PENGEMBAI{GAN
KARTR
PEGAWAI
F{EGERI
SIPIL
(STUDI
KASUS
SEKRETARLATT
nAnnan
KABUPATnN
PDSTSTR
SELATAT{)
TESIS
Olch
:
LOI-,I
NOFITA
06206071
PROGRAM PASCASARJANA
PENGEMBAI\IGA}I
KARIR
PEGAWAI NEGERI SIPIL
(STI]DI
KASUS
SEKRETARIAT
DAERAII
KABUPATI
,N PES,ISIR,SELATAI9
'
'
iotSi:Ll{
fonla
; '(Dibawah
bimbingan;.
rt"*;r*au'a*
Dr. Nasfi Bachtiar)Pengembangan
sDM
menjadi
kebutuhan
dan langkah strategik
bagipemerintah daeratr. Substansi
penting
di
era otonomi
daerah adalah perubahanparadigma,
sikap,
nilai
dan perilaku
para
aparatur pemerintah.Mereka
harusberubah
dari
perilaku
terkotak-kotak
ke
perilaku
teamyyorhkepemimpinan yang demokratis dengan
SDM
yang mampu melayani masyarakat.Salah satu permasalahan internal
di
Kabupaten Pesisir Selatan adalah terbatasnyakemampuan
SDM aparahr
daerahdari
aspekkompetensi.
Berangkatdari
haltersebut penulis
mencoba mengangkat masalah pengembangankarir
pNs
di
Sekretariat Daeratr Kabupaten Pesisir Selatan. Adapuntujuan
dari penulisan tesisini
untuk
mengetahui pelaksanaan pengembangankarir
pegawainlgeri sipil
danmengetahui faktor-fak$or
yang
mempengaruhi pengembangankarir
pegawai di
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
Dalam tesis
ini
digunakan konsepteoritis
mengenai pengembangan karir.Pengembangan
karir disini
dalam
arti
luas
meliputi
penempatan,promosi
dandiklat.
Konsep faktor-falcor yang
mempengaruhi
pengembangankarir
yangmeliputi budaya organisasi dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif
sectangkanberdasarkan
jenisnya
termasukpenelitian
deskriptif.
Pengumpulan datadeigan
cara wawancara mendalam terhadap
informan
kunci
dan informan
pendukung.Ssdangkan
teknik
analisis data yang digunakan adalah analisa gap (kesenjangan)antara sistem pengembangan
karir
dengan peraturanyang
berlakudan
an*sis
deskriptif
dengan
mengembangkankategori-kategori
yang
terdiri
dari
hasil wawancara mendalam-{d
pu*
nmasumber dan informan pendukung.Dari
hasil penelitian, terlihat
jelas
bahwa
upaya
pengem6anganKarir
Pegawai
Negeri
Sipil
di
SekretariatDaerah Kabupaten Pesisir Selataq
yangmeliputi
penempatan,promosi
dan pendidikan dan pelatihanbelum
pp*toltyu
dilaksanakan dengan
baik.
Berbagai kelemahan masihterlihat
dalam manajemensumber
daya
apmatur
sehinggaupaya
pengembangankarir
pegawai
-l4uoi
semmpangan dan tidak jelas arah..
Rekomendasi
yang diusulkan
antaralain,
promosi
harus didasarkan ataskriteria
yangjelas
dan tansparan dan memperlalcukan setiap pegawai secaraadil
dalamarti
tidakpilih
kasih dan diskriminasi. Selainitu
dalam penempatan prinsipyang harus dipegang adalah the
right
manon
theright
placi.
pendidikan harusdiprioritaskan pada pendidikan
di
perguruantingg
dan
diklat teknis
denganpertimbangan
bahwa
kompetisi
di
masa depan berada pada tataran ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Melalui
diklat
teknis
pegawai akan memiliki
f"-ry9-*
teknis
yang
spesifik
yang
sangat berguna
untuk
meresponsBAB
I
PNNDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
sesuai
amanat undang-undangno. 43 tahun
1999 tentang kepegawaian,bahwa kelancaran penyelenggaraan fugas pemerintah dan pembangunan nasional
sangat terganfung pada kesempumaan aparatur negarul1rususnya pegawai negeri
sipil.
Karena
ifri,
dalam rangka
mencapaitujuan
pembangunannasional yakni
mewujudkan
masyarakat
madani
yang taat
hukum,
berperadaban modern,demokratis,
makmur,
adil,
dan bermoraltinggi
diperlukan pegawainegeri sipil
yang merupakan unsur
aparatur negara yang bertugas sebagaiabdi
masyarakatyang harus
menyelenggarakanpelayanan
secara
adil
dan
merata
kepadamasyarakat dengan
dilandasi
kesetiaan,
dan
ketaatan kepada Pancasila
danUndang-undang Dasar 1945.
Salah satu faktor
terpentrng
dalam
perencanaan sumberdaya aparaturadalah
pelaksanaan pengembangankarir,
berupa
penempatan,promosi
danpelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Ketidakpastian dalam pengembangan
karir
akan menimbulkan
hambatan terhadap
penyelenggaraanorganisasi
tersebut,misalnya: kurangnya atau rendahnya
produktivitas
pegawai, suasanakerja
yangtidak
harmonis, rendahnya prestasi danmotivasi
pegawai, hubungankerja
yangtidak
kondusif
antara pimpinan dengan bawahan, cara kerja yangtidak
efisien danefektif,
dan berbagai penyimpangan prosedur kerja.oleh
karenaitu
dalam rangkalangkah-langkah
kritis di
dalam keseluruhan proses pengembangan sumber dayamanusiaaparatff.
Dalam rangka
pengembangankarir
dan
penempatan
dalam
jabatan, seorangpemimpin
harus dapat
mengembangkanpotensi
optimal
bawahannya,serta secara tepat dan benar
menilai
kesiapan dan kemampuan bawahan, sehinggaproses pengangkatan
dan
penempatan
dalam jabatan stnrktural
betul-betulmenganut
merit
system,yaitu:
berdasarkan kecakapan, kemampuan atau keahliantertentu sesuai dengan tingkatan jabatannya.
Hal
ini
nampak padakondisi
padapemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dimana
belum
adanyakriteria
yang jelasuntuk
menenempatkanseorang
pegawai dalam jabatan
stnrkhral,
misalnyaberdasarkan
Peraturan Pemerintah
nomor
13 tahun 2002
tentang
perubahanPeraturan Pemerintah
nomor 100 tahun 2000
tentang
pengangkatan pegawainegeri
sipil
dalam
jabatanstruktural
bahwauntuk
menempatkan pegawai dalamjabatan
Eselon
fVb,
harus
memiliki
golongan terendahIIIb
dan
tertinggi IIIg,
sementara
di
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan masihditemui
adanyapegawai
yang memiliki
golongan
IIIa
sudahmemperoleh
jabatanEselon
tVb
padahal ada
pegawai
yang sudahmempunyai
golongan kepangkatanIIId
tetapibelum
mendapatkanjabatan.
Dalam hal
pendidikan,
syaratuntuk
memperolehjabatan
struktural
eselon
fVb,
minimal
pendikannya
S1 tetapi
rrrasih ditemuiadanyapegawai yang menduduki eselon
[Vb
masihmemiliki
iazah SMA, hal
ini
menjadi pertanyaan
bagi pegawai lainnya,
bagaimana standar yangjelas
untuk
menempatkan seorang pegawai dalam j abatan struktural.
Seiring dengan
hal
tersebut,pola
karir
bagi
aparatur pemerintah haruslahsyarat-syarat
rasional yang harus diraihnya
bila
ingin
meningkatkan
diri
kejabarat yang lebih
tinggi.
Syarat-syarat rasionalini
menjelaskan secararinci
targetyang harus dicapai oleh setiap pegawai sehingga apabila terjadi kenaikan pangkat
atau
jabatan yang lebih
tinggi tidak
adalagi
rasairi,
dengki
dancuriga
kepadapegawai
lain.
Demikian
juga
halnya dalam
pemberian kesempatan
dalammelanjutkan pendidikan ke
jenjang
yang lebihtinggi
dan dalammengikuti diklat,
ditemui bahwa pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan terutama tugas
belajar sering terjadi kesenjangan, contoh pegawai yang telah lama mengabdi dan
mempunyai
kinerja
dan kemampuan yang cukup bagus belum diberi kesempatanuntuk melanjutkan pendidikan, padahal pegawai baru yang masih calon pegawai
negeri
sipil
sudahdiberi
kesempatanuntuk
mengikuti
tugasbelajar. Demikian
juga
dalam
hal
pengiriman
pegawaiuntuk
mengikuti
pelatihan,belum
adanyaketentuan yang
jelas
yang
mengaturkriteria
bagaimanayang
digunakan untukmemutuskan pegawai
yang
akanmengikuti
pelatihan, nampaknyakondisi
yangada sering memperlihatkanbahwa pegawai yang
mengikuti diklat
adalah pegawaiyang
mempunyai
kedekatan dengan atasan,baik
karena hubungan kekerabatanmaupun loyalitas. Selain
itu
yang diutus mengikuti pelatihan adalah pegawai yangdulu
sudah pernahmengikuti
pelatihan yang sama, sehingga kesannyailmu
yangdiperoleh sewaktu pelatihan
tidak
ada manfaatnya bagi organisasi.Munculnya
penyimpangan dalam penempatan,promosi
dan pengirimanmengikuti pendidikan dan pelatihan
menimbulkan adanya
indikasi
kolusi,
nepotisme dan kedekatan dengan pimpinan.
Hal
ini
akan semakin memperburukdan
memperlemahcitra
pegawai negeri
sipil
di
daerah.Kalau kondisi
seperti4
menimbulkan dampak
yang negatif bagi
pembinaan dan
pengembangankarir
pegawai
negeri
sipil,
misalnya; terjadi
persainganyang kurang
sehat antarapegawai dengan pegawai lainnya, kurangnya atau
rendahnya produktivitas
pegawai serta rendahnya
motivasi
dan prestasikerja
pegawai karena tidakjelasanjalur
karir.
I{al ini
sangat bertentangan denganprinsip
pembinaan dan manajemenpegawai negeri
sipil
secara afurannya.Dalam
lingkungan pemerintah Kabupatenpesisk
Selatan sudoh dibentukforum Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) yang berfungsi
untuk
tnenjaminkualitas
danobyektifitas
dalam pangangkatan, pemindahan danpemberhentian
PNS dalam dan dari jabatan struktural
eselon
II
ke
bawah.Baperjakat mempunyai tugas
pokok
memberikan pertimbangan kepada pejabatpembina kepegawaian daerah kabupaten
dalam
pengangkatar; pemindahan danpemberhentian
dalam
dandari
jabatanstruktural
eselonII
ke
bawah, selairritu
bertugas
pula
memberikan pertimbangan kepada pejabat yang berwenang dalampemberian
kenaikan pangkat
bagi
yang
menduduki
jabatan
struktural, menunjuk&an prestasikerja
luar biasa baiknya, menemukan penemuan baru yangbermanfaat
bagi
negara dan pertimbangan perpanjangan batas usia pensiun pNSyang menduduki jabatan struktural eselon
II.
Namun
bagaimanakinerja
Baperjakat
tersebut,
apakahsudah
sesuaidengan
ketentuan
yang berlaku dan
bagaimana mekanisrneforum
Baperjakatdalam mengambil keputusan baik untuk penempatan pegawai, pemberian promosi
berupa kenaikan pangkat dan promosi
jabatan,
maupun pemberian kesempatanpenelitian
terhadap "PengembanganKarir
pegawai
Negeri
Sipil
(Studi
KasusS ekretari at Daerah Kabupaten Pesisir S elatan)".
1.2.
Perumusan Masalah
Sistem
pembinaankarir
yang
baik
dalam
arti
tepat guna,
transparan,terarah dan terencana serta dilaksanakan dengan konsisten dan konsekuen adalah
salah
satu
ciri
organisasi
yang
sehat,
karena akan
menumbuhkembangkansemangat
kerja
yangtinggi
dan tanggungjawab
yang besar dari seluruh pegawai.Namun sebaliknya,
bila tidak
ada sistem pembinaankarir
sebagaimana dimaksud,atau
secara
formal
ada tetapi
tidak
dilaksanakan dengan
baik, akan
dapatmenimbulkan kekecewaan
pegawai,
yang pada akhirnya dapat
menurunkandisiplin,
semangat, prestasi dan produktivitas kerja pegawai.Untuk
mendapatkan aparatur yang berkualitas danmemiliki
kemampuanyang
sesuai denganbidang
tugasnya,serta dalam
pengembangankarirnya
kedepan,
maka
perlu
strategi
dan
sistem
unhrk
mengembangkankarir
pegawainegeri
sipil
yang tepat. Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam mencapaikondisi demikian, namun belum teridentifikasi
dengan
baik
sehingga
solusipemecahan masalah pun
tidak
efektif.
Penelitianini
difokuskan unhrk menjawabpertanyaan
berikut
:1.
Bagaimana sistem pengembangankarir
pegawai negerisipil di
sei<retariatdaerah Kabupaten Pesisir Selatan.
2.
Faktor-faktot
apa saja yang
mempengaruhi sistem pengembangankarir
BAB
VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan.
Hasil
analisis tentang pelaksanaan pengembangankarir
pegawai negerisipil
dengan
indikator
penempatan,promosi
dan pendidikan dan pelatihan (diklat),
sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa dalam
pengembangan
karir
pegawai
negeri
sipil
yang dilakukan
Sekretariat DaerahKabupaten
Pesisir
Selatan
belum
sepenuhnya terlaksana denganbaik
sesuaidengan
ketentuan
yang
ada.Dalam
arti
terjadi bias
atau
kesenjangan padaberbagai praktek-praktek dalam pengembangan
karir
sehingga hrjuanakhir untuk
meningkatkan kualitas pegawai sebagai upaya memenuhi
visi
danmisi
sekretariatdaerah Kabupaten Pesisir Selatan belum tercapai secara optimal.
Dari
hasil analisayang dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut
:1.
Telahterjadi
kekurangan dalam pendistribusi pegawaidi
semua bagian yangada, penempatan belum sepenuhnya sesuai dengan latar belakang pendidikan,
Kondisi
seperti
ini
menyebabkan pekerjaankurang
mencapaihasil
yangoptimal
dan
kurang mendukung dalam
pelaksanaan tugasdan
pekerjaan.Ketimpangan
ini
terjadi
karena
penempatan
pegawai
lebih
ditentukankemauan pejabat
tingkat
atas tanpa memperhatikan kemampuan pegawai dankebutuhan organisasi.
2.
Promosi, seperti penentuan jabatan belum sepenuhnya didasarkan padafaktor
kemampuan,
prestasi
kerja dan
pengalamankerja
(senioritas). Penentuanjabatan
lebih
banyak dipengaruhi olehfaktor
pendekatanuntuk
kepentingan103
disebabkan pada
program promosi
yangtidak
terencana denganbaik,
yangmenimbulkan ketidakadilan bagi pegawai yang lain.
3.
Sekretariat daerahlebih
memprioritaskandiklat
perjenjanganlkepemimpinandaripada
diklat
teknis. Kondisi
ini
kurang
menguntungkankarena
diklat
perj enjangan lebih mengutamakan aspek pemenuhan persyaratan administrasi
untuk
menduduki
jabatan
daripada
peningkatan kemampuan
danpengetahuan. Rekrutmen
untuk
pesertadiklat
juga belum memiliki
kriteria
yang
jelas
dan
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sehingga pelaksanaandiklat
belum
sepenuhnya didasarkan pada suatu perencanaan atau programyang
jelas.
Jikakondisi
ini
tidak
segera dibenahi makasulit bagi
sekretariatdaerah membangun team
work
dengan berbasis berbagaidisiplin ilmu.
Bias
atau
subjektivitas
pada
proses
pengembangan
karir
aparaturSekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan tersebut
dipicu
oleh beberapafaktor
penghambat
yaitu
:1
Budaya organisasiBerdasarkan
uraian dan
hasil
pembahasanpada
bab
sebelumnya, dapatdisimpulkan
bahwa budaya organisasikurang
mendukung pengembangankarir
PNS
di
Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir
Selatan,
seperti
budayamendahulukan
kerabat
dan
pendekatan/loyalitas
yang
berlebihan
sehinggaberpengaruh
terhadap
sikap dan perilaku pimpinan yang
berwenang
dalammenentukan
penempatan,promosi, pendidikan
dan
pelatihan
serta
bentukpengembangan
karir
pegawai lainnya.106
DAFTAR
PUSTAKA
Flippo,
L.
1994.Karir
dalam organisasi (ferjemahan
susanto Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.Budidharmo).
Glueck,
w.F.
t9&6. Personnel:
A
Diagnastic Appraach. Texas:
BussinessPublishing Inc.
H.
Hadari
Nawawi,
1998,
"
Metode Penelitian
Bidong sosial
"
yogyakarta, Gadjah MadaUniversity
Press.Hariandja, 2002,
"
MSDM
: Pengadaan, pengembangan, pengkompensasian, danP eningkatan Pr oduktivias P e gaw
ai",
Grasindo, Jakarta.Hasibuan,
Malayu,
sP,
1999,"
ManajemenDesar,
pengertian
dan
Masalah,,,CV.
Haji
Masagung, Jakarta.Handoko,
T.H.
1996 Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Edtsi 2).BPFE, Yogyakarta.
Hesel
Nogi rangkilisan,
2003, o'Konsep,Teori
danpraktek MSDM
BerdasarkanKonsep
Bernardin
dqn
Rusel
:Manajemen sumber
Daya
ManusiaBirokrasi
Publik",
Lukman Offset danypApl,
yogyakarta.Hidayat,
A.
(2001).
Manajemen
Karir
dan
pengembangannya. www.
sumbawa.tripod. com/artimanakarir.
html.
Hodge BJ,
Anthony
william,
and P. GallesLM,
1996,'oorganizationatrheory
Astrategic Approach", Prentice-Hall
International
Inc,
Encwood
cliffs
New Jersey.
Max
weber,2002,
Dalam
Miftah
Thoha*perilaku
organisosi,
KonsepDasar
dan
Aplikasinya
", PT. Raja Grafindo persada lakarta.Manurung,
R.
1989. RencanaKarir
untuk Karyawan.
Majalah
Manajemen.
65,66-71,6 Agustus 1989.
Martoyo,
susilo,
2000, Manajemen sumber Daya Manusia, BPFE, yogyakarta.hdoleong,
Lexy J,
2000,
"
Metodologi penelitian Kuaritatlf
",
pr.
RemajaRosdakarya, Bandung.
Musanef
1996.
"
Manajemen kepegawqiandi
Indonesia",
pr.
Toko
GunungAgung,
Jakarta.