• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG: penelitian tindakan kelas di kelas VII-E SMP negeri 12 bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG: penelitian tindakan kelas di kelas VII-E SMP negeri 12 bandung."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN

DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untukMemenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan IPS.

Disusun Oleh:

Agus Hermawan

1106630

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

2015

(2)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN

DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)

Oleh:

AGUS HERMAWAN 1106630

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Agus Hermawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Okober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN

KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG(Penelitian Tindakan Kelas Di kelas VII-E SMP Negeri 12Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

AGUS HERMAWAN (1106630)

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN

DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Prof . Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP: 195907141986011001

Pembimbing II,

Dra.Neiny Ratmaningsih, M.Pd NIP: 1961125 1986032 003

Mengetahui

KetuaProgram StudiPendidikan IPS

(5)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

STUDENT’ SOCIAL INTELLIGENCE IMPROVEMENT IN SOCIAL

STUDIES LEARNING THROUGH ORAY-ORAYAN TRADITIONAL GAMES AT SMP NEGERI 12 BANDUNG

(CAR in Class of VII E SMP Negeri 12 Bandung in Social Studies Learning)

(6)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI

12 BANDUNG

(PTK di Kelas VII E SMP Negeri 12 Bandung dalam Pembelajaran IPS)

(7)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

UCAPAN TERIMAKASIH.

ABSTRAK.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur OrganisasiSkripsi... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Tijauan Belajar dan pembelajaran IPS ... 10

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran IPS ... 10

2. Pengertian Pembelajaran IPS ... 11

3. Tujuan Pelajaran IPS ... 12

B. Kecerdasan Sosial (Social Intelegence)... 13

1. Mengaplikasikan kecerdasan intelektual ke dalam kecerdasan sosial ... 15

(8)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

C. Etnopedagogi ... 17

D. Permainan Tradisional. ... 19

1. Jenis Permainan Tradisional ... 19

2. Manfaat Permainan Tradisional ... 21

3. Tujuan Permainan Tradisional ... 21

4. Fungsi Permainan Tradisional ... 21

E. Permainan Tradisional Oray-orayan ... 21

1. Definisi Permainan Tradisional Oray-orayan ... 21

2. Pelaksanaan Permainan Tradisional Oray-orayan Untuk Siswa SMP... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian. ... 29

1. Perencanaan Tindakan ... 30

2. Pelaksanaan Tindakan... 30

3. Pengamatan/observasi ... 31

4. Refleksi ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 31

1. Tahap Perencanaan ... 31

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 32

3. Tahap Observasi ... 32

(9)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

E. Definisi Oprasional ... 33

1. Kecerdasan Sosial ... 33

2. Permainan Tradisional ... 33

3. Permainan Tradisional Oray-orayan ... 33

4. Pembelajaran IPS ... 33

F. Intrumen Penelitian ... 34

1. Lembar Observasi. ... 34

2. Catatan Lapanngan. ... 36

3. Wawancara ... 36

4. Angket ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 36

1. Observasi ... 36

2. Wawancara/interview... 37

3. Dokumentasi ... 37

4. Catatan Lapangan (Field Noted) ... 37

5. Angket (Kuesioner)... 38

H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 38

1. Data Kualitatif... 38

2. Analisis Data Kuantitatif ... 40

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

(10)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

2. Struktur Organisasi Sekolah ... 46

3. Denah Lokasi Sekolah . ... 48

4. Keadaan Fasilitas Civitas Akademik Sekolah ... 49

5. Profil SMP Pasundan 4 Bandung... 55

6. Subjek Penelitian ... 56

B. Pra Obsevasi ... 57

C. Studi Pendahuluan ... 60

D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus ke-1 ... 60

1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ... 60

2. Pelaksanaan Siklus 1 ... 62

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 1... 69

4. Refleksi ... 84

E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus ke-2 ... 85

1. Perencanaan Siklus 2 ... 85

2. Pelaksanaan Siklus 2 ... 87

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 2... 94

4. Refleksi ... 109

F. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 110

1. Perencanaan Siklus 3 ... 110

2. Pelaksanaan Siklus 3 ... 111

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 3 ... 118

(11)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

G. Pembahasan Hasil Penelitiian ... 134

1. Peningkatan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional Oray_orayan Dalam Pembelajaran IPS ... 134

2. Hambatan yang Dihadapi Dalam peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan dalam Pembelajaran IPS ... 145

3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Dalam mengkatkan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan Pembelajaran IPS ... 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 150

A. Kesimpulan ... 150

B. Rekomendasi/Saran ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 156

(12)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peranan Permainan Tradisional Oray-orayan dalam Meningkatkan

Keterampilan Sosial Siswa ... 37

Tabel 4.1 Data Tenaga Pengajar.. ... 46

Tabel 4.2. Data Staff Tata Usaha. ... 48

Tabel 4.3. Data Ruang Belajar (Kelas). ... 48

Tabel 4.4. Data Ruang Belajar Lainnya . ... 49

Tabel 4.5. Data Ruang Kantor. ... 49

Tabel 4.6. Data Ruang Penunjang... 50

Tabel 4.7. Lapanngan Olah Raga. ... 50

Tabel 4.8. Daftar Nama Siswa Kelas VII E ... 53

Tabel 4.9.Daftar Nama dan Anggota Kelompok ... 61

Tabel 4.10.Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Siklus 1. ... 66

Tabel 4.11.Temuan Pada Proses Permainan Siklus Pertama. ... 71

Tabel 4.12.Penilaian Indikator Kecerdasan Soisal Siswa Pada Siklus Ke-1. ... 73

Tabel 4.13. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-1. ... 75

Tabel 4.14. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-1. ... 76

Tabel 4.15. Presentase indikator kecerdasan sosialsiswa siklus ke-1. ... 78

Tabel 4.16. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 2... 91

Tabel 4.17. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-2.. ... 91

Tabel 4.18. Hasil Penilaian Presentase Indikator Kecerdasan Soisal Siswa Pada Siklus Ke-2. ... 97

Tabel 4.19.Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-2 ... 100

Tabel 4.20. Presentase Manfaat Penggunaan permainan oray-oryan Siklus ke-2. ... 101

Tabel 4.21. Presentase indikator kecerdasan sosial siswa siklus ke-2. ... 102

Tabel 4.22. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-2 ... 114

Tabel 4.23. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 3... 116

(13)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

Tabel 4.25. Hasil Penilaian Kecerdasan Sosial Siswa Siklus ketiga. ... 122

Tabel 4.26. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus Ke-3. ... 125

Tabel 4.27. Presentase Manfaat Penggunaan permainan oray-oryan siklus ke-3. .... 126

Tabel 4.28. Presentase Indikator Kecerdasan Sosial Siswa Siklus Ke-3. ... 127

Tabel 4.29. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-2. ... 129

Tabel 4.30. Perbandingan Hasil Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan

Siklus ke-3.. ... 134

Tabel 4.31. Perbandingan Hasil Belajar Kecerdasan Sosial Siswa dalam

Pembelajaran IPS Pada Siklus ke-1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke-3... 138

(14)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart. ... 33

Gambar 4.1.Struktur Organisasi SMP Negeri 12 Bandung ... 43

Gambar 4.2. Guru sedang menerangkan aturan permainan oray-orayan. ... 65

Gambar 4.3. Siswa sedang melakukan tradisional permainan oray-orayan ... 65

Gambar 4.4. Siswa sedang memperhatikan guru yang sedang memberikan materi pada siklus ke dua tahap pertama. ... 90

Gambar 4.5. siswa sedang memperhatikan guru yang sedang memberikan materi pada siklus ke dua tahap pertama mengunakan media power point... 90

Gambar 4.6. Guru ketika sedang memberi arahan LKS siklus ke-3. ... 115

(15)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Grafik Perbandingan Hasil Kegiatan Guru dalam Tiap Siklus.. ... 136

Grafik 4.2. Grafik Perbadingan Hasil Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Tiap Siklus 139

Grafik 4.63 GrafikPerbandinganHasil Angket Respon Siswa mengenai

Materi Pelajaran IPS Menggunakan Media Komik Siklus ke- 1,

(16)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

LAMPIRAN

Lampiran. SK dan Surat penelitian. ... I

Lampiran. Silabus dan RPP ... II

Lampiran. Intrumen Penelitian. ... II

Lampiran. Hasil Penelitian ... IV

Lampiran. Dokumentasi... VI

(17)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam mencapai harapan pendidikan nasional, pembelajaran harus dapat diciptakan dengan inovatif. Hal ini didasarkan pada berbagai harapan terhadap karakter siswa yang akan dicetak oleh pendidikan di Indonesia. Mengenai pembelajaran sendiri telah banyak diatur dalam kurikulum. Sebagai fungsinya kurikulum merupakan alur dalam membentuk wajah pendidikan. Kurikulum harus dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran inovatif. Tentunya pembelajaran yang terus mengarahkan pendidikan untuk dapat seimbang dengan tuntutan zaman.

(18)

2

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran inovatif harus dapat diaplikasikan dalam semua pengajaran mata pelajaran yang ada di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang paling tepat untuk menerapkan pembelajaran inovatif ini adalah mata pelajaran llmu Pendidikan Sosial (IPS). Aspek materi dalam mata pelajaran IPS sangatlah beragam dan luas. Tidak hanya bersifat teoritis, tapi juga bersifat praktis dan kontekstual. Dewasa ini, tidak banyak guru IPS yang memanfaatkan sifat kontekstual IPS secara optimal. Artinya mata pelajaran IPS tetap saja disajikan dalam kerangka berpikir yang berbentuk hafalan atau tekstual, tanpa mengembangkan esensi sosial kemasyarakatan dan lingkungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar inilah peneliti mencoba melakukan observasi awal dalam melihat proses pembelajaran mata pelajaran IPS di kelas. Melihat secara lebih dekat dan detail bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran IPS di kelas dan menganalisa apa saja yang menjadi kendala guru maupun siswa terhadap mata pelajaran IPS. Tujuan sekolah observasi peneliti adalah SMPN 12 Bandung kelas VII.E.

Dalam kacamata peneliti, berbagai permasalahan yang terlihat ada di kelas saat pembelajaran mata pelajaran IPS diantaranya mengenai masih minimnya keterampilan kerjasama siswa, attitude atau perilaku siswa yang kurang sopan dan kurang saling menghargai sesama siswa, green behaviour atau kesadaran lingkungan yang masih belum tumbuh dalam diri siswa, keterampilan komunikasi atau menganalisa permasalahan secara kritis dalam lingkungan terdekat, motivasi belajar yang masih kurang terlihat dari kondisi kelas yang tidak kondusif maupun siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran dan sulitnya siswa untuk fokus dalam belajar.

(19)

3

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan keterampilan dasar yang perlu dikembangkan diantaranya (1) mengorganisasi kelompok, (2) merundingkan pemecahan masalah, (3) menjalin hubungan, (4) menganalisis sosial. Pada penjelasan Golemen ini peneliti hanya akan memfokuskan pada proses menganalisis sosial.

Mata pelajaran IPS lekat dengan kata sosial. Artinya bahwa sifat sosial ini tidak tunggal melainkan majemuk dan beragam. Sehingga, perlu adanya kerjasama antar individu dalam menerapkannya melalui aktivitas yang dapat meningkatkan kepekaan sosial siswa.

Menurut Sumaatmadja dalam Komalasari ( 2011, hlm.7) mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Dengan mempelajari mata pelajaran IPS, para siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta mampu berpikir kritis yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Dalam peningkatan kecerdasan sosial terutama pada bagian menganalisa lingkungan sosial, siswa diajak untuk secara aktif mampu memecahkan dan peka terhadap permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Karena kepekaan sosial (social sensitivity) secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek atau situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya.

(20)

4

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganalisa lingkungan sekitar siswa. Ketika aktivitas belajar siswa di kelas bisa diarahkan agar siswa mempunyai kecerdasa sosial akan membantu interaksi siswa di dalam kelas karena kecerdasaan sosial yang sudah dimiliki oleh setiap individu. “Kecerdasan sosial merupakan kemampuan pribadi yang relatif menetap dalam diri seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang

lain” (Vernon, 2007, hlm. 103).

Dalam pengertian yang diungkapkan oleh Vemon ini menunjukkan bahwa kecerdasan sosial itu sudah menjadi kemampuan pribadi seseorang, namun kecerdasan sosial ini belum terlalu dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Permbahasan lain mengenai kecerdasan sosial muncul dari Suyono, Hadi dalam Social Intelegence (2007, hlm. 280).

Orang yang mempunyai kecerdasan sosial tinggi adalah orang yang mampu memahami siapakah dirinya, dimana tempatnya, harmonis dalam berinteraksi dengan orang lain dan selaras dengan lingkungannya.

Di sisi lain pentingnya kecerdasan sosial akan sangat mendukung pada hasil-hasil lain dalam proses pembelajaran. Hal ini ditegaskan dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh Tryon, Dkk dalam Reynolds dan Muijs (2008, hlm. 203).

Keterampilan sosial bukan hanya penting, karena keterampilan itu memang penting, tetapi juga dikaitkan dengan hasil-hasil lain yang memang dikehendaki.Sebagai contoh, dikalangan remaja kurangnya keterampilan sosial ditemukan berhubungan dengan depresi dan kecemasan, serta dengan prestasi akademik yang rendah.

Mengenai kecerdasaan sosial sendiri sejalan dengan harapan kurikulum 2013 yang lebih mengorientasikan dalam mengembangkan berbagai ranah pendidikan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Hal ini terangkum dalam bentuk kompetensi dalam diri seorang siswa. Pengertian kompetensi menurut Burke dalam Mulyasa(2013, hlm. 66).

(21)

5

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satisfactorily perform particular cognitive, affective and psychomotor behaviours.

Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Maka, peneliti mencoba mengembangkan aktivitas belajar kelas untuk mencapai kompetensi yang akan memunculkan kepekaan sosial siswa melalui permaiana.

Hubungan sosialisasi juga dapat mempererat antara hubungan anak dengan guru dan anak dengan anak, melalui bermain dapat menciptakan interaksi akrab dan hangat melalui gaya dan tingkah polos anak sehari-hari. Tentu saja supaya suasana ini tercipta anak perlu diberi kesempatan untuk mencoba, pengalaman demikian sengat penting bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan keterampilannya, membutuhkan otot besar dan kecil menjadi lebih kuat. Bermain tidak hanya diperoleh siswan di sekolah, siswa dapat menemukannya di lingkungan tempat ia tinggal, sehingga dalam melatih kecerdasan sosialnya yang dapat mendidik, guru harus dapat mengetahui dan memahami cara atau metode yang dapat mendidik dan mudah dilakukan sehingga siswa dapat mengerti dan memahami isi dan muatan yang dapat mendidik dari apa yang disampaikan guru (Sugianto dalam Nina, 2013.hlm. 01).

“Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, sehingga

anak tidak perlu dipaksa untuk bermain, bermain berguna bagi anak untuk membantu dalam memahami dan menngungakpakn dunianya baik dalam

taraf berfikir maupun perasaan.”

(22)

6

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran langsung dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa terutama dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan secarabertahap. Hildebrand & Moeslihatum dalam Kurniati (2010.hlm. 1)

“Bermain Berarti mengeksplolasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang

dilakukan untuk mentrasformasikan secara imajinatif hal-hal yang sama dengan

orang dewasa.” Pembelajaran berbasis permainan memiliki muatan positif yang

dapat mengembangkan kecerdasan sosial karena dengan bermain anak akan dilatih untuk berinteraksi. Berdasarkan hasil pengamatan terkait permasalahan dan rencana pemecahan untuk penyelesaiannya peneliti memberikan judul pada penelitian ini dengan nama “Peningkatan Kecerdasan Sosial Melalui Permainan Tradisional Oray-Orayan di SMP Negeri 12 Bandung Dalam

Pembelajaran IPS”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut.

1. Guru masih menggunkan metode ceramah dalam pembelajaran IPS 2. Minimnya keterampilan kerjasama siswa, attitude atau perilaku siswa

yang kurang sopan dan kurang saling menghargai sesama siswa. 3. Kurangnya kecerdasan sosial antar teman sebangku.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan pembahasan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(23)

7

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana kondisi objektif kecerdasan sosial siswa kelas VII E di SMP N 12 Bandung sebelum penerapan permainan tradisional oray-orayan? 2. Bagaimana menerapkan aktivitas belajar melalui metode permainan

tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan social siswa di kelas VII E SMP N 12 Bandung?

3. Bagaimana mengatasi kendala-kendala dalam menerapkan metode permainan tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan sosial di kelas VII E SMP N 12 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui metode pembelajaran permainan tradisional oray-orayan dikelas VII E SMP N 12 Bandung?.Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana guru mendesain tahapan-tahapan pembelajaran IPS dalam upaya peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan di kelas VII E SMPN 12 Bandung. 2. Mengetahui implementasi pembelajaran IPS dengan mengunakan

metode permainan tradisional oray-orayan dalam upaya meningkatkan kecerdasan sosial siswa di kelas VII.E SMPN 12 Bandung.

3. Mengatasi kendala-kendala metode permainan tradissional oray-orayan dalam meningkatkan kecerdasan sosial dalam menganalisa keadaan sosial siswa di kelas VII.E SMPN 12 Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua : 1. Manfaat Teoritis

(24)

8

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan, khususnya mengenai peningkatan kecerdasan sosial siswa dengan mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan di SMPN 12 Bandung.

2. Manfaat Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai perbaikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam dengan menggunakan metode permainan tradisioanal oray-orayan, selain itu manfaat lainnya diperuntukkan sebagai berikut: a. Untuk sekolah

Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS di sekolah, agar mampu berpartisipasi memperbaiki pendidikan Nasional.

b. Untuk guru

Untuk bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui media permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.

c. Untuk Siswa

Mengembangkan kreatifitas dan kualitas pribadi dan kelompok dalam menguasai kecerdasan sosial terutama dalam menganalisa lingkungan sosial.

d. Untuk peneliti

(25)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F.Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisai skripsi merupakan rincian yang berisi mengenai urutan penulisan dari setiap bab yang terdapat dalam skripsi tersebut, mulai dari bab pertama hingga bab terakhir.

Bab I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang pada hakihatnya menjelaskan mengenai gambaran umum penelitian secara menyeluru. Dalam pendahuluan ini terdiri atas, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II : KAJIAN TEORI

Merupakan kajian teori terdiri dari berbagai landasan teori yang

berhubungan dengan judul penelitian ini, yaitu “Peningkatan

Kecerdasan Sosial Melalui Metode Permainan Tradisional Oray-orayan Dalam Pembelajaran IPS.

Bab III : METODE PENELITIAN

(26)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui dikelas VII E SMP Negeri 12 Bandung, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian yaitu di SMP Negeri 12 Bandung. SMP Negeri 12 Bandung berlokasi di Jalan DR. Setiiabudi No. 195, Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016, dengan waktu pelaksanaan pada bulan maret hingga akhhir bulan april, pelaksanaan penelitian ini mengacu pada kalender akademik yang akan menentukan hari efektif yang sanggat berpengaruh terhadapa kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII E yang berjumlah 36 orang, dengan komposisi perempuan sebanyak 18 orang dan dan laki-laki 18 orang. Alasan peneliti memilih kelas VII E karena dikelas tersebut ditemukan permasalahan kurangnya kecerdasan sosial siswa terlebih ditandai denngan kegiatan belajar yang belum pernah mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan.

B. Metode Penelitian

(27)

29

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meninjau jenis permasalahan yang akan diteliti berupa permasalahan proses pembelajaran didalam kelas, maka metode penelitian yang dipilih dan pergunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Pada dasarnya penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis semua pengaruh dari pelaku tersebut Sanjaya (dalam Elisania, 2010, hlm. 40).

Wiriaatmadja (2007, hlm. 13) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan

kelas dilakukan oleh sekelompok guru yang dapat mengorganisasikan kepada praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran

mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”. Menurut Ebbit dkk (dalam Elisania, 2010, hlm. 40) „penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari

upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas, merupakan penelitian yang dilaksankan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelas demi menghasilkan mutu dan hasil pembelajaran yang lebih baik.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yakni mengacu pada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Model penelitian ini terdiri rencana (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Desain penelitian yang digunakan berbentuk sprial (siklus) dan tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan beberapa kali hingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.

(28)

30

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2007, hlm. 66)

Secara operasional desain penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Rencana (Plan), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana tindakan yang hendak dilaksanakan, tahap perencanaan ini dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan indentifikasi permasalahan pada saat observasi awal, sebelum penelitian ini dilaksanakan. Pada tahap ini semua perangkat dalam melaksanakan penelitian dipersiapkan, termasuk subjek penelitian (instrumen penelitian).

(29)

31

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observasi (observe), yaitu kegiatan mengamati hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dibarengi dengan kegiatan untuk mendokumentasikan (mencatat) proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang muncul selama pelaksanaan tindakan berlanngsung.

4. Refleksi (reflect), yaitu menganalisis tentang apa saja rencana dan tindakan yang sudah tercapai atau mengkaji mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

D.Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang juga menjadi guru, sehingga pada saat pennggajaran dikelas juga dilaksanakan penelitian. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bersiklus artinya tidak dilakukan hanya sekali tetapi dilakukan hingga data yang diperoleh mencapai titik jenuh. Untuk lebih rinci maka prosedur penelitian ini di uraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencaan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi peserta didik berdasarkan pada pra penelitian yang dilakukan. Agar dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang muncul. Perencaan ini dilakukan peneliti untuk menentukan tema pembelajaran, yang sesuai dengan metode permainan tradisional oray-orayan guna meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan, merencanakan diskusi antara peneliti dan observer berdasarkan pengamatan yang berkaitan dengan metode permainan tradisional oray-orayan guna meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Kemudian membuat rencana perbaikan, terhadap kekurangan yang ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan observer, dan merencakan untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah dilaksanakan penelitian.

(30)

32

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasarnya seluruh standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan tema, namun peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :

a. Standar Kompetensi 2. “Memahami kehidupan sosial manusia”, dan

Kompentensi Dasar 2.1 “Mendeskripsikan interaksi sebahai proses

sosial.

b. Standar Kompentensi 3. “Memahami usaha manusia memenuhi

kebutuhan”, dan Kompentensi Dasar 3.1 “Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam menemui kebutuhan.

c. Standar Kompetensi 4. “Memahami usaha manusia untuk mengenali

perkembangan lingkungnnya”, dan Kompentensi Dasar 4.3 “Mendeskripsikan kondidi geografis dan penduduk.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah, untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan peserta didik di kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung.

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua tindakan dalam satu siklus PTK. Adapun tindakan tersebut adalah :

a. Tindakan ke-1 yang meliputi :

1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dirancang.

2) Memberikan semua informasi mengenai materi pelajaran sesuai tema yang telah dipilih peneliti, memberikan pekerjaan kelompok sesuai materi pelajaran, agar siswa dapat bekerjasama dalam menyelasikan tugas yang diberikan guru pada tiap kelompok. 3) Melakukan penilain pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan

oleh siswa.

(31)

33

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Guru menjelaskan tentang peramainan tradisional oray-orayan beserta aturan maenya dan manfaat atau nilai-nilai yang terkandung didalam permainan tradisional oray-orayan itu sendiri. 2) Siswa diajak bermain permainan tradisional oray-orayan yang telah

dirancang dan dikemas agar sesuai dengan materi pelajaran guna dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa, dengan memilih dua kelompok yang akan melakukan permainan ini, seraya memilih dua orang untuk menjadi kepala ular yang terdiri dari dua kelompok, dengan kualifikasi siswa yang tinggi dan dianggap lincah, siswa yang lainya menjadi ekor ular, dengan aturan permainan tradisional oray-orayan yang telah dikemas sedemikian rupa agar dapat senada dengan mater pembelajarn IPS, 2 orang siswa yang bertugas sebagai kepala oray (ular), akan diberikan tugas setiap kali menangkap siswa yang menjadi ekor oray diberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas sebelumnya jika siswa yang ditanggap menjawab benar akan menjadi anggota kepala oray A dan jika salah akan menjadi anggota kepala oray B, dan pertanyaan yang diberikan oleh kepala oray akan berbeda setiap kali menangkap ekora oray, yang bertugas menjadi ekor oray adalah siswa kelopok 1 dan 2 bertugas membuat barisan panjang seraya menayikan lagu permainan tradisional oray-orayan dengan gerakan berputar masuk kedalam lorong yang telah dibuat oleh tanggan kedua kepala oray.

(Nyayian Lagu Permainan Tradisional Oray-Orayan) Oray-orayan luar leor mapay sawah

Entong kasawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay sawah

Entong ka sawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay kebon

Entong ka kebon loba barudak keur ngangon Mending ge teuleum

(32)

34

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saha anu mandi

Anu mandina pandeuri Hok..hok..hok...

Kepala oray menangkap ekor oray pada kalimat akhir dari nyayian permainan oray-orayan pada saat kata hok..hok..hok..., ketika satu orang siswa tertangkap oleh kepala oray, siswa itu harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kepala oray, yang tidak bisa menjawab akan menjadi anggota kepala A dan yang tidak bisa menjawab menjadi anggota kepala B, begitu sampai ekor oray habis setelah habis dan dua kepala ular mendapatkan anggotanya setelah itu Anak-anak membentuk barisan, umumnya anak disusun berdasarkan tinggi badan anak yang paling tinggi diposisikan didepan sebagai kepala ular, sementara dibagian belakang adalah anak yang paling pendek tetapi mempunyai karakteristik lincah. Pada saat berbaris, semua anggota saling berpegangan dengan pinggang teman yang ada didepannya, pengangan tangan yang tadi harusalah kuat sehingga tidak mudah lepas. Setelah semuanya siap anak-anak mulai dengan menyanyikan lagu permainan oray-orayan. Pada saat kata hok..hok..hok..., anak yang menjadi ekor akan segera ditangkap oleh kepala ular, dan ekor tersebut dapat terus menghindar agar suapaya tidak dapat ditangkap, namun sebaliknya kepala ular akan terus berusaha untuk menangkap ekor tersebut. Jika anak yang paling belakang tersebut tertangkap, maka ia memberikan pertanyaan kepada kepala oray jika kepala oray dapat menjawab pertanyaan itu maka ekor harus keluar dari permainan ini, tetapi jika tidak ekor masih tetap bermain dalam permainan.

(33)

35

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk minum, serta melihat sejauh mana materi yang telah diserap oleh siswa yang telah dimasukan kedalam permainan tradisional oray-orayan, guru meminta siswa mengerjakan LKS kelompok yang telah disiapkan oleh guru. Dengan pengawasan guru.

Peneliti berkolaborasi bersama guru kelas selama kegiatan berlangsung, guru memantu penelitian dalam mengarahkan dan memberi semangat dalam meningkatkan kecerdasan sosial melalui permainan tradisional oray-orayan, selain sebagai observer peneliti juga sebagai pelaksana tindakan yang berkolaborasi dengan guru kelas.

3. Pengamatan (Observation)

Pada tahap ini dilakukan kegiatan observasi saat proses pembelajaran IPS berlanngsung sebagai sebuah tindakan, observasi dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat. Dalam pelaksanaanya yang menjadi fokus observasi adalah siswa dan guru. Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mengunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi, untuk melihat, merekam dan mencatat aktivitas siswa ketiak diterapkan metode permainan tradisional oray-orayan dalam proses pembelajaran IPS. b. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan

tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.

c. Mengamati peningkatan kecerdasan sosial dengan penerapan metode permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan dilakukan. Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi balikan sebagai evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini meliputi : a. Melakukan diskusi balikan dengan guru mita berdasarkan hasil

(34)

36

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan gutu mitra. c. Melakukan perbaikan dari tindakan yang telah dilakukan sebagai tindak

lajut hasil diskusi.

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian, istilah-istilah tersebut :

1. Kecerdasan sosial merupakan kemampuan dalam menjalin hubungan

dengan orang lain secara terus-menerus” Moss dan Hunt (dalam gita, 2014, hlm. 8). Dalam definisi yang diungkapkan oleh Moss dan Hunt

menjadi jelas bahwa kecerdasan sosial lebih banyak mengarahkan dan

menyumbangkan potensinya dalam menjalin hubungan dengan orang lain

dalam jangka waktu terus menerus.

2. Permainan tradisional merupakan permainan warisan budaya leluhur kita, yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tersebar diseluruh penjuru nusantara Kurniati (dalam Nina, 2013, hlm. 30).

3. Permianan oray-orayan merupakan permaianan yang dapat diarahkan serta mampu meningkatkan keterampilan sosial, karena dengan permaianan ini dapat meningkatkan antusias dalam kerjasama, saling menghargai, karena di dalam permainan oray-orayan tergandung nilai nilai norma didalamnya (Nina, 2013, hlm. 99).

(35)

37

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen tersebut mencerminkan juga cara pelaksanaanya maka sering disebut juga teknik penelitian (Sanjaya, 2009, hlm. 84). Dalam penelitian ini, instrumen dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai katifitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung dengan penerapan metode permainan tradisional oray-orayan. Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan adalah model check

list, dengan kriteria baik, cukup dan kurang. Lembar observasi ini digunakan

untuk melihat sejauh mana kesesuaian perencanaan pembelajaran IPS dengan pelaksanaan pembelajaran IPS serta melihat hasil dari penerapan metode permainan tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa.

(36)

38

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL KELAS VII E

DI SMPN 12 BADNUNG DALAM PEMBELAJARAN IPS

Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan

Teknik Percaya diri Menunjukan

rasa percaya Bekerja sama Bekerja sama

(37)

39

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menjadi salah satu alat yang penting dalam penelitian, karena melalui catatan lapangan dapat mengetahui berbagai aspek, seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, serta perkembangan siswa saat dilakukannya permainan tradisional oray-orayan berlangsunng.

3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi sejara jelas mengenai perkembangan kecerdasan sosial siswa dalam penggunaan alat permainan tradisional oray-orayan berlangsung. Menurut Asrori (dalam Nina, 2013, hlm. 37) wawncara adalah salah satu cara pemantauan penelitian dan penggalian data yang diperoleh melalui ungkapan secara lisan oleh sumber yang terkait.

4. Angket

Pengunaan angket sebagai alat pada penelitian ini dimaksutkan untuk melihat dan mengetahui kepuasan siswa dalam pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan motode permainan tradisional oray-orayan, serta mengetahui terjadinya peningkatan atau tidak. Angket diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran setiap siklusnya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan kriteria penilaian, sanggat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan, wawancara dan studi dokumentasi. Kesemua teknik ini diharapkan dapat melenngkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi

(38)

40

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu observasi dalam penelitian ini merupakan upaya /usaha yang dilakukan peneliti untuk merekam atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Wawancara

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007, hlm. 117) „wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat

dari sudut pandang orang lain‟. Selajutnya menurut Denzin (dalam Wiraatmadja, 2007, hlm. 117) „wawancara merupakan pertanyaan -pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang

dipandang perlu‟. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada saat penelitian awal kepada guru dan siswa untuk menngetahui kondisi saat melakukan observasi awal agar peneliti mengetahui permasalahan apa saja yang terdapat kegiatan proses pembelajaran IPS.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan, yang dapat mengambarkan apa yang terjadi dikelas. Dokumentasi disini lebih ke pengambilan gambar atau foto agar peneliti dapat memonitor aktifitas siswa, sehingga dapat mengetahui aktifitas siswa yang sebenarnya tidak diperlukan didalam kelas dan yang diperlukan didalam kelas, hal ini akan membantu peneliti dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar pada saat dilakukannya tindakan.

4. Catatan Lapangan

(39)

41

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu catatan lapangan merupakan kegiatan untuk mencatat semua pristiwa yang terjadi didalam kelas pada saat tindakan dilakukan. Catatan lapangan dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai pemantau perkembangan siswa pada saat dilaksanakan tindakan didalam kelas dan melihat sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan.

5. Angket

Teknik pengumpulan data selamjutnya adalah angket. Dalam penelitian ini agket dipergunakan untuk mengetahui kepuasan-kepuasan siswa selama pembelajaran IPS berlangsunng dengan megunakan metode permainan tradisional oray-orayan, terlebih lagi angket digunakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan sosial dilihat dari sudut pandang siswa.

H. Analisi Data

Sanjaya (dalam Elisania, 2010, 53) mengungkapakan bahwa analisi data merupakan proses mengelola dan menginterprstasikan data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif yang masing-masing akan di analisis dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kuliatitatif dalam peneliian ini akan dianalisis melalui empat aktifitas yaitu, reduksi data, display (penyajian data), verifikasi (menarik kesimpulan) dan validasi data yang akan dijelaskan dibawah ini.:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses analisi data yang telah didapatkan dari lapangan, kemudian data tersebut dirangkum dan di klasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti supaya terfokuskan pada asepk-aspek yanng inggin dicapai untuk hasil terbaik. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data dari hasil catatan lapangan.

(40)

42

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah direduksi maka data selajutnya disajikan berupa teks naratif, matriks, dan grafik, untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian dilakukan secara singkat, jelas, dan terperinci lebih memudahkan dalam memahami gamabar terhadap aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini penyajian data banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Menarik kesimpulan (verifikasi)

Langkah ketiga yaitu menarik kesimpulan hal ini dimaksutdkan untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian di verifikasi selama penelitian berlangsung.

d. Validasi data

Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2007, hlm. 168) memberikan beberapa cara untuk melakukan validasi data dalam penelitian tindakan kelas yaitu.:

1) Member check yaitu memeriksa kembali

keterangan-keteranngan atau peroleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapa pun juuga.

2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk,

atau analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan dengan guru dan siswa. Tujuan dari triangulasi ini yaitu untuk melihat kesamaan hasil data yang diperoleh, agar data tersebut dapat diketahui tingkat kebenarnya.

3) Audit trail, yaitu digunakan untuk memeriksa kesalahan dalam

(41)

43

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap

temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini. Agar data dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini yang menjadi pakar profesional adalah dosen pembimbing. Pada tahap akhir ini dilakukan modifikasi dan penghalusan berdasarkan arahan atau pendapat dari dosen pembimbing.

2. Analisis data kuantitatif

Kegiatan analisis data kuantitatif disini hanya berupa analsis sederhana yaitu mempersentasikan perkembangan kecerdasan sosial siswa dari siklus pertama hingga siklus ketinga, adapun cara perhitungnya adalah:

Setelah dihitung kemudian hasilnya dikalsifikasikan sesuai dengan kriteria sebagi berikut ;

Semua data yang didapatkan dari alat penelitian tersebut kemudian dilakukan kategorisasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk table/sejenisnya. Adapun untuk penilaian angket peneliiti mengunakan penilaian skala dengan pengsekoran sanggat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju

Niterval Nilai Perdikat Konversi Rat-rata

Presentase

3,10 - 4,00 Sangat Baik 76% - 100% 2,10 - 3,00 Baik 51% - 75% 1,10 – 2,00 Cukup 26% - 51% <1,00 Kurang 1% - 25%

Prsentase pencapain kecerdasan sosial siswa

(42)

44

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TS), sangat tidak setuju (ST). Menurut Sudjuana (2001, hlm 19) untuk mengukur data angket digunakan rumus :

Setelah menjadi prsentase dalam sebuah table kemudian peneliti mendeskripsikan dalam bentuk deskripsi. Hal ini dilakukan agar mempermudah table tersebut untuk dipahami.

3. Interpretasi Data

Dalam bukunya penelitian tindakan kelas, Sanjaya (dalam, Elisiani, 2009, hlm. 56) mengemukakan bahwa dari tujuan menginterpretasi data adalah

„untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungfsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas, sesuai dengan tujuan penelitian‟. Pada

tahap ini bertujuan untuk memberikan makna pada data-data yanng diperoleh. Tahapan ini membuat masalah dalam penelitian dapat dipecahkan atau dijawab.

Data yang diperoleh penelitian dalam melakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan kecerdasan sosial melalui permainan tradisional oray-orayan, bai dari observasi siswa ataupun guru, catatan lapangan, dan dokumentasi siswa saat berlangsungnya tindakan dalam pembelajaran IPS akan diinterpretasikan secara menyeluruh. Sehingga tidak ada data yang tidak bermakna.

P= F x 100% N

Keterangan ;

P = Jumlah prsentase yang dicari

F= Jumlah frekuensi jawaban untuk tiap aternatif jawaban

(43)

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

150

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan selama proses berjalannya tindakan dari siklus pertama hingga tindakan siklus ketiga di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung yang telah peneliti jabarkan dalam bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan, peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan dikatakan berhasil dengan peningkatan atau hasil yang mencapai 80.60%. Pengunaan permainan tradisional oray-orayan sebagai metode pembelajaran ini perlu direncanakan secara matang terlebih dahulu khususnya dalam pemilihan materi pembelajaran dan waktu jam sekolah. Guna proses pembelajaran dalam pengunaan metode permainan tradisional oray-orayan dapat maksimal dan kondusif dalam pelaksanaanya. Seperti apa yang akan dijadikan sumber belajar, metode, maupun strategi yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan serta perlu dibuat lembar kerja siswa yang jelas untuk nantinya digunakan dalam metode permainan tradisional oray-orayan. Berikut ini peneliti jabarkan simpulan khusus yang didapatkan:

(44)

151

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan pula dari metode pembelajaran yang digunakan ini. Perbedaan dari ketiga siklus terletak pada perbedaan materi dan strategi yang digunakan pada pelaksanaan siklus yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kesesuaian pada Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar dan materi yang digunakan pada siklus tersebut. Tetapi, secara umum dalam hal perencanaan ini guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan apa yang sudah seharusnya guru lakukan pada proses tahapan perencanaan pembelajaran.

(45)

152

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas sebelumnya jika siswa yang ditanggap menjawab benar akan menjadi anggota kepala oray A dan jika salah akan menjadi anggota kepala oray B, dan pertanyaan yang diberikan oleh kepala oray akan berbeda setiap kali menangkap ekora oray, yang bertugas menjadi ekor oray adalah siswa kelopok 1 dan 2 bertugas membuat barisan panjang seraya menayikan lagu permainan tradisional oray-orayan dengan gerakan berputar masuk kedalam lorong yang telah dibuat oleh tanggan kedua kepala oray.

Nyayian Lagu Permainan Tradisional Oray-Orayan Oray-orayan luar leor mapay sawah

Entong kasawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay sawah

Entong ka sawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay kebon

Entong ka kebon loba barudak keur ngangon Mending ge teuleum

Di leuwi loba nu mandi Saha anu mandi

Anu mandina pandeuri Hok..hok..hok...

(46)

153

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak mudah lepas. Setelah semuanya siap anak-anak mulai dengan menyanyikan lagu permainan oray-orayan. Pada saat kata hok..hok..hok..., anak yang menjadi ekor akan segera ditangkap oleh kepala ular, dan ekor tersebut dapat terus menghindar agar suapaya tidak dapat ditangkap, namun sebaliknya kepala ular akan terus berusaha untuk menangkap ekor tersebut. Jika anak yang paling belakang tersebut tertangkap, maka ia memberikan pertanyaan kepada kepala oray jika kepala oray dapat menjawab pertanyaan itu maka ekor harus keluar dari permainan ini, tetapi jika tidak ekor masih tetap bermain dalam permainan. Dalam kegiatan penutup, guru melakukan evaluasi berupa tanya jawab kepada siswa untuk mengetauhi pendapat siswa mengenai permainan oray-orayan yang baru saja mereka lakukan, seraya beristirhat sejenak untuk menurunkan dahaga siswa diperbolehkan untuk minum, setelah itu guru meminta siswa mengerjakan LKS kelompok yang telah disiapkan oleh guru. kemudian siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Dalam tahap pelaksanaan ini terlihat bahwa guru sudah dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan apa yang telah disusun dan dirancang dalam tahap perencanaan sebelumnya.

(47)

154

Agus Hermawan, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa, kerjasama siswa, dan kepemimpinan siswa sebagai beberapa indikator dalam kecerdasan sosial siswa yang terlihat lebih baik.

4. Kendala dan solusi

Selama proses tahapan tindakan siklus mulai dari siklus pertama hingga siklus ketiga dari tahapan perencanaan hingga refleksi, terdapat beberapa kendala yang dialami khususnya oleh guru dalam pembelajaran IPS dengan melalui permainan tradisional oray-oryan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa, beberapa diantaranya adalah kurangnya pengalaman guru dalam menyusun perencanaan dengan menggunakan permainan tradisional oray-oryan sebagai metode pembelajaran, serta kurang kondusifnya siswa dalam pembelajaran IPS di kelas dikarenakan permaianan tradisional oray-orayan memerlukan waktu yang cukup banyak jadi guru dan siswa harus memahami permainan lebih banyak, sehingga metode pembelajaran mengunakan permainan tradisional oray-oryan dapat maksimal sesuai yang diharapkan bersama. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami oleh siswa adalah dengan mengkonsultasikannya dengan guru terkait dan meningkatkan kembali insiatif belajar secara mandiri dengan teman-teman sekelompoknya serta menjadikan lembar kerja siswa sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

B. Rekomendasi

Berikut ini beberapa rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan setelah melaksanakan kegiatan penelitian untuk dijadikan saran dan masukan kepada pihak-pihak terkait untuk kedepannya yang terdiri dari rekomendasi bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, serta bagi peneliti selanjutnya. Berikut merupakan rekomendasi yang diberikan:

1. Siswa

Gambar

Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Otentik dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa ”..

Tahapan perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Dalam penelitian ini direncanakan lebih dari satu

Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS disusun melalui silabus dan

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan rencana tidak harus berorientasi ke depan dan bersifat

Perencanaan dalam penelitian ini, adalah melakukan identifikasi masalah yang terjadi di kelas yang akan di teliti diantaranya peserta didik hanya diam ketika diberi

mengintervensikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pembelajaran yaitu dengan pembelajaran olahraga tradisional yang telah disusun dalam upaya meningkatkan pemahaman

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII F SMP NEGERI

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kecerdasan emosional dan prestasi belajar matematika siswa di kelas VII-F SMP Negeri 5 Purwokerto