KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh:
YUGA TEGUH MUHARAM
0705629
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM
MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa
Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat)
Oleh
Yuga Teguh Muharam
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yuga Teguh Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRACT
Yuga Teguh Muharam. (0705629). ANALYTICAL DISCUSSION ON COMMUNITY AWARENESS IN PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (LAND AND BUILDING TAXES) PAYMENT (Analyzed Descriptive Study to the Community in Kayu Ambon Village, Lembang Subdistrict, West Bandung District)
What people need on general facilities are the most main points to be crucially paid attention by the government. It is just a very simple example that the public facilities should be established as early as possible. The key is the occupation of the grant. Most grants for these are acquired from taxes. There are many kinds of taxes. Pajak Bumi dan Bangunan/SPPT (Land and Building Tax) can mostly contribute well for occupying public facilities-one of the government effort to reach the goals on national development.
The outcome of Pajak Bumi dan Bangunan has great contribution to the governmental conductions in the frame of the national development. Pajak Bumi dan Bangunan is as one of the responsibilities given to the government in village level.
The lack of the community awareness in general has been the background of the research. There are still many various handicaps which have not been able to solve faced by the local government. Besides, it needs to know that the communities still do not know how to pay for them. The efforts have to be done for increasing the communities’ awareness in paying Pajak Bumi dan Bangunan.
Analyzed Description is used as the method for expressing the problems as well as the use of qualitative approach. Datum is acquired by using observation and interview techniques, and document and literature studies.
ABSTRAK
Yuga Teguh Muharam. (0705629). KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)
Yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal fasilitas umum merupakan hal yang paling utama. Keberadaan fasilitas umum ini adalah contoh yang sederhana dan sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah sehingga pemerintah sebaiknya mendirikan fasilitas umum secepat mungkin. Kuncinya adalah keberadaan dana. Sebagian besar dana untuk semua hal ini diperoleh dari pajak. Ada berbagai jenis pajak. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat memberikan kontribusi lebih besar untuk kebutuhan penyediaan fasilitas umum_salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Hasil dari pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap penyelenggaraan kepemerintahan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu tugas dari pemerintah pusat yang diserahkan ke pemerintah daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
Kurangnya kesadaran masyarakat pada umumnya menjadi latar belakang dari penelitian ini. Masih ada berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah setempat yang belum terpecahkan. Disamping itu, perlu diketahui pula bahwa masih banyak orang atau masyarakat yang belum mengetahui cara membayar pajak tersebut. Upaya-upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak tersebut.
Deskripsi analitis digunakan sebagai metode untuk mengungkapkan permasalahan dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data-datanya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Penjelasan Istilah ... 9
F. Metode Penelitian ... 10
G. Teknik Penelitian ... 11
H. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 12
I. Teknik Analisis Data ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kesadaran Hukum ... 14
1. Pengertian Kesadaran ... 14
2. Pengertian Hukum ... 16
3. Pengertian Kesadaran Hukum ... 18
4. Tingkat Kesadaran Hukum ... 19
B. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat... 22
1. Pengertian Masyarakat ... 22
2. Ciri-Ciri Masyarakat ... 23
3. Perubahan Sosial Masyarakat ... 24
4. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ... 26
5. Tipologi Masyarakat ... 28
C. Tinjauan Umum Tentang Pajak ... 33
1. Pengertian Pajak ... 33
2. Dasar Pemungutan Pajak ... 35
3. Fungsi Pajak ... 37
4. Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 38
5. Penggolongan Jenis Pajak ... 41
D. Pajak Bumi dan Bangunan ... 42
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan ... 42
2. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ... 44
3. Dasar Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan ... 46
4. Manfaat Pajak Bumi dan Bangunan ... 47
5. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ... 45
6. Keberatan dan Banding Dalam Pajak Bumi dan Bangunan ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 56
B. Teknik Pengumpulan Data ... 59
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 66
D. Tahap Penelitian ... 67
E. Teknik Analisis Data ... 70
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 73
1. Kondisi Geografis Desa Kayuambon ... 73
2. Prasarana dan Sarana Desa Kayuambon ... 79
3. Mata Pencaharian Pokok ... 84
4. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi ... 85
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 86
1. Hasil Observasi ... 86
2. Hasil Wawancara ... 87
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99
1. Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 99
3. Kendala yang Dihadapi Dalam Pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 106
4. Upaya Yang Telak Dilakukan Untuk Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat Agar Tepat Waktu
Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 114
B. Rekomendasi ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 121
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
Bagan 2.1 Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan... 48
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 74
Tabel 4.2 Jumlah Keluarga Petani di Desa Kayuambon ... 75
Tabel 4.3 Keadaan Jenis Pertanian di Desa Kayuambon ... 75
Tabel 4.4 Keadaan Jenis Peternakan di Desa Kayuambon ... 76
Tabel 4.5 Keadaan Jenis Perikanan di Desa Kayuambon ... 77
Tabel 4.6 Keadaan Bidang Ekonomi di Desa Kayuambon ... 77
Tabel 4.7 Prasarana Pendidikan di Desa Kayuambon ... 79
Tabel 4.8 Komposisi Jumlah Siswa dan Guru di Desa Kayuambon ... 80
Tabel 4.9 Prasarana dan Sarana Transportasi di Desa Kayuambon ... 80
Tabel 4.10 Jumlah Alat-Alat Komunikasi di Desa Kayuambon ... 81
Tabel 4.11 Jumlah Kepemilikan Media Elektronik di Desa Kayuambon .. 82
Tabel 4.12 Jumlah Media Informasi di Desa Kayuambon ... 82
Tabel 4.13 Jumlah Prasarana Olahraga di Desa Kayuambon ... 82
Tabel 4.14 Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis di Desa Kayuambon ... 83
Tabel 4.15 Prasarana Air Bersih dan Sanitasi di Desa Kayuambon ... 83
Tabel 4.16 Komposisi Pekerjaan Penduduk di Desa Kayuambon ... 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Objek yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai jual merupakan suatu
objek hukum. Objek hukum tersebut dapat menjadi suatu kekayaan yang
dimiliki seseorang yang tentunya setiap kekayaan tersebut diatur didalam
Undang-undang. Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang
mengatur mengenai hubungan antara subjek hukum dan objek hukum dalam
suatu peristiwa hukum. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara
para subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan
dengan objek hukum tertentu, dengan tujuan untuk memiliki benda tersebut
sebagai kekayaannya.
Dari bermacam-macam objek hukum, salah satu yang paling menjadi
sorotan adalah kepemilikan sebidang tanah. Sebidang tanah tidak serta merta
dapat dimiliki begitu saja oleh seseorang atau suatu lembaga/perusahaan,
tetapi ada aturan dan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang
atau suatu lembaga. Selain itu, sebidang tanah yang telah dimiliki tidak begitu
saja dapat terlepas ikatan dengan negara dimana tanah itu berada, karena
terdapat kewajiban yang harus diberikan oleh pemilik tanah tersebut kepada
negara berupa pajak. Tidak hanya tanah saja, jika di atas sebidang tanah
tersebut berdiri suatu bangunan, maka pajak dibebankan juga terhadap
disebut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Agus Setiawan (2006:325)
berpendapat mengenai pengertian Pajak Bumi dan Bangunan sebagai berikut:
“Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat (dalam hal ini dilakukan oleh Ditjen Pajak yang dalam pelaksanaannya senantiasa bekerjasama dengan
pemerintah daerah).”
Berdasarkan kutipan di atas, Pajak Bumi dan Bangunan bersifat wajib
untuk dipenuhi atas kepemilikan bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) diwajibkan terhadap wajib pajak karena kepemilikan bumi
dan bangunan, penguasaan, dan pemanfaatan atas keberadaan bumi dan
bangunan tersebut. Pajak ini dipungut bukan untuk kepentingan perseorangan
tetapi ditujukan untuk pembangunan di berbagai wilayah suatu negara, yang
diatur oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak yang dalam
pelaksanaan pembayarannya dibantu oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini,
desa memiliki salah satu peranan penting dalam kelancaran pembayaran pajak.
Desa merupakan pemerintahan yang paling intens berhubungan dengan
masyarakat dan sekaligus yang paling mengetahui kondisi masyarakat
disekitarnya. Adapun dasar hukum yang mengatur mengenai Pajak Bumi dan
Bangunan adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pajak Bumi dan
Bangunan yang telah diganti oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan terhadap tanah atau
bangunan yang berdiri di atasnya baik itu rumah, toko, perusahaan dan lain
penguasaan, dan pemanfaatan atas bumi dan bangunan yang ada. Tujuan dari
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ini adalah untuk mendukung terciptanya
pembangunan nasional. Dengan demikian, kesadaran masyarakat untuk
membayar PBB sangat diperlukan, karena dengan tingkat kesadaran
masyarakat yang tinggi, maka penyediaan fasilitas umum dapat berjalan
berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah di
lakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai
dengan pemberian hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan otonomi
daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
Berdasarkan alasan tersebut, pemenuhan kewajiban membayar Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu tanggung jawab yang dibebankan
kepada pemerintah di tingkat desa untuk mengingatkan dan mengkoordinir
warganya agar taat dan tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
Berdasarkan aturan tersebut di atas, maka pemerintah desa memiliki
peran yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
yang salah satunya adalah menangani permasalahan pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) di wilayah hukumnya. Dalam pelaksanaannya pajak
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan masyarakat sangat
berperan juga dalam tercapainya program pembangunan yang telah dirancang
masyarakat sangat diperlukan demi terlaksananya cita-cita pembangunan
nasional. Salah satu faktor utama dalam mendukung pelaksanaan
pembangunan tersebut adalah masyarakat yang mampu menempatkan antara
hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Dengan kata lain, seorang warga
negara harus mampu melaksanakan kewajibannya berdasarkan hukum dan
aturan yang berlaku selain menuntut haknya sebagai warga negara.
Dalam penggunaan tanah dan bangunan yang ada di wilayah hukum
Republik Indonesia, masyarakat khususnya wajib pajak berkewajiban untuk
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas manfaat yang didapatkan
dalam penggunaan tanah atau bangunan tersebut. Namun pada
pelaksanaannya, tidak sedikit wajib pajak yang mengabaikan kewajibannya
tersebut. Jika dilihat berdasarkan peraturan yang berlaku, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) harus dibayar setiap tahun oleh wajib pajak tepat pada
waktunya. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemui masyarakat yang
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak tepat pada waktunya.
Padahal jika dilihat dari tujuannya, Pajak merupakan salah satu sumber utama
pendapatan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan wajib pajak terlambat
dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Beberapa faktor
diantaranya adalah pemilik tanah dan bangunan yang berdomisili di luar
daerah. Dengan keberadaan pemilik tanah yang berdomisili di luar daerah
tinggal yang jauh sehingga menyulitkan pemerintah setempat dalam
memberitahukan dan menagih pajak yang harus dilunasi oleh wajib pajak
tersebut. Selain itu, dalam memberitahukan dan menagih pajak yang harus
dilunasi tentu saja mengeluarkan biaya transportasi dan akomodasi yang
disebabkan oleh jauhnya jarak dan waktu yang harus ditempuh. Permasalahan
tersebut menyebabkan pemerintah desa harus mengeluarkan anggaran lebih
dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Faktor lain yang berpengaruh adalah minimnya kesadaran masyarakat
untuk membayar pajak tepat pada waktunya. Penyebab keterlambatan
pembayaran pajak adalah minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
membayar pajak tepat waktu. Jika masyarakat sadar dan taat terhadap
kewajibannya untuk membayar pajak tepat waktu, maka secara tidak langsung
telah meringankan beban pemerintah desa karena pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) tidak harus selalu diingatkan lagi oleh pemerintah desa.
Permasalahan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) lainnya adalah masih terdapat Pemerintah Desa di beberapa
Kecamatan di Wilayah Jawa Barat harus mengeluarkan dana talangan untuk
melunasi Pajak Bumi dan Bangunan warganya. Hal ini dilakukan pemerintah
desa karena penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) harus sesuai target,
sedangkan pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari masyarakat
masih kurang dari target yang telah ditentukan sehingga pemerintah desa
untuk sementara mengeluarkan dana talangan untuk memenuhi target sambil
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dikaji lebih
dalam tentang sejauh mana kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) khususnya di Desa Kayuambon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan
guna memperlancar berjalannya pemerintahan. Jika masyarakat sadar dan
patuh terhadap hak dan kewajibannya, maka penyelenggaraan pemerintahan
akan lebih tertib dan tidak akan menemui banyak hambatan. Wujud dari
kesadaran yang dilakukan masyarakat sejalan dengan yang di kemukakan
oleh Kosasih Djahiri (1985: 18), yaitu “berupa nilai dan jenisnya yang secara
utuh dan bulat merupakan suatu sistem, sikap (penampilan kecenderungan
akan sesuatu), penghayatan citra, cita rasa, emosi dan feeling, kemauan, nilai
dan keyakinan/belief”.
Widjaya (1984 : 14) mengemukakan bahwa tingkat kesadaran
seseorang dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
“Sadar (kesadaran) itu adalah kesadaran kehendak dan kesadaran
hukum. Sadar diartikan merasa, tahu, ingat keadaan sebenarnya dan ingat keadaan dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan merasa, misalnya tentang harga diri, kehendak hukum
dan lainnya”.
Dari latar belakang di atas, untuk selanjutnya penulis mencoba
memberikan alternatif pemecahan masalah melalui penelitian tentang
kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
khususnya dengan judul “Kajian Tentang Kesadaran Masyarakat Dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Deskriptif Analitis Pada
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah pokok dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah kesadaran masyarakat dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat?” Adapun penjabaran dari permasalahan di atas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa kayuambon dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?
2. Bagaimana tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)?
4. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat agar tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tentang kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Mengetahui tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
d. Mengetahui upaya yang telah dilakukan pemerintah setempat untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) tepat pada waktu.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan
keilmuan mengenai pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya
kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat waktu
demi tercapainya program pembangunan nasional.
2. Praktis
a. Menambah wawasan bagi Penulis dalam memahami kesadaran dalam
b. Memberikan gambaran secara faktual tentang berbagai faktor yang
berpengaruh dan kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) di Desa kayuambon.
c. Memberikan masukan terhadap perangkat desa dan instansi terkait
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tepat waktu dalam
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.
E. Penjelasan Istilah
1. Kesadaran
Menurut Koentjaraningrat (1990: 91) “kesadaran yaitu seluruh
perasaan dan pengalaman seorang individu beserta proses-proses yang
terjadi dalam pikiran dan jiwa seorang individu yang berhubungan dengan
hal itu, proses-proses dimana terhenti sewaktu tidur, pingsan atau koma”.
Dalam hal ini, kesadaran lebih difokuskan pada kesadaran terhadap aturan
hukum.
2. Masyarakat
Menurut Koentjaraningrat (1990: 146) masyarakat adalah
“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama”. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat
3. Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Rochman Soemitro (1986: 5) “Pajak Bumi dan Bangunan
adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu
yang lebih dipentingkan adalah objeknya dan karena itu status orang atau
badan yang dijadikan subjek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi
besarnya pajak”.
4. Desa
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskah bahwa
desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat yang diakui dan dihormati oleh sistem pemerintahan Negera
Kesatuan Republik Indonesia.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2004:1).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang tidak hanya menyajikan data,
mengumpulkan dan menganalisis data, tetapi dengan pembahasan yang lebih
lanjut, yaitu analisis dan interpretasi tentang arti data yang ada dengan maksud
untuk menjelaskan permasalahannya, dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Nana Syaodih, (2009:72) penelitian deskriptif adalah
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat
alamiah ataupun rekayasa manusia”.
G. Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur menurut Endang Danial (2001: 80) adalah “mempelajari
buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu mempelajari buku-buku
sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti”.
2. Wawancara percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan
dengan dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan
pertanyaan yang diwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu, (Lexi Meleong, 2004;135).
3. Menurut Sugiyono (2010: 145), “observasi adalah suatu teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.
4. Studi Dokumentasi Menurut Endang Danial (2001: 79)
dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang di kumpulkan. “
H. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tentang kesadaran masyarakat dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:
a. Kepala Desa Kayuambon sebagai pimpinan dalam menjalankan roda
pemerintahan di tingkat desa.
b. Perangkat Desa Kayuambon sebagai mitra Kepala Desa yang
bersama-sama dengan pemerintah desa untuk menetapkan kebijakan desa dalam
pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
c. Petugas pemungutan pajak Desa Kayuambon sebagai petugas pelaksana
pemungutan pajak di lapangan dan secara umum mengetahui kondisi
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.
d. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai pelaksana pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Desa Kayuambon, Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penulis memilih Desa Kayuambon
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai lokasi penelitian
karena penulis ingin mengetahui dan mengangkat masalah dalam
lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Lexi Moleong,
2004: 248) adalah sebagai berikut:
“upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik analisis
data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian yang harus
dilakukan untuk dapat melakukan analisis terhadap data yang ditemukan di
lapangan. Langkah-langkah analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencatat data lapangan
2. Mengorganisasi data
3. Memilah-milah data berdasarkan kategori yang telah ditentukan
4. Mereduksi data yang tidak berkaitan dengan tujuan penelitian
5. Mensintesiskan data sehingga mudah dipahami
6. Mencari dan menemukan pola dan hubugan-hubungan sesuai dengan tujuan
penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metodologi penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi
(2003: 1) adalah sebagai berikut:
“Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara
yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan seseuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai
menyusun laporannya”.
Dari pengertian tersebut di atas, yang dimaksud dengan metodologi
penelitian adalah tata cara melaksanakan penelitian yang meliputi
kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan
menyusun laporan berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
fakta yang ditemukan di lapangan.
Menurut Sugiono (2007: 1) “metode penelitian pada dasarnya
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut, metode sangat diperlukan dalam
melakukan penelitian agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan secara
ilmiah dengan mengacu pada tujuan dari penelitian itu sendiri.
Menurut Endang Danial ((2009: 62) “metode deskriptif adalah
metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistimatik suatu
akurat”. Berdasarkan kutipan tersebut, metode deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di lapangan secara akurat.
Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (1998:63) adalah
sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi”.
Berdasarkan kutipan di atas, tujuan dari metode deskriptif adalah
untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada. Dalam
penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kesadaran masyarakat dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), masalah yang ingin diteliti
adalah sejauh mana kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya khususnya di Desa Kayuambon
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan latar belakang
masalah di atas akhirnya penulis tertarik untuk mengkaji masalah tersebut
dengan menggunakan metode deskriptif yaitu membuat deskripsi akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
terjadi.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Nasution (2003: 18) adalah sebagai
berikut:
“Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut
“natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”.
Berdasarkan kutipan di atas, pendekatan kualilatif bersifat natural
karena data di lapangan bersifat natural dan tanpa manipulasi, penelitian ini
tidak menggunakan alat ukur tetapi lebih kepada cara eksperimen atau
melakukan test.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong , 2004: 4) “metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”.
Jika dilihat dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif tidak menggunakan
alat-alat pengukur. Selain tidak menggunakan alat pengukur, situasi
penelitian bersifat natural dalam artian tidak ada manipulasi didalamnya
dan data hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif. Oleh karena
itulah dikatakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan
bercorak kualitatif.
Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah
peneliti sendiri sehingga dapat menggali masalah yang ada dalam
masyarakat atau dalam hal ini dilingkungan sekolah. Penelitian berperan
aktif dalam memuat rencana penelitian, proses, dan pelaksanaan penelitian,
serta menjadi faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (1996: 54) bahwa “dalam
yang terjun langsung kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan
informasi melalui observasi dan wawancara”.
Berdasarkan kutipan di atas, peneliti lebih mengutamakan
pendekatan antar manusia antara lain selama proses penelitian peneliti lebih
banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di
lingkungan lokasi penelitian yaitu Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
– Kabupaten Bandung Barat, dengan demikian di tempat penelitian tersebut
peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data terperinci tentang berbagai
hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam
melaksanakan penelitian, karena salah satu modal utama dalam penelitian
adalah pengumpulan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi menurut Sugiono (2010: 145) adalah sebagai berikut:
“suatu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.
Berdasarkan kutipan di atas, observasi objek penelitiannya lebih
luas karena tidah hanya terbatas pada orang tetapi bisa berdasarkan data
Menurut Chaedar Alwasilah (2002: 155) melalui observasi,
“peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit
understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory-in-use), dan
sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara
atau survey”. Oleh karena itu, salah satu kegunaan dari observasi adalah
memperoleh data yang tidak didapatkan melalui teknik pengumpulan data
lainnya.
Menurut Danial Endang (2009: 77-79) jika dilihat dari pekerjaannya
maka observasi dapat dikategorikan menjadi “observasi langsung,
observasi partisipatif, dan observasi tidak langsung”.
a. Observasi Langsung
Observasi langsung dilakukan dengan cara pengamatan secara
langsung oleh pengamat (observer) pada objek yang diamati. Dalam
penelitian ini, penulis mengamati langsung bagaimana kesadaran
masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa
Kayuambon, sehingga ditemukannya masalah yang aktual dan penulis
ingin mengkajinya secara mendalam. Dengan dilakukannya observasi
langsung penulis bisa memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan
keadaan lapangan.
Melalui observasi langsung peneliti bisa mengamati/melihat
langsung masalah/objek yang akan diteliti sehingga bisa memperolah
data yang sesuai dengan keadaan lapangan, dan hasil pengamatan data
sehingga untuk menyusun hasil pengamatannya lebih terperinci, dan
terstruktur sesuai dengan data yang ada dilapangan.
b. Observasi Partisipatif
Observasi partisipasif dilakukan dengan cara pengamatan
langsung yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti terlibat secara
langsung dalam pengamatan yang dilakukannya.
c. Observasi tidak Langsung
Pengamatan tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan
melalui media lain seperti media elektronik, media cetak, dan melalui
orang atau kelompok orang yang berkaitan dengan objek penelitian.
Hasil pengamatan itu dicatat berdasarkan kaitannya dengan masalah
yang diteliti.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga
observasi tersebut masing-masing memiliki kriteria sebagai berikut.
1) Observasi langsung peneliti bisa mengamati objek dengan langsung
sehingga bisa mendapatkan data sesuai yang dengan keadaan
lapangan.
2) Observasi partisipatif hampir sama dengan observasi langsung
hanya, dalam observasi partisipatif ini peneliti juga ikut berperan
dalam perilaku yang diamati.
3) Observasi tidak langsung peneliti hanya melakukan pengamatan
melalui media, dan hasil pengamatannya bisa dicatat yang berkenaan
Menurut Nasution (2003: 60) mengenai observasi langsung
bahwa “dengan berada secara pribadi dalam lapangan, peneliti
memperoleh kesempatan mengumpulkan data yang lebih banyak, lebih
terinci dan lebih cermat”. Oleh karena itu, observasi langsung dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas, cermat, dan
terperinci karena pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti.
2. Wawancara
a. Pengertian Wawancara
Menurut Lexy Moleong (2010: 186) wawancara adalah
“percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu”. Berdasarkan pendapat Moleong tersebut, yang menjadi
pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah narasumber
yang sesuai dengan objek yang akan di teliti.
Menurut Endang Danial (2009: 71) wawancara adalah “teknik
mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara
peneliti dan responden secara sungguh-sungguh”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah pertukaran informasi antara responden dengan
peneliti dengan tujuan memperoleh data berdasarkan objek yang akan di
teliti. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada warga desa
Masyarakat, dan beberapa orang masyarakat yang dipilih secara acak.
Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data bagi penelitian.
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan menggali jawaban lebih
lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya,
kemudian data tersebut dianalisis, sehingga data tersebut menjadi suatu
kajian. Maksud wawancara sebagai teknik penelitian dikemukakan oleh
Nasution (1996: 73) bahwa “Tujuan wawancara untuk mengetahui apa
yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana
pandangannya tentang dunia yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui
melalui observasi”. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan penulis berkisar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan
dan disusun meskipun wawancara dapat berlangsung secara informal.
Melalui wawancara penulis juga dapat memperoleh informasi yang
mendalam karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh
Chaedar Alwasilah (2002: 154) sebagai berikut:
1)Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak dimengerti responden.
2)Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up questions).
3)Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan. 4)Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa
silam dan masa mendatang.
b. Langkah-langkah Wawancara
Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2006: 76) mengemukakan ada
tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
2.Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3.Mengawali atau membuka alur wawancara 4.Melangsungkan alur wawancara
5.Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6.Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7.Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
3. Studi Dokumentasi
Pengertian studi dokumentasi menurut Endang Danial (2009: 79)
yaitu:
“mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan
data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat
penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan”.
Berdasarkan kutipan di atas, dokumen sangat dibutuhkan dalam
penelitian sebagai bukti pendukung dalam melakukan penelitian karena
dokumen memiliki manfaat yang banyak dalam penelitian. seperti yang
dikemukakan Lexy Moleong (2004: 217) bahwa “dokumen sudah lama
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,
bahkan untuk meramalkan”. Oleh karena itu, dokumen dapat dijadikan
salah satu acuan dalam melakukan penelitian karena memili berbagai
manfaat yang berguna sebagai sumber data dalam melakukan penelitian.
Dokumen yang didapatkan harus di analisis sesuai dengan fokus
penelitian seperti yang dikemukakan Guba dan Lincoln (Chaedar Alwasiah,
a.Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen itu tidak lagi berlaku.
b.Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.
c.Dokumen itu sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya, tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri.
d.Dokumen itu relative mudah dan murah dan terkadang dapat diperoleh dengan cuma-cuma.
e.Dokumen itu sumber data yang non-reaktif. Tatkala responden reaktif dan tidak bersahabat, peneliti dapat beralih ke dokumen sebagai solusi.
f.Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interviu atau observasi.
4. Studi Literatur
Studi literatur (Endang Danial, 2009: 80), adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,
majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
a. Subjek penelitian
Penelitian kualitatif mengharuskan informasi atau data diperoleh
dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan
penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Lexy Moleong (1988: 224)
bahwa “maksud dari sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai sumber dan menggali informasi yang akan menjadi
dasar dari rancangan dan teori yang muncul”. Untuk memperoleh informasi
yang sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan pemilihan sample seperti
sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi, sampel yang
berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi”.
Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif harus sumber yang
dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dijadikan sujek penelitian
dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat. Hal ini didasarkan bahwa Kepada Desa sebagai pemimpin di
Desa sudah tentu mengetahui secara gamblang fenomena yang terjadi di
masyarakat terutama mengenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Perangkat desa yang juga mitra Kepala Desa tentunya dapat
memberikan informasi yang berkaitan dengan pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Petugas pemugutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai orang
yang turun langsung ke lapangan dalam pelaksanaan penagihan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga mengetahui permasalahan yang
dihadapi di lapangan.
4. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai subjek Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang melaksanakan kewajibannya dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian.
Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian adalah di Desa Kayuambon
D. Tahap Penelitian
Tahap penelitian adalah langkah-langkah penulis dalam melaksanakan
penelitian mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan proses penelitian.
Tahapan penelitian harus dipersiapkan secara matang demi kelancaran dan
meminimalisir hambatan dalam melakukan penelitian. Adapun persiapan
penelitian yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian
terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan latar
belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Setelah tahapan
tersebut dan lokasi penelitian telah ditentukan, selanjutnya penulis
mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait. Adapun prosedur
perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditandatangani oleh
ketua jurusan PKn, sebagai pengantar untuk melakukan penelitian ke
instansi yang dituju dan surat penelitian tersebut disahkan oleh pembantu
dekan FPIPS UPI.
b. Kepala BAAK UPI memberikan surat rekomendasi penelitian yang
secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan
c. Pembantu Rektor 1 atas nama rektor mengeluarkan surat permohonan
izin penelitian untuk disampaikan kepada Kesbang Kabupaten Bandung
Barat.
d. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten Bandung Barat mengeluarkan surat
izin penelitian untuk disampaikan kepada Camat Kecamatan Lembang.
e. Kepala Desa Kayuambon memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap pra penelitian selesai, tahap selanjutnya yang harus
dilakukan penulis adalah pelaksanaan penelitian. Berdasarkan surat izin
penelitian dari instansi terkait maka penelitian pun segera dilakukan oleh
penulis. Penulis melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan melalui wawancara antara peneliti dengan
responden berlansung di lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat, antara lain wawancara dengan Kepala
Desa, Perangkat Desa, tokoh masyarakat serta warga masyarakat Desa
kayuambon. Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan
mendapatkan informasi lebih lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian
untuk dituangkan kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat
mengungkapkan data secara rinci. Data yang diperoleh melalui wawancara
kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung
oleh dokumen lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
Setelah pra penelitian dan penelitian telah siap dilaksanakan,
tahapan selanjutnya adalah penelitian melaksanakan wawancara dengan
berpatokan kepada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya, studi dokumentasi dan studi literatur. Pedoman wawancara
yang penulis siapkan terdiri dari pedoman wawancara untuk Kepala Desa
dan Perangkat Desa, petugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
dan Warga Desa Kayuambon.
4. Tahap Analisis Data
Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi perlu dianalisis secara akurat. Pengolahan dan analisis data
yang didapatkan di lapangan merupakan hal yang wajib dan sangat penting
dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis
data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun data yang
kemudian dikategorikan sesuai dengan tujaun dari penelitian. langkah
selanjutnya adalah mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh
dengan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tujuan penelitian. dengan
maksud untuk mendapatkan maknanya dan dikembangkan menjadi teori.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1988:
248) adalah sebagai berikut:
“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
Berdasarkan kutipan di atas, dalam melaksanakan analisis data
diperlukan ketelitian karena banyak hal yang harus dilakukan dalam mengolah
data yang diperoleh di lapangan. Namun demikian, analisis data tidak hanya
dilakukan setelah selesai terjun ke lapangan, tetapi sejak sebelum memasuki
lapangan, seperti pendapat Sugiyono (2009: 90) bahwa “sebelum melakukan
penelitian ke lapangan, penelitian kualitatif telah melakukan analisis data
sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil
studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian”.
Menurut Seiddel (Moleong, 1988: 248) ada tiga proses analisisi data
kualitatif sebagai berikut:
1.Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2.Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
3.Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
Berdasarkan kutipan di atas, proses analisis data merupakan tahapan
yang dilakukan untuk mengetahui dan mencari makna hasil temuan di
lapangan yang kemudian dijadikan temuan-temuan umum penelitian. Proses
analisis data tersebut sedikitnya memiliki tiga langkah yang harus dilakukan
seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 91)
yaitu “mencakup reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
dan kesimpulan (conclusion drawing).
Reduksi data menurut Sugiyono (2009: 92) bahwa :mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Oleh karena itu, reduksi data
dilakukan untuk merangkum dan memilah-milah temuan yang diperlukan
dalam penelitian sehingga dapat difokuskan sesuai dengan tujuan
penelitian.
Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempemudah
peneliti memahami dan mengkaji data yang diperoleh di lapangan. Dalam
hal ini, peneliti akan mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan
responden serta dari sumber lain mengenai kesadaran masyarakat dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk dapat dikaji secara
detail. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melengkapi
dan mencari data lain yang dibutuhkan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Menurut Sugiyono (2009: 95) “dalam penelitian kualitatif penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya”. Dengan menyajikan data maka akan
mempermudah dalam memahami apa yang terjadi di lapangan dan
memberikan gambaran rencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah diuraikan tersebut. Dalam penelitian deskriptif analitis, display data
yang dilakukan akan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.
Menurut Sugiyono (2009: 99) “kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan”. Kesimpulan atau
verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan
penelitian dan merupakan pernyataan singkat dari keseluruhan temuan di
lapangan mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan didalam bab IV dan
berdasarkan pada data dan fakta yang telah diteliti, maka pada bab V ini akan
dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi
diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada yang
membutuhkannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang
telah dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan deskripsi penelitian dan analisis penelitian dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat masih kurang, karena baru sebagian
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui tentang
Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan yang berlaku. Selain itu,
masyarakat kurang menyadari manfaat yang diterima apabila pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya. Faktor lain yang
menyebabkan kesadaran masyarakat masih kurang adalah masih
dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga petugas pajak
mengalami kesulitan dalam menagih Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Kesimpulan Khusus
Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa
kesimpulan sebagai berikut ini.
a. Tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) masih kurang karena masih banyak wajib pajak yang melalaikan
kewajibannya membayar pajak dan masih dilandasi oleh alasan serta
motivasi yang beranekaragam. Kesadaran hukum seperti ini dianggap
kurang mantap karena mudah berubah dan terpengaruh oleh situasi.
b. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat dilakukan melalui
tiga cara yaitu pembayaran kolektif melalui desa, melalui bank yang
ditunjuk untuk menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
atau wajib pajak datang langsung ke Kantor Pajak Pratama untuk
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang menjadi
kewajibannya.
c. Kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat bermacam-macam yaitu keadaan ekonomi wajib pajak yang
sebenarnya, dan wajib pajak bertempat tinggal di luar kota sehingga sulit
melakukan penagihan pajak.
d. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pemerintah
desa melakukan sosialisasi melalui ketua RT dan RW tentang kewajiban
membayar pajak dan jika terdapat aturan baru mengenai Pajak Bumi dan
Bagunan (PBB) disosialisasikan pula melalui ketua RT dan RW.
sehingga yang berperan penting secara langsung untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) adalah ketua RT, ketua RW, dan petugas pemungutan pajak yang
ditunjuk.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan,
maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi berupa saran pada pihak-pihak
yang berkepentingan yang kiranya dapat menjadi masukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya di
lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah
melaksanakan penelitian untuk turut memberikan kontribusi berupa saran pada
pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti
1. Kepada Kepala Desa Kayuambon
a. Sehubungan dengan masih banyaknya warga yang belum memenuhi
kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
diperlukan kerjasama yang baik dengan lembaga terkait dan kompetensi
petugas terkait harus ditingkatkan sehingga setiap tugas yang dijalankan
oleh lembaga dan petugas tersebut dapat diawasi dengan baik oleh
Kepala Desa.
b. Dengan masih terdapatnya berbagai kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pelaksanaan
rapat koordinasi harus lebih intens sehingga berbagai informasi dan
kendala yang dihadapi akan lebih cepat dapat diatasi.
c. Diperlukan sikap terbuka dalam menampung dan mempertimbangkan
berbagai aspirasi masyarakat, karena masih terdapat wajib pajak yang
mengalami kendala dalam menunaikan kewajibannya dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
d. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai aturan dan manfaat membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), diperlukan program-program sosialisasi yang tepat kepada
masyarakat secara langsung seperti “Anjang Sono dan Saresehan” atau
program lainnya, sehingga masyarakat lebih memahami manfaat dan
2. Kepada Perangkat Desa
a. Perangkat desa dalam upaya mengoptimalkan kinerjanya senantiasa
dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan kepala desa secara
maksimal sehingga dapat segera didapatkan solusi berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
b. Sehubungan dengan masih terdapatnya kendala dalam pembayaran
pajak, dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat
perangkat desa perlu memiliki kemampuan untuk membina hubungan
baik dengan masyarakat sehingga kendala yang dihadapi oleh
masyarakat khususnya dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dapat segera mendapatkan solusi dan dapat diatasi secepat
mungkin.
c. Memiliki kerjasama dan koordinasi yang baik dengan lembaga terkait
dalam rangka mengoptimalkan pelayanan terhadap wajib pajak dalam
menunaikan kewajibannya, sehingga wajib pajak akan lebih mudah
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
kewajibannya membayar pajak.
3. Kepada Petugas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
a. Dikarenakan banyak faktor yang menghambat wajib pajak dalam
memenuhi kewajibannya, diharapkan para petugas pemungutan pajak
dapat menampung aspirasi masyarakat dan memperhatikan kondisi di
desa sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Senantiasa mengingatkan masyarakat akan kewajiban membayar pajak
tepat pada waktunya serta mensosialisasikan manfaat yang didapatkan
secara pribadi dan manfaat untuk kepentingan umum dari pembayaran
pajak, sehingga tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang
berangsur-angsur akan semakin meningkat.
c. Diperlukan adanya penyelenggaraan peningkatan kompetensi petugas
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar dapat meminimalisir
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
4. Kepada Masyarakat Desa Kayuambon
a. Mengingat tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) masih rendah, diharapkan warga dapat bersikap
kritis khususnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
pajak dan aturan hukum yang berlaku sehingga dapat menambah
wawasan tentang pentingnya kesadaran membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
b. Petugas pemungutan pajak sering kali mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya, oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat
menunaikan kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan tepat
pada waktunya sebagai salah satu cerminan warga negara yang baik dan
c. Dikarenakan masih terdapatnya SPPT yang tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, maka masyarakat harus cepat tanggap terhadap
berbagai permasalah yang dihadapi sehingga dapat lebih cepat ditangani
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Affandi, dkk. (1988). Materi Pokok Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka
Alwasiah, Chaedar. (1985). Beberapa Mazab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.
Bestari, Prayoga dan Suriakusuma. (2008). Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Laboratorium Pkn UPI
Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn Universitas Pendidikan Indonesia.
Darwis, Ranidar. (2003). Pendidikan Hukum dalam Konteks Sosial Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara. Bandung:
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA.
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2004). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi
Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP
Djamali, R Abdoel. (1984). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Djuher. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Kurnia, Siti dkk. (2006). Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Magnis, Frans Von. (1985). Etika Umum. Yogyakarta : Kanisius
Moleong, Lexy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mutakin, awan dkk. 2000. Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika. Bandung: Buana Nusa
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurbako, Cholid dan Abu Achmadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam “Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku
III”. Jakarta : Bina Cipta.
Setiawan, Agus dan Basri Musri. (2006). Perpajakan Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Siswopangripto, Soehartono dan Suprihadi. (1984). Pokok – Pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Alumni
Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali
Soemitro Rochmat. (1986). Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: Fresco
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta
Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.
Dokumen:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 32 Tahun (2004) tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun (2005) tentang Desa.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Dirjen Pajak. (1991). Perpajakan Di Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia