HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT
AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
(Studi Deskriptif di UKM Karate UPI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
Muhamad Hilmanudin 0808161
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Oleh
Muhamad Hilmanudin NIM. 0808161
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Muhamad Hilmanudin 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMAD HIMANUDIN 0808161
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
(Studi Deskriptif di UKM Karate UPI)
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Komarudin, M. Pd NIP. 197204031999031003
Pembimbing II
Drs. Basiran, M. Pd NIP. 195611281986031004
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELA DIRI KARATE
(Studi Deskriptif di UKM Karate UPI)
Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd Pembimbing II : Drs. Basiran, M.Pd
Muhamad Hilmanudin
Penelitian ini membahas mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet UKM karate UPI. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat signifikan hubungan kecerdasan emosianal dengan tingkat agresivitas atlet UKM karate UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi atlet UKM karate UPI berjumlah 15 orang. Sampel atlet UKM karate UPI sebanyak 15 orang yang diambil dengan teknik sampel keseluruhan (total sampling). Instrumen tes angket kecerdasan emosional dan tingkat agresivitas. Teknik pengolahan data menggunakan korelasional sederhana, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet UKM karate UPI dengan koefisien korelasi sebesar 0.86 yang berarti kecerdasan emosional memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat agresivitas atlet UKM karate UPI. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bahwa dalam pembinaan atlet kecerdasan emosional perlu ditingkatkan, karena kecerdasan emosional dapat mempengaruhi tingkat agresivitas atlet, sehingga berdampak pada prestasi atlet, karena semakin tinggi kecerdasan emosional semakin baik tingkat agresivitas atlet.
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF EMOTIONAL INTELLEGENCE WITH THE LEVEL OF AGGRESIVENES ATHLETES KARATE
(Descriptive Study of Karate as Students Activity Unit in UPI)
The first supervisor : Dr. Komarudin, M.Pd The second supervisor : Drs. Basiran, M.Pd
Muhammad Hilmanudin
This research explained about the relationship of Emotional Intelligence with The Level of Aggressiveness Athletes Karate on student activity units in UPI. The purpose of this research was to find out the level of emotional intelligence significant correlation with the level of aggressiveness athletes karate on student activity units in UPI. The research used descriptive method. The population of karate athletes on student activity units in UPI consist 15 students. The sample of athletes karate on students activity units in UPI consisted 15 students were taken with the overall technique samples (total sampling). The instrument used questionnaire test. Data processing technique used simple correlations, show that there was a significant relationship emotional intelligence with the level of aggressiveness athlete karate in UPI with a correlations coeffisien of 0.86 which means the emotional intelligence has a strong relationship with the level of aggressiveness athlete karate in UPI. Based on the result, the writer suggest that the emotional intelligence coaching athletes need to be improve, because emotional intelligence can be affect the level of aggressiveness of athletes. So the impact on the athletes performance, because the higher emotional intelligence the better level of aggressiveness athlete.
Key words : emotional intelligence, aggressiveness athlete, athletes of student
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian . ... 4
C. Tujuan Penelitian. ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Hakikat Kecerdasan Emosional ... 7
B. Hakikat Agresivitas ... 12
C. Hakikat Bela Diri Karate ... 15
D. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Tingkat Agresivitas Atlet Bela Diri Karate ... 21
E. Kerangka Pemikiran ... 22
vii
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III : METODE PENELITIAN ... 25
A. Metode dan Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 27
C. Definisi Operasional ... 28
D. Pembatasan Penelitian ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 29
F. Prosedur Penelitian ... ... 30
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... ... 31
1. Pengumpulan Data Tingkat Kecerdasan Emosional ... 31
2. Pengumpulan Data Tingkat Agresivitas Atlet ... 35
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 34
H. Teknik dan Analisa Data ... 35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
1. Deskripsi Data ... ... 39
B. Pembahasan Hubungan Kecerdasaan Emosional dengan Tingkat Agresivitas Atlet Beladiri UKM karate UPI ... 40
1. Asumsi Uji Normalitas ... ... 40
2. Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan... ... 41
3. Uji Signifikasi Koefisien Korelasi ... 42
C. Diskusi Penemuan ...... ... 43
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
viii
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 79
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Tingkat Agresivitas ... 32
Tabel 3.2. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 33
Tabel 3.3. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 37
Tabel 4.1. Hasil Tes Kecerdasan Emosinal dan Tingkat Agresivitas .... ... 39
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Lilliefors... ... 41
Tabel 4.3. Hasil PerhitunganUji Koefisien Korelasi dan Determinan... ... 41
ix
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Hubungan Variabel Penelitian ... 26
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Beladiri pada jaman dulu dipergunakan untuk membela diri dari gangguan
mahluk buas, tapi seiring perkembangan manusia beladiri selain dipergunakan untuk
membeladiri dari ancaman makluk buas tapi dipergunakan untuk membela diri dari
ancaman sesama manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan waktu beladiri terus berkembang sehingga terdapat
banyak macam-macam aliran beladiri, seperti silat, judo, wushu, morothai, tinju,
karate dan lain-lain. Semua macam beladiri di atas merupakan termasuk dalam
olimpiade atau kejuaran. Maka dari itu beladiri bukan hanya untuk pertahanan diri
dari gangguan lingkungan atau kehidupan tetepi sudah menjadi suatu ajang prestasi.
Suatu prestasi tidak bisa didapatkan secara instan tapi harus melalui pembinaan
dan latihan yang terprogram untuk mencapai prestasi. Dalam pencapaian prestasi
yang tinggi terdapat beberapa aspek–aspek yang harus terpenuhi, yaitu aspek kondisi fisik, aspek teknik, aspek taktik dan aspek mental, namun yang selalu dan sering
dihiraukan dalam pembinaan prestasi dari aspek–aspek di atas adalah aspek mental atau psikologi. Aspek ini menentukan kesiapan atlet dalam berlatih maupun
bertanding. Maka dari itu mental sangat berpengaruh terhadap perkembangan
prestasi. Hal ini diperkuat oleh Harsono (1988, hlm. 101) yang menjelaskan bahwa :
2
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa perkembangan mental atau psikologi
perannya sama penting bagi pencapaian prestasi, adapun beberapa macam masalah
perkembangan mental atau psikologi yaitu diantaranya motivasi, percaya diri, self
control, kecerdasaan emosional, agresivitas dan lain–lain. Dalam semua cabang olahraga perkembangan psikologi di atas begitu penting dalam pencapaian prestasi,
tidak jauh bedanya dengan cabang olahraga karate.
Karate merupakan olahraga beladiri yang menggunakan tangan kosong yang
memiliki beberapa teknik diantaranya teknik menyerang dan bertahan. Dalam
menyerang dan bertahan memerlukan kekuatan, kecepatan, kenyakinan, dan percaya
diri untuk melumpuhkan lawan atau mendapatkan poin. Selain kekuatan, keyakinan,
karate juga memerlukan agresivitas untuk menyerang lawan dan juga bertahan.
Dalam suatu pertandingan kita selalu melihat seorang atlet yang cenderung
agresif dan cenderung menggebu–gebu dalam menyerang maupun bertahan, tindakan seperti itu apabila tingkat agresivitasnya tidak terkontrol dapat merugikan bagi atlet
itu sendiri maupun bagi lawan yang dapat mengakibatkan cedera buat atlet sendiri
atau lawan, jika terjadi seperti itu maka pemain bisa di diskulifikasi oleh wasit karena
mencedrai lawan, atupun sebaliknya dengan atlet yang agresifnya kurang akan
menjadi bulan–bulanan lawan dalam pertandingan dan akan kalah bahkan cedera. Berbicara agresivitas biasanya diartikan sebagai menyerang, menyakiti, cepat,
tanpa kompromi, bernafsu, emosional, tidak sabar dan terkadang cenderung kasar.
Agresivitas menurut Rusli Ibrahim dan Komarudin (2008, hlm. 283) “agresivitas adalah suatu kecenderungan prilaku menyerang pihak orang lain”. Bisa diartikan agresivitas adalah tindakan menyerang pihak lain tanpa perasaan segan, ragu, ataupun
takut dan terus maju ke depan menuju ke tujuan. Berkowitz (dalam Pratama, 2010,
hlm. 3) juga mendefinisikan agresivitas adalah usaha untuk melukai atau
3
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penjelasan diatas agresivitas merupakan tindakan menyerang pihak
lain dengan membabi buta, karena melakukan sesuatu tanpa ragu, segan, takut, tanpa
kompromi, tidak pikir panjang, tanpa kontrol dan tanpa memikirkan resikonnya.
Menurut penjelasan yang dituturkan barusan bahwa agresivitas bisa terjadi karena
emosi dalam diri yang tidak terkrontrol dan meledak sehingga bernafsu untuk
menyerang pihak lain tanpa pikir panjang. Maka dibutuhkan kecerdasan emosional
untuk mengontrol emosi agar emosi tidak meledak–ledakdan tidak megganggu konsentrasinya sehingga tidak terjadi tindakan agresi. Karena semakin tinggi
kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat agresivitas, semakin rendah
tingkat kecerdasan emosional semakin tinggi tingkat agresivitas. Lebih jelasnya lagi
Goleman (dalam Dewi Utami, 2012, hlm. 7) dia mengemukakan kecerdasan
emosional yang baik dapat mengurangi agresi.
Kecerdasan emosional merupakan perpaduan antara kecerdasan atau intelegen
dan emosi. Kecederdasan didifinisikan “intelegensi atau kecerdasan sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, serta
menghadapi lingkungan dengan efektif” (Wechsler dalam Uno, 2010, hlm. 59). Sedangkan emosi didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, dan nafsu setiap keadaan mental hebat atau meluap-luap. Oleh karena itu,
emosi menunjukan pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis, psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Jadi dalam hal
ini kecerdasan emosianal dapat diartikan sebagai keadaan seseorang untuk bertindak
atas pikiran-pikiran dan suatu perasaan dalam diri masing - masing. Jelasnya menurut
Steiner (dalam Hegiyanto, 2010) Kecerdasaan emosional adalah suatu kemampuan
yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui diri sendiri
terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas kecerdasan adalah kemampuan dalam
4
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
dalam melakukan semua tindakan baik kognitif maupun afektif. Emosi adalah
perilaku yang meledak–ledak yang kecenderungan tidak terkrontrol yang menimbulkan rasa ego dan senang yang sangat berlebihan dalam melakukan
tindakan. Kecerdasan emosianal adalah suatu kemampuan yang mengontrol emosi
yang berlebihan dari dalam diri dan orang lain atau dapat diartikan sebagai keadaan
seseorang untuk bertindak atas pikiran dan suatu perasaan dalam diri masing-masing.
Kaitan kecerdasaan emosional dalam dunia olahraga khususnya cabang
olahraga karate seorang atlet harus bertindak tidak merugikan orang lain terutama
merugikan diri sendiri. Dalam suatu pertandingan karate suka terlihat seorang atlet
yang tidak bisa mengontrol emosinya sehingga atlet menjadi agresif dan cenderung
menyerang lawannya dengan membabi buta tanpa memperhatikan dampak akibat
yang akan terjadi, seperti dapat mencederai lawan atau merugikan lawan dan yang
paling parah dapat merugikan diri sendiri. Sebaliknya dengan atlet yang bisa
mengontrol emosi dan agresif dia dapat mengendalikan dirinya dan juga selalu
memikirkan sesuatu dengan matang baik dalam menyerang atau bertahan.
Dengan demikian berdasarkan penjelasan di atas untuk dapat mengelola
agresivitas tersebut maka diperlukan kecerdasan emosianal, karena kecerdasan
emosional dapat mengelola emosi diri sendiri dan dapat menjalin hubungan baik
dengan orang lain dan juga bisa mempengaruhi terhadap beban stres yang dihadapi,
lebih jelas Golemen menegaskan (dalam Uno, 2010, hlm. 72) kecerdasan emosional
merupakan kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik
pada diri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Dampak yang timbul akibat tidak dapat mengontrol agresivitas dapat
mengakibatkan tidak dapat mengontrol diri sendiri dalam perilaku dan pikiran karena
semuanya itu telah dikendalikan oleh emosi jadi tidak dapat berpikir dengan jernih,
5
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diri sendiri karena tidak dikendalikan oleh emosi dalam diri sehingga dapat berpikir
dengan jernih dalam melakukan tindakan. Maka dibutuhkan kecerdasan emosional
untuk mengontrol agresivitas dan emosi dalam diri. Oleh sebab itu peneliti tertarik
untuk meneliti dan mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat
agresivitas atlet beladiri karate.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet beladiri karate ?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosianal dengan tingkat agresivitas atlet beladiri karate.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang
diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan acuan untuk para pelatih dalam
mengetahui kemampuan psikologi atlet.
b. Hasil penelitian ini dijadikan sumber bacaan dan sumber pengetahuan
baru bagi penulis dan pembacanya, mudah-mudahan penelitian ini banyak
manfaatnya.
c. Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berarti bagi
perkembangan psikologi olahraga, psikologi pendidikan, psikologi sosial,
6
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 b. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk para pelatih
mengenai hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat agresivitas
atlet beladiri UKM karate UPI.
b. Hasil peneltian ini dapat menjadi acuan bagi para Pembina dan atlet
sebagai pengetahuan baru yang sangat perlu diperhatikan.
c. Hasil penelitian ini menjadi bahan informasi bagi lembaga KONI dalam
pembinaan olahraga karate.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan skripsi ini, seperti
diuraikan : BAB I Pendahuluan ; a) Latar Belakang, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan
Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) Struktur Organisasi Skripsi. BAB II a)
KajianPustaka ; 1) Hakikat Kecerdasan Emosional, 2) Hakikat Agresivitas, 3) Karate,
4) Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Tingkat Agresivitas Atlet, b) Kerangka
Pemikiran, c) Hipotesis. BAB III Metode Penelitian ; a) Metode dan Desain
Penelitian, b) Populasi dan Sampel, c) Definisi Operasional, d) Pembatasan
Penelitian, c) Instrumen Peneltian, f) Produser Penelitian, g) Teknik Pengumpulan
dan Analisis Data ; 1) Pengumpulan Data Tingkat Kecerdasan Emosional, 2)
Pengumpulan Data Tingkat Agresivitas, 3) Uji Validitas dan Realibitas Instrumen, h)
Teknik dan Analisa Data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ; a) Hasil
Penelitian ; 1) Deskripsi Data, b) Pembahasan Hubungan Kecerdasan Emosional
dengan Tingkat Agresivitas Atlet Beladiri Karate ; 1) Asumsi Uji Normalitas
Lilliefors, 2) Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan, 3) Uji Signifikasi
Koefisien Korelasi, c) Diskusi Penemuan. BAB V Kesimpulan dan Saran ; a)
7
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian juga cara untuk
menempuh data, menganalisis dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode
dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dalam
menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentu
saja harus sesuai dengan sifat, karakteristik dan permasalahan penelitian yang
dilakukan. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.
Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh Surakhmad
(2006, hlm. 131) bahwa “metode adalah merupakan cara utama yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu.” Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 206) mengemukakan
bahwa “penelitian adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan
untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang
telah ditentukan”.
Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk memecahkan masalah yang
ingin diteliti. Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti tentang
langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah yang diteliti dapat
dipecahkan. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan korelasional yang melihat hubungan antara dua variabel. Mengenai hal ini
26
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala, kejadian yang terjadi pada saat sekarang, dengan perkataan lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Selanjutnya Surakhmad (2006, hlm. 139) mengemukakan ciri-ciri dari metode
deskriptif adalah :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.
Mengenai tujuan penelitian korelasional, Arikunto (2006, hlm. 207)
mengemukakan bahwa “... penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau
tidaknya hubungan itu”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil keputusan bahwa metode
deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mempelajari
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, aktual dan membuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian yang ada pada saat penelitian dilaksanakan. Penulis memilih
menggunakan metode deskriptif karena atas dasar pertimbangan dari tujuan penelitian
itu, yakni memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang dengan menggunakan
teknik pengambilan dan analisis data.
Dalam penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan
variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan
diuji kebenarannya. Penulis menggunakan desain penelitian deskriptif, dengan
pengelompokan variabel penelitian sebagai berikut :
a. Variabel bebas (X) adalah kecerdasan emosional
27
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 3.1.
Γ XY
Gambar 3.1. Hubungan Antara Variabel Penelitian (Sumber : Sugiyono, 2013, hlm. 216)
Ket : X : kecerdasan emosional
Y : tingkat agresivitas
Γ XY : koefisien korelasi variabel X dengan Y
B. Populasi dan Sampel
Untuk mendapatkan suatu fakta yang akurat, maka diperlukan adanya sumber
data yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Sumber data tersebut adalah
populasi dan sampel yang sifat atau karakteristiknya sesuai dengan masalah yang
akan diteliti.
Populasi tidak terbatas jumlahnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung baik
dalam jumlah ataupun besarnya, kalaupun ada yang meneliti memerlukan biaya,
waktu dan tenaga yang banyak dan sangat mahal. Oleh karena itu dipilih sebagian
saja dari populasi, asalkan memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasi atau
disebut sebagai pengambilan sampel. Sudjana (2006, hlm. 84) mengemukakan bahwa
“populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok
sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis gambarkan bahwa populasi adalah
jumlah keseluruhan sumber data yang hendak dipelajari atau dikenai penelitian.
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi. Dengan demikian antara
28
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi dan sampel merupakan dua pengertian yang harus dibedakan secara tegas
dan jelas, hanya perbedaannya terletak pada jumlah objeknya.
Riduwan dan Kuncoro (2011, hlm. 49) mengemukakan bahwa “sampel
penelitian adalah bagian dari populasi penelitian dari populasi terjangkau”. Sampel
adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri dari atas sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Riduwan dan Kuncoro(2011, hlm. 49)
bahwa “apabila populasinya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi”. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah atlet karate UPI berjumlah 15 atlet. Sampel yang digunakan
adalah jumlah keselurahan populasi, yang berarti seluruh anggota populasi menjadi
sampel. Teknik yang digunakan adalah total sampling.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir terhadap definisi-definisi yang dipergunakan
dalam penelitian ini, penulis jelaskan definisi-definisi penting yang terdapat dalam
penelitian ini. Definisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional dalam hal ini adalah kecakapan dan keterampilan emosi,
yaitu kecakapan yang didasarkan pada kecerdasan emosi dan karena itu
menghasilkan kinerja menonjol dalam pekerjaan. Seperti kata Kotter, motivasi
dan inspirasi dapat menggerakkan orang, tidak dengan mendorong mereka ke
arah yang benar sebagai mekanisme kontrol tetapi dengan cara memuaskan
kebutuhan manusiawi yang mendasar untuk berprestasi, rasa memiliki, rasa
mengendalikan hidup sendiri, dan kemampuan hidup menurut harapan
seseorang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Goleman (2000, hlm.
39) Alihbahasa: Alex bahwa “kecerdasan emosi menentukan potensi kita untuk
29
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan kecakapan
dalam membina hubungan dengan orang lain.”
2. Agresivitas
Agresivitas adalah perilaku menyerang orang lain yang timbul dari dorongan
dalam diri yang bertujuan untuk melukai pihak orang lain baik secara fisik,
perasaan maupun mental. Agresivitas adalah perilaku menyerang pihak lain
adapun Baron dan Byrne (dalam Admins, 2010) mengemukakan agresivitas
adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan
menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Dapat diartikan agresivitas
adalah dorongan dalam diri untuk melukai orang lain baik perasaan maupun
melukai fisik pihak orang lain. Hal ini diperkuat oleh Berkowitz (dalam
Pratama, 2010, hlm. 3) yang mendefinisaikan agresi sebagai segala bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun
mental. Dalam penelitian ini penulis menekankan pada tingkat agresivitas yang
tanpa benci atau instrumental aggression bukan tingkat agresevitas benci atau
hostility aggresion.
D. Pembatasan Penelitian
Atas dasar pertimbangan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu
ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini Nasution (2006, hlm. 31) mengemukakan
bahwa “analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah agar penelitian lebih lanjut terarah, lagi pula dengan demikian memperoleh gambaran yang lebih jelas
apabila penelitian itu dianggap selesai dan berakhir”.
1. Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan antara kecerdasan emosional
dengan tingkat agresivitas atlet.
2. Variabel bebas adalah kecerdasan emosional.
30
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Populasi dari penelitian ini adalah atlet karate UPI.
E. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan alat
ukur sebagai media pengumpulan data. Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010,
hlm. 219) adalah “alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. ”Sedangkan
alat ukur yang dikemukakan oleh Nurhasan (2002, hlm. 2) bahwa “dalam proses
pengukuran membutuhkan alat ukur, dengan alat ini kita mendapatkan data yang
merupakan hasil pengukuran”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen atau alat pengumpul data
dengantes tulis memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa angket. Isi angket berupa
pertanyaan seputar kecerdasan emosional untuk mengukur kecerdasan emosional atlet
beladiri karete UKM UPI dan angket agresivitas untuk mengukur tingkat agresivitas
atlet beradiri karate UKM UPI.
Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen variabel yang dijabarkan
melalui sub komponen, indikator, dan daftar pertanyaan. Diberikan kepada yang
bersedia memberikan respon (responden). Butir-butir pernyataan atau pertanyaan
merupakan gambaran tentang hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat
agresivitas atlet. Angket/kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
nilai validitas sebesar 0,89 dan reliabilitas sebesar 0,86 diadopsi dari Lane, et, al
(dalam Agusliani, 2014, hlm. 42). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup (angket berstruktur). Angket disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa atau telah tersusun atas pernyataan yang tegas, konkrit, dan lengkap
sehingga responden hanya diperkenankan untuk menjawab satu alternative jawaban
dengan karakteristik dirinya.
31
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menyusun prosedur atau
langkah-langkah penelitian sebagaimana tertera dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Prosedur/Langkah Penelitian (Sumber : Arikunto, 2006, hlm. 16)
Dari prosedur atau langkah-langkah di atas, dapat dijelaskan bahwa langkah
pertama ialah menentukan populasi, kemudian memilih sampel yang akan diteliti.
Setelah memperoleh sampel langkah berikutnya ialah melakukan tes dan pengukuran
tehadap sampel yang telah dipilih. Tes dan pengukuran yang dilakukan ialah tes
menggunakan angket kecerdasan emosional dan tingkat agresivitas. Setelah diperoleh
data, langkah berikutnya ialah mengolah dan menganalisis data. Dari hasil
pengolahan dan analisis data maka dapat diketahui koefisien korelasi kecerdasan
emosional dengan tingkat agresivitas atlet.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data Tingkat Kecerdasan Emosional
POPULASI
SAMPEL
KESIMPULAN PENGOLAHAN &
ANALISIS DATA
TES TINGKAT AGRESIVITAS TES KECERDASAN
32
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angket yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional atlet
dalam penelitian ini penulis mengadopsi dari Lane, et al (dalam Agusliani, 2014, hlm.
42). Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang diajukan untuk
mengetahui bagaimana kecerdasan emosi para atlet karate UPI. Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penulis tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden.
2. Pengumpulan Data Tingkat Agresivitas
Untuk mengukur variabel tingkat agresivitas dalam penelitian, intrumen
variabel tingkat agresivitas ini menggunakan instrumen yang diadaptasi dari
penelitian “Profil Tingkat Agresivitas Karateka UKM KKI UPI ” tahun 2013 yang dikembangkan oleh Sandi Novian.
Instrumen yang berpedoman skala likert ini, skala yang menggunakan hanya
item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik,
yang agak kurang, netral, dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti diatas
(Nazir dalam, Arif, 2013, hlm. 32), memiliki dua dimensi yaitu agresif instrumental
dan agresif benci, serta disusun menjadi empat belas indikator. Kisi-kisi intrumen
Agresivitas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Tingkat Agresivitas
Komponen Sub Komponen Indikator No. Soal Jml.
33
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agresivitas Agresif
Tekanan pertandingan 9 1
Tuntutan harga diri 10 1
Jumlah Total 30
Dalam penyusunan angket ini, penulis melakukan penilaian terhadap butir
pernyataan alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert. Ibrahim dan Sudjana
(dalam Agusliani, 2014, hlm. 36) mengemukakan bahwa :
34
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori skor sebagai berikut, kategori untuk setiap butir penyataan
positif, yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2 dan sangat
tidak setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu sangat setuju =
1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4 dan sangat tidak setuju = 5.
Tabel 3.2.
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden
dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan
itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (dalam Agusliani, 2014,
hlm. 37) sebagai berikut :
(1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
(2) Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawaboleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.
(3) Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
(4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
(5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Setelah dibuat soal untuk angket kecerdasan emosional dan agresivitas, maka
35
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan sampel yang hendak diteliti. Data dari hasil uji coba tersebut lalu diolah dan
dianalisis untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitasnya.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen mebutuhkan tingkat keterandalan yang baik. Keterandalan
tersebut dapat dilihat dari nilai validitas dan reliabilitas yang dimiliki oleh intrumen
tersebut.Untuk membuktikan keterandalan tersebut, maka dilakukan uji coba untuk
melihat validitas dan reliabilitas intumen.
a. Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2010, hlm. 211). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Arikunto (2010,
hlm. 212) mengatakan bahwa “ada dua macam validitas sesuai dengan cara
pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas eksternal. “Validitas
eksternal instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut
sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang
dimaksud” (Arikunto, 2010, hlm. 212). Validitas eksternal ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment.
� = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
Keterangan:
r
xy= Nilai validitas36
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y = skor rata-rata dari soal genap
Item-item soal yang tidak memenuhi kriteria akan dibuang terlebih dahulu
sebelum dapat menjadi bagian dari skala. Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan
korelasi intem total menggunakan rix> 0,30, semua item yang mencapai koefisien
korelasi daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, dalam Arif, 2013, hlm. 33).
Namun Azwar (dalam Arif, 2013, hlm. 33) menlanjutkan bahwa “batas kriteria
koefisien dapat diturunkan menjadi rxy > 0,25, apabila item-item yang lolos uji
validitas kurang mencukupi, sehingga jumlah item yang diinginkan tercapai.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan tanggal 3 juli 2015, diperoleh dari 30
butir soal kecerdasan emosional yang disebar yang valid 30 butir soal dan dari 30
butir soal agresivtas yang disebar yang valid 30 butir soal.
b. Uji Reliabilitas
Agar suatu instrumen dapat menghasilkan data yang terpercaya, maka harus
memiliki reliabilitas yang baik. “Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Arikunto, 2010, hlm. 221).
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus Spearman-Brown.
Rumus dari Spearmen-Brown adalah :
� = + � �/ /
/ /
Keterangan:
r
11 = reliabilitas instrumentr
1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen37
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hlm. 319). Hasil dari uji coba reliabilitas yang dilakukan tanggal 3 juli diperoleh
reliabilitas
r
11 = 0,92935 untuk kecerdasan emosional danr
11 = 0,93108 untukreliabilitas tingkat agresivitas.
H. Teknik dan Analisa Data
Dalam penelitian ini data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisi
menggunakan pendekatan statistika. Adapun beberapa langkah pengolahan dan
analisis data yang dilakukan sebagai berikut :
1. Menguji Normalitas Data dengan Uji Kenormalan Liliefors
Pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan data penelitian.
Prosedur yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Nurhasan et al.
(2008 : 118-119) adalah :
a. Hitung nilai rata-rata dan simpangan baku (S).
b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan
� = � −�
c. Tentukan luas derah dengan bantuan tabel F (nilai-nilai Z). jika nila Zi-nya
negative, maka ketentuannya (0,5 – hasil tabel Zi) dan jika nila Zi positif,
maka dalam menentukan F (Zi) adalah 0,5 + hasil tabel Z.
d. Selanjutnya dihitung proporsi S (Zi) dengan pendekatan urutan skor dibagi
jumlah keseluruhan.’
� � = � � �
e. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
(|F(Zi) –S(Zi)|).
38
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Untuk menolah atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria
penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah : hipotesis diterima apabila
Lo < Lα tabel, dan hipotesis ditolakapabila Lo > Lα tabel.
2. Menghitung Korelasi Antara Varibel X dengan Variabel Y
Setelah mengetahui normalitas data, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
menghitung korelasi antar variabel dengan teknik korelasi skor berpasangan. Langkah
ini dimaksudkan untuk menghitung tingkat korelasi antar variabel. Untuk menghitung
korelasi ini dapat digunakan pendekatan statistika dari Pearson dengan rumus
(Sugiyono, 2013, hlm. 255) :
(Sumber : Sugiyono, 2013, hlm. 255)
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi X = Kebugaran Jasmani Y = Kecerdasan Emosional n = Banyaknya data
Apabila (-) : Terdapat hubungan yang negatif atau berlawanan.
Apabila (+) : Terdapat hubungan yang positif atau searah.
1) Apabila r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan kedua variabel sangat kuat
dan searah, apabila X naik maka Y naik juga.
2) Apabila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan kedua variabel sangat rendah
atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
3) Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan kedua variabel sangat kuat dan
39
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil dari koefisien korelasi tersebut lalu dihubungkan dengan interprestasi
koefisien korelasi dari sugiyono yang terdapat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber: Sugiyono, 2013, hlm. 257)
3. Menguji Signifikansi Korelasi Antara Varibel X dan Variabel Y
Untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antar variabel, dilakukan uji t
dari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus yang diungkapkan Nurhasan et
al. (2008 :195) sebagai berikut :
= �√� − √ − � Keterangan :
t = nilai t-hitung yang dicari
r = koefisien korelasi variabel
n = banyaknya sampel
40
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah terakhir yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah
menghitung determinan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tiap variabel
dengan menggunakan rumus berikut ini:
� = � � %
Keterangan :
D = Persentase yang dicari
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh
hasil dari penyebaran kusioner tingkat hubungan variabel termasuk penilaian dalam
kategori sangat tinggi dengan korelasional yaitu 0,86, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan kecerdasan
emosional dengan tingkat agresivitas atlet beladiri UKM karate UPI.
B. Saran
Setelah melakukan analisis terhadap data dan hasil penelitian, penulis merasa
penelitian ini masih perlu disempurnakan. Oleh karena itu penulis memberikan saran
yang bisa dijadikan masukan sebagai berikut :
1. Bagi pelatih
Sebaiknya dalam pembinaan atlet, selain melatih kondisi fisik, teknik dan taktik
sebaiknya para pelatih memperhatikan juga aspek psikologi khususnya
kecerdasan emosional agar dapat mengontrol tingkat agresivitas.
2. Bagi Para Atlet
Sebaiknya para atlet meningkatkan dan mempertahankan kemampuan psikologi
kecerdasan emosional agar dapat mengontrol tingkat agresivitas yang baik
supaya tidak menjadi agresivitas yang buruk yang dikuasai oleh emosi.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas dan variabel yang lebih
banyak agar hasil penelitian dapat lebih berkembang kembali sehingga hasilnya
dapat dijadikan acuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan kajian teoretis
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
DAFTAR PUSTAKA
Admins. (2010) Agresivitas dan Jenis-Jenisnya. [Online]. Tersedia di: http://skripsipsikologie.wordpress.com [Diakses 10 April 2015].
Agusliani, R. (2014) Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli. Skripsi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arif, N,Dally. (2013) Hubungan Konsep Diri dengan Interaksi Sosial Tim Bola Basket. Skripsi, Fakustas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. (2006) Prosedur penelitian. Edisi ketigabelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, Utami, T. T (2012) Hubungan Kecerdasan Emosional dan Agresi pada Remaja Di Jakarta. [Online]. Tersedia di: http://www.thesis.binus.ac.id [Diakses 8Desember 2014].
Djamarah, B. Syaiful (2011) Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ekawati. (2001) Agresivitas dan Jenis-Jenisnya. [Online]. Tersedia di: http://skripsipsikologie.wordpress.com [Diakses 10 April 2015].
Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence. Edisi Terjemah Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2000) Working With Emotional Intelligence. Edisi Terjemah Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek – Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta.
Haryanto. (2010). Pengertian Kecerdasan Emosional. [Online]. Tersedia di:http://www.belajarpdikologi.com[22Oktober 2014].
Husdarta. (2014). Psikologi Olahraga. Bandung: ALFABETA
Koeswara (1998).Agresivitas dan Jenis-Jenisnya. [Online]. Tersedia di: http://skripsipsikologie.wordpress.com [Diakses 10 April 2015].
47
Muhamad Hilmanudin, 2015
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Novian, Sandi. (2013) Profil Tingkat Agresivitas Karateka.Skripsi, Fakustas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan dan Cholil, D. H. (2013) Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, Cholil, D. H., dan Hidayah, N. (2008) Statistika. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Pratama, Y. Ananda (2010) Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Agresivitas pada Remaja Awal Pendukung Persija (The Jak Mania). [Online]. Tersedia di: http://www.epository.uinjkt.ac.id [Diakses 8Desember 2014].
Qur’ani, A. (2014) Kecerdasan Emosional. [Online]. Tersedia di: http://www.educlopedia.com [Diakses 20April 2015].
Riduwan dan Kuncoro. (2011) Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
Sagitarius. (2012) Modul Karate. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana.(2006) Penelitian deskriptif. [Online]. Tersedia di:http://www.pengertiandaninfo.blogspot.com [14Maret 2015].
Sudjana. dkk. (2006) Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Biru.
Sugiyono. (2013) Metode penelitian kuantitatif kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (2006) Pengantar penelitian ilmiah. Bandung: Tarsito.
Tim Penyusun. (2013) Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Uno. B. Hamzah, (2010), Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
Jakarta:PT Bumi Aksara.
Wahid, Abdul. (2007) SHOTOKAN (Sebuah Tinjauan Alternatif Terhadap Aliran Karate-Do Tersebar di Dunia). Jakarta: PT. Grafindo Persada.