KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN BIONUTRIEN CAF1 DAN
CAF2 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Sains
Disusun Oleh :
Dedi Haryadi 0706515
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
==================================================================
KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN
BIONUTRIEN CAF
1DAN CAF
2TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L)
Oleh Dedi Haryadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dedi Haryadi
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN BIONUTRIEN CAF1 DAN CAF2
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN PADI (Oryza sativa L)
Disusun oleh:
Dedi Haryadi
NIM. 0706515
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Yaya Sonjaya, M.Si Dr. Hendrawan, M.Si
NIP: 1965 0212 1990 031 002 NIP: 1963 0911 1989 011 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
i
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari penelitian sebelumnya mengenai bionutrien CAF, yaitu pengaruh penggunaan bionutrien CAF1 dan
CAF2 terhadap tanaman padi (Oryza sativa L) dengan tujuan untuk menentukan
kondisi dosis optimum, meneliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan, hasil panen dan daya tahan terhadap hama juga penyakit. Bionutrien CAF1 didapat dengan
cara ekstraksi menggunakan pelarut basa sedangkan bionutrien CAF2 didapat
dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut metanol. Bionutrien CAF1
diaplikasikan terhadap tanaman padi dengan variasi dosis 1,5 %; 2,5 %; 5 %; 7,5 %; 10 %; dan 15 %, sedangkan untuk bionutrien CAF2 variasi dosis yang
digunakan adalah 0,25 %; 0,5 %; 1,5%; 2 %; dan 4 %. Kontrol positif yang digunakan adalah tanaman padi dengan perlakuan petani, termasuk pemberian fungisida serta pestisida pada tanaman, sedangkan blanko yang digunakan adalah tanaman padi yang hanya disiram pelarut saja. Dari penelitian ini diketahui bahwa untuk tanaman padi yang diaplikasikan bionutrien CAF1, hasil panen terbaik dan
konstanta laju pertumbuhan tinggi terbesar ditunjukkan oleh tanaman aplikasi dengan dosis 7,5 % yaitu massa kering padi sebesar 35,490 gram dan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1079 hari-1. Untuk tanaman padi yang
diaplikasikan bionutrien CAF2, hasil panen terbaik dan konstanta laju
pertumbuhan tinggi terbesar ditunjukkan oleh tanaman aplikasi dengan dosis 0,5% yaitu massa kering padi sebesar 27,122 gram dan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1109 hari-1. Sedangkan kontrol positif memiliki massa kering padi
sebesar 40,194 gram dan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1188 hari-1,
sedangkan tanaman blanko memiliki memiliki massa kering padi sebesar 25,631 gram serta konstanta laju pertumbuhan tinggi 0,0992 hari-1.
ABSTRACT
This research is a further development of previous research about bionutrien CAF, about the effect of the use bionutrien CAF1 and CAF2 on rice plants (Oryza sativa
L) in order to determine the optimum dose conditions, examining the effect on
growth, yield and resistance of pests and disease . Bionutrien CAF1 obtained by
extraction using base solvent while bionutrien CAF2 obtained by extraction using
methanol. Bionutrien CAF1 applied to rice plants with various doses of 1,5%,
2,5%, 5%, 7,5%, 10% and 15%, while for bionutrien CAF2 variation dose used
was 0,25%; 0,5%; 1,5%; 2% and 4%. Positive controls used were rice plants with farmers treatment, including the provision of fungicides and pesticides on plants, while blank used is rice plants watered with only solvent. From this research it is known that for the rice plants applied bionutrien CAF1, the best yields and higher
growth rate constant is shown by the plant site application with a dose of 7,5% of the dry mass of rice amounted to 35,490 grams and higher growth rate constant of 0,1079 day-1. For rice plants applied bionutrien CAF2, the best yields and higher
growth rate constant is shown by the plant site application with a dose of 0,5% of the dry mass of rice amounted to 27,122 grams and higher growth rate constant of 0,1109 day-1. Meanwhile positive control has a mass of dry rice 40,194 grams of and high growth rate constant of 0,1188 day-1, while the plant form has a mass of 25,631 grams of dry rice and high growth rate constant of 0,0992 day-1.
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan ... 4
1.4. Manfaat ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Tanaman Padi ... 5
2.1.1. Pemupukan ... 9
2.1.2. Pengendalian Hama dan Penyakit ... 10
2.1.1. Penyakit Padi ... 12
2.2. Tanaman CAF ... 13
2.3. Pupuk ... 13
2.3.1 Pupuk Organik ... 14
2.3.2 Pupuk Anorganik ... 17
2.4. Bionutrien ... 19
2.5. Laju Pertumbuhan Tanaman ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
3.2. Alat dan Bahan ... 25
3.3. Alur Penelitian ... 26
3.3.1. Ekstraksi CAF Dengan Menggunakan Pelarut Basa ... 28
3.3.2. Ekstraksi CAF Dengan Menggunakan Pelarut Metanol ... 28
3.4. Tahap Aplikasi ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1. Ekstraksi CAF ... 32
4.1.1. Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut Basa ... 32
4.2. Aplikasi Bionutrien CAF Pada Tanaman Padi ... 35
4.2.1 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-0 (32 Hari)……….36
4.2.2 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-2 (46 Hari)……….38
4.2.3 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-4 (60 Hari)……….40
4.2.4 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-6 (74 Hari)……….43
4.2.5 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-8 (88 Hari)……….46
4.2.6 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-10 (102 Hari)……….50
4.2.7 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-12 (116 Hari)………52
4.2.8 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-14 (130 Hari)………55
4.2.9 Pengaruh Bionutrien CAF Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Minggu ke-16 (144 Hari)……….58
4.3. Konstanta Laju Pertumbuhan Tinggi ... 61
4.4. Jumlah Anakan... 65
4.5. Massa Padi Hasil panen ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak usaha yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan
produktivitas pertanian, diantaranya adalah pemenuhan nutrisi tanaman yang
cukup dan seimbang. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman tersebut, selain
pemanfaatan nutrisi yang sudah tersedia di alam juga diperlukan tambahan nutrisi
berupa pemberian pupuk. Pupuk merupakan bahan organik/anorganik,
alami/buatan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial
tertentu bagi pertumbuhan tanaman secara normal (Buckman, 1994).
Pemberian pupuk (pemupukan) harus dilakukan dengan tepat, efektif dan
efisien agar tujuan pemupukan dapat tercapai. Ketepatan pemupukan berkaitan
dengan komposisi kandungan unsur yang terkandung dalam pupuk. Semakin tepat
unsur yang diberikan maka semakin baik produktivitas tanaman. Ketepatan dosis
dan waktu aplikasi pemupukan juga menentukan keberhasilan produksi.
Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang
diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan peningkatan
produksi untuk setiap satuan penambahan pupuk (Hernanto, 1995).
Dalam perkembangannya, pupuk yang sering digunakan oleh para petani
adalah pupuk kimia. Hal ini disebabkan karena pupuk ini selain kaya akan nutrisi
2
kimia membawa dampak pada rusaknya ekosistem lahan dan timbulnya berbagai
permasalahan. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan kondisi tanah pertanian kehilangan kesuburannya,
berkurangnya jasad renik di dalam tanah yang membuat struktur tanah akan
semakin rusak.
Untuk mengatasi masalah ini, petani diupayakan untuk menggunakan
pupuk organik dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan petani akan
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Pupuk organik dikenal sebagai pupuk
yang ramah lingkungan. Hal ini karena pupuk organik dibuat dari bahan-bahan
alami yang tidak mengandung bahan-bahan kimia sehingga tidak meninggalkan
residu yang membahayakan bagi lingkungan. Pemberian pupuk organik secara
bertahap akan mengembalikan kondisi kesuburan tanah, sehingga pupuk organik
bukan saja sebagai penyubur tanaman tetapi juga sebagai soil condisioner. Namun
seperti halnya pupuk anorganik, pupuk organik memiliki kekurangan yaitu
rendahnya kadar unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman kurang maksimal.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pupuk yang memiliki kadar unsur hara
yang tinggi dan ramah lingkungan. Salah satu yang dikembangkan dewasa ini
adalah bionutrien. Bionutrien dapat digunakan sebagai sumber nutrisi alternatif
yang kaya unsur hara dan ramah lingkungan. Tanaman yang digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan bionutrien memiliki ciri-ciri; kandungan N, P dan K yang
cukup tinggi, fisik tanaman subur, berdaun lebat, serta tidak mudah terserang
hama dan penyakit sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman
3
Berdasarkan penelitian sebelumnya, pemberian bionutrien CAF dosis 50
mL/L dengan penambahan logam II ( Ca, Cu, Mn, Zn, Fe, Co, Cd,Sr, dan Ni)
memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan bionutrien CAF
lainnya terhadap laju pertumbuhan tanaman kentang. Namun konstanta laju
pertumbuhan tanaman kentang tertinggi ditunjukan oleh pemberian bionutrien
dosis 25 mL/L dengan penambahan logam II sebesar 0,024 hari-1 (Fahmi, 2010).
Penelitian kali ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai bionutrien CAF, yaitu penggunaan bionutrien
CAF terhadap tanaman padi (Oryza sativa L). Pemilihan tanaman padi sebagai
tanaman aplikasi karena padi merupakan tanaman yang memiliki peranan yang
penting di Indonesia. Tanaman padi menghasilkan beras yang merupakan
makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas tanaman padi di
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan bionutrien CAF1 dan CAF2 terhadap
pertumbuhan tanaman Padi (Oryza sativa L) ?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan bionutrien CAF1 dan CAF2 terhadap
hasil panen tanaman Padi (Oryza sativa L) ?
1.3. Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai :
1. Mengetahui pengaruh penggunaan bionutrien CAF1 dan CAF2 dengan
dosis berbeda terhadap laju petumbuhan tanaman padi (Oryza sativa L).
2. Mengetahui pengaruh penggunaan bionutrien CAF1 dan CAF2 dengan
dosis berbeda terhadap hasil panen tanaman padi (Oryza sativa L).
1.4. Manfaat
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
Dedi Haryadi, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cikajang, Garut dan di
lingkungan sekitar Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel yang diambil
berupa tanaman CAF. Penelitian berlangsung sekitar 8 bulan, terhitung dari bulan
Oktober 2011 sampai bulan Mei 2012. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap
yaitu tahap sintesis dan tahap aplikasi. Tahap sintesis dan aplikasi dilakukan di
Laboratorium Riset (Bioflokulan) Kimia FPMIPA UPI Bandung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: botol sampel,
neraca analitik, pemanas listrik (heater), gelas ukur (25 mL, 50mL dan 100 mL),
labu ukur 250 mL, labu Erlenmeyer berpenghisap, termometer, satu set alat
destilasi, mistar, kertas label, kertas saring, spatula, corong pendek, corong
plastik, batang pengaduk, penyaring Buchner, gelas kimia (100 mL, 250 mL,
500mL dan 1000mL), labu erlenmeyer 100 mL, pipet tetes, botol semprot, dirgen
(5L), ember 10L, kantung trace bag dan pot tanaman.
Bahan atau zat kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
metanol, ekstraktan basa, aquades, air, tanah, pupuk NPK, pupuk kandang
26
3.3 Alur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama
yaitu ekstraksi tanaman CAF. Ekstraksi tanaman CAF ini dilakukan dengan dua
cara yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol dan ekstraksi dengan
menggunakan ekstrakstan basa. Tahap selanjutnya adalah aplikasi bionutrien CAF
terhadap tanaman padi (Oryza sativa L). Bionutrien hasil ekstraksi menggunakan
pelarut metanol diaplikasikan terhadap tanaman padi dengan cara penyemprotan,
sedangkan bionutrien hasil ekstraksi menggunakan ekstrakstan basa diaplikasikan
dengan cara penyiraman. Bagan alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada
28
3.3.2 Ekstraksi CAF dengan menggunakan ekstrakstan basa
Pada tahap ini, tanaman CAF dihomogenkan dengan cara dipotong
kemudian ditimbang sebesar 70 gram, lalu ditambahkan larutan ekstraktan basa
dengan konsentrasi 1,25 M. Setelah itu, campuran diekstraksi dengan cara
digodok pada suhu 95 oC dengan waktu ekstraksi 30 menit. Kemudian lakukan
penyaringan setelah campuran dingin. Bionutrien yang didapatkan dari metode
ekstraksi ini selanjutnya disebut bionutrien CAF1.
3.3.1 Ekstraksi CAF dengan menggunakan pelarut metanol
Ekstraksi CAF dengan menggunakan pelarut metanol dilakukan dengan
teknik maserasi. Sebelum dimaserasi, tumbuhan CAF dicuci hingga bersih dan
dikeringkan di udara terbuka, tetapi tidak boleh terkena cahaya matahari langsung
untuk mencegah adanya reaksi yang mungkin terjadi pada tumbuhan CAF akibat
terkena cahaya matahari langsung. Pengeringan dilakukan ± 3 minggu sampai
tumbuhan tersebut benar-benar kering. Setelah kering, tumbuhan dipotong agar
ukurannya homogen sebelum dimaserasi. Tumbuhan yang sudah dihomogenkan
kemudian ditimbang dan ditambahkan dengan pelarut methanol sampai semua
tanaman terendam. Proses maserasi ini dilakukan selama 1 minggu, kemudian
setelah 1 minggu perendaman, maserat CAF disaring. Filtrat hasil penyaringan
kemudian dikisatkan dengan cara penguapan sampai volumenya menjadi 20%
dari volume awal. Bionutrien yang didapatkan dari metode ekstraksi ini
selanjutnya disebut bionutrien CAF2
Dedi Haryadi, 2013
29
3. 4 Tahap Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan aplikasi terhadap tanaman padi yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas pemberian bionutrien. Aplikasi dilakukan di
Laboratorium Riset Kimia Lingkungan kota Bandung. Untuk mengetahui
pengaruh pemberian bionutrien pada tanaman padi (Oryza sativa L), maka dibuat
14 kelompok tanaman yang pada aplikasinya akan diberi perlakuan berbeda.
Perlakuan yang berbeda dari ke14 kelompok tanaman tersebut adalah sebagai
berikut :
- Kelompok 1, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 1,5 %
- Kelompok 2, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 2,5 %
- Kelompok 3, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 5 %
- Kelompok 4, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 7,5 %
- Kelompok 5, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 10%
- Kelompok 6, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 15%
- Kelompok 7, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 0,25 %
- Kelompok 8, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 0,5 %
- Kelompok 9, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 1 %
- Kelompok 10, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 1,5 %
- Kelompok 11, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 2 %
- Kelompok 12, yaitu 3 tanaman disemprot bionutrien CAF1 dengan dosis 4 %
- Kelompok 13, yaitu 3 tanaman disemprot metanol saja sebagai blanko
- Kelompok 14, yaitu 3 tanaman diberi perlakuan standar petani sebagai kontrol
30
Adapun denah lahan untuk keperluan penelitian dapat dilihat pada gambar
3.2 dibawah ini.
Dosis 15 %
Dosis 10 %
Dosis 7,5 %
Dosis 5 %
Dosis 2,5 %
Dosis 1,5 %
Dosis 0,25%
Dosis 0,5% Dosis 1%
Dosis 1,5% Dosis 2%
Dosis 4%
Kontrol Positif
Blanko
Bionutrien CAF1
Dedi Haryadi, 2013
31
Benih tanaman padi yang digunakan adalah jenis Mekongga. Lahan yang akan
ditanami benih diberi pupuk awal yaitu pupuk kandang (kotoran ayam dan
kotoran kambing). Pemupukan pada tanaman padi tidak langsung dilakukan
ketika padi dipindahkan tetapi menunggu sampai padi dapat beradaptasi dengan
lingkungan barunya. Pemberian bionutrien dilakukan tujuh hari sekali dimulai
pada saat padi berusia 40 hari.
Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dilakukan secara
berkala tiap tujuh hari sekali terhadap semua perlakuan dan semua tanaman
didalamnya sampai siap panen. Adapun variabel-variabel yang diamati pada
penelitian ini meliputi :
(1) tinggi batang, diukur dari pangkal akar sampai bagian atas daun,
(2) jumlah anakan yang dihasilkan per tanaman,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan tanaman padi yang dipengaruhi pemberian bionutrien
CAF1 memenuhi hukum laju orde ke-1 dengan konstanta laju
pertumbuhan tertinggi sebesar 0,1079 hari-1 pada dosis 7,5%. Sedangkan
untuk bionutrien CAF2, laju pertumbuhan tanaman padi memenuhi hukum
laju orde ke-1 dengan konstanta laju pertumbuhan tertinggi sebesar 0,1109
hari-1 pada dosis 0,5%.
2. Massa kering padi terbesar diantara tanaman yang diaplikasikan bionutrien
CAF1 adalah tanaman yang diberi dosis 7,5% sebesar 35,490 gram.
Sedangkan untuk tanaman yang diaplikasikan bionutrien CAF2, massa
kering terbesar adalah tanaman yang diberi dosis 0,5% sebesar 27,122
gram.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan masih terdapat banyak kekurangan,
karena itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya ada beberapa hal yang
74
Dedi Haryadi, 2013
1. Melakukan penambahan unsur hara mikro, sehingga dapat memberikan
pengaruh yang lebih baik ketika diaplikasikan terhadap tanaman padi.
2. Pada tahap aplikasi perlu dilakukan pengujian sifat fisik dan kimia tanah
Daftar Pustaka
Aprianto, Fahmi. (2010). Kajian Tentang bPotensi Bionutrien CAF dengan
Penambahan Logam yang diaplikasikan terhadap Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Badan Litbang Pertanian. 2007. Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Buckman. (1994). Ilmu Tanah. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Buckman, H. O and N.C. Brady. (1992). 10th ed. The Nature and Properties of
Soils. New York : The McMilan Co.
Budiharsanto, A. S. 2006. Mikrohabitat dan Relung Ekologi Walang Sangit dan
Belalang pada Tanaman Padi Sawah. [skripsi]. Universitas Negeri
Malang.
Blessington, M. T., Clement, L. D. Dan William, G. K. (tanpa tahun). Organic
and Inorganic Fertilizers. [Online]. Tersedia: http://enviromentalholticulture.umd.edu/ProductionInformation/Organics. pdf.[Agustus, 2012].
Darwis, S.N. (1979). Agronomi Tanaman Padi. Lembaga Pusat Percobaan Pertanian Perwakilan Padang.
De Datta, S. K. (1981). Principles and Practices of Rice Production. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Decoteau, D. R. (2000). Vegetable Crops. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Dwidjoseputro. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
76
Grist D.H., (1960). Rice. Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. London: Longmans, Green and Co Ltd.
Hasanah, P. (2007). Kandungan nutrisi, fermentabilitas, dan kecernaan in vitro
bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) terdetoksifikasi. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hernanto, F. (1995). Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hsieh, S. C and C. F. Hsieh. (1990). The Uses of Organic Matter In Crop
Production. Paper Presented at Seminar on The Uses of Organic
Fertilizers in Crop Production, at Suweon, South Korea, 18- 24 June 1990.
Indra, Feri. (2008). Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk
Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum Tuberosum). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Ismunadji, M., S.O. Manurung. (1988). Dalam: Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan A. Widjono (eds). Padi Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan pengembangan Pertanian. Bogor. Hal 55-102
Jo, I. S. (1990). Effect of organic Fertilizer On Soil Physical Properties and Plant
Growth. Paper Presented at Seminar on The Uses of Organic Fertilizers in
Crop Production, at Suweon, South Korea, 18- 24 June 1990.
Koswara. (2007). Labelisasi dan Deteksi GMO. [Online]. Tersedia: http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr264042.pdf. [Agustus, 2012].
Lakitan, B. (2010). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
Lang,B.F.,Gray,M.W.,Burger,G. (1999). Mitochondrial genome evolution and the
origin of eukaryotes.Annu. Rev.Genet.33,351– 397.
Lingga, P dan Marsono. (2000). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Manurung, S.O. dan M. Ismunadji. (1989). Morfologi dan Fisiologi Padi. Bogor: Balai Percobaan dan Pengembangan Pertanian. Puslitbang Tanaman Pangan.
Nurzaman, H. (2010). Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR
Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.).
77
Nyoman P. Arayanta, dkk. (2010). The Potency of Sediment from Saguling Dam
(West Java) as Organic Fertilizer for Rice Plant. 4th International
Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS). Bandung. 23-25 November 2010.
Pratama, Harry agung. (2011). Kajian Potensi Bionutrien Hasil Ekstraksi
Tanaman ARH dengan Variasi Tingkat Kepolaran Pelarut dan Aplikasinya Pada Cabai Merah Keriting. (Capsicum annum L). Skripsi
Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rukmana dan Sugandi Saputra B.Sc, 1997. Penyakit Tanaman dan Teknik
Pengendaliannya. Jakarta: Kanisius.
Sabiham, S., G. Soepardi dan Djokosudarjo. (1983). Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu-Ilmu tanah, Faperta, IPB, Bogor.
Sjam,Sylvia. (2006). Pemanfaatan Ekstrak Buah Maja( Bignoniaceae: Crescentia
cujete ) dengan EM4 Terhadap Penggerek Buah Kakao Conophomorpha cramerella Snelen( Lepidoptera: Gracillariidae ).[Online].Tersedia:
http://www.ijonline.net/index.php/BullPen/article/viewFile/248/217. [Agustus, 2012].
Soeriaatmadja, R.E. (1979). Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.
Soemarjono, dkk. (1990). Bertanam Padi Sawah. Jakarta: Penerbit Swadaya
Soepardi, G. (1983). Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu tanah, Faperta, IPB, Bogor.
Sugiarto, dkk. 1994. Rancangan Percobaan. Yogyakarta: Andi Offset.
Suharno. 2007. Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://www.distan.pemda.diy.go.id/index2.php?option=content&task=vie w&id=178&pop=1&page=0. [Agustus, 2012].
Suharno. (2005). Perlindungan Tanaman. Diktat STPP, jurluhtan, Yogyakarta
Suparyono dan Setyono, A. (2003). Padi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutejo, M. M. (2002). Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
78
Tarigan,. F.H. (1998). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Green Giant dan
Pupuk Daun Super Bionik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.). [online]. Tersedia: httprepository. Usu.ac.idbitstrea.1234567897596109E00462. [Agustus, 2012]
Tjitrosomo, S.U., (1999). Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tobing, dkk. (1995). Agronomi Tanaman Makanan I. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.