Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI
DI KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
Yudi Ekka Suryapriadi 1009535
PROGRAM MAGISTER (S2)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA
SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG
(Studi pada SMP Negeri di Kota Bandung)
Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 1972 0321 1999 031 002
Pembimbing II
Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP. 1970 0929 1998 022 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Walau dengan segala keterbatasan diri penulis memberanikan diri mempersembahkan karya tulis
ini semoga dapat dipetik hikmahnya.
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua fihak yang telah membantu selesainya penulisan karya ilmiah ini. Secara khusus
penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Suryana, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan bimbingan berupa petunjuk dan saran-saran dalam penulisan Tesis ini.
2. Ibu Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan perhatiannya memberikan
bimbingan dan koreksi kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini.
3. Bapak Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang secara terus menerus memberikan arahan dan
motivasi kepada penulis.
4. Seluruh Staf Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang
telah membekali penulis dengan Ilmu yang bermanfaat sehingga mendewasakan penulis
dalam sikap dan keilmuan.
5. Bapak Drs. Nandang Hermawan, M.Si sebagai Ketua Asossiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS
SMP, SMA dan SMK) Negeri Kota Bandung.yang telah memberikan data dan Informasi
serta dukungannya bagi peneliti.
6. Seluruh Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, yang telah meluangkan waktu dan
pemikirannya dalam pengisian data kuesioner dalam penelitian penulis.
7. Bapak Prof. Dr. H Djam’an Satori MA dan Prof. Dr. H As’ari Djohar, M.Pd serta Drs H.
Mulyana Abdullah, M.Pd.I selaku para pimpinan Peneliti dimana peneliti bekerja, yang telah
memberikan izin dan motivasi serta bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
8. Ayahanda tercinta, Drs Eddy Susanta SA dan Ibunda tercinta Dra Taty Rosmiaty, M.Pd,
yang setiap hela nafas dan gerak langkahnya merupakan do’a yang tulus dan dengan penuh keikhlasan memberikan dorongan moril dan materil serta motivasi bagi penulis.
9. Istriku tercinta Bentang Indriani dan anak-anakku terkasih Vanya Salsabila Khairunnisa dan
Raditya Adhirajasa, yang senantiasa memberikan motivasi dan membantu dengan tiada
hentinya atas kelancaran dan keberhasilan studi peneliti. (I Love You All...)
10.Papah, Mayor Lec TNI AU Syahri Kartaatmaja dan Mamah, Lilis Hermina, yang senantiasa
memberikan dukungan moril serta limpahan do’a untuk kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.
11.Sahabat-sahabat di Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI
angkatan 2010/2011 semester genap khususnya : Ai Mintarsih, Deni Yunandar, Abdul Qodir
Muslim, Dadang Gumilar, Nurul Fajar dan Imam Sibaweh, yang telah bersama-sama
menjalani suka duka mengikuti perkuliahan bersama penulis.
12.Bapak Roberto Leonardo, S.Pd dan Seluruh Staf Tata Usaha di SMP
Laboratorium-Percontohan UPI yang merupakan teman sejawat bagi penulis dimana penulis bekerja (Pa
Firman, Pa Oo, Bu Rina, Pa Asep, Pa Agung, Pa Nanang dan Pa Hasan) yang selalu
memberikan motivasi dan bantuan serta dukungan moril selama penulis mengikuti
perkuliahan dan membantu dalam penyusunan Tesis ini.
13.Semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan
dorongan baik materi maupun non materi selama penulis mengikuti perkuliahan sampai
dengan penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
Semoga amal ibadah yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan ridho dan magfiroh
dari Allah SWT Amin...
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan memberikan sumbangan
yang berati bagi penulis khususnya dan bagi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
umumnya.
Kepada Allah SWT jualah kita memohon bimbingan dan perlindungan.
Bilahi Fi Sabillihaq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandung, Februari 2013
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
ABSTRAK
“Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung”
Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi
Efektivitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas Kepala Tata Usaha Sekolah. Kepala Tata Usaha Sekolah merupakan unsur pendukung pembelajaran di sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan kondusif. Berdasarkan hal itu penelitian ini diarahkan untuk mengkaji tentang bagaimana kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.
Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Kemampuan kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, 2) Motivasi berprestasi berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, dan 3) Kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berkontribusi signifikan secara simultan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengolahan data menggunakan bantuan statistik. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling, yakni sebanyak 30 orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data primer dan 30 Orang Kepala Tata Usaha sebagai data sekunder. Data diperoleh melalui studi dokumentasi dan angket sesuai dengan kisi-kisi penelitian. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan teknik Weighted Means Scored (WMS). Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, uji analisis korelasi ganda, dan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (2) Motivasi berprestasi Kepala SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (3) Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi.; (4) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; (5) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; dan (6) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat.
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... .... 7
1. Identifikasi Masalah ... 7
2. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 14
E. Struktur Organisasi Tesis ... ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17
A. Kajian Pustaka ... 17
1. Kinerja... 17
a. Pengertian Kinerja ... 17
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja KTU ... 19
c. Dimensi dan Indikator Kinerja KTU ... 23
2. Kemampuan KerjaKepala Tata Usaha ... 24
a. Definisi ... 24
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja Kemampuan Kerja KTU ... 27
c. Dimensi Kemampuan Kerja KTU ... 28
d. Strategi Peningkatan Kemampuan Kerja KTU ... 30
e. Indikator Kemampuan Kerja KTU ... 33
3. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 34
a. Pengertian Motivasi ... 34
b. Teori Motivasi ... 35
c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 40
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi KTU ... 41
e. Model Pengukuran Motivasi ... 42
B. Kerangka Pemikiran ... 47
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
BAB III METODE PENELTIAN ... 51
A. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian ... 51
1. Lokasi Penelitian ... 51
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51
B. Metode Penelitian ... 54
1. Pendekatan Kuantitatif ... 54
2. Metode Survey ... 54
3. Studi Kepustakaan ... 55
C. Definisi Operasional ... 55
1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1) ... 55
2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2) ... 56
3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 56
2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 72
3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77
A. Hasil Penelitian ... 77
1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 77
a. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 77
b. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 80
c. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 82
2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84
a. Uji Normalitas ... 84
2) Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 87
3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 88
b. Analisis Regresi ... 89
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
2) Motivasi Berprestasi (X2)
terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 90
3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 91
4. Interpretasi Hasil Analisis . ... . 93
B. Pembahasan ... 94
1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 94
2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 98
3. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 100
4. Kontribusi Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 102
5. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 104
6. Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109
A. Kesimpulan ... 109
B. Rekomendasi ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 113
1 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari hal tersebut, pemerintah
sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan
yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana diutarakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Pada tatanan yang lebih operasional, yakni pada pendidikan menengah
diutarakan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 Bab II pasal 2
ayat 1 bahwa :
1. Pendidikan menengah bertujuan:
a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, diperlukan dukungan dari semua pihak
khususnya sekolah. Kualitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, Bosker dan
Schreerens yang dikutip John Macbeat dan Peter Motimore (2005:12) mendaftar
179 faktor yang berkaitan dengan efektivitas sekolah, selain faktor sumber daya
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
sekolah adalah ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, motivasi kerja
Tenaga pendidik (guru) dan Tenaga Kependidikan (Tenaga Administrasi Sekolah)
dan kinerja, lingkungan sekolah yang kondusif, pelaksanaan supervisi sekolah,
akreditasi, layanan administrasi sekolah dan sebagainya. Secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas KBM di Sekolah
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sekolah seperti
digambarkan di atas, penulis berpendapat bahwa sekolah tidak akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan apabila Sumber Daya Manusia yang ada di
dalamnya tidak mempunyai kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Salah
satunya adalah Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki tugas untuk
menangani urusan administrasi di sekolah. Apabila mereka tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, terampil dan mengetahui apa yang
menjadi tugasnya maka pekerjaaan administrasi di sekolah tidak akan berjalan
dengan baik.
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) perlu mempunyai keahlian agar
sistem pembelajaran di sekolah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Fungsi
Kepemim
Siswa Kegiatan Belajar Mengajar
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
utama TAS adalah memberikan layanan administratif bagi beroperasinya
sistem persekolahan. Layanan administratif yang dimaksud identik dengan istilah ”administrative management” yaitu istilah yang digunakan untuk mencakup semua proses penyelenggaraan yang melancarkan pelaksanaan tugas
pucuk pimpinan dalam mencapai tujuan (Pariata: 2003).
Tata usaha memegang peranan penting dan menentukan segala keterangan
yang menyangkut kegiatan organisasi secara teratur dicatat dan dihimpun,
karena itu TAS harus memiliki kemampuan administrasi yang baik. Kemampuan
administrasi tersebut berkaitan dengan kegiatan dalam melakukan pencatatan
dan pengolahan data bagi segala sesuatu yang terjadi di sekolah untuk
dipergunakan sebagai bahan keterangan dan pengambilan keputusan bagi
pimpinan dan stakeholder.
Dengan demikian tata usaha berperan melancarkan kehidupan dan
perkembangan organisasi karena secara fungsional. Tenaga Administrasi
Sekolah beperan sebagai pusat informasi dan sumber dokumen untuk
mempelancar kehidupan serta perkembangan sekolah dalam keseluruhan
sistem karena fungsinya yaitu sebagai pusat pengolahan data dan informasi
sekolah serta sumber dokumen.
Hasil Rapat Kepala Tata Usaha Sekolah di Bogor tahun 1996 memutuskan
bahwa tugas dari Tata Usaha adalah membantu :
1. Proses belajar mengajar 2. Urusan kesiswaan
3. Kepegawaian
4. Peralatan sekolah
5. Urusan infrasturktur sekolah, 6. Keuangan
7. Bekerja di laboratorium 8. Perpustakaan dan
9. Hubungan masyarakat
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, untuk Sekolah atau Madrasah,
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) atau tata usaha berfungsi untuk
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Fungsi. pelayanan prima mengandung dimensi pelayanan yang harus
diperhatikan dalam melaksanakannya. Keefektifan individual ditentukan oleh
sikap, keterampilan, pengetahuan. Pelayanan prima mengandung arti bahwa
layanan administrasi harus memberikan kepuasaan bagi pelanggan, yakni: Kepala
sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders pendidikan.
Salah satu Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki peran
penting dalam administrasi sekolah adalah Kepala Tata Usaha (KTU).
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996, Kepala
Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan
ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam
kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah. 2. Pengelolaan keuangan sekolah.
3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa.
4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai serta tata usaha sekolah. 5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.
6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K.
8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausaha-an secara berkala.
Tugas pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha merupakan kegiatan strategis
yang turut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan sekolah yang akan berdampak
langsung pada kualitas lulusan. Untuk menjalankan tugas tersebut, Kepala Tata
Usaha perlu meningkatkan daya tahan dan daya saing sekolah dengan cara
meningkatkan sikap profesional agar memiliki keunggulan. Keunggulan atau
kepakaran perlu dimiliki Kepala Tata Usaha agar layanan administrasi sekolah
yang dipimpinnya mampu beradaptasi dan bertahan dalam persaingan global.
Tantangan lain adalah tuntutan masyarakat terhadap sekolah yang semakin
tinggi sehingga perlu dilayani dengan baik. Kepala Tata Usaha harus mampu
memberikan layanan dan menguasai pekerjaan teknis operasional. Kepala Tata
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Komunikasi (TIK) yang dinamis sehingga Teknologi Informasi ini dikuasai
dengan baik, karena dengan menguasai teknologi informasi tersebut maka Kepala
Tata Usaha dapat memantau efektivfitas dan efisiensi layanan proses pendidikan
di sekolah. Selain itu, kebutuhan teknologi informasi juga diperlukan oleh siswa,
karenanya seorang Kepala Tata Usaha melalui perannya harus dapat memfasilitasi
mereka. Hal itu dapat berjalan optimal apabila Seorang Kepala Tata Usaha
memiliki kemampuan (hard skills) dalam menguasi TIK tersebut.
Dalam rangka menjembatani tuntutan dan harapan masyarakat terhadap
pendidikan diperlukan sikap profesional dari Kepala Tenaga Usaha. Sikap
profesional tersebut salah satu indikatornya adalah memiliki kemampuan kerja
dan kompetensi sesuai dengan standar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI
Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.
Melihat hal tersebut Tenaga Administrasi Sekolah termasuk Kepala Tata Usaha
perlu memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam memberikan layanan
administrasi pendidikan di sekolah. Kualifikasi berkaitan dengan latar belakang
pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam
menunjang pekerjaan Kepala Tata Usaha. Standar kompetensi mencakup
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis, dan kompetensi
manajerial, sedangkan kemampuan kerja adalah Kemampuan (ketrampilan),
pengetahuan dan penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugas yang
diberikan kepada individu tersebut.
Kemampuan Kerja yang dimiliki oleh Kepala Tata Usaha diwujudkan dalam
keterampilan dan kemampuan seperti dideskripsikan di atas. Untuk menggerakkan
kemampuan tersebut diperlukan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi juga
mempengaruhi minat seseorang. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi tidak
hanya berusaha melayani kebutuhan pribadinya, tetapi diarahkan juga pada
objek-objek dan orang lain sehingga mendorong mereka untuk melakukan sesuatu dan
berpartisipasi dengan apa yang terjadi pada lingkungannya. Dengan demikian,
Kepala Tata Usaha yang memiliki kemampuan kerja yang baik ditunjang dengan
motivasi berprestasi yang kuat akan berdampak pada tingginya kinerja mereka
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Hasil penelitian yang dilakukan A.P. Rahmanto (2012) menunjukkan bahwa
kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan
kerja pegawai dan motivasi kerja pegawai secara simultan dan parsial terhadap
kinerja pegawai Tata Usaha di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara. Metode penelitiannya adalah metode kuantitatif dengan
menggunakan metode analisis kendall tau-c, koefisien konkordinasi kendall W
dan regresi ordinal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan kerja
pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai di mana korelasi kendall
tau-c, antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Besarnya pengaruh
tersebut tersebut adalah sebanyak 45.7 persen. Motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai di mana hasil analisis kendall tau-c antara X2 terhadap
Y adalah sebesar 0,805. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebanyak 38.8
persen. Kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai di mana hasil analisis regresi ordinal diperoleh hasil bahwa
pengaruh kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara serentak
terhadap kinerja pegawai adalah sebanyak 0,377.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Frans Farlen (2011) terhadap para
staf tata usaha salah satu perusahaan swasta menunjukkan adanya pengaruh
motivasi kerja dan kemampuan kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja.
Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif. Alat analisisnya
adalah regresi linier berganda. Berdasarkan uji serempak (uji F) diperoleh nilai F
hitung sebesar 19,104 lebih besar dari nilai F tabel (3,252) sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti secara serempak variabel
independen (motivasi kerja dan kemampuan kerja) mempengaruhi kinerja
pegawai. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) hitung variabel
motivasi kerja sebesar 3,735. Dengan melihat posisi t hitung (3,735) lebih besar
dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan penerimaan
Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
variabel kemampuan kerja sebesar 3,328. Dengan melihat posisi t hitung (3,328)
lebih besar dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan
penerimaan Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya
secara parsial variabel kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh dari motivasi kerja dan
kemampuan kerja baik secara serempak maupun secara parsial. Pengaruh yang
ditimbulkan dari hasil penelitian menunjukan arah yang positif, berarti motivasi
kerja yang lebih baik dan adanya kemampuan kerja yang baik akan meningkatkan
kinerja pegawai.
Penelitian yang telah dilaksanakan di atas menunjukkan bahwa kemampuan
kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja. Subjek yang diteliti
adalah staf administrasi atau tata usaha seperti Kepala Divisi dan Pengawas
Lapangan. Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan swasta dan beberapa
kantor Kota/Kabupaten yang tidak sama. Umumnya hasil penelitian menunjukkan
ada kontribusi atau hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dan
motivasi berprestasi terhadap kinerja. Berbeda dengan penelitian ini, penulis
melakukan penelitian terhadap Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kota Bandung. Secara umum penelitian ini ingin memperoleh gambaran
nyata mengenai kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja Kepala Tata Usaha SMP dengan asumsi apabila Kepala Tata Usaha
memiliki kinerja tinggi akan berdampak pada layanan administrasi yang baik dan
berkualitas. Secara tidak langsung akan menciptakan lulusan yang berkualitas dan
produktif sebagai salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Paparan di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang
kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala
Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
sebagai subsistem dari kualitas pendidikan mempunyai permasalahan yang sangat
kompleks mengingat kualitas belajar siswa merupakan muara dari seluruh
komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas pembelajaran diantaranya peran Kepala Sekolah,
guru, Tenaga Administrasi Sekolah, kurikulum, sarana prasarana, iklim sekolah,
strategi, dan pendekatan yang digunakan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran tersebut adalah
kinerja tenaga administrasi sekolah khususnya kinerja dari Kepala Tata Usaha.
Mereka melakukan tugas untuk memberikan layanan administrasi dalam
mendukung dan memfasilitasi proses belajar mengajar
Kualitas layanan administrasi pendidikan merupakan cermin dari peningkatan
kinerja Kepala Tata Usaha. Kinerja mereka dipengaruhi beberapa faktor, salah
satunya adalah faktor kemampuan kerja dan motivasi berprestasi. Dari hasil studi
awal di lapangan, kedua faktor tersebut dianggap sebagai penyebab naik dan
turunnya kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di Kota Bandung. Untuk
mengantisipasi tuntutan layanan administrasi yang berkualitas, Kepala Tata Usaha
harus kompeten dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya,
mereka dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dan kreativitas
dalam menciptakan iklim kerja yang efektif dan kondusif. Oleh karena itu, Kepala
Tata Usaha sebagai tenaga kependidikan harus memiliki standar kualifikasi sesuai
yang dibutuhkan. Standar kualifikasi tersebut seperti dijelaskan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
1. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program
studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.
2. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah
dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar kualifikasi yang dimaksud di atas diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan kemampuan untuk
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan serta kemauan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Hasil wawancara dengan AKTAS (Asosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA
dan SMK) Negeri Kota Bandung dan beberapa orang Kepala Sekolah SMP Negeri
di Kota Bandung mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan Administrasi
Umum (Diklat ADUM) serta pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan (Diklat
PIM) bagi Kepala Tata Usaha SMP di kota Bandung terlihat belum berdampak
secara signifikan pada peningkatan mutu pendidikan. Hal ini terlihat dengan
beberapa indikator yang menunjukkan bahwa mutu dan kinerja pegawaitata usaha
sekolah termasuk kinerja kepala tata usaha sekolah masih rendah seperti :
1. Banyaknya kegiatan sekolah yang diselenggarakan secara mendadak (tidak
ada dalam Rencana Kerja Sekolah).
2. Kegiatan sekolah belum seluruhnya berdasarkan pada Surat Keputusan
Panitia.
3. Banyak pegawai tata usaha sekolah termasuk Kepala Tata Usaha yang belum
mempunyai kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk
mengerjakan tugas-tugas mereka dengan performa yang baik dan memuaskan.
4. Masih terjadi kesemrawutan kerja tata usaha sekolah seperti pengarsipan, surat
yang tidak tertata rapi, surat masuk dan keluar sering hilang, data-data sekolah
banyak yang tidak lengkap dan tidak ada, serta data yang ada kurang
up to date.
5. Data sekolah belum semuanya tercatat dalam komputer (computerized)
sehingga apabila data fisik hilang maka data sekolah tersebut hilang secara
keseluruhan (tidak ada catatan di komputer atau arsip lain).
6. Perpustakaan belum banyak mencerminkan sebuah perpustakaan yang telah
ditangani oleh pegawai yang profesional.
7. Rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata usaha sekolah
termasuk Kepala Tata Usaha dalam menjalankan tugas-tugas mereka di
sekolah.
8. Masih belum tercerminnya pelayanan prima yang diberikan kepada siswa,
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
warga masyarakat yang berurusan kurang dilayani dengan penuh keramahan,
penuh perhatian, cepat, tepat, mudah dan tidak berbelit-belit,
9. Masih belum nampaknya kecerdasan emosional, spritual, dan bahkan juga
kecerdasan intelektual pegawai tata usaha sekolah termasuk kepala Tata Usaha
dalam memecahkan berbaga permasalahan serta dalam berinteraksi di
lingkungan sekolah.
10.Pegawai tata usaha lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengerjakan
tugas rutin dibandingkan untuk menorehkan prestasi kerja yang lebih baik.
11.Banyak pekerjaan yang seharusnya dipegang oleh pegawai tata usaha tetapi
justru harus ditangani oleh guru, contohnya pengelolaan dana BOS.
Permasalahan-permasalah di atas disebabkan antara lain oleh : Pertama,
kurang kompetennya Kepala Tata Usaha dalam mengkordinasikan apa yang
menjadi tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab pekerjaannya sehingga
berdampak pada kinerja. Kedua, hasil pelatihan Administrasi Umum dan
Pelatihan Kepemimpinan (Diklat ADUM dan Diklat PIM) sementara ini hanya
menjadi pengetahuan saja, dan tidak dicoba untuk diterapkan pada tempat kerja
atau kalaupun diterapkan hanya sekali dua kali saja, Ketiga, banyak para Kepala
Tata Usaha yang tidak menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
sehingga mereka seperti ketinggalan informasi dan berdampak kepada kinerja,
Keempat, Kepala Tata Usaha sudah merasa puas dengan kemampuan yang
dimiliki pada saat ini sehingga mereka tidak mempunyai motivasi untuk
mengembangkan potensi diri secara akademis. Kelima, Kepala Tata Usaha tidak
mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh
Pemerintah (standarisasi) sehingga tugas dan tanggung jawab pekerjaan tidak
sesuai dengan kemampuan akademis yang dimiliki.
Selain faktor kemampuan kerja, faktor motivasi berprestasi pun
berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang pada akhirnya berdampak pada
kualitas layanan administrasi pada peserta didik. Motivasi berprestasi merupakan
dorongan atau spirit bagi Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugas dan
fungsinya dengan baik. Dorongan tersebut bisa datang dari dalam dirinya maupun
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
dan berjalan secara alamiah. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan etitude dan
apttude, yakni pengetahuan dan pengalaman serta sikap dan perilaku sebagai
cerminan citra diri. Bagi seseorang yang memiliki citra diri tinggi ia akan
bersemangat untuk menunjukkan hasil kerja yang memuaskan para pelanggannya.
Sedangkan bagi seseorang yang memiliki kebutuhan akan cinta dan kasih sayang
ia akan memperlakukan peserta didik dengan lembut seperti anak sendiri dan
hormat pada atasan, serta melakukan pekerjaan dengan dengan menyenangkan.
Sedangkan faktor dari luar menyangkut lingkungan kerja dan lingkungan
kehidupan pribadinya. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong Kepala
Tata Usaha bekerja dengan tenang. Mereka akan terdorong untuk meningkatkan
diri dengan iklhas, melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sungguh-sungguh,
melahirkan ide, gagasan yang segar, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Kinerja Kepala Tata Usaha belum optimal, hal itu ditunjukkan dengan
kurangnya kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana program
kegiatan jangka panjang dan jangka pendek dengan baik, tidak adanya
penyusunan laporan berkala, analisis kebutuhan, tidak adanya motivasi dan
semangat dalam mendorong keberhasilan pekerjaan yang berdampak langsung
pada Proses Belajar Mengajar, dan kurangnya kesadaran untuk meningkatkan
kompetensi diri.
2. Kurangnya bimbingan, pengembangan, motivasi, dan kerjasama dari
stakeholder dan Kepala Sekolah sebagai atasan langsung terhadap
pelaksanaan kinerja Tenaga Administrasi Sekolah dan pengembangan
kompetensi Kepala Tata Usaha, kurangnya motivasi kerja tersebut selain
dipengaruhi oleh faktor Internal dan eksternal.
3. Percaya diri dalam mengambil resiko adalah hal yang harus dimiliki oleh
Kepala Tata Usaha. Mereka diduga kurang berani mengambil resiko dan
kadang-kadang masih tergantung pada pandangan orang lain serta kurang
berani mengambil keputusan dalam menjawab tantangan-tantangan dan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
memajukan sekolah yang sebenarnya ada pada diri mereka tidak
terungkapkan.
4. Kurang komptennya Kepala Tata Usaha melaksanakan pekerjaannya karena
latar belakang pendidikan yang kurang sesuai untuk jabatan tersebut.
5. Sarana dan Prasarana yang kurang baik bagi pelaksanaan pekerjaan Kepala
Tata Usaha.
6. Kepala Tata Usaha kurang memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
Oleh karena itu, melalui kontribusi pengembangan kemampuan kerja dan
motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha diharapkan mampu meningkatkan kinerja
administrasi, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah kinerja Kepala Tata Usaha (KTU) SMP
di Kota Bandung disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal meliputi faktor-faktor lingkungan antara lain faktor
kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, hubungan teman sejawat, fasilitas,
target kerja, pengawasan, pembinaan, tuntutan stakeholders, dan dukungan
sumberdaya lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berhubungan
dengan potensi yang ada dalam diri seorang Kepala Tata Usaha itu sendiri, seperti
faktor kompetensi, kemampuan kerja, motivasi, sikap dan perilaku, kecakapan,
kondisi fisik, kondisi psikologi, kemampuan bersosialisasi, kemampuan soft skill
dan hard skill, dan keahlian lainnya yang dapat mendukung pekerjaan.
Faktor yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja Kepala Tata
Usaha adalah faktor internal yakni faktor kemampuan kerja dan motivasi
berprestasi. Kemampuan kerja berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan dan
penguasaan pegawai terhadap teknis pelaksanaan tugas. Pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai oleh Kepala Tata Usaha berkaitan dengan
kemampuan dalam berinteraksi baik dengan teman sejawat, dengan bawahan,
dengan atasan, dan dengan stakeholder lainnya. Keterampilan lainnya adalah
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan penguasaan terhadap pekerjaan baik
teknis maupun operasionalnya, kecakapan dalam melaksanakan tugas, dan
pengetahuan secara umum yang dapat membantu tugas sehari-hari.
Selain faktor kemampuan kerja yang memiliki kontribusi terhadap kinerja
Kepala Tata Usaha adalah faktor motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah
dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seorang Kepala Tata Usaha
yang memiliki dorongan atau kemauan yang kuat untuk meningkatkan pendidikan
melalui tugas dan tanggung jawabnya akan menunjukkan kinerja yang maksimal.
Motivasi berprestasi datangnya bisa dari luar diri Kepala Tata Usaha maupun dari
dalam diri mereka. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa dorongan dari dalam
diri seseorang lebih baik dibandingkan faktor dari luar.
Mengacu pada uraian di atas, masalah umum dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kemampuan kerja
dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di
Kota Bandung. Secara khusus, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota
Bandung?
2. Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota
Bandung?
3. Bagimana kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?
4. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata
Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?
5. Seberapa besar kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata
Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?
6. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap
Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran
empirik tentang kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja Kepala Tata Usaha, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan:
1. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan kerja Kepala Tata Usaha
SMP Negeri di Kota Bandung.
2. Untuk memperoleh informasi tentang motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha
SMP Negeri di Kota Bandung.
3. Untuk memperoleh informasi kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota
Bandung.
4. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi kemampuan kerja terhadap
kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.
5. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi motivasi berpretasi terhadap
kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.
6. Untuk memperoleh informasi dan menganalisis besaran kemampuan kerja dan
motivasi berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja
Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis
bagi perkembangan dunia pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Secara rinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
Administrasi Pendidikan di masa mendatang khususnya dalam
pengembangan tenaga administrasi sekolah. Dalam hal ini adalah
pengembangan kemampuan kerja pegawai, yaitu seseorang yang sanggup dan
terampil untuk melaksanakan proses penciptaan ataupun penambahan nilai
sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. Sedangkan motivasi berprestasi
adalah dorongan bagi seseorang baik dari dalam dirinya maupun dari
lingkungan sosialnya untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013 a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang
kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja
Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan harapan dapat
membantu meningkatkan kualitas layanan pendidikan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari.
b. Bagi SMP Negeri di Kota Bandung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dan informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan khususnya SMP Negeri di Kota
Bandung untuk pengambilan kebijakan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pengembangan kemampuan kerja dan motivasi
berprestasi Kepala Tata Usaha yang dapat berkontribusi terhadap
peningkatan kinerja administrasinya.
c. Bagi Instansi terkait (Stakeholder)
Hasil Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi
“stakeholder” yaitu fihak dunia pendidikan, dunia industri, dan dunia
kerja untuk merancang program-program Manajemen Sumber Daya
Manusia. Misalnya dalam melaksanakan perencanaan dan persiapan,
rekrutmen dan seleksi tenaga kerja (preparation and selection),
pelatihan, pengembangan pegawai, dan perancangan program yang
berkaitan dengan kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja
Kepala Tata Usaha.
E. Struktur Organisasi Tesis
Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi tesis
Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Dalam bab
ini berisi landasan – landasan teori yang digunakan untuk membahas materi
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
berprestasi dan kinerja Kepala Tata Usaha. Penelitian terdahulu yang relevan,
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian .
Bab III : Metode Penelitian. Pada Bab ini dipaparkan tentang lokasi,
populasi dan sampel penelitian metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan
mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari apa yang menjadi permasalahan
penelitian. Bab ini pun mencoba untuk menjawab rumusan masalah sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai.
Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan penutup pada
penelitian yang berisi kesimpulan dari analisa masalah dan merupakan jabaran
deskriptif dari tujuan yang telah tercapai pada penelitian ini dan rekomendasi yang
51 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Bandung
Jawa Barat berjumlah 52 Sekolah. Dalam penelitian ini, lokasi tidak dipilih secara
keseluruhan, tetapi dipilih secara startifikasi berdasarkan data dan informasi dari
Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Assosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA
dan SMK Negeri Kota Bandung.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi menyangkut juga
obyek dan benda-benda alam yang lain, sedangkan sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2007: 57). Sebagian
populasi adalah sampel, dimana sampel merupakan bagian dari populasi atau
sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Karena sampel mewakili
populasi maka sampel dipilih sesuai dengan karakteristik populasi, sehingga
sampel tersebut benar-benar representatif, artinya sampel tersebut mencerminkan
keadaan populasi secara cermat.
Penelitian ini tidak mengkaji seluruh anggota populasi, dengan demikian perlu
ditentukan ukuran sampel yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian. Hal
ini dilakukan karena adanya keterbatasan dari peneliti, baik menyangkut biaya,
tenaga dan waktu untuk melaksanakan penelitian. Teknik pengambilan sampel
(sampling) dalam penelitian ini adalah stratified random sampling (acak
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
mempertimbangkan sub kelompok (strata) memiliki jumlah yg terwakili. Teknik
ini dipergunakan karena di dalam populasi penelitian ini terdapat
kelompok-kelompok dan diantara kelompok-kelompok tersebut tampak strata atau tingkatan serta
untuk memastikan kelompok/kategori yg kecil dalam populasi cukup terwakili,
disamping itu teknik ini dipergunakan karena unsur populasi berkarakteristik
heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
pencapaian tujuan penelitian.
Sedangkan ukuran sampel, Sukmadinata (2010 : 260 – 261) mengemukakan
bahwa:
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30
individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian kausal
komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang
dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.
Ferguson (1976), dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel
adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi dengan kata
lain sampel adalah sebagian dari populasi, dan ukuran sampel menurut Gay
(1976) adalah untuk Penelitian deskriptif dapat diwakili oleh 10 persen dari
populasi (minimal 20% utk populasi sangat kecil) dan untuk Penelitian korelasi
dapat diwakili oleh 30 subyek.
Berpatokan pada pendapat di atas, dalam Penelitian ini, dipilih sebanyak
30 Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data utama (primer),
data ini diperoleh dari sumber asli atau pertama. dan 30 Kepala Tata Usaha SMP
Negeri di Kota Bandung sebagai data pelengkap (sekunder) disertai dengan data
dan informasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung serta data dan informasi dari
Assosiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS) SMP, SMA dan SMK Negeri Kota
Bandung. Data sekunder selain sebagai pendukung data primer, data sekunder
akan memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Penentuan responden didasarkan pada teknik sampel yang dikualifikasikan
(Stratifikasi) berdasarkan :
1) Latar Belakang Pendidikan Sarjana (S1)
2) Masa Kerja lebih dari 10 Tahun
3) Pengalaman Kerja sebagai Kepala Tata Usaha di lebih dari 1 sekolah (SMP,
SMA dan SMK Negeri) yang mewakili SMP Negeri di Kota Bandung,
Adapun jumlah responden yang dijadikan sampel berasal dari 30 (tiga puluh)
sekolah seperti yang tertera di bawah ini :
Tabel 3.1
Jumlah Responden Penelitian
(Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung)
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
29 SMP N 50 v v
30 SMP N 51 v v
Sumber :
Dinas Pendidikan Kota Bandung 2012 – 2013
B. Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana
gambaran umum kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung. Oleh karena itu, penulis
berusaha mengambil metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti. Penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian sesungguhnya
apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat, ilmiah, logis,
sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian
merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta
menganalisis mengenai arti data yang telah diteliti menjadi suatu kesimpulan.
Berikut ini metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:12) penelitian kuantitatif didasarkan pada
tiga asumsi, yakni pertama bahwa objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut
sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian
jenis ini dapat memilih variabel tertentu, dalam hal ini variabel yang menjadi
obyek penelitian adalah kemampuan kerja Kepala Tata Usaha, motivasi
berprestasi Kepala Tata Usaha, dan kinerja Kepala Tata Usaha. Asumsi kedua
adalah determinisme (hubungan sebab akibat) yang menyatakan bahwa setiap
gejala ada yang menyebabkannya. Dalam penelitian ini variabel kemampuan kerja
dan motivasi berprestasi dapat berkontribusi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha.
Sedangkan asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami
perubahan dalam waktu tertentu, jika gejala itu berubah terus menerus akan sulit
diteliti.
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode survey.
Karlinger (1973) yang dikutip Sugiyono (2010:3) menyatakan bahwa :
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.
Dengan kata lain hasil penelitian dari sampel dapat digeneralisasikan terhadap
populasi secara keseluruhan. Dalam hal ini penelitian akan dilakukan terhadap
beberapa sampel yang hasilnya dapat digeneralisasikan untuk seluruh Kepala Tata
Usaha di SMP Negeri yang ada di Kota Bandung.
3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliography)
Studi Bibliography sering disebut juga studi kepustakaan, merupakan proses
penelusuran sumber-sumber tertulis berupa-buku-buku, laporan-laporan
penelitian, jurnal dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Melalui studi bibliography ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan
pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir
dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan masalah dalam penelitian ini.
C. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti perlu disusun definisi
operasional dari masing-masing variabel yang menjadi obyek penelitian. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)
Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha dapat diukur melalui beberapa
indikator yakni: kemampuan personality, kemampuan interaksi sosial (human
approach), kemampuan teknis operasional, kemampuan administrasi, dan
kemampuan kepemimpinan. Secara umum kemampuan tersebut adalah dalam
rangka usaha untuk melaksanakan tugas pokok sehari-hari, sehingga pekerjaan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Kemampuan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni kemampuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pejabat sturktural sehingga
memberikan layanan administrasi dan mengarahkan staf untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran sekolah.
2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)
Motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha adalah daya dorong yang
berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku kerja
Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugasnya sebagai tenaga administrasi
sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan secara profesional.
Indikator motivasi berprestasi adalah tanggung jawab dan mandiri, berani
mengambil resiko, berpikir positif, kreatif dan inovatif, memiliki visi dan tujuan,
dan belajar dan menggunakan umpan balik.
Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi
berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni semangat dan
dorongan pada diri Kepala Tata Usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sehingga mereka bekerja sungguh-sungguh, bertanggungjawab, dan menghasilkan
kualitas layanan administrasi yang optimal.
3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)
Menurut Mangkunegara, Anwar Prabu, kinerja diartikan sebagai
”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.” Sedangkan menurut Nawawi. H. Hadari, yang dimaksud dengan
kinerja adalah ”Hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat
fisik/mental maupun non fisik/non mental.” Berdasarkan pendapat tersebut indikator kierja dalam penelitian ini adalah loyalitas, semangat kerja, prakarsa,
tanggung jawab, dan pencapaian target.
Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud dengan kinerja Kepala Tata
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
kualitatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai peraturan dengan
indikator memiliki loyalitas tinggi, memiliki semangat kerja, prakarsa, tanggung
jawab, dan target kerja yang tepat sehingga menunjukkan kualitas layanan
adminitrasi yang efektif dan efisien.
D. Instrumen Penelitian
1. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel (Sugiyono (2010:69).
Berdasarkan tipenya, penelitian ini menggunakan tipe skala likert. Berkaitan
dengan hal tersebut Sugiyono (2010:73) menyatakan bahwa skala likert dapat
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
selompok orang tentang fenomena sosial. Jadi dengan skala ini peneliti ingin
mengetahui bagaimana kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja Kepala
Tata Usaha di Kota Bandung.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala Likert 4 poin. Metode skala Likert merupakan skala multiple
item, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap positif terhadap suatu
objek dengan cara mengajukan pertanyaan sikap atau statement dimana
pertanyaan tersebut dalam kuesioner dapat dihitung melalui skala jawaban dengan
bobot dan kategori dengan mengajukan sejumlah pertanyaan/pernyataan yang
kemudian diambil kesimpulan.
Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan
positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan
kadang-kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih
salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Untuk mengurangi
kecenderungan responden menjawab pilihan ragu-ragu (netral), karena obyek
penilaian yang cukup sensitif, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu
sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden seperti
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Hampir Tidak Pernah 2
Tidak Pernah 1
Sumber : Sugiyono (2000:74)
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing
masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui
pendefinisian dan studi kepustakaan.
Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel,
2) Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel,
3) Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta
ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.
Kisi-kisi instrumen penelitian yang akan dijadikan landasan dalam
menyusun butir pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Item
Memiliki integritas dan
akhlak mulia 1
Memiliki etos kerja 2
Memiliki kreativitas dan
inovasi 3
Memiliki Tanggung jawab 4
2. Kemampuan
Human Approach
Bekerjasama dalam tim 5
Memberikan layanan
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Menyusun program dan
laporan kerja 9, 10
Menerapkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
administrasi sarana dan prasarana
Menciptakan iklim kerja
kondusif 21
Mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya 22
Membina staf 23
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Item
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Tidak tegantung pada
orang lain 3
2. Berani mengambil
resiko dan
percaya diri
Berani mengambil dan
melakukan pekerjaan
marah dengan kritik 6
Bersikap wajar jika
Menggunakan cara baru
dalam melakukan
sesuai dengan rencana 10
Melaksanakan tugas
pekerjaan hanya untuk mendapatkan
Introspeksi diri dan memperbaiki kelemahan
Tidak pernah menolak
tugas yang diberikan 16
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
atas kemampuan orang lain
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)
Variabel Sub Variabel Indikator No.
Item
2. Semangat Kerja Bersungguh-sungguh 7
Menyelesaikan tugas
4. Tanggungjawab Melaksanakan tugas
sesuai aturan 13
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
pekerjaan
3. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak
10 (sepuluh) orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung di luar populasi
dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk
diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: (a)
membagikan angket pada Kepala Sekolah, (b) memberikan keterangan tentang
cara pengisian angket, (c) Kepala Sekolah melakukan pengisian angket, dan (d)
setelah Kepala Sekolah selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam
hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pemyataan dan
jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga
diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah
ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir
pernyataan pada valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel
X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2007:95):
r
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk
menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji
signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono
(2008:99) yaitu :
1) Variabel Kemampuan Kerja (XI)
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel
kemampuan kerja (XI), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.
Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai, rtabel maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Uji Validitas Variabel Kemampuan Kerja (X1)
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Berdasarkan hasil penghitungan, dan 23 item pertanyaan terdapat 3 item
pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang
baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian
diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.
Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.
2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi
berprestasi (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai
rhitung lebih besar daripada nilai rtabel. maka item pertanyaan tersebut dinyatakan
valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2)
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Berdasarkan hasil penghitungan, dan 17 item pertanyaan terdapat 2 item
pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang
baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian
diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.
Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.
3) Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kinerja
kepala tata usaha (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel Jika
nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Uji Validitas Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
12 0,8775 > 0,632 Valid
13 0,6691 > 0,632 Valid
14 0,6077 > 0,632 Valid
15 0,6832 > 0,632 Valid
16 0,5443 < 0,632 Tidak Valid
17 0,8213 > 0,632 Valid
18 0,7449 > 0,632 Valid
Berdasarkan hasil penghitungan, dan 18 item pertanyaan terdapat 3 item
pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang
baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian
diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut.
Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2004:221) yang menyatakan
bahwa: "Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah
cukup baik". Maksud dapat "dipercaya" disini bahwa data yang dihasilkan harus
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Reliabilitas berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2003). Untuk uji reliabilitas dapat digunakan dengan beberapa teknik, menurut
Sugiyono (2003: 102 – 105) antara lain dengan teknik test-retest, membuat dua
instrumen equivalen, gabungan, dan internal consistence yang terdiri dari teknik
belah dua dari Spearman Brown, KR20, KR21, dan Anova Hoyt. Teknik lain
adalah dengan bantuan program SPSS.
Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket
dilakukan dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah
jika rhitung > rtabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen
tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut :
Yudi Ekka Suryapriadi, 2013
Tabel 3.9
Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Kerja (XI) Reliability Statistics
value ‘929
Part 1
N of items 11*
Cronbach’s Alpha Value ,966
Part 2 12b
N of Items
Total n of Items 23
Correlation Between Forms ,921
Equal Length ,959
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,959
Guttman Split-Half Coefficient ,959
a. The items are: ql, q2, q3, q5, q6, q7, q8, q9, qlO, qll.
b. The items are: ql2, ql3, ql4, ql5, q!6, ql7, ql8.ql9, q20, q21, q22, q23.
Pengujian reliabilitas pada variabel kemampuan kerja ini dengan melihat
nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,956. Korelasi berada
pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih
besar besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item
pertanyaan pada variabel kemampuan kerja (XI) reliabel.
2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2) Reliability Statistics
value ,971
Part 1
N of items 8*
Cronbach’s Alpha Value ,967
Part 2 9b
N of Items
Total N of Items 17
Correlation Between Forms ,867
Equal Length ,929
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,929
Guttman Split-Half Coefficient ,928
a. The items are : ql, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8.
b. The items are : q9, q1O, q11, q12, q13, q14, q15, ql6, q17
Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi berprestasi ini dengan melihat