“DIPLOMASI KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DI MALAYSIA TAHUN 2009”
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Politik
Oleh :
HERU GUNAWAN 07 195 028
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
Skripsi Ini Didedikasikan Untuk Ayahanda Darlis Chan, S.H., Ibunda
Yusniati, S.Pd., Kakanda Harry Kurniawan, SE.Ak, MEP, dan Keluarga
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, skripsi dengan judul “Diplomasi Kebudayaan Republik Indonesia di
Malaysia Tahun 2009“ adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik baik di Universitas Andalas maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya ini murni gagasan, penilaian dan perumusan saya sendiri tanpa bantuan tidak sah
dari pihak lain, kecuali bantuan dan arahan dari tim pembimbing.
3. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan
oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai bahan acuan dalam skripsi saya dengan disebutkan nama pengarangnya serta dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan berlaku.
Padang, 02 Oktober 2012 Yang menyatakan
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing
Nama : HERU GUNAWAN
BP : 07195028
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional (S1)
Judul Skripsi : Diplomasi Kebudayaan Republik Indonesia di Malaysia Tahun 2009
Pembimbing I
Yopi Fetrian, S.IP,M.Si,M.PP
NIP.197302192000031001
Pembimbing II
Virtuous Setyaka, S.IP. M.Si NIP.198005202008011008
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
FISIP-Universitas Andalas
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji serta diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik pada:
Hari / Tanggal : Kamis/ 25 Oktober 2012
Jam : 09.00 – 10.55 WIB
Tempat : Ruang Sidang Jurusan Ilmu Hubungan Internasional lt. 2.
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Andalas
Tim Penguji:
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Drs Tamrin, M.Si
NIP.196010101997031001
Ketua
2. Apriwan, S.Sos, M.A
NIP.198104202005012002
Sekretaris
3. Anita Afriani S, S.IP, M.Si
NIP.198204132008122002
Anggota
4. Yopi Fetrian, S.IP, M.Si, M.PP
NIP. 197302192000031001
5. Virtuous Setyaka, S.IP, M.Si
NIP. 198005202008011008
Anggota
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Andalas
ABSTRAK
Kerjasama pelaku diplomasi dalam promosi kebudayaan Indonesia di Malaysia (aktor negara dan non-negara) tahun 2009 terbukti memberikan dampak positif bagi pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia di Malaysia.Promosi kebudayaan Indonesia di Malaysia tahun 2009 dinilai sangat penting dalam berbagai aspek. Dalam aspek ekonomis, ditahun 2009 terjadi peningkatan perolehan devisa negara dari sektor budaya dan pariwisata, dan Malaysia berada pada rangking ke-2 dari 10 besar dari negara dengan jumlah wisatawan budaya yang menjadi penyumbang devisa bagi Indonesia. Dalam aspek hubungan bilateral, pemilihan sikap diplomatis yang ditempuh pemerintah Indonesia tahun 2009, mampu menghasilkan berbagai macam kerjasama yang dinilai positif bagi hubungan kedua negara. Terutama dalam mengatasi persoalan dan sengketa kebudayaan.
Dan dalam aspek penguatan dan pengenalan kebudayaan, pemerintah Indonesia dinilai berhasil dalam poin pengenalan kebudayaan, tetapi belum cukup berhasil dalam poin penguatan kebudayaan. Ini terlihat dari adanya indikasi orientasi pemerintah Indonesia yang lebih cenderung mencapai keberhasilan ekonomis dari hubungan kebudayaan Indonesia dengan Malaysia. Selain itu dalam penelitian ini juga terlihat sikap pasif pemerintah dalam merangkul seluruh aspek bangsa (khususnya publik) yang terlibat dalam pembangun kebudayaan Indonesia. Penelitian ini
menggunakan konsep diplomasi kebudayaan dan dipadukan dengan konsep multitrack diplomacy.
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Data pada penelitian ini menggunakan studi teknik literatur.
ABSTRACT
The promotion of Indonesian cultural sector during 2009 has impact and important in many aspects. In Economical perspectives, cultures was the most prominent sector in valuating the Indonesia incomes. Cultural and tourism sector graded as the third rank of Indonesia top ten values in important sectors of Indonesia incomes in 2009. And Malaysia, has became the second of the top ten major country who remarkably generating the Indonesia incomes in these sector. In Bilateral perspectives, diplomatic ways was the best solution that proven by Indonesian government by Malaysia. Within 2009, Indonesian government has certaint understanding above the leakness of Indonesia and Malaysia matters in cultural sector.
And in The Upgrading and Promoting cultures perspectives, Indonesian government was succesfully in promotes Indonesian values in many kinds of culture in Malaysia, but not enough succeseded in upgrading cultures. In this research, Indonesian government indicated become more concern in achieving the economical effects by promoting Indonesian cultures over Malaysia and not as much as concern in upgrading the valuables and the greatness of Indonesian values. The government also becoming passively in spreading and collecting the potential values that publics might has.This research used cultural diplomacy and multitrack diplomacy as the main frameworks.. This research is a library research.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iv
ABSTRAK (English Version) v
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1
I.2. Rumusan Masalah 6
I.3. Pertanyaan Penelitian 7
I.4. Tujuan Penelitian 7
I.5. Manfaat Penelitian 8
I.6. Kerangka Konseptual I.6.a. Diplomasi Kebudayaan 11
1.6.b. Multitrack Diplomacy 22
I.7. Hipotesis 29
I.8. Metodologi Penelitian I.8.a. Jenis Penelitian 29
I.8.b. Batasan Penelitian 30
I.8.c. Teknik Pengumpulan Data 30
I.8.d. Teknik Analisis Data 31
BAB II PENYELENGGARA DAN POLA PROMOSI KEBUDAYAAN INDONESIA DI
II.1. Penyelenggara Promosi Kebudayaan Indonesia di luar Negeri 33
II.1.a. Penyelenggara Khusus 33
II.1.a.1. Kementrian Luar Negeri Indonesia 33
II.1.b. Penyelenggara Umum 38
II.1.b.1. Publik 38
II.1.b.2. Pemerintah Daerah 42
II.2. Pola Penyelenggaraan Promosi Kebudayaan Indonesia di Luar Negeri 42
II.2.a. Pendirian Lembaga Kebudayaan dan Lembaga Persahabatan Indonesia di Luar Negeri 42
II.2.b. Pelaksanaan Kerjasama Kota/Provinsi Kembar 45
BAB III PROMOSI KEBUDAYAAN INDONESIA DI MALAYSIA, TAHUN 2009 III.1. Agenda Kementrian Luar Negeri dalam Promosi Kebudayaan Indonesia di Malaysia 48
III.2. Pelaksanaan Agenda Khusus1 Kementrian Luar Negeri Indonesia di Malaysia, tahun 2009 53
III.2.1. Kerjasama Budaya 53
III.2.1.a. Eminent Person Group 54
III.2.1.b. Misi Khusus: Kerjasama Indonesia-UNESCO dalam Agenda Promosi Kebudayaan Indonesia di Malaysia 56
III.2.1.c. Kerjasama Pendukung 58
III.2.2. Penyelenggaraan Temu Budaya dan Dialog Budaya 59
III.2.3. Penyebarluasan Informasi Budaya 60
III.2.4. Pengiriman Misi Kesenian Nasional 64 III.2.5. Penyelenggaraan Film Kompetitif dan
Penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI)
di Luar Negeri 69
III.2.6. Pemberian Bantuan kepada Organisasi/Lembaga Seni
dan Budaya 70
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KEBUDAYAAN
INDONESIA DI MALAYSIA,
TAHUN 2009
IV.1. Aspek Ekonomis dari Pelaksanaan Promosi Budaya 81
IV.2. Aspek Penataan Hubungan Bilateral 84
IV.3. Aspek Penguatan dan Pengenalan Budaya Indonesia 86
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan 90
V.2 Rekomendasi 95
DAFTAR BAGAN ix
Bagan 2.1.1. Langkah Teknis Kerjasama Publik/Pelaku Budaya
DAFTAR TABEL x
Tabel 1.1. Ranking Devisa Sektor Budaya dan Pariwisata 4
Tabel 3.1. Civil Society, Media Massa, Asosiasi Seni dan Budaya, dll
yang bekerjasama dengan KBRI Kuala Lumpur dalam
promosi Kebudayaan Indonesia di Malaysia, tahun 2009. 50
Tabel 3.1a. Besaran Alokasi Dana Kementrian Luar Negeri Indonesia
dalam bidang Kebudayaan untuk seluruh
Tabel 3.1b. Alokasi Pendanaan Kementrian Luar Negeri Indonesia ke KBRI
di kawasan ASEAN untuk Program Kebudayaan, tahun 2005-2009 52
Tabel 3.2.1a.1. Jumlah Wisatawan Budaya Malaysia yang berkunjung
ke Indonesia dari tahun 2005-2009. 55
Tabel 3.2.1a.2. Penerimaan Devisa Indonesia dari Kunjungan
Wisatawan Budaya Mancanegara 56
Tabel 3.2.2. Program Kerjasama dan Promosi Misi Kebudayaan
di Malaysia, Tahun 2009 70
Tabel 3.2.3. Tingkat Partisapasi Publik Malaysia terhadap Promosi Budaya Indonesia, tahun
2008-2009 74
Tabel 4.1. Partisipasi Lembaga Publik dan Daerah dalam Promosi Budaya Indonesia di
Malaysia, Tahun 2009 76
Tabel 4.1.1. Jumlah pelaksanaan Kerjasama dan Program
Promosi Kebudayaan Indonesia di Malaysia, tahun 2005-2009 78
Tabel 4.1.2 Peningkatan Pendanaan Promosi Kebudayaan Indonesia
di Malaysia, tahun 2005-2009
DAFTAR ISTILAH xii
DAFTAR ISTILAH
AAI : Asosiasi Artis Indonesia
AKN : Akademi Kesenian Nusantara
ASEAN : Association of South East Asian Nation
ASWARA : Akademi Seni dan Warisan Malaysia
BPEN : Badan Pengembangan Ekspor Nasional
BKMOK : Badan Koordinasi Musik Organisasi Keroncong
DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
EPG : Eminent Person Group
GASA : Gabungan Artis Seni Aksi
ISI : Institus Seni Indonesia
IWPI : Ikatan Wanita Penulis Indonesia
KADIN : Kamar Dagang dan Industri Indonesia
MoU : Memorandum of Understanding
MNAG : Malaysia National Art Galery
NGO : Non Governmental Organitation
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
NSTP : New Straits Times Press
PBB : Persatuan Bangsa Bangsa
PM : Perdana Mentri
PPFI : Persatuan Perusahaan Film Indonesia
RPIDW : Recruitment and Placement of Indonesian
Domestic Workers
SCD : Sin Chew Daily
SENAKKI : Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia
SILN : Sekolah Indonesia di Luar Negeri
TKI : Tenaga Kerja Indonesia
TTI : Tourism Trade and Investment
UNESCO : United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Terkaitdenganpembangunanekonomibangsa,budayadapatdilihatdari
dua sisi. Pertama sebagai suatu instrumen yang berperan dalam mempromosikan
kemajuan ekonomi. Sisi yang lain, budaya merupakan sebuah konstituen yang
berperan dan sangat diperlukan yakni sebagai karakteristik peradaban yang
memberikan makna akan eksistensi masyarakat suatu negara. Kedua sisi dalam
melihat budaya tersebut mendekatkan kita pada suatu pandangan bahwa
pembangunan ekonomi (economic development) sangat berdekatan dengan
pembangunan manusia (human development). Kedua pembangunan tersebut
memerankanbudayasebagaiinstrumendisatusisidansebagai konstituendisisi
yanglain.1
Indonesiatercatatmemiliki470sukubangsa,19daerahhukumadat.2Jika
ditinjau darisegi bahasa, ada sekitar 726 bahasa daerah yang tersebar diseluruh
nusantara.Mulaidaripenuturyanghanyaberjumlahbelasanorang,sepertibahasadi
Papua,sampaidenganpenutur yangberjumlahpuluhanjutaorang,sepertibahasa
Jawa dan Sunda. Suku bangsa dan etnis itu adakalanya menempati daerah atau
wilayah dalam sebuah provinsi dan adakalanya menempati lintas provinsi. Etnis
1Throsby,David.“SustainabilityandCulture:SomeTheoriticalIssues”.TheInternational
Journal ofCulturePolicy.JCPOEW4(1)1-242.1997.
2 Lihat Agustini Rahayu, Pariwisata: Konseptualisasi Kebudayaan, Departemen KebudayaandanPariwisata,Jakarta,2006.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Jawa,misalnya,menempatitigaprovinsi,yakniProvinsiJawaTengah,JawaTimur,
danDaerahIstimewaYogyakarta.Walaupunbegitu,sukuJawatersebarkeseluruh
pelosokIndonesia,bahkansampaikenegaraSuriname.
Indonesia memilikiratusankelompoketnis.Tiapetnismemilikibudaya
yangberkembangselamaberabad-abad,dipengaruhiolehkebudayaanIndia,Arab,
Cina, dan Eropa, termasuklah kebudayaan sendiri yaituMelayu. Contohnya
tarianJawa danBali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu,
sepertiwayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis
HinduRamayana danBaratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan
nilai-nilaiIslam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerahSumatera seperti
tariRatébMeuseukatdantariSeudatidariAceh.
Secara graris besar khazanah kekayaan atau artefak budaya tradisional
Indonesiadapatdikelompokkankedalam,tarian,ritual,ornamen, motifkain,alat
musik, cerita rakyat, musik dan lagu, data makanan, seni pertunjukan, produk
arsitektur,permainantradisional,senjatadanalatperang,naskahkunodanprasasti
dantatacarapengobatandanpemeliharaankesehatan.3Alatmusiktradisionalyang
merupakanalatmusikkhasIndonesiamemilikibanyakragamdariberbagaidaerahdi
Indonesia, namun banyak pula darialat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh
negaralainuntukkepentinganpenambahanbudayadansenimusiknya.
3Lihat"http://budaya-indonesia.org/iaci/Halaman_Utama".Diaksestgl11/2/12
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Senipantun,gurindam,dansebagainyadariberbagaidaerahsepertipantun
Melayu,danpantun-pantunlainnyaacapkalidipergunakandalamacara-acaratertentu
yaitu perhelatan,pentasseni,danlain-lain.Dibidangbusana,warisanbudayayang
terkenaldiseluruhduniaadalahkerajinanbatik.Beberapadaerahyangterkenalakan
industribatikmeliputiYogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya
danjugaPekalongan.BusanaasliIndonesiadariSabangsampaiMeraukelainnyadapat
dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lainbaju kurung
dengansongketnya dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra Utara
(Batak), busanakebaya, busana khasDayak diKalimantan,baju bodo dariSulawesi
Selatan,busanaberkotekadariPapuadansebagainya.4
Kepemilikanribuankekayaanalamdanbudayayangtersebar diseluruh
wilayahIndonesiamenunjukkanbetapanegeriinilayakmendapatkanjulukanbak
“RangkaianMutuManikam”. Keestimewaan tersebut merupakandayatarikdan
menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Sehingga tak hayal banyak
wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk sekadar
menikmati keistimewaan tersebut. Betapa menariknya kekayaan dan budaya
IndonesianampakdarijumlahWisatawanmancanegara(Wisman)danWisatawan
Nusantara(Wisnus)yangcukupberarti.Pada2008jumlahWismansebanyaksekitar
6,43 juta orang. Jumlah Wisman tersebut mengalami kenaikan sekitar 27,73%
dibandingkantahun2002yanghanyasekitar5,03jutaorang. PadaJuli2009,jumlah
Wismanmengalamikenaikan sebesar2,56%.Dalamkurunlimatahunhingga2008,
4Kunjungihttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia.(diaksestgl28-11-11)
1 Minyak&gas
2 Pakaianjadi 5.608,16 Minyakkelapa
Pariwisata 7.603,66
4 MinyakKelapa
Pariwisata 5.345,98
pariwisata 4.447,98
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
jumlahWismanrata-ratasekitar5,23jutaorang.Rata-ratabesarnyapengeluaranoleh
wisman tiap tahun sebesar US$103,59. Jumlah pengeluaran rata-rata mengalami
kenaikanyangcukupsignifikandariUS$91,29padatahun2002,hinggamencapai
US$137,38 pada tahun 2008.5 Sumbangan devisa negara dari kunjungan Wisman
padatahun2008 sekitarUS$7,38juta.Jumlahtersebutmengalamikenaikanyang
berartijikadibandingkanpadatahun2004yanghanyasebesarUS$4,79juta.Pada
tahun 2008 jumlah devisa yang disumbang oleh Wisman sebesar angka tersebut
menempatkanurutankeempatpenyumbangdevisasetelahminyak,gas,kelapasawit
danolahankaret.6
Tabel1.1.
RankingDevisaSektorBudayadanPariwisata
2007 2008 2009
RANK Jeniskomoditi Nilai (juta USD) Jenis Komoditi Nilai (juta USD) Jenis Komoditi Nilai (juta USD) bumi 21.209,50
Minyak&gas
bumi 22.088,60
Minyak&gas
bumi 29.126,30
sawit 7.868,64
Minyakkelapa
sawit 12.375,57
3 Karetolahan 5.465,14 Karetolahan 6.179,88 Budayadan
Sawit 4.817,64 Pakaianjadi 5.712,87 KaretOlahan 7.377,00
5 AlatListrik 4.448,74 Budayadan PakaianJadi 6.092,06
6 Budayadan Alatlistrik 4.835,87 Alatlistrik 5.253,74
5 Lakip Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI Tahun 2009 (diakses dari
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/LAKIP%20KEMENBUDPAR%202009%20OK.pdfhal8.
6Ibid,hal92
olahan 2.997,17
11 Makanan
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
7 Tekstil 3.908,76 Tekstil 4.177,97 Tekstil 4.127,97
Kertasdan
8 KayuOlahan 3.324,97 Bahankimia 3.402,58 Barangdari
kertas
3.796,91
9
Kertasdan
barangdari
kertas
2.859,22
Kertasdan
Barangdari
kertas
3.374,84 Makanan
10 BahanKimia 2.697,38 KayuOlahan 3.076,88 Kayuolahan 2.821,34
Olahan 1.965,56
Makanan
Olahan 2.264,00 BahanKimia 2.753,30
Sumber : Rencana Strategis Kementrian Budaya dan Pariwisata RI Tahun 2010.pdf
http://www.depbudpar.go.id/diaksestgl11/4/12.
Tabel.1.1.a.
PenerimaanDevisaIndonesiadariKunjunganWisatawanBudayaMancanegara
5
FOKUSPASAR JANUARI–DESEMBER SELISIH (+/-)%
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Sumber : Lakip Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI Tahun 2010 (diakses dari
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/LAKIP%20KEMENBUDPAR%202010%20OK.pdftgl10/9/12
Mengingat potensi ini, ditengah ketidakharmonisan yang menerpa
hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Tidak ada salahnya apabila pemerintah
tetapmeningkatkanpromosidankerjasamakebudayaanIndonesiadiMalaysia.Dari
tabeldiatasdapatdilihatbahwarangkingke-3sebagaipenyumbangdevisaIndonesia
adalahdarisektorkebudayaandanpariwisata.
Sebagaimana yang disampaikanThorsby7 tadi, bahwa selain memegang
pernananpembangunanjatidirisimbolik,kebudayaanjugamemilikiperananpenting
dalampertumbuhanekonomidanpembangunan bangsa. Jadi melaluipeningkatan
kerjasamadanpromosiyangberkelanjutanantaraIndonesiadiMalaysiadiharapkan
akan menciptakan angin segar bagi perekonomian bangsa Indonesia kedepan.
Walaupunkitatidakbisamenutupmataakanadanyasederetanpermasalahandan
tantangankebudayaanyangsedangdihadapiIndonesiaterkaitklaim-klaimwarisan
budayaIndonesia.
I.2. Rumusan Masalah
Kebudayaanbukanhanyadipandangsebagaisebuahkesatuannormadan
nilai semata, saat ini kebudayaan memiliki berbagai peranan dalam setiap aspek
kehidupanbernegara.KebudayaanIndonesiayangbegituluasdanberagamharusbisa
dimanfaatkanbangsainiuntukkesejahteraanmasyarakatnya.Denganselalumenjaga
7Throsby,David.“SustainabilityandCulture:SomeTheoriticalIssues”.TheInternational
Journal ofCulturePolicy,hal43.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
danselalumelestarikannilai-nilaiyangdimilikitersebut.Dilainhal,kebudayaanjuga
bisa diperankan Indonesia sebagai ‘modal’ untuk meningkatkan perekonomian
Negara.Disebutkandiatasbahwa,saatinipendapatannegaradarikujungan
turis-budayamancanegara beradapadaurutanketigadalamdaftarpenyumbangdevisa
negarapadatahun2009.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana
bentukpromosikebudayaanIndonesiadiMalaysiatahun2009,apakah pelaksanaan
kegiatanpromosinyalebihmeningkatdaritahun-tahunsebelumnya.Mengingatpada
tahunini hubunganIndonesiadanMalaysiasempatmemanasakibatadanyaisudan
konflikwarisanbudayaantarakeduanegara.Terkaitdenganmunculnya beberapa
kasusklaimkebudayaanIndonesiaolehMalaysiadalambeberapatahunbelakangan,
seperti dalam kasus klaim Kesenian Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange, Tari
Pendet, Batik dan Rendang8.
I.3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan pokok dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah bentuk
promosibudayaolehKementrianLuarNegeriIndonesiadiMalaysiatahun2009?
I.4. Tujuan Penelitian
Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui pola yang digunakan
pemerintahIndonesiadalammembukadanmenjalinkerjasamakebudayaandiluar
negeri,khususnyadiMalaysia.Sekaliguspenulisinginmengetahuiprogrampromosi
budaya apa saja yang telah diselenggarakan dalam agenda pemerintah melalui
8SudahsaatnyapeningkatankembalihubungankebudayaanIndonesiadanMalaysia.htm
(http://www.artikel-indonesia.co.ccdiaksestgl28/10/11)
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
kementrianterkait (Kemenlu)dalamdiplomasikebudayaanIndonesia diMalaysia
tahun 2009. Serta tentunya, penelitian ini ditujukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar kesarjanaan (S1) di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,
UniversitasAndalas.
I.5. Manfaat Penelitian
Melaluipenelitianinidiharapkandapatmemberikankonstribusikeilmuan
dalam mengetahui pola kerjasama dan promosi budaya Indonesia di luar negeri.
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan upaya dan
langkah-langkahyangditempuhpemerintahdalampromosibudayaIndonesiadiMalaysia
padaperiode2009.Dantentusaja,penelitianinijugadiharapkandapatmemberikan
konstribusi positif bagi praktisi diplomasi, pengambil kebijakan dan pemangku
kepentingan(stakeholders)terkait.
I.6. Kerangka Konseptual
Kerangkakonseptualmerupakanlandasanpemikiranyangmencerminkan
paradigma sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian.9 Dalam
penelitianinipenulismenggunakankonsepDiplomasiKebudayaansebagailandasan
analisis penulis. Diplomasi Kebudayaan dalam penelitian ini diposisikan sebagai
’alat’ yang digunakan pemerintah dalam mewujudkan kepentingan nasional yaitu
menjagadanmelindungidanmelestarikanwarisanbudayaIndonesiasebagaiasset
kesejahteraan negara. Diplomasi kebudayaan menunjuk pada kegiatan-kegiatandi
9Garraghan, Gilbert J. 1957. A Guide to Conceptual Method. New York. Fordham UniversityPress.Hal24
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
bidang budaya yang diintegrasikan ke dalam kebijakan politik luar negeri suatu
negara dan pelaksanaannya dikoordinasikan sepenuhnya oleh Kementrian Luar
Negeri(Kemenlu).
Dalam konsep diplomasi, diplomasi kebudayaan juga harus didukung
dengan kekuatan dan kewibawaan ekonomi, politik, dan militer.10 Selain itu,
diplomasikebudayaanjugadipahamibahwaadanyapartisipasidanperanaktor-aktor
non pemerintah, semisal Non Governmental Organizations (NGOs), kelompok
kepentingan,paraakademisi,danjugakelompokbisnis,tidakjarangmenggunakan
media kebudayaan sebagai instrumen psikologis alias entry points untuk dapat
membangunsebuahkerjasamalintasnegaraantaraktoryangterkait.
SebagaimanapenjelasanJosephNyemengenaisoftpowerdalambukunya
Soft Power: The Means to Success in World Politics, dimana ia mendefinisikan
dimensiketigakuasainisebagaikemampuanmenciptakanpilihan-pilihanbagiorang
lain, yaknikemampuan memikat dan mengkooptasipihak lain agar rela memilih
melakukansuatuhalyangkitakehendakitanpakitaperluuntukmemintanya.Nye
menyebutkanbahwasoftpowersuatunegaraterdapatterutamadalamtigasumber,
yaknikebudayaan,nilai-nilaipolitikdankebijakanluarnegerinya.
JosephNyeberargumenbahwadisampingsisinilaitradisidanbangunan
politik serta kebijakan luar negeri sebuah negara, budaya merupakan salah satu
elemensoftpoweryangmampumemberikandayatariktersendiribagibangsalain.
Bentukdayatarikyangsangatbersifatemosialdanpsikologisinimenjadimodal
10JosephS.NyeJr.,SoftPower:TheMeansofSuccessinWorldPolitics,NewYork, PublicAffairs,Hal.11
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
besar bagi sebuah bangsa untuk dapat menjalin hubungan kerjasama lebih jauh
dengan negara lain. Bahkan lebih dari itu, dengan adanya bentuk persuasi dari
pendekatanbudaya,dapatmenjadiacuandansandarankeberlangsunganhubungan
harmonisantarbangsa.LebihjelasnyaNyemengatakansebagaiberikut:
Itarisesfromtheattractivenessofcountry’sculture,politicalside,and policies.Whenyougetotherstoadmireyourideasandtowantwhat youwant,youdonothavetospendsomuchonsticksandcarrotsto movethemonyourdirection.seductionisalwaysmoreeffectivethan coercion and many values like democracy, human rights, and individualopportunitiesaredeeplyseductive.11
Lebih jauh lagi, budaya dapat menjadi sebuah bekal dalam rangka
membangunkekuatanbargainingsebuahnegara.Halinidapatditelusurikemudian
denganadanyafaktalapanganbahwahubunganluarnegeriyangmemilikijangkauan
lebihluasdibandingkebijakanluarnegeriyangdikendalikansecaraproseduraloleh
pemerintahan.Palingtidak, memberikankontribusisecaralangsung maupuntidak
langsungakantingkat‘keterterimaan’sebuahnegaraolehnegaralain.
Jadi melalui konsep Diplomasi Kebudayaan ini penulis ingin melihat
bagaimana pola/mekanisme pelaksanaan kerjasama dan promosi kebudayaan
Indonesiadiluarnegeri,promosikebudayaanapasajayangtelahterlaksanadalam
misi diplomasi kebudayaan yang diupayakan pemerintah, apakah diplomasi dan
promosi yang dilakukan memberikan dampak positif bagi kepentingan nasional
Indonesia.
11Ibid,Hal.18
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
I.6.a. Diplomasi Kebudayaan
Dalamsistemhubunganinternasionaldewasaini,diplomasikebudayaan
merupakanbagianatausalahsatujenisdariberbagaimacambentukdiplomasiyang
dapatditerapkanolehsuatunegaradalammencapaikepentingannasionalnya.Secara
konvensional, diplomasi adalah sebagai usaha suatu negara bangsa untuk
memperjuangkan kepentingan nasional dikalangan masyarakat internasional.12
Sedangkan dalam artian lain diplomasi diartikan sebagai seni mengedepankan
kepentingansuatunegaramelaluinegosiasidengancara-caradamaiapabilamungkin
dalamberhubungandengannegaralain,namunapabilacara-caradamaigagaluntuk
memperolehtujuan yang diinginkan, diplomasi mengijinkanpenggunaan ancaman
ataukekuatannyatasebagaicarauntukmencapaitujuan-tujuannya.13
Kebudayaan dalam pengertian secara makro mengartikan kebudayaan
sebagaikeseluruhansistemgagasan,tindakan,danhasilkaryamanusiadalamrangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar ini
merupakan satu dimensi bagi soft policy ataupun diplomasi suatu negara dalam
hubungannya dengan masyarakat internasional.14 Sedangkan budaya adalah
keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupanmasyarakatyangdijadikanmilikdirimanusiadengancarabelajar.15
Kebudayaan yang tercakup dalam segala unsurnya tersebut baik berupa
bahasa,sistempengetahuan,organisasisosial,sistemperalatanhidupdanteknologi,
12K.J.Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, Third Edition, (New
Delhi:PrenticeHlmlofIndia,1984),hlm.82-83.
13S.L,.Roy,Diplomasi,TerjemahanHarwantodanMiraswati,PT.RajaGrafindoPersada, Jakarta,hal.95
14Kuntjaraningrat,PengantarAntropologiBudaya(Jakarta:AksaraBaru,1979),hal.193. 15Ibid,196
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
sistemmatapencaharianhidup,religimaupunkesenianmerupakankesatuanyang
bersifatuniversal.Sehinggadengandemikiandiplomasikebudayaandapatdiartikan
sebagai diplomasi yang menggunakan moment pada aspek kebudayaan sebagai
saranadalampencapaiankepentingan nasionalsuatu negara. Dalamartian mikro,
kebudayaandapatdigolongkanmelaluipendidikan,kesenian,ilmupengetahuan,dan
olahraga.Sedangkansebaliknyasecaramakrodisesuaikandenganciri-cirikhasyang
utama, misalkan : propaganda dan lain-lain, yang dalampengertian konvensional
dapatdianggapsebagaiupayabukanpolitik,ekonomi,maupunmiliter.16
Diplomasi kebudayaan sebagai salah satu instrumen diplomasi publik,
dapat dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga non-pemerintah, individual
maupun kolektif atau setiap warga negara. Sehingga pola hubungan diplomasi
kebudayaan bisa terjadi antara siapa saja baik itu pemerintah-pemerintah,
pemerintah swasta, swasta-swasta, individu-individu, pemerintah-individu dan
yanglainnya,dengantujuanpadasasaranutamanyamempengaruhikepentingan
umum baik pada level nasional maupun internasional. Sarana diplomasi
kebudayaanadalahsegalamacamalatkomunikasi,baikmediaelektronikmaupun
cetak,yangdalampenggunaannyadapatdipakaisebagaipenyampaianisiatausuatu
misipolitikluarnegeritertentu,termasukdidalamnyaadalahsaranapolitikmaupun
militer.17
16TulusWarsitodanWahyuniKartikasari,DiplomasiKebudayaan,KonsepdanRelevansi
BagiNegaraBerkembang:StudiKasusIndonesia,Ombak,Yogyakarta,2007,hal3.
17Throsby,David.“SustainabilityandCulture:SomeTheoriticalIssues”.The
InternationalJournal ofCulturePolicy,hal48.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Proses diplomasi melalui jalur kebudayaan ini menjadi sangat penting,
mengingatdiplomasikebudayaanpadahakekatnyaadalahsuatufenomenayangtidak
bebas nilai, kebudayaan dan kesenian berperan sangat mendasar guna memberi
identitaspadasuatubangsadalammengembangkandiplomasi.Selainitupenggunaan
diplomasi melalui kesenian kebudayaan juga dapat berperan sebagai media yang
efektifdalammeningkatkaninvestasinegara.Melaluipertukarankebudayaandengan
mengirim dan menerima delegasi kebudayaan dalam membina hubungan dengan
negara-negara lain. Bertujuan memungkinkan rakyat masing-masing mengetahui
pandangansatusamalaindengancarayangdamai.
Selainitutujuandiplomasikebudayaanlainnyadenganmengirimdelegasi
kebudayaan adalah untuk memamerkan tingginya kebudayaan suatu negara dan
mampumengesankannegaralaindenganwarisankebudayaannyadanmengeksporke
bagian dunia lain melalui promosi kebudayaan dalam ajang festival kebudayaan.
Hubungankebudayaandapatmembawaduabangsamenjadilebihdekat.Kelebihan
faktor-faktor budaya telah banyak diakui oleh negara-negara yang mempunyai
pemikiranmaju.Itusebabnyamengapasaatininegara-negarasekarangsibukdalam
programhubungan-hubungankebudayaandinegara-negaralain,dimanapusat-pusat
kebudayaansaatinitelahmenjadialatdiplomasiyanglebihefektif.Dalamhalini
aktor atau pelaku yang melakukan kegiatan diplomasi kebudayaan bukan saja
pemerintah, melainkan lembaga non-pemerintah, individual, kolektif atau setiap
warganegarayangmempunyaitujuanuntukmempengaruhipendapatumumdalam
artianmasyarakatnegaralaingunamendukungsuatukebijakanpolitikluarnegeri
jugaikutberperandalamDiplomasiKebudayaan.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Keberhasilandanefektivitasdiplomasikebudayaandapatdinilaimenurut
kriteriadanukuranyangtidakterbataspadahal-halyangsecaralangsungberkaitan
dengan politik luar negeri. Pameran Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat
(KIAS)misalnya,yangdigelaruntukmempertontonkanberbagaibentukdanproduk
kreatifparasenimanIndonesia,dinilaisuksesdanmendapatresponpositifdaripublik
AS. Hal itu terbuktidari jumlahpengunjung pameran yang selalu penuh. Animo
masyarakatASterhadapprojekdiplomasikebudayaanitusedemikianbesar,sehingga
waktupenyelenggaraanpameranKIASbahkanharusdiperpanjangdarijadwalyang
telahdirencanakan.
Keberhasilankegiatanitujugatampakdaripublikasiyangbegituluasoleh
mediamassaASsepertiCNN,NBC,ABC,SanFranciscoExaminer,TheWashington
Post, Dallas Morning News, Philadelphia Inguirer, Boston Herald, dan Atlanta
Journal.PersASdianggapkritis,sehinggatanggapanmerekayangpositifterhadap
pameran KIAS sangat menguntungkan Indonesia. Opini positif publik AS jelas
berpengaruh pada kebijakan politik luar negeri negara adidaya itu terhadap
ke-pentingannasionalIndonesia.Kendatibegitu,pameranKIAStidakhanyadiarahkan
untukmencapaitujuan-tujuanpolitis.Dalamkenyataan,kegiatanitujugadigunakan
sebagai media untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia secara umum dan
sebagai ’iklan’ mempromosikan potensi pariwisata dan berbagai produk ekspor
nonmigasIndonesia.18
Fakta-fakta itu menunjukkan bahwa diplomasi kebudayaan tidak hanya
berurusandenganperkarapolitik,khususnyapolitikluarnegeri,tetapijugaberkaitan
18WarsitodanKartikasari,2007:148-151.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
dengan bidang lain seperti pariwisata dan perdagangan ekspor. Oleh karena itu,
ukuran-ukuranuntukmenilaikeberhasilandiplomasiinijugamencakuplebihbanyak
variabel.PerkembanganjumlahwisatawanASyangdatangkeIndonesiadanangka
eksporproduknon-migasdariIndonesiakeAShanyalahduacontohdarisejumlah
kriteriayangdiperlukanuntukmenilaiefektivitasdiplomasikebudayaan.
SuatuhalyangpentingdiperhatikandalampameranKIASsebagaibagian
dari praktik diplomasi kebudayaan adalah adanya ‘sesuatu’ yang ‘dijual’ dan
dinegosiasikan, sebab diplomasi itu sendiri secara sempit dapat diartikan sebagai
perundinganataunegosiasi(WarsitodanKartikasari,2007:3).‘Sesuatu’itutidak
terutamamenunjukpadabentuk-bentukmaterialsepertiproduk-produkkesenianatau
kerajinan dan keterampilan untuk membuat produk-produk itu, melainkan citra
(image). Seperti dikatakan Warsito dan Kartikasari, dalam pameran-pameran
kebudayaan Indonesia di luar negeri, yang ditampilkan bukan hanya produk dan
keterampilan berkesenian, akan tetapi juga “kearifan tradisional….untuk
menciptakan dialog dan interaksi langsung…”, sehingga pengaturan tampilan “…dibuatsemiripmungkindengankeadaandanlingkungandiIndonesia.”(Warsito
danKartikasari,2007:148).
Status Indonesia sebagai negara berkembang dapat diibaratkan seperti
‘pendatang’ dalam pasar global yang menjadi ruang sosial baru bagi Indonesia.
Dalam lingkungan baru, suatu komunitas akan mengalami pengelompokan,
pendefinisiansejarahkehidupan,danpemaknaanidentitasyangbarupula.Semuaitu
merupakankekuatanyangmampumengubahberbagaiekspresikulturaldan
tindakan-tindakansosialkomunitaspendatang.Nilai-nilaiyangberlakudidalamruangsosial
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
globalmenciptakankerangkakulturalbaruuntukmendefinisikankembaliidentitas
dannilai-nilaibagikomunitaspendatangyangmemilikilatarkebudayaanberbeda.
PadatitikitulahIndonesiaharusberprosesaktifuntukmenegaskanidentitasnyadi
dalamdesaglobal.
Pertanyaanyangpentingdiajukanadalah:mengapaIndonesiayangtelah
menapaktransformasisosialfaseketiga,yaknimasukkedalampercaturankomunitas
globalyangdipenuhidengansimbol-simbolmodernitas,justrumemilihmenampilkan
‘citra tradisional’ dengan cara yang ‘semirip mungkin dengan keadaan dan
lingkungandiIndonesia’dalamproses‘dialogdaninteraksi’untukmenegosiasikan
identitaskeindonesiaandihadapannegara-negaramaju/industrial?
Pemilihan citra tradisional sebagaipantulan identitas ke-Indonesiaan itu
berelasidenganproseskonsumsisimbolisyangmenjadisalahsatutandapentingdari
tumbuhnyabudayakonsumen(consumerculture)seiringdenganterbentuknyaruang
sosialglobal.Dalamproseskonsumsisimbolis,nilai-nilaisimbolisdarisuatuproduk
dan/atau praktik hidup dianggap jauh lebih penting daripada nilai fungsionalnya.
Proseskonsumsisimbolis hakikatnya merupakan bagiandariprosespembentukan
identitas,sebabinterpretasiterhadapnilai-nilaisimbolisditentukanolehperbedaan
kelas sosial. Oleh karena itu, barang yang dikonsumsi kemudian juga dapat
merepresentasikankehadirandancitraseseorangatausuatukomunitas.19
Dalam konteks itu, diplomasi kebudayaan berfungsi sebagai ruang
konsumsi simbolis dan ruang negosiasi. Sebagai ruang konsumsi, diplomasi
19(Abdullah,2006:34-35).
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
kebudayaan menghadirkan produk-produk yang mempunyai nilai simbolis seperti
diinginkanolehkeduabelahpihakyangterlibatdalamprosesdiplomasiitu.Seperti
halnya masyarakat negara-negara modern seperti AS, seturut pemikiran kaum
evolusionis, telah sampai pada tahap tertinggi perkembangan kebudayaan sebagai
bangsaberadab(civilizednation).Merekadihinggapinaluripurbaberupa
dorongan-doronganuntukmengonsumsisegalasesuatuyangmengandungnilai-nilaiprimitif
daneksotis.
Padasisilain,Indonesiayangsecarakulturalmasihberadadalamtahap
transisi belum sepenuhnya lepas dari uncivilized nation dan sekaligus belum
sepenuhnyamasukkedalamcivilizednationmampumemenuhidorongannaluriah
bangsa-bangsamaju.Itupulasebabnya,Indonesiakemudianmelakukanprimitivisasi
atautradisionalisasidiridenganmenjadikan‘kearifantradisional’sebagai‘produk’
yangdikonsumsidalamrangka‘identifikasidiri’.Friedman(1990:312)menyebut
halitusebagaiculturalstrategyofself-definition.‘Kearifantradisional’menunjuk
padaanggapanbahwakesempurnaanbentukdalambudayadankeseniantradisional
IndonesiabukanmerupakanlambangsupremasiartistiksepertiyangberlakudiBarat,
melainkanbertumpupadanilaitransendenyangmelampauijangkauanestetis.Dalam
perspektifinisenimenjadimediumuntukmencapaitingkattotalitaskehidupanyang
lebih tinggi, suatu yang tak pernah dicapai oleh seni moderen Barat yang gagal
menjawabpersoalaneksistensialmanusia(CSIS,1992;dikutipmelaluiWarsitodan
Kartikasari,2007:149).
Implementasistrategiprimitivisasidiriituterlihatjelasantaralaindalam
pameran benda-benda hasil budaya dari berbagai etnis di Indonesia yang
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
diselenggarakan di National Gallery of Art di Washington DC dan Metropolitan
MuseumofFineArtsertaAsianMuseumdiSanFrancisco.Halituterlihatpula
da-lam Pameran Seni Klasik Indonesia (The Sculpture of Indonesia), Seni Tradisi
Indonesia(BeyondtheJavaSea:ArtofIndonesia’sOutherIslands),SeniKeraton
Indonesia(CourtArtsofIndonesia), KehidupanMasyarakat (FolklifeExhibition),
danSeniRupaKontemporerIndonesia(ModernIndonesianArt:ThreeGenerationof
TraditionandChange:1945-1990).
Benda-bendahasilbudayadankeseniantradisionalyangdipa-merkanitu
merekam masa lampau Indonesia sebagai bangsa primitif. Pameran-pameran
primitivisasidiriitutelahberhasilmembukacakrawalapengetahuanmasyarakatAS
tentangIndonesia.Merekayangsemulaberpikirtidakadakebudayaanlaindiluar
Amerika, setelah melihat pameran itu menjadi demikian terkesan dan karena itu
merasapentinguntukberkunjungkeIndonesia(WarsitodanKartikasari,2007:39
dan145).JelasdisinibahwaentusiasmedankepuasanmasyarakatAmerikauntuk
menyaksikanpamerankebudayaanitutidakditentukanolehnilaifungsionalmaterial
budaya dan kesenian tradisional Indonesia, tetapi oleh terpenuhinya kebutuhan
mereka terhadap konsumsi nilai-nilai simbolik tentang keprimitifan atau
ketradisionalandarikebudayaanIndonesia.
Sementara itu, sebagai ruang negosiasi, diplomasi kebudayaan bagi
Indonesia berfungsi seperti arena untuk menegaskan identitas ke-Indonesiaan di
tengahkomunitasglobalyangcenderungtampildenganidentitastunggal/homogen
danmenjadikanpasarsebagaisatu-satunyasumbernilaidannorma.Identifikasidiri
sebagai bangsa primitif/tradisional yang merefleksikan identitas ke-Indonesiaan
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
dalamruangsosialglobalmerupakanreproduksikebudayaanyangmengacukepada
nilai-nilai asal. Dalam konteks ini kebudayaan berisi imagined values (Anderson,
2000)yangberfungsidalampikiransetiapindividu/kelompok/pihakyangmewakili
Indonesia.Dengannilai-nilaiyangdibayangkanitumerekamenjadipendukungdan
berusaha mempertahankan kebudayaan Indonesia, kendati mereka berada di luar
lingkunganIndonesia.EkspresiketradisionalanIndonesiadipancarkanlewat
benda-bendabudayadankeseniantradisionalyangdipamerkan,karena,meminjamkata-kata
Holt (2000: 323), produk-produk kebudayaan tersebut mampu membangkitkan
‘emosiIndonesia’ataupengakuan‘ya,iniadalahmilikku’.20
Ekspansi pasar juga jmempunyai implikasi luas dalam kehidupan suatu
komunitas; bukan hanya terbatas pada pengaburan batas-batas kebudayaan, tetapi
jugamempengaruhisistemnilaidantatahubungansosial.Dalammasyarakatyang
ber-orientasipadapasar,carapandangterhadapduniamulaimengalamipergeseran
akibatadanyapengaruhetoskerjakapitalistikyangsemakinmeluasdanmendalam.
Masyarakat serupa itu melihat kehidupan tak ubahnya seperti proses transaksi
(Abdullah, 2006: 112). Hubungan sosial, termasuk hubungan antarnegara, telah
didasarkan pada pertimbangan untung dan rugi. Hampir semua aspek kehidupan
masyarakat telah diambil alih oleh pasar dan kemudian dikelola seperti layaknya
komoditasdagang.Dengankatalain,ekspansipasartelahmenyebabkankehidupan
mengalamiproseskomodifikasi.Duniapolitikdankebudayaanpuntidakterbebas
dariprosesitu.
20TulusWartsitodanKartikasari,hal144.
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
Dalam kondisi serupa itu diplomasi kebudayaan lantas menjadi proses
transaksiproduk-produkkebudayaan,sedangkanparaaktoryangterlibatdidalamnya
bertindakdanberperilakusepertipebisnis.Merekaharusmemikirkancaramengemas
produk kebudayaan, melakukan survei pasar untuk memahami minat dan selera
konsumen, melihat perbedaan kondisi antara negara satu dan yang lain sebagai
segmenpasar,danakhirnyamelakukantransaksi.Komodifikasibudayadalam
diplo-masi kebudayaan dapat dilihat terutama dengan memperha-tikan transaksi
kebudayaanmelaluiprogramTourismTradeandInvestment(TTI).
Aktor-aktorutamaTTIterdiridariBadanPengembanganEksporNasional
(BPEN), Departemen Perdagangan dan Perindustrian (Deperindag), dan Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pihak-pihak ini kurang lebih bertugas
sebagaisemacam’brokerbudaya’.Merekamenjalinkerjasamadenganpakar-pakar
kebudayaandariASbaiksebagaiakademisimaupunkuratordalampameran-pamera
kebudayaan. Kerja sama semacam itu penting dilakukan, karena para pakar
kebudayaan dari AS dianggap sebagai orang-orang yang paling dapat memahami
seleraorangAmerika(WarsitodanKartikasari,2007:151dan158).Masukandan
pendapatdariparapakarkebudayaandijadikanpanduanbagiparaprodusen,yang
tidaklainadalahparaseniman,agarprodukyangmerekahasilkansesuaidengan
seleramasyarakatASselakukonsumen.
SalahsatujenispertunjukanbudayayangsangatdiminatimasyarakatAS
dan negara-negara maju di belahan Eropa adalah wayang kulit purwa. UNESCO
bahkantelahmenganugerahkanpenghargaanuntukwayangkulitpurwasebagaiThe
MasterpieceofOralandIntangibleHeritageofHumanity.Penghargaandaribadan
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
dunia itu didasarkan pada penilaian bahwa wayang kulit purwa mempunyai
kandunganfilsafathidupyangbernilaitinggi(WarsitodanKartikasari,2007:
175-176). Bersamaan dengan pemberian penghargaan untuk wayang kulit purwa itu,
UNESCOjugatelahmenyediakandanauntukmembiayaiproduksi50judulvideo
tentang berbagai produk kebudayaan dari berbagai etnik yang ada di Indonesia.
SetiapjudulvideomendapatkanpendanaansebesarRp100.000.000,-(Warsitodan
Kartikasari,2007:160).Tentusajainiadalahjumlahyangbesaruntukukuranwaktu
itu,sekitar1990-an.Faktainimenunjukkanbahwa‘nilaitinggi’kebudayaan
Indo-nesiatidaksekadarditakardenganmerujukpadakandunganfilosofisataukearifan
tradisionalsepertitelahdisebutkandimuka,tetapidapatdilihatpuladarinilairupiah
atauhargajualnya.Komodifikasibudayamenjaditampakbegitunyata.Olehsebab
itu,pemberianpenghargaanatasstatuskebudayaanIndonesiasebagaikebudayaan
yangbernilaitinggipunlaluberfungsisebagaisemacamiklanyangdapat
mendong-krakpenjualanproduk-produkkebudayaanyangtelahdirepro-duksidengankemasan
baruyangmelibatkanteknologirekamaudio-visual.
Pada saat kebudayaan telah mengalami komodifikasi maka diplomasi
kebudayaanpunmenjadisebuahprojekyangbukanhanyaberbiayamahal,tetapijuga
mendatangkan keuntungan besar. Pameran KIAS pada 1990-an, sebagai contoh,
menghabiskan dana sebesar $ 21 juta US atau setara dengan Rp 41,8 milyar
berdasarkan kurs yang berlaku waktu itu. Dua per tiga dari kebutuhan dana itu
dipenuhi oleh AS melalui sumbangan perusahan AS yang mengais rezeki di
Indonesia,yakniPTCaltexPasificIndonesiadanPTAmoseasIndonesia.Selainitu,
sebagai projek global, diplomasi kebudayaan juga melibatkan modal global yang
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
antaralainbersumberdariTheFordFoundation,TheAsianCulturalCouncil,dan
The Rockefeller Foundation. Proses komodifikasi telah mengubah kriteria yang
dipakaiuntukmenilaikeberhasilandiplomasikebudayaanyanglebihdidasarkanpada
ukuran-ukuranekonomis.PeningkatanjumlahwisatawanASkeIndonesia,jumlah
museumdiASyangterlibatdalampamerankebudayaanIndonesia,publikasimedia
massa AS, dan jumlah warga AS pengunjung pameran KIAS (Warsito dan
Kartikasari, 2007: 138, 141, dan157), menjadi jauh lebih dipentingkandaripada,
misalnya,peningkatanapresiasidankearifansikappemerintahdanmasyarakatyang
merefleksikanmultikulralisme.
1.6.b.MultitrackDiplomacy
KonsepMultitrackDiplomacydikembangkandariperdebatanyangtelah
berlangsunglamadalamkajiantentangdiplomasiantaradiplomasisebagaikegiatan
yangdilakukanolehpemerintahsajaataudiplomasisebagaikegiatanyangdilakukan
olehmasyarakat ke masyarakat (citizendiplomacy). Haliniberkembang dariide
bahwaperangdapatdihindarijikaterdapathubunganpersahabatandanpemahaman
yangbaikantarmasyarakat,danusahaperdamaiandapatdilakukanjikapihak-pihak
yangterlibatdalampotensidankonfliknyataberusahauntuksalingmemahamiposisi
yangdiambilolehpihaklawan.Tekniktawar-menawardannegosiasiyangumumnya
dipandangsebagaibagiandarikontakdiplomatikantarpemerintahdapatdialihkan
dandiadaptasiuntukmegaturketerlibatanantarwarganegaradariberbagaisistem
politikyangberbedatersebut.
Multitrack Diplomacy pada dasarnya adalah sebuah kerangka kerja
konseptualdalammemandangprosesperwujudanperdamaianinternasionalsebagai
PDF-XChange PDF-XChange
w.docu-track .c w.docu-track .c
sebuahsistemkehidupan.Semuanyatercakupdalamsebuahmodeljaring-jaringyang
salingterkaitantarabaikkegiatan,individual,institusidankomunitasyangbekerja
bersamauntuksatutujuantunggal,yaitusebuahduniadalamperdamaian.Konsepini
merupakansebuahekspansidariparadigmaTrackOne(Government)danTrackTwo
(Non-Government)yangtelahmembentukkajianbidanginidalambeberapadekade
terakhir.
Dalamperkembangansejarahnya,konsepmengenaikeduajaluriniberawal
darisebuahkesadaranbahwatidakselamanyasebuahinteraksiformal,ofisialdan
antar-pemerintahdiantaraperwakilanyangditugaskanolehnegaraberdaulat
masing-masing merupakan metode yang efektif dalam mencapai kerjasama inter