• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB :Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB :Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

YUGA TEGUH MUHARAM

0705629

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM

MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa

Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat)

Oleh

Yuga Teguh Muharam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yuga Teguh Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRACT

Yuga Teguh Muharam. (0705629). ANALYTICAL DISCUSSION ON COMMUNITY AWARENESS IN PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (LAND AND BUILDING TAXES) PAYMENT (Analyzed Descriptive Study to the Community in Kayu Ambon Village, Lembang Subdistrict, West Bandung District)

What people need on general facilities are the most main points to be crucially paid attention by the government. It is just a very simple example that the public facilities should be established as early as possible. The key is the occupation of the grant. Most grants for these are acquired from taxes. There are many kinds of taxes. Pajak Bumi dan Bangunan/SPPT (Land and Building Tax) can mostly contribute well for occupying public facilities-one of the government effort to reach the goals on national development.

The outcome of Pajak Bumi dan Bangunan has great contribution to the governmental conductions in the frame of the national development. Pajak Bumi dan Bangunan is as one of the responsibilities given to the government in village level.

The lack of the community awareness in general has been the background of the research. There are still many various handicaps which have not been able to solve faced by the local government. Besides, it needs to know that the communities still do not know how to pay for them. The efforts have to be done for increasing the communities’ awareness in paying Pajak Bumi dan Bangunan.

Analyzed Description is used as the method for expressing the problems as well as the use of qualitative approach. Datum is acquired by using observation and interview techniques, and document and literature studies.

(5)

ABSTRAK

Yuga Teguh Muharam. (0705629). KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal fasilitas umum merupakan hal yang paling utama. Keberadaan fasilitas umum ini adalah contoh yang sederhana dan sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah sehingga pemerintah sebaiknya mendirikan fasilitas umum secepat mungkin. Kuncinya adalah keberadaan dana. Sebagian besar dana untuk semua hal ini diperoleh dari pajak. Ada berbagai jenis pajak. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat memberikan kontribusi lebih besar untuk kebutuhan penyediaan fasilitas umum_salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Hasil dari pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap penyelenggaraan kepemerintahan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu tugas dari pemerintah pusat yang diserahkan ke pemerintah daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kurangnya kesadaran masyarakat pada umumnya menjadi latar belakang dari penelitian ini. Masih ada berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah setempat yang belum terpecahkan. Disamping itu, perlu diketahui pula bahwa masih banyak orang atau masyarakat yang belum mengetahui cara membayar pajak tersebut. Upaya-upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak tersebut.

Deskripsi analitis digunakan sebagai metode untuk mengungkapkan permasalahan dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data-datanya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Penjelasan Istilah ... 9

F. Metode Penelitian ... 10

G. Teknik Penelitian ... 11

H. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 12

I. Teknik Analisis Data ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kesadaran Hukum ... 14

1. Pengertian Kesadaran ... 14

2. Pengertian Hukum ... 16

3. Pengertian Kesadaran Hukum ... 18

4. Tingkat Kesadaran Hukum ... 19

(7)

B. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat... 22

1. Pengertian Masyarakat ... 22

2. Ciri-Ciri Masyarakat ... 23

3. Perubahan Sosial Masyarakat ... 24

4. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ... 26

5. Tipologi Masyarakat ... 28

C. Tinjauan Umum Tentang Pajak ... 33

1. Pengertian Pajak ... 33

2. Dasar Pemungutan Pajak ... 35

3. Fungsi Pajak ... 37

4. Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 38

5. Penggolongan Jenis Pajak ... 41

D. Pajak Bumi dan Bangunan ... 42

1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan ... 42

2. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ... 44

3. Dasar Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan ... 46

4. Manfaat Pajak Bumi dan Bangunan ... 47

5. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ... 45

6. Keberatan dan Banding Dalam Pajak Bumi dan Bangunan ... 50

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 56

B. Teknik Pengumpulan Data ... 59

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 66

D. Tahap Penelitian ... 67

E. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 73

1. Kondisi Geografis Desa Kayuambon ... 73

2. Prasarana dan Sarana Desa Kayuambon ... 79

3. Mata Pencaharian Pokok ... 84

4. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi ... 85

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 86

1. Hasil Observasi ... 86

2. Hasil Wawancara ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 99

(9)

3. Kendala yang Dihadapi Dalam Pembayaran Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 106

4. Upaya Yang Telak Dilakukan Untuk Meningkatkan

Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat Agar Tepat Waktu

Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 114

B. Rekomendasi ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(10)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan 2.1 Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan... 48

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 74

Tabel 4.2 Jumlah Keluarga Petani di Desa Kayuambon ... 75

Tabel 4.3 Keadaan Jenis Pertanian di Desa Kayuambon ... 75

Tabel 4.4 Keadaan Jenis Peternakan di Desa Kayuambon ... 76

Tabel 4.5 Keadaan Jenis Perikanan di Desa Kayuambon ... 77

Tabel 4.6 Keadaan Bidang Ekonomi di Desa Kayuambon ... 77

Tabel 4.7 Prasarana Pendidikan di Desa Kayuambon ... 79

Tabel 4.8 Komposisi Jumlah Siswa dan Guru di Desa Kayuambon ... 80

Tabel 4.9 Prasarana dan Sarana Transportasi di Desa Kayuambon ... 80

Tabel 4.10 Jumlah Alat-Alat Komunikasi di Desa Kayuambon ... 81

Tabel 4.11 Jumlah Kepemilikan Media Elektronik di Desa Kayuambon .. 82

Tabel 4.12 Jumlah Media Informasi di Desa Kayuambon ... 82

Tabel 4.13 Jumlah Prasarana Olahraga di Desa Kayuambon ... 82

Tabel 4.14 Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis di Desa Kayuambon ... 83

Tabel 4.15 Prasarana Air Bersih dan Sanitasi di Desa Kayuambon ... 83

Tabel 4.16 Komposisi Pekerjaan Penduduk di Desa Kayuambon ... 84

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Objek yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai jual merupakan suatu

objek hukum. Objek hukum tersebut dapat menjadi suatu kekayaan yang

dimiliki seseorang yang tentunya setiap kekayaan tersebut diatur didalam

Undang-undang. Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang

mengatur mengenai hubungan antara subjek hukum dan objek hukum dalam

suatu peristiwa hukum. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara

para subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan

dengan objek hukum tertentu, dengan tujuan untuk memiliki benda tersebut

sebagai kekayaannya.

Dari bermacam-macam objek hukum, salah satu yang paling menjadi

sorotan adalah kepemilikan sebidang tanah. Sebidang tanah tidak serta merta

dapat dimiliki begitu saja oleh seseorang atau suatu lembaga/perusahaan,

tetapi ada aturan dan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang

atau suatu lembaga. Selain itu, sebidang tanah yang telah dimiliki tidak begitu

saja dapat terlepas ikatan dengan negara dimana tanah itu berada, karena

terdapat kewajiban yang harus diberikan oleh pemilik tanah tersebut kepada

negara berupa pajak. Tidak hanya tanah saja, jika di atas sebidang tanah

tersebut berdiri suatu bangunan, maka pajak dibebankan juga terhadap

(12)

disebut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Agus Setiawan (2006:325)

berpendapat mengenai pengertian Pajak Bumi dan Bangunan sebagai berikut:

“Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat (dalam hal ini dilakukan oleh Ditjen Pajak yang dalam pelaksanaannya senantiasa bekerjasama dengan

pemerintah daerah).”

Berdasarkan kutipan di atas, Pajak Bumi dan Bangunan bersifat wajib

untuk dipenuhi atas kepemilikan bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) diwajibkan terhadap wajib pajak karena kepemilikan bumi

dan bangunan, penguasaan, dan pemanfaatan atas keberadaan bumi dan

bangunan tersebut. Pajak ini dipungut bukan untuk kepentingan perseorangan

tetapi ditujukan untuk pembangunan di berbagai wilayah suatu negara, yang

diatur oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak yang dalam

pelaksanaan pembayarannya dibantu oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini,

desa memiliki salah satu peranan penting dalam kelancaran pembayaran pajak.

Desa merupakan pemerintahan yang paling intens berhubungan dengan

masyarakat dan sekaligus yang paling mengetahui kondisi masyarakat

disekitarnya. Adapun dasar hukum yang mengatur mengenai Pajak Bumi dan

Bangunan adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pajak Bumi dan

Bangunan yang telah diganti oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan terhadap tanah atau

bangunan yang berdiri di atasnya baik itu rumah, toko, perusahaan dan lain

(13)

penguasaan, dan pemanfaatan atas bumi dan bangunan yang ada. Tujuan dari

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ini adalah untuk mendukung terciptanya

pembangunan nasional. Dengan demikian, kesadaran masyarakat untuk

membayar PBB sangat diperlukan, karena dengan tingkat kesadaran

masyarakat yang tinggi, maka penyediaan fasilitas umum dapat berjalan

berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah di

lakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan otonomi

daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Berdasarkan alasan tersebut, pemenuhan kewajiban membayar Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu tanggung jawab yang dibebankan

kepada pemerintah di tingkat desa untuk mengingatkan dan mengkoordinir

warganya agar taat dan tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

Berdasarkan aturan tersebut di atas, maka pemerintah desa memiliki

peran yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan

yang salah satunya adalah menangani permasalahan pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) di wilayah hukumnya. Dalam pelaksanaannya pajak

bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan masyarakat sangat

berperan juga dalam tercapainya program pembangunan yang telah dirancang

(14)

masyarakat sangat diperlukan demi terlaksananya cita-cita pembangunan

nasional. Salah satu faktor utama dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan tersebut adalah masyarakat yang mampu menempatkan antara

hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Dengan kata lain, seorang warga

negara harus mampu melaksanakan kewajibannya berdasarkan hukum dan

aturan yang berlaku selain menuntut haknya sebagai warga negara.

Dalam penggunaan tanah dan bangunan yang ada di wilayah hukum

Republik Indonesia, masyarakat khususnya wajib pajak berkewajiban untuk

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas manfaat yang didapatkan

dalam penggunaan tanah atau bangunan tersebut. Namun pada

pelaksanaannya, tidak sedikit wajib pajak yang mengabaikan kewajibannya

tersebut. Jika dilihat berdasarkan peraturan yang berlaku, Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) harus dibayar setiap tahun oleh wajib pajak tepat pada

waktunya. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemui masyarakat yang

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak tepat pada waktunya.

Padahal jika dilihat dari tujuannya, Pajak merupakan salah satu sumber utama

pendapatan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dan mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan wajib pajak terlambat

dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Beberapa faktor

diantaranya adalah pemilik tanah dan bangunan yang berdomisili di luar

daerah. Dengan keberadaan pemilik tanah yang berdomisili di luar daerah

(15)

tinggal yang jauh sehingga menyulitkan pemerintah setempat dalam

memberitahukan dan menagih pajak yang harus dilunasi oleh wajib pajak

tersebut. Selain itu, dalam memberitahukan dan menagih pajak yang harus

dilunasi tentu saja mengeluarkan biaya transportasi dan akomodasi yang

disebabkan oleh jauhnya jarak dan waktu yang harus ditempuh. Permasalahan

tersebut menyebabkan pemerintah desa harus mengeluarkan anggaran lebih

dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Faktor lain yang berpengaruh adalah minimnya kesadaran masyarakat

untuk membayar pajak tepat pada waktunya. Penyebab keterlambatan

pembayaran pajak adalah minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya

membayar pajak tepat waktu. Jika masyarakat sadar dan taat terhadap

kewajibannya untuk membayar pajak tepat waktu, maka secara tidak langsung

telah meringankan beban pemerintah desa karena pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) tidak harus selalu diingatkan lagi oleh pemerintah desa.

Permasalahan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) lainnya adalah masih terdapat Pemerintah Desa di beberapa

Kecamatan di Wilayah Jawa Barat harus mengeluarkan dana talangan untuk

melunasi Pajak Bumi dan Bangunan warganya. Hal ini dilakukan pemerintah

desa karena penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) harus sesuai target,

sedangkan pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari masyarakat

masih kurang dari target yang telah ditentukan sehingga pemerintah desa

untuk sementara mengeluarkan dana talangan untuk memenuhi target sambil

(16)

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dikaji lebih

dalam tentang sejauh mana kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) khususnya di Desa Kayuambon Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan

guna memperlancar berjalannya pemerintahan. Jika masyarakat sadar dan

patuh terhadap hak dan kewajibannya, maka penyelenggaraan pemerintahan

akan lebih tertib dan tidak akan menemui banyak hambatan. Wujud dari

kesadaran yang dilakukan masyarakat sejalan dengan yang di kemukakan

oleh Kosasih Djahiri (1985: 18), yaitu “berupa nilai dan jenisnya yang secara

utuh dan bulat merupakan suatu sistem, sikap (penampilan kecenderungan

akan sesuatu), penghayatan citra, cita rasa, emosi dan feeling, kemauan, nilai

dan keyakinan/belief”.

Widjaya (1984 : 14) mengemukakan bahwa tingkat kesadaran

seseorang dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :

“Sadar (kesadaran) itu adalah kesadaran kehendak dan kesadaran

hukum. Sadar diartikan merasa, tahu, ingat keadaan sebenarnya dan ingat keadaan dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan merasa, misalnya tentang harga diri, kehendak hukum

dan lainnya”.

Dari latar belakang di atas, untuk selanjutnya penulis mencoba

memberikan alternatif pemecahan masalah melalui penelitian tentang

kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

khususnya dengan judul “Kajian Tentang Kesadaran Masyarakat Dalam

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Deskriptif Analitis Pada

(17)

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah pokok dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah kesadaran masyarakat dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat?” Adapun penjabaran dari permasalahan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa kayuambon dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

2. Bagaimana tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di

Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB)?

4. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat agar tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB)?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran tentang kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan

(18)

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Mengetahui tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di

Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

d. Mengetahui upaya yang telah dilakukan pemerintah setempat untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) tepat pada waktu.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan

keilmuan mengenai pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya

kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat waktu

demi tercapainya program pembangunan nasional.

2. Praktis

a. Menambah wawasan bagi Penulis dalam memahami kesadaran dalam

(19)

b. Memberikan gambaran secara faktual tentang berbagai faktor yang

berpengaruh dan kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) di Desa kayuambon.

c. Memberikan masukan terhadap perangkat desa dan instansi terkait

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tepat waktu dalam

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

E. Penjelasan Istilah

1. Kesadaran

Menurut Koentjaraningrat (1990: 91) “kesadaran yaitu seluruh

perasaan dan pengalaman seorang individu beserta proses-proses yang

terjadi dalam pikiran dan jiwa seorang individu yang berhubungan dengan

hal itu, proses-proses dimana terhenti sewaktu tidur, pingsan atau koma”.

Dalam hal ini, kesadaran lebih difokuskan pada kesadaran terhadap aturan

hukum.

2. Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (1990: 146) masyarakat adalah

“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem

adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa

identitas bersama”. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat

(20)

3. Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Rochman Soemitro (1986: 5) “Pajak Bumi dan Bangunan

adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu

yang lebih dipentingkan adalah objeknya dan karena itu status orang atau

badan yang dijadikan subjek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi

besarnya pajak”.

4. Desa

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskah bahwa

desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat yang diakui dan dihormati oleh sistem pemerintahan Negera

Kesatuan Republik Indonesia.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2004:1).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif merupakan metode penelitian yang tidak hanya menyajikan data,

mengumpulkan dan menganalisis data, tetapi dengan pembahasan yang lebih

lanjut, yaitu analisis dan interpretasi tentang arti data yang ada dengan maksud

untuk menjelaskan permasalahannya, dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Nana Syaodih, (2009:72) penelitian deskriptif adalah

(21)

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah ataupun rekayasa manusia”.

G. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur menurut Endang Danial (2001: 80) adalah “mempelajari

buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu mempelajari buku-buku

sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti”.

2. Wawancara percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan

dengan dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan

pertanyaan yang diwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu, (Lexi Meleong, 2004;135).

3. Menurut Sugiyono (2010: 145), “observasi adalah suatu teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.

4. Studi Dokumentasi Menurut Endang Danial (2001: 79)

(22)

dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang di kumpulkan. “

H. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tentang kesadaran masyarakat dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

a. Kepala Desa Kayuambon sebagai pimpinan dalam menjalankan roda

pemerintahan di tingkat desa.

b. Perangkat Desa Kayuambon sebagai mitra Kepala Desa yang

bersama-sama dengan pemerintah desa untuk menetapkan kebijakan desa dalam

pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

c. Petugas pemungutan pajak Desa Kayuambon sebagai petugas pelaksana

pemungutan pajak di lapangan dan secara umum mengetahui kondisi

serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.

d. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai pelaksana pembayaran Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Desa Kayuambon, Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penulis memilih Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai lokasi penelitian

karena penulis ingin mengetahui dan mengangkat masalah dalam

(23)

lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Lexi Moleong,

2004: 248) adalah sebagai berikut:

“upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.”

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik analisis

data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian yang harus

dilakukan untuk dapat melakukan analisis terhadap data yang ditemukan di

lapangan. Langkah-langkah analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencatat data lapangan

2. Mengorganisasi data

3. Memilah-milah data berdasarkan kategori yang telah ditentukan

4. Mereduksi data yang tidak berkaitan dengan tujuan penelitian

5. Mensintesiskan data sehingga mudah dipahami

6. Mencari dan menemukan pola dan hubugan-hubungan sesuai dengan tujuan

penelitian

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi

(2003: 1) adalah sebagai berikut:

“Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara

yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan seseuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk

mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai

menyusun laporannya”.

Dari pengertian tersebut di atas, yang dimaksud dengan metodologi

penelitian adalah tata cara melaksanakan penelitian yang meliputi

kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan

menyusun laporan berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

fakta yang ditemukan di lapangan.

Menurut Sugiono (2007: 1) “metode penelitian pada dasarnya

adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut, metode sangat diperlukan dalam

melakukan penelitian agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan secara

ilmiah dengan mengacu pada tujuan dari penelitian itu sendiri.

Menurut Endang Danial ((2009: 62) “metode deskriptif adalah

metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistimatik suatu

(25)

akurat”. Berdasarkan kutipan tersebut, metode deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di lapangan secara akurat.

Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (1998:63) adalah

sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi”.

Berdasarkan kutipan di atas, tujuan dari metode deskriptif adalah

untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada. Dalam

penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kesadaran masyarakat dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), masalah yang ingin diteliti

adalah sejauh mana kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya khususnya di Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan latar belakang

masalah di atas akhirnya penulis tertarik untuk mengkaji masalah tersebut

dengan menggunakan metode deskriptif yaitu membuat deskripsi akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

terjadi.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Nasution (2003: 18) adalah sebagai

berikut:

“Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut

(26)

“natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”.

Berdasarkan kutipan di atas, pendekatan kualilatif bersifat natural

karena data di lapangan bersifat natural dan tanpa manipulasi, penelitian ini

tidak menggunakan alat ukur tetapi lebih kepada cara eksperimen atau

melakukan test.

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong , 2004: 4) “metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”.

Jika dilihat dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif tidak menggunakan

alat-alat pengukur. Selain tidak menggunakan alat pengukur, situasi

penelitian bersifat natural dalam artian tidak ada manipulasi didalamnya

dan data hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif. Oleh karena

itulah dikatakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

bercorak kualitatif.

Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah

peneliti sendiri sehingga dapat menggali masalah yang ada dalam

masyarakat atau dalam hal ini dilingkungan sekolah. Penelitian berperan

aktif dalam memuat rencana penelitian, proses, dan pelaksanaan penelitian,

serta menjadi faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (1996: 54) bahwa “dalam

(27)

yang terjun langsung kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan

informasi melalui observasi dan wawancara”.

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti lebih mengutamakan

pendekatan antar manusia antara lain selama proses penelitian peneliti lebih

banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di

lingkungan lokasi penelitian yaitu Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

– Kabupaten Bandung Barat, dengan demikian di tempat penelitian tersebut

peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data terperinci tentang berbagai

hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam

melaksanakan penelitian, karena salah satu modal utama dalam penelitian

adalah pengumpulan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan teknik

pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi menurut Sugiono (2010: 145) adalah sebagai berikut:

“suatu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.

Berdasarkan kutipan di atas, observasi objek penelitiannya lebih

luas karena tidah hanya terbatas pada orang tetapi bisa berdasarkan data

(28)

Menurut Chaedar Alwasilah (2002: 155) melalui observasi,

“peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit

understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory-in-use), dan

sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara

atau survey”. Oleh karena itu, salah satu kegunaan dari observasi adalah

memperoleh data yang tidak didapatkan melalui teknik pengumpulan data

lainnya.

Menurut Danial Endang (2009: 77-79) jika dilihat dari pekerjaannya

maka observasi dapat dikategorikan menjadi “observasi langsung,

observasi partisipatif, dan observasi tidak langsung”.

a. Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan dengan cara pengamatan secara

langsung oleh pengamat (observer) pada objek yang diamati. Dalam

penelitian ini, penulis mengamati langsung bagaimana kesadaran

masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa

Kayuambon, sehingga ditemukannya masalah yang aktual dan penulis

ingin mengkajinya secara mendalam. Dengan dilakukannya observasi

langsung penulis bisa memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan

keadaan lapangan.

Melalui observasi langsung peneliti bisa mengamati/melihat

langsung masalah/objek yang akan diteliti sehingga bisa memperolah

data yang sesuai dengan keadaan lapangan, dan hasil pengamatan data

(29)

sehingga untuk menyusun hasil pengamatannya lebih terperinci, dan

terstruktur sesuai dengan data yang ada dilapangan.

b. Observasi Partisipatif

Observasi partisipasif dilakukan dengan cara pengamatan

langsung yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti terlibat secara

langsung dalam pengamatan yang dilakukannya.

c. Observasi tidak Langsung

Pengamatan tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan

melalui media lain seperti media elektronik, media cetak, dan melalui

orang atau kelompok orang yang berkaitan dengan objek penelitian.

Hasil pengamatan itu dicatat berdasarkan kaitannya dengan masalah

yang diteliti.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga

observasi tersebut masing-masing memiliki kriteria sebagai berikut.

1) Observasi langsung peneliti bisa mengamati objek dengan langsung

sehingga bisa mendapatkan data sesuai yang dengan keadaan

lapangan.

2) Observasi partisipatif hampir sama dengan observasi langsung

hanya, dalam observasi partisipatif ini peneliti juga ikut berperan

dalam perilaku yang diamati.

3) Observasi tidak langsung peneliti hanya melakukan pengamatan

melalui media, dan hasil pengamatannya bisa dicatat yang berkenaan

(30)

Menurut Nasution (2003: 60) mengenai observasi langsung

bahwa “dengan berada secara pribadi dalam lapangan, peneliti

memperoleh kesempatan mengumpulkan data yang lebih banyak, lebih

terinci dan lebih cermat”. Oleh karena itu, observasi langsung dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas, cermat, dan

terperinci karena pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh

peneliti.

2. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Menurut Lexy Moleong (2010: 186) wawancara adalah

“percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu”. Berdasarkan pendapat Moleong tersebut, yang menjadi

pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah narasumber

yang sesuai dengan objek yang akan di teliti.

Menurut Endang Danial (2009: 71) wawancara adalah “teknik

mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara

peneliti dan responden secara sungguh-sungguh”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa

wawancara adalah pertukaran informasi antara responden dengan

peneliti dengan tujuan memperoleh data berdasarkan objek yang akan di

teliti. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada warga desa

(31)

Masyarakat, dan beberapa orang masyarakat yang dipilih secara acak.

Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data bagi penelitian.

Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan menggali jawaban lebih

lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya,

kemudian data tersebut dianalisis, sehingga data tersebut menjadi suatu

kajian. Maksud wawancara sebagai teknik penelitian dikemukakan oleh

Nasution (1996: 73) bahwa “Tujuan wawancara untuk mengetahui apa

yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana

pandangannya tentang dunia yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui

melalui observasi”. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan penulis berkisar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan

dan disusun meskipun wawancara dapat berlangsung secara informal.

Melalui wawancara penulis juga dapat memperoleh informasi yang

mendalam karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh

Chaedar Alwasilah (2002: 154) sebagai berikut:

1)Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak dimengerti responden.

2)Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up questions).

3)Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan. 4)Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa

silam dan masa mendatang.

b. Langkah-langkah Wawancara

Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2006: 76) mengemukakan ada

tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

(32)

2.Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

3.Mengawali atau membuka alur wawancara 4.Melangsungkan alur wawancara

5.Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

6.Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

7.Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3. Studi Dokumentasi

Pengertian studi dokumentasi menurut Endang Danial (2009: 79)

yaitu:

“mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan

data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat

penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan”.

Berdasarkan kutipan di atas, dokumen sangat dibutuhkan dalam

penelitian sebagai bukti pendukung dalam melakukan penelitian karena

dokumen memiliki manfaat yang banyak dalam penelitian. seperti yang

dikemukakan Lexy Moleong (2004: 217) bahwa “dokumen sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal

dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan untuk meramalkan”. Oleh karena itu, dokumen dapat dijadikan

salah satu acuan dalam melakukan penelitian karena memili berbagai

manfaat yang berguna sebagai sumber data dalam melakukan penelitian.

Dokumen yang didapatkan harus di analisis sesuai dengan fokus

penelitian seperti yang dikemukakan Guba dan Lincoln (Chaedar Alwasiah,

(33)

a.Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen itu tidak lagi berlaku.

b.Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.

c.Dokumen itu sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya, tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri.

d.Dokumen itu relative mudah dan murah dan terkadang dapat diperoleh dengan cuma-cuma.

e.Dokumen itu sumber data yang non-reaktif. Tatkala responden reaktif dan tidak bersahabat, peneliti dapat beralih ke dokumen sebagai solusi.

f.Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interviu atau observasi.

4. Studi Literatur

Studi literatur (Endang Danial, 2009: 80), adalah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,

majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

a. Subjek penelitian

Penelitian kualitatif mengharuskan informasi atau data diperoleh

dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Lexy Moleong (1988: 224)

bahwa “maksud dari sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai sumber dan menggali informasi yang akan menjadi

dasar dari rancangan dan teori yang muncul”. Untuk memperoleh informasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan pemilihan sample seperti

(34)

sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi, sampel yang

berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi”.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif harus sumber yang

dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan

penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dijadikan sujek penelitian

dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat. Hal ini didasarkan bahwa Kepada Desa sebagai pemimpin di

Desa sudah tentu mengetahui secara gamblang fenomena yang terjadi di

masyarakat terutama mengenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Perangkat desa yang juga mitra Kepala Desa tentunya dapat

memberikan informasi yang berkaitan dengan pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) yang dilakukan oleh masyarakat.

3. Petugas pemugutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai orang

yang turun langsung ke lapangan dalam pelaksanaan penagihan Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga mengetahui permasalahan yang

dihadapi di lapangan.

4. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai subjek Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) yang melaksanakan kewajibannya dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian.

Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian adalah di Desa Kayuambon

(35)

D. Tahap Penelitian

Tahap penelitian adalah langkah-langkah penulis dalam melaksanakan

penelitian mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan proses penelitian.

Tahapan penelitian harus dipersiapkan secara matang demi kelancaran dan

meminimalisir hambatan dalam melakukan penelitian. Adapun persiapan

penelitian yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian

terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan latar

belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Setelah tahapan

tersebut dan lokasi penelitian telah ditentukan, selanjutnya penulis

mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait. Adapun prosedur

perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditandatangani oleh

ketua jurusan PKn, sebagai pengantar untuk melakukan penelitian ke

instansi yang dituju dan surat penelitian tersebut disahkan oleh pembantu

dekan FPIPS UPI.

b. Kepala BAAK UPI memberikan surat rekomendasi penelitian yang

secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan

(36)

c. Pembantu Rektor 1 atas nama rektor mengeluarkan surat permohonan

izin penelitian untuk disampaikan kepada Kesbang Kabupaten Bandung

Barat.

d. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten Bandung Barat mengeluarkan surat

izin penelitian untuk disampaikan kepada Camat Kecamatan Lembang.

e. Kepala Desa Kayuambon memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, tahap selanjutnya yang harus

dilakukan penulis adalah pelaksanaan penelitian. Berdasarkan surat izin

penelitian dari instansi terkait maka penelitian pun segera dilakukan oleh

penulis. Penulis melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk

memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan melalui wawancara antara peneliti dengan

responden berlansung di lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat, antara lain wawancara dengan Kepala

Desa, Perangkat Desa, tokoh masyarakat serta warga masyarakat Desa

kayuambon. Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan

mendapatkan informasi lebih lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian

untuk dituangkan kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat

mengungkapkan data secara rinci. Data yang diperoleh melalui wawancara

kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung

oleh dokumen lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.

(37)

Setelah pra penelitian dan penelitian telah siap dilaksanakan,

tahapan selanjutnya adalah penelitian melaksanakan wawancara dengan

berpatokan kepada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan

sebelumnya, studi dokumentasi dan studi literatur. Pedoman wawancara

yang penulis siapkan terdiri dari pedoman wawancara untuk Kepala Desa

dan Perangkat Desa, petugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dan Warga Desa Kayuambon.

4. Tahap Analisis Data

Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi perlu dianalisis secara akurat. Pengolahan dan analisis data

yang didapatkan di lapangan merupakan hal yang wajib dan sangat penting

dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis

data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun data yang

kemudian dikategorikan sesuai dengan tujaun dari penelitian. langkah

selanjutnya adalah mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh

dengan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tujuan penelitian. dengan

maksud untuk mendapatkan maknanya dan dikembangkan menjadi teori.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1988:

248) adalah sebagai berikut:

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

(38)

Berdasarkan kutipan di atas, dalam melaksanakan analisis data

diperlukan ketelitian karena banyak hal yang harus dilakukan dalam mengolah

data yang diperoleh di lapangan. Namun demikian, analisis data tidak hanya

dilakukan setelah selesai terjun ke lapangan, tetapi sejak sebelum memasuki

lapangan, seperti pendapat Sugiyono (2009: 90) bahwa “sebelum melakukan

penelitian ke lapangan, penelitian kualitatif telah melakukan analisis data

sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil

studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian”.

Menurut Seiddel (Moleong, 1988: 248) ada tiga proses analisisi data

kualitatif sebagai berikut:

1.Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2.Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3.Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Berdasarkan kutipan di atas, proses analisis data merupakan tahapan

yang dilakukan untuk mengetahui dan mencari makna hasil temuan di

lapangan yang kemudian dijadikan temuan-temuan umum penelitian. Proses

analisis data tersebut sedikitnya memiliki tiga langkah yang harus dilakukan

seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 91)

yaitu “mencakup reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan kesimpulan (conclusion drawing).

(39)

Reduksi data menurut Sugiyono (2009: 92) bahwa :mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Oleh karena itu, reduksi data

dilakukan untuk merangkum dan memilah-milah temuan yang diperlukan

dalam penelitian sehingga dapat difokuskan sesuai dengan tujuan

penelitian.

Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempemudah

peneliti memahami dan mengkaji data yang diperoleh di lapangan. Dalam

hal ini, peneliti akan mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan

responden serta dari sumber lain mengenai kesadaran masyarakat dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk dapat dikaji secara

detail. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melengkapi

dan mencari data lain yang dibutuhkan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sugiyono (2009: 95) “dalam penelitian kualitatif penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya”. Dengan menyajikan data maka akan

mempermudah dalam memahami apa yang terjadi di lapangan dan

memberikan gambaran rencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah diuraikan tersebut. Dalam penelitian deskriptif analitis, display data

yang dilakukan akan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

(40)

Menurut Sugiyono (2009: 99) “kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan”. Kesimpulan atau

verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan

penelitian dan merupakan pernyataan singkat dari keseluruhan temuan di

lapangan mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan didalam bab IV dan

berdasarkan pada data dan fakta yang telah diteliti, maka pada bab V ini akan

dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi

diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada yang

membutuhkannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang

telah dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan deskripsi penelitian dan analisis penelitian dapat

ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat masih kurang, karena baru sebagian

masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui tentang

Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan yang berlaku. Selain itu,

masyarakat kurang menyadari manfaat yang diterima apabila pembayaran

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya. Faktor lain yang

menyebabkan kesadaran masyarakat masih kurang adalah masih

(42)

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga petugas pajak

mengalami kesulitan dalam menagih Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa

kesimpulan sebagai berikut ini.

a. Tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) masih kurang karena masih banyak wajib pajak yang melalaikan

kewajibannya membayar pajak dan masih dilandasi oleh alasan serta

motivasi yang beranekaragam. Kesadaran hukum seperti ini dianggap

kurang mantap karena mudah berubah dan terpengaruh oleh situasi.

b. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat dilakukan melalui

tiga cara yaitu pembayaran kolektif melalui desa, melalui bank yang

ditunjuk untuk menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

atau wajib pajak datang langsung ke Kantor Pajak Pratama untuk

membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang menjadi

kewajibannya.

c. Kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat bermacam-macam yaitu keadaan ekonomi wajib pajak yang

(43)

sebenarnya, dan wajib pajak bertempat tinggal di luar kota sehingga sulit

melakukan penagihan pajak.

d. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pemerintah

desa melakukan sosialisasi melalui ketua RT dan RW tentang kewajiban

membayar pajak dan jika terdapat aturan baru mengenai Pajak Bumi dan

Bagunan (PBB) disosialisasikan pula melalui ketua RT dan RW.

sehingga yang berperan penting secara langsung untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) adalah ketua RT, ketua RW, dan petugas pemungutan pajak yang

ditunjuk.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan,

maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi berupa saran pada pihak-pihak

yang berkepentingan yang kiranya dapat menjadi masukan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya di

lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah

melaksanakan penelitian untuk turut memberikan kontribusi berupa saran pada

pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti

(44)

1. Kepada Kepala Desa Kayuambon

a. Sehubungan dengan masih banyaknya warga yang belum memenuhi

kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

diperlukan kerjasama yang baik dengan lembaga terkait dan kompetensi

petugas terkait harus ditingkatkan sehingga setiap tugas yang dijalankan

oleh lembaga dan petugas tersebut dapat diawasi dengan baik oleh

Kepala Desa.

b. Dengan masih terdapatnya berbagai kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pelaksanaan

rapat koordinasi harus lebih intens sehingga berbagai informasi dan

kendala yang dihadapi akan lebih cepat dapat diatasi.

c. Diperlukan sikap terbuka dalam menampung dan mempertimbangkan

berbagai aspirasi masyarakat, karena masih terdapat wajib pajak yang

mengalami kendala dalam menunaikan kewajibannya dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

d. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat

mengenai aturan dan manfaat membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), diperlukan program-program sosialisasi yang tepat kepada

masyarakat secara langsung seperti “Anjang Sono dan Saresehan” atau

program lainnya, sehingga masyarakat lebih memahami manfaat dan

(45)

2. Kepada Perangkat Desa

a. Perangkat desa dalam upaya mengoptimalkan kinerjanya senantiasa

dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan kepala desa secara

maksimal sehingga dapat segera didapatkan solusi berkaitan dengan

masalah yang dihadapi.

b. Sehubungan dengan masih terdapatnya kendala dalam pembayaran

pajak, dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat

perangkat desa perlu memiliki kemampuan untuk membina hubungan

baik dengan masyarakat sehingga kendala yang dihadapi oleh

masyarakat khususnya dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) dapat segera mendapatkan solusi dan dapat diatasi secepat

mungkin.

c. Memiliki kerjasama dan koordinasi yang baik dengan lembaga terkait

dalam rangka mengoptimalkan pelayanan terhadap wajib pajak dalam

menunaikan kewajibannya, sehingga wajib pajak akan lebih mudah

dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan

kewajibannya membayar pajak.

3. Kepada Petugas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

a. Dikarenakan banyak faktor yang menghambat wajib pajak dalam

memenuhi kewajibannya, diharapkan para petugas pemungutan pajak

dapat menampung aspirasi masyarakat dan memperhatikan kondisi di

(46)

desa sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Senantiasa mengingatkan masyarakat akan kewajiban membayar pajak

tepat pada waktunya serta mensosialisasikan manfaat yang didapatkan

secara pribadi dan manfaat untuk kepentingan umum dari pembayaran

pajak, sehingga tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang

berangsur-angsur akan semakin meningkat.

c. Diperlukan adanya penyelenggaraan peningkatan kompetensi petugas

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar dapat meminimalisir

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

4. Kepada Masyarakat Desa Kayuambon

a. Mengingat tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) masih rendah, diharapkan warga dapat bersikap

kritis khususnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

pajak dan aturan hukum yang berlaku sehingga dapat menambah

wawasan tentang pentingnya kesadaran membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

b. Petugas pemungutan pajak sering kali mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya, oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat

menunaikan kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan tepat

pada waktunya sebagai salah satu cerminan warga negara yang baik dan

(47)

c. Dikarenakan masih terdapatnya SPPT yang tidak sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya, maka masyarakat harus cepat tanggap terhadap

berbagai permasalah yang dihadapi sehingga dapat lebih cepat ditangani

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Affandi, dkk. (1988). Materi Pokok Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka

Alwasiah, Chaedar. (1985). Beberapa Mazab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.

Bestari, Prayoga dan Suriakusuma. (2008). Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Laboratorium Pkn UPI

Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn Universitas Pendidikan Indonesia.

Darwis, Ranidar. (2003). Pendidikan Hukum dalam Konteks Sosial Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara. Bandung:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2004). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP

Djamali, R Abdoel. (1984). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Djuher. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kurnia, Siti dkk. (2006). Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Magnis, Frans Von. (1985). Etika Umum. Yogyakarta : Kanisius

(49)

Moleong, Lexy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mutakin, awan dkk. 2000. Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika. Bandung: Buana Nusa

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nurbako, Cholid dan Abu Achmadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku

III”. Jakarta : Bina Cipta.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. (2006). Perpajakan Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Siswopangripto, Soehartono dan Suprihadi. (1984). Pokok – Pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Alumni

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali

Soemitro Rochmat. (1986). Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: Fresco

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta

Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.

(50)

Dokumen:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 32 Tahun (2004) tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun (2005) tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Dirjen Pajak. (1991). Perpajakan Di Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Gambar

gambaran tentang kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan
grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melengkapi

Referensi

Dokumen terkait

Nama butter (mentega) hanya diperbolehkan untuk mentega yang mengandung lebih dari 95% lemak, dan boleh diberi keterangan ‘ salted ’ (asin) dan ‘ unsalted ’ (tawar) sesuai

TerminaL Condongcatur) Pada Waktu Pagi Hari 83 5.16 Hasil Survei On Boarding Angkutan Perdesaan 84 5.17 Kinerja Operasional Angkutan Perdesaan Sleman 98 5.18 Komponen

Gambar Tampilan Program Enkripsi... Gambar Tampilan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis intensitas gangguan simpai berdasarkan ruang aktivitas, jenis tanaman, waktu aktivitas dan menganalisis upaya mitigasi gangguan

Madrasah ini lebih di kembangkan dengan menambah pengetahuan umum di samping pengetahuan agama, pembinaan terdiri dari A. Pendidikan tingkat Ibtidaiyah dengan murid

Selain itu persepsi Wajib Pajak juga penting bagi Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I Kota Surabaya adalah ketika memahami sosialisasi, dan mengikuti amnesti pajak tentu

Kajian ini bertujuan untuk menentukan posisi dan kedalaman batuan penyusun Candi Situs Palgading yang telah terpendam dengan menggunakan data magnetik.. Waktu pengukuran data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi (interaksi) mulsa dengan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan kadar N, P, K tanah, memperbaiki pertumbuhan (tinggi tanaman,