^?1 '^"I'jj
KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA
MENGAJARNYA PADA SMA NEGERI DI KOTA CIMAHI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari SyaratMemperoIeh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
WENI SUBARKAH 029582
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN EKSEKUTIF ( S2 )
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini disetujui dan disahkan oleh Pembimbing :
PEMBIMBING-1
<.l' '(/t
Prof. Dr. H. Diam'an Satori, M.A
PEMBIMBING-2
Disetujui dan disahkan oleh
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRACT
Weni Subarkah, 029582
THE CONTRIBUTION OF PROFESSIONAL COMPETENCE AND WORKING MOTIVATION OF THE PUBLIC HIGH SCHOOLS
TEACHERS IN CIMAHI TOWARD THED* TEACHING
PERFORMANCE
The research conducted in order to know further about teachers
professionalism and and their teaching competence. In addition, teachers
background knowledge and their expertise in relation with lesson materials contributed less motivation toward their working performance.
Based on the fact above, the research revealed teachers working motivation
and their teaching competence. Shows a close relationship, toward their teaching
performance. This research is also described variable of teachers professionalism
and their working competence.
This research relied on theory that professional competence, motivation as will as working performance should corporate with the concept of educational administration.
In addition, the research with its quantitative approach through correlation descriptive analysis and regression technique by utilizing parametric statistic
should meet the requirements of the teachers. Data collection Obtained through questionniare, by integrating with random sampling technique. These techniques enable to describe facts, nature, study and its phenomenum systematically with
197 samples. It is involving 387 teachers from six different public high school in
Cimahi.
The results of the research indicated that all of the three hypothesis had fulfilled an academic research as will asmet the criterion of empirical data.
The output of data analysis in relation with teachers professional competences showed 9,8%. Mean while the contribution of working motivation
reached 13,1% and it recorded 19,4% for the contribution toward on their working
performance.
Based on the result above, it is recommended that training through on
going assessment should be taken into account in order to boast teachers
professionalism. In addition, IHT (in house training) or in service training
promates more chances to scaffold teacherscreativity, innovation in order to
ABSTRAK
Weni Subarkah, 029582
KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJARNYA PADA SMA NEGERI
DI KOTA CIMAHI
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kecenderungan kurangnya wawasan
profesionalisme guru, ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan motivasi kerja guru yang kurang optimal
sehingga dapat menyebabkan kinerja guru yang rendah.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengungkap tingkat kontribusi
kemampuan profesional dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis variabel
kemampuan profesional dan motivasi kerja guru serta hubungan dan
kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru.
Penelitian ini dilandasi oleh teori yang berhubungan dengan kinerja, kemampuan profesional dan motivasi serta ditambah dengan konsep administrasi
pendidikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifmelalui teknik analisis
deskriptif korelasional dan regresi dengan menggunakan statistik parametrik. Secara kuantitatif adalah untuk mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan melalui angket, sedangkan secara deskriptif korelasional dimaksudkan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai
fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik random sampling, subjek penelitian adalah 6 Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Cimahi dengan populasi sebanyak 387
orang dan sampel sebanyak 197 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga hipotesis yang diajukan
semuanya diterima dan didukung olehdataempirik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi kemampuan
profesional guru terhadap kinerjanya sebesar 9,8%, kontribusi motivasi kerja guru
terhadap kinerjanya sebesar 13,1% serta kontribusi kemampuan profesional dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebesar 19,4%.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, direkomendasikan beberapa hal antara lain; untuk meningkatkan kemampuan profesional guru perlu dilakukan kegiatan pelatihan yang pelaksanaannya berdasarkan assessment atau kebutuhan,
dalam hal ini pelatihan yang lebih tepat adalah melalui IHT (In House Training).
Sedangkan untuk meningkatkan motivasi dilakukan dengan cara memberikan
kebebasan bagi guru untuk berkreatifitas, sehingga dengan demikian dapat dicapai
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis
G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi
2. Hipotesis Penelitian H. Kerangka Berpikir Penelitian I. Pendekatan Penelitian J. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. A. Konsep Administrasi Pendidikan
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
2. Proses Administrasi Pendidikan B. Konsep Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja 2. Standar Penilaian Kinerja
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja C. Konsep Kemampuan Profesional Guru D. Motivasi Kerja
1. Teori Hierarki Kebutuhan
2. Teori X dan Y 54
3. ERG Theory 56
4. Teori Dua Faktor (Herzbeg) 57
5. Teori Kebutuhan McClelland 59
6. Cognitive Evaluation Theory 61
E. Kontribusi Kemampuan Profesional dan Motivasi Kerja
Guru terhadap Kinerja Guru 62
F. Telaah Hasil Penelitian terdahulu 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 67
A. Metode Penelitian 67
B. Populasidan Sampel 68
C. Teknik Pengumpulan Data 70
1. Studi Dokumentasi 70
2. Teknik Angket 71
D. Operasional Variabel Penelitian 71
1. Identifikasi Variabel Independen 73
2. Identifikasi Variabel Dependen 75
E. Instrumen Penelitian 76
1. Skala Pengukuran 76
2. Uji Validitas 76
3. Uji Reliabilitas 77
4. Hasil Uji Validitas Instrumen 79
5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 82
6. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval 83 F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data 88
G. Uji Persyaratan Analisis 91
1. Uji Normalitas Data 91
2. Uji Linieritas 92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 94
A. Hasil Penelitian 94
1. Analisis Data 94
2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Guru,
Kemampuan Profesional Guru dan Motivasi Kerja .... 96 B. Pengujian Signifikansi variabel Kemampuan Profesional
dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru 101
1. Kontribusi Kemampuan Profesional Guru terhadap
Kinerja Guru 101
2. Kontribusi Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru 105
3. Kontribusi Kemampuan Profesional dan Motivasi
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru 108
C. Temuan Penelitian 111
D. Pembahasan Hasil Penelitian 113
1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan
Profesional, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru 113
2. Kontribusi Xi atas Y 115
3. Kontribusi X2 atas Y 116
4. Kontribusi X! dan X2 atas Y 117
E. Keterbatasan Penelitian 120
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI.. 121
A. Kesimpulan 121
B. Implikasi 123
C. Rekomendasi 124
DAFTARPUSTAKA 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Daftar Kompetensi Guru 47
3.1. JumlahGuru SMA Negeri di Kota Cimahi 68
3.2. Jumlah Guru yang dijadikan Sampel 70
3.3. Variabel Independen 73
3.4. Variabel Dependen 75
3.5. Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Kinerja
Guru ( Y ) 79
3.6. Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Kemampuan
Profesional Guru (Xj) 80
3.7. Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Motivasi
Kerja Guru (X2) 81
3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 83
3.9. Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval Variabel
Kinerja Guru (Y) 84
3.10. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Y, Xi dan X2 91
3.11. Hasil Uji Linieritas 93
4.1 Hasil SeleksiData 95
4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Kinerja Guru 97 4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Kemampuan Profesional Guru 98 4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Guru 100 4.5. Rata-rata dan Simpangan Baku Variabel Kinerja Guru,
Kemampuan Profesional dan Motivasi Kerja Guru 101 4.6. Hubungan Fungsional Kemampuan Profesional dengan Kinerja
Guru 103
4.7. Hubungan Fungsional Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru 106 4.8. Hubungan Fungsional Kemampuan Profesional dan Motivasi
Kerja Guru dengan Kinerja Guru 110
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.1. Model Keterkaitan Variabel Penelitian 13
1.2. Model Penentu Kinerja Guru 14
1.3. Hubungan yang terdapat antara kemampuan professional, motivasi
kerja guru dan kinerja mengajar guru di sekolah 15
2.1. Variabel-variabel yang mempengaruhu kinerja guru 29
4.1. Historgram Variabel Kinerja Guru (Y) 97
4.2. Histogram Variabel Kemampuan Profesional Guru (Xi) 99
4.3. Histogram Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) 100
4.4 Persamaan Garis Regresi Xi dengan Y 102
4.5. Persamaan Garis Regresi X2 dengan Y 105
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner Penelitian 130
2.a. Tabel Induk Uji Validitas dan Reliabilitas Jawaban Responden
untuk variabel Kinerja Guru 138
2.b. Tabel Induk Uji Validitas dan Reliabilitas Jawaban Responden
untuk variabel Kemampuan Profesional Guru 139
2.c. Tabel Induk Uji Validitas dan Reliabilitas Jawaban Responden
untuk variabel Motivasi Kerja Guru 140
3.a. Perhitungan Validitas variabel Kinerja Guru 141
3.b. Perhitungan Validitas variabel Kemampuan Profesional Guru 143
3.c. Perhitungan Validitas variabel Motivasi Kerja Guru 145
4.a. Perhitungan Raliabilitas variabel Kinerja Guru 147
4.b. Perhitungan Raliabilitas variabel Kemampuan Profesional Guru. 151 4.c. Perhitungan Raliabilitas variabel Motivasi Kerja Guru 155 5.a Data Mentah Hasil Penelitian variabel Kinerja Guru 159 5.b. Data Mentah Hasil Penelitian variabel Kemampuan Profesional.. 164 5.c. Data Mentah Hasil Penelitian variabel Motivasi Kerja Guru 169
6.a. Proses Transformasi Variabel Kemampuan Profesional Guru 174
6.b. Proses Transformasi Variabel Motivasi Kerja Guru 178
7.a. Data Interval hasil proses transformasi variabel Kinerja Guru 182 7.b. Data Interval hasil proses transformasi variabel Kemampuan
Profesional Guru I89
7.c. Data Interval hasil proses transformasi variabel Motivasi Kerja.. 196
8. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian 203
9. Uji Persyaratan Analisis 208
10. Hasil Analisis Deskriptif 212
11. Hasil Pengujian Hipotesis (Regresi) 214
12. Nilai-nilai Distribusi t 217
13. Nilai-nilai r Product Moment 218
14. Tabel Distribusi Normal Baku 219
15. Koordinat Kurva Normal Baku 220
16. Tabel Nilai-nilai Rho 221
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah
air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Sedangkan misi
pendidikan nasional untuk mewujudkan visi pendidikan nasional, pemuda, danolahraga ditetapkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
berkualitas guna mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif,
inovatif,
berwawasan
kebangsaan,
cerdas,
sehat,
disiplin,
bertanggungjawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis,
kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
3. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya persaudaraan antarumat
beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun, dan damai.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, mandiri,
maju, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam
rangka memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi
nasional terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
Berkaitan dengan pencapaian visi dan misi pendidikan nasional ini, peran
guru sebagai tenaga pelaksananya diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi
sentral di dalam pelaksanaan proses pendidikan nasional. Namun demikian,jumlah maupun penyebarannya. Data terbaru (Bappenas, 2001) menunjukkan
bahwa dari sekitar 1,3 juta guru SD-MI baru 10,5% yang berkualifikasi D2 atau lebih tinggi. Pada jenjang SLTP-MTs, dari sekitar 433,8 ribu guru 42,7% yang berkualifikasi D3 atau lebih tinggi. Pada jenjang SLTA (SMA dan SMK tidak
termasuk MA) 54,9% memiliki kualifikasi Si atau lebih tinggi. Disamping tingkat
pendidikkan yang dimiliki oleh guru, pada tahun 1995/1996 dari sekitar 1,4 juta
guru di SD-MI, SLTP-MTs dan SMA-MA yang memenuhi kualifikasi mengajar
(menurut tingkat pendidikan minimal yang disyaratkan) masing-masing hanya
29% untuk guru SD-MI, 57% untuk SLTP-MTs, dan 26% untuk guru SMA-MA.
Kondisi yang demikian ini menyebabkan rendahnya kemampuan guru dalam
memahami mata pelajaran yang diajarkan. Seperti ditunjukkan oleh beberapa
penelitian tentang kemampuan guru dibidang matematika dan IPA, dimana
hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pemahaman guru matematika berkisar
antara 57% sampai 77% dan guru IPA berkisar antara 45% sampai 63%.
Berdasarkan hal tersebut maka peran guru akan berkaitan dengan totalitas
dedikasi, loyalitas pengabdian, dan kinerjanya, karena peran guru ini berkaitan
dengan kualitas pendidikan nasional. Hal ini menyangkut indikator kualitas suatu
bangsa yang sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusianya, dan
indikator kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan
masyarakatnya. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya, maka semakin
baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu
Ukuran kinerja guru dapat dilihat dari rasa tanggung jawabnya
menjalankan amanah, profesi yang diembannya, dan rasa tanggung jawab moral
dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam
menjalankan tugas keguruannya di sekolah dan tugas kependidikannya di luar
sekolah. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk menguasai metodologi
pengajaran yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan
dipakai, serta alat penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi para
siswanya.
Selain kinerja guru ditentukan oleh keluaran dari Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, kinerja
guru akan menjadi optimal bilamana diintegrasikan dengan komponen
persekolahan, seperti kepala sekolah, guru, karyawan maupun peserta didik.
Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi pula dengan motivasi kerja yang tinggi
dan selalu berupaya untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dirinya kearah yang lebih baik. Oleh
karena itu banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam upaya
meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
kualitas pendidikan nasional.
Tenaga pendidikan yang professional menurut Benveniste (Sherry Keith
dan Robert Henriques Girling, 1991: 40) memiliki enam karekteristik dasar
1. Aplikasi keterampilan berdasar pada pengetahuan teknis;
2. Dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan khusus;
3. Terkontrol secara formal dari kelompok profesi;
4. Memiliki organisasi profesi atau asosiasi;
5. Memiliki kode etik profesi;
6. Bertanggung jawabpada pelayanan publik.
American Association of Colleges for Teacher Education (AACTE)
(dalam Sergiovanni, et.al. 1987 : 83) menandai status profesi seperti ciri-ciri di
bawah ini.
1). Profesi adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kelengkapan keberadaan
institusi sosial yang berusaha memberikan layanan terhadap individu dan
sosial.
2). Tiap profesi memiliki ciri kebutuhan fungsi khusus (seperti layanan bidang kesehatan fisik, mental, layanan peningkatan prestasi belajar).
3). Tiap profesi dapat bersifat kolektif maupun individual dengan dilandasi
ilmu pengetahuan dalam melakukan keterampilan khasnya.
4). Tiap anggota profesi turut serta dalam pengambilan keputusan untuk pelayanan kepada pelanggan, dilandasi ilmu pengetahuan yang valid,
berdasarkan prinsip-prinsip teoritis dalam konteks kebermaknaan.
5). Berorganisasi khusus serta memiliki tanggung jawab sosial, otonominya berada dalam pengendalian organisasi profesi (meliputi ijin, standarisasi
pendidikan, lisensi dan pengujian, jalur karir, standar etika dan disiplin
profesi).
6). Mengakui standar kinerja yang ditetapkan.
7). Pelakunya harus dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan khusus.
8). Mendapat kepercayaan publik yang tinggi serta memiliki percaya diri
dalam melaksanakan tugas.
9). Memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan pelayanan dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas setiap waktu.
10).Terdapat hubungan yang bebas antara evaluasi publik dengan praktek secara individual.
Semua kebijakan pendidikan bagaimanapun bagusnya tidak akan
memberikan hasil optimal sepanjang guru tidak mendapat kesempatan untuk
mewujudkan otonomi pedagogis-nya yaitu kemandirian dalam memerankan
terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak dan memiliki
komitmen yang kuat terhadap tanggung jawabnya di bidang pendidikan
merupakan indikasi kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai tenaga pendidik.
Secara teoritis, kinerja dipengaruhi oleh berbagai variabel, antara lain
variabel individu (fisik), variabel organisasi dan variabel psikologis (Gibson, et.al,
1985: 51-53). Sedangkan Wahjosumidjo (1994: 177), menjelaskan bahwa
Penampilan seseorang (kinerja) merupakan perpaduan dari fungsi motivasi,
kemampuan dan persepsi. Dengan memperhatikan uraian tersebut diatas, jelaslah
bahwa kemampuan dalam hal ini kemampuan profesional berpengaruh terhadap
kinerja guru di sekolah. Para guru diharapkan memiliki jiwa profesionalisme,
yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk mewujudkan dirinya sebagai
petugas professional. Pada dasarnya profesionalisme itu, merupakan motivasi
intrinsik pada diri guru sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya kearah
perwujudan professional. Sisi lain yang dapat menunjang kinerja guru yang
mandiri dan efektif serta motivasi yang tinggi merupakan indikasi kualitas
sumberdaya manusia sebagai tenaga pendidikan nasional.
Namun demikian, kondisi yang terjadi saat ini khususnya di Kota Cimahi
menunjukkan masih rendahnya profesionalisme guru hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain: (a) masih banyak guru yang tidak menekuni
profesinya secara utuh, hal ini dikarenakan masih banyak guru yang mengajar
disekolah swasta atau bekerja diluar jam kerjanya guna menambah penghasilan
menulis guna meningkatkan dirinya tidak ada. (b) banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, misalnya guru Biologi mengajar Fisika atau Kimia, guru IPS mengajar Bahasa Indonesia, (c) masih ada sebagian guru dalam memberikan pelajaran tanpa melakukan perencanaan atau persiapan terlebih dahulu, dan (d) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang
diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.
Dalam konteks yang lebih luas, masih rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesionalisme atau profesi guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain :
a. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru
asalkan ia berpengetahuan atau berpengalaman
b. Kekurangan guru didaerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untukmenjadi guru.
c. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha untuk mengembangkan profesinya. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya, sehingga
wibawa guru merosot.
merupakan bukti bahwa masih banyak guru yang belum profesional. Untuk itu
maka kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan, karena profesionalisme
guru yang rendah akan berdampak kepada rendahnya kinerja guru.
Beranjak dari uraian latar belakang tersebut, jelaslah bahwa kemampuan
profesional dan motivasi kerja guru memiliki kegunaan yang sangat besar bagi
peningkatan kinerja mengajar guru di sekolah. Hal inilah yang medasari
dilakukannya penelitian mengenai kontribusi kemampuan profesional guru dan
motivasi kerja guru serta pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru. Penelitian
ini mengambil lokasi di SMA Negeri Kota Cimahi yang dijadikan sebagai objek
penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, antara lain motivasi,
kemampuan professional guru, status sosial ekonomi guru.Motivasi kerja yang rendah dari sebagian guru menyebabkan menurunnya
prestasi kerja (kinerja) guru. Sangat sedikit guru yang mempunyai motivasi yang
tinggi di suatu sekolah, yang terjadi guru yang mempunyai motivasi tinggi adalah
guru yang memperoleh tugas tambahan seperti menjadi pembantu kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah. Guru yang tidak ada tugas tambahan sebagian besar
mengerjakan tugas seadanya, asal jadi dalam arti tidak memikirkan suatu
pekerjaan yang berkualitas.
Kemampuan profesional guru yang rendah dalam melaksanakan tugasnya
sehingga anak didik hanya disuruh mencatat atau mengerjakan LKS. Guru tidak
menguasai landasan kependidikan, tidak mampu melaksanakan fungsi dan tugas
sebagai pendidik dan pengajar. Banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan
bidang studinya, banyak guru dalam mengajar tidak mempersiapkan apa yangakan diajarkan atau tidak membuat administrasi guru. Dengan keadaan yang
demikian, maka siswa tidak tertarik lagi untuk belajar dengan sungguh-sungguh
atau banyak ditemukan siswa malas, tidak masuk kelas atau bolos.
Status sosial ekonomi guru merupakan salah satu penyebab kinerja guru
yang rendah. Kita ketahui bersama bahwa gaji guru yang diterima saat ini masih
kurang untuk menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seorang guru hams
mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam satu
bulan dengan cara, misalnya mengajar di beberapa sekolah atau usaha lain diluar
mengajar. Dengan terlalu banyaknya mengajar atau usaha lain diluar sekolah
sudah barang tentu tidak memikirkan prestasi kerjanya (kinerja) atau sangat sedikit waktunya untuk memikirkan bagaimana cara meningkatkan kualitas
mengajar serta konsentrasi terhadap proses belajar mengajar akan berkurang.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, peranan guru sangat strategis dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan, dilain pihak kinerja guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sangat bervariasi dan kualitas keguruannya beraneka
ragam, oleh karena itu sangat penting telaah mendalam tentang faktor-faktor yangberkontribusi terhadap kinerja guru dalam proses belajar mengajar, sehingga
berkontribusi terhadap kinerja guru patut dijadikan kajian dan penelitian guna
mengetahui secara objektif mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kinerja guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya.
Mengingat ruang lingkup dari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kinerja guru sangat luas, maka dalam penelitian ini pembahasan mengenai
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja guru dibatasi pada faktor-faktor kemampuan
professional guru dan motivasi kerja guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah "Apakah terdapat kontribusi kemampuan
professional guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar
guru?" Rumusan masalah ini dijabarkan lebih rinci ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan profesional guru berkontribusi terhadap kinerja mengajar
guru SMA Negeri di Kota Cimahi?
2. Apakah motivasi kerja guru berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru
SMA Negeri di Kota Cimahi?
3. Apakah antara
kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru
berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kota Cimahi?
E. Tujuan Penelitian
'':'~ ' guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kontribusi kemampuan profesional guru terhadap kinerja
mengajar guru SMA Negeri di Kota Cimahi.
2. Mengetahui kontribusi motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru
SMA Negeri di Kota Cimahi.
3. Mengetahui kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kota Cimahi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini, setidak-tidaknya ada dua
yaitu; Pertama, manfaat dari segi ilmiah dalam kerangka pengembangan ilmu
(manfaat teoritis) dan Kedua, manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu Administrasi
Pendidikan, dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para peneliti
dan pengamat masalah pendidikan yang terkait dengan kemampuan professional guru, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru.
2. Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
tentang kemampuan profesional guru dan motivasinya serta kontribusinya
terhadap peningkatkan kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kota
11
b. Memberikan masukan kepada Kepala Dinas Pendidikan kota Cimahi
selaku penanggung jawab di wilayahnya dalam rangka membuat suatu
keputusan dan menentukan kebijakan di bidang pendidikan.G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
1. Asumsi
Arikunto (2001 : 60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau
anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak
pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya
diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa, peneliti dipandang perlu
merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud :
a. Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
b. Untuk mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian
c. Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah
berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan kinerja guru, kemampuan
profesional guru dan motivasi kerja guru dalam sebuah organisasi sekolah.
Dalam kaitannya dengan kepentingan penelitian ini, maka dapat
dirumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Menurut Churchill, (2001) bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : motivation, skill level, aptitude dan Role
perception.
b. Kemampuan profesional guru adalah berbagai kemampuan yang diperlukan
12
profesional meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu
penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung
jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya
(Surya, 2003 : 138). Semakin baik kemampuan profesional guru maka
semakin baik pula kemampuan yang akan dimilikinya. Hal ini dikarenakan
guru tersebut akan mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dengan baik, mampu merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar
serta mampu menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas
mengajarnya, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil kerjanya
atau kinerjanya.
c. Motivasi kerja berhubungan erat dengan kinerja, sebagaimana kinerja seseorang dapat tumbuh baik jika seseorang memiliki motivasi kerja yang baik pula. McClelland (1961) sebagaimana dikutip oleh mangkunegara (2002 : 68) mengatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan pencapaian kinerja. Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri
pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya
agar mampu mencapai kinerja dengan predikat terpuji.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat rumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
a Terdapat kontribusi kemampuan profesional guru yang signifikan terhadap
13
b Terdapat kontribusi motivasi kerja guru yang signifikan terhadap kinerja
mengajar guru,
c Terdapat kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru
yang signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru.
H, Kerangka Berpikir Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, sebab penelitian ini akan mendeskripsikan hubungan sebab akibat antara variabel bebas
dan variabel terikat melalui uji statistik. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel,
yaitu variabel bebas (independen); kemampuan profesional guru (Xi) dan
motivasi kerja guru (X2); dengan satu variabel terikat (dependen), yaitu kinerja
mengajar guru (Y). Berdasarkan hal tersebut, maka berikut adalah model atau
kerangka pemikiran yang menunjukkan hubungan dari variabel-variabel
penelitian. Berikut ditampilkan gambar model keterkaitan antar variabel
penelitian.
Gambar 1.1
14
Model keterkaitan variabel tersebut mengacu pada pendekatan yang
dikemukakan oleh Churchil (2001) yang secara komprehensif menggambarkan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun model tersebut
adalah sebagai berikut:
Personal,
organizational and
environment variables
Motivation
Skill Level
Aptitude
Role Perception
Performance
A JL
Rewards
-Internally
mediated
-Externally
mediated
Satisfaction - Intrinsic - Extrinsic
Sumber. Churchill, 2001, diadaptasi oleh Linda Alexander 'Job Performance
and Motivation'.
Gambar 1.2
15
Dari model penentu kinerja seperti digambarkan diatas, berikut ini akan
digambarkan model hubungan yang terdapat antara kemampuan profesionalguru,
motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru disekolah yang digambarkan pada
gambar 1.3 berikut ini:
Kemampuan
Profesional
Guru
Kinerja Mengajar
Guru ^
Motivasi Kerja
Guru
A
. . . .
Sumber: Diadaptasi dan dimodifikasi dari berbagai sumber
Gambar 1.3
Hubungan yang terdapat antara kemampuan professional guru, motivasi
kerja guru dan kinerja mengajar guru disekolah.
I. Pendekatan Penelitian
Pendekatan teori utama dalam penelitian ini mengacu pada konsep teori
administrasi pendidikan, kemampuan professional, motivasi kerja dan kinerja.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
korelasional. Sedangkan studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara (1) Studi Kepustakaan, dan (2) Studi Lapangan. Adapun teknik
16
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Cimahi dengan objek yang dipilih
adalah tenaga pendidik di SMA Negeri. Sedangkan sampel penelitian yang
digunakan adalah para guru SMA Negeri di Kota Cimahi yang bertujuan untuk
mengetahui kontribusi kemampuan professional guru, motivasi kerjanya serta
kinerjanya dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik.
J. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih
terstruktur dan sistematis, maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/kegunaan penelitian, asumsi, hipotesis dan kerangka berpikir
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS
Menguraikan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang
mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan
masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang uraian langkah-langkah yang dilakukan
17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi dan kuesioner.
Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan metoda yang telah
ditetapkan serta hasil analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini
kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan oleh
67
BABITI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan menggunakan data
kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menuntut
ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk
itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisihomogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa
angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang
dijadikan objek penelitian harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga dapat
ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang
pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengandemikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan
dapat dijadikan rujukan cukup akurat.
Menurut Jujun Suriasumantri (Sugiyono, 2001: 12-13), penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi
mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah :
a. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,
warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih
variabel tertentu sebagai objek penelitian.
b. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap
68
Berdasarkan asumsi pertama dan kedua, maka penelitian dapat memilih
variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya.
c. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau
gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya (Sudjana, 1992 : 6). Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2001 : 57).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri yang ada di
Kota Cimahi. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari 6 (enam) SMA Negeri
yang ada di Kota Cimahi, jumlah populasi gurunya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Guru SMA Negeri di Kota Cimahi
No Nama Sekolah
SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3 SMA Negeri 4 SMA Negeri 5 SMA Negeri 6
Jumlah
hi, 2003
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cimar
Dari jumlah populasi tersebut, akan diambil beberapa guru sebagai sampel.
Dalam hal ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah Teknik
random sampling. Teknik ini digunakan karena populasi dianggap homogen,
sehingga dengan demikian setiap guru diberikan kesempatan/peluang yang sama
Jumlah
61
70 70 61
64
61
69
untuk dijadikan anggota sampel. Penentuan sampel akan menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002 : 92) sebagai berikut:
N
n =
l + N(d2)
dimana : N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
d = Penyimpangan terhadap populasi
Dalam penentuan sampel ini, penulis menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 95% dan dengan estimasi penyimpangan 5% maka sampel yang akan
diambil sebesar 197 guru. Perhitungannya sebagai berikut:
387
n =
l + 387(0,052)
387
1,9675
« = 197
Dengan jumlah sampel keseluruhan sebesar 197 orang, maka penentuan
sampel dari masing-masing sekolah akan menggunakan perhitungan sebagai
berikut:
SMAN1 = n = ~xl97 = 3l
387
Untuk penentuan sampel pada sekolah lainnya menggunakan teknik
perhitungan yang sama. Dengan menggunakan teknik tersebut, maka jumlah
No.
Tabel 3.2
Jumlah Guru yang dijadikan Sampel
Nama Sekolah
SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3 SMA Negeri 4 SMA Negeri 5 SMA Negeri 6
Jumlah
70
Jumlah
31 36 36 31 32 31 197
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat pengukur yang diperlukan
dalam melaksanakan suatu penelitian (Nasir, 1985). Data yang akan dikumpulkan
dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu
studi dokumentasi dan teknik angket.
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat
bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di
lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi
71
2. Teknik Angket
Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket, didasarkan atas alasan
bahwa : (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
(b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas
pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan
jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari
banyak responden dan dalam waktu yang tepat.
Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban
tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket
tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel
kemampuan profesional guru, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru,
merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam
angket.
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel ini akan menguraikan variabel-variabel yang akan digunakan
dalam penelitian. Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih tajam tentang
kontribusi persepsi guru mengenai kemampuan profesionalnya dan motivasi kerja
guru terhadap kinerja mengajarnya, berikut ini diuraikan tentang operasionalisasi
variabel-variabel penelitian.
1. Yang dimaksud dengan kemampuan profesional guru dalam penelitian ini
adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaan atau
72
guru dalam penelitian ini mempergunakan kompetensi berdasarkan daftar
kompetensi guru yang diterbitkan Dinas Pendidikan Nasional Tahun 2003.
2. Yang dimaksud dengan Motivasi Kerja dalam penelitian ini adalah dorongan
kerja yang timbul pada diri seorang guru untuk berperilaku dalam mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pengukuran motivasi kerja dilakukan
berdasarkan teori kebutuhan berprestasi yang mengacu pada Teori Kebutuhan
McClelland (1961).
3. Yang dimaksud dengan Kinerja Mengajar dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pengukuran kinerja mengajar guru dilakukan berdasarkan orientasi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya dengan menggunakan
pendekatan archievement orientation berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh Spencer(1993).
Indikator-indikator dari ketiga operasionalisasi variabel penelitian tersebut
1. Identifikasi Variabel Independen Variabel a 4) T3 C & u 1 > Sub Variabel fO o o <N , « /—N C f) >< § 5 Z 3 c o J2
a • n n o T3 n 1/5 Oh 2 3 C cu c Q 3 „ O. c/i P C d <U fl) a ,
fc4 H o « Q Tabel 3.3 Variabel Independen Parameter Memahami landasan dan wawasan pendidikan Menguasai materi pembelajaran mata pelajaran Menguasai pengelolaan pembelajaran mata pelajaran Menguasai evaluasi pembelajaran Indikator
Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, ilmiah dan
teknologis
Memahami asas-asas pokok pendidikan
Memahami aliran-aliran pendidikan Memahami teori belajar
Memahami perkembangan peserta didik Memahami pendekatan sistem dalam
pendidikan
Memahami tujuan pendidikan nasional
Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasional
Memahami kebijakan pendidikan SLTA
Menguasai pokok-pokok pembelajaran mata pelajaran meliputi sistem kerja ilmiah
Organisasi pembelajaran
Penguasaan materi mata pelajaran dan hubungan dengan mata pelajaran lain
Sistem pembelajaran
Sistem pengajaran
• Mampu mengidentifikasi karakteristik
peserta didik
»Mampu mengembangkan perencanaan
pembelajaran mata pelajaran
• Mampu mengembangkan materi
pembelajaran
1Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajar
Mampu menentukan strategi pembelajaran
Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran mata pelajaran
Mampu melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan sesuai tujuan dan karakteristik mata pelajaran
Menguasai konsep dasar evaluasi
1Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuan pembelajaran
mata pelajaran
Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran mata pelajaran Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interpretasi hasil evaluasi\
Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi
untuk kepentingan pembelajaran mata
pelajaran
73
Skala
Ordinal
74
Memiliki
kepribadian, wawasan profesi
dan
pengembangannya
• Memiliki sikap, nilai dan moral dan berperilaku sebagai pendidik
• Memiliki integritas dan dedikasi sebagai
pendidik
• Memiliki komitmen terhadap
pengembangan profesi
• Mampu mengkomunikasikan
gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah
(lisan dan tulisan)
• Menguasai metodologi penelitian dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
kepentingan pembelajaran
• Mampu mengadopsi dan mengembangkan
inovasi-inovasi pendidikan
Ordinal
MotivasiBerprestasi(X2)
TeoriKebutuhanMcClleland
Upaya dalam
melakukan
pekerjaan
o Berusaha agar kemampuan yang dimiliki
dapat mempengaruhi hasil kerja o Berani mengambil dan memikul risiko
Ordinal
Prestasi Individu o Dorongan mencapai prestasio Memiliki rencana kerja yang menyeluruh
o Memiliki semangat berprestasi
Ordinal
Umpan balik terhadap hasil kerja
o Adanya umpan balik dari hasil pekerjaan
o Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi
yang tinggi
Ordinal
Upaya melakukan
cara lebih baik
o Berusaha mendapatkan cara terbaik untuk
melakukan pekerjaan
o Memiliki tujuan yang realistik
Variabel Dependen/Kinerja (Y) Achievement Orientation Innovation (Inovasi) f? 3 O c N 5' 00 E3 8" EH *< — 0) 3 f» OQ V P
a 3 S
~ 9-. c
g> p" p 3. !T 3
£•<•> p e 3 3 OQ «< § | §
1 g-e:
3~ ^ -n
8§ v; 9. W ft 2 ** £: ° p' ^ a » 1?
ST 2 g
ag-3
S S-a S § <3 3 " g
K rt 3.
lis.
p &3 W2 2-p c S- 3 S 3 3 OQ w ,P D. P 3 O* ft f? CL P 9 3 5 00 — p 3 p 3 3 o 3 2. ST s. P 3 Represents Breadth
(Peran dan wawasan yang luas) m 3 ff •a ft 3 ft C 3
"8 8"§ ?
O
o
3
"8
Intencity andcompleteness of action
(Intensitasdan kesempurnaan dalam bertindak)
O fo
3 . ft
O 3 o m a 3 o § 3 Hi 3 TJ - n O < ft 3 rt ft 2. sr r3 SS CD £.-3 fa* ft
•^ p —r
3 3 E
fl
fT- 2
2. 5. ST
o 5^
3 *< 5?
-o -
-2. § 5"
3- 3 ft
5-3 p
OQ ^ =•
S 3 q.
C * 5*3 l l §••8
*J
Eg-m 3 00 75 CO rt ft 3 ?T § <=• 3 P § § 00 p 3l - b
3 J3
3 2 3 3
OQ 2. <£..S
5 ° a
D. 3 5
=;• 2.
g-1*8 S 3 3 <B ft s p » B 3 a » C CL ** s 3 oo ft § | i S. 1-8 3 OQ *! g-3 g-3 CO 3 o - i OQ P 3 p p 3-ft a 3 J- ft «< 3 P OQ 3 M OQ *3' 3 P 3 00 ? £ 8
P J? B
p
"8
c oo •pa
76
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Pengukuran
Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner ini berskala pengukuran
ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan
kisaran 1-5 dengan alternatif pilihan jawaban sebagai berikut.
Untuk pernyataan dengan skala positif ; Sangat Setuju = 5, Setuju = 4,
Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. dan skala negatif;
Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak
Setuju = 5.
Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperolehnya
nilai mutlak (absolut) dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan.
Kuesioner yang merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji
keandalannya. Pengujian keandalan ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk
mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan dan
homogenitas alat ukur yang dipakai.
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur apa yang akan diukur dalam suatu
penelitian (Singarimbun, 1995: 124). Alat pengukur yang absah akan mempunyai
validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk menguji validitas alat ukur
m it
menggunakan Rumus Koefisien Korelasi Product Moments Pearson |er|g^i VV^rf
berikut:
'x ^ £fV-'.* //
r. —•
"I-w-I-rZr
vk^'-G^k^-di-)2]
Keterangan:
rs : Koefisien korelasi n : Jumlah responden
Y : Jumlah skor total seluruh item
X : Jumlah skor tiap item
Setelah nilai korelasi (rs) didapat, kemudian nilai rs dibandingkan dengan
nilai
rtabei-Kaidah keputusannya adalah:
- Jika rhitung >rtabei, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan
adalah valid.
- Jika rhitung ^ rtabei, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan
adalah tidak valid.
Rumus yang dikemukakan di atas, baik pengolahan, pengujian, maupun
analisis data untuk membuktikan tingkat validitas dilakukan dengan alat bantu
Program SPSS Versi 11.5
3. Uji Reliabilitas
Singarimbun (1995:140) menyatakan, reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat
78
atau instrumen penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dengan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur
atau instrumen tersebut reliabel.
Untuk menguji instrument penelitian, reliabel atau tidaknya dilakukan
dengan internal consistency dengan Teknik Belah Dua (split half), Sugiyono (2001 : 109). Butir-butir pertanyaan instrument pada masing-masing variabel
dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan kelompok instrument genap, selanjutnya disusun skor data tiap kelompok ganjil dan kelompok genap, masing-masing kelompok skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total tiap-tiap variabel. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya, setelah didapat nilai koefisien korelasi
dimasukkan kedalam rumus Spearman Brown sebagai berikut:
2.n
r = •'A
' l + rb
(Sugiyono, 2000 :278)
Keterangan :
n = reliabilitas internal seluruh instrument
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Setelah diperoleh n, selanjutnya dibandingkan dengan harga tabel rho.
Apabila nilai ri lebih besar dari tabel rho maka instrumen dinyatakan reliabel, dan
sebaliknya.
Dari rumus yang dikemukakan di atas, baik pengolahan, pengujian,
maupun analisis data untuk membuktikan tingkat reliabilitas suatu alat ukur
79
4. Hasil Uji Validitas Instrumen
a. Hasil ujicoba Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)
Instrument variabel Kinerja Guru (Y) berupa kuesioner yang mempunyai
jumlah pernyataan 30 item/butir. Berikut adalah tabel hasil uji validiatas variabel
Kinerja Guru.
Tabel 3.5
Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Kinerja Guru(Y)
n=30, Signifikansi =0.05)
NcButir
LMiHBJL r*M Keputusan
80
Dari tabel 3.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa butir yang tidak dapat
digunakan untuk penelitian karena tidak valid yaitu butir nomor; 3, 4, 18, 22 dan
29.
b. Hasil ujicoba Instrumen Kemampuan Profesional Guru (Xj)
Instrument variabel Kemampuan Profesional Guru (Xi) berupa kuesioner
yang mempunyai jumlah pernyataan 30 item/butir. Berikut adalah tabel hasil uji
cobavaliditas untuk instrument Kemampuan Profesional Guru (Xi).
Tabel 3.6
Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Kemampuan Profesional Guru (X^
•0,05)
No. Butir Thitune rutwi Keputusan
1 0.448 0.361 Valid
2 0.754 0.361 Valid
3 0.352 0.361 Tidak Valid
4 0.246 0.361 Tidak Valid
5 0.749 0.361 Valid
6 0.747 0.361 Valid
7 0.666 0.361 Valid
8 0.686 0.361 Valid
9 0.223 0.361 TidakValid
10 0.385 0.361 Valid
11 0.409 0.361 Valid
12 0.611 0.361 Valid
13 0.662 0.361 Valid
14 0.392 0.361 Valid
15 0.647 0.361 Valid
16 0.609 0.361 Valid
17 0.482 0.361 Valid
18 0.69 0.361 Valid
19 0.52 0.361 Valid
20 0.436 0.361 Valid
21 0.681 0.361 Valid
22 0.502 0.361 Valid
23 0.561 0.361 Valid
24 0.395 0.361 Valid
25 0.383 0.361 Valid
26 0.487 0.361 Valid
27 0.114 0.361 Tidak Valid
29 0.604 0.361 Valid
30 0.597 0.361
Valid
81
Dari tabel 3.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa butir yang tidak dapat
digunakan untuk penelitian karena tidak valid yaitu butir nomor; 3, 4, 9 dan 27.
c. Hasil ujicoba Instrumen Motivasi Kerja Guru (X2)
Instrument variabel Motivasi Kerja Guru (X2) berupa kuesioner yang
mempunyai jumlah pernyataan 30 item/butir. Berikut adalah tabel hasil uji coba
validitas untuk instrument Motivasi Kerja Guru (X2)
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas
Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)
No. Butir •hitunv r«.hd Keputusan
1 0.486 0.361 Valid
2 0.49 0.361
Valid
3 0.554 0.361 Valid
4 0.556 0.361 Valid
5 0.827 0.361 Valid
6 0.722 0.361
Valid
7 0.643 0.361 Valid
8 0.588 0.361 Valid
9 0.46 0.361 Valid
10 0.331 0.361 Tidak Valid
11 0.413 0.361 Valid
12 0.445 0.361 Valid
13 0.486 0.361 Valid
14 0.57 0.361 Valid
15 0.448 0.361 Valid
16 0.611 0.361 Valid
17 0.511 0.361 Valid
18 0.358 0.361 Tidak Valid
19 0.415 0.361 Valid
20 0.35 0.361 Tidak Valid
21 0.457 0.361 Valid
22 0.401 0.361 Valid
23 0.342 0.361 Tidak Valid
24 0.371 0.361 Valid
26 0.463 0.361 Valid 27 0.341 0.361 Tidak Valid
28 0.416 0.361 Valid
29 0.585 0.361 Valid
30 0.475 0.361 Valid
82
Dari tabel 3.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa butir yang tidak dapat
digunakan dalam pengumpulan data karena tidak valid adalah butir nomor 10, 18,
20, 23 dan 27.
Untuk contoh perhitungan uji validitas instrument dapat dilihat pada
lampiran 3.
5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Dari hasil perhitungan menggunakan teknik belah dua (split half) dengan
membagi skor item/butir ganjil dan genap dengan statistik koefisien korelasi
Spearman-Brown diperoleh harga n untuk variabel Kinerja Guru (Y) sebesar
0,931. Kemudian harga n tersebut dibandingkan dengan tabel rho. Dengan tingkat
signifikansi 0,05 dan n = 30 diperoleh harga sebesar 0,364, dengan demikian
variabel Kinerja Guru (Y) dinyatakan reliabel. Karena 0,931 > 0,364.
Untuk variabel Kemampuan Profesional Guru (Xt) diperoleh nilai sebesar
0,869. Kemudian harga ntersebut dibandingkan dengan tabel rho. Dengan tingkat
signifikansi 0,05 dan n = 30 diperoleh harga sebesar 0,364. Dengan demikian
variabel Kemampuan Profesional Gum (Xt) dinyatakan reliabel. Karena 0,869 >
0,364.
Untuk variabel Motivasi Kerja Guru (X2) diperoleh nilai sebesar 0,904.
83
signifikansi 0,05 dan n =30 diperoleh harga sebesar 0,364. Dengan demikian
variabel Motivasi Kerja Guru (X2) dinyatakan reliabel. Karena 0,904 >0,364.
Contoh perhitungan uji reliabilitas instrument dapat dilihat pada lampiran 4.
Sedangkan Hasil perhitungan reliabilitas tersebut dirangkum dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
(n = 30, Signifikansi 0,05)
Variabel
Kinerja Guru (Y)
Kemampuan Profesional Guru (X,) Motivasi Kerja Guru (X?)
0,931 0,869 0,904
tabelrho 0,364 0,364 0,364
Keputusan
Reliabel Reliabel Reliabel
6. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval
Dalam analisa secara statistik terutama pada statistik parametrik berlaku
tradisi bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya datanya dalam bentuk
interval, sedangkan data yang didapat dilapangan masih berbentuk data ordinal.Agar analisis dapat dilanjutkan, maka skala pengukuran ordinal harus
ditransfomasikan ke skala interval dengan menggunakan MSI (Method of
Successive Interval).
Langkah kerja yang dilakukan dalam hal ini adalah sebagai berikut:
(1).
Diperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
(2).
Untuk setiap butir tersebut, ditentukan berapa orang yang mendapat skor
1,2,3,4 dan 5, yang disebut sebagai frekwensi;
Setiap frekwensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi;
Ditentukan nilai proporsi kumulatif, dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor.(3)
84
(5).
Dengan menggunakan tabel distribusi normal, dihitung nilai Zuntuk setiap
proporsi kumulatif yang diperoleh.(6).
Ditentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan tabel tinggi densitas);(7). Ditentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
Density_at_Lower_Limit - Density_at Upper_Limit ~ Area_Below Upper-_Limit - Area_Below_Lower_Limit
(8). Ditentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :
Y=NS+[i-#y]
Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut diatas, maka terlebih
[image:46.595.137.514.61.251.2]dahulu dibuat tabel frekuensi untuk setiap altematif jawaban responden, adapun
tabel frekuensi tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.9
Proses Transformasi Data
Dari Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel Kinerja Guru (Y) Item
Pernyataan
FrekuensiAlternatif Jawaban Pernyataan Total
Frekuensi
1 2 3 4 5
1 5 45 29 61 57 197
2 4 46 17 72 58 197
5 3 59 33 61 41 197
6 3 37 29 80 48 197
7 0 39 40 66 52 197
8 12 68 38 39 40 197
9 5 52 34 67 39 197
10 6 40 25 72 54 197
11 8 46 24 72 47 197
12 5 34 40 68 50 197
13 3 41 21 88 44 197
14 11 72 34 40 40 197
15 1 33 32 67 64 197
16 4 56 32 44 61 197
17 22 87 30 21 37 197
19 1 32 50 70 44 197
20 3 39 35 72 48 197
21 1 26 27 91 52 197
23 2 55 33 72 35 197
24 4 69 47 38 39 197
[image:46.595.145.518.299.671.2]85
26 1 39 48
67 42 197
27 3 53
48 53 40 197
28 1 37 49 64 46 197
30 17 52 34 51 43 197
Frekuensi 128 1212
889 1534 1162 4925
Proporsi 0.03 0.25
0.18 0.31 0.23
Proporsi
Kumulatif 0.03 0.28 0.46
0.77 1.00
Zi •1.88
-0.58 -0.10 0.61 oo
Densitas 0.0683 0.3372
0.3970 03312 0
Scale Value -2.27 -1.08 -033 0.23 1.44
Skala Baru 1 2.19 2.99
3.50 4.71
Berdasarkan data pada tabel terlihat f (frekuensi) responden dari banyak
responden yang memberikan altematif jawaban dari pernyataan angket yang
disebarkan dibobot menurut nilai adalah :
Nilai 1 = 128 Nilai 2 = 1212 Nilai 3 = 889 Nilai 4 = 1534 Nilai 5 = 1162
Penentuan Proporsi
Proporsi diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah f(frekuensi) perpoin
dengan jumlah total frekuensi, sehingga diperoleh proporsi sebagai berikut:
/>1 =J28_ =0.03
4925
« =i21i =0.25
49254925
4925
86
Penentuan Proporsi Kumulatif
Proporsi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan secara berurutan untuk
setiap nilai, sehingga nilai diperoleh sebagai berikut:
Pki = 0 + 0.03 = 0.03 Pk2 = 0.03 + 0.25 = 0.28 Pk3 = 0.28 +0.18 = 0.46 Pk4 = 0.46 +0.31=0.77 Pk5 = 0.77 +0.23=1.00
Penentuan Nilai Z
Nilai Proporsi kumulatif (Pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku dengan melihat tabel distribusi normal kumulatif pada Lampiran 14, maka
dapat ditentukan nilai Z untuk setiap kategori:
Z, = 0.5 - 0.03 = 0.47, disesuaikan dengan tabel Z didapat nilai - 1.88 Z2 = 0.5 - 0.28 = 0.22, disesuaikan dengan tabel Z didapat nilai - 0.58
Z3 = 0.5 - 0.46 = 0.04, disesuaikan dengan tabel Z didapat nilai -0.10 Z4 = l _ 0.77 = 0.23, disesuaikan dengan tabel Z didapat nilai 0.61
Z5 = i -l =0, disesuaikan dengan tabel Z didapat nilai oo
Penentuan Scale Value (Skala Nilai)
Scale Value menggunakan rumus sebagai berikut:
Density_at_Lower_Limit - Density_atJJpper_Limit ~ Area_Below_Upper_Limit - Area_Below_Lower_Limit
a. Penentuan Densitas
Nilai Densitas diperoleh dari tabel ordinal kurva normal standar (lampiran
15), untuk nilai:
Di = Nilai 1.88 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0.0681 D2 = Nilai 0.58 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0.3372 D3 = Nilai 0.10 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0.3970
87
D4-Nilai 0.61 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0.3312 D5 =Nilai oo pada tabel ordinal mempunyai nilai 0
b. Penentuan Scale Value
Nilai Scale value diperoleh dengan memakai rumus
sv _ Density_at_Lower_Limit - Density_atJJpperMmit Area_Below_Upper_Limit - Area_Below_Lower_Limit
5^= 0^00681 = -a0681
' 0.03-0 0.03
w 0.0681-0.3372 -0.2691
OK, = = = _1 Qg
0.28-0.03 0.25 „„ 0.3372-0.3970 -0.0598
oK, = • — = = _n 33
0.46-0.28 0.18 e7/ 0.3970-0.3312 0.0658
o v. = = = 0 23
0.77-0.46 0.31
„„ 0.3312-0 0.3312 , AA
1-0.77 0.23 • Penentuan Skala Akhir
Skala akhir data interval diperoleh dengan jalan mengambil nilai negatif yang
paling besar dan diubah menjadi = 1, yaitu :Sa, = (-2.27 + 3.27) = 1 Sa2 = (-1.08+ 3.27) = 2.19 Sa3 = (-0.33 + 3.27) = 2.94 Sa4 = ( 0.23 + 3.27) = 3.50 Sa5 = ( 1.44+ 3.27) = 4.71
Maka dihasilkan skala interval dari data ordinal yang dikumpulkan dari
lapangan sebagai berikut:
1. Untuk Nilai 1dalam skala ordinal, maka skala intervalnya menjadi 1
88
Untuk variabel Kemampuan Profesional Guru (Xi) dan Motivasi Kerja
Guru (X2) dilakukan langkah yang sama untuk proses transformasi data dari data
ordinal ke data berbentuk interval. Proses perhitungan dan hasil data interval
untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7.
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari
data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan
segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui
bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Pacakagefor Sosial Science)
versi 11.5.
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa
jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data.
Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians
data dari masing-masing variabel. Untuk mengetahui kecenderungan umum
jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian, digunakan formula
P = ~xlOO%
Xid
Keterangan:
P = Prosentase skor rata-rata yang dicari
X = Skor rata-rata setiap variabel Xid = Skor ideal setiap variabel
Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Nugraha (1999 : 69),
yaitu :
90% - 100% = Sangat Tinggi 80% - 89% = Tinggi
70% - 79% = Cukup Tinggi 60% - 69% = Sedang
50% - 59% = Rendah 49%kebawah = Rendah Sekali
4. Untuk mengetahui hubungan antara X, dengan Y, dan X2 dengan Ydigunakan
teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson
Product Moment, dengan rumus :
!•„ =
^
89
Setelah diketahui korelasi ketiga variabel tersebut, selanjutnya dilakukan
penghitungan koefisien determinasinya masing-masing dengan cara
mengkuadratkan koefiesien korelasi yang telah ditemukan.
5. Untuk mengetahui hubungan antara variabel Xi dan X2 secara bersama-sama