• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI

DI KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh :

Yudi Ekka Suryapriadi 1009535

PROGRAM MAGISTER (S2)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA

SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG

(Studi pada SMP Negeri di Kota Bandung)

Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 1972 0321 1999 031 002

Pembimbing II

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP. 1970 0929 1998 022 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D

(3)
(4)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Walau dengan segala keterbatasan diri penulis memberanikan diri mempersembahkan karya tulis

ini semoga dapat dipetik hikmahnya.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada semua fihak yang telah membantu selesainya penulisan karya ilmiah ini. Secara khusus

penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Asep Suryana, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah

memberikan bimbingan berupa petunjuk dan saran-saran dalam penulisan Tesis ini.

2. Ibu Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan perhatiannya memberikan

bimbingan dan koreksi kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini.

3. Bapak Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang secara terus menerus memberikan arahan dan

motivasi kepada penulis.

4. Seluruh Staf Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang

telah membekali penulis dengan Ilmu yang bermanfaat sehingga mendewasakan penulis

dalam sikap dan keilmuan.

5. Bapak Drs. Nandang Hermawan, M.Si sebagai Ketua Asossiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS

SMP, SMA dan SMK) Negeri Kota Bandung.yang telah memberikan data dan Informasi

serta dukungannya bagi peneliti.

6. Seluruh Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, yang telah meluangkan waktu dan

pemikirannya dalam pengisian data kuesioner dalam penelitian penulis.

7. Bapak Prof. Dr. H Djam’an Satori MA dan Prof. Dr. H As’ari Djohar, M.Pd serta Drs H.

Mulyana Abdullah, M.Pd.I selaku para pimpinan Peneliti dimana peneliti bekerja, yang telah

memberikan izin dan motivasi serta bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan

(5)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

8. Ayahanda tercinta, Drs Eddy Susanta SA dan Ibunda tercinta Dra Taty Rosmiaty, M.Pd,

yang setiap hela nafas dan gerak langkahnya merupakan do’a yang tulus dan dengan penuh keikhlasan memberikan dorongan moril dan materil serta motivasi bagi penulis.

9. Istriku tercinta Bentang Indriani dan anak-anakku terkasih Vanya Salsabila Khairunnisa dan

Raditya Adhirajasa, yang senantiasa memberikan motivasi dan membantu dengan tiada

hentinya atas kelancaran dan keberhasilan studi peneliti. (I Love You All...)

10.Papah, Mayor Lec TNI AU Syahri Kartaatmaja dan Mamah, Lilis Hermina, yang senantiasa

memberikan dukungan moril serta limpahan do’a untuk kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

11.Sahabat-sahabat di Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI

angkatan 2010/2011 semester genap khususnya : Ai Mintarsih, Deni Yunandar, Abdul Qodir

Muslim, Dadang Gumilar, Nurul Fajar dan Imam Sibaweh, yang telah bersama-sama

menjalani suka duka mengikuti perkuliahan bersama penulis.

12.Bapak Roberto Leonardo, S.Pd dan Seluruh Staf Tata Usaha di SMP

Laboratorium-Percontohan UPI yang merupakan teman sejawat bagi penulis dimana penulis bekerja (Pa

Firman, Pa Oo, Bu Rina, Pa Asep, Pa Agung, Pa Nanang dan Pa Hasan) yang selalu

memberikan motivasi dan bantuan serta dukungan moril selama penulis mengikuti

perkuliahan dan membantu dalam penyusunan Tesis ini.

13.Semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan

dorongan baik materi maupun non materi selama penulis mengikuti perkuliahan sampai

dengan penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

Semoga amal ibadah yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan ridho dan magfiroh

dari Allah SWT Amin...

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan memberikan sumbangan

yang berati bagi penulis khususnya dan bagi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan

umumnya.

Kepada Allah SWT jualah kita memohon bimbingan dan perlindungan.

Bilahi Fi Sabillihaq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Februari 2013

(6)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

ABSTRAK

“Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung”

Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi

Efektivitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas Kepala Tata Usaha Sekolah. Kepala Tata Usaha Sekolah merupakan unsur pendukung pembelajaran di sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan kondusif. Berdasarkan hal itu penelitian ini diarahkan untuk mengkaji tentang bagaimana kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Kemampuan kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, 2) Motivasi berprestasi berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, dan 3) Kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berkontribusi signifikan secara simultan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengolahan data menggunakan bantuan statistik. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling, yakni sebanyak 30 orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data primer dan 30 Orang Kepala Tata Usaha sebagai data sekunder. Data diperoleh melalui studi dokumentasi dan angket sesuai dengan kisi-kisi penelitian. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan teknik Weighted Means Scored (WMS). Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, uji analisis korelasi ganda, dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (2) Motivasi berprestasi Kepala SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (3) Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi.; (4) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; (5) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; dan (6) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat.

(7)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... .... 7

1. Identifikasi Masalah ... 7

2. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Tesis ... ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17

A. Kajian Pustaka ... 17

1. Kinerja... 17

a. Pengertian Kinerja ... 17

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja KTU ... 19

c. Dimensi dan Indikator Kinerja KTU ... 23

2. Kemampuan KerjaKepala Tata Usaha ... 24

a. Definisi ... 24

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja Kemampuan Kerja KTU ... 27

c. Dimensi Kemampuan Kerja KTU ... 28

d. Strategi Peningkatan Kemampuan Kerja KTU ... 30

e. Indikator Kemampuan Kerja KTU ... 33

3. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 34

a. Pengertian Motivasi ... 34

b. Teori Motivasi ... 35

c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 40

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi KTU ... 41

e. Model Pengukuran Motivasi ... 42

B. Kerangka Pemikiran ... 47

(8)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB III METODE PENELTIAN ... 51

A. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

B. Metode Penelitian ... 54

1. Pendekatan Kuantitatif ... 54

2. Metode Survey ... 54

3. Studi Kepustakaan ... 55

C. Definisi Operasional ... 55

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1) ... 55

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2) ... 56

3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 56

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 72

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Hasil Penelitian ... 77

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 77

a. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 77

b. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 80

c. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 82

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84

a. Uji Normalitas ... 84

2) Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 87

3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 88

b. Analisis Regresi ... 89

(9)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

2) Motivasi Berprestasi (X2)

terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 90

3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 91

4. Interpretasi Hasil Analisis . ... . 93

B. Pembahasan ... 94

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 94

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 98

3. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 100

4. Kontribusi Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 102

5. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 104

6. Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(10)

1 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari hal tersebut, pemerintah

sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan

yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan

mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebagaimana diutarakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.

Pada tatanan yang lebih operasional, yakni pada pendidikan menengah

diutarakan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 Bab II pasal 2

ayat 1 bahwa :

1. Pendidikan menengah bertujuan:

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, diperlukan dukungan dari semua pihak

khususnya sekolah. Kualitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, Bosker dan

Schreerens yang dikutip John Macbeat dan Peter Motimore (2005:12) mendaftar

179 faktor yang berkaitan dengan efektivitas sekolah, selain faktor sumber daya

(11)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

sekolah adalah ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, motivasi kerja

Tenaga pendidik (guru) dan Tenaga Kependidikan (Tenaga Administrasi Sekolah)

dan kinerja, lingkungan sekolah yang kondusif, pelaksanaan supervisi sekolah,

akreditasi, layanan administrasi sekolah dan sebagainya. Secara umum

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas KBM di Sekolah

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sekolah seperti

digambarkan di atas, penulis berpendapat bahwa sekolah tidak akan berjalan

sebagaimana yang diharapkan apabila Sumber Daya Manusia yang ada di

dalamnya tidak mempunyai kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Salah

satunya adalah Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki tugas untuk

menangani urusan administrasi di sekolah. Apabila mereka tidak dapat

melaksanakan pekerjaannya dengan baik, terampil dan mengetahui apa yang

menjadi tugasnya maka pekerjaaan administrasi di sekolah tidak akan berjalan

dengan baik.

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) perlu mempunyai keahlian agar

sistem pembelajaran di sekolah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Fungsi

Kepemim

Siswa Kegiatan Belajar Mengajar

(12)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

utama TAS adalah memberikan layanan administratif bagi beroperasinya

sistem persekolahan. Layanan administratif yang dimaksud identik dengan istilah ”administrative management” yaitu istilah yang digunakan untuk mencakup semua proses penyelenggaraan yang melancarkan pelaksanaan tugas

pucuk pimpinan dalam mencapai tujuan (Pariata: 2003).

Tata usaha memegang peranan penting dan menentukan segala keterangan

yang menyangkut kegiatan organisasi secara teratur dicatat dan dihimpun,

karena itu TAS harus memiliki kemampuan administrasi yang baik. Kemampuan

administrasi tersebut berkaitan dengan kegiatan dalam melakukan pencatatan

dan pengolahan data bagi segala sesuatu yang terjadi di sekolah untuk

dipergunakan sebagai bahan keterangan dan pengambilan keputusan bagi

pimpinan dan stakeholder.

Dengan demikian tata usaha berperan melancarkan kehidupan dan

perkembangan organisasi karena secara fungsional. Tenaga Administrasi

Sekolah beperan sebagai pusat informasi dan sumber dokumen untuk

mempelancar kehidupan serta perkembangan sekolah dalam keseluruhan

sistem karena fungsinya yaitu sebagai pusat pengolahan data dan informasi

sekolah serta sumber dokumen.

Hasil Rapat Kepala Tata Usaha Sekolah di Bogor tahun 1996 memutuskan

bahwa tugas dari Tata Usaha adalah membantu :

1. Proses belajar mengajar 2. Urusan kesiswaan

3. Kepegawaian

4. Peralatan sekolah

5. Urusan infrasturktur sekolah, 6. Keuangan

7. Bekerja di laboratorium 8. Perpustakaan dan

9. Hubungan masyarakat

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, untuk Sekolah atau Madrasah,

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) atau tata usaha berfungsi untuk

(13)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Fungsi. pelayanan prima mengandung dimensi pelayanan yang harus

diperhatikan dalam melaksanakannya. Keefektifan individual ditentukan oleh

sikap, keterampilan, pengetahuan. Pelayanan prima mengandung arti bahwa

layanan administrasi harus memberikan kepuasaan bagi pelanggan, yakni: Kepala

sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders pendidikan.

Salah satu Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki peran

penting dalam administrasi sekolah adalah Kepala Tata Usaha (KTU).

Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996, Kepala

Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan

ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam

kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah. 2. Pengelolaan keuangan sekolah.

3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa.

4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai serta tata usaha sekolah. 5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.

6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.

7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K.

8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausaha-an secara berkala.

Tugas pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha merupakan kegiatan strategis

yang turut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan sekolah yang akan berdampak

langsung pada kualitas lulusan. Untuk menjalankan tugas tersebut, Kepala Tata

Usaha perlu meningkatkan daya tahan dan daya saing sekolah dengan cara

meningkatkan sikap profesional agar memiliki keunggulan. Keunggulan atau

kepakaran perlu dimiliki Kepala Tata Usaha agar layanan administrasi sekolah

yang dipimpinnya mampu beradaptasi dan bertahan dalam persaingan global.

Tantangan lain adalah tuntutan masyarakat terhadap sekolah yang semakin

tinggi sehingga perlu dilayani dengan baik. Kepala Tata Usaha harus mampu

memberikan layanan dan menguasai pekerjaan teknis operasional. Kepala Tata

(14)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Komunikasi (TIK) yang dinamis sehingga Teknologi Informasi ini dikuasai

dengan baik, karena dengan menguasai teknologi informasi tersebut maka Kepala

Tata Usaha dapat memantau efektivfitas dan efisiensi layanan proses pendidikan

di sekolah. Selain itu, kebutuhan teknologi informasi juga diperlukan oleh siswa,

karenanya seorang Kepala Tata Usaha melalui perannya harus dapat memfasilitasi

mereka. Hal itu dapat berjalan optimal apabila Seorang Kepala Tata Usaha

memiliki kemampuan (hard skills) dalam menguasi TIK tersebut.

Dalam rangka menjembatani tuntutan dan harapan masyarakat terhadap

pendidikan diperlukan sikap profesional dari Kepala Tenaga Usaha. Sikap

profesional tersebut salah satu indikatornya adalah memiliki kemampuan kerja

dan kompetensi sesuai dengan standar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI

Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.

Melihat hal tersebut Tenaga Administrasi Sekolah termasuk Kepala Tata Usaha

perlu memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam memberikan layanan

administrasi pendidikan di sekolah. Kualifikasi berkaitan dengan latar belakang

pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam

menunjang pekerjaan Kepala Tata Usaha. Standar kompetensi mencakup

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis, dan kompetensi

manajerial, sedangkan kemampuan kerja adalah Kemampuan (ketrampilan),

pengetahuan dan penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugas yang

diberikan kepada individu tersebut.

Kemampuan Kerja yang dimiliki oleh Kepala Tata Usaha diwujudkan dalam

keterampilan dan kemampuan seperti dideskripsikan di atas. Untuk menggerakkan

kemampuan tersebut diperlukan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi juga

mempengaruhi minat seseorang. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi tidak

hanya berusaha melayani kebutuhan pribadinya, tetapi diarahkan juga pada

objek-objek dan orang lain sehingga mendorong mereka untuk melakukan sesuatu dan

berpartisipasi dengan apa yang terjadi pada lingkungannya. Dengan demikian,

Kepala Tata Usaha yang memiliki kemampuan kerja yang baik ditunjang dengan

motivasi berprestasi yang kuat akan berdampak pada tingginya kinerja mereka

(15)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Hasil penelitian yang dilakukan A.P. Rahmanto (2012) menunjukkan bahwa

kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan

kerja pegawai dan motivasi kerja pegawai secara simultan dan parsial terhadap

kinerja pegawai Tata Usaha di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara. Metode penelitiannya adalah metode kuantitatif dengan

menggunakan metode analisis kendall tau-c, koefisien konkordinasi kendall W

dan regresi ordinal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan kerja

pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai di mana korelasi kendall

tau-c, antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Besarnya pengaruh

tersebut tersebut adalah sebanyak 45.7 persen. Motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja pegawai di mana hasil analisis kendall tau-c antara X2 terhadap

Y adalah sebesar 0,805. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebanyak 38.8

persen. Kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai di mana hasil analisis regresi ordinal diperoleh hasil bahwa

pengaruh kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara serentak

terhadap kinerja pegawai adalah sebanyak 0,377.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Frans Farlen (2011) terhadap para

staf tata usaha salah satu perusahaan swasta menunjukkan adanya pengaruh

motivasi kerja dan kemampuan kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja.

Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif. Alat analisisnya

adalah regresi linier berganda. Berdasarkan uji serempak (uji F) diperoleh nilai F

hitung sebesar 19,104 lebih besar dari nilai F tabel (3,252) sehingga keputusannya

menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti secara serempak variabel

independen (motivasi kerja dan kemampuan kerja) mempengaruhi kinerja

pegawai. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) hitung variabel

motivasi kerja sebesar 3,735. Dengan melihat posisi t hitung (3,735) lebih besar

dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan penerimaan

Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial

(16)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

variabel kemampuan kerja sebesar 3,328. Dengan melihat posisi t hitung (3,328)

lebih besar dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan

penerimaan Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya

secara parsial variabel kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh dari motivasi kerja dan

kemampuan kerja baik secara serempak maupun secara parsial. Pengaruh yang

ditimbulkan dari hasil penelitian menunjukan arah yang positif, berarti motivasi

kerja yang lebih baik dan adanya kemampuan kerja yang baik akan meningkatkan

kinerja pegawai.

Penelitian yang telah dilaksanakan di atas menunjukkan bahwa kemampuan

kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja. Subjek yang diteliti

adalah staf administrasi atau tata usaha seperti Kepala Divisi dan Pengawas

Lapangan. Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan swasta dan beberapa

kantor Kota/Kabupaten yang tidak sama. Umumnya hasil penelitian menunjukkan

ada kontribusi atau hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dan

motivasi berprestasi terhadap kinerja. Berbeda dengan penelitian ini, penulis

melakukan penelitian terhadap Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama

Negeri di Kota Bandung. Secara umum penelitian ini ingin memperoleh gambaran

nyata mengenai kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap

kinerja Kepala Tata Usaha SMP dengan asumsi apabila Kepala Tata Usaha

memiliki kinerja tinggi akan berdampak pada layanan administrasi yang baik dan

berkualitas. Secara tidak langsung akan menciptakan lulusan yang berkualitas dan

produktif sebagai salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Paparan di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang

kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala

Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis

(17)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

sebagai subsistem dari kualitas pendidikan mempunyai permasalahan yang sangat

kompleks mengingat kualitas belajar siswa merupakan muara dari seluruh

komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas pembelajaran diantaranya peran Kepala Sekolah,

guru, Tenaga Administrasi Sekolah, kurikulum, sarana prasarana, iklim sekolah,

strategi, dan pendekatan yang digunakan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran tersebut adalah

kinerja tenaga administrasi sekolah khususnya kinerja dari Kepala Tata Usaha.

Mereka melakukan tugas untuk memberikan layanan administrasi dalam

mendukung dan memfasilitasi proses belajar mengajar

Kualitas layanan administrasi pendidikan merupakan cermin dari peningkatan

kinerja Kepala Tata Usaha. Kinerja mereka dipengaruhi beberapa faktor, salah

satunya adalah faktor kemampuan kerja dan motivasi berprestasi. Dari hasil studi

awal di lapangan, kedua faktor tersebut dianggap sebagai penyebab naik dan

turunnya kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di Kota Bandung. Untuk

mengantisipasi tuntutan layanan administrasi yang berkualitas, Kepala Tata Usaha

harus kompeten dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya,

mereka dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dan kreativitas

dalam menciptakan iklim kerja yang efektif dan kondusif. Oleh karena itu, Kepala

Tata Usaha sebagai tenaga kependidikan harus memiliki standar kualifikasi sesuai

yang dibutuhkan. Standar kualifikasi tersebut seperti dijelaskan pada Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

1. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program

studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga

administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.

2. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah

dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Standar kualifikasi yang dimaksud di atas diperoleh melalui pendidikan,

pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan kemampuan untuk

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan serta kemauan

(18)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Hasil wawancara dengan AKTAS (Asosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA

dan SMK) Negeri Kota Bandung dan beberapa orang Kepala Sekolah SMP Negeri

di Kota Bandung mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan Administrasi

Umum (Diklat ADUM) serta pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan (Diklat

PIM) bagi Kepala Tata Usaha SMP di kota Bandung terlihat belum berdampak

secara signifikan pada peningkatan mutu pendidikan. Hal ini terlihat dengan

beberapa indikator yang menunjukkan bahwa mutu dan kinerja pegawaitata usaha

sekolah termasuk kinerja kepala tata usaha sekolah masih rendah seperti :

1. Banyaknya kegiatan sekolah yang diselenggarakan secara mendadak (tidak

ada dalam Rencana Kerja Sekolah).

2. Kegiatan sekolah belum seluruhnya berdasarkan pada Surat Keputusan

Panitia.

3. Banyak pegawai tata usaha sekolah termasuk Kepala Tata Usaha yang belum

mempunyai kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk

mengerjakan tugas-tugas mereka dengan performa yang baik dan memuaskan.

4. Masih terjadi kesemrawutan kerja tata usaha sekolah seperti pengarsipan, surat

yang tidak tertata rapi, surat masuk dan keluar sering hilang, data-data sekolah

banyak yang tidak lengkap dan tidak ada, serta data yang ada kurang

up to date.

5. Data sekolah belum semuanya tercatat dalam komputer (computerized)

sehingga apabila data fisik hilang maka data sekolah tersebut hilang secara

keseluruhan (tidak ada catatan di komputer atau arsip lain).

6. Perpustakaan belum banyak mencerminkan sebuah perpustakaan yang telah

ditangani oleh pegawai yang profesional.

7. Rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata usaha sekolah

termasuk Kepala Tata Usaha dalam menjalankan tugas-tugas mereka di

sekolah.

8. Masih belum tercerminnya pelayanan prima yang diberikan kepada siswa,

(19)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

warga masyarakat yang berurusan kurang dilayani dengan penuh keramahan,

penuh perhatian, cepat, tepat, mudah dan tidak berbelit-belit,

9. Masih belum nampaknya kecerdasan emosional, spritual, dan bahkan juga

kecerdasan intelektual pegawai tata usaha sekolah termasuk kepala Tata Usaha

dalam memecahkan berbaga permasalahan serta dalam berinteraksi di

lingkungan sekolah.

10.Pegawai tata usaha lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengerjakan

tugas rutin dibandingkan untuk menorehkan prestasi kerja yang lebih baik.

11.Banyak pekerjaan yang seharusnya dipegang oleh pegawai tata usaha tetapi

justru harus ditangani oleh guru, contohnya pengelolaan dana BOS.

Permasalahan-permasalah di atas disebabkan antara lain oleh : Pertama,

kurang kompetennya Kepala Tata Usaha dalam mengkordinasikan apa yang

menjadi tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab pekerjaannya sehingga

berdampak pada kinerja. Kedua, hasil pelatihan Administrasi Umum dan

Pelatihan Kepemimpinan (Diklat ADUM dan Diklat PIM) sementara ini hanya

menjadi pengetahuan saja, dan tidak dicoba untuk diterapkan pada tempat kerja

atau kalaupun diterapkan hanya sekali dua kali saja, Ketiga, banyak para Kepala

Tata Usaha yang tidak menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

sehingga mereka seperti ketinggalan informasi dan berdampak kepada kinerja,

Keempat, Kepala Tata Usaha sudah merasa puas dengan kemampuan yang

dimiliki pada saat ini sehingga mereka tidak mempunyai motivasi untuk

mengembangkan potensi diri secara akademis. Kelima, Kepala Tata Usaha tidak

mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh

Pemerintah (standarisasi) sehingga tugas dan tanggung jawab pekerjaan tidak

sesuai dengan kemampuan akademis yang dimiliki.

Selain faktor kemampuan kerja, faktor motivasi berprestasi pun

berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang pada akhirnya berdampak pada

kualitas layanan administrasi pada peserta didik. Motivasi berprestasi merupakan

dorongan atau spirit bagi Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugas dan

fungsinya dengan baik. Dorongan tersebut bisa datang dari dalam dirinya maupun

(20)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

dan berjalan secara alamiah. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan etitude dan

apttude, yakni pengetahuan dan pengalaman serta sikap dan perilaku sebagai

cerminan citra diri. Bagi seseorang yang memiliki citra diri tinggi ia akan

bersemangat untuk menunjukkan hasil kerja yang memuaskan para pelanggannya.

Sedangkan bagi seseorang yang memiliki kebutuhan akan cinta dan kasih sayang

ia akan memperlakukan peserta didik dengan lembut seperti anak sendiri dan

hormat pada atasan, serta melakukan pekerjaan dengan dengan menyenangkan.

Sedangkan faktor dari luar menyangkut lingkungan kerja dan lingkungan

kehidupan pribadinya. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong Kepala

Tata Usaha bekerja dengan tenang. Mereka akan terdorong untuk meningkatkan

diri dengan iklhas, melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sungguh-sungguh,

melahirkan ide, gagasan yang segar, kreatif dan inovatif.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Kinerja Kepala Tata Usaha belum optimal, hal itu ditunjukkan dengan

kurangnya kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana program

kegiatan jangka panjang dan jangka pendek dengan baik, tidak adanya

penyusunan laporan berkala, analisis kebutuhan, tidak adanya motivasi dan

semangat dalam mendorong keberhasilan pekerjaan yang berdampak langsung

pada Proses Belajar Mengajar, dan kurangnya kesadaran untuk meningkatkan

kompetensi diri.

2. Kurangnya bimbingan, pengembangan, motivasi, dan kerjasama dari

stakeholder dan Kepala Sekolah sebagai atasan langsung terhadap

pelaksanaan kinerja Tenaga Administrasi Sekolah dan pengembangan

kompetensi Kepala Tata Usaha, kurangnya motivasi kerja tersebut selain

dipengaruhi oleh faktor Internal dan eksternal.

3. Percaya diri dalam mengambil resiko adalah hal yang harus dimiliki oleh

Kepala Tata Usaha. Mereka diduga kurang berani mengambil resiko dan

kadang-kadang masih tergantung pada pandangan orang lain serta kurang

berani mengambil keputusan dalam menjawab tantangan-tantangan dan

(21)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

memajukan sekolah yang sebenarnya ada pada diri mereka tidak

terungkapkan.

4. Kurang komptennya Kepala Tata Usaha melaksanakan pekerjaannya karena

latar belakang pendidikan yang kurang sesuai untuk jabatan tersebut.

5. Sarana dan Prasarana yang kurang baik bagi pelaksanaan pekerjaan Kepala

Tata Usaha.

6. Kepala Tata Usaha kurang memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK).

Oleh karena itu, melalui kontribusi pengembangan kemampuan kerja dan

motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha diharapkan mampu meningkatkan kinerja

administrasi, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah kinerja Kepala Tata Usaha (KTU) SMP

di Kota Bandung disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor eksternal meliputi faktor-faktor lingkungan antara lain faktor

kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, hubungan teman sejawat, fasilitas,

target kerja, pengawasan, pembinaan, tuntutan stakeholders, dan dukungan

sumberdaya lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berhubungan

dengan potensi yang ada dalam diri seorang Kepala Tata Usaha itu sendiri, seperti

faktor kompetensi, kemampuan kerja, motivasi, sikap dan perilaku, kecakapan,

kondisi fisik, kondisi psikologi, kemampuan bersosialisasi, kemampuan soft skill

dan hard skill, dan keahlian lainnya yang dapat mendukung pekerjaan.

Faktor yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja Kepala Tata

Usaha adalah faktor internal yakni faktor kemampuan kerja dan motivasi

berprestasi. Kemampuan kerja berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan dan

penguasaan pegawai terhadap teknis pelaksanaan tugas. Pengetahuan dan

keterampilan yang harus dikuasai oleh Kepala Tata Usaha berkaitan dengan

kemampuan dalam berinteraksi baik dengan teman sejawat, dengan bawahan,

dengan atasan, dan dengan stakeholder lainnya. Keterampilan lainnya adalah

(22)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan penguasaan terhadap pekerjaan baik

teknis maupun operasionalnya, kecakapan dalam melaksanakan tugas, dan

pengetahuan secara umum yang dapat membantu tugas sehari-hari.

Selain faktor kemampuan kerja yang memiliki kontribusi terhadap kinerja

Kepala Tata Usaha adalah faktor motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah

dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seorang Kepala Tata Usaha

yang memiliki dorongan atau kemauan yang kuat untuk meningkatkan pendidikan

melalui tugas dan tanggung jawabnya akan menunjukkan kinerja yang maksimal.

Motivasi berprestasi datangnya bisa dari luar diri Kepala Tata Usaha maupun dari

dalam diri mereka. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa dorongan dari dalam

diri seseorang lebih baik dibandingkan faktor dari luar.

Mengacu pada uraian di atas, masalah umum dalam penelitian ini adalah

apakah terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kemampuan kerja

dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di

Kota Bandung. Secara khusus, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota

Bandung?

2. Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota

Bandung?

3. Bagimana kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

4. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata

Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

5. Seberapa besar kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata

Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

6. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap

Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

(23)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran

empirik tentang kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap

kinerja Kepala Tata Usaha, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan kerja Kepala Tata Usaha

SMP Negeri di Kota Bandung.

2. Untuk memperoleh informasi tentang motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha

SMP Negeri di Kota Bandung.

3. Untuk memperoleh informasi kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota

Bandung.

4. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi kemampuan kerja terhadap

kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

5. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi motivasi berpretasi terhadap

kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

6. Untuk memperoleh informasi dan menganalisis besaran kemampuan kerja dan

motivasi berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja

Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis

bagi perkembangan dunia pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas

pendidikan. Secara rinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

Administrasi Pendidikan di masa mendatang khususnya dalam

pengembangan tenaga administrasi sekolah. Dalam hal ini adalah

pengembangan kemampuan kerja pegawai, yaitu seseorang yang sanggup dan

terampil untuk melaksanakan proses penciptaan ataupun penambahan nilai

sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. Sedangkan motivasi berprestasi

adalah dorongan bagi seseorang baik dari dalam dirinya maupun dari

lingkungan sosialnya untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

(24)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013 a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang

kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja

Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan harapan dapat

membantu meningkatkan kualitas layanan pendidikan dalam

melaksanakan tugas sehari-hari.

b. Bagi SMP Negeri di Kota Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dan informasi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan khususnya SMP Negeri di Kota

Bandung untuk pengambilan kebijakan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan melalui pengembangan kemampuan kerja dan motivasi

berprestasi Kepala Tata Usaha yang dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kinerja administrasinya.

c. Bagi Instansi terkait (Stakeholder)

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi

“stakeholder” yaitu fihak dunia pendidikan, dunia industri, dan dunia

kerja untuk merancang program-program Manajemen Sumber Daya

Manusia. Misalnya dalam melaksanakan perencanaan dan persiapan,

rekrutmen dan seleksi tenaga kerja (preparation and selection),

pelatihan, pengembangan pegawai, dan perancangan program yang

berkaitan dengan kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja

Kepala Tata Usaha.

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi tesis

Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Dalam bab

ini berisi landasan – landasan teori yang digunakan untuk membahas materi

(25)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

berprestasi dan kinerja Kepala Tata Usaha. Penelitian terdahulu yang relevan,

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian .

Bab III : Metode Penelitian. Pada Bab ini dipaparkan tentang lokasi,

populasi dan sampel penelitian metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan

mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari apa yang menjadi permasalahan

penelitian. Bab ini pun mencoba untuk menjawab rumusan masalah sehingga

tujuan penelitian dapat tercapai.

Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan penutup pada

penelitian yang berisi kesimpulan dari analisa masalah dan merupakan jabaran

deskriptif dari tujuan yang telah tercapai pada penelitian ini dan rekomendasi yang

(26)

51 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Bandung

Jawa Barat berjumlah 52 Sekolah. Dalam penelitian ini, lokasi tidak dipilih secara

keseluruhan, tetapi dipilih secara startifikasi berdasarkan data dan informasi dari

Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Assosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA

dan SMK Negeri Kota Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi menyangkut juga

obyek dan benda-benda alam yang lain, sedangkan sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2007: 57). Sebagian

populasi adalah sampel, dimana sampel merupakan bagian dari populasi atau

sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Karena sampel mewakili

populasi maka sampel dipilih sesuai dengan karakteristik populasi, sehingga

sampel tersebut benar-benar representatif, artinya sampel tersebut mencerminkan

keadaan populasi secara cermat.

Penelitian ini tidak mengkaji seluruh anggota populasi, dengan demikian perlu

ditentukan ukuran sampel yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian. Hal

ini dilakukan karena adanya keterbatasan dari peneliti, baik menyangkut biaya,

tenaga dan waktu untuk melaksanakan penelitian. Teknik pengambilan sampel

(sampling) dalam penelitian ini adalah stratified random sampling (acak

(27)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

mempertimbangkan sub kelompok (strata) memiliki jumlah yg terwakili. Teknik

ini dipergunakan karena di dalam populasi penelitian ini terdapat

kelompok-kelompok dan diantara kelompok-kelompok tersebut tampak strata atau tingkatan serta

untuk memastikan kelompok/kategori yg kecil dalam populasi cukup terwakili,

disamping itu teknik ini dipergunakan karena unsur populasi berkarakteristik

heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada

pencapaian tujuan penelitian.

Sedangkan ukuran sampel, Sukmadinata (2010 : 260 – 261) mengemukakan

bahwa:

Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30

individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian kausal

komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang

dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.

Ferguson (1976), dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel

adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi dengan kata

lain sampel adalah sebagian dari populasi, dan ukuran sampel menurut Gay

(1976) adalah untuk Penelitian deskriptif dapat diwakili oleh 10 persen dari

populasi (minimal 20% utk populasi sangat kecil) dan untuk Penelitian korelasi

dapat diwakili oleh 30 subyek.

Berpatokan pada pendapat di atas, dalam Penelitian ini, dipilih sebanyak

30 Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data utama (primer),

data ini diperoleh dari sumber asli atau pertama. dan 30 Kepala Tata Usaha SMP

Negeri di Kota Bandung sebagai data pelengkap (sekunder) disertai dengan data

dan informasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung serta data dan informasi dari

Assosiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS) SMP, SMA dan SMK Negeri Kota

Bandung. Data sekunder selain sebagai pendukung data primer, data sekunder

akan memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan

(28)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Penentuan responden didasarkan pada teknik sampel yang dikualifikasikan

(Stratifikasi) berdasarkan :

1) Latar Belakang Pendidikan Sarjana (S1)

2) Masa Kerja lebih dari 10 Tahun

3) Pengalaman Kerja sebagai Kepala Tata Usaha di lebih dari 1 sekolah (SMP,

SMA dan SMK Negeri) yang mewakili SMP Negeri di Kota Bandung,

Adapun jumlah responden yang dijadikan sampel berasal dari 30 (tiga puluh)

sekolah seperti yang tertera di bawah ini :

Tabel 3.1

Jumlah Responden Penelitian

(Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung)

(29)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

29 SMP N 50 v v

30 SMP N 51 v v

Sumber :

Dinas Pendidikan Kota Bandung 2012 – 2013

B. Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana

gambaran umum kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap

kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung. Oleh karena itu, penulis

berusaha mengambil metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang

akan diteliti. Penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian sesungguhnya

apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat, ilmiah, logis,

sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian

merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta

menganalisis mengenai arti data yang telah diteliti menjadi suatu kesimpulan.

Berikut ini metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

1. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:12) penelitian kuantitatif didasarkan pada

tiga asumsi, yakni pertama bahwa objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut

sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian

jenis ini dapat memilih variabel tertentu, dalam hal ini variabel yang menjadi

obyek penelitian adalah kemampuan kerja Kepala Tata Usaha, motivasi

berprestasi Kepala Tata Usaha, dan kinerja Kepala Tata Usaha. Asumsi kedua

adalah determinisme (hubungan sebab akibat) yang menyatakan bahwa setiap

gejala ada yang menyebabkannya. Dalam penelitian ini variabel kemampuan kerja

dan motivasi berprestasi dapat berkontribusi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha.

Sedangkan asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami

perubahan dalam waktu tertentu, jika gejala itu berubah terus menerus akan sulit

diteliti.

(30)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode survey.

Karlinger (1973) yang dikutip Sugiyono (2010:3) menyatakan bahwa :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.

Dengan kata lain hasil penelitian dari sampel dapat digeneralisasikan terhadap

populasi secara keseluruhan. Dalam hal ini penelitian akan dilakukan terhadap

beberapa sampel yang hasilnya dapat digeneralisasikan untuk seluruh Kepala Tata

Usaha di SMP Negeri yang ada di Kota Bandung.

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliography)

Studi Bibliography sering disebut juga studi kepustakaan, merupakan proses

penelusuran sumber-sumber tertulis berupa-buku-buku, laporan-laporan

penelitian, jurnal dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Melalui studi bibliography ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan

pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir

dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan masalah dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti perlu disusun definisi

operasional dari masing-masing variabel yang menjadi obyek penelitian. Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)

Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha dapat diukur melalui beberapa

indikator yakni: kemampuan personality, kemampuan interaksi sosial (human

approach), kemampuan teknis operasional, kemampuan administrasi, dan

kemampuan kepemimpinan. Secara umum kemampuan tersebut adalah dalam

rangka usaha untuk melaksanakan tugas pokok sehari-hari, sehingga pekerjaan

(31)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Kemampuan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni kemampuan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pejabat sturktural sehingga

memberikan layanan administrasi dan mengarahkan staf untuk mewujudkan

tujuan dan sasaran sekolah.

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)

Motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha adalah daya dorong yang

berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku kerja

Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugasnya sebagai tenaga administrasi

sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan secara profesional.

Indikator motivasi berprestasi adalah tanggung jawab dan mandiri, berani

mengambil resiko, berpikir positif, kreatif dan inovatif, memiliki visi dan tujuan,

dan belajar dan menggunakan umpan balik.

Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi

berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni semangat dan

dorongan pada diri Kepala Tata Usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

sehingga mereka bekerja sungguh-sungguh, bertanggungjawab, dan menghasilkan

kualitas layanan administrasi yang optimal.

3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Menurut Mangkunegara, Anwar Prabu, kinerja diartikan sebagai

”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.” Sedangkan menurut Nawawi. H. Hadari, yang dimaksud dengan

kinerja adalah ”Hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat

fisik/mental maupun non fisik/non mental.” Berdasarkan pendapat tersebut indikator kierja dalam penelitian ini adalah loyalitas, semangat kerja, prakarsa,

tanggung jawab, dan pencapaian target.

Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud dengan kinerja Kepala Tata

(32)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

kualitatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai peraturan dengan

indikator memiliki loyalitas tinggi, memiliki semangat kerja, prakarsa, tanggung

jawab, dan target kerja yang tepat sehingga menunjukkan kualitas layanan

adminitrasi yang efektif dan efisien.

D. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel (Sugiyono (2010:69).

Berdasarkan tipenya, penelitian ini menggunakan tipe skala likert. Berkaitan

dengan hal tersebut Sugiyono (2010:73) menyatakan bahwa skala likert dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

selompok orang tentang fenomena sosial. Jadi dengan skala ini peneliti ingin

mengetahui bagaimana kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja Kepala

Tata Usaha di Kota Bandung.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala Likert 4 poin. Metode skala Likert merupakan skala multiple

item, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap positif terhadap suatu

objek dengan cara mengajukan pertanyaan sikap atau statement dimana

pertanyaan tersebut dalam kuesioner dapat dihitung melalui skala jawaban dengan

bobot dan kategori dengan mengajukan sejumlah pertanyaan/pernyataan yang

kemudian diambil kesimpulan.

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan

positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan

kadang-kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih

salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Untuk mengurangi

kecenderungan responden menjawab pilihan ragu-ragu (netral), karena obyek

penilaian yang cukup sensitif, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu

sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden seperti

(33)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Hampir Tidak Pernah 2

Tidak Pernah 1

Sumber : Sugiyono (2000:74)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing

masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui

pendefinisian dan studi kepustakaan.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel,

2) Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel,

3) Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta

ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

Kisi-kisi instrumen penelitian yang akan dijadikan landasan dalam

menyusun butir pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

Memiliki integritas dan

akhlak mulia 1

Memiliki etos kerja 2

Memiliki kreativitas dan

inovasi 3

Memiliki Tanggung jawab 4

2. Kemampuan

Human Approach

Bekerjasama dalam tim 5

Memberikan layanan

(34)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Menyusun program dan

laporan kerja 9, 10

Menerapkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK)

administrasi sarana dan prasarana

Menciptakan iklim kerja

kondusif 21

Mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya 22

Membina staf 23

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

(35)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tidak tegantung pada

orang lain 3

2. Berani mengambil

resiko dan

percaya diri

Berani mengambil dan

melakukan pekerjaan

marah dengan kritik 6

Bersikap wajar jika

Menggunakan cara baru

dalam melakukan

sesuai dengan rencana 10

Melaksanakan tugas

pekerjaan hanya untuk mendapatkan

Introspeksi diri dan memperbaiki kelemahan

Tidak pernah menolak

tugas yang diberikan 16

(36)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

atas kemampuan orang lain

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

2. Semangat Kerja Bersungguh-sungguh 7

Menyelesaikan tugas

4. Tanggungjawab Melaksanakan tugas

sesuai aturan 13

(37)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

pekerjaan

3. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak

10 (sepuluh) orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung di luar populasi

dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk

diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: (a)

membagikan angket pada Kepala Sekolah, (b) memberikan keterangan tentang

cara pengisian angket, (c) Kepala Sekolah melakukan pengisian angket, dan (d)

setelah Kepala Sekolah selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam

hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pemyataan dan

jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga

diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah

ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir

pernyataan pada valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel

X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2007:95):

r

(38)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk

menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji

signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono

(2008:99) yaitu :

1) Variabel Kemampuan Kerja (XI)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel

kemampuan kerja (XI), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.

Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai, rtabel maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kemampuan Kerja (X1)

(39)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 23 item pertanyaan terdapat 3 item

pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang

baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian

diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.

Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi

berprestasi (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai

rhitung lebih besar daripada nilai rtabel. maka item pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

(40)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 17 item pertanyaan terdapat 2 item

pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang

baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian

diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.

Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

3) Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kinerja

kepala tata usaha (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

(41)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

12 0,8775 > 0,632 Valid

13 0,6691 > 0,632 Valid

14 0,6077 > 0,632 Valid

15 0,6832 > 0,632 Valid

16 0,5443 < 0,632 Tidak Valid

17 0,8213 > 0,632 Valid

18 0,7449 > 0,632 Valid

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 18 item pertanyaan terdapat 3 item

pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang

baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian

diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.

Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2004:221) yang menyatakan

bahwa: "Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah

cukup baik". Maksud dapat "dipercaya" disini bahwa data yang dihasilkan harus

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

Reliabilitas berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2003). Untuk uji reliabilitas dapat digunakan dengan beberapa teknik, menurut

Sugiyono (2003: 102 – 105) antara lain dengan teknik test-retest, membuat dua

instrumen equivalen, gabungan, dan internal consistence yang terdiri dari teknik

belah dua dari Spearman Brown, KR20, KR21, dan Anova Hoyt. Teknik lain

adalah dengan bantuan program SPSS.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket

dilakukan dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah

jika rhitung > rtabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen

tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut :

(42)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Kerja (XI) Reliability Statistics

value ‘929

Part 1

N of items 11*

Cronbach’s Alpha Value ,966

Part 2 12b

N of Items

Total n of Items 23

Correlation Between Forms ,921

Equal Length ,959

Spearman-Brown Coefficient

Unequal Length ,959

Guttman Split-Half Coefficient ,959

a. The items are: ql, q2, q3, q5, q6, q7, q8, q9, qlO, qll.

b. The items are: ql2, ql3, ql4, ql5, q!6, ql7, ql8.ql9, q20, q21, q22, q23.

Pengujian reliabilitas pada variabel kemampuan kerja ini dengan melihat

nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,956. Korelasi berada

pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih

besar besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pertanyaan pada variabel kemampuan kerja (XI) reliabel.

2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2) Reliability Statistics

value ,971

Part 1

N of items 8*

Cronbach’s Alpha Value ,967

Part 2 9b

N of Items

Total N of Items 17

Correlation Between Forms ,867

Equal Length ,929

Spearman-Brown Coefficient

Unequal Length ,929

Guttman Split-Half Coefficient ,928

a. The items are : ql, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8.

b. The items are : q9, q1O, q11, q12, q13, q14, q15, ql6, q17

Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi berprestasi ini dengan melihat

Gambar

Gambar 1.1  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas KBM di Sekolah
Tabel 3.1 Jumlah Responden Penelitian
Tabel 3.2 Alternatif  Jawaban Likert
Tabel 3.4  Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Temuan ini dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya kualitas kinerja salah satunya sangat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi, sehingga jika kualitas motivasi

Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah kemampuan guru, motivasi kerja baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, gaya kepemimpinan kepala

Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP..

Berkaitan dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas kerja guru dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kemampuan Kepala Sekolah untuk

Sumbangan efektif (SE) secara simultan atau bersama-sama dari variabel kepemimpinan kepala sekolah(X1), kompetensi manajerial kepala sekolah(X2), dan motivasi

Keempat, faktor pendukung dan penghambat kemampuan manajerial kepala sekolah dalam peningkatan efektivitas perpustakaan sekolah di SD Negeri 06 Ketahun kabupaten

kompetensi manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Se-Kecamatan Medoyo Kabupaten Jembrana dengan kontribusi sebesar 45% dan sisanya

Berkaitan dengan masalah penyajian kepemimpinan Kepala Sekolah dalam peningkatan efektivitas kinerja guru dan tata usaha, menjadi persoalan yang yang penting, kepemimpinan Kepala