• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS 2 SDPN SABANG KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS 2 SDPN SABANG KOTA BANDUNG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS II SDPN SABANG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi PGSD

Oleh

DEFI SISWATI 1106803

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Lembar Hak Cipta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS II SDPN SABANG KOTA BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDPN SABANG Kota Bandung Semester I Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

DEFI SISWATI

1106803

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DEFI SISWATI2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS II SDPN SABANG KOTA BANDUNG

Oleh DEFI SISWATI

1106803

Disetujui dan disahkankan Oleh : Pembimbing I,

Drs. Dede Somarya, M.Pd. NIP. 195803051984031002

Pembimbing II,

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 195905181894031002

Diketahui

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

(4)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA PERISTIWA DI KELAS 2 SDPN SABANG KOTA BANDUNG

Nama : Defi Siswati NIM : 1106803

ABSTRAK

Abctrac : Improving Learning Outcomes Through the Learning Thematic Approach CTL at SD PN Sabang in Bandung. This study departs from the

problem of "How to improve student learning outcomes through the implementation

of grade 2 CTL approach? '. The purpose of this study was to improved science

learning in primary schools to improve learning outcomes through the

implementation of CTL approach. The method used classroom action research. Data

were collected through written tests, observations and interviews. The results provide

a recommendation that CTL approach can be used as one approach to science

learning because it can make learning more meaningful and improve student learning

outcomes.

Abstrak : Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan CTL Pada Pembelajaran Tematik di SD PN Sabang Bandung. Penelitian ini berangkat dari masalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 melalui penerapan pendekatan CTL?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeperbaiki

pembelajaran IPA di sekolah dasar dengan meningkatkan hasil belajar melalui

penerapan pendekatan CTL. Metode yang digunakan penelitian tindakan kelas. Data

penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis, hasil observasi dan wawancara. Hasil

penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa pendekatan CTL dapat dijadikan

sebagai salah satu pendekatan pembelajaran IPA karena dapat menjadikan

pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas

segala limpahan taufik dan hidayah- NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pendekatan Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran Tematik Pada Tema Peristiwa Di Kelas II SDPN Sabang Kota Bandung”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian lisan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini baik penyusunan maupun

isinya masih jauh dari kata sempurna, hal tersebut dikarenakan keterbatasan

pengetahuan pengalaman, dan kemampuan penulis yang miliki. Oleh karena itu

kritik dan saran yang menuju pada perbaikan sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, praktisi

dan pemerhati pendidikan. Amin.

Bandung, Januari 2013

Penulis

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah akhirnya dengan perjuangan yang panjang skripsi ini dapat

diselesaikan pada waktunya, buah dari kerja keras, kesabaran, dan bantuan semua

pihak yang tak terhingga kini terwujud dalam karya sederhana ini. Untuk itu

tepatnya kiranya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah mencurahkan ilmu, waktu

dan bantuan lainnya selama penulis menyususn skripsi ini. Ucapan terima kasih

ini terutama penulis ingin sampaikan untuk :

1. Bapak Drs. Dede Somarya. M.Pd selaku ketua program PGSD dan dosen

pembimbing I yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan program

studi di PGSD UPI Bandung.

2. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan ilmu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama

studi dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar UPI Bandung atas semua bantuan dan bimbingannya dari

masa studi sampai penulisan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Staf administrasi di Program Studi PGSD UPI Bandung atas

semua bantuan yang telah diberikan selama menyelesaikan studi di jurusan

ini.

5. Ibu Kepala Sekolah dan guru – guru di SDPN Sabang Bandung atas

(7)

6. Suami tercinta Ade Kurnia untuk do’anya, dorongan, bantuan, waktu dan

pengertian serta kasih sayang yang tercurah selama penulis melaksanakan

perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Anakku tercinta Muhammad Dzaki Ikhsan Fatahilah untuk do’a, kasih

sayang, dan pengertiannya selama penulis melaksanakan perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sepenuhnya penulis meyakini Allah SWT akan membalas semua kebaikan

sekecil apapun dan pahala yang berlipat ganda. Amiin

Bandung, Januari 2013

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……….…………. i

KATA PENGANTAR ………...………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………...…...……. …… iii

DAFTAR ISI ………...……… v

DAFTAR TABEL ………..………..…………..… viii

DAFTAR GRAFIK …………..…….………...……….. . ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………….…….……… 1

B. Rumusan Masalah ………...….………..………. 4

C. Tujuan Penelitian ………..…...….………...……. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………. 6

E. Hipotesis Tindakan ………..……… 6

F. Definisi Operasional ………..……….. 7

BAB II KERANGKA TEORETIS A. Teori Belajar ………...………..……….. 9

1. Pengertian belajar ………..……… 9

2. Prinsip –prinsip belajar ……….…..……….. 11

(9)

B. Pembelajaran CTL ……….….……….…… 14

1. Pengertian CTL ………..…………. 14

2. Prinsip –prinsip CTL ………..…………... 19

3. Karakteristik CTL ………..……… 20

4. Kelebihan dan kelemahan CTL ………..………. 21

5. Langkah –langkah CTL ………..……….. 22

C. Pembelajaran Tematik ……….……...…. 27

1. Pengertian pmbelajaran tematik ..……….. 27

2. Ruang lingkup pembelajaran tematik ………. 29

3. Ciri-ciri pembelajaran tematik ……… 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………....…………..………..…..……. 32

B. Model PTK …...………...………...…………..……. 35

C.Subjek Penelitian ………...………..…….………...….……….. 36

D. Prosedur Penelitian ………….….……....………. 36

E. Instrumen Penelitian ………..………..….…………. 38

F. Pengolahan dan Analisis Data ………..………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...……….………..……….… 45

B. Pembahasan ...………..…….…….……. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ……….…………...………..………….. 75

(10)

DAFTAR PUSTAKA …………...……..………….………….……. 78

LAMPIRAN –LAMPIRAN ………. 80

(11)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap komponen CTL ……. 42

Tabel 3.2 Konversi nilai keterlaksanaan pembelajaran oleh guru …… 43

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Awal …...………...….………. 45

Tabel 4.2 Hasil belajar post tes siklus 1 ………..….. 52 Tabel 4.3 Persentase ketuntasan belajar siklus 1 ………... 52

Tabel 4.4 Hasil observasi aspek CTL yang dipahami pada siklus 1 ... 53

Tabel 4.5 Refleksi terhadap pembelajaran siklus 1 ……….…. 61

Tabel 4.6 Hasil belajar post tes siklus 2 ………..… 63

Tabel 4.7 Persentase ketuntasan belajar siklus 2 ……..………...…. 63

Tabel 4.8 Hasil observasi aspek CTL yang dipahami pada siklus 2 …. 64

(12)

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ………...…… 36

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1

Instrumen siklus 1 ; RPP, LKS, Lembar Post tes, Lembar observasi

sebelum kegiatan pembelajaran ………... 80 Lampiran 2

Instrumen siklus 2 ; RPP, LKS, Lembar Post tes, Lembar observasi

sebelum kegiatan pembelajaran. ………... 98 Lampiran 3

Nilai LKS siswa siklus 1 dan 2, nilai post tes siswa siklus 1 dan 2 …... 117 Lampiran 4

Lembar observasi guru dan siswa siklus 1 dan siklus 2 ……….. 136

Lampiran 5

Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Surat izin Penelitian,

Surat izin Penelitian dari Sekolah, dan kartu bimbingan skripsi ……… 144

Lampiran 6

Dokumentasi kegiatan penelitian ……….. 151

Lampiran 7

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

yang menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua aspek

kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan. Dalam aspek pendidikan

diperlukan adanya perbaikan sistem pendidikan nasional, kurikulum termasuk di

dalamnya cara penyampaian bahan ajar agar terwujud masyarakat yang mampu

bersaing dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dalam proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Hal ini harus banyak di sadari oleh guru sebagai

pelaksana pendidikan dan pengajaran di sekolah yang secara kondusif harus

mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat pada

umumnya dan perkembangan ilmu.

Secara yuridis dalam Undang – Undang No 20 Tahun 2003 (pasal 1)

tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Penelitian ini muncul dilatar belakangi oleh pengamatan penulis di SDPN

(15)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selama ini proses pembelajaran IPA di

kelas 2 SDPN Sabang masih menggunakan paradigma yang lama, di mana guru

memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sehingga dalam penyampaian

materi lebih di dominasi oleh metode konvensional (pembelajaran yang berpusat

pada guru) yaitu ceramah, dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar catat

dan hafal (3DCH). Proses pembelajaran pun menjadi monoton dan kurang

menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami kompetensi pada mata pelajaran IPA.

Akibatnya selama ini masih belum menunjukkan keberhasilan , baik dari segi

kualitas pembelajaran maupun ditinjau dari hasil belajar siswa.

Di kelas 2 yang penulis teliti, siswanya masih kurang aktif dalam hal

bertanya dan menjawab. Salah satu penyebabnya adalah karena dalam

pembelajaran guru hanya menyampaikan materi tanpa memberikan kepada siswa

untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga gurulah yang memegang

posisi kunci dalam proses belajar-mengajar di kelas. Hal ini bertentangan dengan

teori kontruktivisme yang menyatakan bahwa, ”belajar adalah kegiatan yang aktif

dimana si subyek membangun sendiri pengetahuannya. Terkadang guru

melupakan bahwa siswa adalah makhluk yang unik yang memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, dalam pembelajaran guru sering menyamaratakan

kemampuan siswa.

Adapun permasalahan yang datang dari siswa yaitu siswa kurang mampu

menguasai materi pembelajaran dikarenakan pembelajaran cenderung hanya

(16)

pembelajaran secara fisik (hands on) di kelas. Sehingga siswa kurang antusias

dan kurang bersemangat di dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung

khususnya pada mata pelajaran IPA. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh

siswa tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana dalam

setiap melakukan tes hasil belajar / ulangan harian 55 % mendapatkan hasil rata

– rata nilai 55, sementara itu nilai KKM untuk mata pelajaran IPA di SDPN

Sabang adalah 75.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan untuk

mengadakan inovasi dalam pembelajaran, dan sudah selayaknya dalam

pembelajaran IPA dilakukan suatu inovasi. Kadang kita terjebak pada situasi

yang sudah menjadi kebiasaan di lapangan, sehingga untuk mencoba hal yang

baru ada keraguan yang menghalangi, salah satu alternatif yang dapat dilakukan

adalah dengan memperbaiki model dalam pembelajarannya sehingga dapat

memberikan variasi dalam pendidikan dan pembelajaran.

Salah satu alternatif yang akan peneliti laksanakan yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Model pembelajaran CTL dapat menjadi pilihan dalam meningkatkan hasil

belajaran siswa, karena pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas,

(17)

proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik siswa.

Melalui model pembelajaran CTL, selain diupayakan dapat

membangkitkan atau meningkatkan pemahaman belajar siswa secara aktif,

kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan

berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab. Dengan

menggunakan model pembelajaran ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu judul

yang peneliti ambil adalah ” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pendekatan Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran Tematik Pada Tema Peristiwa Di Kelas 2 SDPN Sabang Kota Bandung.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis secara

umum merumuskan suatu permasalahan tentang “ Bagaimana upaya

meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan Contextual Teaching and

Learning dalam pembelajaran tematik pada konsep bentuk dan wujud benda di

kelas 2 SDPN Sabang kota Bandung.

Adapun permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam sub – sub masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada

(18)

2. Bagaimana pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada

tema peristiwa di kelas 2 SDPN Sabang?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas 2 SDPN Sabang dalam pembelajaran

tematik pada tema peristiwa dengan menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas tujuan umum

dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada konsep bentuk dan

wujud benda di SD melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and

Learning.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengungkap perencanaan pembelajaran tematik pada tema peristiwa dengan

menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas 2

SDPN Sabang.

2. Mengungkap pelaksanaan pembelajaran tematik pada tema peristiwa dengan

menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas 2

SDPN Sabang.

3. Mengungkap hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning dalam pembelajaran tematik pada tema peristiwa di

(19)

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini siswa

diharapkan dapat menemukan pengalaman awal yang dimilikinya

b. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning diharapkan

dapat membantu siswa serta dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2. Bagi Guru

a. Menjadi pilihan alternatif bagi guru dalam memberikan pembelajaran

IPA.

b. Dapat menambah wawasan bagi guru tentang pendekatan

pembelajaran, yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

aktif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

a. Menjadi salah satu bahan kajian bagi sekolah dalam upaya

meningkatkan pembelajaran IPA.

b. Dapat menciptakan lulusan yang berkompeten.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang diungkapkan di atas,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“ Dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(20)

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti atau

persepsi terhadap istilah – istilah yang digunakan dalam penelitian yang akan

saya lakukan, maka penulis akan memaparkan terlebih dahulu istilah – istilah

yang terkandung dalam judul proposal tersebut. Pemaparan tersebut yaitu

sebagai berikut ;

1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran terpadu/tematik adalah pembelajaran yang diawali suatu

pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan

lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara

spontan atau direncankan, baik dalam satu bidang studi atau lebih , dan

dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran lebih

bermakna (Hadi subroto, 2009 : 9)

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok

pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Menurut Depdiknas (2003 : 5) “Contextual Teaching and

Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan anatara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa

membuat hubungan anatara pengetahuan yang dimilikinya dengan

(21)

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses

pembelajaran yang holistic dan bertujuan membantu siswa untuk

memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks

kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki

pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi

sendiri secara aktif pemahamannya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah hasil yang

dicapai, dilakukan, dikerjakan dengan berusaha dan berlatih untuk

mendapatkan pengetahuan IPA. Berdasarkan hal tersebut hasil belajar

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pengertian PTK

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ) yang dikembangkan

oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya “Perencanaan tindakan

menggunakan sistem spiral refleksi atau model spiral. Model tersebut terdiri

dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi,

perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

pemecahan masalah. ( Kasbolah,K. 1998 :113-114 ).

Menurut Wiriaatmaja (2007:13), Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)

adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

pembelajaran mereka ,dan belajar dari pengalaman mereka sendiri . Mereka

dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran

mereka ,dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Karakteristik dari PTK menurut Kasbolah, K. (1998:22) adalah:

1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri.

2. PenelitianTindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual. 3. Dalam Penelitian Kelas adanya tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. 4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif.

Alasan–alasan pemilihan dan penggunaan metode Penelitian

(23)

1. PTK menawarkan suaatu cara baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam kegiatan

belajar mengajar dikelas.

2. PTK merupakan aplikasi suatu tindakan yang ditunjukan kepada

kepentingan praktisi di lapangan yang diharapkan dapat mendorong

dan membangkitkan para guru dalam memilliki kesadaran diri,

melakukan refleksi dan kritik diri terhadap aktivitas / kinerja

propesionalismenya .

3. PTK membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri praktek

pembelajaran sehari- hari yang dilakukan dikelas . Sehingga guru

dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki yang kurang

berhasil menjadi lebih baik dan efektif.

4. PTK mampu menjembatani kesenjangan antar teori dan praktek .

Guru dapat mengadopsi teori-teori yang berhubungan dengan bidang

studi atau mata pelajaran yang di binanya ,kemudian teori tersebut

dapat di sesuaikan dengan pokok bahasan yang ada untuk

kepentingan proses belajar mengajar .

Bentuk penelitian yang saya lakukan adalah guru sebagai

peneliti. Guru berperan dominan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian. Adapun bantuan dari pihak lain hanya bersifat

konsultatif dalam mencari dan mempertajam persoalan – persoalan

yang dihadapi oleh guru yang sekirannya layak untuk di pecahkan

(24)

mengembangkan profesionalisme guru dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar .

2. Ciri – ciri PTK

Pada pembahasan ini ciri – ciri PTK dibagi menjadi dua yaitu ciri

umum dan ciri khusus. Adapun ciri umum seperti yang diungkapkan

oleh Cahen dan Manoin, 1980 (Kunandar, 2008:56) sebagai berikut:

a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan

masalah praktis

c. Fleksibel adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian kontrol karena lebih menekankan sifat tanggap dan penguji cobaan serta pembaharuan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK

d. Self – evaluation yaitu memodifikasi secara kontinu yang

dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu. e. Partisipatori karena peneliti dan anggota tim merupakan bagian

secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK. f. Perubahan dalam praktek didasari oleh pengumpulan data dan

informasi dan tujuan memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.

g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesalahan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.

Sedangkan ciri khusus menurut Whitehed, 2003

(Kunandar,2008:57) adalah sebagai berikut:

a. Adanya komitmen pada peningkatan pendidikan.

b. Adanya maksud yang jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktek seseorang serta untuk menerima tanggung jawab diri sendiri.

c. Melekatkannya tindakan yang berpengetahuan, berkominten, dan bermaksud.

d. informasi yang valid.

(25)

3. Tujuan PTK

a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam

kelas yang dialami langsung oleh guru dan siswa dalam

KBM.

b. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara terus

menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

c. Meningkatkan relevansi pendidikan.

d. Sebagai alat training in-service yang melengkapi guru dengan

skill dan metode yang baru.

e. Peningkatan efesiensi pengolahan pendidikan.

f. Menumbuh kembangkan budaya akademik dilingkungan

sekolah.

g. Peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan praktik

pembelajaran.

B. Model PTK

Model penelitian ini dilaksankan melalui empat kegiatan yang

pelaksanaanya dilakukan secara berulang – ulang ( siklus ). Keempat kegiatan

(26)

SIKLUS I

SIKLUS II

Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kemmis dan Mc. Tagart (Ruswandi, 1998 : 13)

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDPN SABANG Kota Bandung.

Sekolah tersebut terletak di daerah perkantoran, di mana di samping sekolah

merupakan kantor Kelurahan Cihapit Kota Bandung, daerah yang jauh dari

hiruk pikuk kendaraan umum.

Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu pada semester I di bulan

November 2012 dengan melalui dua siklus.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 dengan jumlah siswa

sebanyak 45 orang yang terdiri dari 25 orang siswa laki-laki dan 20 orang

siswa perempuan.

Observasi Awal

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi

Penyusunan Rencana Perbaikan

Observasi

Rencana Tindakan Selanjutnya REFLEKSI I

Pelaksanaan

Tindakan

Pelaksanaan

(27)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Observasi dan Identifikasi Masalah

Guru melaksanakan pengamatannya sebagai peneliti yang memfokuskan

pada pembelajaran IPA dikelas 2. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan

sejumlah masalah yang dihadapi dan segera dicari pemecahannya .

Hasilnya masalah yang selama ini dihadapi oleh guru yaitu bagaimana

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA dikelas 2.

2. Kegiatan Pra Tindakan.

a. Merumuskan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.

b. Memilih pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA.

3. Rencana Tindakan

Dengan memperhatikan analisis hasil belajar siswa terhadap

pembelajaran IPA sebelumnya, peneliti menyusun rencana tindakan

pembelajaran meliputi :

a. Pembuatan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)

b. Pembuatan Lembar Kerja Siswa

c. Pembuatan pedoman bservasi

d. Membuat alat bantu/media

(28)

4. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )

Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada setiap siklus, terdiri dari

proses belajar mengajar, evaluasi dan refleksi.

5. Observasi

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data tentang proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Data diperoleh dari hasil observasi

oleh seorang observer setelah pelaksanaan tindakan. Tahap ini

dilaksanakan pada setiap siklusnya.

6. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan analisis, interpretasi

serta mengeksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan.

Refleksi ini dilakukan dengan kegiatan antara lain :

a) Memeriksa dan menilai lembar post-test

b) Memeriksa dan menilai Lembar Kerja Siswa (LKS)

c) Melihat hasil lembar observasi.

Hasil analisis dan refleksi menjadi bahan rekomendasi dan refisi

rencana tindakan berikutnya jika data yang diperoleh belum bisa

menunjukan hasil yang diharapkan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes tulis yang meliputi

post-test, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi siswa dan guru.

(29)

Tes tulis yang digunakan meliputi soal test. Soal hasil belajar berupa

tes tertulis ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman

dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan

pembelajaran disetiap siklusnya. Tes ini berisikan soal-soal yang

berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tes

dikerjakan oleh setiap siswa. Tes berbentuk soal uraian yang

mengungkap materi pembelajaran yang telah diberikan. Tes ini sebagai

data pokok dari hasil penelitian. Penilaian hasil tes dilakukan dengan

cara penyekoran dan dinilai kemudian dianalisi dengan mencari nilai

rata – rata kelas sebagai informasi pemahaman siswa terhadap materi.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan selama pembelajaran

berlangsung dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses

untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi dan aspek

keterampilan proses. Selain itu LKS memberikan pengalaman langsung

berupa langkah-langkah dalam melakukan sebuah kegiatan percobaan

sehingga menarik untuk diikuti oleh siswa. Guru dan observer akan

lebih mudah mengobservasi dan menilai aspek keterampilan proses apa

saja yang dipahami siswa dalam kelompoknya karena siswa melakukan

serangkaian kegiatan pembelajaran.

3. Lembar observasi

Selama proses pembelajaran peneliti melakukan kegiatan

(30)

proses apa yang dipahami siswa untuk membentuk sebuah pemahaman

tentang konsep benda dan sifatnya melalui pendekatan keterampilan

proses. Sedangkan observer lain disamping bersama – sama peneliti

mengobservasi kemampuan guru mengelola pembelajaran.

Observasi ini digunakan oleh peneliti sekaligus guru sebagai alat

bantu dalam menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan

pembelajaran untuk merencanakan tindakan pembelajaran berikutnya

bila tindakan yang sudah dilakukan dinilai memiliki kekurangan.

Observer sangat mendukung data pokok yang mengungkap tingkat

hasil belajar siswa.

F. Pengolahan dan Analisis data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru

sebagai peneliti.

2. Jenis data

Data yang diperoleh berjenis data kualitatif dan data kuantitatif yang

terdiri dari hasil belajar yang mengungkap pemahaman siswa melaluli

tes, data hasil observasi aspek siswa dan guru terhadap pembelajaran

IPA menggunakan pendekatan CTL.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pada penelitian ini

tahap pengumpulan data dilakukan pada saat :

(31)

b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 1

c. Pelaksanaan, anlisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 2

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus 1 dan 2

e. Menganalisi perkembangan pemahaman siswa.

3. Pengolahan data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi dan

wawancara .

a. Pengolahan hasil tes

Data mentah yang diperoleh dari hasil tes (pre-test dan post

test) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa

[image:31.595.121.517.250.673.2]

,menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui

gambaran yang jelas mengenai prestasi siswa atau pemahaman

siswa terhadap pelajaran IPA.

Gambar penyekoran soal dari setiap siklus ada dalam

lampiran pedoman penyekoran soal. Sedangkan untuk menghitung

nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:

Rumus menghitung nilai siswa

Keterangan :

N : Nilai siswa

Rumus menghitung rata – rata nilai siswa Skor perolehan siswa

(32)

Keterangan :

X = Rata – rata hitung

X = Nilai

N = Banyaknya data

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melakukan post –test

kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk

menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau

belum. Sehingga bagi siswa yang belum mencapai kriteria

tuntas harus diberi pembelajaran remedial.

b. Pengolahan data hasil observasi

Data observasi menggunakan skala penilaian dengan

rentang nilai dalam bentuk angka (5, 4, 3, 2, 1) untuk aktifitas

siswa yang berarti angka 1 = sangat kurang, angka 2 = kurang

baik, 3 = cukup baik, 4 = baik ,5 = sangat baik (Usman, U

1993:82-85) dengan cara memberi tanda (v) pada kolom skala

nilai. Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus :

dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus

mengenai unjuk kerja siswa yang mengunggap aspek

keterampilan proses apa saja yang dipahami siswa kompersi nilai

dapat dilihat pada tabel 3.1 ∑ x

X = --- N

(33)
[image:33.595.122.513.137.624.2]

Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap komponen CTL

Nilai Keterangan

10 – 29 Sangat kurang dipahami

30 – 49 Kurang dipahami

50 - 69 Cukup dipahami

70 – 89 Dipahami

90 – 100 Sangat dipahami

Sedangkan observasi guru dapat menggunakan skala penilain

dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1) unutk penilaian

keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = baik

sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang (Sujana, 2006 : 77-78) dengan cara

memberi tanda centang (v) pada kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai

dihitung dengan rumus :

Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus untuk

menilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Konversi

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Tabel Konversi nilai keterlaksanaan pembelajaran oleh guru

Nilai Keterangan

10 – 29 Sangat kurang

30 – 49 Kurang

50 – 69 Cukup

(34)

70 – 89 Baik

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran tematik di kelas 2

sekolah dasar yang dittikberatkan pada mata pelajaran IPA, berikut ini

dikemukakan kesimpulan dan saran-saran bagi pihak yang terkait.

A. Simpulan

Merujuk pada rumusan masalah dan berdasarkan hasil penelitian peneliti

dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning memegang peranan

penting di dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik khususnya

pembelajaran IPA, dimana didalam RPP harus tertuang tujuh aspek

komponen CTL seperti kontruktivisme, inquiry, learning community,

questioning, modelling, reflection, dan autentich assesment. Ketujuh aspek

tersebut harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, untuk menjadikan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa.

2. Selama pelaksanaan tindakan dari siklus pertama sampai siklus kedua

menunjukkan adanya peningkatan yang memuaskan, di mana pendekatan

Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran tematik khususnya

pembelajaran IPA di kelas 2 SDPN Sabang telah mampu meningkatkan hasil

belajar siswa secara konsisten. Dimana ketujuh aspek CTL seperti

(36)

reflection dan authentic assesment sedikiti demi sedikit dapat dipahami oleh

siswa. Sehingga pada pembelajaran siklus siswa terlihat aktif dan kreatif

untuk menemukan pengetahuan baru ataupun keberanian dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat dan terlihat siswa merasa senang dengan

pembelajaran CTL.

3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik khususnya mata pelajaran IPA

setelah menggunakan penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning menunjukkan adanya peningkatan yang sangat memuaskan. Hasil

yang diperoleh dalam setiap tindakan mungkin sudah dapat memuaskan

peneliti karena nilai pada siklus 2 sudah dapat melebihi nilai KKM pada

mata pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi secara individu pada

tiap tindakan. Adapun hasil rata-rata evaluasi secara individu adalah sebagai

berikut : Siklus 1 Tindakan I adalah 72,88 dengan kategori cukup baik,

dimana nilai rata-rata tersebut hampir mendekati KKM untuk pelajaran IPA

dan Siklus 2 Tindakan II adalah 85,44 dengan kategori baik sekali, dimana

nilai tersebut sudah melebihi dari KKM yang ditentukan dan semua siswa

tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hasil rata-rata evaluasi secara

individu, ada nilai yang mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena kondisi

yang tidak terduga, seperti kondisi siswa dan lingkungan. Namun secara

keseluruhan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang berarti.

B. Rekomendasi

Dalam upaya meningkatkan dan menyempurnakan pembelajaran tematik

(37)

antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Guru SD

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran

tematik, khususnya pembelajaran IPA SD di kelas 2 untuk menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and learning sehingga pembelajaran di

kelas lebih optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu

guru juga disarankan dapat mengembangkan pendekatan Contextual Teaching

and Learning dalam materi pembelajaran tematik khususnya pembelajaran

IPA dengan menarik dan kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat tergali

dengan baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan

kajian dan bekal pengetahuan sebagai pendidik.

2. Bagi Sekolah

Sekolah memberikan dukungan terhadap upaya yang bersifat inovatif seperti

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning. Dukungan seyogyanya dalam bentuk penyediaan

fasilitas dan penghargaan terhadap kreatifitas guru dalam meningkatkan

kemampuan kinerja profesionalnya.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian untuk mengkaji

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Azam. M.(2010). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 2. Bandung : Platinum

Dahar, R. W. (1996). Teori – Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk

Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta : BP. Cipta Jaya.

Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Hanafiah, N. (2009). Konsep Strategi pembelajaran. Bandung : Refika Aditama

Hermawan, Ruswandi. Dkk. (2007).Metode Penelitian Pendidikan Sekolah

Dasar. Bandung : UPI PRESS

Johnson, BE. (2007). Contextual Teaching and Learning menjadikan belajar

mengajar mengasyikan dan bermakna. Bandung : Kaifa Learning

Center

Karli, Hilda dkk. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Model

– Model Pembelajaran). Bandung : Bina Media Informasi.

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Depdikbud.

Kesuma, D. dkk (2010). Contextual Teaching and Learning Sebuah Panduan

Awal dalam Pengembangan PBM. Bandung : RAHAYASA

Research and Training

Kunandar, (2008). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

KTSP SDPN Sabang Tahun Pelajaran 2009 – 2010. Bandung : Tidak diterbitkan

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(39)

Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : PPP

Undang, Gunawan. (2009). Tekhnik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PENULISGATAMA

Usman, U. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Widodo, et al. (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung : UPI Press.

Gambar

Grafik 4.1 Peningkatan Rata-rata Nilai Siswa  ..………….……….……            74
gambaran  yang  jelas  mengenai  prestasi siswa atau pemahaman
Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap komponen CTL

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Tertib serta tatanan hukum Indonesia yang memilih sistem kodifikasi seperti yang berlangsung dewasa ini, secara historis tidak dapat dilepaskan dari tradisi hukum

minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

[r]

programmatic urban palimpsests abounded: a new cafe within the Sony Centre complex was named Josty , just like the legendary artists meeting place, standing on the square

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

menggambarkannya dengan melakukan sketsa terlebih dahulu dilanjutkan dengan menyiapkan properti yang dibutuhkan dan pada saat memotret harus diperhatikan teknik