• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TENTANG PENDIRIAN BANGUNAN DI SEMPADAN SUNGAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TENTANG PENDIRIAN BANGUNAN DI SEMPADAN SUNGAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG PENDIRIAN BANGUNAN DI SEMPADAN SUNGAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

( Studi Deskriptif Di Daerah Babakan Surabaya, Kel. Babakan Sari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Andi Juandi NIM 1005567

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

( Studi Deskriptif Di Daerah Babakan Surabaya, Kel. Babakan Sari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung )

Oleh Andi Juandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

© Andi Juandi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

KAJIAN TENTANG PENDIRIAN BANGUNAN DI SEMPADAN SUNGAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

( Studi Deskriptif Di Daerah Babakan Surabaya, Kel. Babakan Sari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung )

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 19600515 198803 1 002

Pembimbing II

Drs. Djaenudin Harun, S.H., MS NIP. 13025664400

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

3.2

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

(5)

SUNGAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK ( Studi Deskriptif Di Daerah Babakan Surabaya, Kel. Babakan Sari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung )

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyalah gunaan lahan dipinggiran daerah aliran sungai oleh masyarakat, pinggiran sungai yang disebut dengan sempadan sungai banyak disalah gunakan oleh masyrakat, seperti membuat rumah, toko dan tempat usaha lainya. Maka salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan peraturan yang melarang mendirikan bangunan di Sempadan Sungai salah satunya yaitu Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3). Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesadaran hukum pemilik bangunan di sempadan sungai agar menjadi warga negara yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, serta pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan melalui beberapa tehnik diantaranya: observasi, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Tingkat kesadaran hukum yang rendah ditunjukan oleh pemilik bangunan hal itu tercermin dari pengetahuan, pemahaman, sikap, serta perilaku mendeskripsikan bahwa pendiri bangunan atau pemilik bangunan kurang memiliki kesadaran hukum. (2) Upaya dilakukan dalam meningkatkan kesadaran hukum pendiri bangunan dengan melalui sosialisasi produk hukum dan melakukan pendekatan kepada pemilik bangunan agar memahami larangan untuk mendirikan bangunan di Sempadan Sungai namun upaya tersebut masih menemui banyak halangan pasalnya pemilik bangunan masih bertahan di Sempadan Sungai tersebut. (3) Hambatan-hambatan ditemui oleh pihak pemerintah dalam meningkatkan kesadaran hukum pemilik bangunan di Sempadan Sungai. hambatan tersebut karena kesadaran hukum dan sikap mental pemilik bangunan tidak mengindahkan larangan mendirikan bangunan disempadan sungai meskipun telah dilakukan sosialisasi dan teguran namum masih saja pemilik bangunan bertahan di sempadan sungai. (4) Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kesadadaran hukum dilakukan dengan memberikan teguran kembali, lebih meningkatkan sosialisasi dan melakukan langkah preventif yaitu membuat taman di kawasan sempadan sungai tersebut dengan tujuan agar pemilik bangunan sadar bahwa lahan yang digunakan bukan untuk mendirikan bangunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemilik bangunan memiliki tingkat kesadaran hukum yang rendah hal ini tercermin meskipun sudah dilakukan berbagai upaya pemilik bangunan masih bertahan di sempadan sungai belum menunjukan perilaku warga negara yang baik, adapun rekomendasinya adalah peraturan akan berjalan dengan baik jika penegak hukum dan steakholder yang bersangkutan dapat menjalin koordinasi yang baik dalam menertibkan sehingga terwujud warga negara yang baik taat akan peraturan yang berlaku dan pihak yang mempunyai wewenang lebih persuasif lagi dalam mensosialisasikan peraturan yang berkaitan dengan larangan mendirikan bangunan di sempadan sungai.

(6)

Andi Juandi. 2015. STUDY ON THE ESTABLISHMENT OF BUILDINGS IN RIVER BORDER TO INCREASE PRUBLIC LAW AWARENESS IN ORDER TO BE A GOOD CITIZENS (A descriptive study in the Areas of Babakan Surabaya. Babakan Sari, Kiaracondong, Bandung City).

This research is motivated by the misuse outskirts of the river basin by the public, the riverside called the river border were often misused by the people, such as building houses, shops and other business establishments. Then one of the efforts made by the government was, issuing a regulations that prohibit buildings construction in the River Border as regulations that prohibit building construction in Border River, that is Bandung Regulation No. 03 Year 2005 On The Implementation of Order, Hygiene and Beauty (K3). The purpose of this study is to determine the legal awareness of the people who own the buildings in the river border in order to become a good citizen. The method used in this research is descriptive method, also the research approach used in this research is a qualitative approach. Data was collected through several techniques such as: observation, interviews, literature, study the documentation and field notes. The result of this study are : (1) a low level of legal awareness shown by the owner of the building, it was reflected by the knowledge, understanding, attitudes, and behaviors which indicate lack of legal awareness of the building owner. The efforts made in order to improve the legal awareness of the building owners through the socialization of laws and approaching the building owners in order to comprehend the ban on building construction in Border River the prohibition on building construction in Border River, but those efforts still encounter many obstacles because the owner of the building still persist staying in the river Border. The obstacles encountered by the government in order to improve law awareness of the building owners at the River Border. These obstacles appear because of the law awareness and mental attitude of the building owners who do not comply with the prohibition on building construction in the river border, although the goverment has done the socialization and a warning but still the building owners persist in the river border. Government efforts to overcome obstacles in order to improve awareness of the law is done by giving back a warning, improve the socialization and perform a preventive measures such as build a park at the river border region in order to make the building owners realize that the land can’t be used for building construction. Thus we can conclude that the owners of the building has a low level of law awareness which reflected, in spite of many efforts the goverment done, the building owners still persist in river border was not reflecting a good citizenship behaviour. As for the recommendation, the regulation will be going well if the law enforcement and concerned stakeholders establishing a good coordination to obey the law, thus it will make the poeple to obey the law and the authorities can be more persuasive in the sosialization of the regulation relating to the prohibition of establishing building on the river border.

(7)

Andi Juandi , 2015

ABSTRAK... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR BAGAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E.Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Tinjauan Mengenai Bangunan dan Sempadan Sungai... 10

1. Tinjauan Bangunan ... 10

2. Tinjauan Sempadan Sungai... 13

B.Tinjauan Mengenai Kesadaran Hukum ... 16

1. Pengertian Kesadaran ... 16

2. Pengertian Hukum... 18

a. Arti Hukum ... 18

b. Fungsi Hukum dan Tugas Hukum ... 21

c. Tujuan Hukum ... 23

3. Pengertian Kesadaran Hukum... 25

C.Tinjauan Mengenai Warga Negara Yang Baik... 31

1. Pengertian Warga Negara... 31

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara ... 34

3. Karakteristik Warga Negara Yang Baik ... 35

D.Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Hukum ...37

(8)

Andi Juandi , 2015

a. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) ... 39

b. Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill)... 42

c. Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian...50

1. Pendekatan Penelitin... 50

2. Metode Penelitian ... 51

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 52

1. Lokasi Penelitian ... 52

2. Subjek Penelitian ...52

C. Teknik Pengumpulan Data ... 53

1. Wawancara ... 53

2. Observasi ... 54

3. Studi Dokumentasi... 55

4. Studi Literatur ... 57

5. Catatan Lapangan ... 57

D. Penjelasan Istilah ... 58

1. Bangunan ... 58

2. Sempadan Sungai ... 58

3. Kesadaran Hukum ... 59

4. Warga Negara Yang Baik ... 60

E. Instrumen Penelitian... 60

F. Tahap- Tahap Penelitian ... 61

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 61

2. Tahap Perijinan ... 61

3. Tahap Penelitian... 62

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 63

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 63

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 65

2. Penyajian Data (Data Display) ... 65

3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) ... 66

H. Validasi Data... 66

1. Uji Kredibilitas ... 67

a. Perpanjangan Pengamatan... 67

b. Meningkatkan Ketekunan ... 68

c. Triangulasi ... 68

1) Triangulasi Sumber ... 69

(9)

Andi Juandi , 2015

e. Menggunakan Bahan Referensi ... 71

f. Mengadakan Membercheck... 71

2. Pengujian Tranferability... 72

3. Pengujian Defanability ... 72

4. Pengujian Confirmability ... 72

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...74

1. Lokasi Sempadan Sungai Cicadas, Kelurahan Babakansari, Kecamatan Kiaracondong...74

a. Gambaran Kecamatan Kiaracondong ...75

b. Gambaran Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung ...77

c. Gambaran Sempadan Sungai Cicadas, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung ...81

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...85

1. Hasil Observasi ...85

a. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai Ditinjau Dari Perspektif Warga Negara Yang Baik...86

b. Upaya dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai Ditinjau Dari Perpektif Warga Negara Yang Baik...88

c. Hambatan yang Dihadapi dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat Sungai Cicadas Kota Bandung ...89

d. Upaya Menagatasi Hambatan dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai ...89

2. Hasil Wawancara...91

a. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai Ditinjau Dari Perspektif Warga Negara Yang Baik...92

b. Upaya dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai Ditinjau Dari Perpektif Warga Negara Yang Baik...95

c. Hambatan yang Dihadapi dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat Sungai Cicadas Kota Bandung ...97

d. Upaya Menagatasi Hambatan dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai ...99

3. Hasil Studi Dokumentasi...100

4. Hasil Catatan Lapangan ...101

(10)

Andi Juandi , 2015

2. Upaya dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang

Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai Ditinjau Dari Perpektif Warga

Negara Yang Baik ...111

3. Hambatan yang Dihadapi dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat Sungai Cicadas Kota Bandung ...117

4. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat yang Mendirikan Bangunan di Sempadan Sungai ...121

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...132

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... ...137

A.Simpulan ... ....137

B.Rekomendasi...139

DAFTAR PUSTAKA ...142 LAMPIRAN

(11)

Andi Juandi , 2015

KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman, kemajuan teknologi serta pertumbuhan penduduk menimbulkan berbagai permasalahan sosial, terutama pesatnya perkembangan masyarakat diperkotaan ditandai dengan padatnya pemukiman warga. Permasalahan sosial tersebut menyangkut masalah keamanan, ketertiban, dan keindahan. Masalah keamanan yaitu tingginya angka kriminalitas diperkotaan yang semakin tinggi sebagai efek dari pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Permasalahan ketertiban di perkotaan besar terjadi dalam berbagai aspek misalkan dalam hal pemukiman warga, dewasa ini banyak pemukiman liar yang tumbuh diantaranya dibawah jalan layang dan dipinggir sungai hal ini menyebabkan keadaan menjadi tidak tertib karena menganggu kenyamanan, akibatnya banyak bangunan tersebut terkesan tidak rapi atau semrawut sehingga mengganggu keindahan.

(12)

rusak, seharusnya sempadan sungai tertata dan tidak ada satu bangunan pun yang berdiri agar aliran sungai tetap terpelihara.

Dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) dalam pasal 1 nomor 39 disebutkan; “Sungai adalah pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan “. Kemudian disebutkan larangan penggunaan sempadan sungai pada pasal 38 yaitu:

Dalam rangka mewujudkan ketertiban pada sempadan sungai dan saluran air di Daerah, setiap Orang, Badan Hukum dan/atau Perkumpulan, dilarang :

a. Mendirikan bangunan pengairan tanpa ijin untuk keperluan usaha; b. Melakukan pengusahaan sungai dan bangunan pengairan tanpa ijin; c. Mengubah aliran sungai, mendirikan, mengubah atau membongkar

bangunan- bangunan di dalam atau melintas sungai;

d. Mengambil dan menggunakan air sungai untuk keperluan usahanya yang bersifat komersial tanpa ijin;

e. Membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai;

f. Membuang/memasukkan limbah B3 atau zat kimia berbahaya pada sumber air yang mengalir atau tidak, seperti sungai, jaringan air kotor, saluran air minum, sumber mata air, kolam-kolam air minum dan sumber air bersih lainnya;

g. Membuang air besar (hajat besar) dan hajat kecil atau kecil dan memasukan kotoran lainnya pada sumber mata air, kolam air minum, sungai dan sumber air bersih lainnya;

h. Memelihara, menempatkan keramba-keramba ikan di saluran air dan sungai;

i. Mengambil atau memindahkan tutup got selokan saluran air lainnya kecuali oleh petugas untuk keperluan dinas;

j. Mempersempit, mengurug saluran air dan selokan dengan tanah atau benda lainnya sehingga mengganggu kelancaran arus air ke sungai.

(13)

Sungai Cicadas yang terletak di Bandung Timur memiliki peran yang sangat vital, karena berada di tengah perkotaan, sungai yang seharusnya dipelihara akan tetapi sangat ironis banyaknya sampah, air sungai yang bercampur dengan limbah dan bangunan di pinggiran sungai cicadas tersebut menambah kerusakan ekosistem daerah aliran sungai.

Salah satu permasalahan daerah aliran sungai biasa terjadi pada perkotaan besar yaitu permasalah bangunan dipinggir sungai, hal ini dapat terjadi karena lahan diperkotaan semakin hari semakin sempit sehingga masyarakat mendirikan bangunan di pinggir sungai, pemukiman di pinggir sungai sangat tidak sehat karena akan menimbul penyakit bagi masyarakat yang membangun bangunan di pinggir sungai, seperti yang sudah kita ketahui bahwa air sungai di perkotaan merupakan pembuangan air dari pemukiman warga dan limbah industri yang masuk kedalam sungai sehingga airnya dapat menimbulkan penyakit.

Dengan kondisi seperti ini, Pemerintahan Kota Bandung sebagai pembuat dan pelaksana regulasi perlu membuat aturan yang berkaitan dengan tata ruang kota agar pemukiman dapat dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan tata ruang kota. Agar permasalahan yang terjadi seperti mendirikan bangunan disempadan sungai yang menggangu kelestarian daerah aliran sungai, selain itu mendirikan bangunan di sempadan sungai merupakan perbuatan melanggar peraturan yang berlaku karena penggunaan sempadan sungai telah diatur dalam peraturan yang telah diatur oleh pemerintah. Hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai pasal 1 ayat (9) berbunyi “Garis sempadan adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai”.

(14)

Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul untuk kepentingan pengendali banjir, perlindungan badan tanggul dilakukan dengan larangan: a. menanam tanaman selain rumput

b. mendirikan bangunan; dan c. mengurangi dimensi tanggul.

Butir pasal tersebut menjadi landasan yuridis adanya larangan untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai, karena jika mendirikan bangunan disempadan sungai akan merusak ekosistem sungai dan merusak daerah aliran sungai sehingga menganggu kenyamanan dan ketertiban, artinya dalam membuat bangunan sebaiknya dibangun pada tempat yang memang diperuntukan untuk mendirikan bangunan masyarakat jangan mendirikan bangunan secara dengan mendirikan bangunan dilahan yang dilarang oleh pemerintah.

Dewasa ini terjadi di Kota Bandung, salah satu kota yang sedang berkembang ternyata banyak warga yang mendirikan bangunan di sempadan sungai, padahal telah ada larangan untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai, aturan tersebut tercantum dalam yaitu Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Pasal 120 pada ayat 1 dan 2, yaitu:

(1) Setiap orang atau badan dilarang :

a. menempatkan, mendirikan, baik secara keseluruhan atau sebagian bangunan di daerah sempadan sungai dengan jarak kurang dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini;

b. membuang sampah, limbah padat atau cair ke sumber air;

c. mendirikan bangunan untuk hunian atau kegiatan usaha di daerah sempadan sungai dan/atau di atas saluran/sungai.

(2) Pengecualian pemanfaan lahan di daerah sempadan sungai atau saluran adalah untuk kegiatan-kegiatan :

1. pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu-rambu pekerjaan;

2. pemasangan rentang kabel listrik, kabel telpon dan pipa air minum; 3. pemasangan tiang atau pondasi prasarana jalan atau jembatan baik

umum maupun kereta api;

4. penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi sungai;

(15)

Namun pada kenyataannya, masih terdapat pelanggaran yang terjadi yaitu pelanggaran mendirikan bangunan di sempadan sungai padahal peraturan atau regulasi yang mengatur tentang penggunaan sempadan telah jelas dan tegas melarang menggunakan sempadan sungai tidak sesuai dengan peruntukan.

Permasalahan ini didapat dari hasil studi pendahuluan yaitu mencari data dan fakta yang terjadi dilapangan melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung. Peneliti mendapatkan data yang menunjang dan semakin tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

Peneliti melakukan studi pendahuluan di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, yaitu melakukan wawancara kepada Bapak H. Endang Kuswanda selaku Kasi Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, beliau menjelaskan pelanggaran mendirikan bangunan di sempadan sungai semakin marak hal ini dikarenakan beberapa faktor yakni terbatasnya lahan yang ada di kota bandung dan tingginya nilai tanah dikota bandung membuat masyarakat membangun bangunan di lahan yang dilarang oleh pemerintah yaitu di sempadan sungai, kemudian kurangnya pemahaman tentang peraturan larangan untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai. faktor ekonomi yang mendorong untuk masyarakat mendirikan bangunan untuk kebutuhan menjual barang dan jasa, lahan yang bebas milik pemerintahan sehingga dengan tidak meminta izin untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai.

Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan pemilik salah satu pemilik bangunan di sempadan sungai, ibu T menjelaskan bahwa beliau tahu larangan mendirikan bangunan di sempadan namun karena faktor ekonomi beliau membangun warung disempadan sungai.

(16)

Mengingat masih banyaknya pelanggaran yang terjadi, oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran hukum masyarakat khusunya mereka yang membuat bangunan di sempadan sungai. berdasarkan latar bealakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Kajian Tentang Pendirian Bangunan di Sempadan Sungai dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat agar Menjadi Warga Negara yang Baik” (Studi Deskriptif di Daerah Babakan Surabaya Kel. Babakan Sari Kec. Kiaracondong Kota Bandung)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di sempadan sungai ditinjau dari perspektif warga negara yang baik ?

2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di sempadan sungai ditinjau dari perspektif warga negara yang baik?

3. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat Sungai Cicadas Kota Bandung?

4. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di Sempadan Sungai?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam peneliian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

(17)

Sesuai dengan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat tentang Pendirian Bangunan di Sempadan Sungai agar Menjadi Warga Negarayang Baik di Kawasan Babakan Surabaya Kel. Babakan Sari Kec.Kiaracondong Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di sempadan sungai di tinjau dari perspektif warga negara yang baik.

b. Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di sempadan sungai ditinjau dari perspektif warga negara yang baik.

c. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat Sungai Cicadas Kota Bandung.

d. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di Sempadan Sungai.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kajian hukum, yaitu kesadaran hukum didalam masyrakat.

b. Dapat meneberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendididkan khususnya kepada para Stakeholder agar mengurangi pelanggaran dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat agar masyarakat taat terhadap hukum demi terciptnya warga negara yang baik. c. Sebagai bahan masukan untuk bahan penelitian lebih lanjut dan sebagai

(18)

2. Secara Praktis

a. Bagi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung dapat membantu mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat kemudian mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. b. Bagi masyarakat dapat membantu sejauh mana tingkat kesadaran hukum

mahasiwa agar menjadi warga negara yang baik.

c. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan agar menjadi referensi bagaimana agar membentuk siswa agar menjadi warga negara yang baik dengan taat hukum ketika turun kemasyarakat.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian skripsi mulai dari bab satu hingga bab lima. Skripsi ini terdiri dari atas lima bab, yang secara garis besar bisa dilihat dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Mengenai Bangunan dan Sempadan Sungai B. Tinjauan Mengenai Kesadaran Hukum

C. Tinjauan Mengenai Warga Negara yang Baik

D. Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Hukum

(19)

A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Lokasi dan Subjek Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Penjelasan Istilah

E. Instrumen Penelitian F. Tahap- Tahap Penelitian

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data H. Validasi Data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian

C. Analisis Data Hasil Penelitian D. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

(20)

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, peneliti mengunakan pendekatan penelitian yang tepat yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pengertian penelitian kualitatif dijelaskan oleh Moleong (2005, hlm. 6),yakni :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami penomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Sejalan dengan pemikiran diatas, dijelaskan pengertian penelitian kualitatif menurut Nasution (2003, hlm. 5), yakni:

Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar.Untuk itu peneliti harus terjun langsung ke lapangan dan berada disana dalam waktu yang cukup lama.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa penelitian kualitatif berusaha memberikan gambaran fenomena yang ada disekitar sebagai objek penelitian dengan melihat langsung permasalahan yang ada di lapangan dan jangka waktu yang cukup lama agar mendapatkan hasil data penelitian yang tepat. Permasalah tersebut sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu untuk meneliti pendirian bangunan di Sempadan Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Dengan demikian Pendekatan penelitian kualitatif peneliti berusaha memberikan gambaran hasil penelitian kedalam bentuk uraian-uraian yang menggambarkan kejadian yang terjadi dilapangan.

(21)

Moleong (2005, hlm. 9) mengungkapkan: “… hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kaitan kenyataan – kenyataan di lapangan.”

Dengan demikian bahwa manusia sebagai alat untuk mendapatkan informasi di lapangan yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Informasi tersebut langsung dari manusia atau narasumber yang dimintai keterangan agar dapat menjelaskan permasalah yang sedang terjadi agar mendapatkan hasil data yang akurat. Jadi selama proses penelitian peneliti telah memilah narasumber yang akan memberikan informasi yang telah tercantum sebagai subjek penelitian.

Pendekatan kualitatif memiliki kelebihan yaitu adanya keleluasaan dalam melakukan penelitian, Alwasilah (2003, hlm. 97) menjelaskan: “kelebihan lain dari pendekatan kualitatif adalah adanya fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian.”

Pendekatan kualitatif menggunakan manusia baik peneliti maupun narasumber dalam penelitian, dengan pendekatan kualitatitf yang mempunyai kelenturan dalam meneliti permasalahan yang ada dilapangan,dan mengingat dinamika atau berubah-rubahnya data yang dilapangan, maka penelitian kualitatif lebih tepat digunakan untuk meneliti permasalahan tentang Pendirian bangunan di Sempadan Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

2. Metode Penelitiaan

Untuk mempermudah langkah-langkah penelitian, peneliti menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif. Sumadi (2012, hlm.76) menjelaskan pengertian deskriptif yaitu:

(22)

dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuanuntuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode” deskriptif.

Dari penjelasan tersebut penelitian deskriptif berusaha menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi itu dikaitkan satu sama lain sehingga mendapatkan gambaran fenomena permasalahan yang sedang terjadi dilapangan.

Studi deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data, sebagaimana dijelaskan Moleong (2005, hlm. 11) yaitu: “data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.”.

Dari penjelasan tersebut studi deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, kemudian dipaparkan untuk dicari data-data yang menjadi kunci dalam penelitian.

Penggunaan metode deskriptif ini mempermudah peneliti dalam memdapatkan data-data yang akan memberi gambaran terhadap penyajian laporan. Data-data tersebut berasal dari naskah hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, studi literatur maupun studi dokumentasi dokumen-dokumen resmi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian di Sepanjang Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan adanya bangunan yang didirikan di sempadan sungai tersebut dikategorikan melanggar hukum.

Seperti yang terlihat pada studi pendahuluan, di lokasi tersebut terdapat banyak bangunan yang didirikan di atas sempadan sungai, sehingga peneliti memilih area tersebut sebagai lokasi penelitian yang akan diteliti.

(23)

Subjek penelitian yang diteliti adalah narasumber yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm. 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjukan orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa subjek penelitian bisa merupakan manusia yang disebut narasumber, subjek penelitian atau narasumber tersebut yang secara berurutan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian.

Pada penelitian ini, ada beberapa narasumber yang menjadi responden dalam penelitian, diantaranya:

a. Pemilik Bangunan di Sempadan Sungai Cicadas b. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung c. Satpol PP Kota Bandung

d. Kecataman Kiaracondong e. Kelurahan Babakan Sari

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam sebuah penelitian ,karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya sehingga ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian. untuk mendapatkan data-data penelitian maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara,observasi, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan.

(24)

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menanyakan langsung pertanyaan- pertanyaan kepada narasumber. Moleong (2005, hlm. 186) menyatakan: “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”

Dari pendapat diatas, bahwa wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan pewawancara dengan narasumber yang bertujuan mendapatkan data sebagai bahan informasi dalam penelitian. Adapun tujuan dari wawancara dijelaskan oleh Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2005, hlm. 186):

Antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang ;memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pendapat tersebut menunjukan adanya tujuan dalam melakukan wawancara sebagai proses pengumpulan data, tujuan tersebut yaitu menguji kebenaran data yang akan diteliti oleh peneliti. Dengan wawancara akan memperoleh data kejadian yang terjadi masa lalu, kejadian yang sedang terjadi dan data yang diharapkan, kemudian data tersebut diolah sehingga menunjang dalam proses penelitian. tujuan penelitian yang dilakukan yaitu memperoleh hasil data yang berkaitan dengan permasalahan pendirian bangunan di sempadan sungai.

2. Observasi

(25)

proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa observasi merupakan proses pengumpulan data yang melihat secara langsung dari keadaan biologis dan psikhologis yang diamati secara teliti agar mendapatkan data dalam proses penelitian.

Sejalan dengan pemikiran tokoh diatas, pengertian observasi dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 93), yakni:” observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”

Dengan kata lain observasi adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengolah data dengan mengamati tingkah laku dari individu maupun kelompok yang ada dilapangan sebagai bahan penelitian. Tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan hasil data yang actual atau kejadian yang sedang terjadi.

Manfaat dari observasi dijelaskan oleh Guba dan Licoln (dalam Basrowi dan Suwandi 2008, hlm 95) yaitu:

Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Tampaknya pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes kebenaran. Jika data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakan kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuh adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya.

(26)

Pengumpulan data yang akan diteliti terkait permasalahan tersebut yaitu mengenai kondisi bangunan dan kondisi sempadan serta aktivitas para pendiri bangunan di sepanjang Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Dalam mendukung proses pengumpulan data peneliti menggunakan data-data atau dokumen-dokumen yang dapat digunakan sebagai informasi untuk diolah peneliti, Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2005, hlm, 216) dalam studi dokumentasi membagi kedalam dua bagian dokumen dan record,yaitu:

Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting, dan Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dengan record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Dari definisi tersebut telah dijelaskan bahwa studi dokumentasi terbagi menjadi dua, yaitu dokumen dan record. Dokumen yaitu catatan tertulis yang bisa digunakan untuk mendukung dalam pengumpulan data, sedangkan record yaitu pernyataan responden tertulis yang dapat digunakan untuk mendukung proses pungumpulan data dalam penelitian. metode dokumentasi bermanfaat dalam mengumpulkan data karena dapat digunakan sebagai pelengkap data setelah mealakukan pengumpulan data wawancara dan observasi, seperti yang dijelaskan Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 159) yaitu:

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam.

(27)

1. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.

2. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

3. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks lahir dan berada dalam konteks.

4. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan.

5. Keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

6. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Melihat dokumen merupakan hal yang dapat mendukung data yang telah diperoleh setelah wawancara dan observasi, maka dalam hal ini dokumen yang diperlukan dalam proses pengumpulan data yaitu naskah-naskah perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan dokumentasi lainnya yang memiliki keabsahan untuk mendukung penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pendirian bangunan di sempadan Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong.

4. Studi Literatur

Dalam proses pengumpulan data ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan studi kepustakaan yaitu dengan mencari sumber-sumber atau referensi relevan ataupun mencari sumber dari hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengumpulan data. Tujuan dari kegiatan ini yaitu mencari landasan dan teori-teori yang dapat digunakan dalam menunjang penelitian yang akan dilakukan.

(28)

meningkatkan kesadaran hukum pemilik bangunan disempadan sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

5. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong 2005, hlm 209) menyatakan bahwa: “ catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Pendapat diatas menjelaskan pengumpulan data dengan catatan lapangan, catatan lapangan yaitu hasil data yang didapat dari lapangan dengan melhat apa yang terjadi dilapangan yang dapat digunakan untuk mendukung data dalam penelitian.

Sehingga mendukung pengumpulan data yang dilakukan, karena catatan lapangan dapat menghasilkan pertanyaan dilapangan ketika penelitian, hal ini dapat mempermudah pengumpulan data pada penelitiaan kualitatif. Catatan lapangan tersebut berkenaan dengan permasalahan yang diteliti yaitu pendirian bangunan di sempadan sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

D. Penjelasan Istilah 1. Bangunan

Bangunan menurut Rahardjo Adisasmita (2012, hlm. 8) yaitu “ bangunan adalah bentuk fisik kegiatan pembangunan yang dilaksanakan yang terdiri atas bangunan gedung dan bukan bangunan gedung”.

Dari pendapat tokoh tersebut maka dapat dijelaskan bahwa bangunan merupakan bentuk yang dapat diamati secara fisik. Selain itu ada pengertian bangunan gedung dan bangunan bukan gedung menurut Rahardjo Adisasmita (2012, hlm. 8) yaitu

(29)

gedung serta bangunan bukan gedung yang tidak berkaitan langsung dengan gedung”.

Dapat disimpulkan bahwa bangunan itu terbagi menjadi dua yakni bangunan gedung dan bangunan bukan gedung. Bangunan gedung yaitu bangunan gedung yang digunakan untuk kegiatan umum atau pibadi, jika bangunan bukan gedung yaitu bangunan pemanfaatan lahan yang biasa digunakan bukan berbentuk gedung yaitu rumah, kios, dan sebagainya. Yang dimaksud peneliti yaitu bangunan yang didirikan di sepanjang sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung.

2. Sempadan Sungai

Dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031 Pasal 1 ayat 62 yaitu” sempadan sungai adalah ruang yang tidak diperkenan didirikan bangunan di atasnya yang dibatasi oleh garis batas luar daerah sempadan”. Sempadan sungai yang dijelaskan adalah garis luar sungai yang sekaligus batas daratan, dalam sempadan sungai tidak diperkenan membangun bangunan. Sempadan yang dimaksud oleh peneliti yaitu sempadan yang berada di Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kiaracondong Kota Bandung.

3. Kesadaran Hukum

Menurut Soejono Soekanto (1982, hlm. 159), kesadaran hukum adalah konsepsi-konsepsi abstrak didalam diri manusia tentang keserasian antara ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki atau yang sepantasnya.B. Kutschincky dalam Soejono Soekanto Indikator-indikator dari masalah kesadaran hukum adalah :

a. Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum (law awareness) b. Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum (law

acquaintance)

(30)

Semua indikator-indikator tersebut menunjuk pada tingkat kesadaran hukum tertentu mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Dengan melihat indikator-indikator tersebut kita dapat melihat sejauh mana dan pada tingkat mana sikap seseorang memahami terhadap hukum.

Selain itu adapun definisi dari kesdaran hukum menurut AW Widjaja (1984, hlm. 16) yaitu “ kesadaran hukum berupa tindakan, perbuatan, sikap dan prilaku manusia sebagai anggota masyarakat bersifat jasmaniah/lahiriah yang bersumber pada ketentuan dan peraturan berupa berupa kesdaran hukum disertai tanggung jawab .

Dapat disimpulkan bahwa kesadaran hukum dapat dilihat dari sejauhmana masyarakat memahami hukum dan kemaun secara lahiriah untuk memahami ketentuan yang ada. Peneliti bermaksud melihat sejauh mana kesadaran hukum masyarakat yang mendirikan bangunan di sempadan Sungai Cicadas Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kiaracondong Kota Bandung.

4. Warga Negara yang Baik

Darwin (2003, hlm. 8) menjelaskan tentang definisi warga negara yang baik, yaitu:

Warga negara yang baik adalah setiap orang yang memiliki kesadaran hukum dan terikat oleh peraturan perundang-undangan sebagai warga negara serta mampu menampilkan perilaku kewarganegaraannya (hak dan kewajiban) sebagaimana yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan tersebut.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa warga negara yang baik dapat menampilkan perilakunya dengan baik yaitu mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana kesdaranya dalam mematuhi peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Masyarakat yang dimaksud yaitu masyarakat.

E. Instrumen Penelitian

(31)

penelitian yang digunakan adalah alat peneliti utama atau key instrument yaitu manusia sebagai peneliti dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara.

Pada penelitian kualitatif yang melakukan validasi adalah peneliti, seperti yang dijelaskan Sugiyono (2013. Hlm,222) yaitu: ”peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan menbuat kesimpulan atas temuan”.

Peneliti merupakan instrument itu sendiri, karena peneliti memilih permasalahan apa yang akan diteliti, kemudian peneliti memilih informan yang tepat sebagai narasumber untuk mendapatkan imformasi sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, peneliti melakukan pengumpulan data, pengumpulan data yang digunakan peneliti ialah pedoman wawancara dan pedoman observasi agar mudah dalam proses pengump ulan data.

Penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan personal dengan narasumber, yang mana selama proses penelitian penulis akan banyak berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian, dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai permasalahan yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

F. Tahap-Tahap Penelitian

Agar mempermudah dalam proses penelitian, adanya tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti secara sistematis atau tersusun, dengan susunan beberapa tahapan penelitian, tahapan-tahapan itu diantaranya :

1. Tahap Persiapan Penelitian

(32)

Setelah itu peneliti menuangkan hasil dari studi pendahuluan kedalam proposal. Sebelum pembuatan proposal penelitian, peneliti mengajukan judul yang akan diteliti kepada dosen pembimbing, kemudian setelah judul tersebut disetujui oleh dosen pembimbing maka peneliti menentukan fokus penelitian dan objek penelitian yang akan diteliti serta lokasi penelitian yang akan diteliti.

2. Tahap Perijinan

Pada tahapan ini, peneliti melaksanakan permohonan perizinan agar mudah dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan objek dan subjek penelitian, Tahapan perizinan penelitian sebagai upaya yang bersifat prosedural untuk mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian. Adapun prosedur penelitian yang harus dilewati oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, selanjutnya diserahkan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia melalui Pembantu Dekan I untuk mendapat rekomendasi dari Direktur Bidang Akademik Universitas Pendidikan Indonesia yang secara kelembagaan mengatur urusan administratif dan akademis.

b. Direktur Bidang Akademik atas nama Rektor Universitas Pendidikan Indonesia mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada

c. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan foto copy proposal skripsi yang telah di sahkan oleh kedua pembimbing, dan foto copy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

d. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.

(33)

pengantar melakukan penelitian di Instansi Pemerintahan Kota Bandung, yaitu, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung, Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, dan Kelurahan Babakan Sari Kota Bandung demi mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam proses penelitian.

f. Instansi yang dituju tersebut mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh instansi pemerintahan tersebut

3. Tahap Penelitian

Pada tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting, dimana peneliti mendapatkan data yang factual, dalam proses ini peneliti berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya agar memecahkan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti. Dengan demikian ada langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti agar mendapatkan data yang diperlukan ketika melakukan penelitian, diantaranya sebagai berikut:

a. Menghubungi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung untuk melakukan wawancara.

b. Menghubungi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung untuk melakukan wawancara.

c. Menghubungi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung untuk melakukan wawancara.

d. Menghubungi Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong untuk melakukan wawancara.

e. Menghubungi Pemilik Bangunan di Sekitaran Sungai Cicadas kawasan Babakan Surabaya Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung untuk melakukan wawancara.

f. Membuat catatan yang dianggap penting dalam menunjang data penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

(34)

Dalam tahapan ini, peneliti berusaha mengolah data yang telah didapat dari lapangan, data tersebut berasal dari informan yaitu responden yang memberikan jawaban keterangan terhadap permasalahan yang diteliti oleh peneliti, dan catatan-catatan penting yang didapat langsung dari lapangan tersebut. Data tersebut diolah dan kemudian dianalisis oleh peneliti demi menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai maka pengolahan dan analisis data dilakukan oleh peneliti. Analisis data merupakan proses yang sangat penting, karena analisis data digunakan dalam memecahkan masalah penelitian. Pada tahap ini seluruh data yang sudah terkumpul diolah sedemikian rupa guna memecahkan masalah yang telah ditemukan di awal, sehingga akan tercapai sebuah kesimpulan.Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam proses penelitian kualitatif data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermcam-macam (triangulasi), dan dilakukukan secara terus menerus hingga data tersebut terasa cukup jenuh. Oleh karena itu dilakukanlah analisis data pada penelitian kualitatif sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013. Hlm, 244) mengenai analisis data, yaitu:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(35)

jawaban yang diberikan oleh responden atau narasumber memunculkan jawaban yang diluar pedoman wawancara, peneliti terus mencari jawaban hingga jawaban tersebut dirasa telah kredibel, setelah itu peneliti mengkategorikan jawaban-jawaban dari narasumber agar dapat dipilih mana yang penting untuk ditindak lajuti untuk dipelajari, kemudian membuat kesimpulan dari jawaban narasumber tersebut, sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam teknik analisis data pada penelitian kualitatif yang digunakan oleh peneliti mengacu kepada Miles dan Huberman 1984 (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 246) yakni: “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

Dilihat dari pendapat tokoh diatas, menjelaskan bahwa analisis data yang dilakukan pada penelitian kualitatif dilakukan langsung kepada narasumber dengan secara terus menerus dan mendalam hingga data tersebut dirasa sudah jenuh, selain itu pada kegiatan analisis data ada tiga kegiatan yang harus dilakukan, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Bagan 3.1

(36)

Sumber : Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 247)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diperlukan dalam penelitian kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif data yang didapat sangat banyak. Semakin banyak data yang didapat dari lapangan maka data tersebut akan semakin rumit dan kompleks, maka disini perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Adapun pengertian reduksi data menurut Sugiyono (2013, hlm. 247) yaitu: “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.”

Dari penjelasan tersebut menjelaskan bahwasannya reduksi data diperlukan dalam menggolongkan, memfokuskan dan mengarahkan data hasil penelitian yang dianggap penting untuk penelitian, dengan reduksi data maka akan mempermudah dalam merangkum data dan mengklasifikasikannya sesuai dengan masalah dan aspek-aspek permasalahan yang dapat diteiliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu mendisplay data. Display data atau penyajian data dalam penelitian kualitatif, mendisplay data

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Sejalan dengan yang diutarakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2013, hlm. 249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Penyajian data memberikan gambaran bagaimana peneliti dapat menghubungkan data-data dengan kumpulan-kumpulan informasi secara menyeluruh yang disajikan dengan menemukan pola hubungan data-data agar dapat dipahami dengan pernyataan yang berbentuk uraian yang mudah dipahami.

(37)

Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data, maka selanjutnya melakukan conclusion/verification, artinya penarikan kesimpulan atau verifikasi, penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan apabila tahap reduksi data dan penyajian data sudah benar-benar selesai sehingga berupa pernyataan yang dapat dipahami. Karena kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, agar kesimpulan tersebut valid maka harus didukung dengan data yang kredibel.

Sejalan dengan yang telah diutarakan Sugiyono (2013, hlm. 252-253) menuturkan :

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi meungkin juga tida, karena seperti yang dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada dilapangan.

Dengan demikian kesimpulan akan berubah-ubah sesuai dengan temuan yang didapat, agar kesimpulan tersebut dapat mendapatkan hasil yang valid maka harus didukung data yang jenuh ketika penelitian dilapangan. Dengan demikian peneliti sebagai penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan dalam suatu penelitian.

H. Validasi Data

Dalam hasil penelitian kualitatif, data yang diperoleh harus sesuai dengan kondisi nyata yang ada dilapangan, bukan rekaan semata peneliti. Oleh sebab itu perlu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan, yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibelitas, agar peneliti bisa menghasilkan hasil data sesuai dengan keabsahan atau validitas data.

(38)

setiap tahapan tersebut memiliki kegunaan masing-masing dalam menentukan keabsahan data yang diperoleh oleh peneliti.

Oleh karena itu Sugiyono (2013, hlm. 270-277) menjelaskan mengenai uji keabsahan tersebut sebagai berikut:

1. Uji Kredibelitas

Dalam proses pengujian kredibilitas data terdapat bermacam-macam cara pengujian. Sebagai mana yang diutarakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 270) yaitu: Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

Gambar 3.2

Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif Manurut Sugiyono

Sumber : Diambil Oleh Peneliti (Sugiyono, 2012. Hlm, 270)

a. Perpanjangan Pengamatan

Menurut Sugiyono, perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan narasumber yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena ketika peneliti awal terjun ke lapangan akan dianggap orang asing oleh nara sumber, maka informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.

[image:38.596.137.486.347.489.2]
(39)

terjadi, maka nara sumber akan semakin terbuka kepada peneliti dalam memberikan informasi yang bersangkutan dengan penelitian.

Setelah adanya keterbukaan yang lebih dari nara sumber, peneliti bisa mengecek kembali apakah data yang sudah didapatkan tetap sama atau ada bedanya, ketika terjadi perbedaan maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan Ketekunan

Menurut Sugiyono meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Hal ini sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena dengan meningkatkan ketekunan berarti peneliti akan mengecek kembali hasil penelitiannya apakah benar atau ada yang salah, ketika mengecek kembali ternyata ada kesalahan, maka peneliti bisa memperbaiki data tersebut sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi

Dalam menguji keabsahan sebuah penelitian maka biasanya digunakan triangulasi, seperti yang dijelaskan Moleong (2005, hlm. 330) yakni: “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Pengertian triangulasi tersebut sejalan dengan pengertian triangulasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 273) yaitu:”triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu”.

(40)

menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berfungsi untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ditetapkan oleh peneliti dimana dalam memilih sumber berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian.

Gambar 3.3

Triangulasi Sumber Data

Sumber : Diadopsi Oleh Peneliti (Sugiyono 2013, hlm. 273)

2) Triangulasi Teknik

[image:40.596.115.508.265.420.2]
(41)

Gambar 3.4

Triangulasi Sumber Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Diadopsi oleh Peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 273)

3) Triangulasi Waktu

Menurut Sugiyono waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi dan teknik pengumpulan data lainnya dalam waktu atau situasi yang berbeda. Dengan demikian triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data dimaksudkan agar mengetahui sejauh mana konsistensi data yang didapat dalam waktu yang berbeda sehingga ditemukan kepastian data.

Gambar 3.5

Triangulasi Sumber Waktu Pengumpulan Data

(42)

d. Analisis Kasus Negatif

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 275) memberikan penjelasan bahwa: “kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu”. Selanjutnya Sugiyono (2013, hlm .275) menegaskan sebagaimana berikut:

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

Dengan demikian penyataan diatas menjelaskan bahwa analisis kasus negatif bertujuan menemukan jawaban yang sesungguhnya, karena jika ditemukan data yang bertentangan maka analisis kasus negatif digunakan dalam memperoleh jawaban sehingga dapat dipertanggung jawabkan kredibelitasnya.

e. Menggunakan Bahan Referensi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 275) menyatakan bahwa: “…yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti”. Sehingga yang dimaksud dari pernyataan tersebut adalah adanya bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian ke lapangan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh keabsahan data. Misalnya rekaman wawancara dan foto-foto dilapangan.

f. Mengadakan Membercheck

(43)

data atau informan”. Dengan demikian jika data yang diperoleh antara narasumber sama maka data tersebut dapat dikatakan kredibel.

2. Pengujian Transferability

Sugiyono (2013, hlm. 276) menjelaskan bahwa:

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Dari penjelasan tersebut menjelaskan ketepatan peneliti dalam mengambil sampel penelitian karena hal ini berpengaruh terhadap kepercayaan hasil data yang diperoleh, oleh karena itu peneliti harus membuat laporan dengan secara terperinci dan sistematis agar mudah dipahami data yang diperoleh dalam penelitian.

3. Pengujian Defanability

Dalam hal reabilitas ini, Sugiyono (2013, hlm.277) menyatakan bahwa: Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah orang lain dapat mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability”.

(44)

4. Pengujian Confirmability

Menurut Sugiyono (2013. Hlm, 277) menjelaskan bahwa pengujian konfirmability adalah :

Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut juga dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

(45)

Berdasarkan hasil yang didapat selama penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulanya dan rekomendasi sebagai berikut.

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perlu banyak upaya dari berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran hukum pemilik bangunan di Sempadan Sungai Kawasan Babakan Surabaya, Kelurahan Babakansari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, hal ini dapat dibuktikan dengan masih adanya pelanggaran yang terjadi dilapangan.

Perlu adanya usaha yang lebih dalam meningkatkan kesadaran hukum pemilik bangunan di Sempadan Sungai pasalnya pemilik bangunan secara sadar melanggar peraturan larangan mendirikan bangunan di Sempadan . peraturan yang mengatur tentang larangan mendirikan bangunan di sempadan sungai diantaranya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penye

Gambar

Gambar 3.2 Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif Manurut Sugiyono
Gambar 3.3 Triangulasi Sumber Data

Referensi

Dokumen terkait

RUN DOWN BERITA APA KABAR JOGJA RBTVA. Tanggal :

Pada tugas akhir ini dirancang data logger menggunakan SD/MMC pada penakar curah hujan otomatis berbasis mikrokontroler sebagai penyempurnaan penelitian terdahulu

Inilah yang dibahas dalam sebuah seminar internasional di universitas kristen duta wacana yogyakarta tadi pagi // Dekan fakultas ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Research results of Risk Management, HES Consultation and Communication, HES Inspection, Training and Development, Emergency Response Plan, HES Monitoring and

Penelitian ini dilakukan dalam upaya membangun konsep bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah di wilayah Sungai Bajak khususnya Kelurahan Jomblang

Berdasarkan pemeriksaan telur cacing pada sampel feses, penelitian ini menemukan bahwa nematoda yang menginfeksi kambing di Kota Kupang pada musim kemarau adalah

Sebuah cerita mungkin mengandung lebih dari satu konflik kekuatan, tetapi hanya konflik utamalah yang dapat merangkum seluruh peristiwa yang terjadi dalam plot.. Konflik utama

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Andalas dan Klinik Simpang