• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAGASAN CERITA SEBAGAI STIMULUS EKSPLORASI KETERAMPILAN GERAK PADA PEMBELAJARAN BINA SENI DI TK SAMUDRA KABUPATEN PANGANDARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAGASAN CERITA SEBAGAI STIMULUS EKSPLORASI KETERAMPILAN GERAK PADA PEMBELAJARAN BINA SENI DI TK SAMUDRA KABUPATEN PANGANDARAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAGASAN CERITA SEBAGAI STIMULUS EKSPLORASI KETERAMPILAN GERAK PADA PEMBELAJARAN BINA SENI DI TK SAMUDRA KABUPATEN

PANGANDARAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan SeniTari

Oleh

Nuraeni Khoerunnisa 0900047

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni

ABSTRAK

(3)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….... i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR BAGAN ………...………... xi

DAFTAR GAMBAR …….………. xii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ………...……… 5

1) Tujuan Umum ……… 5

2) Tujuan Khusus ……… 5

D. Manfaat Penelitian………. 5

1) Bagi Guru ...……… 6

2) Bagi Siswa ………..… 6

3) Bagi Peneliti……….…… 6

4) Untuk Sekolah ..……….. 6

E. Struktur Organisasi ………... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ……… 8

A. Pengertian Cerita ..………….………...…….. 8

B. Klasifikasi Cerita Menurut Asal-usulnya ……….………. 9

C. Stimulasi Berdasarkan Usia ……….. 10

D. Stimulasi Motorik Halus untuk Anak Balita ……… 12

E. Stimulasi Motorik Kasar untuk Anak Berusia 6-12 Tahun …….. 12

(4)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina

G. Stimulus Cerita Bagi Anak Taman Kanak-Kanak ………. 14

H. Strategi dan Model Pembelajaran ………...………. 15

1) Pembelajaran Tari di Taman Kanak-Kanak ………. 16

2) Keterampilan Gerak Tari Anak ……… 17 3) Pengertian Keterampilan ………. 17

I. Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak ……….... 18

1) Hakikat Perkembangan ……… 18

2) Karakteristik Perkembangan Anak ……….. 19

BAB III METODE PENELITIAN ………. 21

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ………... 21

B. Metode Penelitian ………. 22

C. Definisi Oprasional ……….. 24

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ……… 27

a. Observasi ……….. 28

b. Tes ……… 30

c. Studi Literatur ……….. 31

d. Wawancara ………... 31

e. Catatan Lapangan ………. 32

f. Diskusi ……….. 32

g. Studi Dokumentasi ……… 32

h. Studi Kepustakaan ……… 33

E. Tahap Pelaksanaan ……….... 33

F. Analisis Data ………. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 38

A. Hasil Penelitian ………... 38

a.Gambaran Umum TK Samudra Pangandaran ……… 38

B. Profil Taman Kanak-kanak Samudra Pangandaran ………. 39

(5)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

2) Tenaga Pendidik dan Kependidikan ………... 40

3) Peserta Didik dalam Tiga Tahun Terakhir ………. 40

4) Prestasi yang Pernah Diraih ………... 41

C. Pembelajaran Seni Tari Sebelum Menggunakan Stimulus Cerita Cinderella di TK Samudra Pangandaran ……… 41

D. Pelaksanaan penerapan rangsangan pembelajaran tari melalui media audio visual untuk menumbuhkan kemandirian siswa ………... 42

a. Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan I …..……….. 43

b. Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan II …..……….. 45

c. Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan III …..……….. 46

d. Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan IV …..……….. 47

e. Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan V …..….…….. 49

E. Kegiatan Hasil Pembelajaran Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksploarasi Keterampilan Gerak Anak Pada Pembelajaran Bina Seni di TK Samudra Kabupaten Pangandaran …………...………...……….. 50

F. Pembhasan Hasil Penelitian ………... 80

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI ……… 85

A. Simpulan ……….. 85

B. Implikasi ……….. 86

DAFTAR PUSTAKA ……… 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang

dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui cerita dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat diserap dengan mudah. Di dalam cerita juga terdapat nilai-nilai luhur yang perlu ditransformasikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus yang ada di sekolah. Melalui stimulus cerita diharapkan anak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.

Cerita sebagai bagian dari karya sastra erat kaitannya dengan nilai pendidikan. Setiap karya sastra yang baik, selalu mengungkapkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-nilai pendidikan yang dimaksud dapat mencakup nilai pendidikan moral, nilai adat, dan nilai agama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Waluyo (1990: 27) dalam Naia Widia bahwa’ nilai sastra berarti kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan. Nilai sastra dapat berupa nilai medial (menjadi sarana), nilai final (yang dikejar seseorang),

nilai kultur, nilai kesusilaan, dan nilai agama’. Tersedia: http://www.trub.us/2013/01/cerita-rakyat-dalam-pembelajaran.html.

Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik, orang tua kepada anak-anaknya, pendongeng kepada pendengarnya. Cerita merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang digunakan untuk mencapai tujuan cerita. Cerita juga dapat mengoptimalkan perkembangan

psikologis dan kecerdasan anak secara emosional.

(7)

2

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teman khayalannya. Dengan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka orang tua dan guru harus dapat mengarahkannya ke arah yang positif dan tetap mengontrolnya. Cerita atau dongeng merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik. Sebagaimana dinyatakan Moeslichatoen (2004:157) bahwa:

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.

Lebih lanjut Moeslichatoen (2004:158) menyatakan bahwa: Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita”.

Ungkapan di atas menjelaskan bahwa metode cerita merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan guru untuk menumbuhkan minat belajar anak, karena kegiatan ini sangat menyenangkan bagi anak usia dini. Guru juga harus pandai memilih cerita sehingga menarik perhatian anak. Setelah anak tertarik maka guru akan lebih mudah mengarahkan anak untuk mengikuti pembelajaran. Melalui metode bercerita inilah para pendidik menularkan pengetahuan dan menanamkan budi pekerti yang luhur serta mengembangkan aspek kreativitas

anak usia dini secara efektif dalam kaitan ini ialah keterampilan gerak.

Pembelajaran dengan menggunakan stimulus cerita memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu, mengembangkan imajinasi dan kreativias anak, keterampilan berbahasa, keterampilan berkomunikasi, menumbuhkan kecerdasan emosional, serta mengembangkan keterampilan gerak. Melalui cerita atau dongeng lewat tokoh-tokoh yang ada didalamnya guru dapat menyampaikan berbagai nilai kepada anak. Kegiatan pembelajaran dengan stimulus cerita ini menuntun anak untuk lebih mudah dalam memahami isi pembelajaran, karena kegiatan ini sangat digemari oleh anak usia dini.

(8)

gerak anak usia dini. Pada intinya, bercerita lebih dari sekedar membacakan cerita, karena dalam bercerita pendidik menghidupkan kembali sebuah kisah terlepas cerita fiktif atau non fiktif dengan berbagai cara penyampaian yang unik. Pencerita juga bisa melibatkan media bantu yang menunjang pemahaman anak usia dini, seperti gambar, musik pengiring atau model (dibantu oleh anak) yang dapat menghidupkan kisah yang akan memperkuat imajinasi anak-anak. Kegiatan

ini secara langsung akan melatih kepekaan dan membantu mengembangkan keterampilan gerak anak. Pada kesempatan ini guru secara step by step mengarahkan anak untuk berpikir kreatif, dan mengembangkan imajinasinya yang disalurkan melalui gerak secara reflek.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam kesempatan ini peneliti mengambil ceritera Cinderela sebagai stimulus dalam meningkatkan keterampilan gerak siswa. Melalui cerita Cinderela diharapkan dapat memberi pengalaman belajar kepada anak tentang bagaimana bersikap sabar dan tekun sehingga berbuah kebaikan. Dengan penyampaian cerita yang baik memudahkan anak menyimak dan memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan. Melalui cerita yangdijadikan stimulus ini maka anak akan menyerap pesan-pesan yang dituturkan oleh guru. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati anak yang kelak akan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Cerita Cinderella merupakan cerita yang sangat dikenal oleh anak-anak, dimana di dalamnya terkandung nilai-nilai seperti, moral, tanggung jawab, ketekunan, kejujuran, dan kesabaran. Pesan inilah yang bisa ditanamkan ke alam bawah sadar seorang anak sehingga menjadi satu masukan atau pelajaran yang sangat penting untuk bekal kehidupannya kelak.

Agar pesan serta nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita tersebut melekat pada ingatan siswa, maka seorang guru mencoba melibatkan siswanya

(9)

4

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga menghasilkan siswa yang kreatif dalam berbagai hal, termasuk dalam keterampilan gerak.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam kesempatan ini peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai keterampilan gerak tari pada siswa TK Samudera. Keterampilan gerak tari yang dimaksud disini adalah siswa mampu melakukan gerakan-gerakan dasar tari sederhana seperti gerak berpindah tempat dengan

berjalan, meloncat, bergeser. Selain gerak berpindah tempat, anak dilatih untuk membedakan tempo cepat dan lambat serta menyuruh anak melenggokkan badan yang bertujan untuk membantu menumbuhkan kreativitas gerak sebagai dasar keterampilan kreatif di usianya. Contoh lain, siswa dapat mempraktekan sebuah gerakan seperti bagaimana cara berjalan Cinderella ataupun seorang pangeran di depan kelas. Tak hanya itu, keterampilan gerak di sini lebih melihat ketika anak mau melenggokkan badannya walaupun itu tidak sesuai dengan instruksi guru, usaha anak akan sangat dihargai oleh guru seperti, memberikan tepuk tangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di TK Samudera, ditemukan bahwa siswa TK Samudera Pangandaran kurang menguasai keterampilan gerak tarinya dengan berbagai alasan yang ada seperti, tidak adanya guru yang mempunyai latar belakang seni tari dan minimnya ruangan (hanya ruangan kelas saja), serta kegiatan seni tari di TK Samudera hanya dilakukan ketika akan kenaikan kelas saja, terbilang satu tahun sekali. Oleh karena itu, perlu dicarikan solusi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Dengan kondisi dan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti sekaligus sebagai aplikan melakukan pendekatan pembelajaran melalui stimulus cerita Cinderela.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam seberapa besar daya serap anak terhadap isi cerita yang disampaikan oleh

(10)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, beberapa identifikasi masalah yaitu adanya keterbatasan dalam berbagai hal seperti minimnya guru yang belakang seni tari, ruang belajar yang tidak memadai dan pembelajaran seni tari hanya terbilang satu tahun sekali, itu pun saat akan

dilaksanakannya kenaikan kelas. Untuk itu perlu diupayakan Bagaimana cara pengembangan eksplorasi keterampilan gerak anak di TK Samudera Pangandaran? Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi kedalam pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimana proses pengembangan eksplorasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK melalui stimulus cerita?

2. Bagaimana hasil pengembangan eksplorasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK setelah melalui stimulus cerita?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembelajaran tari yang efektif dan efisien dalam menumbuhkan keterampilan gerak siswa TK. Mendiskripsikan dan menjelaskan sebuah Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksploarasi Keterampilan Gerak Anak Pada Pembelajaran Bina Seni di TK Samudra Kabupaten Pangandaran serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti maupun kegiatan ilmiah lainnya.

b. Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan proses pengembangan eksploarasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK melalui stimulus cerita.

2. Mendeskripsikan hasil pengembangan eksploarasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK setelah melalui stimulus cerita.

D. Manfaat Penelitian

(11)

6

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran dan sebagai sumber atau referensi dalam pengembangan ilmu dan memberikan kontribusi bagi perkembangan jiwa anak khususnya di Pangandaran Kabupaten Pangandaran dan anak Indonesia pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini : 1. Bagi Guru

a. Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang akan dilaksanakan selanjutnya.

b. Sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah dilakukan

c. Memotivasi guru agar dapat menciptakan ha-hal baru dalam melaksanakan pembelajaran tari di sekolah TK.

2. Bagi Siswa

a. Mengembangkan eksplorasi keterampilan gerak anak b. Siswa berani mengungkapkan gerak sebagai ekspresi diri c. Siswa berani tampil bergerak di depan kelas

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam bidang penelitian serta memperkaya pengetahuan, mengenai gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak anak TK.

4. Bagi Lembaga

a. Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang membutuhkan

pengetahuan tentang pembelajaran dan cara mengajar tari untuk anak usia dini atau TK.

(12)

E. Struktur Organisasi

Bab I dalam skripsi ini merupakan uraian tentang latar belakang masalah, yang isinya acuan peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil judul dalam penelitian ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang menjadi acuan dalam pembahasan dalam penelitian, selanjutnya tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak, definisi operasional, asumsi, variable penelitian dan

yang terakhir yaitu struktur organisasi.

Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan dalam penelitian, diantaranya Pengertian Cerita, Klasifikasi Cerita Menurut Asal-usulnya, Stimulus Cerita Bagi Anak Taman Kanak-Kanak, Strategi dan Metode Pembelajaran, Strategi dan Metode Pembelajaran.

Bab III berisi tentang uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk penelitian. Adapun uraian dari isi metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV merupakan penjabaran dari semua hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Bab V berisi tentang simpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan saran sebagai masukan atau tindak lanjut untuk perbaikan pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian ini.

Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang terdiri daftar-daftar sumber yang gunanya untuk memperkuat pembahasan skripsi.

(13)

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Konteks penelitian mencakup situasi dan kondisi objektif yang terjadi di

lapangan, dalam hal ini iklim pembelajaran seni tari di TK Samudra Pangandaran. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti memilih TK Samudra Pangandaran sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

a. Ketika observasi awal, peneliti melihat bahwa anak-anak TK Samudra terbilang pemalu jika belajar dengan orang baru, Sehingga peneliti belum melihat adanya ekspresi keterampilan gerak pada anak.

b. Belum pernah ada yang meneliti di TK Samudra Pangandaran dengan metode bercerita seperti penelitian ini.

2. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi TK Samudera yang berjumlah 36 orang, yang terdiri dari 25 siswi dan 21 siswa, dari kelompok A dan kelompok B. Alasan peneliti mengambil anak TK sebagai sampel penelitian, karena metode yang digunakan sesuai dengan metode pembelajaran di TK yaitu metode bercerita.

3. Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel di TK Samudra Pangandaran dengan jumlah 36 orang yang berasal dari kelompok A dan B. Di TK tersebut mewajibkan agar anak dapat mengikuti pembelajaran seni tari. Sampel adalah

sebagain atau wakil populasi yang diteliti. untuk menggenerasikan hasil penelitian sampel Arikunto, 1996: 117. Adapun yang dimaksud menggenerasikan adalah

(14)

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat keterampilan siswa melalui stimulus (rangsangan) media visual berupa cerita Cinderella, apakah siswa TK mampu mengeksplor keterampilan gerak melalui stimulus cerita Cinderella, disini sipeneliti biasa melihat tujuan pembelajaran tari untuk menumbuhkan keterampilan siswa berhasil atau tidak dengan konsep pembelajaran tersebut diharapkan siswa TK mempunyai nilai yang

baik.

B. Metode Penelitian

Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memeperoleh kebenaran mengenai suatu masalah dengan metode ilmiah. Dorongan utama manusia untuk mengadakan penelitian ialah insting ingin tahu yang ada pada setiap manusia. Dalam dunia penelitian, ketika seseorang ingin memeperoleh kebenaran mengenai suatu masalah banyak metode-metode yang dapat digunakan ketika seorang peneliti ingin melakukan penelitian. Salah satu metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif.

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai ”cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2011: 3). Adapun pengertian penelitian lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sumadi Suryabrata (1998:59) “penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu”. Kedudukan metode dalam penelitian menurut Winarno (1989:131) yakni:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan ini dipergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara tersebut dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidik serta dari situasi penyelidikan.

(15)

23

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sisetem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, tematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki menurut Nazir (2011 :54) tujuan dari peneliti deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis melalui penelitian Deskriptif,

peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, serta jenis pengolahan data secara kualitatif, karena data hasil penelitian lebih bekenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2006:72) dalam skripsi Trisna Dewi (2011:38) bahwa:

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penilaian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

(16)

Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang sedang dihadapi dan menganalisis masalah tersebut, sehingga dapat dicari pemecahan masalahnya mengenai “Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksploarasi Keterampilan Gerak Anak Pada Pembelajaran Bina Seni di TK Samudra Kabupaten Pangandaran”.

1. Peranan Nilai

Pada pengumpulan data penelitian kualitatif terjadi imteraksi anatara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data mrmiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai masing-masing.

2. Proses Penelitian Kualitatif

Dalam proses penelitian kualitatif, Menurut Sugiyono (2011:27) bahwa rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang di tempat itu. Ia akan taku setelah memasuki objek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat objek dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat pertunjukkan wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit itu. Ia akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperuntukan agar lebih memperjelas maksud dan tujuan pengambilan judul penelitian, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman peneliti dan pembaca di dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam

(17)

25

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. Adapun definisi yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Cerita Anak

Pengertian ceritra anak adalah penuturan tentang suatu kejadian dari ceritera tersebut, kita dapat mengetahui dimana, bagaimana, dan apa yang dialami oleh tokoh di dalam sebuah ceritera dari awal samapai akhir. Tokoh di dalam ceritera dapat berupa hewan, manusia, tumbuhan dan

lainnya. 2. Gagasan Cerita

Gagasan Cerita adalah dimana dari suatu cerita menggagas kemampuan anak untuk mengeksplor gerak.

3. Stimulus

Pengertian stimulus adalah sebuah media untuk alat untuk merangsang, membangkitkan dan menumbuhkan daya imajinasi sebuah gagasan atau respon pada diri suatu organism.

4. Pembelajaran Tari

“Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta” Hawkins (1990: 2).

Pembelajaran Tari adalah sebuah konsep untuk mengenal, membuat dan memahami sebuah gerakan tari melalui gerak dan media dimana terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga menghasilkan bentuk harmonis yang diungkapkan melalui gerak.

5. Eksplorasi

Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman

baru dari situasi yang baru. 6. Gagasan Cerita

(18)

7. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar, belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam

keseluruhan proses pendidikan. Sumber:

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html?m=1.

8. Taman Kanak-Kanak

TK adalah dunia pelatihan dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. TK diadakan dalam rangka membentuk kemandirian anak sehingga siap untuk memasuki dunia sekolah yang sesungguhnya. Kegiatan belajar di TK telah diupayakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut Jamaris (2003: 58). Menurut kesimpulannya, Taman Kanak-Kanak adalah sarana tempat dunia anak, semua anak bebas mengekspresian dirinya mempunyai

dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam sekitar dan

lingkungan sosialnya lebih baik, rasa ingin tahu anak TK tidak terbatas

pada hal-hal baru melainkan juga berusaha untuk menemukan sendiri

jawaban dengan upaya memahami manusia yang berbeda di

lingkungannya, yaitu tentang bagaimana cara bergaul dengan teman, anak

TK cendrung mengekspresikan diri bila harus menanggapi situasi.

Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan

alam sekitar dan lingkungan sosialnya lebih baik. Anak ingin memahami

segala sesuatu yang dilihat dan didengar Hildebrand dalam Moeslichatoen

(2004 :11) segala sesuatu yang diamati oleh inderanya. Untuk menggapai dorongan tersebut anak berusaha menemukan jawabannya sendiri dengan

berbagai cara. Misalnya jawaban terhadap segala sesuatu yang dilihat,

didengar, dicium, dirasakan atau diraba, tentang bangaimana terjadinya,

dari mana segala sesuatu itu berasal, atau apa yang terjadi bila sesuatu itu

dipegang. Anak TK cendrung mengekspresikan diri bila harus menanggapi

(19)

27

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan diperkaya dengan gagasan-gagasan yang sudah ada dalam pikirannya.

Bila anak TK diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri secara

kreatif maka hal ini akan menimbulkan gairah untuk belajar.

9. Bina Seni

Bina seni adalah pembelajaran seni yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan anak, mengekspresikan diri secara kreatif

dengan berbagai cara dan media seperti bahasa, rupa, bunyi, gerak, peran dan perpaduannya.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrument pada penelitian ini merupakan alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian. Instrument yang digunakan pada penelitian ini antara lain tes (perbuatan), studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. System penilaian atau evaluasi yang dilakukan peneliti menggunakan indikator penilain yang ditentukan sendiri oleh peneliti yang digunakan sebagai acuan tentunya dengan memperhatikan kemampuan siswa. Adapun beberapa indikator penilaian yang ditentukan peneliti dimksudkan untuk dapat melihat kemandirian siswa dalam pembelajaran tari tentunya melalui rangsangan-rangsangan tersebut.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sehingga bisa digunakan dalam memecahkan permasalahan. Suharsimi Arikunto (2001:160) mengungkapkan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih hemat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah”. Salah satu faktor penentu keberhasilan dari suatu penelitian adalah pemilihan instrumen yang tepat.

Salah satu faktor penentu keberhasilan dari suatu penelitian adalah pemilihan instrumen yang tepat. Karena dengan penggunaan instrumen yang tepat

(20)

Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut: a. Mempelajari silabus

b. Menyusun RPP mata pelajaran yang akan diberikan siswa TK Samudra

c. Konsultasikan rancangan instrumen tes dengan guru mengenai materi cerita Cinderella yang akan diberikan pada siswa

d. Uji Coba Instrumen Tes gerak pada siswa TK Samudra Kabupaten

Pangandaran

e. Memberikan beberapa pertanyaan untuk guru mengenai sekolah TK Samudra Kabupaten Pangandaran

Penelitian ini merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel untuk mendapat jawaban yang diharapkan secara lisan dan perbuatan/tindakan. Tes yang akan dilakukan adalah tes perbuatan yang mengukur kemampuan siswa untuk dapat mengemukakan imajinasi tokoh di dalam cerita Cinderella di depan kelas secara individu, tes ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Tes awal dilakukan pada anak TK untuk mengeksplor gerakan-gerakan yang menggambarkan tokoh-tokoh atau peristiwa yang ada di dalam cerita Cinderella. a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dan terinci dari berbagai proses yang terjadi pada biologis dan psikhologis. Dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan” (Sugiyono, 2011: 203). Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu, observasi berperanserta (participant observation) dan observasi

nonpartisipan (non participant observation). Dari segi instrumentasi observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak

terstruktur.

(21)

29

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat/observer. Pengamatan yang dilakukan mengenai proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode bercerita dan melihat sejauh mana keterampilan gerak anak dan dilakukan ketika proses mengajar. Kegiatan mengajar kemudian didokumentasikan melalui foto atau video untuk bisa diamati apakah keterampilan anak sudah sesuai atau belum dengan indikator-indikator yang

telah ditentukan. Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh peneliti.

b. Observasi partisipatif, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati, dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak karena peneliti terlibat juga dalam pengajaran seni tari dengan menggunakan gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak anak TK.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah sebanyak 5 kali yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran bina tari melalui media visual yaitu cerita untuk menumbuhkan keterampilan siswa Taman Kanak-kanak (TK), selain itu observasi ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran bina seni melalui media visual yaitu cerita untuk menumbuhkan keterampilan siswa TK. Observasi ini dilakukan 2 x 30 menit setiap pertemuan.

Observasi Langsung, pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh

pengamat/observer.

(22)

foto atau video untuk bisa diamati apakah menumbuhkan kemandirian siswa sudah sesuai atau belum dengan indikator-indikator yang telah ditentukan.

1. Observasi Siswa

Observasi siswa adalah pengamatan yang dilakukan kepada siswa melalui bentuk format yang telah disediakan maupun secara langsung (spontan). “Menurut Iskandar, (2009:68) Observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran” Dari penjelasan ini,

observasi/pengamatan terhadap siswa perlu dilakukan secara intens, sehingga proses dan hasil dapat diketahui secara lebih relevan dibandingkan pengamatan secara tidak langsung. Peneliti melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar sekaligus mengamati/observasi proses belajar pembelajaran siswa apakah sudah terlaksana dengan baik atau belum.

2. Observasi Guru

Observasi Guru adalah observasi yang dilakukan oleh guru untuk kepentingan proses pembelajaran dengan format yang sudah disediakan, dalam hal ini format diisi oleh guru/peneliti sendiri maupun oleh guru kolaborator atau teman sejawat.

b. Tes

(23)

31

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Studi Literatur

Studi literature merupakan langkah yang dilakukan peneliti dalam mencari data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kegiatan studi literature ini meliputi kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku sumber yang nantinya bisa dijadikan sebagai referensi penulisan laporan penelitian. Data dan informasi dalam langkah ini, peneliti peroleh

dari hasil membaca buku-buku bacaan seperti skripsi, artikel, jurnal internet dan berbagai buku pelajaran serta buku bacaan yang berkaitan langsung dengan masalah pendidikan kesenian. Sehingga penelitian ini mendapat banyak referensi dari buku-buku yang dapat memperkuat penjelasan dari penulis mengenai penelitian ini.

d. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui komunikasi secara lisan (tanya jawab) terhadap narasumber yaitu kepala sekolah dan pengajar seni yang biasa mengajarkan anak TK Samudra Kabupaten Pangandaran menari jika akan dilaksakannya kenaikan kelas, serta seluruh anak TK sebagai objek eksperimen yang mengikuti pembelajaran seni tari yang ada di sekolah tersebut. Wawancara kepada kepala TK Samudra Kabupaten Pangandaran dan guru dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai objek penelitian seperti, seberapa antusias anak-anak di TK Samudera dalam seni tari dan seberapa besarnya keterampilan seni mereka khususnya dalam seni tari. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang materi, cara mengajar, serta

hambatan-hambata dialami dalam mengajarkan tari, yang selama ini dilakukan oleh para pengajar. Wawancara untuk mendapatkan data dan

(24)

yang didapat dari pelaksanaan di lapangan serta digunakan untuk memverifikasi hasil observasi.

Wawancara kepada kepala sekolah

Wawancara ini bertujuan untuk menanyakan mengenai kurikulum di sekolah TK, pembelajaran di TK, serta karakteristik siswa sebagai langkah awal untuk melaksanakan proses pembelajaran tari melalui stimulus cerita untuk

menumbuhkan keterampilan gerak siswa. Wawancara kepada guru

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan dan pengaruh yang didapatkan dari pembelajaran bina seni melalui cerita untuk menumbuhkan keterampilan gerak siswa TK.

e. Catatan Lapangan

Dalam penelitian ini, catatan lapangan merupakan jurnal maupun catatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini guru sebagai pemberi tindakan pada penelitian ini meliputi pemanfaatan segala hal yang dapat dikumpulkan oleh peneliti dengan bantuan dari guru lain. Tujuannya adalah untuk melengkapi data-data yang kurang lengkap.

Catatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan jurnal harian (arsip) selama penelitian dan pada setiap tindakan yang dilakukan peneliti/guru pada saat implementasi pembelajaran melalui penggunaan media audio visual unutk menumbuhakn kemandirian pada siswa.

f. Diskusi

Mendiskusikan sejauh mana implementasi pembelajaran ini

berkembang dengan baik. Diskusi ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Tugas guru di dalam penelitian ini untuk mengamati dan berdiskusi hasil

dari pencapaian proses dan penggunaan media audia visual yang sedang dilaksanakan.

g. Studi Dokumentasi

(25)

33

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dilakukan siswa dalam pembelajaran seni tari, hasil-hasil yang telah diperoleh berupa piagam, sertifikat, dan piala dalam kegiatan seni tari. Menganalisis data-data yang sudah ada berupa arsip mengenai keadaan sekolah dan siswa, kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa dalam pembelajaran seni tari, hasil-hasil yang telah diperoleh dan berupa piagam, sertifikat, foto-foto, video dan sumber-sumber tertulis lainnya. Studi

dokumentasi adalah suatu studi yang menghasilkan suatu objek gambar, baik yang berupa audiolingual maupun audiovisual. Dalam penelitian ini merupakan sarana penunjang agar data-data yang diperoleh dari hasil yang diamati dikelas bisa lebih akurat. Hal tersebut bisa membantu peneliti pada saat melakukan analisis terkait dengan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dokumentasi tersebut dapat berbentuk kegiatan, proses, dan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.

h. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini merupakan langkah yang digunakan untuk mencari sumber data dari sumber-sumber tertulis dan audio berupa buku, skripsi, majalah, artikel, kutipan pernyataan dari narasumber dan lain-lain. Penggunaan buku dan kutipan dari narasumber sebagai sumber dapat dijadikan kerangka acuan atau landasan dalam merumuskan dan menganalisis dan mengolah data penelitian serta mendapatkan informasi yang relevan dengan objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini diperlukan juga instrument penelitian dimana instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitan. Instrumen juga

merupakan langkah-langkah yang penting dalam penelitian. Melalui instrument maka akan diperoleh data dan jawaban terhadap permasalahan

yang diajukan. E. Tahap Pelaksanaan

(26)

dikonsultasikannya dengan dosen di jurusan Seni Tari dengan Guru di TK pada saat kegiatan belajar berlangsung peneliti mengamati KBM tersebut. Hal ini dilakukan dalam lima kali pertemuan untuk Pembelajaran Tari melalui stimulus cerita.

F. Analisis Data

Pada Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

analisis data deskriptif. Penggunaan metode ini juga dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti proses penelitian ini karena dengan metode ini objek tidak diberikan perlakuan khusus sehingga proses penelitian dengan hasil yang diterima akan bersifat alamiah tanpa ada manipulasi tertentu. Pada pemaparan hasil analisis data menggunakan deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan hasil peneliti pada saat pembelajaran tari melalui stimulus ucerita ntuk menumbuhkan keterampilan gerak siswa TK Samudra Kabupaten Pangandaran. Pemilihan metode dan pendekatan ini dimaksudkan agar peneliti lebih menerangkan secara terperinci hal-hal apa saja yang terjadi dilapangan ketika proses penelitian berlangsung. Hal-hal terkecil apapun yang merupakan sebuah respon yang timbul pada siswa dari penerapan pembelajaran tari ini akan dapat dijelaskan oleh peneliti, bahkan mungkin dapat diketahui segala sebab-akibatnya yang dimunculkan siswa dari penerapan ini. Analisis data dilaksanakan terus menerus selama proses berlangsug.

Analisis proses merupakan analisis tentang pengaruh keterampilan gerak tari melalui stimulus cerita untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam menciptakan gerak tari, menumbuhkan kreativitas siswa dan responnya,

sedangkan analisis hasil adalah pendeskripsian hasil penerapan kemandirian siswa dalam pembelajaran tari di TK Samudra Kabupaten Pangandaran

(27)

35

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Setelah melakukan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data dengan menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu atau mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahannya.

2. Menyesuaikan data yang telah diperoleh sesuai dengan sumber-sumber baik yang diperoleh secara lisan maupun tulisan berupa buku, hasil

wawancara, ataupun laporan-laporan tertulis hasil penelitian serupa yang sudah dilakukan sebelumnya. Data yang telah direduksi dan disesuaikan tersebut disajikan dalam bentuk narasi.

[image:27.595.119.519.138.705.2]

3. Mengolah data hasil penelitian pada saat penelitian, adapun format penilaian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Contoh format penilaian

N0 NAMA SISWA L/P MGS 3W KT TLW

(28)

Beberapa indikator penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menciptakan gerak sendiri (MGS): Siswa dapat menciptakan gerak sendiri (mengeksplorasi gerak) secara sederhana sesuai dengan kemampuan motorik

b. Wirahma, Wirasa, Wiraga (3W): Dlihat dari siswa dapat menyampaikan sendiri setiap gagasan 3W sebebas mungkin tanpa

ada paksaan.

c. Karakter Tokoh (KT): Siswa mampu memberikan gerak sederhana yang mendeskripsikan salah satu karakter tokoh yang terdapat di dalam cerita

d. Bermain Tempo dan Level, Waktu (TLW): siswa menari mengikuti tempo, siswa bermain tempo cepat, sedang dan lambat dalam bentuk gerak dan menciptakan level tinggi, sedang, rendahnya gerakan, waktu dari setiap perubahan gerak secara mandiri. Seperti ketika peneliti menyuruh berlari, penggambaran ketika Cinderella berlari dikejar oleh ibu dan kakak tirinya saat di pesta.

4. Penilaian dilakukan dari awal kegiatan, selama kegiatan berlangsung sampai dengan akhir kegiatan. Hal yang dinilai oleh peneliti adalah tingkat kemampuan siswa dalam keberanian melakukan gerak, keberanian mengeluarkan pendapat dan bertanya, menciptakan gerak sendiri yang sesuai dengan imajinasinya. Kecenderungan dari sistem penilaian yang digunakan peneliti adalah untuk mengukur atau menilai secara objektif mengenai hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Mengingat penelitian yang dilakukan adalah penelitian

kualitatif, maka dalam hal ini sistem penilaiannya mengacu pada poin kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti

mengacu pada standar nilia dari sekolah TK yang bersangkutan, yaitu:

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berekembang

(29)

37

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BSB : Berkembang Sangat Baik 5. Menganalisis data yang telah diolah

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Pada bagian akhir dari penulisan ini, peneliti akan memberikan simpulan penelitian dan saran-saran yang mungkin dapat menjadi masukan atau bahan

rujukan bagi pihak-pihak yang terkait di dalamnya serta dapat memicu para peneliti lain untuk mengadakan penelitian dengan metode yang lebih kreatif. 1. Simpulan

Berdasarkan temuan dilapangan, disimpulkan bahwa pada proses penelitian pembelajaran tari dengan judul ”Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksplorasi Keterampilan Gerak Pada Pembelajaran Bina Seni Di Tk Samudra Kabupaten Pangandaran” selama lima kali pertemuan, siswa mampu berimajinasi tentang penggambaran tokoh-tokoh dan penggambaran situasi atau kondisi, seperti Cinderella dikejar oleh kaka dan ibu tirinya serta ketika berada di pesta di dalam cerita dengan menyampaikannya melalui gerak-gerak yang indah, walaupun gerakan-gerakan tersebut bukan hal yang baru untuk orang dewasa.

Penelitian ini berpusat pada upaya menumbuhkan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran seni tari. Dengan menggunakan cerita Cinderella diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran seni tari. Serta melalui proses kegiatan penelitian ini diharapkan siswa dapat lebih mengasah keterampilan dan keaktifan belajar dalam menciptakan gerak berdasarkan imajinasi melalu cerita yang disampaikan.

Pembelajaran seni tari dengan stimulus cerita Cinderella juga menjadikan alternatif bagi anak agar lebih berinovasi dan berkreasi dalam minciptakan gerak. Dengan bantuan peneliti dan guru lainnya, anak akan lebih berfikir lagi dalam

(31)

86

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Implikasi

Pembelajaran seni tari dengan menggunakan stimulus cerita Cinderella, diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan gerak anak dan sekaligus untuk menggali semua potensi-potensi yang masih terpendam dalam diri anak, sehingga pembelajaran seni tari dapat dilaksanakan dengan rasa senang dan bermakna bagi anak. Komponen-komponen di dalam perencanaan pengajaran merupakan

perangkat pembelajran yang berfungsi untuk mengontrol langkah-langkah pembelajran berlangsung, karena fungsinya sangat penting sekali maka dari itu keberadaanya perlu mendapatkan perhatian dari guru.

Untuk guru-guru TK Samudra Pangandaran, dengan adanya penelitian yang dilaksanakan ini diupayakan dapat memberikan warna baru dalam pembelajaran berupa metode-metode yang lebih kreatif lagi, sehingga proses belajar mengajar tidak monoton.

Manfaat bagi peneliti pendidikan seni dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, sehingga akan diperoleh berbagai macam model pembelajaran yang kreatif dan membuat anak senang, bukan malah membebankan. Model-model pembelajaran tersebut akan dapat dipakai sebagai alternatif dalam proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman.

Bagi pihak sekolah sebagai pihak yang terkait dalam keberhasilan mutu pembelajaran, maka diharapkan sekolah berpartisipasi dalam melakukan usaha yang dapat meningkatkan kemampuan guru dan bagi siswa ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dalam pembelajaran.

Penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan untuk jurusan seni tari dan dapat dijadikan bahan referensi untuk mahasiswa yang akan mengajar di sekolah Taman Kanak-kanak. Penelitian ini juga sekaligus memotivasi, memberikan

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Adhityawati, Galih (2007). Cerita Fabel Si Kancl Sebagai Stimulus Dalam Meningkatkan Kreativitas Gerak Tari Siswa Kelas 2 SD Labschool UPI. Skripsi UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya

Baharuddin, H & Wahyuni (2008). Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Dewi, Trisna Natalia (2010). Ceritera Anak Sebagai Stimulus Pada Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Cidadap Bandung. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Press.

Kelompok Gramedia (2011). Cinderella. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Moeslichatoen (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Moh. Nazir (2011). Metode Penelitian Ciawi, Bogor: Ghalia Indonesia 2011.

Munandar, Utami. (2009). Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

(33)

88

Nuraeni Khoerunnisa, 2013

Gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak pada pembelajaran bina seni di tk samudra kabupaten pangandaran

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR UNDUHAN

http:// cumanulisaja.blogspot.com

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html?m=1.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/lampiran

http://ihsanbahankuliah.blogspot.com/2008/12/populasi-dan-sampel-populasi-pengertian.html.

http://kamusbahasaindonesia.org/cerita.

http://pendidikansenianak.blogspot.com/

http://ruski1201110016.wordpress.com/artikel/karakteristik-perkembangan-anak-usia-tk/

http://tknurulhikmah.wordpress.com/tips-cerdas/stimulasi-untuk-mencerdaskan-anak/.

http://wikipedia.org/wiki/stimulus(psychology)

http://www.trub.us/2013/01/cerita-rakyat-dalam-pembelajaran.html.

Stimulasi%20motorik%20halus%20untuk%20anak%20balita.htm

Gambar

Tabel 3.1 Contoh format penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang SPPA menyatakan : “Sistem Peradilan Pidana Anak mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif”. Keadilan Restoratif tidak menggunakan pembalasan

Sahabat MQ/ Fraksi Partai Golkar meminta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta/ agar segera menerbitkan peraturan larangan merokok di tempat umum// Permintaan tersebut

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Jenis-jenis alat pelindung diri adalah (Djojosumarto, 2008) : 1) Alat pelindung kepala dengan topi atau helm kepala. 2) Alat pelindung mata, kacamata diperlukan untuk

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai tambah per bahan baku dodol salak pada usaha industri rumah tangga di desa Tamarenja Kecamatan Sidue Tobata Kabupaten Donggala,

[r]

Adapun spesifikasi alat yang dipergunakan dan yang dirancang adalah sebagai berikut : PC Pentium IV dengan menggunakan software Visual Basic 6.0 untuk merancang tampilan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal persamaan garis singgung lingkaran berdasarkan