang dengan posisi siap untuk menangkap

bola. Test diberi kesempatan melakukan tangkapan selama 5 kali.

3. Skor : Skor yang diperoleh dari penilaian ini adalah dilihat dari

Kecepatan melakukan gerakan menangkap bola.

Untuk lebih jelasnya format penilaian kecepatan reaksi menangkap bola

(26)

45

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Tabel 3.1 FORMAT PENILAIAN KECEPATAN REAKSI PENJAGA GAWANG

No Nama

Aspek yang dinilai (skor)

Ket Sikap awal Menangkap

bola

Waktu

E. TeknikPengumpulan Data

1. Tes Reaksi Penjaga Gawang

Tes reaksi dilakukan untuk mengetahui tingkat reaksi seorang penjaga

gawang dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini sangat diperlukan dalam

pengembangan prestasi. Karena penjaga gawang banyak menghadapi berbagai

situasi dalam menangkap bola. Tes visual ini menggunakan alat indra mata yaitu

dengan melihat cahaya pada lampu yang digunakan oleh peneliti. Pada lampu ini

terdapat dua warna merah, dan biru.

Adapun tata cara untuk pengambilan data dalam tes reaksi penjaga gawang

adalah sebagai berikut :

a. Alat on.

b. Posisi berdiripada alas tumpu yang tersedia dengan keadaan santai tidak

terlalu tegang.

(27)

46

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

d. Ketika lampu menyala, penjaga gawang secepatnya melakukan reaksi

dengan membuka kedua kaki atau mengeluarkan kedua kaki dari alas

tumpu tadi untuk menangkap bola.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk

melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus

dari Sujana (2002:67) sebagai berikut:

̅

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

̅ = Skor rata-rata yang dicari = Nilai data

∑ = Jumlah

= Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari (Nurhasan, 2008:36)

(28)

47

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013 Keterangan:

S = Simpangan baku

X1 = Skor yang dicapai seseorang X = Nilai rata-rata

n = Banyaknya jumlah orang

3. Uji normalitas

Dalam pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui penyebaran

dari distribusi data, apakah menyebarnya secara normal atau tidak. Uji normalitas

pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors.Uji ini

dilakukan mengingat sampel yang ada dalam kelompok yang kecil yaitu 20 orang.

Adapun langkah-langkahnya adalah:

a. Menyusun data dari hasil yang paling kecil sampai yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan rumus:

Z =

̅ (Nurhasan, 2008 : 118)

Menghitung nilai peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan

ketentuan, jika nilai Z negatif, maka Fzi = 0,5 – luas daerah distribusi Z

pada tabel. (Nurhasan, 2008 : 118)

c. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi

dengan jumlah sampel

d. Hitung selisih F (zi) – S (zi)

e. Ambil harga mutlak yang paling besar dan beri simbol Lo

Lihat table Nilai Kritis L untuk uji Liliefors untuk n = 30 dan α – 0,05

(29)

48

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Bandingkan nilai L dengan Lo, criteria penerimaan, jika terima Ho

untuk Lo < Lα = normal, sedangkan tolak Ho jika Lo > Lα = tidak

normal. (Nurhasan, 2008: 119)

4. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t

dengan rumus dari Arikunto (2002:306) sebagai berikut:

t =

Sebelum uji t dicari variansi gabungan, melalui rumus sebagai berikut :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

= Nilai yang dicari Sgab = Simpangan baku gabungan

= Jumlah sampel kelompok 1

= Jumlah sampel kelompok 2

̅̅̅ = Rata – rata kelompok 1

̅̅̅ = Rata – rata kelompok 2

= Variansi kempok 1

= Variansi kempok 2

Untuk uji kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika . Untuk harga lainnya ditolak, distribusi dengan tingkat kepercayaan 0,05

(30)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada BAB IV,

tentang penerapan alat bantu visual terhadap hasil belajar keterampilan penjaga

gawang pada permainan sepakbola, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa alat bantu visual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

keterampilan menangkap bola dalam pembelajaran sepakbola khususnya penjaga

gawang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran penulis setelah menyelesaikan

penelitian ini adalah sebaiknya menggunakan media alat bantu visual pada saat proses

pembelajaran penjaga gawang dalam permainan sepakbola, karena berdasarkan

penelitian penulis pembelajaran menggunakan media alat bantu visual memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar penjaga gawang dalam permainan

(31)

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta

________________ (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Berliana. dkk. (2008). Modul Belajar dan Pembelajaran dalam Pelatihan

Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Daryanto, 1993. Media Visual untuk Pengajaran Teknik. Tarsito Bandung

Hamalik. Oemar. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tanbak Kusuma.

Husdarta, M Saputra, Yudha. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Kemp dan Dayton. (1985:28). dalam kutipan Arsyad (2002) Media Pembelajaran.

Jakarta: PT Raja Garfindo Perasada

Nurhasan dan Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahraga. Bandung: FPOK UPI

Rusyan dan Daryani. (1993) dalam kutipan Setijadi (1997) Definisi Teknologi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Subana dan Ending. (1997).Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perasada

(32)

65

I Dewa Gde Doni Setiana, 2013

Sudjana. (2004). Hasil Belajar [Online]. Tersedia Dalam Website

http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03/ pengertian- definisi-hasil-belajar.html

Sudjana dan Rivai. (1992). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perasada

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta

Webster. (1983). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Garfindo Perasada

http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html

http://ihankseven.blogspot.com/2011/09/cara-menangkap-bola-di-udara.html

http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/12/modifikasi-pembelajaran-pendidikan.html

http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/html

Gambar

Gambar
Grafik
Tabel 3.1 FORMAT PENILAIAN KECEPATAN REAKSI PENJAGA       GAWANG

Referensi

Dokumen terkait

Jika penyelesaian dari submasalah pemrograman kuadratik dengan kendala persamaan dalam himpunan kerja adalah layak untuk masalah pemrograman kuadratik semula dan

Dave Brubeck yang diaransemen ulang oleh Al Jarreau pada lagu Blue Rondo A la Turc. khususnya pada melodi vokal

4) WWW (World-Wide Web) atau diringkas Web merupakan bagian dari protokol bahasa HTTP yang paling populer dalam Internet. Sistem ini mula-mula dibangun oleh CERN, sebuah

(2) Kepercayaan bahwa kehidupan tanaman mulai dari penebaran benih sampai tumbuh dan dipanen mempunya.i siklus yang sama seperti halnya kehidupan manusia. Landasan

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu rnenetapkan Tugas Mengajar Dosen clan 'l'r-rgas Tel&lt;nisi Semester Gasal 2009 120 10.. Bahwa untuk keperluan dimaksud

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Hakim tidak mempertimbangkan Laporan Penelitian Kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan ………….…… 22. 3.2 Hakim memilih menjatuhkan pidana

Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran Semester Gasal 2010/2011, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu menetapkan Tugas Mengajar

batas-batas yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Perlindungan Anak terdapat batasan minimum dan batasan maksimum pada ancaman