• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA PELATIHAN KETERAMPILAN TUNE-UP SEPEDA MOTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA PELATIHAN KETERAMPILAN TUNE-UP SEPEDA MOTOR."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Paulus Robert Fonataba (2014). Implementasi Metode Demonstrasi pada Pelatihan Keterampilan Tune-up Sepeda Motor

Penelitian ini didasari pada persepsi penulis tentang keadaan dunia otomotif di daerah Papua yang masih kurang, keadaan ini ditandai dengan masih jarangnya keberadaan bengkel-bengkel otomotif, baik pada segmen kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua. Keadaan diatas dirasa berbanding lurus dengan keadaan sumber daya manusia dan lembaga pendidikan yang menunjang kecakapan pada bidang otomotif yang masih terbatas khususnya pada penguasaan teknik sepeda motor. Penulisan skripsi ini juga secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan hasil dari implementasi metode demonstrasi pada pelatihan

tune-up sepeda motor pada mahasiswa Papua. Adapun secara khusus yaitu untuk

mendeskripsikan kemampuan mahasiswa tiap fase dalam pelatihan keterampilan tune-up sepeda motor dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian subjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR), dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes kinerja (perfomance test). Analisis data pada penelitian ini harus dilakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode demontrasi pada pelatihan keterampilan tune-up sepeda motor sangat sesuai.

(2)

ABSTRACT

Paulus Robert Fonataba (2014). Implementasi Metode Demonstrasi pada Pelatihan Keterampilan Tune-up Sepeda Motor

This study is based on the author's perception of the state of the automotive world in the Papua region is still lacking, this state is characterized by infrequent presence automotive workshops, both in the segment of four-wheeled motor vehicle or motorcycle. Above circumstances is considered directly proportional to the state of human resources and skills that support educational institutions in the automotive field are still limited, especially on a motorcycle mastery of technique. This thesis also generally aims to describe the results of implementation of the method demonstration on training bike tune-ups on Papuan students. As for specifically the student's ability to describe each phase in skills training bike tune-ups, using the demonstration. The research method used was a single-subject research method known as single subject research (SSR), with data collection techniques using test performance (perfomance test). Analysis of the data in this study should be done 3 things: the creation of graphs, descriptive statistical analysis and visual analysis. Step analysis was conducted on the analysis of the conditions and inter-state analysis, it can be concluded that the use of a method demonstration on skills training bike tune-ups fits.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHA

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR. ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakan Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 4

E. Maafaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar ... 6

B. Hasil Belajar ... 7

1. Pengertian Hasil Belajar ... 7

2. Klasifikasi Hasil Belajar ... 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 10

4. Metode Pembelajaran Demontrasi ... 11

5. Pengertian dan Manfaat Penelitian ... 19

6. Tune-up Sepeda Motor ... 23

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 29

C. Desain Penelitian ... 30

D. Instrumen penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

1. Analisis Dalam Kondisi ... 32

2. Analisis Antar Kondisi ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek ... 36

B. Hasil Penelitian Analisis Antar, Dalam Kondisi dan Waktu ... 42

C. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Panjang kondisi ... 32

3.2 Estimasi kecenderungan arah ... 32

4.1 Mahasiswa papua 1 ... 43

4.2 Mahasiswa papua 2 ... 43

4.3 Panjang kondisi ... 45

4.4 Kecenderungan arah baseline mahasiswa papua 1 ... 47

4.5 Kecenderungan arah baseline mahasiswa papua 2 ... 47

4.6 Kecenderungan stabilitas dalam kondisi desain A-B papua 1 ... 52

4.7 Kecenderungan stabilitas dalam kondisi desain A-B papua 2 ... 52

4.8 Jejak data mahasiswa papua 1 ... 53

4.9 Jejak data mahasiswa papua 2 ... 53

4.10 Level stabilitas dan rentang mahasiswa papua 1... 53

4.11 Level stabilitas dan rentang mahasiswa papua 2 ... 53

4.12 Level perubahan mahasiswa papua 1 ... 54

4.13 Level perubahan mahasiswa papua 2 ... 54

4.14 Hasil analisis dalam kondisi mahasiswa papua 1 ... 54

4. 15 Hasil analisis dalam kondisi mahasiswa papua 2 ... 55

4.16 Data jumlah variabel pada mahasiswa papua 1 dan 2 ... 55

4.17 Perubahan kecederungan mahasiswa papua 1dan 2 ... 56

4.18 Perubahan kecenderungan stabilitas mahasiswa papua 1 ... 56

4.19 Perubahan kecenderungan stabilitas mahasiswa papua 2 ... 57

4.20 Perubahan level data stabilitas mahasiswa papua 1 ... 57

4.21 Perubahan level data stabilitas mahasiswa papua 2 ... 57

4.22 Data Overlap mahasiswa papua 1 ... 59

4.23 Data Overlap mahasiswa papua 2 ... 59

4.24 Rangkuman analisis data antar kondisi mahasiswa papua 1 ... 59

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Karangka pemikiran ... 26

3.1 Desain A-B ... 31

4.1 Penjelasan tentang karburator dan busi ... 37

4.2 Proses melepas saringan udara . 38 4.3 Proses pembongkaran karburator dari intake manifold ... 39

4.4 Melepas 2 buah baut pelampung ... 39

4.5 Melepas penutup pelampung ... 39

4.6 Melepas pelampung melepas main jet dan pilot jet ... 40

4.7 Melepas busi ... 40

4.8 Kondisi busi ... 40

4.9 Membersihkan busi ... 41

4.10 Mengukur calah busi ... 41

4.11 Memasang busi ... 41

4.12 Memasang kabel busi ... 41

4.13Menghidupkan sepeda motor ... 42

4.14 Memeriksaan dan membersihkan ... 36

4.27 Melepas kabel busi ... 40

4.28 Melepas busi ... 41

4.29 Membersihkan busi ... 41

4.30 Mengukur celah busi ... 41

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Kemampuan latihan keterampilan ... 43

4.2 Nilai rata-rata keterampilan ... 44

4.3 kecenderungan arah kondisi papua 1 ... 46

4.4 Kecenderungan arah kondisi papua 2 ... 46

4.5 Level stabilitas papua 1 ... 48

4.6 Level stabilitas papua 2 ... 49

4.7 Trend stabilitas fase baseline (A) ... 50

4.8 Trend stabilitas fase baseline (B) ... 51

4.9 Overlap kondisi papua 1... 58

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa UPI yang berasal dari Provinsi Papua Barat pada pelatihan keterampilan tune-up sepeda motor dengan menggunakan metode demonstrasi. Di bawah ini merupakan data mahasiswa yang menjadi subjek penelitian:

a. Peserta pendidikan latihan 1

Nama : SP

Tempat, Tgl. Lahir : Kapuas, 06 april 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Klasafet 1 Blok B, Wariyau

Jurusan : PJKR angkatan 2009

b. Peserta pendidikan latihan 2

Nama : MM

Tempat, Tgl. Lahir : Sorong, 20 Mei 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Macan tutul, Doom

Jurusan : Pendidikan Biologi angkatan 2009

(9)

29

a) Variabel Bebas (Intervensi)

Penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran berbasis kontekstual. Pembelajaran ini memungkinkan mahasiswa untuk menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke kehidupan nyata setelah mahasiswa tersebut telah lulus sekolah. Pembelajaran ini menggunakan sistem latihan secara langsung.

b) Variabel Terikat (Target behaviour)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono (2009, hlm. 61). Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target behaviour. Target behaviour merupakan perilaku yang diharapkan dapat berubah setelah adanya intervensi Juang, S (2006, hlm. 12). Penelitian ini yang menjadi target behaviour adalah kemampuan mahasiswa dalam pelatihan keterampilan tune-up sepeda motor dengan menggunakan metode demonstrasi.

B.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian subjek tunggal. Metode penelitian subjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR) menurut Sunanto (2005, hlm. 56) yaitu “suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh dan perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu”. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behaviour dilakukan

pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target

behaviour diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek

tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase intervensi. Sunanto,J (2005, hlm. 56)

(10)

30

C.Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain A-B.Desain A-B merupakan desain dasar dari penelitian eksperimen subyek tunggal. Prosedur disain ini disusun atas dasar apa yang disebut dengan logika baseline (baseline logic). Logika baseline menunjukkan suatu pengulangan pengukuran perilaku atau target behavior pada sekurang-kurangnya dua kondisi yaitu kondisi baseline (A) dan kondisi intervensi (B). Menurut Sunanto, J (2005, hlm. 56). Desain A-B ini tidak ada replikasi (pengulangan) pengukuran dimana fase baseline (A) dan intervensi (B) masing-masing dilakukan hanya sekali untuk subjek yang sama. Desain A-B ini tidak menjamin adanya perubahan pada target behavior.

Penelitian subjek tunggal untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A-B, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Mendefinisikan target behaviour sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat.

2. Melaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisi baseline (A) secara skurang-kurangnya 3 atau 5 kali ( atau sampai trend dan level data diketahui secara jelas).

3. Memberikan intervensi setelah kondisi baseline stabil.

4. Melakukan pengukuran target behavior pada kondisi intervensi (B) secara kontinyu selama periode waktu tertentu sampai trend dan level data menjadi stabil

(11)

31

Gambar 3.1 Desain A-B Sumber: Sunanto, J (2005, hlm. 55)

D.Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010, hlm. 147) menjelaskan instrumen penelitian sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang keahlian

tune-up sepeda motor. Format instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini terlampir

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan tes kinerja (perfomance test). Tes kinerja adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang ajan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil yang didemonstrasikan. Stigints dalam Arifin Z (2013, hlm. 149).

Manfaat performance test adalah untuk mengetahui atau memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi pertimbangan untuk praktik selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

(12)

32

variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi”.

Analisis data pada penelitian desain subyek tunggal harus melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis Dalam Kondisi

Analisis dalam kondisi yang akan dianalisis meliputi: a. Panjang Kondisi

[image:12.595.153.490.500.755.2]

Penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukkan ada berapa fase dalam kondisi tersebut. Selanjutnya di buat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1 Panjang Kondisi

KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B)

Panjang Kondisi

b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope)

Kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Sunanto, J (2005:98) menyatakan: "Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, dan (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan

intervensi". Seperti dalam sebuah tabel seperti berikut:

Tabel 3.2

Estimasi Kecenderungan Arah

KONDISI BASELINE (A)

Estimasi Kecenderungan Arah

[image:12.595.164.447.619.752.2]
(13)

33

Mendatar

Menurun

Sunanto, J (2005, hlm. 96) menyebutkan bahwa “Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-middle". Penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split Middle). Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan

median data point nilai ordinatnya. Sunanto, J (2005, hlm. 108)

mengatakan ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya: 1) Membagi data pada fase baseline menjadi dua bagian,

2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap l, dibagi menjadi dua bagian, 3) Tentukan posisi median dari masing-masing bagian,

4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu, antara bagian kanan dan bagian kiri.

c. Kecenderungan Stabilitas

(14)

34

Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara

menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. Adapun langkah penentuan Kecenderengun stabilitas menurut Sunanto, J (2005, hlm. 115) diantaranya:

1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas

2) Menentukan Mean Level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data.

3) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas Atas = Mean Level + (0,5.Rentang Stabilitas) 4) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas bawah = Mean Level - (0,5.Rentang Stabilitas)

5) Menghitung Persentase Stabilitas (PS) dengan rumus BR Keterangan: PS =

BP BR

100% PS = Persentase Stabilitas

BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

d. Jejak Data

Menentukan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Level menunjukkan pada besar kecilnya data yang berada pada skala ordinat (sumbu Y). Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas.

f. Level Perubahan (Level Change)

Tingkat perubahan menunjukkan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara:

1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam kondisi.

2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil.

2. Analisis Antar Kondisi

(15)

35

a. Jumlah Variabel yang Diubah

Jumlah variabel yang diubah adalah jumlah variabel yang diberikan kepada peserta didik.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecenderungan arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase baseline maupun intervensi.

c. Perubahan Stabilitas

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat kecenderungan stabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase baseline maupun intervensi.

d. Perubahan Level

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi

intervensi kemudian dihitung selisih keduanya.

e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara:

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.

Gambar

Gambar 3.1 Desain A-B Sumber: Sunanto, J (2005, hlm. 55)
Tabel 3.1 Panjang Kondisi

Referensi

Dokumen terkait

Low concentration of kefir apparently modulate immune system of healthy person by shifting the immune response towards Th-2 cells through increasing level of

pada aplikasi ini adalah tersedianya fasilitas pencarian berkas buku elektronik, fasilitas informasi alamat e- mail administrator, download berkas buku elektronik

30 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hukum terhadap Notaris atas pengambilan dokumen yang berada dalam penyimpanan protokol Notaris dan pemanggilan Notaris untuk kepentingan

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIK SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.. U niversitas Pendidikan Indonesia |

3 Respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan para pegawai mampu dimengerti oleh para pegawai. 4 Bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu

Proses pelaksanaan pembelajaran tari jaipong pada siswa tunarungu tingkat SMALB dalam ekstrakurikuler seni tari SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ... Proses evaluasi kemampuan

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. KABUPATEN

As babies move into their toddler and preschool years, large-piece puzzles with pegs or knobs aid in the development of a child’s hand-eye coordination and problem solving