Analisis Rencana dan Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Berkarakter pada Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar magister pendidikan biologi
Oleh:
MARIANA ADE CAHAYA 1201164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Analisis Rencana dan Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Berkarakter pada Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan ataupun mengutip dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.
Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
ANALISIS RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERKARAKTER PADA KELOMPOK
PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Prof. Dr. Hj. RR. Hertien Koosbandiah, M.Sc. NIP. 196104191985032001
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd NIP. 195305221980021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERKARAKTER PADA KELOMPOK PEMINATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
Mariana Ade Cahaya, Rr. Hertien K. Surtikanti, Suroso Adi Yudianto. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung Tahun 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran biologi berkarakter pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMAN X dan SMAN Y. Objek penelitian ini terdiri dari 3 guru biologi mengajar di kelas lintas minat beserta peserta didiknya. Guru A mengajar di SMAN X sedangkan Guru B dan C mengajar di SMAN Y. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa lembar penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi proses pembelajaran biologi, angket peserta didik dan pedoman wawancara. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh ketiga guru belum sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Kemampuan guru secara umum masih sangat rendah dalam merencanakan pembelajaran dan dikategorikan rendah dalam melaksanakan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter di kelas lintas minat. Berdasarkan 18 karakter, hanya 44% nilai yang telah terintegrasi dalam pembelajaran. Motivasi belajar tertinggi ditemukan pada peserta didik yang diajar oleh guru C. Berdasarkan hasil studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pembelajaran yang optimal hendaknya setiap guru dapat menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga rencana pembelajaran dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran. Selain itu, hendaknya guru memiliki kemampuan penguasaan konsep, dan kemampuan memotivasi peserta didik.
Mariana Ade Cahaya, Rr. Hertien K. Surtikanti, Suroso Adi Yudianto.
Graduate School of UPI Bandung 2014
ABSTRACT
The aim of this study is to identify the teacher's ability to plan and implement biological character learning in the group of social sciences specialization. Descriptive method is used in this research with SMAN X and Y as a case study. The object of this study consists of three biology teachers who teach in the cross-interest class and its containing students. Teacher A teaches in SMAN X while Teacher B and C teach in the SMA Y. Instruments used in data collection are assessment sheets of lesson plan, observation sheets of biology learning process, questionnaire for students, and interview guides. The findings of this study shows that lesson plan of the three teachers is not appropriate to the implementation itself. The ability of teachers in general are low both of making lesson plan and carrying out biological-character study in cross-interest class. Based on 18 characters, there is only 44% marks that has been integrated to study. Highest motivation to learn is the students who are taught by teachers C. Based on the results of this case study, it can be concluded that, in order to achieve optimal learning process, every teacher should be able to develop lesson plan which appropriate to established standards so that lesson plan can be implemented in the learning process. In addition, teachers should have the capability to master concepts, and the ability to motivate learners.
1
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.
Majunya suatu bangsa dapat dilihat dari tingginya tingkat pendidikan di suatu
negara. Berbagai macam usaha dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Berbagai macam usaha ini dapat dilihat dari adanya
pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan,
pengadakan buku dan alat pelajaran, sertifikasi guru, pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun usaha
tersebut tampaknya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat
dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membicarakan lulusan sekolah
belum bermutu bahkan dari segi moral pun semakin lama semakin merosot.
Kenyataan ini seiring dengan yang dikemukakan oleh Kunandar (2009) rendahnya
kualitas pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: 1) lulusan sekolah
atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya
kompetensi yang dimilikinya, 2) peringkat Human Development Index (HDI)
2013 Indonesia berada di posisi 121 dari 187 negara di dunia, 3) hasil Trends in
Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 menunjukkan dari 42 negara yang
ikut, Indonesia berada pada urutan ke 40 pada bidang sains. Padahal pendidikan
merupakan sarana yang diharapkan mampu membentuk dan menciptakan generasi
yang diidam-idamkan. Dalam hal ini, guru mempunyai peran penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Guru profesional akan menghasilkan lulusan sekolah yang bermutu.
Alma (2009) mengemukakan seorang guru profesional, memiliki kemampuan
atau kompetensi yaitu seperangkat kemampuan sehingga dapat mewujudkan
memiliki peranan yang sangat dominan dalam menentukan arah pendidikan.
3
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari semakin menurunnya moral generasi
muda bangsa ini. Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai permasalahan dan
tantangan ini, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan
penataan kembali sistem pendidikan secara utuh dan menyeluruh. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengadakan perbaikan pada
kurikulum sebelumnya. Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak
menganalisis dan melihat perlu diterapkan kurikulum berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter. Kurikulum 2013 ini menekankan pada pendidikan
karakter terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi pondasi bagi tingkat
berikutnya. Kurikulum 2013 diharapkan mampu menciptakan bangsa yang
bermartabat. Mulyasa (2013) mengatakan pendidikan karakter pada kurikulum
2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu implementasi kurikulum 2013 menuntut
kerjasama yang optimal diantara para guru. Mulyasa (2013) mengatakan pada
kurikulum 2013 guru dituntut secara profesional merancang pembelajaran efektif
dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif
serta menetapkan kriteria keberhasilan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
kurikulum 2013 ini guru harus memahami dengan baik bagaimana implementasi
kurikulum ini seharusnya.
Perubahan kurikulum memberikan dampak perubahan pula pada sistem
pendidikan, salah satunya pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Perubahan yang
terjadi di SMA salah satunya adalah penjurusan yang tidak lagi dilakukan pada
kelas XI, melainkan mulai dari Kelas X. Sejak mendaftar ke SMA, seorang
peserta didik sudah diwajibkan memilih kelompok peminatan mana yang akan
Ilmu-ilmu Sosial, atau Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya. Menurut
Permendikbud Nomor 69 tahun 2013, bahwa pemilihan kelompok peminatan
didasarkan pada nilai rapor SMP/MTs, nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan ketika
mendaftar di SMA, dan hasil tes bakat minat oleh psikolog. Namun ada yang unik
dengan penjurusan ini, selain penjurusan dilakukan di kelas X, terdapat pula
matapelajaran lintas minat. Matapelajaran lintas minat adalah matapelajaran yang
dapat diambil oleh peserta didik di luar kelompok matapelajaran peminatan yang
dipilihnya tetapi masih dalam kelompok peminatan lainnya. Hal ini memberi
peluang kepada peserta didik untuk mempelajari matapelajaran yang diminati
namun tidak terdapat pada kelompok matapelajaran peminatan. Kondisi ini
memungkinkan bagi peserta didik yang mengambil peminatan ilmu-ilmu sosial
untuk mengambil matapelajaran lintas minat biologi. Meskipun peserta didik
dimungkinkan mengikuti matapelajaran lintas peminatan namun alokasi waktu
belajarnya sangat terbatas. Waktu yang diberikan untuk matapelajaran lintas minat
di kelas X (sepuluh) hanya sekitar 4 jam pelajaran x 45 menit per minggu. Dengan
keterbatasan waktu serta posisi biologi sebagai matapelajaran lintas minat tentu
ada perbedaan muatan yang diberikan antara biologi sebagai matapelajaran wajib
pada kelompok peminatan ilmu-ilmu alam dan biologi sebagai matapelajaran
lintas minat. Dalam hal ini dituntut kemampuan guru biologi dalam memilah
bagian dari biologi yang akan diberikan kepada peserta didik di kelas ilmu-ilmu
sosial. Sehingga peserta didik pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial dapat
merasakan kebermanfaatan belajar biologi dalam kehidupan mereka. Oleh karena
itu guru hendaknya memiliki kemampuan yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru diantaranya adalah kemampuan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan kemampuan
melaksanakan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013
adalah pendekatan saintifik yang meliputi lima kegiatan yaitu mengamati,
5
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi. Pada kelima kegiatan ini hendaknya guru juga dapat menyisipkan
muatan nilai yang sesuai. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu
menitik beratkan pada pembentukan karakter. Oleh karena itu rencana
pembelajaran yang disusun oleh guru hendaknya juga mengandung muatan
karakter di dalamnya. Begitu pula dengan pelaksanaannya guru hendaknya dapat
menyisipkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, melihat pentingnya kemampuan guru dalam
merencanakan hingga melaksanakan pembelajaran maka peneliti menganalisis
rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter pada kelompok
peminatan ilmu-ilmu sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat
dirumuskan masalah pokok penelitian ini yaitu: “Bagaimana guru merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran biologi berkarakter pada kelompok peminatan
ilmu-ilmu sosial?”
Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap masalah yang
diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub-sub masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran biologi
berkarakter untuk kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter pada kelompok
peminatan ilmu-ilmu sosial?
3. Bagaimana kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
implementasi pembelajaran biologi berkarakter untuk kelompok peminatan
ilmu-ilmu sosial?
4. Bagaimana persepsi peserta didik pada kelompok ilmu-ilmu sosial terhadap
pembelajaran biologi berkarakter?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam
kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
sebagai temuan baru dalam implementasi kurikulum 2013 dan khususnya pada
pembelajaran biologi. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:
1. Para peneliti di bidang pendidikan, yaitu memberikan gambaran tentang
kemampuan guru dalam merencanakan dan implementasi pembelajaran
biologi berkarakter pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial dan kendala
apa saja yang dihadapi oleh guru.
2. Guru biologi, yaitu memberikan masukan terhadap RPP yang telah disusun
serta implementasinya dalam pembelajaran biologi berkarakter untuk
kemajuan kualitas diri dan perbaikan pembelajaran di masa mendatang.
3. Sekolah, yaitu memberikan masukan tentang implementasi pembelajaran
pembelajaran biologi sebagai matapelajaran lintas minat pada kelompok
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Arikunto (2010) menjelaskan metode deskriptif bertujuan untuk
menilai dan mendeskripsikan fakta sebanyak-banyaknya terhadap suatu subjek
kajian tanpa adanya perlakuan atau manipulasi variabel. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan keadaan, fenomena-fenomena yang ditemukan
dan dideskripsikan apa adanya, tidak dimodifikasi atau diberi perlakuan
Pengunaan metode deskriptif pada penelitian ini berdasarkan pada permasalahan
dan tujuan yang hendak dicapai. Data yang dikumpulkan terlebih dahulu
dideskripsikan dan dianalisis menggunakan rumus-rumus statistik yang relevan.
B. Definisi Operasional
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu kegiatan menilai
kesesuaian RPP yang telah disusun oleh guru yang bersangkutan dengan
kurikulum 2013. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah disusun. Ada
enam indikator yang menjadi penilaian yaitu indikator penilaian, tujuan
pembelajaran, materi ajar, sumber belajar, skenario pembelajaran,
kemunculan 18 karakter dalam scientific approach, dan penilaian hasil
belajar.
2. Implementasi RPP dalam Pembelajaran
Implementasi RPP dalam pembelajaran yaitu menjadikan RPP yang telah
disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Kesesuaian
pelaksanaaan pembelajaran dengan RPP yang telah disusun dapat dilihat
melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan
pelaksanaan pembelajaran ada lima indikator yang menjadi penilaian yaitu
Mariana Ade Cahya, 2014
kemampuan melaksanakan scientific approach, dan kemampuan menutup
pembelajaran.
3. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Peminatan merupakan nama lain dari penjurusan. Pada kutikulum 2013
sudah tidak ada lagi istilah jurusan, melainkan diganti dengan kata
peminatan. Kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial adalah salah satu
kelompok peminatan yang ada untuk jenjang SMA.
4. Matapelajaran Lintas Minat
Matapelajaran lintas minat adalah matapelajaran yang dapat diambil oleh
peserta didik di luar kelompok matapelajaran peminatan yang dipilihnya
tetapi masih dalam kelompok peminatan lainnya. Misalnya, peserta didik
yang mengambil peminatan ilmu-ilmu sosial bisa mengambil matapelajaran
biologi sebagai matapelajaran lintas minatnya. Hal ini memberi peluang
kepada peserta didik untuk mempelajari matapelajaran yang diminati namun
tidak terdapat pada kelompok matapelajaran peminatan. Banyaknya
matapelajaran lintas minat yang dapat diambil oleh peserta didik adalah satu
sampai dua matapelajaran.
5. Pembelajaran Biologi Berkarakter
Pembelajaran biologi berkarakter adalah proses pembelajaran biologi yang
diarahkan kepada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan. Pada pelaksanaannya diharapkan 18
karakter dapat terintegrasi dalam pembelajaran. Adapun 18 karakter yang
diharapkan yaitu (1) religius,(2) toleransi, (3) cinta damai, (4) bersahabat/
komunikatif, (5) demokratis, (6) jujur, (7) disiplin, (8) kerja keras, (9)
kreatif, (10) mandiri, (11) rasa ingin tahu, (12) gemar membaca,
(13)menghargai prestasi, (14) peduli lingkungan, (15) peduli sosial, (16)
semangat kebangsaan, (17) cinta tanah air dan (18) bertanggung jawab.
C. Objek Penelitian
Pemilihan objek penelitian menggunakan teknik purposive sampling.
38
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Hal ini sesuai dengan pemilihan objek
yang dilakukan oleh peneliti. Objek penelitian adalah guru-guru yang mengajar
matapelajaran biologi yang mengajar pada kelas peminatan ilmu-ilmu sosial
beserta peserta didik kelas X pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel
penelitian adalah tiga orang guru dari dua sekolah yang berbeda beserta peserta
didiknya. Pemilihan sekolah berdasarkan cluster.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
1. Hasil wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas lintas minat.
2. Hasil pemberian angket peserta didik.
3. Hasil observasi proses pembelajaran.
4. Hasil studi dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Teknik kedua yang digunakan adalah melakukan wawancara terhadap
individu yang dipilih. Moleong (2005) menyatakan bahwa wawancara adalah
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara lisan dan berhadapan langsung dengan orang tersebut. Selanjutnya
Fraenkel & Wallen (2009) mengartikan wawancara adalah cara penting bagi
peneliti untuk memeriksa akurasi dari kesan yang diperoleh melalui pengamatan.
Wawancara dilakukan secara mendalam, menggunakan voice recorder dan
panduan wawancara. Wawancara dilakukan pada guru biologi. Jenis wawancara
dalam penelitian ini adalah open-ended, agar dapat ditelusuri permasalahan yang
sebenarnya. Lingkup pertanyaan dalam penelitian ini meliputi pemahaman guru
terhadap kurikulum 2013, proses pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter,
serta kendala yang dihadapi dalam mengajarkan biologi di kelas ilmu sosial.
Kisi-kisi dan panduan wawancara yang digunakan dapat dilihat pada lampiran A.4.
Mariana Ade Cahya, 2014
Angket merupakan instrumen yang digunakan untuk menganalisis respon
peserta didik terhadap pembelajaran biologi. Pernyataan sikap peserta didik
digunakan untuk mengukur motivasi peserta didik menggunakan skala Likert
dengan empat alternatif jawaban. Pernyataan sikap peserta didik dalam penelitian
ini berupa pernyataan sebanyak 20 item, yang terdiri dari 11 pernyataan positif
dan 9 pernyataan negatif. Setiap pernyataan pada angket, baik yang positif
maupun yang negatif dinilai oleh responden dengan sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Empat kategori jawaban ini
dipilih agar dapat mengetahui kedudukan sikap peserta didik secara jelas.
Adapun kisi-kisi beserta contoh angket yang digunakan, dapat dilihat pada
lampiran A.3 dan lampiran A.7.
3. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengamati aktivitas dan perilaku subjek. Arikunto (2010) menjelaskan kegiatan
observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera. Lebih lanjut Sugiyono (2013: 227)
menjelaskan observasi merupakan cara yang sangat efektif dalam menjawab
pertanyaan penelitian yang bersifat sensitif dan sulit untuk dijawab dengan
metode wawancara. Jenis teknik observasi yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah observasi partisipasi pasif. Dalam observasi ini, peneliti datang ke
tempat kegiatan, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Teknik ini
dilakukan untuk mendapatkan data tentang bagaimana kegiatan proses
pembelajaran biologi berkarakter yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Adapun contoh lembar observasi yang digunakan, dapat dilihat pada lampiran
A.6.
4. Studi Dokumentasi
Arikunto (2010) menjelaskan dokumen adalah benda-benda tertulis, dimana
dalam melakukan dokumenter, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku, majalah, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya. Dalam arti yang
40
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertulis tetapi juga meliputi bentuk rekaman lain yang dapat memberikan
informasi secara tidak langsung. Studi dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan profil guru dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun contoh lembar penilaian yang
digunakan, dapat dilihat pada lampiran A.5.
5. Triangulasi
Sugiyono (2012: 241) mengartikan triangulasi sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan
kekuatan data, bila dibandingkan satu pendekatan. Dalam penelitian ini
triangulasi meliputi observasi non partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis instrumen pengumpul data yaitu
lembar penilaian RPP, lembar observasi proses pembelajaran biologi, angket
peserta didik.
1. Lembar penilaian RPP
Lembar penilaian RPP disusun merupakan pengembangan dari hasil kajian
pustaka terhadap literatur berupa buku-buku, lembar penilaian RPP yang disusun
oleh Ibu Dr. Diana Rochianiawati, M.Ed, pedoman penilaian yang disusun oleh
kemendikbud untuk mengevaluasi pelaksananaan kurikulum 2013 maupun dari
penilaian PPL mahasiswa UPI calon guru serta meminta pengujian dari tiga orang
ahli pendidikan biologi di jurusan biologi UPI dan pembimbing. Setelah lembar
penilaian mendapat masukan dan perbaikan sehingga tidak ada lagi yang
diperbaiki barulah lembar penilaian RPP dapat digunakan. Dalam lembar
penilaian ini ditentukan indikator yang dinilai. Adapun indikator yang dinilai
dapat dilihat pada Tabel 3.1 sedangkan aspek-aspek yang dinilai untuk setiap
indikator dapat dilihat pada lampiran A.5.
Tabel 3.1Kisi-Kisi Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Indikator Jumlah deskriptor
Mariana Ade Cahya, 2014
No Indikator Jumlah deskriptor
2 Perumusan tujuan pembelajaran 5
3. Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 5
4. Pemilihan sumber belajar 4
5. Skenario pembelajaran 4
6 Kemunculan 18 karakter dalam scientific approach 18
7 Penilaian Hasil Belajar 4
Jumlah 45
Pengisian lembar penilaian RPP dilakukan dengan cara menuliskan tanda ceklis
pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan ada tidaknya kemampuan tersebut
muncul pada RPP yang disusun oleh guru.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi dikembangkan berdasarkan hasil kajian pustaka
terhadapat literatur berupa buku-buku dan beberapa lembar observasi yang telah
dikembangkan terlebih dahulu baik dari kemendikbud untuk mengevaluasi
pelaksananaan kurikulum 2013 maupun dari penilaian PPL mahasiswa UPI calon
guru serta meminta pengujian dari tiga orang ahli pendidikan biologi di jurusan
biologi UPI dan pembimbing. Setelah lembar penilaian mendapat masukan dan
perbaikan sehingga tidak ada lagi yang diperbaiki barulah lembar observasi dapat
digunakan. Dalam lembar penilaian ini ditentukan indikator yang dinilai. Adapun
indikator yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.2 sedangkan aspek-aspek yang
dinilai untuk setiap indikator dapat dilihat pada lampiran A.6.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
No Indikator Jumlah deskriptor
1. Kemampuan membuka pembelajaran 4
2. Penguasaan materi ajar 5
3. Kemampuan pemilihan metode dan media pembelajaran 5
4. Penerapan Scientific approach
Mengamati 5
Menanya 4
Mengumpulkan informasi 5
Mengolah informasi 4
Mengkomunikasikan hasil 6
5. Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran 11
Skor total 49
Pengisian lembar penilaian RPP dilakukan dengan cara menuliskan tanda
42
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut muncul pada guru ketika melaksanakan pembelajaran. Kegiatan selama
pebelajaran berlangsung direkam dengan menggunakan handycam. Hal ini
bertujuan supaya observasi dapat dilakukan lebih mendalam. Dengan
menganalisis melalui rekaman pembelajaran, peneliti dapat memutar kembali
aktivitas yang perlu mendapatkan pengamatan lebih. Misalnya kegiatan guru
dalam mengklarifikasi informasi yang disampaikan oleh peserta didik.
3. Angket
Adapun kisi-kisi pada angket peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Motivasi Peserta Didik
NO ASPEK BENTUK PERNYATAAN
Positif Negatif
1 Perhatian (Attention) 3 3
2 Relevansi (Relevance) 2 2
3 Percaya diri (comfidence) 2 2
4 Kepuasan (satisfaction) 4 2
11 9
Jumlah 20
Pada kurikulum 2013 terdapat 4 kompetensi Inti yaitu KI-1yang berkaitan
dengan sikap kepada Tuhan, KI-2 yang berkaitan dengan karakter diri dan sikap
sosial, KI-3 berisi tentang pengetahuan terhadap materi ajar dan KI-4 berisi
tentang penyejian pengetahuan atau keterampilan. Ketiga sikap ini berhubungan
dengan 18 karakter yang dijabarkan oleh pemerintah pada tahun 2009. Relevansi
ketiga sikap yang dikembangkan pada kurikulum 2013 dengan 18 karakter dapat
dilihat pada Tabel 3.4. selanjutnya contoh pengembangan dari 18 karakter pada
proses pembelajaran baik dari muatan materi maupun dari muatan praktikum
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.4 Relevansi Ketiga Nilai pada Kurikulum 2013 (Sikap Religi, Sosial dan Ilmiah) dalam 18 Karakter
No Sikap pada kurikulum 2013 18 karakter
1. Sikap Religi (KI-1) Religius
Jujur
2. Sikap Sosial (KI-2) Toleransi
Mandiri Demokratis
Mariana Ade Cahya, 2014 Menghargai prestasi Bersahabat/ komunikatif Cinta damai Peduli lingkungan Peduli social
3. Sikap ilmiah (KI-3) Disiplin
Kerja keras Kreatif Rasa ingin tahu Gemar membaca Tanggung jawab
Tabel 3.5 Contoh Integrasi 18 Karakter dalam Pembelajaran pada Muatan Materi dan Muatan Praktikum
No Nilai Muatan Materi Muatan Praktikum
1. Religi Ubur-ubur memiliki bentuk yang
beranekaragam berupa mangkok
terbalik. Keunikan unik ini memberikan
ketakjuban bagi manusia yang
melihatnya. Maha agung Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan keunikan pada ubur-ubur.
Salah satu faktor abiotik adalah suhu. Panasnya suhu dibumi ini belum sebanding dengan panasnya di neraka. Maha Suci Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan rasa panas.
Mengamati struktur morfologi dari
berbagai hewan yang ada
menimbulkan rasa kekaguman
terhadap keberagaman dan
keunikan ciptaan Allah yang Maha Kuasa.
Mengamati komponen ekosistem
berupa faktor biotik dan abiotik
menimbulkan rasa kekaguman
terhadap keteraturan yang telah disusun oleh Allah di muka bumi ini.
2 Jujur Hidra hidup secara berkoloni dan tidak
dapat bergerak bebas di lautan. Sehingga tidak dapat bebas mencari makanan.Hydra hanya menunggu dari hewan-hewan lain yang lewat. Oleh karena itu, Hydra dilengkapi oleh tentakel yang panjang
sehingga lebih mudah menangkap
makanannya.
Guru mengingatkan peserta didik
untuk mencatat hasil pengamatan/ data secara jujur
Peserta didik mencatat hasil
pengamatan yang diperoleh apa adanya.
3 Toleransi Coelenterata mempunyai bentuk yang
bervariasi dan warna yang beragam maka pada manusiapun sama, ada berbagai suku, agama, warna kulit, ras, dll yang seharusnya dipandang sebagai anugrah dan pemersatu bangsa dalam rasa toleransi yang tinggi
Guru menghargai setiap pendapat
yang disampaikan oleh peserta didik
Pesera didik menghargai
perbedaan kemampuan teman
sekelompok dalam melakukan pengamatan.
4 Mandiri Coelenterata adalah hewan bertubuh lunak.
Walaupun demikian, Coelenterata
dilengkapi dengan Tentakel. Tentakel pada
coelenterata dilengkapi dengan sel
beracun. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan yang sangat kuat dimiliki oleh Coelenterara.
Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan evaluasi tanpa minta bantuan temannya.
Peserta didik mengerjakan evaluasi
yang diberikan oleh guru secara
mandiri tanpa minta bantuan
temannya
5 Ingin tahu Anak ayam mematuk-matuk karet gelang
namun setelah dipatuk bentuk karet gelang itu tidak berubah dan terasa lebih keras dari makanan biasanya. Anak ayam terus
Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan atas
44
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mematuk-matuk karet gelang. Anak ayam mengira karet gelang yang dipatuk-patuknya adalah cacing tanah yang biasa menjadi makanannya.
Mengamati setiap bagian dari
berbagai hewan baik secara
morfologinya maupun secara
anatominya.
6 Semangat
kebangsaan
Semua hewan berusaha melindungi habitat tempat tinggalnya.
Melakukan kegiatan pengamatan
yang dapat memberikan manfaat untuk kemajuan bangsa.
7 Peduli
lingkungan
Saat terlepas dari fase polip (hidup secara bersama-sama). Kemudian menjadi bentuk medusa,dimana ubur-ubur harus berusaha mencari makan dan mengarungi hidup
sendiri. manusia juga harus dapat
menyesuaikan dirinya agar dapat
melangsungkan kehidupannya secara baik
Guru Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan kelas.
Peserta didik membuang sisa-sisa
objek pengamatan pada tempat sampah.
8 Demokratis Dalam satu ekosistem terdapat berbagai
tumbuhan dan hewan. Semua dapat hidup berdampingan .
Memberikan kesempatan kepada
teman sekelompok untuk melakukan pengamatan
9 Menghargai
prestasi
Anemon laut seperti Coelenterata lainnya mempunyai tentakel yang beracun. Namun
anemon laut hidup bersimbiosis
mutualisme dengan ikan badut, dimana ikan badut membersihkan anemon dan anemon pun melindungi ikan badut dari bahaya.
Memberikan apresiasi kepada
peserta didik yang telah berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan tampil di depan kelas
Menunjukkan apresiasi kepada
teman yang berhasil melakukan percobaan
10 Disiplin Hewan-hewan akan pulang ke kandangnya
ketika hari mulai terbenam.
Melaksanakan percobaan sesuai
dengan petunjuk
11 Cinta tanah
Air
Kucing menandai daerah kekuasaannya dengan meninggalkan tanda berupa buang air kecil pada daerah tersebut dan akan menjaga daerah kekuasaannya agar tidak diambil oleh kucing lainnya
Menumbuhkan rasa cinta tanah air
melalui materi yang disampaikan
Menggunakan objek pengamatan
secukupnya menjaga kelestarian tanaman dan hewan Indonesia
12 Kreatif Burung yang akan bertelur membuat
sarangnya terlebih dulu untuk tempat menyimpan telurnya kelak. Sarang ini dibuat dengan dedaunan dan rumput-rumputan sehingga terciptalah sarang yang dapat digunakan untuk tempat menyimpan telurnya.
Menuntun peserta didik untuk
mengolah informasi yang di
dapatkan
Melakukan berbagai cara yang
memungkinkan dalam
melaksanakan praktikum untuk
memperoleh hasil pengamatan
yang memuaskan.
13 Kerja keras Untuk mendapatkan makaannya seekor
singa harus mengejar mangsanya, begitu pula hewan yang menjadi mangsanya harus berlari menyelamatkan dirinya.
Melatih peserta didik untuk menemukan peranan masing materi dalam kehidupan sehari-hari
Berusaha menemukan objek praktikum yang ditugaskan untuk dibawa.
14 Cinta damai Hewan-hewan yang hidup berkoloni seperti
semut akan merasa lebih aman ketika mereka bersama koloninya.
Menjaga ketenangan saat melakukan kegitan praktikum.
15 Bersahabat/
komunikatif
Setiap hewan laut bebas untuk
menggunakan terumbu karang sebagai rumahnya, menunjukkan bahwa terumbu karang tidak bersikap pilih kasih terhadap
Guru membagi kelompok peserta
didik secara heterogen
Mariana Ade Cahya, 2014
Adanya perbedaan muatan materi antara biologi di lintas minat dengan
biologi peminatan maka terlebih dahulu menganalisis muatan materi biologi yang
akan diajarkan pada kelas lintas minat. Standar kompetensi mata pelajaran biologi
yang dibuat oleh pemerintah hanya untuk kelas peminatan Matematika dan Ilmu
Alam sedangkan standar kompetensi matapelajaran biologi untuk kelas lintas
minat tidak ada. Oleh karena muatan materi biologi untuk kelas lintas minat
dianalisis dari standar kompetensi yang telah disusun oleh pemerintah untuk
matapelajaran biologi di kelas peminatan. Analisis materi biologi yang
dikembangkan untuk kelas lintas minat dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Analisis Muatan Materi Biologi Untuk Kelas Lintas Minat
Dimensi proses kognitif Muatan
Memahami Ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Menerapkan Prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan
Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan Pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi. Prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
hewan laut lainnya. dengan teman yang mana saja
16 Gemar
membaca
Hewan-hewan akan turun dari gunung ketika membaca tanda-tanda gunung akan meletus
Membaca petunjuk pelaksanaan
praktikum dengan baik
17 Peduli
social
Terumbu karang, menjadi tempat tinggal bagi bnyak hewan laut, Layaknya menusia yang merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup sendiri sendiri.
Meminta peserta didik untuk
saling membantu temannya yang belum mengerti
Membantu teman lainnya ketika
membersihkan alat-alat praktikum
18 Tanggung
jawab
Physalia berbentuk polip berkoloni membentuk pembagian tugas dalam kehidupannya, ada yang bertugas untuk makan, untuk reproduksi dan polip untuk menangkap mangsa.
Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepada kelompok mereka
46
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menganalisis Data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
Data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya
Data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
Memecahkan masalah dan membuat desain
Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan
Merencanakan dan melaksanakan
Pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan
G. Prosedur Penelitian
Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini peneliti mengkaji literatur yang terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan serta mempersiapkan instrumen penelitian. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Melakukan kajian literatur untuk melengkapi landasan teoritis.
b. Merancang instrumen penelitian meliputi lembar penilaian RPP, lembar observasi pelaksananaan pembelajaran biologi, angket peserta didik, pedoman wawancara.
c. Validasi instrumen penelitian dan perbaikan instrumen. 2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan observasi pembelajaran yang dilakukan selama dua
kali, menyebarkan angket motivasi kepada peserta didik, melakukan wawancara
secara terbuka kepada guru serta studi dokumentasi berupa RPP dan data profil
guru.
3. Tahap analisis Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh pada tahap
kedua. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan menafsirkan hasil analisis
data serta menarik kesimpulan.
H. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen dipergunakan untuk mengumpulkan data, maka
Mariana Ade Cahya, 2014
pengujian instrumen berupa uji validitas. Instrumen yang telah disusun oleh
peneliti kemudian didiskusikan dengan pembimbing menyangkut validasi isi,
kontruksi dan kejelasan bahasa agar lebih mudah dipahami. Sebelum instrumen
digunakan sebagai alat pengumpul data, instrumen terlebih dahulu diminta
pertimbangan (judgment) kepada tim ahli yang merupakan dosen-dosen ahli
pada jurusan biologi.
Setelah mendapatkan instrumen yang valid dari para ahli, kemudian
instrumen berupa angket motivasi peserta didik diujicobakan kepada peserta
didik. Uji coba ini dilakukan kepada peserta didik yang memiliki karakter yang
sama dengan peserta didik yang akan menjadi sampel penelitian.
Sugiono dalam Riduwan (2010:109) berpendapat setelah pengujian konstruk
selesai dari para ahli, maka dilanjutkan uji coba instrumen. Dalam hal ini,
instrumen yang dilanjutkan pada uji coba insrtumen adalah angket motivasi.
Untuk mengetahui kevalidan instrumen maka digunakan rumus pearson product
moment, yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ } ∑ ∑ }
(Riduwan, 2010)
dimana:
r hitung = koefisien korelasi
∑ Xi = jumlah skor item
∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
Selanjutnya nilai yang telah diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria validitas
pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Validitas
Batasan Kategori
0,800-1,000 sangat tinggi
0,600-0,799 Tinggi
48
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,200-0,399 Rendah
0,000- 0,199 sangat rendah (tidak valid)
(Arikunto, 2013 :89)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, 26 item valid dan 4 item tidak
valid dengan rincian 1 item (3,33%) kategori sangat tinggi, 7 item (23,3%)
kategori tinggi, 4 item (13,33%) kategori cukup tinggi, 14 item (46,67%) kategori
rendah dan 4 item (13,33%) kategori sangat rendah. Gambaran umum hasil uji
coba angket motivasi peserta didik dapat dilihat pada Tabel.3.7. Dari 30 item
pernyataan yang diuji coba, 26 item dinyatakan valid jumlah item pernyataan
yang digunakan sebanyak 20 item. Rekapitulasi hasil uji coba dapat dilihat pada
Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Analisis Angket Motivasi
No Item baru No Item lama Validitas Kriteria
1 1 0.621 Tinggi
2 16 0.282 Rendah
3 2 0.662 Tinggi
4 3 0.669 Tinggi
5 12 0.696 Tinggi
6 23 0.389 Rendah
7 5 0.514 Cukup tinggi
8 19 0.290 Rendah
9 13 0.365 Rendah
10 29 0.813 Sangat tinggi
11 27 0.345 Rendah
12 7 0.439 Cukup tinggi
13 15 0.705 Tinggi
14 6 0.706 Tinggi
15 30 0.267 Rendah
16 22 0.429 Cukup tinggi
17 18 0.331 Rendah
18 26 0.296 Rendah
19 28 0.333 Rendah
20 21 0.668 Tinggi
Dari 20 pernyataan yang akan digunakan, 1 item (5%) kategori sangat tinggi, 7
item (35%) kategori tinggi, 3 item (15%) cukup tinggi 9 item (45%) kategori
Mariana Ade Cahya, 2014
G. Teknik Analisis Data
Adapun langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis data dari hasil studi dokumentasi terhadap RPP dan hasil observasi
proses pembelajaran.
Adapun proses analisis hasil RPP dan hasil observasi proses pembelajaran sebagai
berikut :
a. Skor hasil perhitungan lembar penilaian kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran biologi ditentukan dengan
skor maksimal terlebih dahulu. Adapun skor maksimal setiap indikator
Untuk penilaian RPP dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Skor Maksimal Setiap Indikator pada Penilaian Perencanaan Pembelajaran
No Indikator Skor Maksimal
1. Perumusan Indikator pembelajaran 5
2. Perumusan tujuan pembelajaran 5
3. Materi ajar 5
4. Sumber belajar 4
5. Skenario Pembelajaran 4
6. Kemunculan 18 karakter dalam scientific approach 18
7. Penilaian Hasil pembelajaran 4
Skor total 45
Adapun skor maksimal untuk tiap inidkator pada observasi pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Skor Maksimal Setiap Indikator pada Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No Indikator Skor Maksimal
1. Kemampuan membuka pembelajaran 4
2. Penguasaan materi ajar 5
3. Kemampuan pemilihan metode dan media pembelajaran
5
4. Penerapan Scientific approach
Mengamati 5
Menanya 4
Mengumpulkan informasi 5
Mengolah informasi 4
Mengkomunikasikan hasil 6
50
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor total 49
b. Pengolahan skor menjadi nilai dalam bentuk persentase ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Nilai=
x100%
c. Selanjutnya nilai yang telah diperoleh, diinterpretasikan dalam kriteria tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Kriteria Penilaian RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran
Kategori Rentang Nilai (%)
Tinggi sekali 86 – 100
Tinggi 76 - 85
Cukup 60 - 75
Rendah 55- 59
Rendah sekali ≤ 54
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008:103)
2. Analisis data dari hasil angket peserta didik
Untuk menganalisis angket yang diberikan pada peserta didik, dilakukan
pemberian skor pada setiap pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan
positif pemberian skor dimulai dari sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak
setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negatif pemberian skor dimulai dari sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak
setuju (TS) = 3, dan sangat tidak setuju (STS) = 4. Penentuan skor tiap alternatif
jawaban dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Skor Alternatif Jawaban Pada Angket
Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Angket peserta didik dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data dengan
rumus :
Nilai =
Mariana Ade Cahya, 2014
Data persentase yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Acuan Rentang Nilai Motivasi Peserta Didik
Kategori Rentang Nilai (%)
Tinggi sekali 86 – 100
Tinggi 76 - 85
Cukup 60 - 75
Rendah 55- 59
Rendah sekali ≤ 54
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008:103)
52
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
[image:30.595.126.504.99.670.2]Mariana Ade Cahya, 2014
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai kemampuan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran biologi berkarakter
sebagai matapelajaran lintas minat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan guru secara umum masih sangat rendah dalam merencanakan
pembelajaran biologi berkarakter di kelas lintas minat. Kemampuan guru
dalam meyusun RPP perlu diperbaiki hampir pada semua indikator.
2. Kemampuan guru secara umum dalam Pelaksnaan pembelajaran biologi
berkarakter di kelas lintas minat dikategorikan rendah. Dari lima indikator
yang menjadi penilaian hanya kemampuan membuka pembelajaran yang
dikategorikan tinggi sekali selebihnya masih perlu diperbaiki dan
ditingkatkan. Dari 18 karakter yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran
hanya 44% yang telah terlaksana.
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru belum
sesuai sepenuhnya dengan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter.
4. Motivasi peserta didik dalam mempelajari biologi berkarakter sebagai
matapelajaran lintas minat sebagian besar dikategorikan cukup. Nilai yang
telah integrasikan ke dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
peserta didik untuk belajar biologi berkarakter.
Keberadaan matapelajaran lintas minat pada kurikulum 2013 khususnya pada
matapelajaran biologi memberikan kesempatan kepada peserta didik yang bukan
dari peminatan matematika dan ilmu alam untuk dapat mempelajari biologi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
biologi sebagai matapelajaran lintas minat, adapun beberapa saran yang dapat
diberikan yaitu:
1. Kepada peneliti selanjutnya, analisis kemampuan guru dalam merencanakan
dan melaksankan pembelajaran biologi berkarakter ini dapat diteliti lebih
lanjut dari sisi peserta didik mulai dari minat mereka hingga karakter yang
terbentuk pada mereka.
2. Kepada guru, hendaknya guru dapat menyusun sendiri rencana
pembelajaran sehingga bisa disesuaikan dengan keadaan sekolah. Dengan
demikian rencana pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman ketika
mengajar. Guru hendaknya juga mempunyai wawasan yang luas, bukan
hanya sebatas pemahaman materi saja namun guru juga mampu
menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter yang mungkin terkandung di
dalam materi yang disampaikan. Dengan demikian diharapkan pembelajaran
biologi menjadi lebih bermakna.
3. Kepada pihak DIKNAS, hendaknya dapat mengevaluasi pelaksanaan
kurikulum 2013. Terutama kepada sekolah-sekolah yang telah ditunjuk
untuk melaksanakan kurikulum 2013. Serta mengevaluasi kinerja guru
yang telah diberikan pelatihan tentang kurikulum dan memberikan pelatihan
lanjutan yang berkaitan dengan pengembangan karakter peserta didik. Serta
mengadakan pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang kompetensi guru.
4. Kepada pihak pembuat kurikulum, hendaknya dapat menyusun kompetensi
dasar matapelajaran khusus kelas lintas minat. Selain itu, hendaknya adanya
buku pegangan guru dan peerta didik tidak hanya sebatas wacana. Dengan
adanya buku pegangan tersebut diharapkan pelaksanaan kurikulum 2013
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
_____.(2013).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Arifin.M dan Barnawi. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Alma, B. Dkk.(2009). Guru Profesional (Menguasai Metode dan Trampil Mengajar). Bandung: Alfabeta
Byrugo. (2012). Pemilihan Sumber Belajar. [Online]. Tersedia: http://byrugo.wordpress.com/2012/09/29/pemilihan-sumber-belajar/. [22 Agustus2014].
Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2006 SMA : Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum.
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Direktorat Akademik. (2014). Pedoman Program Pengalaman Lapangan(PPL) Bagi Mahasiswa Upi Calon Guru Bidang Studi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Fraenkel, J.W.(2009).How to design and evaluate research in education “sixth
edition” Piblished by McGraw-Hill Companies, Inc; 1221 avenue of the
americas, new york,NY,10020
Forrest.P.W.,Stanford, H.B. (2011). Menjadi Seorang Guru Edisi Kedelapan.Jakarta:Indeks.
Hajar. I. (2013). Kompetensi Dasar Pada Struktur Kurikulum 2013 Tingkat Sma.
[Online]. Tersedia:
http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/03/02/kompetensi-dasar-pada-struktur-kurikulum-2013-tingkat-sma/. [4 Februari 2014].
Harjanto. (2003). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ibrahim, R., Syaodih, N.(2003). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemendikbud.(2013). Pedoman Kegiatan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 oleh Guru Inti. Jakarta: Pusbang Tendik
Koswara, D. 2013. Pembelajaran Kreatif dan Bermakna. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAE RAH/195906141986011DEDI_KOSWARA/PEMBELAJARAN_KREATI F_DAN_BERMAKN1.pdf.[11 Juni 2013].
Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: Rajagrafindo
Kurniawan, D. (2011). Pelajaran IPA Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendikia Utama
Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis. Bandung: Interes media.
Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi aksara
Mulyasa. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ozcan, T., Yildirim, O., & Ozgur, S. (2012). “Determining of the University
Freshmen Students’ Misconceptions and Alternative Conceptions about
Mitosis and Meiosis”.Procedia-Social and Behavioral Sciences, 46,
3677-3680.
[Permendikbud] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
88
Mariana Ade Cahya, 2014
Analisis rencana dan pelaksanaan pembelajaran biologi berkarakter Pada kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahman, M. (2011). Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar-Mengajar.Jogjakarta: Diva Press.
Riduwan. (2010). Metode dan Tekhnik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Rochintaniawati, D. (2010). Analisis Kebutuhan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Disertasi, sekolah pascasarjana universitas pendidikan indonesia, bandung.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta
Purwanto,N. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rusdakarya
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Press
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Yudianto, S.A. (2005). Manajemen Alam Sumber pendidikan Nilai. Mughni Sejahtera: Bandung.
Yudianto, S.A. (2011). “Dimensi Pendidikan Karakter/ Nilai Dalam Model Sains -Biologi Untuk pembelajaran Manusia Sebagai Upaya Mengatasi Krisis Nilai dan Moral Bangsa”. Makalah pada pidato Pengukuhan Guru Besar. Bandung.