• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

A. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ... 8

B. Pendekatan Matematik Realistik ... 11

C. Pemahaman Konsep Matematika ... 15

D. Pengertian Hasil Belajar ... 15

E. Soal Cerita Pecahan ... 16

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 16

G. Kerangka Berfikir ... 17

H. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 19

A. MetodePenelitian ... 19

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 23

C. Instrumen Penelitian ... 25

(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 81

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 0.1 Daftar Nilai Rata-rata Matematika ... 2

Tabel 3.1 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I ... 30

Tabel 3.2 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II ... 31

Tabel 3.3 Aturan Penskoran Setiap Item Tes ... 38

Tabel 4.1 Data Personal Guru ... 40

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 43

Tabel 4.3 Keadaan Unit Gedung & Ruang Belajar ... 43

Tabel 4.4 Keadaan Ruang Penunjang Kegiatan ... 44

Tabel 4.5 Keadaan Meja dan Kursi ... 44

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus ... 49

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 54

Tabel 4.9 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 56

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 57

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 62

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 64

Tabel 4.13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 66

Tabel 4.14 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ... 67

Tabel 4.15 Ketuntasa Belajar Siswa Siklus II ... 68

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 36 Diagram 4.1 Diagram Peningkatan Pemahaman Siswa dari

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 81

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 90

Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I ... 91

Lampiran 4 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 93

Lampiran 5 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 94

Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Siklus i ... 95

Lampiran 7 Hasil Refleksi Siklus I ... 96

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 97

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...105

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ...106

Lampiran 11 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ...108

Lampiran 12 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus II ...109

Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ...110

Lampiran 14 Pedoman Wawancara Siswa yang Nilainya di bawah KKM ...111

Lampiran 15 Hasil Refleksi Siklus II ...112

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional, pengembangan otonomi sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pembaruan – pembaruan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satunya adalah pendidikan matematika yang memiliki peranan sangat penting untuk semua bidang ilmu terutama sains dan teknologi.

Matematika memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia,apalagi dalam kehidupan modern sekarang. Keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya dan bagi para peserta didik yang sudah siap untuk mengikuti pembelajaran matematika akan merasa senang mengikuti pelajaran tersebut.

Dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

(8)

Berikut diperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 1 Kamarang berdasarkan nilai raport dalam menyelesaikan soal matematika tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut :

Tabel 01

Daftar Nilai Rata-rata Matematika

Kelas Nilai Rata- rata Pada Mata Pelajaran Matematika

IV A 63

IV B 65

Sumber: Daftar Nilai Raport Siswa Kelas IV A dan IV B TahunPelajaran

2011/ 2012, dikutip tanggal, 06 September 2012.

Berdasarkan Tabel 01 diatas,kelas IV A memiliki nilai rata- rata 63 sedangkan kelas IV B nilai rata-rata 65 oleh karena itu peneliti mengambil satu kelas yaitu kelas yaitu kelas IV A sebagai objek dalam penelitian ini.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan karena dalam pengajaran matematika, penyampaian guru cenderung bersifat monoton (hampir tanpa variasi kreatif) kalau saja siswa, siswa selalu berkata matematika itu sulit,merupakan pelajaran menakutkan takut disuruh ke depan dan sebagainya (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV A, Wawancara, Tanggal 12 Oktober 2012).

Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita sebagian besar pendekatan yang digunakan masih bersifat mekanistis. Selama ini proses belajar mengajar hanya didominasi dengan diskusi, penugasan dan latihan sehingga dalam waktu yang relatif singkat guru dapat menyelesaikan bahan pelajaran, kenyataan ini diperkuat oleh alasan guru yaitu mengajar target kurikulum, hal yang demikian merupakan faktor yang menjadikan matematika termasuk pelajaran yang asing yang akhirnya kurang diminati.

(9)

pecahan merupakan materi matematika yang sangat penting, karena merupakan dasar dalam belajar matematika lebih lanjut, serta banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang yang lain.

Melihat kondisi di SDN 1 Kamarang yang sering dialami siswa kelas IV A SDN 1 Kamarang dalam mengerjakan soal bentuk cerita matematika (Pecahan), terutama seperti sulit memahami dan mengilustrasikan soal cerita, prestasi yang masih rendah pada mata pelajaran matematika yang diantaranya kebanyakan siswa memperoleh nilai rata- rata 63, pendekatan yang digunakan masih bersifat mekanistis, penyampaian guru cenderung bersifat monoton dan guru tidak menggunakan alat atau media dalam menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan soal cerita matematika itu sendiri sehingga murid menjadi cepat lupa dengan materi yang telah diberikan. (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV, Wawancara, tanggal 12 Oktober 2012)

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakannya suatu penelitian yang difokuskan bagi siswa kelas IV A SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dengan mencoba satu pendekatan baru yang lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu pendekatan yang disebut dengan pendekatan matematika realistik, karena pendekatan ini lebih memfokuskan pada kehidupan riil, dimana pendekatan matematika realistik dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Fruedenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human aktifities) yang harus dikaitkan dengan realitas. Pendekatan matematika realistik lebih memanfaatkan realitas dan lingkungan yang lebih mudah dipahami siswa serta untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Menyelesaikan Soal Cerita pada Bilangan Pecahan”

(10)

Berdasarkan paparan diatas maka masalah-masalah dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan ?

3. Apakah hasil belajar siswa siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dapat meningkat setelah diterapkan pendekatan matematika realistik ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang penyelesaian soal cerita pecahan.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.

(11)

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Siswa, Guru, Sekolah dan Peneliti.

1. Bagi siswa

a. Membuat siswa lebih berperan aktif dan terampil dalam belajar.

b. Dapat merangsang kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan masalah.

c. Dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan dalam upaya mengembangkan pengetahuan.

d. Menambah semangat dalam mengikuti Mata Pelajaran Matematika.

2. Bagi Guru

a. Dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memilih/ menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan pemahaman siswa sesuai yang diharapkan. b. Untuk menumbuhkembangkan potensi belajar siswa

khususnya mata pelajaran matematika. 3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan pembelajaran didalam kelas berupa peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran yang lain.

b. Dapat memperbaiki teknik dan metode pembelajaran yang bervariasi.

c. Dapat meningkatkan hasil belajar. 4. Bagi Penulis

a. Menambah ilmu pengetahuan, pemahaman dan wawasan. b. Sebagai bahan kajian tentang penerapan PMR dan

(12)

matematika khususnya dalam menyelesaikan soal cerita matematika terutama soal cerita pecahan.

E. Definisi Operasional

1. Matematika Realistik

Matematika realistik adalah matematika yang disajikan sebagai suatu proses kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Bahan pelajaran yang disajikan melalui bahan cerita yang sesuai dengan lingkungan siswa.

Matematika realistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah matematika yang dijadikan suatu proses atau kegiatan manusia.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar

3. Soal Cerita Pecahan

Pecahan adalah bilangan yang disajikan dalam bentuk a/b dengan a,b anggota bilangan bulat. Pada bentuk tersebut a disebut pembilang dan b disebut penyebut.

Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk uraian atau cerita baik secara tertulis maupun lisan.

(13)
(14)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Masalah utama dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dikelas IV SDN 1 Kamarang melalui penerapan pendekatan matematika realistik . Penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (class room action research).

A. Metode penelitian

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian , penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta- fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi (Margono dalam hj. Ihat,Rudi dan Nuraedi,2009:81) metodelogi penelitian terdiri dari kata

“methodology” yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk

memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Hadi dan Haryono, 2005:41). Adapun yang dimaksud metode penelitian menurut furchan (2004:39) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan , guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangakan secara bersama –sama antara peneliti dan decision maker tentang variable variable yang dapat di manipulasikan dan segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan (Nazir,2005:79).

(15)

masalah ke tempat suatu sekolah atau lebih khusus pada pembelajaran tertentu dan suatu kelas tertentu dengan menggunakan metode ilmiah .

Arikunto (2009:2-3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan , Kelas , maka ada pengertian yang dapat diterangkan :

1. Penelitian. Merujuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan. Merujuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja yang dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam penelitian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dari guru yang sama pula.

Dari tiga pengertian kata penelitian, tindakan, dan kelas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap satu atau beberapa materi pelajaran.

(16)

Perbedaan yang nyata adalah bahwa penelitian tindakan tidak mengenal populasi dn sempel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek yang dikenai tindakan saja.

Penelitian tindakan kelas digunakan untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins,1993 dalam Rochiati : 2006). Merujuk pada pendapat tersebut, PTK sangat cocok dipilih oleh guru didalam kelas sebagai peningkatan mutu pembelajaran sekaligus meningkatkan profesionalisme. Selain itu PTK juga bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran didalam kelas yang dialami langsung antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Hal ini penting dilakukan sebagai perbaikan mutu pembelajaran .

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus yang dilakukan secara berulang – ulang dan berkelanjutan.peneliti menggunakan model siklus yang mengacu pada alur model yang dikembangkan oleh Arikunto (2009:16) yang meliputi komponen :

a. Perencanaan (plan). b. Tindakan (action) c. Pengamatan (observe). d. Refleksi (reflection).

Model desain dari empat komponen diatas tergambar dalam gambar 3.1

Perencanaan

(17)

Gambar 3.1

Model Desain Penelitian Arikunto (2009:16)

B. Lokasi dan subyek penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Kamarang Jalan Ahmad Yani Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.

Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(18)

data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

Peneliti ini memfokuskan pada penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesikan soal cerita pecahan.

Adapun untuk lebih jelasnya lokasi penelitian SDN 1 Kamarang tergambar dalam denah gambar 3.2

(19)

Gambar 3.2

Denah Lokasi SDN 1 Kamarang 2. Subyek penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kamarang kecamatan greged kabupaten cirebon dengan jumlah siswa 24 orang, yang terdiri dari 15 orang laki – laki 9 orang perempuan.

Alasan dipilihnya kelas IV menjadi subjek penelitian adalah sebagai berikut :

(20)

b. Pendekatan realistik cocok untuk menyelesaikan soal cerita pecahan pada usia di kelas IV yang sudah mulai berfikir kritis dan mengembangkan rasa ingin tahunya yang lebih mendalam.

c. Dimana siswa kelas IV mempunyai kemampuan heterogen. Diantaranya ada siswa yang sangat tertinggal sekali,dalam artian kemampuanya sangat rendah. Adapula yang nakal dan tidak mau memperhatikan sama sekali.

C. Instrumen penelitian

Instrument penelitian di gunakan untuk mendapatkan data penelitian dengan tingkat ketercakupan data sesuai dengan fokus penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian ini dirancang seoptimal mungkin dengan menetapkan indikator-indikator dan tujuan pembelajaran yang harus di capai oleh siswa mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam KTSP.

Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada pemahaman matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan.

b. Lembar kerja siswa

Pengerjaannya adalah dengan cara diskusi kelompok, namun setiap siswa harus mengerjakan LKS tersebut secara individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih efektif, dan seluruh siswa dapat memahami konsep – konsep yang sedang dipelajari.

(21)

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban.Dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur, dan aturan –aturan. Dalam menjawab soal , peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk lain seperti member tanda , mewarnai, menggambardan lain sebagainya ( Depdiknas: 2006).

Pemberian tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap siklus dan dikerjakan secara individu, tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa melalui skor. Alat evaluasi yang baik dapat di tinjau berdasarkan hal – hal sebagai berikut :

1) Validitas item tes

Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu tekhnik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui valid (sahih) atau tidaknya suatu alat tes. Suatu alat tes tersebut valid jika dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatuyang akan di evaluasi. Uji validitas menggunakan rumus produk dari pearson (Purwanto,2009:137), yaitu :

xy= �( )−( )( )

�( 2)− 2( 2)2

Keterangan :

xy = Koefisien korelasi antara x dan y � = banyaknya testi

= skor tiap butir soal masing – masing siswa = skor total masing masing siswa

(22)

Antara 0,00 – 020 : (sangat rendah) 0,41 – 0,40 : ( rendah)

0,71 – 0,90 : (tinggi) 0,91 – 1.00 : (sangat tinggi) 2) Reliabilitas Item Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi)suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipaercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg / konsisten ( tidak berubah – ubah).tes yang reiabel atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda- beda. Sebaliknya, tes yang tidak reliabel seperti karet untuk mengukur panjang , hasil pengukuran dengan karet dapat berubah – ubah ( tidak konsisten). ( Karno To,2003:7)

Uji reliabilitas in menggunakan rumus alpha ( Mardapi, dalam Prabawanto, dalam M-Tohir 2011).

Rtt =( 2 x R gg

1+ Rgg )

Keterangan :

Rtt = koefisien reliabilitas tes

Rgg = koefisien korelasi ganjil-genap kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

Rtt < 0,20 = Sangat rendah

0,20 < Rtt 0,40 = Rendah

0,40 < Rtt 0,70 = Cukup

0,70 < Rtt 0,90 = Tinggi

0,90 < Rtt 1,00 = Sangat tinggi

(23)

Daya pembeda menunjukan sejauh mana tiap buti soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan siswa yang tidak menguasai bahan .Butir soal yang daya pembeda rendah , tidak ada manfaatnya, malahan dapat merugikan siswa yang belajar sungguh- sungguh. (Karno To,2003:11). Uji daya beda ini menggunakan rumus :

DP = −

� � 100 %

Keterangan :

DP = indeks Daya pembeda butir soal tertentu (satu butir) = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah � = jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B Kriteria daya pembedanya adalah sebagai berikut : Negatif – 9% = sangat buruk

10% - 19% = buruk 20% - 29% = agak baik 30% - 49% = baik

50% keatas = sangat baik

Pada prinsipnya,daya pembeda dihitung berdasarkan selisih jawaban benar pada kelompok atas dan kelompok bawah, dibagi dengan jumlah siswa pada salah satu kelompok tersebut,dikalikan 100% agar diperoleh angka bulat ( bukan pecahan atau persen).

4) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukan apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah . Tes yang baik memuat kira- kira 25% soal mudah ,50% soal sedang dan 25% sukar. Uji tingkat kesukaran ini menggunakan rumus :

TK = +

(24)

Keterangan :

TK = indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu ( satu butir). = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A. = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B. � = jumlah siswa pada kelompok A (atas / unggul).

� = jumlah siswa pada kelompok B (bawah / Asor). Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :

0% - 15 % = sangat sukar

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I

No

Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

(25)

10 0,58 Cukup 72,50 Mudah 35,0 Baik Gunakan

Realibitas item soal tes siklus I tersebut memiliki skor 0,85 yang berkriteria tinggi.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II

No Validitas Tingkat Kesukaran (%) Daya Pembeda (%) Keterangan

Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

(26)

dilakukan oleh guru hal ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dsan kekurangan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran, hal ini penting untuk perbaikan dalam siklus berikutnya. Lembar observasi guru di isi oleh pengamat, sebagai dasar untuk perbaikan bagi peneliti.

Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksaan pembelajaran. Lembar aktivitas siswa ini merupakan pedoman bagi pengamat ketika mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.Seperti halnya lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa juga digunakan sebagai bahan refleksi bagi perbaikan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.

Selain itu lembar wawancara siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.Ini dapat dijadikan tolak ukur perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus (putaran) setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Guru menentukan materi pokok yang akan diajarkan tentang pecahan

2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan dalam bentuk soal cerita

3) Merancang metode yang akan digunakan 4) Menyiapkan instrument observasi

(27)

6) Uji coba instrumen tes, kemudian menganalisis hasil uji coba untuk diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

7) Mengkonsultasikan instrument pada dosen pembimbing.

8) Merevisi instrumen b. Pelaksanaan

1) Melakukan pembelajaran dengan penerapan pendekatan matematika realistic

2) Mengelompokan siswa terdiri 4 orang setiap kelompok yang heterogen

3) Memberikan salah satu masa;ah kontektual dalam bentuk soal cerita pada bilangan pecahan

4) Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok

5) Membahas lembar kerja dan penyelesaiannya c. Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran

2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa

4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran 5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal d. Refleksi

(28)

kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan dalam siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Guru membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I

2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan dalam bentuk soal cerita

3) Merancang metode apa yang akan digunakan 4) Menyiapkan instrument observasi

b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan

1) Mencatat semua yang terjadi sebagaisumber data yang digunakan pada tahap refleksi

2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki 3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang

dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan

3) Refleksi

(29)

dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Diharapkan setelah pembelajaran diperbaiki dan kesalahan-kesalahan yang muncul pada siklus I diperbaiki, maka pada akhir siklus II ini diharapkan pemahaman matematika siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon tentang menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dengan menerapkan pendekatan matematika realistik dapat ditingkatkan.

4) Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan sampai pada tahap refleksi, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasa. Hal ini dilakukan agar dapat memnberikan gambaran-gambaran tentang kelemahan dan kelebihan setiap hal-hal yang dilakukan pada setiap siklus. Dari kesimpulan ini dapat diketahui sejauh mana peningkatan baik proses maupun hasil pembelajaran matematika tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dengan penerapan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV di SDN 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon.

(30)

Diagram 3.2

Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas

5) Tekhnik Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Sumber data

Identifikasi dan Analisa

Masalah

Perencanaan Tindakan Siklus I, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah

yang berkaitan dengan Pecahan Siklus I

Monitoring Implementasi

Refleksi dan Penjelasan Kelemahan Pelaksanaan

Perencanaan Tindakan Siklus II, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan

Monitoring Implementasi

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah

yang berkaitan dengan Pecahan Siklus II

(31)

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa melalui pengamat dan hasil tes pemahaman siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajran dilakukan oleh pengamat. Tes pemahaman dilakukan setiap akhir siklus.

b) Analisis data

Data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian, dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Berdasarkan bentuk dan sifatnya data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (berbentuk kata-kata/kalimat) dan kata kuantitatif (berbentuk angka). (1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya data kuantitatif dapat diolah dan dianalisis menggunakan tekhnik perhitungan matematika atau statistika. (Ihat,Rudi dan Nuraedi,2009:193). Setelah data kuantitatif ini diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan langkah-langkah sebagi berikut : (a). Penskoran

Sebelum melakukan tes pemahaman matematika kepada setiap siswa untuk setiap siklus, maka ditentukan aturan penskoran untuk setiap item soal. Aturan penskoran yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Tabel 3.3

(32)

Skor Deskripsi 0 Siswa tidak merespon sama sekali

1 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban salah 3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian, jawaban benar 5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar 8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah 10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar

(diadapatasi dari Randalls)

(c) Menghitung presentasi ketuntasan belajar klasikal dengan rumus :

(33)

maka pembelajaran tuntas dengan kategori cukup, dan jika 80%-100% siswa mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM, maka pembelajaran tuntas dengan kategori baik.

(2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata- kata,bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam tekhnik pengumpulan data misalnya wawancara,analisis dokumen,diskusi terfokus atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkip). (Ihat, Rudi dan Nuraedi,2009:193)

Data kualitatif diperoleh dari deskripsi kekurangan dan kelebihan yang tergambar dalam lembar observasi siswa. Dari deskripsi tersebut direflesikan dan di diskusikan dengan para pengamat kemudia direncanakan perbaikan-perbaikan untuk siklus selanjutnya agar dapat memeperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan pembelajaran yang lebih baik dan agar pemahaman siswa meningkat.

(34)

orang siswa untuk diwawancarai. Siswa yang akan diwawancarai tersebut akan berkonsultasi dengan wali kelas. Penarikan kesimpulan akan dilakukan dengan cara memilih hasil wawancara yang paling mewakili keseluruhan hasil wawancara.

Selanjutnya hal-hal yang perlu diperbaiki akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Data – data tersebut akan disajikan secara deskripsi dari setiap hal penelitian yang diperoleh. Setelah itu, akan didiskusikan secara berkesinambungan dengan para pengamat dan dosen pembimbing dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan – perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

(35)
(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan, dan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa adalah memepersiapkan alat atau bahan yang akan digunakan dan juga membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari instrumen pembelajaran yang berupa RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) yang menjabarkan materi pokok penerapan pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan, LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai alat pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran, dan lembar soal tes pemahaman untuk siklus I sebagai alat ukur untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya adalah instrumen pengumpul data yang terdiri dari : lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk memudahkan pengamat dalam mencatat hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan lembar wawancara sebagai pedoman dalam melakukan wawancara kepada siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

(37)

penyusunan Instrumen ini mengacu pada perbaikan- perbaikan yang perlu dilakukan dari hasil refleksi siklus I,dimana penerapan pendekatan matematika realistik lebih diperkental.

2. Pelaksanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa yaitu dengan mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok, pembelajaran diawali dengan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali tentang konsep pecahan dengan melakukan tanya jawab mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan,menjelaskan tujuan pembelajaran,dan mulai memberikan salah satu masalah kontekstual yang sedang dipelajari, melakukan diskusi kelas dan peserta didik diminta untuk mengerjakan soal yang ada dalam LKS dan guru membimbingnya,guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab paling tepat berupa nilai plus. Dan diakhir pelaksanaan mengadakan tanya jawab ,meluruskan kesalahpahaman,guru memberikan penguatan dan penyimpulan serta memberikan evaluasi tertulis pada peserta didik secara individu.

(38)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penyelesaian soal cerita pada bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran dikelas siswa disarankan untuk lebih giat dan bersemangat sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Siswa juga diasarankan untuk lebih aktif didalam proses pembelajaran agar kereaktifan dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

2. Bagi Guru

Kepada guru sekolah dasar disarankan mencoba pendekatan matematika realistik karena dengan bahan ajar yang menerapkan pendekatan matematika realisti dapat membuat siswa bisa berfikir kreatif dan lebih semangat dalam belajar dan peran guru memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan klas berikutnya dengan sasarn yang lebih luas dan lebih mendalam. b. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Buku literatur

Arikunto,S .(2009).Prosedur Penelitian, Yogyakarta.Rineka Cipta.

BSNP .(2006). Standar isi , standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP

Daryanto dan Tasrial. (2012) .Konsep Pembelajaran Kreatif.Yogyakarta . Gava media

Effendi , M .(2008). Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan siswa.Skripsi Sarjanapada FIP UPI Kampus Surakarta : tidak diterbitkan

Furchan,A. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan .Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Hadi, A. dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta:Rineka Cipta.

Ihat ,Rudi , dan Nuraedi.(2009).Penelitian Pendidikan . Bandung.UPI PRESS

Karno To , (2003) , Mengenal Analisis Tes. Bandung: FIP UPI Bandung

Karno To dan Yudi Wibisono, (2003).ANATESVersi 4.0 for Windows, Program Komputer Khusus Untuk Analisis Tes Pilihan Ganda. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

KBBI online.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia.http: // www. Pusat bahasa.depiknas .go.id /kbbi.(11 oktober 2012)

Nazir.(2005).Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto , Ngalim. Prinsip – prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran . Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono.(2001). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono . (2009). Metode Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: CV.Alfabeta

(40)

Winata, U.( 1992 ) .pendekatan pembelajaran kelas rangkap . jakarta : Depdikbud

Zahra .(2010). Mengajar Dengan Pendekatan Realistikhttp://Zahra abcd.blogspot.com / 2010/04/ mengajar - matematika - dengan pendekatan . html (10 oktober 2012)

Internet

http :// www.republika.co.id /berita /64770/meningkatkan kualitas pendidikan dengan PMRI (Diakses tanggal 10 oktober 2012 )

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/926/T1_29200819 9_BAB%20II.pdf?sequence=3( Diakses tanggal 10 oktober 2012)

http : // Jurnalarungpalaka .Blogspot.com /2012/10/meningkatkan – pemahaman – konsep . Html. (Diakses tanggal 10 Oktober 2012)

Gambar

Gambar 3.1 Model Desain Penelitian Arikunto (2009:16)
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

MENJELANG SAAT BERBUKA / CUKUP BANYAK MASYARAKAT YANG DATING UNTUK BERBUKA PUASA BERSAMA SETELAH SEBELUMNYA. MENGIKUTI

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini

Karena tujuan etnografi adalah mendeskripsikan kebuda- yaan dalam bahasanya informan, maka etnografer harus mendorong informan ter- sebut berbicara dengan cara yang

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Kumpulan Tuntunan Sholat lima waktu dalam Islam dengan menggunakan Flash MX dan Internet Explorer

Software yang digunakan adalah Flash MX, yang merupakan seri ke 6 dari flash keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan berbagai elemen multimedia seperti animasi, teks, gambar

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Atas nama keluarga, mohon do’a agar anak kami menjadi anak yang sholeh, bertakwa. kepada Alloh SWT, berbakti kepada orang tua, berguna bagi

Salah satu iklan di media sosial instagram yang menawarkan produk bagi pria metroseksual adalah produk Minyak Rambut Pomade.. Dimana Pomade mengerti bahwa minyak rambut