PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN
KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperolehgelar Sarjana Pendidikan Guru SekolahDasar
Oleh N U R Y A T I
0904639
PROGRAM S1 KELAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN
KABUPATEN SUMEDANG
Oleh N U R Y A T I
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Nuryati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NURYATI
PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN
KABUPATEN SUMEDANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA M.Pd NIP: 195703251985031005
Pembimbing II
ANI NUR AENI, M.Pd NIP. 197608222005012002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang
NURYATI
PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISIPADA SISWA KELAS IIISDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN
KABUPATEN SUMEDANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Penguji I,
ANI NUR AENI, M.Pd NIP.197608222005012002
Penguji II,
Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd NIP. 195703251985031005
Penguji III,
ASEP KURNIA JAYADINATA, M.Pd NIP. 198009292008011023
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI KampusSumedang
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah... 8
1. Perumusan Masalah ... 8
2. Pemecahan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ... 12
1. Tujuan Penelitian ... 12
2. Manfaat Penelitian ... 13
D. Batasan Istilah ... 14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 17
3. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 18
4. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 18
5. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 20
B. Keterampilan Menulis ... 21
1. Pengertian Menulis ... 21
2. Tujuan Menulis ... 22
3. Proses Menulis dalam Pembelajaran Menulis ... 23
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis .. 24
C. Menulis Puisi ... 26
1. Pengertian Puisi ... 26
2. Fungsi Puisi ... 28
3. Jenis-jenis Puisi ... 29
4. Puisi Anak ... 29
D. Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD ... 31
1. Pembelajaran Puisi di SD ... 31
E. Media Pembelajaran ... 36
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 36
2. Manfaat Media Pembelajaran ... 36
3. Jenis Media ... 38
4. Media Gambar ... 39
5. Contoh Gambar dalam Pembelajaran Menulis Bersama ... 41
F. Model Menulis Bersama dengan Media Gambar Tunggal ... 42
1. Pengertian Menulis Bersama ... 42
2. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Bersama dengan Media Gambar Tunggal dalam Pembelajaran Puisi ... 44
G. Temuan Hasil yang Relevan ... 45
H. Hipotesis Tindakan ... 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 46
1. Lokasi Penelitian ... 46
2. Waktu Penelitian ... 48
B. Subjek Penelitian ... 48
C. Metode dan Desain Penelitian ... 49
1. Metode Penelitian ... 49
2. Desain Penelitian ... 51
D. Prosedur Penelitian ... 53
1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 53
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 54
3. Tahap Observasi ... 54
4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 55
E. Instrumen Penelitian ... 55
1. Lembar Observasi ... 55
2. Lembar Wawancara ... 55
3. Lembar Tes ... 56
4. Catatan Lapangan ... 56
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56
1. Teknik Pengolahan Data... 56
2. Analisis Data ... 59
G. Validasi Data ... 59
1. Trianggulasi ... 60
2. Member Check ... 60
3. Audit Trail ... 60
4. Expert Opinion ... 60
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 62
B. Paparan Data Tindakan ... 64
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 64
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 66
c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 77
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 79
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 83
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 83
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 85
c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 94
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 95
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 98
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 98
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 99
c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ... 107
d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 109
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 112
1. Paparan Pendapat Siswa ... 112
2. Paparan Pendapat Guru ... 113
D. Pembahasan ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 124
B. Saran/Rekomendasi ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 129
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 131
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
3.1 Nama-nama Guru SDN Cadaspangeran……..……… 47
3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN Cadaspangeran ……… 48
3.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas IV-A SDN Cadaspangeran………….. 49
3.4 Kriteria Ketuntasan Minimum………. 58
4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa...………... 63
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………... 74
4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I………... 76
4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I………... 77
4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...……... 79
4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………..…... 82
4.7 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II……… 91
4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………. 92
4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Sikuls III.……… 94
4.10 Hasil Tes Belajar Siklus III..………... 95
4.11 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Tiap Siklus….…….. 97
4.12 Perbandingan Aktivitas Siswa Tiap Siklus... 105
4.13 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus... 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Denah Sekolah……….…………...………... 47
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru………..…………... 118
4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa………..………. 120
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN AHalaman DATA AWAL
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Awal……… 131
A.2 Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa………. 134
A.3 Hasil Awal Tes Belajar Siswa………….……….. 135
LAMPIRAN B SIKLUS I B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus I……… 136
B.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I…...…………... 141
B.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I…………..………. 142
B.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I………. 145
B.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I……… 146
B.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I……….. 152
B.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….. 153
B.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I………... 154
B.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus I………... 155
B.10 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I……… 156
LAMPIRAN C SIKLUS II C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus II………... 160
C.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…...…………... 165
C.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…………..……… 166
C.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 169
C.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II……….. 170
C.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 176
C.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………. 177
C.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus II……….. 178
C.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus II……….. 179
C.10 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II………... 180
LAMPIRAN D SIKLUS III D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus III………. 182
D.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III…...…………... 187
D.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III…………..………... 188
D.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III……….. 191
D.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……… 198
D.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III……… 199
D.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus III……… 200
D.9 Hasil Wawancara Pada Guru…...……….. 201
D.10 Hasil Catatan Lapangan Siklus III………. 202
D.11 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III……….. 203
LAMPIRAN E INSTRUMEN E.1 Soal Tes Hasil Belajar………... 205
E.1.1 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I…...…………... 205
E.1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II…...…………... 206
E.1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus III………... 207
E.2 Format Tes Belajar……… 208
E.3 Lembar Kerja Siswa………..……… 210
E.3.1 Lembar Kerja Siswa Siklus I………. 210
E.3.2 Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 211
E.3.3 Lembar Kerja Siswa Siklus III …...……….. 212
E.4 Format Lembar Kerja Siswa……..……… 213
E.5 Pedoman Observasi Kinerja Guru ……… 214
E.6 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa………. 217
E.7 Pedoman Wawancara Pada Siswa………. 218
E.8 Pedoman Wawancara Pada Guru.………. 219
E.9 Catatan Lapangan……….. 220
LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1 SK Pembimbing……….……… 221
F.2 Surat Ijin Penelitian………...……… 222
F.3 Surat Keterangan Penelitian………..……… 223
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa
sekolah dasar, dengan memiliki keterampilan menulis siswa dapat menghayati,
mengkomunikasikan ide dan pengalamannya kepada pihak lain. Mengingat
menulis bukan komunikasi langsung, maka penulis harus benar-benar memahami
lambang-lambang grafis yang akan dipergunakanya sehingga dapat dimengerti
oleh penulis maupun orang lain. Sebagaimana diungkapkan oleh Tarigan (1993:
21) Menulis adalah:
Menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafis itu
Seseorang dapat dikatakan telah mampu dalam menulis dengan baik, jika
dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat
memahami apa yang diungkapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Tarigan (1993: 20), bahwa:
Tulisan dikemukakan oleh orang-orang terpelajar untuk mereka, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (atau para peneliti) yang dapat menyusun pikiran serta mengutarakannya dengan jelas dan mudah dipahami.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi keterampilan menulis. Agar siswa dapat menulis dengan baik,
sekurang-kurangnya harus memiliki kepekaan dan manfaat situasi dengan tepat
terhadap kepekaan sekitarnya, sehingga tulisan dapat difahami oleh orang lain.
Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial
dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi.Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal
2
menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya.Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan Indonesia.
Salah satu ragam menulis adalah menulis sastra.Sesuai dengan pengajaran
sastra di sekolah dasar yang menekankan kepada upaya siswa lebih banyak
menggauli karya-karya sastra, baik melalui mendengarkan, membaca, menonton
apresiasi, atau menulis sastra.Hal ini dimaksudkan agar siswa langsung mengenal,
memahami, menghayati, menyenangi, serta memanfaatkan hasil karya sastra bagi
peningkatan keterampilan berbahasa dan sastra Indonesia. Setelah menulis hasil
karya sastra, kepekaan siswa akan pengalaman yang tersimpul dalam hasil karya
sastra dan kepekaan terhadap ketepatan tulisan akan terlatih. Hal ini sesuai dengan
pendapat Situmorang (1981: 24 ) bahwa:
Pengajaran sastra dapat membantu siswa dalam berlatih keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis, yang satu sama lain berhubungan. Pada keterampilan menulis sastra hanya dapat terbina yang dikembangkan keberadaannya ditandai terjadinya hubungan langsung antara siswa dengan bahan bacaan dan dorongan siswa untuk menulis sastra, sehingga siswa dapat menciptakan hasil karya sastra, mengadakan kontak dengan hasil karyanya sendiri dan dapat menikmatinya,
Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam
menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.Jelasnya faktor yang
menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai
medianya.Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan
pengalaman manusia yang lebih luas daripada yang bersifat estetik saja.Sastra
selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan
agama.Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.
Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada
pembacanya.Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan
(suspense). Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan
3
kenikmatan estetis, juga bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca sastra,
kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial,
maupun intelektual dengan cara yangkhusus. Berdasarkan uraian di atas, kita
dapat menyimpulkan bahwa sastra adalah hasil cipta manusia dengan
menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif,
disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat
relatif.Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Dalam rambu-rambu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan sebagai berikut:
Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra.Di dalamnya terkandung maksud agar siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya.Oleh karena itu, pembelajaran sastra Indonesia harus diikuti dengan mewajibkan siswa untuk membaca karya-karya sastra yang terpilih (Depdiknas, 2006: 16).
Dalam rambu-rambu kurikulum disebutkan bahwa sebagai upaya
meningkatkan apresiasi sastra dan kegemaran membaca, setiap siswa pada jenjang
sekolah dasar diwajibkan membaca sembilan buku sastra (puisi anak, buku cerita
anak, drama anak dan dongeng atau cerita rakyat).Salah satu kajian penting tidak
dapat terpisahkan dalam pembelajaran sastra, adalah menulis puisi.Menulis puisi
memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan dalam mengapresiasi.
Menulis sastra merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Dalam kehidupan modern ini bahwa keterampilan menulis sangat
dibutuhkan.Sehubungan dengan hal ini, Tarigan(1993: 20) berpendapat sebagai
berikut.
4
Dalam proses keterampilan menulis puisi diperlukan adanya pemilihan tema
yang tepat, memilih kata/diksi yang tepat atau mempunyai urutan logis dengan
menggunakan kosakata dan tata bahasa atau kaidah bahasa yang digunakan,
sehingga dapat menggambarkan dan menyajikan informasi yang diekspresikan
secara jelas. Itulah sebabnya untuk keterampilan menulis sastra diperlukan latihan
dan praktik yang terus menerus dan teratur.Untuk merealisasikan program
pengajaran apresiasi sastra, khususnya pembelajaran menulis di sekolah dasar,
maka guru harus memahami hakikat puisi yang sebenarnya.
Untuk memahami dan menilai suatu puisi dapat dipandu dengan mengenali
unsur-unsur pembentuknya, mengupas puisinya, amanat yang terkandung dalam
puisi, isi yang ada dalam puisi, dan kosakata puisi tersebut.Sehubungan dengan
hal tersebut Haryadi (1997: 100) berpendapat bahwa.
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk menuntun kearah pemahaman, antara lain (1) apakah makna atau temanya, (2) bagaimana nilai rasa yang terkandung, (3) bagaimana nadanya, (4) apa maksud dan tujuannya, (5) bagaimana keharmonisan keempat unsur itu (tema, rasa, nada dan maksud), (6) bagaimana diksinya, (7) sesuaikah kata yang digunakan, (8) tepatkah majasnya, (9) bagaimana ritme dan iramanya, (10) bagaimana hubungan hakikat dan metode puisi.
Sedangkan pengertian puisi menurut Coleridge (Zulfahnur, 1996: 3) adalah
„Karangan yang terindah.Penyair memilih kata-kata yang tepat, disusun dengan
sebaik-baiknya, seimbang senada, anta unsur-unsur saling menyatu, mengikat,
hingga menjadi suatu karangan yang utuh‟.Kemampuan dalam mengapresiasi
sebuah karya sastra tidak saja ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman karya
itu sendiri, tetapi berpengaruh pula terhadap kehalusan budi pekerti seseorang.
Kemampuan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor penting dalam proses
pembelajaran sastra. Selain penerapan metode, model.maupun strategi yang tepat,
juga sangat ditentukan oleh peranan guru dalam proses pembelajaran sastra.
Menurut Hasanudin (2009: 10) Puisi adalah “karya sastra yang khas
penggunaan bahasanya dan memuat pengalaman yang disusun secara khas pula.
Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah
5
akanmemanfaatkan (1) bunyi bahasa, (2) kata-kata atau diksi, dan (3) penggunaan
gaya bahasa untuk menciptakan kontak dengan pembacanya. Unsur keindahan
bunyi dalam puisi juga ditunjang oleh unsur bunyi yang juga mempunyai berbagai
macam karakteristik, seperti asonansi,disonansi, aliterasi, rima, dan irama.
Susunan kata dalam puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa.
Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi:
makna citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Sebagai alat,
kata- kata dalam puisi harus mampu diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan
penyair.Di samping itu, kata-kata puisi harus pula mampu membangkitkan
tanggapan rasa pembacanya.Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa
sebagai bahan puisi itu dalam istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica.
Istilah ini menyiratkan adanya semacam kewenangan bagi penyair untuk
mematuhi atau menyimpangi norma ketatabahasaan. Pematuhan dan
penyimpangan ini haruslah mempertimbangkan tercapainya kepuitisannya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan terhadap siswa kelas III
SDN Cadaspangeran yang berjumlah 18 orang, 7 orang laki-laki, dan 11 orang
perempuan pada saat pembelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis puisi
diperoleh gambaran sebagai berikut.
1. Sebelum pembelajaran guru tidak menyediakan media yang mendukung
tentang pembelajaran menulis puisi.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk menulis puisi yang temanya telah
ditentukan oleh guru, yang terdapat dalam buku paket/sumber.
3. Dalam pembelajaran, guru menilai pada proses pembacaan puisi, padahal
indikator yang tertera dalam RPP adalah menulis puisi.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada waktu menulis
puisi sebagai berikut.
1. Siswa merasa kebingungan mengembangkan ide atau gagasan yang ada dalam
pikirannya menjadi sebuah puisi.
2. Siswa kurang mampu menggunakan pilihan kata, menarik dan variatif.
6
Sedangkan aktivitas siswa pada saat pembelajaran, diperoleh data sebagai
berikut.
1. Sebagian besar siswa merasa kebingungan dan kesulitan untuk menemukan
ide atau gagasan dalam menulis puisi.
2. Kurangnya penguasaan pembendaharaan kata, sehingga masih lemah dalam
hal pemilihan kata yang menarik.
3. Siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan karena teknik
pembelajaran yang tidak menarik. Hal ini disebabkan guru tidak menggunakan
metode dan teknik pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Dari hasil data awal (lampiran A.2), dapat diinterpretasikan bahwa ada
tujuh orang siswa (41%) dinyatakan tuntas dan 11 orang siswa (59%) dinyatakan
belum tuntas. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas III SDN Cadaspangeran
Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang masih tergolong rendah,
dan perlu ditingkatkan, untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi perlu
pemilihan model dan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Salah
satu model pembelajaran yang dijadikan alternatif adalah model menulis bersama.
Selain penggunaan model pembelajaran dalam penelitian ini juga
memfokuskan pada pemilihan media pembelajaran, mengingat media
pembelajaran yang bervariasi, di sekolah dasar sangat diperlukan sebab anak-anak
usia Sekolah Dasar sangat memerlukan beragam media pembelajaran.
Media pembelajaran menurut Soeparno (Tim PLPG, 2009: 128), “bukan
hanya sekedar alat bantu belaka, melainkan sebagai media penyalur pesan
pembelajaran dalam bentuk audio dan visual dari pemberi pesan (guru, instruktur,
tutor, penulis, dan lain-lain) ke penerima pesan (peserta didik/warga belajar)”.
Sebagai pembawa pesan, media pembelajaran tidak hanya digunakan untuk
membantu si Pembuat pesan (guru, instruktur, dan lain-lain), tetapi yang lebih
penting lagi bahwa media pembelajaran dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh
sasaran didik.Oleh karena itu, sebagai penyalur pesan media pembelajaran harus
7
menarik, dan fungsi tersebut harus tetap berlangsung dengan baik walaupun tanpa
kehadiran guru/pendidik.
Dalam peranannya yang demikian itu, media pengajaran telah
memerankan dirinya sebagai sumber belajar sehingga dimungkinkan
terlaksananya proses belajar secara mandiri oleh sasaran didik dengan bantuan
seminimal mungkin dari orang lain. Peran tersebut akan bisa dijalani dengan baik
karena menurut Depdiknas (2009: 18) media pembelajaran mempunyai nilai-nilai
praktis berupa kemampuan untuk:
(1) membuat konsep yang abstrak menjadi konkret; (2) melampaui batas indera, waktu, dan ruang; (3) meng-hasilkan keseragaman pengamatan; (4) memberi kesempatan pengguna mengontrol arah ataupun kecepatan belajar; (5) membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar; dan (6) dapat memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dari yang abstrak hingga yang konkret.
Menurut Garlach dan P. Elly dalam bukunya Teaching and Media
(Depdiknas, 2009: 17) memberi batasan pengertian media secara luas dan sempit.
Dalam arti yang luas, media meliputi orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa belajar.Bila pengertian ini yang diikuti maka guru dan lingkungan sekolah termasuk media. Dalam pengertian yang sempit, media meliputi grafik, gambar, alat-alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi.
Modelmenulis bersama dengan bantuan media gambar tunggal dianggap
menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan pembelajaran menulis
puisi, didasari bahwa sebenarnya siswa mempunyai potensi untuk maju dan
berkembang. Dengan potensi yang dimiliki dan disertai pengalaman, siswa akan
bisa membangun sendiri pengetahuannya. Selain itu, John Dewey(Karli,
2004:7).mengatakan bahwa “learning by doing”, artinya pengalaman seseorang
diperoleh melalui bekerja yang merupakan hasil belajar yang tidak mudah
8
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Menulis Bersama melalui Media Gambar
Tunggal Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III
Sekolah Dasar Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang”.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini adalahhampir sebagian
siswakelas III SDN Cadaspangeran mempunyai kesulitan dalam mengembangkan
ide/gagasan, memilih kata-kata yang menarik dan menentukan tema puisi yang
telah dibuatnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut.
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model
menulis bersama melalui media gambar tunggal pada siswa kelas III SDN
Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model
menulis bersama melalui media gambar tunggal pada siswa kelas III SDN
Cadaspangeran
1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?
2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
penerapan model model menulis bersama melalui media gambar tunggal?
c. Bagaimana peningkatan keterampilan siswa kelas IIISDN Cadaspangeran
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dalam menulis puisi
dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?
1) Bagaimana kemampuan siswa dalam mengembangkan ide/gagasan dalam
menulis puisi dengan menerapkan model menulis bersama melalui media
9
2) Bagaimana kemampuan memilih kata yang menarik dalam menulis puisi
dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?
3) Bagaimana kemampuan dalam menulis puisi yang sesuai tema dengan
penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan, maka dituntut suatu
model yang melibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran
menulis puisi. Model yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan
model menulis bersama melalui media gambar tunggal. Menurut Djuanda (2008:
233) model menulis bersama adalah:
Suatu model yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang, yang mana dalam kegiatannya menulis puisi dikerjakan secara bersama-sama antara anggota kelompok tersebut. Dalam hal ini menulis puisi dengan cara mengembangkan idenya dari sebuah gambar yang telah disediakan.
Model menulis bersama dapat dikembangkan oleh guru tidak hanya dalam
pembelajaran menulis puisi saja, tetapi juga pada pelajaran lain khususnya dalam
bahasa Indonesia. Dalam proses pembelajarannya siswa akan secara aktif dalam
kelompoknya untuk menyusun puisi secara bergantian.
Sementara itu menurut Garlach dan P. Elly dalam bukunya Teaching and
Media (Depdiknas, 2009: 17) memberi batasan pengertian media secara luas dan
sempit.
Dalam arti yang luas, media meliputi orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa belajar.Bila pengertian ini yang diikuti maka guru dan lingkungan sekolah termasuk media. Dalam pengertian yang sempit, media meliputi grafik, gambar, alat-alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi.
Media visual sering disebut juga media tampak yang menggunakan indera
penglihatan agar dapat memahaminya. Media visual dapat berfungsi untuk
10
meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak yang tidak mungkin
dihadirkan dalam kelas, dan mengembangkan kreativitas siswa. Rahadi (2003: 21)
Media visual itu sendiri secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:
a. media gambar datar, misalnya foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi, dan hasil cetakan lain, gambar ilustrasi, gambar kliping.
b. media proyeksi diam, misalnya film bingkai/slides, film rangkai/film strik, transparansi, mikrofis, overhead proyektor.
c. media grafis atau carta, misalnya grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe.
Media gambar tunggal digunakan dalam pembelajaran untuk membantu
peserta didik mengatasi kesulitan maupun ketidakjelasan dalam menulis puisi
dalam menggunakan model menulis bersama.Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahadi (2003: 18) yang menyatakan bahwa media “adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”.
Selain itu menurut Sudjana dkk (2007: 2) media juga mempunyai manfaat
yang besar dalam pembelajaran, bahwa secara umum media mempunyai
kegunaan:
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme.
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Penulis memilih model menulis bersama dengan media gambar tunggal
karena dalam kegiatannya dapat membangkitkan aktivitas dan kreatifitas siswa
selama proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
siswaakan lebih antusias dan serius dalam pembelajaran. Selain itu, model
menulis bersama dengan media gambar tunggal dapat membantu peserta didik
untuk menemukan dan menuangkan gagasan tersebut dalam sebuah puisi yang
11
Berdasarkan uraian di atas, maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam Model Menulis Bersama dengan Bantuan Media Gambar Tunggal menurut
Djuanda (2008: 233) adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi enam kelompok yang beranggotakan tiga orang. b. Guru menyediakan satu gambar tunggal sebagai contoh gambar (Pak
Polisi)
c. Guru mengadakan tanya jawab tentang isi dari gambar yang diperlihatkan. d. Siswa mengamati gambar yang telah diberikan oleh guru
e. Siswa pertama menuliskan judul dan baris pertama puisi. Jumlah kata dalam baris pertama ditentukan terlebih dahulu.
f. Temannya membaca judul dan baris pertama puisi tadi, kemudian menulis baris kedua dengan jumlah kata yang sama, yang berhubungan dengan baris pertama tadi.
g. Kertas diserahkan kepada siswa ketiga, siswa tersebut membaca puisi baris kedua dan menulis puisi sebagai baris ketiga dengan jumlah kata yang sama, yang berhubungan dengan baris kedua tadi.
h. Kertas diserahkan kembali pada siswa pertama, Ia menuliskan baris ke empat, lalu menyerahkan kembalinya kembali pada teman ke dua dank e tiga. Begitu seterusnya sampai sejumlah baris yang diinginkan selesai ditulis.
i. Bacakan puisi di depan kelas oleh salah seorang siswa dari kelompoknya j. Atau dapat juga dilaksanakan klasikal, guru member contoh satu baris
puisi, kemudian secara bersama-sama dilanjutkan oleh para siswa.
k. Sebagai tugas individu, semua siswa membuat puisi secara individu yang berkaitan dengan gambar tersebut.
Alasan penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menulis puisi sebagai berikut.
1. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggaldapat
membantu siswa mengembangkan gagasannya dalam menulis puisi, karena
gagasan atau ide akan muncul, apabila keadaan pikiran siswa sedang baik,
untuk memunculkan gagasan dalam pikirannya media gambar sangat
membantu, dalam hal ini siswa pemikiran siswa akan terfokus pada gambar,
dengan demikian gagasan siswa tidak akan melenceng dari gambar.
2. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal dapat
membantu siswa dalam memilih kata menarik dalam menulis puisi, karena
dengan dikerjakan secara bersama-sama dengan bantuan gambar, siswa akan
belajar memfokuskan kata-kata yang sesuai dengan gambar dan dapat
12
3. Penerapan model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggal dapat
membantu siswa menulis puisi yang sesuai dengan tema, karena bantuan
gambar sebagai media yang diamati secara langsung siswa akan dapat
langsung menentukan tema dari gambar yang diamatinya. Dengan begitu pada
waktu siswa menulis puisi temanya tidak akan keluar dari gambar tersebut.
Model menulis bersamamelaluimedia gambar tunggaldiharapkan dapat
mengatasi kesulitan siswa dalam menulis puisi pada siswa kelas IIISDN
Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Adapun
yang menjadi target proses yang ingin dicapai dalam kegiatan aktivitas siswa yang
terdiri dari aspek kerjasama, kesungguhan dan keaktifan adalah 86% siswa
mencapai kriteria baik
Sementara itu kinerja guru mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan
atau kegiatan inti dan evaluasi atau kegiatan akhir.Target yang ditetapkan adalah
90% dari keseluruhan kegiatan.Sedangkan untuk target hasil adalah 88% (16)
siswa tuntas berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 66.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah peneliti rumuskan
sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model menulis bersama melalui media gambar tunggaldi kelas III SDN Cadaspangeran.
b. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model menulis bersama melalui mediagambar tunggaldi kelas III
SDN Cadaspangeran.
1) Ingin mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.
2) Ingin mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
13
c. Mengetahui peningkatan keterampilan siswa kelas III SDN Cadaspangeran
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dalam menulis puisi
dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.
1) Ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mengembangkan ide/gagasan
dalam menulis puisi dengan menerapkan model menulis bersama melalui
media gambar tunggal.
2) Ingin mengetahui kemampuan memilih kata yang menarik dalam menulis
puisi dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar
tunggal.
3) Ingin mengetahui kemampuan dalam menulis puisi yang sesuai tema
dengan penerapan model menulis bersama melalui media gambar tunggal.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi guru
1) Dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta
keterampilan mengenai penerapan model menulis bersama melalui media
gambar tunggaldi kelas III SDN Cadaspangeran, khususnya dalam
pembelajaran menulis puisi.
2) Memberi pengetahuan baru bagi guru tentang model pembelajaran yang
dapat dipraktekan kembali pada pembelajaran lain
b. Bagi siswa
1) Agar dapat termotivasi siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan
model menulis bersama melalui media gambar tunggal dalam
mengembangkan ide/gagasan, siswa dapat memilih kata yang menarik dan
menulis puisi sesuai dengan tema.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
3) Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok serta bertanggung jawab
14
c. Bagi peneliti
1) Supaya memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai penerapan model
menulis bersama melalui media gambar tunggal, dalam suatu pembelajaran.
2) Supaya memiliki pengalaman baru mengenai model-model pembelajaran
yang harus diterapkan kepada siswa.
d. Bagi Sekolah
Model pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan masukan positif
terhadap proses peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah sebagai salah
satu stimulus motivasi bagi kegiatan pembelajaran lain yang berlangsung di
sekolah.
e. Bagi UPI
Model pembelajaran ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan acuan
bagi mahasiswa lain, yang akan melaksanakan penelitian dalam pembuatan
karya ilmiah atau skripsi.
D.Batasan Istilah
Beberapa definisi atau batasan istilah yang perlu dikemukakan untuk
mengetahui kejelasan arah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model Menulis Bersama adalah suatu model yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang, yang mana dalam
kegiatannya menulis puisi dikerjakan secara bersama-sama antara anggota
kelompok tersebut (Djuanda, 2008).
2. Media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar/mengajar ke tingkat yang
lebih efektif dan efisien (Rahadi, 2003).
3. Gambar adalah tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya. Lukisan patung, angan-angan, gambar bagan, denah, berupa garis-garis, sketsa
gambar hidup, gambar yang disoroti lampu (Rahadi, 2003).
15
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang penyair
memilih kata-kata, setepat-tepatnya, disusun dengan sebaik-baiknya, seimbang
senada, antar unsur saling menyatu, mengikat hingga menjadi suatu karangan
46 BAB III
METODEPENELITIAN
A.Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Cadaspangeran III Kecamatan Sumedang
Selatan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun ajaran 2012/2013.Alasan
dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut ini.
a. SDN Cadaspangeran adalah tempat bekerja peneliti, hal ini memberikan
kemudahan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian sambil tetap
melaksanakan tugas mengajar. Selain itu akan memudahkan peneliti
mengumpulkan data dan melakukan konfirmasi apabila menemukan
masalah teknis yang perlu diperbaiki.
b. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru, khususnya
dalam pembelajaran menulis puisi yaitu siswa kurang mampu menulis
puisi dengan gagasan yang benar, menggunakan pilihan kata yang manarik
dan pilihan tema yang tepat.
a. Kondisi Sekolah
Letak Sekolah Dasar Negeri Cadaspangaeran berada bawah jalan raya
Cadaspangeran, menuju arah Bandung, terletak ditengah-tengah pemukiman
masyarakat yang beralamat di kampong Cilengsar desa Ciherang Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Dengan keadaan masyarakat yang
bermata pencaharian beragam mulai dari petani sampai pegawai negeri.Adapun
denah sekolah SDN Cadaspangeran III Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang dapat dilihat pada gambar berikut.
47
Gambar 3.1
Denah Sekolah SDN Cadaspangeran b. Kondisi Guru
Guru-guru Sekolah Dasar Negeri Cadaspangeran berjumlah 19 orang yang
terdiri dari satu orang kepala sekolah, guru kelas sebanyak delapan orang, guru
agama satu orang, guru olahraga dua orang dan tenaga honorer sebanyak empat
orang, sedangkan honorer penjaga ada dua orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tebel berikut:
Tabel 3.1
Nama-nama Guru SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan
No Nama Guru NIP Tugas Mengajar
1 Casman Guntoro, S.Pd 196005131979121001 Kepala Sekolah
2. Dede Kurniawati, S.Pd 196009181981092002 Guru Kelas
3. Nunung Kuswati, S.Pd 196104141981092001 Guru Kelas
4. Neneng Nurlaela 196111091982012002 Guru Kelas
5. Euis Rusmiati, S.Pd 196112011981092002 Guru Kelas
6. Nurlaela Geneffianti, S.Pd 196411151984102004 Guru Kelas
7 Mulyati, SPd 196312081984122006 Guru Kelas
8. Dadang Budiman, S.Pd 196509141985101002 Guru PJOK
9. Amun Maemunah, S.Pd 195807061988022002 Guru Mulok
10. Nanang Heryana, S.Pd 196306191985101002 Guru PJOK
11. Rosmala, S.Pd 195602121980112001 Guru Agama
12. Erawati, S.Pd 197003232006042005 Guru Kelas
13. Nuryati 196604272006042003 Guru Kelas
14. Neneng Kurniasih, S.Pd - Sukwan
15 Gania Dewi Hasikin, S.Pd - Sukwan
16 Popi Purwanti - Sukwan
17 Pathan Ridwana, S.Pdi - Sukwan
18 Aceng. S - Penjaga Sukwan
19 Sumisno - Penjaga Sukwan
c. Kondisi Siswa Perpusta kaan Ruang KS/Guru Ruang KLS V Ruang KLS III Ruang KLS I IV Ruang KLS IV Ruang KLS II Ruang KLS VI LAPANGAN UPACARA/ OLAH RAGA
48
Keadaan Siswa-siswa semuanya berjumlah 262 yang terdiri dari kelas I
berjulah 47 orang, kelas II berjumlah 44 orang, kelas III berjumlah 49, kelas IV
berjumlah 43 orang kelas V 43 orang dan kelas 36 orang, untuk lebih jelasnya
[image:30.595.109.510.231.622.2]dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Siswa SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
1 I 20 27 47
2 II 25 19 44
3 III 22 27 49
4 IV 16 27 43
5 V 21 22 43
6 VI 15 21 36
Jumlah 121 141 262
d. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dimulai pada semester kedua tahun ajaran 2012/2013 di
kelas III yang membutuhkan waktu diperkirakan enam bulan lamanya yaitu bulan
Januari sampai bulan Juni 2013, namun pada pelaksanaannya sangat fleksibel.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Cadaspangeran
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang tahun ajaran
2012/2013.Adapun Jumlah siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 18 orang siswa terdiri dari siswa perempuan berjumlah 10 orang
dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang. Lebih jelasnya subjek penelitian
[image:30.595.115.502.238.427.2]dapat dilihat pada 48dea berikut:
49
Daftar Jumlah Siswa Kelas IV-a SDNCadaspangeran
No Nomor Induk Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin
L P
1 091001009 Asri Kembang √
2 091001026 Ilhan Saripudin √
3 091001036 M.Akbar √
4 091001060 Yudi Sudirman √
5 101101004 Aris Ayyadi √
6 101101008 Dial Mahpudin √
7 101101009 Dudi Nesta √
8 101101010 Erlan Nurhaditia √
9 101101017 Indri Sriyani √
10 101101019 Jajang Tia √
11 101101020 Lystia Khairani √
12 101101023 M. Farrul. M √
13 101101025 Nandang.R √
14 101101029 Pian Sopian √
15 101101037 Rizal Melani √
16 111202046 Nurul .Fadilah √
17 121303042 Yulia Nuraeni √
18 121303044 Rani Yunita √
JUMLAH 12 6
18
C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas pertama kali dikenalkan oleh ahli
psikologi Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946.Adapun pengertian
dari PTK menurut Carr dan Kemmis (Wibawa, 2003: 7) adalah.
Suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekola) dalam situasi-situasi 49dea t (termasuk Pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) pratik-pratik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai pratik-pratik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tenpat pratik-pratik tersebut dilaksanakan.
Dwitagama (2010: 9) mengemukakan mengenai pengertian penelitian
50
Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa, (2009: 38) ”Tujuan penelitian
tindakan kelas adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan.” Hasil dan penggunaan pengetahuan ini berpangkal dan dikondisikan oleh tujuan utama. Peningkatan kualitas pembelajaran mencakup
penyadaran akan nilai-nilai. Selain itu peneltian tindakan kelas bertujuan untuk
memperbaiki, meningkatkan dan memberikan kerangka kerja yang teratur
terhadap pemecahan masalah pembelajaran. Fokus penelitiannya pada
pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan
olrh guru atau bersama peserta didik secara desentralisasi dan deregulasi.
Beberapa keadaan dan alasan digunakannya penelitian tindakan kelas,
adanya kebutuhan untuk segera dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh kepala sekolah, guru, dan siswa yang pada sisi lain penelitian
formal tidak bisa memenuhi kebutuhan lain. Selain itu adanya kebutuhan untuk
segera meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, setiap
guru bisa melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai
penelitian yang dilakukan guru atau tenaga pendidik dalam praktek pembelajaran
sebagai upaya perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan-tindakan yang
telah dilakukan.Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki
tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,
mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan
efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada
51
Sedangkan pendekatan yang gunakan adalah kualitatif sejalan dengan
pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 1995: 3) mendefinisikan bahwa, “Metodologi kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati”.Sementara itu pengertian pendekatan kualitaif menurut Sugiono (2005:
1-2) adalah.
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek ilmiah adalah eksprimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
Adapun alasan digunakan pendekatan kualitatif, menurut pendapat
Moleong (1995: 5), yaitu.
Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Dengan demikian pendekatan kualitatif lebih menghendaki agar pengertian
dan hasil interpretasi yang diperoleh lebih dirundingkan dan disepakati oleh
manusia yang dijadikan sebagai sumber data.
2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu kepada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, yaitu model spiral yang dimulai
dengan: 1) perencanaan (planning), 2) aksi/tindakan (acting), 3) observasi
(observing), dan 4) refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya, rancangan
penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada
52
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Model Spiral Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja,2005: 66)
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan didalam satu siklus atau
putaran terdiri dari empat komponen. Keempat komponen tersebut menurut
Wiriaatmadja (2005: 66) meliputi: (1) perencanaan (planning), (2) aksi/tindakan
(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
1)Perencanaan Tindakan hendaknya memuat berbagai informasi tentang pengembangan materi, pemilihan metode, penentuan alat peraga, rencana evaluasi.
2)Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian silus yang berkelanjutan.
3)Observasi
Secara umum observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang pelaksanaannya menyatu dengan pelaksanaan tindakan.
4)Analisis dan Refleksi
Dalam analisis perlu perlu dibahas secara tuntas apa yang diharpkan terjadi dari tindakan yang dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
mencapai perbaikan sehingga melalui proses, guru dapat meningkatkan kegiatan
dan hasil pembelajaran secara optimal. Selain itu PTK juga melatih kebiasaan
guru untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan memecahkan
53
siklus sekesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian
diikuti dengan adanya perencaan ulang (replanning) atau revisi terhadap
implementasi siklusnya sebelumnya. Dselanjutnya, berdasarkan perencanaan
ulang tersebut, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat
dilakukan dengan beberapa siklus.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan
kelas.Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berbentuk siklus, yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus tergantung tingkat
keberhasilan yang dicapai, yang diawali dengan tahap perencanaan (planning),
tahap observasi (observation), dan tahap refleksi (reflection)
1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planing)
Perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan pendekatan
kepada kepala Sekolah Dasar Negeri Cadaspangeran untuk membicarakan
maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitian yang selanjutnya
mengajukan permintaan izin. Beliau menyambutnya dengan lapang dada dan
memberi respon yang positif karena dampak hasil penelitian ini bukan saja
bermanfaat bagi peneliti tetapi juga berguna bagi sekolah tersebut.
2. Selanjutnya dilakukan penelitian awal pada proses pembelajaran menulis
puisi di kelas III SDN Cadaspageran tersebut. Maksud penelitian awal ini
ialah untuk mendapatkan data awal dan mencatat permasalahan dan kendala
yang ditemukan dalam pembelajaran tentang memelihara lingkungan alam
dan buatan.
3. Selanjutnya diskusi dilakukan dengan guru kelas III membicarakan kesan dan
permasalahan serta kendala yang dirasakan ketika pembelajaran berlangsung
dan diskusi tentang pemecahannya.
4. Selanjutnya diperkenalkan teknik menulis bersama melalui media
gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi yang dianggap
54
5. Setelah tercapai kesepakatan, disusunlah persiapan mengajar dengan
mengunakan teknik menulis bersama melalui media gambaruntuk digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SDN Cadaspangeran
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
6. Selanjutnya disiapkanlah instrument pengumpul data untuk digunakan dalam
tahap pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Dalam penelitian
kolaborasi, pihak yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
tindakan adalah peneliti/observer. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen.
2 Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah
sebagai berikut.
a. Penulis sebagai peneliti dan guru kelas III sebagai praktisi melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan teknik menulis bersama melalui media
gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas
III SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
b. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran tentang menulis puisi
dilaksanakan observasi untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan
setiap indikator dari proses dan hasil penerapan teknik menulis bersama
melalui media gambaruntuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Hal
ini karena walaupun persiapan telah disusun semaksimal mungkin, tidak
menutup kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaannya
di lapangan sehingga memerlukan solusi pemecahannya.
3. Tahap Observasi (Observation)
Kegiatan observasi seperti ini telah dikemukakan di depan pelaksanaan
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Peneliti secara kritis, sistematis dan
55
data kesulitan baik yang dialami oleh siswa maupun guru, kelebihan dan
kekurangan, hasil maupun dampak yang timbul dari proses pembelajaran
[image:37.595.111.515.210.762.2]tentang menulis puisi menggunakan teknik menulis bersama melalui media
gambar.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan kegitan-kegiatan sebagai berikut.
a. Peneliti bersama dengan mitra peneliti dan guru praktisi melakukan
pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan.
b. Peneliti bersama dengan mitra peneliti dan guru praktisi mendiskusikan dan
memaknai data.
c. Peneliti bersama praktisi dengan mitra peneliti dan guru praktisi
mendiskusikan dan menyusun rencana tindakan berikutnya berdasarkan pada
analisis data sebagai kegiatan refleksi.
E.Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat yang digunakan ketika observasi.Lembar
observasi digunakan sebagai pedoman dalam mengobservasi aktivitas siswa
dan kinerja guru.Dalam pembelajaran menulis puisikelas III SDN
Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Siswa
melakukan kegiatan secara berkelompok didalam kelas yang sebelumnya
telah dibagi secara heterogen.Dari 18siswa menjadi 6 kelompok yang tiap
kelompoknya beranggotakan 3 orang.
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Alat instrumen yang digunakan adalah berupa pedoman
wawancara, meliputi nama, waktu, tempat, dan masalah-masalah berupa
pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan. Wawancara dilakukan pada
saat penelitian berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada siswakelas III SDN
56
3. Tes Hasil Belajar
Tes dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelasIII SDN
Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan setelah dilakukannya tindakan
melalui alat pengumpul data yang digunakan. Tes dilakukan untuk mengukur
dan mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa setelah dilakukannya
tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan.Sebagai contoh
kegiatan pemberian tes, yaitu dengan memberikan memberikan soal-soal
evaluasi yang berkaitan dengan materi tentang menulis puisi.Alat instrumen
Tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian.
4. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan ini digunakan untuk mencatat kejadian yang didengar,
dilihat, dialami, dan dipikirkan selama pembelajaran berlangsung, yang
difokuskan pada kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan teknik menulis bersama.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
a. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi (1) Kinerja guru
Aspek kinerja guru yang diamati dalam proses pelaksanaan
pembelajaran menerapkan model menulis bersama dengan media gambar
tunggal, terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Kriteria penilaian yang digunakan adalah baik (B)
persentasenya antara 80-100%, cukup (C) persentasenya 50-79% dan
kurang (K) persentasenya 0-49%. Jumlah skor adalah jumlah ideal atau
yang diperoleh dikali skor aspek tertentu. Jika untuk menentukan
persentase terhadap pengolahan kinerja guru adalah jumlah skor yang
diperoleh dibagi jumlah skor ideal dikali 100%.
Persentase = x100%
n keseluruha skor
Jumlah
57
Target yang ingin dicapai adalah untuk tahap kegiatan awal 90%,
kegiatan inti pembelajaran 90%, dan kegiatan akhir 90%. Secara
keseluruhan target yang ingin dicapai dari aspek kinerja guru adalah 90%.
(2) Aktivitas siswa
Aspek aktivitas siswa yang diamati dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan model menulis puisi dengan menerapakan model
menulis bersama dengan media gambar tunggal meliputi tiga aspek
penilaian yaitu Kesungguhan, tanggung jawab dan aspek keaktipan dalam
pelaksanaan menerapkan model menulis puisi dengan menerapakan model
menulis bersama dengan media gambar tunggal. Cara penaksiran aspek ini
dengan melihat dan mengacu pada indikator yang tampak. Pemerolehan
skor setiap satu jika satu indikator tampak, skor dua jika dua tampak dan
skor tiga jika tiga indikator tampak dan nol jika tidak ada satupun indicator
yang tampak. Dalam menentukan kriteria penilaian terhadap aktivitas
siswa.
Target yang ingin dicapai adalah ≥ 85% untuk interpretasi dengan kategori baik (B).
b. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model menulis bersama dengan media gambar tunggal.Teknik
pengolahan data untuk hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar yang diperoleh
siswa.Hasil belajar anak didik yang diperoleh anak didik. Hasil belajar yang
diperoleh siswa ini dilakukan dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan
58
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimum
SK KD INDIKATOR
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
KKM Kriteria Penetapan Ketuntasan
[image:40.595.111.534.130.717.2]Komplek- sitas Daya Dukung Intake siswa Jumlah 8.Mengung kapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik 1. Mengembangkan gagasan dalam menulis
berdasarkan gambar
2. Menulis puisi dengan pilihan
kata yang
menarik berdasarkan gambar.
3. Menulis puisi
dengan tema
yang sesuai
dengan gambar.
66 70 65 198 66
KKM Mata Pelajaran 66 Keterangan:
1) KKM Mata Pelajaran (60) diperoleh dari hasil nilai rata-rata KKM
Standar Kompetensi (SK).
2) KKM Standar Kompetensi (SK) yaitu 70 diperoleh dari rata-rata
KKM Kompetensi Dasar (KD).
3) KKM Kompetensi Dasar (KD) yaitu 65 diperoleh dari hasil rata-rata
KKM Indikator (66 + 70 + 65) : 3 = 66
Contoh penghitungan KKM setiap ideal
1) Kompleksitas tinggi (66) 2) Daya dukung rendah (70) 3) Intake siswa sedang (65)
Maka KKM ideal = 66 + 70 + 65 = 66 3 10 x ideal skor dapat di yang skor Nilai
KKM = 66
59
2. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2009: 135)
bahwa mengemukakan bahwa:
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukn perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Analisis data dalam pelaksanaan penelitin kualitatif telah dilakukan sejak
pengumpulan informasi, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan
dilakukan.Analisis data ini dilakukan oleh peneliti sejak awal, pada setiap aspek
kegiatan penelitian, yaitu pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui
observasi akivitas anak didik serta kinerja guru dalam pembelajaran.Seorang
peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat agar manfaat
penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
G. Validasi Data
Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins
(Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu.
1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain.
2. Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, atau informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.
3. Audit trail adalah cara memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.
60
Semua validasi tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena hal
tersebut akan lebih memperjelas dari hasil penelitian. Adapun validasi tersebut
adalah:
1. Member Check dilakukan untuk memeriksa kembali keterangan-keterangan
atau informasi yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari
narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat, pegawai
administrasi sekolah, orang tua siswa dan lain-lain) apakah keterangan,
informasi atau penjelasan tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat
dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. Contohnya
pelaksanaan kegiatan ini adalah pada saat peneliti mengecek kekurangan atau
informasi mengenai penerapan teknik menulis bersama. Baik keuntungannya
maupun kekurangannya melalui observasi atau wawancara dengan siswa, guru
kelas atau mitra pengamat di sekolah untuk memperoleh kebenaran data yang
jelas dan benar adanya.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber misalnya mitra peneliti
lain yang hadir dan menyaksikan proses pembelajaran. Contohnya
pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah menerapkan teknik menulis
bersama, hasilnya dicatat dalam catatan lapangan agar dapat diketahui
peningkatan proses belajar mengajarnya. Triangulasi dapat dilakukan
berdasarkan tiga sudut pandang yaitu guru, siswa dan peneliti. Jadi sudut
pandang guru, siswa dan peneliti dibandingkan secara kolaboratif sehingga
mengahasilkan data yang absah.
3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode yang dipakai
peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara
mendiskusikannya bersama teman sejawat peneliti. Contohnya memeriksa
catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.
Yaitu guru kelas III Ibu Euis Rumiati, S.Pd dan teman-teman kuliah.
4. Expert Opinion adalah pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian professional. Contohnya, peneliti melakukan expert opinion
61
hal ini adalah dosen pembimbing 1 yaitu bapak Drs. H. Dede Tatang Sunarya,
M.Pd dan dosen pembimbing 2 yaitu ibu Ani Nuraeni, M.Pd sebagai tenaga
yang professional yang membantu proses penelitian. Peneliti mengemukakan
temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, peneliti juga
mengemukakan hambatan-hambatan yang ditemukan selama penelitian, dan
meminta solusi bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang diperoleh
Semua tahapan validasi data pada penelitian ini dilakukan secara berurutan
dari siklus I sampai dengan siklus III sehingga data yang terkumpul betul-betul
124 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanpadahasilpenelitian yang dilakukan,
mengenaikemampuanmenulispuisidenganmenerapkanteknik menulis bersama
melalui media gambar tunggal di kelasIII SDN
CadaspangeranKecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang,
makapenelitidapatmengambilbeberapa point kesimpulan.Adapunkesimpulan yang
dirangkummerupakanhasiltemuanselamainimengadakanpenelitian di lapangan,
yang diperolehakanmenjadirekomendasi yang
berkaitandenganpeningkatankemampuanmenulispuisidenganmenerapkanteknik
menulis bersama melalui media gambar tunggal.
1. Kinerja Guru 1) Perencanaan
Perencanaandalampembelajaranpembelajaranmenulispuisidenganmenerap
kanteknik menulis bersama melalui media gambar tunggal, menunjukanhasil yang
meningkat, halinidibuktikandenganprilakusiswa yang
awalpelajaranperhatianyakurangterfokuspadawaktupembelajaran.Adapunpeningka
tantentangperencanaan yang dipersipakanoleh guru yang
terdiridariaspekmenyiapkan RPP, menyiapkan media/alat peraga dan menyiapkan
alat evaluasi Adapaunhasilperencanaa yang dilakukanoleh guru yang
terdiridaritigaindikator, tiapsiklusnyamengalamipeningkatan,
dibuktikanpadasiklus I mencapai 66%, siklus II mencapai 83% dansiklus III
mencapai 100% dari t