• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperolehgelar Sarjana Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh N U R Y A T I

0904639

PROGRAM S1 KELAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN

KABUPATEN SUMEDANG

Oleh N U R Y A T I

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nuryati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NURYATI

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN

KABUPATEN SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA M.Pd NIP: 195703251985031005

Pembimbing II

ANI NUR AENI, M.Pd NIP. 197608222005012002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(4)

NURYATI

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN

KABUPATEN SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Penguji I,

ANI NUR AENI, M.Pd NIP.197608222005012002

Penguji II,

Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd NIP. 195703251985031005

Penguji III,

ASEP KURNIA JAYADINATA, M.Pd NIP. 198009292008011023

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI KampusSumedang

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah... 8

1. Perumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ... 12

1. Tujuan Penelitian ... 12

2. Manfaat Penelitian ... 13

D. Batasan Istilah ... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 17

3. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 18

4. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 18

5. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 20

B. Keterampilan Menulis ... 21

1. Pengertian Menulis ... 21

2. Tujuan Menulis ... 22

3. Proses Menulis dalam Pembelajaran Menulis ... 23

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis .. 24

C. Menulis Puisi ... 26

1. Pengertian Puisi ... 26

2. Fungsi Puisi ... 28

3. Jenis-jenis Puisi ... 29

4. Puisi Anak ... 29

D. Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD ... 31

1. Pembelajaran Puisi di SD ... 31

(6)

E. Media Pembelajaran ... 36

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 36

2. Manfaat Media Pembelajaran ... 36

3. Jenis Media ... 38

4. Media Gambar ... 39

5. Contoh Gambar dalam Pembelajaran Menulis Bersama ... 41

F. Model Menulis Bersama dengan Media Gambar Tunggal ... 42

1. Pengertian Menulis Bersama ... 42

2. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Bersama dengan Media Gambar Tunggal dalam Pembelajaran Puisi ... 44

G. Temuan Hasil yang Relevan ... 45

H. Hipotesis Tindakan ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Waktu Penelitian ... 48

B. Subjek Penelitian ... 48

C. Metode dan Desain Penelitian ... 49

1. Metode Penelitian ... 49

2. Desain Penelitian ... 51

D. Prosedur Penelitian ... 53

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 53

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 54

3. Tahap Observasi ... 54

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 55

1. Lembar Observasi ... 55

2. Lembar Wawancara ... 55

3. Lembar Tes ... 56

4. Catatan Lapangan ... 56

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56

1. Teknik Pengolahan Data... 56

2. Analisis Data ... 59

G. Validasi Data ... 59

1. Trianggulasi ... 60

2. Member Check ... 60

3. Audit Trail ... 60

4. Expert Opinion ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 62

B. Paparan Data Tindakan ... 64

(7)

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 64

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 66

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 77

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 79

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 83

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 83

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 85

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 94

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 95

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 98

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 98

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 99

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ... 107

d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 109

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 112

1. Paparan Pendapat Siswa ... 112

2. Paparan Pendapat Guru ... 113

D. Pembahasan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 124

B. Saran/Rekomendasi ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 131

(8)

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

3.1 Nama-nama Guru SDN Cadaspangeran……..……… 47

3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN Cadaspangeran ……… 48

3.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas IV-A SDN Cadaspangeran………….. 49

3.4 Kriteria Ketuntasan Minimum………. 58

4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa...………... 63

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………... 74

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I………... 76

4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I………... 77

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...……... 79

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………..…... 82

4.7 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II……… 91

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………. 92

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Sikuls III.……… 94

4.10 Hasil Tes Belajar Siklus III..………... 95

4.11 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Tiap Siklus….…….. 97

4.12 Perbandingan Aktivitas Siswa Tiap Siklus... 105

4.13 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus... 106

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Denah Sekolah……….…………...………... 47

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru………..…………... 118

4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa………..………. 120

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN AHalaman DATA AWAL

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Awal……… 131

A.2 Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa………. 134

A.3 Hasil Awal Tes Belajar Siswa………….……….. 135

LAMPIRAN B SIKLUS I B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus I……… 136

B.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I…...…………... 141

B.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I…………..………. 142

B.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I………. 145

B.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I……… 146

B.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I……….. 152

B.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….. 153

B.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I………... 154

B.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus I………... 155

B.10 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I……… 156

LAMPIRAN C SIKLUS II C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus II………... 160

C.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…...…………... 165

C.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…………..……… 166

C.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 169

C.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II……….. 170

C.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 176

C.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………. 177

C.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus II……….. 178

C.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus II……….. 179

C.10 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II………... 180

LAMPIRAN D SIKLUS III D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus III………. 182

D.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III…...…………... 187

D.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III…………..………... 188

D.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III……….. 191

(12)

D.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……… 198

D.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III……… 199

D.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus III……… 200

D.9 Hasil Wawancara Pada Guru…...……….. 201

D.10 Hasil Catatan Lapangan Siklus III………. 202

D.11 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III……….. 203

LAMPIRAN E INSTRUMEN E.1 Soal Tes Hasil Belajar………... 205

E.1.1 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I…...…………... 205

E.1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II…...…………... 206

E.1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus III………... 207

E.2 Format Tes Belajar……… 208

E.3 Lembar Kerja Siswa………..……… 210

E.3.1 Lembar Kerja Siswa Siklus I………. 210

E.3.2 Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 211

E.3.3 Lembar Kerja Siswa Siklus III …...……….. 212

E.4 Format Lembar Kerja Siswa……..……… 213

E.5 Pedoman Observasi Kinerja Guru ……… 214

E.6 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa………. 217

E.7 Pedoman Wawancara Pada Siswa………. 218

E.8 Pedoman Wawancara Pada Guru.………. 219

E.9 Catatan Lapangan……….. 220

LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1 SK Pembimbing……….……… 221

F.2 Surat Ijin Penelitian………...……… 222

F.3 Surat Keterangan Penelitian………..……… 223

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa

sekolah dasar, dengan memiliki keterampilan menulis siswa dapat menghayati,

mengkomunikasikan ide dan pengalamannya kepada pihak lain. Mengingat

menulis bukan komunikasi langsung, maka penulis harus benar-benar memahami

lambang-lambang grafis yang akan dipergunakanya sehingga dapat dimengerti

oleh penulis maupun orang lain. Sebagaimana diungkapkan oleh Tarigan (1993:

21) Menulis adalah:

Menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafis itu

Seseorang dapat dikatakan telah mampu dalam menulis dengan baik, jika

dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat

memahami apa yang diungkapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Tarigan (1993: 20), bahwa:

Tulisan dikemukakan oleh orang-orang terpelajar untuk mereka, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (atau para peneliti) yang dapat menyusun pikiran serta mengutarakannya dengan jelas dan mudah dipahami.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi keterampilan menulis. Agar siswa dapat menulis dengan baik,

sekurang-kurangnya harus memiliki kepekaan dan manfaat situasi dengan tepat

terhadap kepekaan sekitarnya, sehingga tulisan dapat difahami oleh orang lain.

Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial

dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi.Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal

(14)

2

menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada

dalam dirinya.Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa dengan baik dan benar, baik

secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan Indonesia.

Salah satu ragam menulis adalah menulis sastra.Sesuai dengan pengajaran

sastra di sekolah dasar yang menekankan kepada upaya siswa lebih banyak

menggauli karya-karya sastra, baik melalui mendengarkan, membaca, menonton

apresiasi, atau menulis sastra.Hal ini dimaksudkan agar siswa langsung mengenal,

memahami, menghayati, menyenangi, serta memanfaatkan hasil karya sastra bagi

peningkatan keterampilan berbahasa dan sastra Indonesia. Setelah menulis hasil

karya sastra, kepekaan siswa akan pengalaman yang tersimpul dalam hasil karya

sastra dan kepekaan terhadap ketepatan tulisan akan terlatih. Hal ini sesuai dengan

pendapat Situmorang (1981: 24 ) bahwa:

Pengajaran sastra dapat membantu siswa dalam berlatih keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis, yang satu sama lain berhubungan. Pada keterampilan menulis sastra hanya dapat terbina yang dikembangkan keberadaannya ditandai terjadinya hubungan langsung antara siswa dengan bahan bacaan dan dorongan siswa untuk menulis sastra, sehingga siswa dapat menciptakan hasil karya sastra, mengadakan kontak dengan hasil karyanya sendiri dan dapat menikmatinya,

Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam

menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.Jelasnya faktor yang

menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai

medianya.Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan

pengalaman manusia yang lebih luas daripada yang bersifat estetik saja.Sastra

selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan

agama.Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.

Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada

pembacanya.Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan

(suspense). Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan

(15)

3

kenikmatan estetis, juga bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca sastra,

kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial,

maupun intelektual dengan cara yangkhusus. Berdasarkan uraian di atas, kita

dapat menyimpulkan bahwa sastra adalah hasil cipta manusia dengan

menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif,

disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat

relatif.Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Dalam rambu-rambu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan sebagai berikut:

Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra.Di dalamnya terkandung maksud agar siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya.Oleh karena itu, pembelajaran sastra Indonesia harus diikuti dengan mewajibkan siswa untuk membaca karya-karya sastra yang terpilih (Depdiknas, 2006: 16).

Dalam rambu-rambu kurikulum disebutkan bahwa sebagai upaya

meningkatkan apresiasi sastra dan kegemaran membaca, setiap siswa pada jenjang

sekolah dasar diwajibkan membaca sembilan buku sastra (puisi anak, buku cerita

anak, drama anak dan dongeng atau cerita rakyat).Salah satu kajian penting tidak

dapat terpisahkan dalam pembelajaran sastra, adalah menulis puisi.Menulis puisi

memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan dalam mengapresiasi.

Menulis sastra merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

lain. Dalam kehidupan modern ini bahwa keterampilan menulis sangat

dibutuhkan.Sehubungan dengan hal ini, Tarigan(1993: 20) berpendapat sebagai

berikut.

(16)

4

Dalam proses keterampilan menulis puisi diperlukan adanya pemilihan tema

yang tepat, memilih kata/diksi yang tepat atau mempunyai urutan logis dengan

menggunakan kosakata dan tata bahasa atau kaidah bahasa yang digunakan,

sehingga dapat menggambarkan dan menyajikan informasi yang diekspresikan

secara jelas. Itulah sebabnya untuk keterampilan menulis sastra diperlukan latihan

dan praktik yang terus menerus dan teratur.Untuk merealisasikan program

pengajaran apresiasi sastra, khususnya pembelajaran menulis di sekolah dasar,

maka guru harus memahami hakikat puisi yang sebenarnya.

Untuk memahami dan menilai suatu puisi dapat dipandu dengan mengenali

unsur-unsur pembentuknya, mengupas puisinya, amanat yang terkandung dalam

puisi, isi yang ada dalam puisi, dan kosakata puisi tersebut.Sehubungan dengan

hal tersebut Haryadi (1997: 100) berpendapat bahwa.

Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk menuntun kearah pemahaman, antara lain (1) apakah makna atau temanya, (2) bagaimana nilai rasa yang terkandung, (3) bagaimana nadanya, (4) apa maksud dan tujuannya, (5) bagaimana keharmonisan keempat unsur itu (tema, rasa, nada dan maksud), (6) bagaimana diksinya, (7) sesuaikah kata yang digunakan, (8) tepatkah majasnya, (9) bagaimana ritme dan iramanya, (10) bagaimana hubungan hakikat dan metode puisi.

Sedangkan pengertian puisi menurut Coleridge (Zulfahnur, 1996: 3) adalah

„Karangan yang terindah.Penyair memilih kata-kata yang tepat, disusun dengan

sebaik-baiknya, seimbang senada, anta unsur-unsur saling menyatu, mengikat,

hingga menjadi suatu karangan yang utuh‟.Kemampuan dalam mengapresiasi

sebuah karya sastra tidak saja ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman karya

itu sendiri, tetapi berpengaruh pula terhadap kehalusan budi pekerti seseorang.

Kemampuan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor penting dalam proses

pembelajaran sastra. Selain penerapan metode, model.maupun strategi yang tepat,

juga sangat ditentukan oleh peranan guru dalam proses pembelajaran sastra.

Menurut Hasanudin (2009: 10) Puisi adalah “karya sastra yang khas

penggunaan bahasanya dan memuat pengalaman yang disusun secara khas pula.

Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah

(17)

5

akanmemanfaatkan (1) bunyi bahasa, (2) kata-kata atau diksi, dan (3) penggunaan

gaya bahasa untuk menciptakan kontak dengan pembacanya. Unsur keindahan

bunyi dalam puisi juga ditunjang oleh unsur bunyi yang juga mempunyai berbagai

macam karakteristik, seperti asonansi,disonansi, aliterasi, rima, dan irama.

Susunan kata dalam puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa.

Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi:

makna citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Sebagai alat,

kata- kata dalam puisi harus mampu diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan

penyair.Di samping itu, kata-kata puisi harus pula mampu membangkitkan

tanggapan rasa pembacanya.Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa

sebagai bahan puisi itu dalam istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica.

Istilah ini menyiratkan adanya semacam kewenangan bagi penyair untuk

mematuhi atau menyimpangi norma ketatabahasaan. Pematuhan dan

penyimpangan ini haruslah mempertimbangkan tercapainya kepuitisannya.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan terhadap siswa kelas III

SDN Cadaspangeran yang berjumlah 18 orang, 7 orang laki-laki, dan 11 orang

perempuan pada saat pembelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis puisi

diperoleh gambaran sebagai berikut.

1. Sebelum pembelajaran guru tidak menyediakan media yang mendukung

tentang pembelajaran menulis puisi.

2. Guru menugaskan kepada siswa untuk menulis puisi yang temanya telah

ditentukan oleh guru, yang terdapat dalam buku paket/sumber.

3. Dalam pembelajaran, guru menilai pada proses pembacaan puisi, padahal

indikator yang tertera dalam RPP adalah menulis puisi.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada waktu menulis

puisi sebagai berikut.

1. Siswa merasa kebingungan mengembangkan ide atau gagasan yang ada dalam

pikirannya menjadi sebuah puisi.

2. Siswa kurang mampu menggunakan pilihan kata, menarik dan variatif.

(18)

6

Sedangkan aktivitas siswa pada saat pembelajaran, diperoleh data sebagai

berikut.

1. Sebagian besar siswa merasa kebingungan dan kesulitan untuk menemukan

ide atau gagasan dalam menulis puisi.

2. Kurangnya penguasaan pembendaharaan kata, sehingga masih lemah dalam

hal pemilihan kata yang menarik.

3. Siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan karena teknik

pembelajaran yang tidak menarik. Hal ini disebabkan guru tidak menggunakan

metode dan teknik pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Dari hasil data awal (lampiran A.2), dapat diinterpretasikan bahwa ada

tujuh orang siswa (41%) dinyatakan tuntas dan 11 orang siswa (59%) dinyatakan

belum tuntas. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas III SDN Cadaspangeran

Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang masih tergolong rendah,

dan perlu ditingkatkan, untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi perlu

pemilihan model dan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Salah

satu model pembelajaran yang dijadikan alternatif adalah model menulis bersama.

Selain penggunaan model pembelajaran dalam penelitian ini juga

memfokuskan pada pemilihan media pembelajaran, mengingat media

pembelajaran yang bervariasi, di sekolah dasar sangat diperlukan sebab anak-anak

usia Sekolah Dasar sangat memerlukan beragam media pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Soeparno (Tim PLPG, 2009: 128), “bukan

hanya sekedar alat bantu belaka, melainkan sebagai media penyalur pesan

pembelajaran dalam bentuk audio dan visual dari pemberi pesan (guru, instruktur,

tutor, penulis, dan lain-lain) ke penerima pesan (peserta didik/warga belajar)”.

Sebagai pembawa pesan, media pembelajaran tidak hanya digunakan untuk

membantu si Pembuat pesan (guru, instruktur, dan lain-lain), tetapi yang lebih

penting lagi bahwa media pembelajaran dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh

sasaran didik.Oleh karena itu, sebagai penyalur pesan media pembelajaran harus

(19)

7

menarik, dan fungsi tersebut harus tetap berlangsung dengan baik walaupun tanpa

kehadiran guru/pendidik.

Dalam peranannya yang demikian itu, media pengajaran telah

memerankan dirinya sebagai sumber belajar sehingga dimungkinkan

terlaksananya proses belajar secara mandiri oleh sasaran didik dengan bantuan

seminimal mungkin dari orang lain. Peran tersebut akan bisa dijalani dengan baik

karena menurut Depdiknas (2009: 18) media pembelajaran mempunyai nilai-nilai

praktis berupa kemampuan untuk:

(1) membuat konsep yang abstrak menjadi konkret; (2) melampaui batas indera, waktu, dan ruang; (3) meng-hasilkan keseragaman pengamatan; (4) memberi kesempatan pengguna mengontrol arah ataupun kecepatan belajar; (5) membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar; dan (6) dapat memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dari yang abstrak hingga yang konkret.

Menurut Garlach dan P. Elly dalam bukunya Teaching and Media

(Depdiknas, 2009: 17) memberi batasan pengertian media secara luas dan sempit.

Dalam arti yang luas, media meliputi orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa belajar.Bila pengertian ini yang diikuti maka guru dan lingkungan sekolah termasuk media. Dalam pengertian yang sempit, media meliputi grafik, gambar, alat-alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi.

Modelmenulis bersama dengan bantuan media gambar tunggal dianggap

menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan pembelajaran menulis

puisi, didasari bahwa sebenarnya siswa mempunyai potensi untuk maju dan

berkembang. Dengan potensi yang dimiliki dan disertai pengalaman, siswa akan

bisa membangun sendiri pengetahuannya. Selain itu, John Dewey(Karli,

2004:7).mengatakan bahwa “learning by doing”, artinya pengalaman seseorang

diperoleh melalui bekerja yang merupakan hasil belajar yang tidak mudah

(20)

8

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Menulis Bersama melalui Media Gambar

Tunggal Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III

Sekolah Dasar Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang”.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini adalahhampir sebagian

siswakelas III SDN Cadaspangeran mempunyai kesulitan dalam mengembangkan

ide/gagasan, memilih kata-kata yang menarik dan menentukan tema puisi yang

telah dibuatnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model

menulis bersama melalui media gambar tunggal pada siswa kelas III SDN

Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model

menulis bersama melalui media gambar tunggal pada siswa kelas III SDN

Cadaspangeran

1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan

penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?

2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan

penerapan model model menulis bersama melalui media gambar tunggal?

c. Bagaimana peningkatan keterampilan siswa kelas IIISDN Cadaspangeran

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dalam menulis puisi

dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?

1) Bagaimana kemampuan siswa dalam mengembangkan ide/gagasan dalam

menulis puisi dengan menerapkan model menulis bersama melalui media

(21)

9

2) Bagaimana kemampuan memilih kata yang menarik dalam menulis puisi

dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?

3) Bagaimana kemampuan dalam menulis puisi yang sesuai tema dengan

penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan, maka dituntut suatu

model yang melibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran

menulis puisi. Model yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan

model menulis bersama melalui media gambar tunggal. Menurut Djuanda (2008:

233) model menulis bersama adalah:

Suatu model yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang, yang mana dalam kegiatannya menulis puisi dikerjakan secara bersama-sama antara anggota kelompok tersebut. Dalam hal ini menulis puisi dengan cara mengembangkan idenya dari sebuah gambar yang telah disediakan.

Model menulis bersama dapat dikembangkan oleh guru tidak hanya dalam

pembelajaran menulis puisi saja, tetapi juga pada pelajaran lain khususnya dalam

bahasa Indonesia. Dalam proses pembelajarannya siswa akan secara aktif dalam

kelompoknya untuk menyusun puisi secara bergantian.

Sementara itu menurut Garlach dan P. Elly dalam bukunya Teaching and

Media (Depdiknas, 2009: 17) memberi batasan pengertian media secara luas dan

sempit.

Dalam arti yang luas, media meliputi orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa belajar.Bila pengertian ini yang diikuti maka guru dan lingkungan sekolah termasuk media. Dalam pengertian yang sempit, media meliputi grafik, gambar, alat-alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi.

Media visual sering disebut juga media tampak yang menggunakan indera

penglihatan agar dapat memahaminya. Media visual dapat berfungsi untuk

(22)

10

meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak yang tidak mungkin

dihadirkan dalam kelas, dan mengembangkan kreativitas siswa. Rahadi (2003: 21)

Media visual itu sendiri secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:

a. media gambar datar, misalnya foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi, dan hasil cetakan lain, gambar ilustrasi, gambar kliping.

b. media proyeksi diam, misalnya film bingkai/slides, film rangkai/film strik, transparansi, mikrofis, overhead proyektor.

c. media grafis atau carta, misalnya grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe.

Media gambar tunggal digunakan dalam pembelajaran untuk membantu

peserta didik mengatasi kesulitan maupun ketidakjelasan dalam menulis puisi

dalam menggunakan model menulis bersama.Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahadi (2003: 18) yang menyatakan bahwa media “adalah alat bantu apa saja

yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”.

Selain itu menurut Sudjana dkk (2007: 2) media juga mempunyai manfaat

yang besar dalam pembelajaran, bahwa secara umum media mempunyai

kegunaan:

a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme.

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Penulis memilih model menulis bersama dengan media gambar tunggal

karena dalam kegiatannya dapat membangkitkan aktivitas dan kreatifitas siswa

selama proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

siswaakan lebih antusias dan serius dalam pembelajaran. Selain itu, model

menulis bersama dengan media gambar tunggal dapat membantu peserta didik

untuk menemukan dan menuangkan gagasan tersebut dalam sebuah puisi yang

(23)

11

Berdasarkan uraian di atas, maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan

dalam Model Menulis Bersama dengan Bantuan Media Gambar Tunggal menurut

Djuanda (2008: 233) adalah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi menjadi enam kelompok yang beranggotakan tiga orang. b. Guru menyediakan satu gambar tunggal sebagai contoh gambar (Pak

Polisi)

c. Guru mengadakan tanya jawab tentang isi dari gambar yang diperlihatkan. d. Siswa mengamati gambar yang telah diberikan oleh guru

e. Siswa pertama menuliskan judul dan baris pertama puisi. Jumlah kata dalam baris pertama ditentukan terlebih dahulu.

f. Temannya membaca judul dan baris pertama puisi tadi, kemudian menulis baris kedua dengan jumlah kata yang sama, yang berhubungan dengan baris pertama tadi.

g. Kertas diserahkan kepada siswa ketiga, siswa tersebut membaca puisi baris kedua dan menulis puisi sebagai baris ketiga dengan jumlah kata yang sama, yang berhubungan dengan baris kedua tadi.

h. Kertas diserahkan kembali pada siswa pertama, Ia menuliskan baris ke empat, lalu menyerahkan kembalinya kembali pada teman ke dua dank e tiga. Begitu seterusnya sampai sejumlah baris yang diinginkan selesai ditulis.

i. Bacakan puisi di depan kelas oleh salah seorang siswa dari kelompoknya j. Atau dapat juga dilaksanakan klasikal, guru member contoh satu baris

puisi, kemudian secara bersama-sama dilanjutkan oleh para siswa.

k. Sebagai tugas individu, semua siswa membuat puisi secara individu yang berkaitan dengan gambar tersebut.

Alasan penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal

dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menulis puisi sebagai berikut.

1. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggaldapat

membantu siswa mengembangkan gagasannya dalam menulis puisi, karena

gagasan atau ide akan muncul, apabila keadaan pikiran siswa sedang baik,

untuk memunculkan gagasan dalam pikirannya media gambar sangat

membantu, dalam hal ini siswa pemikiran siswa akan terfokus pada gambar,

dengan demikian gagasan siswa tidak akan melenceng dari gambar.

2. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal dapat

membantu siswa dalam memilih kata menarik dalam menulis puisi, karena

dengan dikerjakan secara bersama-sama dengan bantuan gambar, siswa akan

belajar memfokuskan kata-kata yang sesuai dengan gambar dan dapat

(24)

12

3. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal dapat

membantu siswa menulis puisi yang sesuai dengan tema, karena bantuan

gambar sebagai media yang diamati secara langsung siswa akan dapat

langsung menentukan tema dari gambar yang diamatinya. Dengan begitu pada

waktu siswa menulis puisi temanya tidak akan keluar dari gambar tersebut.

Model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggaldiharapkan dapat

mengatasi kesulitan siswa dalam menulis puisi pada siswa kelas IIISDN

Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Adapun

yang menjadi target proses yang ingin dicapai dalam kegiatan aktivitas siswa yang

terdiri dari aspek kerjasama, kesungguhan dan keaktifan adalah 86% siswa

mencapai kriteria baik

Sementara itu kinerja guru mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan

atau kegiatan inti dan evaluasi atau kegiatan akhir.Target yang ditetapkan adalah

90% dari keseluruhan kegiatan.Sedangkan untuk target hasil adalah 88% (16)

siswa tuntas berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 66.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah peneliti rumuskan

sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan

menerapkan model menulis bersama melalui media gambar tunggaldi kelas III SDN Cadaspangeran.

b. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan

menerapkan model menulis bersama melalui mediagambar tunggaldi kelas III

SDN Cadaspangeran.

1) Ingin mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan

penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.

2) Ingin mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan

(25)

13

c. Mengetahui peningkatan keterampilan siswa kelas III SDN Cadaspangeran

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dalam menulis puisi

dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.

1) Ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mengembangkan ide/gagasan

dalam menulis puisi dengan menerapkan model menulis bersama melalui

media gambar tunggal.

2) Ingin mengetahui kemampuan memilih kata yang menarik dalam menulis

puisi dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar

tunggal.

3) Ingin mengetahui kemampuan dalam menulis puisi yang sesuai tema

dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

a. Bagi guru

1) Dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta

keterampilan mengenai penerapan model menulis bersama melalui media

gambar tunggaldi kelas III SDN Cadaspangeran, khususnya dalam

pembelajaran menulis puisi.

2) Memberi pengetahuan baru bagi guru tentang model pembelajaran yang

dapat dipraktekan kembali pada pembelajaran lain

b. Bagi siswa

1) Agar dapat termotivasi siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan

model menulis bersama melalui media gambar tunggal dalam

mengembangkan ide/gagasan, siswa dapat memilih kata yang menarik dan

menulis puisi sesuai dengan tema.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran Bahasa

Indonesia.

3) Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok serta bertanggung jawab

(26)

14

c. Bagi peneliti

1) Supaya memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai penerapan model

menulis bersama melalui media gambar tunggal, dalam suatu pembelajaran.

2) Supaya memiliki pengalaman baru mengenai model-model pembelajaran

yang harus diterapkan kepada siswa.

d. Bagi Sekolah

Model pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan masukan positif

terhadap proses peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah sebagai salah

satu stimulus motivasi bagi kegiatan pembelajaran lain yang berlangsung di

sekolah.

e. Bagi UPI

Model pembelajaran ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan acuan

bagi mahasiswa lain, yang akan melaksanakan penelitian dalam pembuatan

karya ilmiah atau skripsi.

D.Batasan Istilah

Beberapa definisi atau batasan istilah yang perlu dikemukakan untuk

mengetahui kejelasan arah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Menulis Bersama adalah suatu model yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang, yang mana dalam

kegiatannya menulis puisi dikerjakan secara bersama-sama antara anggota

kelompok tersebut (Djuanda, 2008).

2. Media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan

siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar/mengajar ke tingkat yang

lebih efektif dan efisien (Rahadi, 2003).

3. Gambar adalah tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya. Lukisan patung, angan-angan, gambar bagan, denah, berupa garis-garis, sketsa

gambar hidup, gambar yang disoroti lampu (Rahadi, 2003).

(27)

15

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang penyair

memilih kata-kata, setepat-tepatnya, disusun dengan sebaik-baiknya, seimbang

senada, antar unsur saling menyatu, mengikat hingga menjadi suatu karangan

(28)

46 BAB III

METODEPENELITIAN

A.Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Cadaspangeran III Kecamatan Sumedang

Selatan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun ajaran 2012/2013.Alasan

dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut ini.

a. SDN Cadaspangeran adalah tempat bekerja peneliti, hal ini memberikan

kemudahan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian sambil tetap

melaksanakan tugas mengajar. Selain itu akan memudahkan peneliti

mengumpulkan data dan melakukan konfirmasi apabila menemukan

masalah teknis yang perlu diperbaiki.

b. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru, khususnya

dalam pembelajaran menulis puisi yaitu siswa kurang mampu menulis

puisi dengan gagasan yang benar, menggunakan pilihan kata yang manarik

dan pilihan tema yang tepat.

a. Kondisi Sekolah

Letak Sekolah Dasar Negeri Cadaspangaeran berada bawah jalan raya

Cadaspangeran, menuju arah Bandung, terletak ditengah-tengah pemukiman

masyarakat yang beralamat di kampong Cilengsar desa Ciherang Kecamatan

Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Dengan keadaan masyarakat yang

bermata pencaharian beragam mulai dari petani sampai pegawai negeri.Adapun

denah sekolah SDN Cadaspangeran III Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang dapat dilihat pada gambar berikut.

(29)

47

Gambar 3.1

Denah Sekolah SDN Cadaspangeran b. Kondisi Guru

Guru-guru Sekolah Dasar Negeri Cadaspangeran berjumlah 19 orang yang

terdiri dari satu orang kepala sekolah, guru kelas sebanyak delapan orang, guru

agama satu orang, guru olahraga dua orang dan tenaga honorer sebanyak empat

orang, sedangkan honorer penjaga ada dua orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tebel berikut:

Tabel 3.1

Nama-nama Guru SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan

No Nama Guru NIP Tugas Mengajar

1 Casman Guntoro, S.Pd 196005131979121001 Kepala Sekolah

2. Dede Kurniawati, S.Pd 196009181981092002 Guru Kelas

3. Nunung Kuswati, S.Pd 196104141981092001 Guru Kelas

4. Neneng Nurlaela 196111091982012002 Guru Kelas

5. Euis Rusmiati, S.Pd 196112011981092002 Guru Kelas

6. Nurlaela Geneffianti, S.Pd 196411151984102004 Guru Kelas

7 Mulyati, SPd 196312081984122006 Guru Kelas

8. Dadang Budiman, S.Pd 196509141985101002 Guru PJOK

9. Amun Maemunah, S.Pd 195807061988022002 Guru Mulok

10. Nanang Heryana, S.Pd 196306191985101002 Guru PJOK

11. Rosmala, S.Pd 195602121980112001 Guru Agama

12. Erawati, S.Pd 197003232006042005 Guru Kelas

13. Nuryati 196604272006042003 Guru Kelas

14. Neneng Kurniasih, S.Pd - Sukwan

15 Gania Dewi Hasikin, S.Pd - Sukwan

16 Popi Purwanti - Sukwan

17 Pathan Ridwana, S.Pdi - Sukwan

18 Aceng. S - Penjaga Sukwan

19 Sumisno - Penjaga Sukwan

c. Kondisi Siswa Perpusta kaan Ruang KS/Guru Ruang KLS V Ruang KLS III Ruang KLS I IV Ruang KLS IV Ruang KLS II Ruang KLS VI LAPANGAN UPACARA/ OLAH RAGA

(30)

48

Keadaan Siswa-siswa semuanya berjumlah 262 yang terdiri dari kelas I

berjulah 47 orang, kelas II berjumlah 44 orang, kelas III berjumlah 49, kelas IV

berjumlah 43 orang kelas V 43 orang dan kelas 36 orang, untuk lebih jelasnya

[image:30.595.109.510.231.622.2]

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 I 20 27 47

2 II 25 19 44

3 III 22 27 49

4 IV 16 27 43

5 V 21 22 43

6 VI 15 21 36

Jumlah 121 141 262

d. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dimulai pada semester kedua tahun ajaran 2012/2013 di

kelas III yang membutuhkan waktu diperkirakan enam bulan lamanya yaitu bulan

Januari sampai bulan Juni 2013, namun pada pelaksanaannya sangat fleksibel.

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Cadaspangeran

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang tahun ajaran

2012/2013.Adapun Jumlah siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 18 orang siswa terdiri dari siswa perempuan berjumlah 10 orang

dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang. Lebih jelasnya subjek penelitian

[image:30.595.115.502.238.427.2]

dapat dilihat pada 48dea berikut:

(31)

49

Daftar Jumlah Siswa Kelas IV-a SDNCadaspangeran

No Nomor Induk Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin

L P

1 091001009 Asri Kembang √

2 091001026 Ilhan Saripudin √

3 091001036 M.Akbar √

4 091001060 Yudi Sudirman √

5 101101004 Aris Ayyadi √

6 101101008 Dial Mahpudin √

7 101101009 Dudi Nesta √

8 101101010 Erlan Nurhaditia √

9 101101017 Indri Sriyani √

10 101101019 Jajang Tia √

11 101101020 Lystia Khairani √

12 101101023 M. Farrul. M √

13 101101025 Nandang.R √

14 101101029 Pian Sopian √

15 101101037 Rizal Melani √

16 111202046 Nurul .Fadilah √

17 121303042 Yulia Nuraeni √

18 121303044 Rani Yunita √

JUMLAH 12 6

18

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas pertama kali dikenalkan oleh ahli

psikologi Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946.Adapun pengertian

dari PTK menurut Carr dan Kemmis (Wibawa, 2003: 7) adalah.

Suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekola) dalam situasi-situasi 49dea t (termasuk Pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) pratik-pratik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai pratik-pratik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tenpat pratik-pratik tersebut dilaksanakan.

Dwitagama (2010: 9) mengemukakan mengenai pengertian penelitian

(32)

50

Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa, (2009: 38) ”Tujuan penelitian

tindakan kelas adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan.” Hasil dan penggunaan pengetahuan ini berpangkal dan dikondisikan oleh tujuan utama. Peningkatan kualitas pembelajaran mencakup

penyadaran akan nilai-nilai. Selain itu peneltian tindakan kelas bertujuan untuk

memperbaiki, meningkatkan dan memberikan kerangka kerja yang teratur

terhadap pemecahan masalah pembelajaran. Fokus penelitiannya pada

pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan

olrh guru atau bersama peserta didik secara desentralisasi dan deregulasi.

Beberapa keadaan dan alasan digunakannya penelitian tindakan kelas,

adanya kebutuhan untuk segera dapat memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi oleh kepala sekolah, guru, dan siswa yang pada sisi lain penelitian

formal tidak bisa memenuhi kebutuhan lain. Selain itu adanya kebutuhan untuk

segera meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, setiap

guru bisa melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses dan

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai

penelitian yang dilakukan guru atau tenaga pendidik dalam praktek pembelajaran

sebagai upaya perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan-tindakan yang

telah dilakukan.Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki

tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara

berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,

mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan

efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada

(33)

51

Sedangkan pendekatan yang gunakan adalah kualitatif sejalan dengan

pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 1995: 3) mendefinisikan bahwa, “Metodologi kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati”.Sementara itu pengertian pendekatan kualitaif menurut Sugiono (2005:

1-2) adalah.

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek ilmiah adalah eksprimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

Adapun alasan digunakan pendekatan kualitatif, menurut pendapat

Moleong (1995: 5), yaitu.

Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Dengan demikian pendekatan kualitatif lebih menghendaki agar pengertian

dan hasil interpretasi yang diperoleh lebih dirundingkan dan disepakati oleh

manusia yang dijadikan sebagai sumber data.

2. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu kepada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, yaitu model spiral yang dimulai

dengan: 1) perencanaan (planning), 2) aksi/tindakan (acting), 3) observasi

(observing), dan 4) refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya, rancangan

penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada

(34)
[image:34.595.123.491.115.457.2]

52

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Model Spiral Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja,2005: 66)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan didalam satu siklus atau

putaran terdiri dari empat komponen. Keempat komponen tersebut menurut

Wiriaatmadja (2005: 66) meliputi: (1) perencanaan (planning), (2) aksi/tindakan

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

1)Perencanaan Tindakan hendaknya memuat berbagai informasi tentang pengembangan materi, pemilihan metode, penentuan alat peraga, rencana evaluasi.

2)Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian silus yang berkelanjutan.

3)Observasi

Secara umum observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang pelaksanaannya menyatu dengan pelaksanaan tindakan.

4)Analisis dan Refleksi

Dalam analisis perlu perlu dibahas secara tuntas apa yang diharpkan terjadi dari tindakan yang dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkesinambungan untuk

mencapai perbaikan sehingga melalui proses, guru dapat meningkatkan kegiatan

dan hasil pembelajaran secara optimal. Selain itu PTK juga melatih kebiasaan

guru untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan memecahkan

(35)

53

siklus sekesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian

diikuti dengan adanya perencaan ulang (replanning) atau revisi terhadap

implementasi siklusnya sebelumnya. Dselanjutnya, berdasarkan perencanaan

ulang tersebut, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat

dilakukan dengan beberapa siklus.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan

kelas.Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

berbentuk siklus, yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus tergantung tingkat

keberhasilan yang dicapai, yang diawali dengan tahap perencanaan (planning),

tahap observasi (observation), dan tahap refleksi (reflection)

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planing)

Perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan pendekatan

kepada kepala Sekolah Dasar Negeri Cadaspangeran untuk membicarakan

maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitian yang selanjutnya

mengajukan permintaan izin. Beliau menyambutnya dengan lapang dada dan

memberi respon yang positif karena dampak hasil penelitian ini bukan saja

bermanfaat bagi peneliti tetapi juga berguna bagi sekolah tersebut.

2. Selanjutnya dilakukan penelitian awal pada proses pembelajaran menulis

puisi di kelas III SDN Cadaspageran tersebut. Maksud penelitian awal ini

ialah untuk mendapatkan data awal dan mencatat permasalahan dan kendala

yang ditemukan dalam pembelajaran tentang memelihara lingkungan alam

dan buatan.

3. Selanjutnya diskusi dilakukan dengan guru kelas III membicarakan kesan dan

permasalahan serta kendala yang dirasakan ketika pembelajaran berlangsung

dan diskusi tentang pemecahannya.

4. Selanjutnya diperkenalkan teknik menulis bersama melalui media

gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi yang dianggap

(36)

54

5. Setelah tercapai kesepakatan, disusunlah persiapan mengajar dengan

mengunakan teknik menulis bersama melalui media gambaruntuk digunakan

dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SDN Cadaspangeran

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

6. Selanjutnya disiapkanlah instrument pengumpul data untuk digunakan dalam

tahap pelaksanaan tindakan.

Dalam tahap ini penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak

yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Dalam penelitian

kolaborasi, pihak yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses

tindakan adalah peneliti/observer. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti

menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen.

2 Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah

sebagai berikut.

a. Penulis sebagai peneliti dan guru kelas III sebagai praktisi melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan teknik menulis bersama melalui media

gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas

III SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

b. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran tentang menulis puisi

dilaksanakan observasi untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan

setiap indikator dari proses dan hasil penerapan teknik menulis bersama

melalui media gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Hal

ini karena walaupun persiapan telah disusun semaksimal mungkin, tidak

menutup kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaannya

di lapangan sehingga memerlukan solusi pemecahannya.

3. Tahap Observasi (Observation)

Kegiatan observasi seperti ini telah dikemukakan di depan pelaksanaan

bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Peneliti secara kritis, sistematis dan

(37)

55

data kesulitan baik yang dialami oleh siswa maupun guru, kelebihan dan

kekurangan, hasil maupun dampak yang timbul dari proses pembelajaran

[image:37.595.111.515.210.762.2]

tentang menulis puisi menggunakan teknik menulis bersama melalui media

gambar.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan kegitan-kegiatan sebagai berikut.

a. Peneliti bersama dengan mitra peneliti dan guru praktisi melakukan

pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan.

b. Peneliti bersama dengan mitra peneliti dan guru praktisi mendiskusikan dan

memaknai data.

c. Peneliti bersama praktisi dengan mitra peneliti dan guru praktisi

mendiskusikan dan menyusun rencana tindakan berikutnya berdasarkan pada

analisis data sebagai kegiatan refleksi.

E.Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat yang digunakan ketika observasi.Lembar

observasi digunakan sebagai pedoman dalam mengobservasi aktivitas siswa

dan kinerja guru.Dalam pembelajaran menulis puisikelas III SDN

Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Siswa

melakukan kegiatan secara berkelompok didalam kelas yang sebelumnya

telah dibagi secara heterogen.Dari 18siswa menjadi 6 kelompok yang tiap

kelompoknya beranggotakan 3 orang.

2. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan. Alat instrumen yang digunakan adalah berupa pedoman

wawancara, meliputi nama, waktu, tempat, dan masalah-masalah berupa

pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan. Wawancara dilakukan pada

saat penelitian berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada siswakelas III SDN

(38)

56

3. Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan dan

keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelasIII SDN

Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan setelah dilakukannya tindakan

melalui alat pengumpul data yang digunakan. Tes dilakukan untuk mengukur

dan mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa setelah dilakukannya

tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan.Sebagai contoh

kegiatan pemberian tes, yaitu dengan memberikan memberikan soal-soal

evaluasi yang berkaitan dengan materi tentang menulis puisi.Alat instrumen

Tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian.

4. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan ini digunakan untuk mencatat kejadian yang didengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan selama pembelajaran berlangsung, yang

difokuskan pada kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan

menerapkan teknik menulis bersama.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi (1) Kinerja guru

Aspek kinerja guru yang diamati dalam proses pelaksanaan

pembelajaran menerapkan model menulis bersama dengan media gambar

tunggal, terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir. Kriteria penilaian yang digunakan adalah baik (B)

persentasenya antara 80-100%, cukup (C) persentasenya 50-79% dan

kurang (K) persentasenya 0-49%. Jumlah skor adalah jumlah ideal atau

yang diperoleh dikali skor aspek tertentu. Jika untuk menentukan

persentase terhadap pengolahan kinerja guru adalah jumlah skor yang

diperoleh dibagi jumlah skor ideal dikali 100%.

Persentase = x100%

n keseluruha skor

Jumlah

(39)

57

Target yang ingin dicapai adalah untuk tahap kegiatan awal 90%,

kegiatan inti pembelajaran 90%, dan kegiatan akhir 90%. Secara

keseluruhan target yang ingin dicapai dari aspek kinerja guru adalah 90%.

(2) Aktivitas siswa

Aspek aktivitas siswa yang diamati dalam proses pembelajaran

dengan menerapkan model menulis puisi dengan menerapakan model

menulis bersama dengan media gambar tunggal meliputi tiga aspek

penilaian yaitu Kesungguhan, tanggung jawab dan aspek keaktipan dalam

pelaksanaan menerapkan model menulis puisi dengan menerapakan model

menulis bersama dengan media gambar tunggal. Cara penaksiran aspek ini

dengan melihat dan mengacu pada indikator yang tampak. Pemerolehan

skor setiap satu jika satu indikator tampak, skor dua jika dua tampak dan

skor tiga jika tiga indikator tampak dan nol jika tidak ada satupun indicator

yang tampak. Dalam menentukan kriteria penilaian terhadap aktivitas

siswa.

Target yang ingin dicapai adalah ≥ 85% untuk interpretasi dengan kategori baik (B).

b. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menulis puisi dengan

menerapkan model menulis bersama dengan media gambar tunggal.Teknik

pengolahan data untuk hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar yang diperoleh

siswa.Hasil belajar anak didik yang diperoleh anak didik. Hasil belajar yang

diperoleh siswa ini dilakukan dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan

(40)

58

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan Minimum

SK KD INDIKATOR

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

KKM Kriteria Penetapan Ketuntasan

[image:40.595.111.534.130.717.2]

Komplek- sitas Daya Dukung Intake siswa Jumlah 8.Mengung kapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik 1. Mengembangkan gagasan dalam menulis

berdasarkan gambar

2. Menulis puisi dengan pilihan

kata yang

menarik berdasarkan gambar.

3. Menulis puisi

dengan tema

yang sesuai

dengan gambar.

66 70 65 198 66

KKM Mata Pelajaran 66 Keterangan:

1) KKM Mata Pelajaran (60) diperoleh dari hasil nilai rata-rata KKM

Standar Kompetensi (SK).

2) KKM Standar Kompetensi (SK) yaitu 70 diperoleh dari rata-rata

KKM Kompetensi Dasar (KD).

3) KKM Kompetensi Dasar (KD) yaitu 65 diperoleh dari hasil rata-rata

KKM Indikator (66 + 70 + 65) : 3 = 66

Contoh penghitungan KKM setiap ideal

1) Kompleksitas tinggi (66) 2) Daya dukung rendah (70) 3) Intake siswa sedang (65)

Maka KKM ideal = 66 + 70 + 65 = 66 3 10 x ideal skor dapat di yang skor Nilai

KKM = 66

(41)

59

2. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2009: 135)

bahwa mengemukakan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukn perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Analisis data dalam pelaksanaan penelitin kualitatif telah dilakukan sejak

pengumpulan informasi, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan

dilakukan.Analisis data ini dilakukan oleh peneliti sejak awal, pada setiap aspek

kegiatan penelitian, yaitu pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui

observasi akivitas anak didik serta kinerja guru dalam pembelajaran.Seorang

peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat agar manfaat

penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu.

1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain.

2. Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, atau informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

3. Audit trail adalah cara memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

(42)

60

Semua validasi tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena hal

tersebut akan lebih memperjelas dari hasil penelitian. Adapun validasi tersebut

adalah:

1. Member Check dilakukan untuk memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari

narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat, pegawai

administrasi sekolah, orang tua siswa dan lain-lain) apakah keterangan,

informasi atau penjelasan tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat

dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. Contohnya

pelaksanaan kegiatan ini adalah pada saat peneliti mengecek kekurangan atau

informasi mengenai penerapan teknik menulis bersama. Baik keuntungannya

maupun kekurangannya melalui observasi atau wawancara dengan siswa, guru

kelas atau mitra pengamat di sekolah untuk memperoleh kebenaran data yang

jelas dan benar adanya.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber misalnya mitra peneliti

lain yang hadir dan menyaksikan proses pembelajaran. Contohnya

pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah menerapkan teknik menulis

bersama, hasilnya dicatat dalam catatan lapangan agar dapat diketahui

peningkatan proses belajar mengajarnya. Triangulasi dapat dilakukan

berdasarkan tiga sudut pandang yaitu guru, siswa dan peneliti. Jadi sudut

pandang guru, siswa dan peneliti dibandingkan secara kolaboratif sehingga

mengahasilkan data yang absah.

3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode yang dipakai

peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara

mendiskusikannya bersama teman sejawat peneliti. Contohnya memeriksa

catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

Yaitu guru kelas III Ibu Euis Rumiati, S.Pd dan teman-teman kuliah.

4. Expert Opinion adalah pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian professional. Contohnya, peneliti melakukan expert opinion

(43)

61

hal ini adalah dosen pembimbing 1 yaitu bapak Drs. H. Dede Tatang Sunarya,

M.Pd dan dosen pembimbing 2 yaitu ibu Ani Nuraeni, M.Pd sebagai tenaga

yang professional yang membantu proses penelitian. Peneliti mengemukakan

temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, peneliti juga

mengemukakan hambatan-hambatan yang ditemukan selama penelitian, dan

meminta solusi bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang diperoleh

Semua tahapan validasi data pada penelitian ini dilakukan secara berurutan

dari siklus I sampai dengan siklus III sehingga data yang terkumpul betul-betul

(44)

124 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanpadahasilpenelitian yang dilakukan,

mengenaikemampuanmenulispuisidenganmenerapkanteknik menulis bersama

melalui media gambar tunggal di kelasIII SDN

CadaspangeranKecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang,

makapenelitidapatmengambilbeberapa point kesimpulan.Adapunkesimpulan yang

dirangkummerupakanhasiltemuanselamainimengadakanpenelitian di lapangan,

yang diperolehakanmenjadirekomendasi yang

berkaitandenganpeningkatankemampuanmenulispuisidenganmenerapkanteknik

menulis bersama melalui media gambar tunggal.

1. Kinerja Guru 1) Perencanaan

Perencanaandalampembelajaranpembelajaranmenulispuisidenganmenerap

kanteknik menulis bersama melalui media gambar tunggal, menunjukanhasil yang

meningkat, halinidibuktikandenganprilakusiswa yang

awalpelajaranperhatianyakurangterfokuspadawaktupembelajaran.Adapunpeningka

tantentangperencanaan yang dipersipakanoleh guru yang

terdiridariaspekmenyiapkan RPP, menyiapkan media/alat peraga dan menyiapkan

alat evaluasi Adapaunhasilperencanaa yang dilakukanoleh guru yang

terdiridaritigaindikator, tiapsiklusnyamengalamipeningkatan,

dibuktikanpadasiklus I mencapai 66%, siklus II mencapai 83% dansiklus III

mencapai 100% dari t

Gambar

Gambar 3.1 Denah 3.2
Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Sik lus I…...………….................. Hasil Tes Belaj
gambar tunggaldi kelas III SDN Cadaspangeran, khususnya dalam
gambar hidup, gambar yang disoroti lampu (Rahadi, 2003).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan life form karang di perairan Pantai Blebak sendiri dengan kondisi lingkungannya dapat terlihat yaitu pada persebaran life form di suatu perairan sangatlah di

Dengan adanya suatu sistem kendali yang terdistribusi maka semua proses yang dikendalikan dengan menggunakan sistem kendali terdistribusi akan dapat mendistribusikan kontrol ke

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak H. Nasrun selaku Ketua Fraksi Partai Golongan Karya pada hari Rabu tanggal 18 September 2008 di ruangan Kerja Kantor Dewan,

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.. Muara Enim, 25 September 2016 Panitia

Album foto digital yang digital adalah aplikasi perangkat lunak dimana pengguna dapat memindahkan berkas foto dari hardisk ke dalam basis data utama aplikasi

Sepanj ang yang bert alian dengan dasar laut dan t anah di baw ahnya, hak berdaulat , hak- hak lain, yurisdiksi dan kew aj iban- kew aj iban I ndonesia sebagaim ana dim aksud dalam

[r]

Tahap persiapan meliputi analisis materi larutan penyangga berdasarkan standar isi pada KTSP, studi model problem solving, studi motivasi belajar siswa, merumuskan masalah