• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK

MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Gina Gilang Nurmala

0700556

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK

MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

Gina Gilang Nurmala

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gina Gilang Nurmala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

Gina Gilang Nurmala NIM. 0700556

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd.

NIP. 196204221986092001

Pembimbing II

Dr. Uus Karwati, S.Sen., M.Pd.

NIP. 1965062319911012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Nanang Supriatna, S. Sen., M. Pd

(4)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, merupakan penelitian yang bertujuan menguji coba konsep implementasi pembelajaran untuk mengetahui bagaimana syntax dan hasil implementasi lagu

kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan

(5)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jawa Barat memiliki tradisi lagu-lagu permainan yang dikenal dengan lagu

kaulinan barudak. Lagu-lagu permainan tersebut diantaranya; cingciripit,

oray-orayan, ambil-ambilan, eundeuk-eundeukan, dan hompimpah. Lagu kaulinan

barudak di wilayah Sunda disebut juga dengan istilah kakawihan barudak yang

tidak diketahui pengarangnya (anonim). Kakawihan barudak dikatakan sebagai

hasil karya balarea dan termasuk folklore, yang hidup secara lisan dan tersebar

dalam bentuk tidak tertulis (Tamsyah: 1996).

Kaulinan dan Kakawihan Barudak Sunda (KKBS) berisi syair nyanyian

tradisional yang bersifat kesastraan, menggunakan bahasa sehari-hari. Menurut

Tamsyah, dkk (2008: 111) bahwa: “kaulinan barudak nyaeta perkara anu sok

dipake ulin ku barudak”, artinya hal yang suka dipakai bermain. Sedangkan

menurut Atik Sopandi (1985: 53) bahwa: “kakawihan barudak yaitu bentuk

lagu-lagu dalam bahasa ikatan yang dinyanyikan oleh anak-anak”. Pada

dasarnya kakawihan barudak berbentuk nyanyian permainan untuk pergaulan

anak-anak dan dapat dilakukan dimana saja disaat-saat mereka bergaul,

berkumpul, dan bermain.

Permainan ini biasa dilakukan oleh lebih dari dua orang atau berkelompok.

Berdasarkan penyajiannya, kakawihan barudak berupa karawitan vokal yang

(6)

fungsi rekreatif sangat terasa menonjol dalam kakawihan barudak, karena di

dalamnya terlihat permainan sambil bernyanyi yang dilakukan saat berkumpul

dengan teman-teman sehingga bisa menghilangkan kebosanan yang dirasakan

apabila bermain sendirian.

Lagu-lagu kaulinan barudak bisa di ajarkan dengan berbagai model

pembelajaran. Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam pembelajaran

seni musik, biasanya disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan

dicapainya. Salah satu model pembelajaran musik yang bisa digunakan dalam

pembelajaran kaulinan barudak yaitu model pembelajaran Carl Orff. Model

Orff adalah metode pedagogis untuk mengajar musik, yang ditulis pada tahun

1930 oleh Carl Orff (Jamalus dan Mahmud: 1981). Pedagogi atau pedagogik

merupakan ilmu yang membahas pendidikan anak. Pedagogik mencoba

menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak (Sadulloh, 2010: 1).

Falsafah Orff itu sendiri merangkum empat komponen dalam

pembelajaran musik yaitu; eksplorasi, imitasi, improvisasi, dan literasi

(penciptaan). Menurut Falsafah Orff anak-anak dapat mempelajari sesuatu

melalui pembelajaran yang aktif di mana imitasi dan eksplorasi memberikan

pengaruh terhadap anak-anak untuk mengimprovisasi dan akhirnya mampu

membaca dan menulis notasi yang dikenal sebagai literasi musik. Orff

menyatakan ”Experience first, then Intellectualize”, yang berarti bahwa

anak-anak harus dibiasakan untuk memiliki pengalaman musikal sebelum mereka

(7)

membiasakan diri berlatih pergerakan irama musik sebelum mengenal musik

secara teori.

Umumnya pembelajaran kaulinan barudak di ajarkan hanya dengan

metode imitasi, dimana guru mencontohkan nyanyian kemudian siswa

mengikuti nyanyian tersebut. Pembelajaran dengan metode tersebut terlihat

monoton dan kurang adanya variasi baru dalam mengeksplorasi kegiatan

musikal siswa sehingga memungkinkan bagi siswa merasakan kebosanan. Ini

menarik peneliti untuk melakukan uji coba model pembelajaran Carl Orff

dengan materi kaulinan barudak pada siswa kelas III dalam kegiatan

ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.

Ketertarikan peneliti pada kakawihan barudak membuat peneliti ingin

melaksanakan penelitian yang menyangkut materi kakawihan barudak dan

disesuaikan dengan karakteristiknya yang masih biasa dilakukan oleh

anak-anak. Karakteristik yang memungkinkan pelaksanaan penelitian ini yaitu siswa

usia tingkat rendah. Berbagai potensi sekolah dan respon baik dari sekolah,

guru, dan siswa itu sendiri meyakinkan peneliti memilih SDN Pasirhuni 1 untuk

pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaannya peneliti mengambil waktu di

ekstrakurikuler karena peneliti tidak ingin mengganggu proses uji coba model di

dalam pembelajaran intrakurikuler. Meskipun penyelenggaraan ekstrakurikuler

seni budaya khususnya seni musik merupakan kegiatan yang baru atau sengaja

(8)

Penerapan model pembelajaran Carl Orff yang belum pernah dilakukan di

SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang memotivasi peneliti untuk melakukan

uji coba model pembelajaran Carl Orff lebih lanjut dengan pemilihan materi

lagu kaulinan barudak dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SDN

Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang. Maka melalui penelitian ini akan dicoba

mengembangkan tema penelitian yang berjudul: Implementasi Lagu Kaulinan

Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, dengan harapan

adanya metodologi yang bervariasi bagi pembelajaran seni di sekolah dasar

khususnya SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah terpapar, peneliti merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi Lagu

Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam

Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang”?

Selanjutnya dari rumusan masalah di atas maka disusunlah pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di

implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1

(9)

2. Bagaimana hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl

Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1

Kabupaten Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum penelitian ini adalah

untuk menjawab dan mendeskripsikan: “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak

Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam

Pembelajaran Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1”.

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan khusus penelitian

ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di

implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1

Kabupaten Sumedang dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan.

2. Mengetahui hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melaui model Carl

Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni

1 Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Banyak hasil yang akan didapat pada penelitian mengenai “Implementasi

Model Carl Orff Dalam Lagu Kaulinan Barudak Pada Siswa Kelas III Dalam

(10)

diharapkan dapat memberi manfaat pada semua pihak yang berkaitan dengan

masalah yang dikaji oleh peneliti diantaranya:

1. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan pola pikir tentang metode pengajaran musik,

sehingga menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan ide-ide mengajar

pembelajaran musik khususnya dengan model Carl Orff pada materi kaulinan

barudak.

2. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi referensi tentang model pembelajaran Carl Orff dengan

materi kaulinan barudak dan dapat menjadi bahan pertimbangan teori pada

tingkat pendidikan sekolah dasar khususnya tingkat usia rendah, sehingga dapat

digunakan sebagai bahan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi UPI

Menambah wacana keilmuan seni bagi warga Universitas Pendidikan

Indonesia tentang model Carl Orff dengan materi lagu kaulinan barudak.

4. Bagi SDN Pasirhuni 1

Penelitian ini bisa digunakan pihak sekolah untuk dokumentasi dan

menjadikan acuan untuk mewadahi kegiatan siswa yang lebih bermanfaat serta

turut melestarikan budaya dengan materi yang sudah ada di lingkungan sekitar

dengan variasi model pembelajaran seni khususnya seni musik.

5. Bagi masyarakat

Dapat saling mendukung dan membantu melestarikan budaya warisan

(11)

E. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk

mencoba konsep implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan barudak

pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1. Metode

eksperimen yang peneliti lakukan yaitu dengan metode quasi eksperiment

(eksperimen semu), yaitu penelitian mirip eksperimen (Arikunto, 2005: 207).

Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan

melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu/kelompok. Observasi dalam penelitian dilakukan untuk

mendapatkan data uji coba implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan

barudak yang belum pernah diterapkan sebelumnya di SDN Pasirhuni 1

Kabupaten Sumedang.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa nara sumber yaitu guru

dan wali kelas III sebagai objek penelitian guna mendapatkan data awal tentang

keadaan siswa maupun keadaan sekolah. Wawancara juga dilakukan guna

(12)

3. Studi Kepustakaan

Salah satu teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada hubungannya

dengan data teoritis yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan dalam

penelitian. Peneliti menggunakan sumber kepustakaan yang berkaitan dengan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini berupa buku, makalah, artikel, karya

ilmiah dan laporan hasil penelitian. Sumber-sumber yang berisi tentang

ekstrakurikuler, tentang pembelajaran, tentang metodologi penelitian, tentang

lagu kaulinan barudak, dan tentang model Carl Orff.

4. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang dilakukan oleh

peneliti menggunakan dokumentasi baik yang berasal dari sekolah maupun

dokumentasi pribadi peneliti berupa foto kegiatan dan arsip-arsip.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisannya terdiri dari beberapa bagian masalah diantaranya

adalah:

Bab I Pendahuluan, meliputi bahasan Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan

Sistematika Penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, yang membahas Model Pembelajaran, Model Carl Orff,

Lagu Kaulinan Barudak, Karakteristik Siswa dan Pembelajaran Seni Kelas

(13)

BAB III Metode Penelitian; terdiri dari Metode dan Desain Penelitian, Lokasi

dan Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional, dan Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, ruang lingkup masalah tentang

syntax pembelajaran dan hasil pembelajaran.

(14)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode dan teknik penelitian turut menentukan berhasil atau tidaknya

suatu penelitian. Sebab itu dalam penelitian dibutuhkan metode dan teknik yang

tepat dengan masalah yang sedang diteliti, yang diharapkan mampu

menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Seperti yang

dikemukakan oleh Moh. Nazir (1999: 51) yaitu:

“Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan”.

Menurut Nana Syaodih (2010), ada beberapa variasi dari penelitian

eksperimental, yaitu; eksperimen murni, eksperimental kuasi, eksperimental

lemah dan subjek tunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode eksperimental semu. Peneliti memilih metode eksperimental

semu (kuasi), karena pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable

yang dipandang paling dominan dalam eksperimen tentang pengaruh metode

pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini mencoba untuk mengujicobakan penerapan sebuah konsep.

Uji coba konsep dalam penelitian eksperimen semu ini memiliki tujuan untuk

(15)

barudak melalui model Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendah dalam

pembelajaran ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1, yang dilakukan menggunakan

desain One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: (Sugiyono, 2010:

110-111)

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

Hasil implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff = (O2 – O1)

Langkah-langkah atau desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti

[image:15.595.122.556.246.687.2]

mengacu pada Choksy (1986):

Gambar 3.1

Alur Proses Imitasi Diadaptasi dari Modul Choksy (1986: 97)

•kegiatan awal/ pendahuluan

•kegiatan inti

•kegiatan penutup

observe

•imitasi ruang

•imitasi gerak

•imitasi bunyi

•imitasi improvisasi/ bentuk imitate •model pembelajaran Carl Orff eksperimen •pergerakan irama hasil dari proses imitasi

(16)

Berdasarkan alur di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat inti dalam

proses pembelajaran yang dapat diterapkan terhadap model Carl Orff, yaitu;

observasi, imitasi, eksperimen, dan create. Dalam tahap observasi disiapkan

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan menyiapkan

kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selanjutnya

dalam tahap imitasi disiapkan mengenai syntax model Orff yang meliputi;

imitasi ruang, imitasi gerak, imitasi bunyi, dan imitasi bentuk yang mengarah ke

improvisasi. Kemudian dalam tahap eksperimen dapat disiapkan model

pembelajaran Orff dan materi apa yang akan digunakan untuk menunjang hasil

belajar objek eksperimen. Sedangkan dalam tahap terakhir yaitu tahap create

yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini pergerakan irama disesuaikan

dengan syntax model Orff yang diterapkan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Pasirhuni I yang beralamat di Jl. Militer no.

25, Dsn Sukamantri, Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten

Sumedang. Peneliti mengambil lokasi di SDN Pasirhuni I agar bisa

memperkenalkan pembelajaran seni musik dalam kegiatan ekstrakurikuler di

SDN Pasirhuni I karena belum adanya ekstrakurikuler seni musik di sekolah

(17)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh hasil dari sebuah penelitian tentunya diperlukan

sumber data untuk dijadikan subjek dari penelitian yang dilakukan. Subjek

tersebut bisa berupa mahluk hidup atau pun benda sesuai dari tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian. Ada pun subjek yang ingin diteliti dinamakan

populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi dan sampel Suharsimi

Ariknto (1997: 57), mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SDN

Pasirhuni I yang terbagi menjadi 6 kelas (kelas 1 sampai kelas 6). Sampel yang

diambil dalam penelitian yaitu siswa kelas 3 (tiga). Jumlah siswa yang akan

diteliti berjumlah 30 siswa, 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Cara

pengambilan sampelnya dengan cara purposive sampling, dengan alasan karena

keterbatasan tenaga, waktu, dan dana bagi penulis. Suharsimi Arikunto (2002:

117), menjelaskan bahwa:

“Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.”

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengasumsikan bahwa sampel mengetahui lagu-lagu kaulinan

barudak.

(18)

3. Sampel terdiri atas siswa dan siswi kelas III SDN Pasirhuni I. (Daftar

terlampir)

D. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kerancuan dan kesalahpahaman dalam penelitian

ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah yakni, sebagai berikut:

1. Implementasi Pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1963: 371), implementasi

memiliki arti: “pelaksanaan atau penerapan; kata implementasi bermuara pada

aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem”. Ungkapan

mekanisme berarti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan

acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Pembelajaran adalah

setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari

pengalaman. Implentasi pembelajaran bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan suatu teknik pembelajaran yang telah terencana sesuai tujuan

pembelajaran itu sendiri dan bukan hanya sekedar aktivitas.

2. Model Carl Orff

Model Carl Orff yaitu model pembelajaran musik yang menurut Orff harus

melibatkan improvisasi dan kreasi dalam proses pembelajaran dengan

memfokuskan pada penggunaan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dan

(19)

“Model pembelajaran yang diajukan Carl Orff yaitu mengolah irama bicara (rhytmic speech), isyarat tubuh (body gesture), gerak, menyanyi dan permainan instrumen dalam bentuk jalinan musik. Hal-hal tersebut disusun secara spiral yang semakin lama semakin kompleks disesuaikan dengan usia siswa”.

3. Lagu kaulinan barudak

Lagu kaulinan barudak adalah lagu yang sifatnya rekreatif sangat

berkaitan dengan kakawihan barudak. Kawih barudak artinya nyanyian

anak-anak. (Atik Sopandi, 1985)

4. Siswa Usia Tingkat Rendah

Siswa usia tingkat rendah yaitu fase sekolah dasar yang merupakan kelas

redah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga. Usia siswa yang tergolong pada fase

kelas rendah yaitu kira-kira usia 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun (Supandi,

1992:44).

5. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler berasal dari kata ekstra dan kurikuler. Ekstra berasal dari

kata Extra (Inggris) yang artinya tambahan. Kurikuler berasal dari kata

Curriculum (Inggris) yang artinya rencana pelajaran. Jika keduanya

digabungkan "Ektrakurikuler" berarti di luar rencana pelajaran (W.J.S

Poerwadarmita, 1987: 26).

Penelitian dengan judul “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak Melalui

Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam Kegiatan

Ekstrakulikuler Di SDN Pasirhuni 1”, bisa didefinisikan sebagai penerapan

model Carl Orff dengan penggunaan materi kaulinan barudak dalam kegiatan

(20)

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrument sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan

langsung. Pedoman observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas selama

pembelajaran dilaksanakan. Pedoman observasi yang dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan berupa tabel penilaian individu dan kelas. Pedoman observasi

dilakukan untuk melihat hasil uji coba penerapan konsep yang terjadi selama

penelitian. (Daftar terlampir)

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 2006:152). Angket

digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap

pembelajaran menggunakan model Carl Orff. Indikator yang digunakan untuk

menyusun angket adalah pendapat tentang mata pelajaran dan pembelajaran seni

musik, pengalaman belajar lagu kaulinan barudak dengan menggunakan model

Carl Orff.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam

(21)

1. Studi literature

Dalam penelitian ini juga menggunakan studi literature karena merupakan

salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Studi

literature merupakan teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada

hubungannya dengan data yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan

dalam penelitian. Studi literature yang peneliti laksanakan yaitu mencari

informasi yang berhubungan dengan judul penelitian untuk memperkuat

argument dengan teori yang ada. Literature yang digunakan oleh peneliti berasal

dari berbagai sumber baik secara lisan maupun tulisan.

Sumber tersebut tidak terbatas pada literatur mengenai pendidikan saja,

akan tetapi sumber-sumber lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah

yang di teliti. Sehingga peneliti mencari sumber-sumber yang relevan tentang

implementasi pembelajaran, tentang karakteristik siswa, tentang metode

pembelajaran seni musik, tentang model Carl Orff, tentang lagu-lagu kaulinan

barudak dan kawih, juga tentang ekstrakurikuler di Sekolah Dasar khususnya

untuk siswa usia tingkat rendah, agar bisa menjadi acuan dalam

langkah-langkah penelitian.

Sumber buku yang menjadi acuan penelitian diantaranya, buku yang

berkaitan dengan model Carl Orff seperti Teaching Music In The Twentieth

Century. Buku-buku yang berkaitan dengan kaulinan barudak yaitu buku;

Piwulang Basa 3, dan Bincarung. Buku sumber yang berkaitan dengan

pembelajaran seperti buku Strategi Belajar Mengajar. Buku sumber yang

(22)

Pendidikan. Buku metode penelitian seperti buku Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Selain itu peneliti juga

mendapatkan sumber-sumber dari skripsi, disertasi, tesis, majalah, artikel

ataupun website yang masih ada hubungannya dengan masalah yang sedang

diteliti. Sumber juga disesuaikan dengan kebutuhan yang memungkinkan

memperkuat argument dan pelaksanaan penelitian.

2. Observasi

Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingakah laku dengan melihat atau

mengamati individu/kelompok secara langsung ataupun tidak langsung.

Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono (2008: 310) menyatakan bahwa:

“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi”.

Peneliti melakukan observasi untuk menggali informasi atau data-data

tentang masalah yang akan diteliti yaitu, “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak

Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam

Kegiatan Ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1”. Penelitian ini dilakukan tiga

tahap yaitu tahap studi pendahuluan (tes awal), tahap pengumpulan data, tahap

tes akhir dan angket. Tahap pendahuluan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

21 Januari 2012 dengan mengamati kegiatan yang ada di SDN Pasirhuni 1 dan

potensi apa yang dapat peneliti gali di SD tersebut, sekaligus wawancara kepada

(23)

Kemudian pada hari Rabu tanggal 25 Januari peneliti menyerahkan surat ijin

penelitian bersamaan dengan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., selaku

wali kelas 3 SDN Pasirhuni 1 mengenai pembelajaran kaulinan barudak yang

biasa dilakukan.

Observasi pelaksanaan penelitian atau tahap pengumpulan data

dilaksanakan mulai bulan Januari-Mei 2012. Observasi kegiatan sekolah

pre-observasi subjek penelitian dilaksanakan bulan Januari 2012. Selanjutnya

peneliti menyampaikan maksud penelitian kepada pihak sekolah dan di respon

awal dengan baik, sehingga peneliti mempersiapkan materi untuk uji coba

konsep dalam penelitian dan ijin penggunaan tempat selama penelitian

berlangsung. Peneliti merencanakan dan menyusun penelitian selama 4 kali

pertemuan pada setiap hari Sabtu.

Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 3 Maret 2012 yaitu pelaksanaan

pembelajaran permainan oray-orayan tanpa menggunakan konsep Orff untuk tes

awal. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 Maret 2012 yaitu

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Orff. Pertemuan ketiga

tes akhir selama penelitian menguji coba konsep pembelajaran model Orff pada

tanggal 17 Maret 2012 . Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 24 Maret

2012 pada pertemuan ini peneliti hanya menyebarkan angket tanggapan siswa

selama penelitian berlangsung. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam

(24)

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya

jawab secara langsung dengan narasumber data (Soeharto, 1993:114).

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi dan

komunikasi berupa tanya jawab, untuk mengetahui penjelasan-penjelasan

mengenai beberapa hal tentang subjek penelitian ini dan berbagai informasi

yang dilakukan, maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang dapat

memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang data-data yang dibutuhkan.

Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., sebagai wali

kelas 3 SDN Pasirhuni I untuk mencari tahu informasi awal atau untuk

mendapatkan data awal proses pembelajaran lagu kaulinan barudak di kelas 3

sebelumnya serta karakteristik siswa yang beliau didik. Peneliti juga

mewawancara Ibu Hodijah, S.Pd., sebagai wakil dari pihak sekolah untuk

mengetahui respon pihak sekolah terhadap kegiatan yang akan peneliti

laksanakan dan yang telah peneliti laksanakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang meliputi

dokumentasi proses penelitian dan pembelajaran untuk memperkuat

argumentasi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian yang

telah dilakukan. Peneliti melakukan pencatatan selama proses penelitian dari

awal sampai akhir waktu yang telah peneliti perkirakan, dan

(25)

Dokumentasi yang peneliti lakukan tidak hanya berupa foto, tetapi juga

catatan-catatan peneliti selama peneliti melakukan penelitian. Catatan-catatan

ini merupakan pedoman tabel penilaian observasi yang merupakan catatan

harian peneliti. Catatan Harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan

mengenai perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan

penjelasan (Kemmis dalam Elliot, 1991:77). Catatan ini merupakan sebuah

laporan mengenai kejadian sehari-hari dalam melakukan penelitian, baik dari

percakapan, sikap, motivasi, kondisi dan hal lain yang dihasilkan dari pedoman

penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Hal ini bisa dijadikan sebagai

pelengkap atau pembanding dari catatan lapangan peneliti selama penelitian.

G. Analisis Data

Peneliti menganalisis model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi

dan metode yang digunakan, untuk mencari hasil kesesuaian materi kaulinan

barudak dengan penggunaan teori metode Orff. Dalam menganalisis data

peneliti mempelajari data yang diperoleh dari pengumpulan data hasil perlakuan

awal hingga akhir, selanjutnya data diklasifikasikan dan yang telah dianggap

mendukung penelitian di analisis dan disusun untuk dijadikan bahan laporan.

Menurut Huberman dalam Sugiono (2008;91) mengatakan bahwa “aktivitas

dalam analisis data, yaitu : data reduction, data display dan data conclusion

(26)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian

ditentukan data yang sesuai dengan penelitian ini dengan pengklasifikasian yang

ada. Reduksi data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah untuk membantu

dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah

diperoleh dilapangan berupa catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil

observasi, studi literatur, dan dokumentasi. Hal ini senada dengan Sugiyono

(2008;92) bahwa: mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu

implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa

didik tingkat usia rendah dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni I dan

mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti yaitu

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dan reaksi yang

terjadi pada siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.

b. Data Display (Penyajian Data)

Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah

direduksi. Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami

apa yang terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik dengan penggunaan

materi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff. Selanjutnya peneliti

melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran yang terjadi dengan

berdasarkan pada teori-teori tentang implementasi pembelajaran, karakteristik

(27)

ekstrakurikuler. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil penelitian

dilapangan dengan literatur berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan yang dilakukan.

c. Conclusion drawing/verifycation (Verifikasi)

Conclusion drawing/verifycation atau Verifikasi, yaitu peneliti berusaha

melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya

dari lapangan, mencocokan kembali agar data valid dan membuat kesimpulan

berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data.

Berdasarkan data yang telah disajikan maka akan muncul suatu kesimpulan

yang disertai dengan bukti-bukti. Bukti-bukti yang muncul adalah sebagai hasil

verifikasi data. Pada penelitian ini peneliti memperoleh temuan baru berkaitan

dengan implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap

siswa didik tingkat usia rendag dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN

(28)

9Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada implementasi lagu

kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa didik tingkat usia rendah

dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1, maka diperoleh

kesimpulan bahwa uji coba pembelajaran cukup berhasil untuk mellihat

perkembangan siswa dalam belajar musik. Secara khusus kesimpulan dari

penelitian ini langkah-langkah model Orff dan hasil yang telah dicapai siswa

selama pembelajaran dengan menggunakan model Orff.

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Orff menggunakan

tahapan-tahapan pembelajaran itu sendiri yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup/akhir. Pada setiap pertemuan materi/ bahan ajarnya tetap

menggunakan lagu oray-orayan, ini dibiarkan agar terlihat bagaimana

perkembangannya dari sebelum menggunakan model Orff sampai setelah

menerapkan model Orff. Metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, imitasi, sosio

drama dan latihan yang digunakan oleh guru merupakan cara agar tujuan yang

telah disusun terlaksana dan tercapai.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa pengamatan sikap, tes praktek

dalam proses pembelajaran dengan aspek penilaian dari setiap individu. Tingkat

(29)

musik sesuai dengan tujuan dari model Orff. Evaluasi dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Secara keseluruhan hasil belajar yang ditunjukan siswa setelah mengikuti

pembelajaran selama 3 kali pertemuan pembelajaran ditambah 1 kali pertemuan

untuk angket yaitu terlihatnya antusias siswa dalam belajar musik dan

perkembangan mereka dalam setiap pertemuannya. Selain itu kemampuan

musikalitas siswa juga meningkat.

B. Rekomendasi

Setelah melihat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka

peneliti memberikan rekomendasi agar dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam uji coba selanjutnya. Rekomendasi dari peneliti antara lain

yaitu menjadikan ekstrakurikuler khususnya musik menjadi ekstrakurikuler rutin

(30)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.

Choksy, Lois. (1986). Teaching Musik In The Twentieth Century. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs.

Budiwati, Dewi S dan Milyartini, Rita. (2011). Modul Belajar dan Pembelajaran,

Model Pembelajaran Musik. Bandung: belum diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Faturohman, Taufik. Dkk. (2008). Piwulang Basa 3 (Pangajaran Basa Sunda Pikeun

Murid SD/MI) Kelas III. Bandung: Geger Sunten

Kawuryan, Sekar Purbarini. (2010). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan

Pembelajarannya. [PDF]. Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/

KARAKTERISTIK%20DAN%20CARA%20BELAJAR%20SISWA%20SD%2 0KELAS%20RENDAH.pdf

Kusmawardi, Suwardi. (2011). Memaknai Kembali Surupan Dalam Karawitan

Sunda. Tesis Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta: Tidak

diterbitkan.

Majalah Seni Budaya Swara Cangkurileung. Edisi 09 (No. 229). Taun ka XXXV September 2010. Sumedang.

Marlinda, Nylan. (2008)... Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Roestiyah. (2008). Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadulloh, Uloh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

(31)

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tamsyah, Budi Rahayu. Dkk. (1996). Pangajaran Basa Sunda. Bandung: Pustaka Setia

Umsari, Oyon Sofyan dan Sopandi, Atik. (1985). Kakawihan Barudak, Nyanyian

Anak-Anak Sunda. Skipsi pada Depdikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan

Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebuadayaan Nusantara: Tidak diterbitkan.

Sumber Lainnya:

http://www.lmsipda.net/ppg_lms/file.php/1/MODUL_PPG_SEMESTER_2/MZU310 4_Asas_Pendidikan_Muzik.pdf

Kosasih, Dede. (2009). Kakawihan Barudak Sunda. [PDF]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1963072 61990011-DEDE KOSASIH/ PDF/Makalah/KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA.pdf.

Winarno. (2009). Ekstrakurikuler di Sekolah. [PDF]. Tersedia: http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/makalah-ekskul-di-sekolah

Gambar

Gambar 3.1 Alur Proses Imitasi Diadaptasi dari

Referensi

Dokumen terkait

Each agent constructed in the simulation has needs(i.e. for producer they need raw material which modified into product) and competency (i.e. supplier has ability to process

Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk mengetahui apakah perusahaan

14 Tahun 2012 pada Bab IV A B tentang Tata Cara Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha pada Point ke 8 (Seleksi Gagal dan Tindak Lanjut

[r]

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dapat dilihat dari uji hipotesis pada uji simultan (uji-F) gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja secara

Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

<p>Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

MESKI LEBARAN MASIH SEKITAR TIGA MINGGU LAGI / NAMUN TIKET ARUS BALIK MULAI DISERBU PEMBELI // UNTUK MENGANTISIPASI. PENUMPUKAN PENUMPANG PT KA DAOP VI AKAN MENAMBAH TIGA KERETA