PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENTS)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
DESY SYLVIA HALIMATUSYA’DIAH
0909113
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENTS)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang)
Oleh
Desy Sylvia Halimatusya’diah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Desy Sylvia Halimatusya’diah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR DIAGRAM ... vii
DAFTAR BAGAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 12
1. Pendidikan IPS ... 12
2. Guru dalam Pembelajaran IPS ... 15
3. Peran Siswa dalam Pencapaian Pembelajaran IPS ... 18
4. Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS ... 21
5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 34
7. Evaluasi ... 37
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 40
C. Kerangka Berfikir ... 41
D. Hipotesis Tindakan ... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian ... 44
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54
C. Teknik Pengumpulan Data ... 55
D. Teknik Pengolahan Data ... 58
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Tindakan ... 62
1. Pra Siklus ... 62
2. Siklus I ... 65
3. Siklus II ... 78
B. Hasil Penelitian ... 89
C. Jawaban Hipotesis ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 98
B. Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Kriteria Penilaian Tim Berdasarkan Model Kooperatif Tipe TGT ... 32
3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 55
3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran IPS dengan model TGT ... 56
4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Pra Siklus ... 63
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Tahap Siklus I ... 71
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Tahap Siklus I ... 73
4.4 Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus I ... 76
4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Tahap Siklus II ... 82
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Tahap Siklus II ... 84
4.7 Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus II ... 86
4.8 Rekapitulasi Aktivitas Guru dari Siklus I sampai dengan Siklus II ... 89
4.9 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 93
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Aktivitas Guru ... 92
4.2 Aktivitas Siswa ... 93
DAFTAR BAGAN
ABSTRAK
Peneliti mengambil judul : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SDN 10 Serang Kota Serang pada siswa kelas V yang berjumlah 35 orang, menunjukan hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena penyajian pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan metode ceramah. Penyajian pembelajaran hanya terpusat kepada guru (teacher center) sehingga menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar seperti itu menciptakan suasana yang kurang menyenangkan dan tidak adanya interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya yang mengakibatkan siswa pasif dan cenderung tidak memahami materi yang sedang dipelajari. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti mencoba untuk menerapkan model Cooperative Learning tipe TGT.
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan, 1).Bagaimana upaya guru mengembangkan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? 2).Bagaimana penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa?.
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1).Ingin membantu guru mengembangkan model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada Materi Kemerdekaan Indonesia. 2). Ingin membantu guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini difokuskan pada data yang dikumpulkan melalui observasi dan tes.
Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan, hal ini dibuktikan dari nilai observasi guru pada siklus I sebesar 58,3%, menjadi 83,3% pada siklus II. Pada observasi aktivitas siswa nilai siklus I sebesar 65%, menjadi 94% pada siklus II. Dan observasi hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada tahap pra siklus nilai rata-rata sebesar 54,85 menjadi 68,57 pada siklus I dan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,71.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari
kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,
sosiologi, antropilogi, tata Negara dan sejarah, IPS yang diajarkan di sekolah
dasar terdiri dari dua buah kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah.
Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu kompetensi
dasar di dalam mata pelajaran IPS.
Pendidikan dasar merupakan cikal bakal yang akan banyak menentukan
kualitas manusia dalam suatu kehidupan. Keberhasilan dalam menangani
masalah pendidikan tersebut merupakan langkah strategis untuk memenuhi
sistem pendidikan nasional.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya bisa dilihat dari hasil yang
2
dilengkapi dengan pendekatan atau model pembelajaran yang tepat. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah proses pembelajaran yang
dapat merangsang siswa untuk dapat berkerjasama dengan teman-temannya,
menumbuhkan sikap mandiri, kreatif dan dapat mengaplikasikan materi ajar
yang di dapatkannya di kelas ke dalam kehidupan mereka sehari-hari dan
dapat berbaur dengan kehidupan masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial
atau makhluk yang bermasyarakat, yaitu dimana pada diri manusia terdapat
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk
hidup berkelompok dengan orang lain yang di dasari oleh kesamaan ciri atau
kepentingan. (Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007:31).
Menurut Art dan Newman (1990:448) dalam Nur Asma (2006:11),
“Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu pendekatan
yang mencangkup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai
suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas atau
menyelesaikan suatu tujuan bersama”. Lebih lanjut berdasarkan psikologi
perkembangan anak, anak yang berusia antara 7 tahun sampai 11 tahun atau
12 tahun, pada usia ini kemampuan anak dalam berfikir, mengingat dan
berkomunikasi akan semakin baik karena anak telah berfikir lebih logis. Anak
cenderung menyukai kegiatan belajar sambil bermain. Kegiatan bermain
anak-anak pada tahap ini ditandai dengan social play. “Anak mulai menaruh
minat untuk bermain dengan teman-temannya dan tertarik pada permainan
realistik yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks disertai
3
Selama ini, pembelajaran IPS di SD lebih ditekankan pada penguasaan
materi pelajaran sebanyak mungkin dan cenderung pembelajaran teacher
centered. Sehingga tidak dapat mendorong siswa untuk mengoptimalkan dan
membangkitkan potensinya, tidak menumbuhkan aktivitas serta daya cipta
(kreatifitas) yang akan menjamin terjadinya dinamika dalam proses belajar.
Budaya belajar yang terjadi lebih ditandai oleh budaya hafalan dari pada
budaya berfikir. Hal ini akan membuat siswa beranggapan bahwa pelajaran
IPS adalah pelajaran hafalan saja.
Pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 10 Serang lebih
dititikberatkan pada model pembelajaran klasikal. Beberapa siswa belum
sepenuhnya mampu memahami pembelajaran dengan baik karena dalam
menyampaikan materi IPS guru cenderung masih menggunakan pembelajaran
teacher centered. Sehingga, ketercapaian hasil belajar siswa masih kurang
maksimal. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu proses belajar mengajar dikelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya
tersebut adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SDN 10
Serang Kota Serang, guru lebih banyak menggunakan metode atau
pendekatan pembelajaran yang bersifat konvensional seperti ceramah. Guru
hanya berperan sebagai penyampai informasi dan penyajiannya hanya
terpusat kepada guru (teacher centered) atau terjadinya komunikasi satu arah
4
dilakukan belum mampu memotifasi siswa untuk belajar, stimulus yang
diberikan kurang merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran,
dan materi yang di sampaikan cenderung terlalu padat dan sukar. Situasi
seperti ini menciptakan suasana yang tidak menyenangkan dan kurangnya
interaksi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa
mengakibatkan siswa pasif dan cenderung tidak mengerti terhadap
permasalahan atau konsep yang sedang dipelajari.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan
pendekatan pembelajaran seperti itu mengakibatkan hasil belajar siswa
rendah. Hal ini tampak pada pencapaian hasil belajar yang dilakukan pada
materi di kelas V dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar
54,85.
Tanpa disadari, iklim belajar seperti itu akan semakin menjauhkan
ketercapaian tujuan kurikulum pembelajaran IPS dan menjauhkan siswa dari
kecakapan-kecakapan yang seharusnya dapat meggali potensi sumberdaya
siswa terhadap keterampilan dasar IPS.
Seorang guru harus memiliki keterampilan untuk merencanakan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran,
karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas
untuk mengolah suatu pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa
5
“Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir,
maupun keterampilan motorik” (Sukmadinata Nana Syaodih, 2003:102-103).
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.
Karena apabila pembelajaran yang digunakan membuat siswa tertarik, maka
motifasi dan minat siswa akan meningkat, sehingga siswa menjadi senang
untuk belajar lebih lanjut, hasil belajarnya meningkat dan dapat
mempersiapkan siswa agar bisa berkomunikasi serta bekerjasama dengan
orang lain dalam berbagai macam situasi sosial.
Salah satu model pembelajaran inofatif yang dapat dijadikan sebagai
suatu alternatif perbaikan pembelajaran yaitu model Cooperative Learning.
Sunal dan Hans (Isjoni, 2011:12) mengemukakan „cooperative learning
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama
selama proses pembelajaran‟. Cooperative Learning merupakan model
pembelajaran yang mewujudkan suatu kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan memperoleh
hasil yang maksimal.
Model Cooperative Learning mempunyai beberapa variasi. Dari
beberapa variasi model yang dianggap relevan adalah model Cooperative
Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Model ini merupakan
6
diperoleh melalui penggunaan permainan”. (Robert E. Slavin, 2009:14)
pendekatan ini mengutamakan tujuan kelompok dan tanggung jawab
individual sehingga dapat meningkatkan pencapaian prestasi dan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan permasalahan diatas, untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS maka penulis mencoba melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN
INDONESIA”. Diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya guru mengembangkan pendekatan Cooperative
Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
2. Bagaimana penggunaan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT
(Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan
7
3. Bagaimana penggunaan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT
(Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Menurut Riduwan (2007:6), “Tujuan penelitian mengungkapkan
keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian
yang diajukan”.
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Ingin membantu guru mengembangkan pendekatan Cooperative
Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada Materi
Kemerdekaan Indonesia.
2. Ingin membantu guru meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan pendekatan
Cooperative Learning tipe TGT(Teams Games Tournaments).
3. Ingin membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan pendekatan
Cooperative Learning tipe TGT(Teams Games Tournaments).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi Peneliti
a. Meningkatkan kompetensi dalam melakukan tindakan perbaikan
8
b. Menambah pengalaman dan wawasan dalam pembelajaran IPS
melalui pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments).
2. Bagi Siswa
a. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS dengan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams
Games Tournaments).
b. Membantu siswa untuk memperoleh pembelajaran yang menarik
melalui pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments).
3. Bagi Guru
a. Memberikan informasi dalam melaksanakan pembelajaran aktif
untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.
b. Memberikan gambaran tentang pembelajaran aktif dan komunikatif
melalui model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments).
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang
baik maka akan menghasilkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap
baik dan berprestasi.
4. Bagi Sekolah
a. Mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antarguru untuk
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu
9
b. Membantu meningkatkan profesionalisme para guru di sekolah yang
bersangkutan.
E. Definisi Operasional
Agar lebih jelas, maka di bawah ini di berikan definisi operasional dari
setiap variabel dalam judul penelitian ini:
1. Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Cooperative Learning dalam wacana Indonesia dikenal dengan
pembelajaran koperatif atau pembelajaran secara berkelompok.
”Pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran dimana para
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu
satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. (Robert E.
Slavin, 2009:4)
Teams Games Tournaments (TGT) merupakan salah satu
pembelajaran koperatif yang menggunakan permainan akademik dan
menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu, dimana para siswa
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja
akademik sebelumnya setara seperti mereka (Robert E. Slavin, 2009:163)
Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournaments
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang
memanfaatkan kelompok kecil heterogen dalam pengajaran dan
memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar
10
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dalam turnamen dengan menggunakan kartu bernomor
dan sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba dengan
anggota tim yang lain dengan tingkat kemampuan akademik yang sama
di meja turnamen, disamping itu terdapat penguatan (reinforcement)
disetiap akhir pelajaran yang berupa penghargaan terhadap peningkatan
hasil yang dicapai oleh siswa.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi kegiatan belajar
mengajar. Dari sisi guru, kegiatan mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi (hasil belajar). Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
perubahan yang terjadi terhadap tingkah laku yang mencagkup bidang
kognitif, psikomotor dan afektif.
Nana Sudjana (2008:22), menyatakan bahwa:
Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu, tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencangkup
bidang kognitif, psikomotor dan afektif.
Yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini yaitu nilai
rata-rata tes yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi dalam
11
3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Mata pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua
buah kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu kompetensi
dasar di dalam mata pelajaran IPS yang peneliti pilih untuk penelitian ini.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:577) “Kemerdekaan
adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi,
dsb)”.
Kemerdekaan Indonesia adalah suatu peristiwa dimana bangsa
Indonesia dapat berdiri sendiri atau telah bebas, lepas dan tidak terjajah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran”. (Suhardjono, 2008:58). Lebih lanjut Suhardjono
(2008:61), mengatakan bahwa PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.
Adapun bentuk peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil
pembelajaran antara lain melputi hal-hal berikut:
a. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum
dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah;
b. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di
sekolah;
c. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa;
45
e. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di
kelas;
f. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu belajar, dan sumber lainnya.
Penelitian tindakan ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap
siklusnya akan terus berulang sampai terjadi perbaikan dan peningkatan
hasil yang nyata sesuai dengan yang diharapkan.
Sebelum tindakan siklus satu dilaksanakan, penelti terlebih dahulu
melakukan orientasi dalam bentuk observasi pelaksanaan pembelajaran
di kelas dan diskusi bersama guru serta penelti mitra lainnya tentang
kondisi dan permasalahan yang dihadapi serta mencari alternative
terhadap permasalahan tersebut.
2. Teknik Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Stephen Kemmis
dan Robin Mc. Taggart, dimana implementasinya di kelas menggunakan
siklus berulang yang terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat
46
Bagan 3.1
Alur Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc.
Taggart dalam Kunandar (2009 : 96)
Pra siklus
Observasi
Refleksi Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Observasi
Apabila hasilnya belum maksimal,
47
Keterangan:
a. Perencanaan (Planning) : Langkah-langkah yang dipersiapkan
peneliti sebelum tindakan dilakukan.
b. Tindakan (action) : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan.
c. Observasi (observing) : Mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
d. Refleksi (reflecting) : Peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
Keempat kegiatan tersebut harus dilalui oleh peneliti. Sebelum
tahapan dalam siklus satu dilaksanakan peneliti terlebih dahulu
melakukan orientasi dalam bentuk observasi pelaksanaan pembelajaran
di kelas dan didiskusikan bersama guru kelas sebagai mitra kerja dalam
penelitian tentang kondisi permasalahan yang ditemukan dan mencari
solusinya.
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum tindakan dilaksanakan, rangkaian penelitian ini diawali
dengan mengadakan kegiatan pra siklus (penelitian pendahuluan) tentang
pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru dikelas V. hal yang
48
hasil belajar yang diperoleh siswa pada saat evaluasi. Data yang
diperoleh dari hasil observasi kemudian direfleksi oleh guru dan peneliti
guna mendapatkan solusi untuk merencanakan tindakan perbaikan pada
tahap siklus 1.
a. Pra Siklus
Merupakan tahap orientasi sebelum peneliti melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Hasil orientasi kemudian dikonfirmasikan
dengan hasil kajian teoritis yang relevan sehingga menghasilkan
suatu program pengembangan tindakan yang akurat sesuai dengan
situasi kelas.
1) Observasi
Dalam tahap ini adalah melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan
pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan penelitian. Adapun
yang menjadi sasaran pengamatan dalam penelitian ini yaitu
keadaan dan kemampuan siswa serta proses dan terjadinya
pembelajaran IPS dikelas V SDN 10 Serang Kota Serang.
Setelah melakukan observasi, untuk dapat mangetahui
kemampuan belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia maka dilakukan tes pada tahap pra siklus yang
kemudian dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti untuk
49
2) Refleksi
Berdasarkan hasil yang telah dicatat dalam kegiatan
observasi, peneliti dapat melakukan revisi dan perbaikan
terhadap rencana awal. Dalam tahap ini data yang telah diperoleh
dari hasil observasi dikumpulkan sebagai bahan refleksi bagi
peneliti tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Siklus 1
Merupakan langkah awal peneliti berdasarkan hasil temuan
dari masalah hasil observasi dan hasil refleksi pada tahap pra siklus.
Berikut ini merupakan rencana penelitian tindakan yang
disusun berdasarkan hasil temuan pada tahap pra siklus:
1) Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul pada tahap
pra siklus dan menetapkan alternative pemecahan masalah. Pada
tahap perencanaan ini, peneliti dan guru melakukan kolaborasi
untuk menyusun rancangan secara fleksibel agar dapat
memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik
sehingga terjadi peningkatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam
perencanaan ini adalah:
a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS
di kelas V pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe TGT
50
b) Mempelajari Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia;
c) Mempelajari teori tentang TGT dalam pembelajaran di kelas;
d) Mempersiapkan lembar observasi dan lembar evaluasi (tes)
untuk mengetahui taraf perkembangan atau taraf kemajuan
siswa dalam pembelajaran IPS.
2) Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai model.
Tindakan yaitu upaya untuk menerapkan rancangan tindakan
dalam pembelajaran IPS berdasarkan RPP yang telah disusun.
Tindakan ini mengarah kepada upaya peneliti untuk menerapkan
pembelajaran Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments) pada pembelajaran IPS materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan
menyajikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Cooperative Learning tipe TGT.
3) Observasi
Mengamati hasil atau dampak yang dilaksanakan pada
siklus 1. Guru (sebagai observer) melaksanakan pengamatan
terhadap tindakan yang sedang dilakukan oleh peneliti sebagai
model, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan dan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan (temuan-temuan) baru yang terjadi selama proses
51
Pada tahap ini, peneliti harus mengamati dan mencatat
semua hal (data) yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Data yang dikumpulkan yaitu data berupa hasil tes siswa
pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang terfokus pada model Cooperative Learning tipe
TGT (Teams Games Tournaments).
4) Refleksi
Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengkaji secara
menyeluruh terhadap tindakan yang telah dilakukan,
berdasarkan data yang terlah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan pada siklus
berikutnya.
Tahap-tahap kegiatan dilaksanakan pada siklus 1 ini akan terus
berulang pada siklus berikutnya sampai terjadi perbaikan proses dan
hasil belajar sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan yaitu
sebesar 7,00.
c. Siklus II
1) Perencanaan
Sesuai dengan hasil belajar pada tahap pertama ditemukan ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar
52
dalam siklus I model cooperative learing tipe TGT (Teams Games
Tournaments) baru sedikit dipahami oleh siswa dan guru.
Dibawah ini adalah perencanaan tindakan pada siklus II:
a) Mempelajari materi IPS semester 2 dikelas V pada materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan SK (Menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia), KD
(Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia).
b) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V pada
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terfokus pada
model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments). (Terlampir)
c) Mempersiapkan media pembelajaran berupa boks kartu
pertanyaan, nomor siswa, nomor meja turnamen, lembar
pembagian meja turnamen, dua lembar kegiatan dan dua lembar
kegiatan dan dua lembar jawaban untuk tiap tim dan format
evaluasi yang berkaitan dengan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran IPS.
d) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung untuk
melakukan kegiatan turnamen.
53
2) Tindakan
Sebagaimana dalam proses pelaksanaan siklus I, dalam tahap
pelaksanaan tindakan kelas siklus II tidak jauh berbeda dengan
pelaksanaan pada siklus I. Hanya saja pada siklus II siswa sudah
mengerti dengan langkah-langkah belajar dengan menggunakan
model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).
3) Observasi
Observasi dalam tahap siklus II ini diperuntukkan untuk
mengevaluasi hasil belajar, observasi aktivitas guru dan siswa pada
siklus I yang diperbaiki pada siklus II. KBM berjalan relative lebih
baik, guru menjelaskan pelajaran menggunakan buku pelajaran
ditambah dengan alat peraga yang lebih lengkap. Siswa
memperhatikan dengan seksama dan aktif saat kegiatan turnamen
berlangsung.
4) Refleksi
Guru bersama penulis mengadakan reflesi balikan untuk membahas
hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti (model) dan
membahas hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru. Hasil dari
refleksi kedua ini yang kemudian penulis dan guru mengambil
kesimpulan yang akan dijadikan sebagai dasar untuk pelaksanaan
54
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti bertempat di
SDN 10 Serang Kota Serang. Adapun alasan peneliti melakukan
penelitian di SDN tersebut, dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Sekolah terletak di pinggiran kota dan belum banyak yang melakukan
inovasi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
b. Peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan kepala sekolah dan
guru-guru di SDN 10 Serang, sehingga dapat mempermudah jalannya
kegiatan penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V semester
II SDN 10 Serang yang berjumlah 35 orang. Karakteristik siswa pada
dasarnya heterogen, sehingga menjadi alasan bagi peneliti untuk
menerapkan pendekatan yang sudah direncanakan. Adapun yang menjadi
sasaran penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesian dengan menggunakan
55
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), “Observasi adalah suatu
usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis,
dengan prosedur yang terstandar”.
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan cooperative learning tipe TGT (Teams
Games Tournaments) untuk mengetahui penampilan guru ketika
mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan
aktivitas siswa yang telah dipersiapkan.
Berikut ini adalah lembar observasi yang akan digunakan pada setiap
[image:33.595.118.512.231.760.2]siklus tindakan:
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diobservasi Jawaban
Ya Tidak 1. Mempresentasikan materi pelajaran
a. Materi disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan
b. Kejelasan dalam menyampaikan materi c. Kejelasan dalam memberikan contoh 2. Membentuk tim
a. Berpartisipasi dalam pembagian tim
b. Membimbing siswa saat kerja sama dengan tim
56
3. Turnamen
a. Kegigihan membuat soal turnamen
b. Penyajian materi soal yang relevan dengan presentasi saat pembelajaran
c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran
4. Pencatatan skor (scoring)
a. Berpartisipasi dalam pencatatan skor b. Sikap objektif dalam mencatat skor
c. Tanggung jawab dalam melaksanakan
scoring
Jumlah Prosentase
Kriteria Penilaian
Kurang Baik : 1 – 4
Cukup Baik : 5 – 8
[image:34.595.119.533.99.771.2]Baik : 9 – 12
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran IPS dengan Model TGT
No Aspek yang diobservasi Indikator Penilaian
1 2 3
1. Kerja sama tim
a. Berpartisipasi dalam kerja tim
b. Mengajukan pendapat dalam diskusi tim c. Membantu anggota tim untuk menguasai
materi 2. Turnamen
57
3. Pencatatan skor (scoring)
a. Berpartisipasi dalam pencatatan skor b. Sikap objektif dalam mencatat skor c. Tanggung jawab dalam melaksanakan
scoring
Jumlah Peraspek Prosentase
Keterangan:
Penilaian
a. Nilai 1, jika satu aspek yang muncul dalam indikator
b. Nilai 2, jika dua aspek yang muncul dalam indikator
c. Nilai 3, jika tiga aspek yang muncul dalam indikator
Kriteria Penilaian
Kurang Aktif : 1 – 3
Cukup Aktif : 4 – 6
Aktif : 7 – 9
2. Tes
Menurut Goodenough dalam Anas Sudijono (2009:67), Tes adalah
suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
kelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan
mereka, satu dengan yang lain.” Hasil tes akan menjadi bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diperoleh melalui
58
Soal tes disesuaikan dengan materi yang dipelajari oleh siswa.
Adapun kisi-kisi soalnya sebagai berikut:
a. Menjelaskan peristiwa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia;
b. Menjelaskan peristiwa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia;
c. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
D. Teknik Pengolahan Data
1. Validasi
Ciri pertama dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil
belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata “Valid” sering
diartikan dengan kata tepat, benar, shahih dan abash. Jadi kata validitas
dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan.
Tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes hasil belajar
tersebut (sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik)
dengan secara tepat, benar, shahih, atau abash telah dapat mengukur atau
mengungkap hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah
mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
(Anas Sudijono, 2009:93)
Data yang diperoleh, kemudian diuji validitasnya melalui member
59
Member-check, yaitu meninjau kembali kebenaran dan kesahihan
data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber data. Dalam
kegiatan ini, peneliti mengungkapkan hasil temuan sementara untuk
memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan dari guru,
sehingga memiliki derajat validitas yang tinggi.
Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan
menggunakan berbagai sumber data yaitu membandingkan kebenaran
data yang diperoleh dari sumber lain, yaitu guru dan siswa.
Audit trail, dimana peneliti mendiskusikan temuan data beserta
prosedur pengumpulannya dengan pembimbing, dan teman-teman
mahasiswa PGSD untuk menguji kebenarannya. Kegiatan ini bertujuan
untuk memperoleh kritik dan sanggahan sehingga perolehan data
mencapai validitas.
Secara rinci pengolahan data dari hasil observasi aktivitas dan hasil
belajar siswa dilakukan sebagai berikut:
a. Observasi
Pengolahan data dari hasil observasi guru adalah banyaknya
ceklis dari kolom penilaian pada kolom jawaban “Ya”. Kriteria 1
untuk guru yang dinilai kurang dalam melakukan aspek penilaian,
kriteria 2 untuk guru yang dinilai cukup dalam melakukan aspek
penilaian, dan kriteria 3 untuk guru yang dinilai baik dalam
melakukan aspek penilaian. Skor perilaku guru dalam observasi guru,
60
100%. Karena jumlah aspek yang diobservasi 12 butir dan skor
maksimal tiap butir adalah 12. Dengan demikian data dapat diolah
dengan rumus :
% 100 12 X diperoleh yang Nilai
Nilai
Dengan Kriteria Penilaian:
Kurang Baik : 1 – 4
Cukup Baik : 5 – 8
Baik : 9 – 12
Sedangkan hasil observasi pada perilaku siswa dilakukan untuk
setiap kelompok belajar.
Penilaian:
1) Nilai 1, jika satu aspek yang muncul dalam indikator
2) Nilai 2, jika dua aspek yang muncul dalam indikator
3) Nilai 3, jika tiga aspek yang muncul dalam indikator
% 100 315 X diperoleh yang Nilai
Nilai
Dengan kriteria penilaian :
Kurang Aktif : 1 – 3
Cukup Aktif : 4 – 6
61
b. Tes
Hasil pengolahan data berupa nilai. Nilai yang diperoleh pada setiap
siklus dapat ditentukan dengan cara:
Nilai rata-rata kelas adalah rata-rata nilai dari jumlah seluruh siswa.
Hal ini dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai seluruh
siswa dengan jumlah siswa yang dapat dihitung dengan rumus
dibawah ini:
Nilai rata-rata kelas = Jumlah nilai seluruh siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V SD
Negeri 10 Serang Kota Serang dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat
meningkatkan aktivitas guru. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan aktivitas guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di
kelas. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada siklus I sebesar
58,3 % yang memenuhi kriteria cukup baik, dan pada siklus II sebesar
83,3% yang memenuhi kriteria baik.
2. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat
meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil
observasi diperoleh data pada siklus I sebesar 65% yang memenuhi
kriteria cukup aktif, dan pada siklus II sebesar 94% yang memenuhi
99
3. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games
Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar siswa, pada tahap pra siklus nilai rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar 54,85, pada siklus I siswa memperoleh nilai
rata-rata sebesar 68,57, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar 79,71. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada
tahap pra siklus sampai siklus II, telah terdapat peningkatan hasil belajar
siswa pada setiap siklusnya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berkeinginan untuk
merekomendasikannya kepada:
1. Guru
Dalam pembelajaran IPS, guru dapat menggunakan pendekatan
cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament) karena telah
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tugas
perkembangannya, siswa kelas V SD berada pada tahap belajar
berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga model ini dianggap sebagai
model yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain
digunakan pada pelajaran IPS, model TGT dapat digunakan pula pada
100
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku pimpinan mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan profesionalisme guru, mutu serta kualitas proses
pembelajaran di sekolah. Salah satunya dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments)
baik dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya.
3. Para peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para peneliti
atau mahasiswa yang akan menulis dan menyelesaikan studinya untuk
penulisan skripsi atau karya ilmiah yang sejenis tentang pendekatan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara
Asma,N.(2006).Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta:Depdiknas
Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006).Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:BSNP
Dananjana,U.(2010).Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa
Depdikbud.(2001).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
Dimyati dan Mudjiono.(2006).Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Rineka Cipta
Effendi,R dan Malihah, E.(2007).Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial,
Budaya dan Teknologi.Bandung:Maulana Media Grafika
Isjoni.(2011).Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta
Istiqomah.(2006).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas
Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S.(2002).Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi Model-Model Pembelajaran (bag. 2). Bandung: Bina Media Informasi
Ketapati, S.(2000).Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.Jakarta: Pustaka Pena
Kunandar.(2009).Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Pers
Lie, Anita.(2007).Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas.Jakarta: Grasindo
Makmun, A,S.(2004).Psikologi Kependidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Nadhirin.(2008).Pengertian Metode Team Game Tournamen (TGT).
Diakses pada tanggal 15 Maret 2013:
Riduwan.(2007).Belajar Muda Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula.Bandung: Alfabeta
Sagala,S.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W.(2008).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas
Slavin, E. Robert.(2009).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:Nusa Media
Sudijono,A.(2009).Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana.(2008).Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Rosdakarya
Suharno,dkk.(2006).Metode Team Game Tournament.Jakarta:Gramedia Building
Sukmadinata,N.S.(2003).Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya
Susilawati, Zulkiflly, E. Darmawan & Rustiati, I.(2007).Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS.UPI: Tidak diterbitkan
Susilalaningsih,dkk.(2008).IPS 5 Untuk SD/MI Kelas 5 BSE.Jakarta:Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional
Winataputra, U.S.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka