Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK
MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III
DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
Gina Gilang Nurmala
0700556
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK
MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III
DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG
Oleh
Gina Gilang Nurmala
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Gina Gilang Nurmala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III
DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG
Gina Gilang Nurmala NIM. 0700556
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd.
NIP. 196204221986092001
Pembimbing II
Dr. Uus Karwati, S.Sen., M.Pd.
NIP. 1965062319911012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Nanang Supriatna, S. Sen., M. Pd
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, merupakan penelitian yang bertujuan menguji coba konsep implementasi pembelajaran untuk mengetahui bagaimana syntax dan hasil implementasi lagu
kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jawa Barat memiliki tradisi lagu-lagu permainan yang dikenal dengan lagu
kaulinan barudak. Lagu-lagu permainan tersebut diantaranya; cingciripit,
oray-orayan, ambil-ambilan, eundeuk-eundeukan, dan hompimpah. Lagu kaulinan
barudak di wilayah Sunda disebut juga dengan istilah kakawihan barudak yang
tidak diketahui pengarangnya (anonim). Kakawihan barudak dikatakan sebagai
hasil karya balarea dan termasuk folklore, yang hidup secara lisan dan tersebar
dalam bentuk tidak tertulis (Tamsyah: 1996).
Kaulinan dan Kakawihan Barudak Sunda (KKBS) berisi syair nyanyian
tradisional yang bersifat kesastraan, menggunakan bahasa sehari-hari. Menurut
Tamsyah, dkk (2008: 111) bahwa: “kaulinan barudak nyaeta perkara anu sok
dipake ulin ku barudak”, artinya hal yang suka dipakai bermain. Sedangkan
menurut Atik Sopandi (1985: 53) bahwa: “kakawihan barudak yaitu bentuk
lagu-lagu dalam bahasa ikatan yang dinyanyikan oleh anak-anak”. Pada
dasarnya kakawihan barudak berbentuk nyanyian permainan untuk pergaulan
anak-anak dan dapat dilakukan dimana saja disaat-saat mereka bergaul,
berkumpul, dan bermain.
Permainan ini biasa dilakukan oleh lebih dari dua orang atau berkelompok.
Berdasarkan penyajiannya, kakawihan barudak berupa karawitan vokal yang
fungsi rekreatif sangat terasa menonjol dalam kakawihan barudak, karena di
dalamnya terlihat permainan sambil bernyanyi yang dilakukan saat berkumpul
dengan teman-teman sehingga bisa menghilangkan kebosanan yang dirasakan
apabila bermain sendirian.
Lagu-lagu kaulinan barudak bisa di ajarkan dengan berbagai model
pembelajaran. Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam pembelajaran
seni musik, biasanya disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan
dicapainya. Salah satu model pembelajaran musik yang bisa digunakan dalam
pembelajaran kaulinan barudak yaitu model pembelajaran Carl Orff. Model
Orff adalah metode pedagogis untuk mengajar musik, yang ditulis pada tahun
1930 oleh Carl Orff (Jamalus dan Mahmud: 1981). Pedagogi atau pedagogik
merupakan ilmu yang membahas pendidikan anak. Pedagogik mencoba
menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak (Sadulloh, 2010: 1).
Falsafah Orff itu sendiri merangkum empat komponen dalam
pembelajaran musik yaitu; eksplorasi, imitasi, improvisasi, dan literasi
(penciptaan). Menurut Falsafah Orff anak-anak dapat mempelajari sesuatu
melalui pembelajaran yang aktif di mana imitasi dan eksplorasi memberikan
pengaruh terhadap anak-anak untuk mengimprovisasi dan akhirnya mampu
membaca dan menulis notasi yang dikenal sebagai literasi musik. Orff
menyatakan ”Experience first, then Intellectualize”, yang berarti bahwa
anak-anak harus dibiasakan untuk memiliki pengalaman musikal sebelum mereka
membiasakan diri berlatih pergerakan irama musik sebelum mengenal musik
secara teori.
Umumnya pembelajaran kaulinan barudak di ajarkan hanya dengan
metode imitasi, dimana guru mencontohkan nyanyian kemudian siswa
mengikuti nyanyian tersebut. Pembelajaran dengan metode tersebut terlihat
monoton dan kurang adanya variasi baru dalam mengeksplorasi kegiatan
musikal siswa sehingga memungkinkan bagi siswa merasakan kebosanan. Ini
menarik peneliti untuk melakukan uji coba model pembelajaran Carl Orff
dengan materi kaulinan barudak pada siswa kelas III dalam kegiatan
ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.
Ketertarikan peneliti pada kakawihan barudak membuat peneliti ingin
melaksanakan penelitian yang menyangkut materi kakawihan barudak dan
disesuaikan dengan karakteristiknya yang masih biasa dilakukan oleh
anak-anak. Karakteristik yang memungkinkan pelaksanaan penelitian ini yaitu siswa
usia tingkat rendah. Berbagai potensi sekolah dan respon baik dari sekolah,
guru, dan siswa itu sendiri meyakinkan peneliti memilih SDN Pasirhuni 1 untuk
pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaannya peneliti mengambil waktu di
ekstrakurikuler karena peneliti tidak ingin mengganggu proses uji coba model di
dalam pembelajaran intrakurikuler. Meskipun penyelenggaraan ekstrakurikuler
seni budaya khususnya seni musik merupakan kegiatan yang baru atau sengaja
Penerapan model pembelajaran Carl Orff yang belum pernah dilakukan di
SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang memotivasi peneliti untuk melakukan
uji coba model pembelajaran Carl Orff lebih lanjut dengan pemilihan materi
lagu kaulinan barudak dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SDN
Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang. Maka melalui penelitian ini akan dicoba
mengembangkan tema penelitian yang berjudul: Implementasi Lagu Kaulinan
Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, dengan harapan
adanya metodologi yang bervariasi bagi pembelajaran seni di sekolah dasar
khususnya SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah terpapar, peneliti merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi Lagu
Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang”?
Selanjutnya dari rumusan masalah di atas maka disusunlah pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di
implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1
2. Bagaimana hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl
Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1
Kabupaten Sumedang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum penelitian ini adalah
untuk menjawab dan mendeskripsikan: “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak
Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam
Pembelajaran Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1”.
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan khusus penelitian
ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di
implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1
Kabupaten Sumedang dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan.
2. Mengetahui hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melaui model Carl
Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni
1 Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Banyak hasil yang akan didapat pada penelitian mengenai “Implementasi
Model Carl Orff Dalam Lagu Kaulinan Barudak Pada Siswa Kelas III Dalam
diharapkan dapat memberi manfaat pada semua pihak yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji oleh peneliti diantaranya:
1. Bagi peneliti
Dapat mengembangkan pola pikir tentang metode pengajaran musik,
sehingga menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan ide-ide mengajar
pembelajaran musik khususnya dengan model Carl Orff pada materi kaulinan
barudak.
2. Bagi peneliti lain
Dapat menjadi referensi tentang model pembelajaran Carl Orff dengan
materi kaulinan barudak dan dapat menjadi bahan pertimbangan teori pada
tingkat pendidikan sekolah dasar khususnya tingkat usia rendah, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi UPI
Menambah wacana keilmuan seni bagi warga Universitas Pendidikan
Indonesia tentang model Carl Orff dengan materi lagu kaulinan barudak.
4. Bagi SDN Pasirhuni 1
Penelitian ini bisa digunakan pihak sekolah untuk dokumentasi dan
menjadikan acuan untuk mewadahi kegiatan siswa yang lebih bermanfaat serta
turut melestarikan budaya dengan materi yang sudah ada di lingkungan sekitar
dengan variasi model pembelajaran seni khususnya seni musik.
5. Bagi masyarakat
Dapat saling mendukung dan membantu melestarikan budaya warisan
E. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk
mencoba konsep implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan barudak
pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1. Metode
eksperimen yang peneliti lakukan yaitu dengan metode quasi eksperiment
(eksperimen semu), yaitu penelitian mirip eksperimen (Arikunto, 2005: 207).
Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat
atau mengamati individu/kelompok. Observasi dalam penelitian dilakukan untuk
mendapatkan data uji coba implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan
barudak yang belum pernah diterapkan sebelumnya di SDN Pasirhuni 1
Kabupaten Sumedang.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa nara sumber yaitu guru
dan wali kelas III sebagai objek penelitian guna mendapatkan data awal tentang
keadaan siswa maupun keadaan sekolah. Wawancara juga dilakukan guna
3. Studi Kepustakaan
Salah satu teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada hubungannya
dengan data teoritis yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan dalam
penelitian. Peneliti menggunakan sumber kepustakaan yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini berupa buku, makalah, artikel, karya
ilmiah dan laporan hasil penelitian. Sumber-sumber yang berisi tentang
ekstrakurikuler, tentang pembelajaran, tentang metodologi penelitian, tentang
lagu kaulinan barudak, dan tentang model Carl Orff.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan dokumentasi baik yang berasal dari sekolah maupun
dokumentasi pribadi peneliti berupa foto kegiatan dan arsip-arsip.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisannya terdiri dari beberapa bagian masalah diantaranya
adalah:
Bab I Pendahuluan, meliputi bahasan Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penelitian.
BAB II Kajian Pustaka, yang membahas Model Pembelajaran, Model Carl Orff,
Lagu Kaulinan Barudak, Karakteristik Siswa dan Pembelajaran Seni Kelas
BAB III Metode Penelitian; terdiri dari Metode dan Desain Penelitian, Lokasi
dan Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional, dan Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, ruang lingkup masalah tentang
syntax pembelajaran dan hasil pembelajaran.
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dan teknik penelitian turut menentukan berhasil atau tidaknya
suatu penelitian. Sebab itu dalam penelitian dibutuhkan metode dan teknik yang
tepat dengan masalah yang sedang diteliti, yang diharapkan mampu
menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Moh. Nazir (1999: 51) yaitu:
“Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan”.
Menurut Nana Syaodih (2010), ada beberapa variasi dari penelitian
eksperimental, yaitu; eksperimen murni, eksperimental kuasi, eksperimental
lemah dan subjek tunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode eksperimental semu. Peneliti memilih metode eksperimental
semu (kuasi), karena pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable
yang dipandang paling dominan dalam eksperimen tentang pengaruh metode
pembelajaran.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini mencoba untuk mengujicobakan penerapan sebuah konsep.
Uji coba konsep dalam penelitian eksperimen semu ini memiliki tujuan untuk
barudak melalui model Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendah dalam
pembelajaran ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1, yang dilakukan menggunakan
desain One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: (Sugiyono, 2010:
110-111)
O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
Hasil implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff = (O2 – O1)
Langkah-langkah atau desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti
[image:15.595.122.556.246.687.2]mengacu pada Choksy (1986):
Gambar 3.1
Alur Proses Imitasi Diadaptasi dari Modul Choksy (1986: 97)
•kegiatan awal/ pendahuluan
•kegiatan inti
•kegiatan penutup
observe
•imitasi ruang
•imitasi gerak
•imitasi bunyi
•imitasi improvisasi/ bentuk imitate •model pembelajaran Carl Orff eksperimen •pergerakan irama hasil dari proses imitasi
Berdasarkan alur di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat inti dalam
proses pembelajaran yang dapat diterapkan terhadap model Carl Orff, yaitu;
observasi, imitasi, eksperimen, dan create. Dalam tahap observasi disiapkan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan menyiapkan
kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selanjutnya
dalam tahap imitasi disiapkan mengenai syntax model Orff yang meliputi;
imitasi ruang, imitasi gerak, imitasi bunyi, dan imitasi bentuk yang mengarah ke
improvisasi. Kemudian dalam tahap eksperimen dapat disiapkan model
pembelajaran Orff dan materi apa yang akan digunakan untuk menunjang hasil
belajar objek eksperimen. Sedangkan dalam tahap terakhir yaitu tahap create
yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini pergerakan irama disesuaikan
dengan syntax model Orff yang diterapkan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Pasirhuni I yang beralamat di Jl. Militer no.
25, Dsn Sukamantri, Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten
Sumedang. Peneliti mengambil lokasi di SDN Pasirhuni I agar bisa
memperkenalkan pembelajaran seni musik dalam kegiatan ekstrakurikuler di
SDN Pasirhuni I karena belum adanya ekstrakurikuler seni musik di sekolah
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Untuk memperoleh hasil dari sebuah penelitian tentunya diperlukan
sumber data untuk dijadikan subjek dari penelitian yang dilakukan. Subjek
tersebut bisa berupa mahluk hidup atau pun benda sesuai dari tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian. Ada pun subjek yang ingin diteliti dinamakan
populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi dan sampel Suharsimi
Ariknto (1997: 57), mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SDN
Pasirhuni I yang terbagi menjadi 6 kelas (kelas 1 sampai kelas 6). Sampel yang
diambil dalam penelitian yaitu siswa kelas 3 (tiga). Jumlah siswa yang akan
diteliti berjumlah 30 siswa, 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Cara
pengambilan sampelnya dengan cara purposive sampling, dengan alasan karena
keterbatasan tenaga, waktu, dan dana bagi penulis. Suharsimi Arikunto (2002:
117), menjelaskan bahwa:
“Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.”
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mengasumsikan bahwa sampel mengetahui lagu-lagu kaulinan
barudak.
3. Sampel terdiri atas siswa dan siswi kelas III SDN Pasirhuni I. (Daftar
terlampir)
D. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan kerancuan dan kesalahpahaman dalam penelitian
ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah yakni, sebagai berikut:
1. Implementasi Pembelajaran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1963: 371), implementasi
memiliki arti: “pelaksanaan atau penerapan; kata implementasi bermuara pada
aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem”. Ungkapan
mekanisme berarti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Pembelajaran adalah
setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman. Implentasi pembelajaran bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan suatu teknik pembelajaran yang telah terencana sesuai tujuan
pembelajaran itu sendiri dan bukan hanya sekedar aktivitas.
2. Model Carl Orff
Model Carl Orff yaitu model pembelajaran musik yang menurut Orff harus
melibatkan improvisasi dan kreasi dalam proses pembelajaran dengan
memfokuskan pada penggunaan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dan
“Model pembelajaran yang diajukan Carl Orff yaitu mengolah irama bicara (rhytmic speech), isyarat tubuh (body gesture), gerak, menyanyi dan permainan instrumen dalam bentuk jalinan musik. Hal-hal tersebut disusun secara spiral yang semakin lama semakin kompleks disesuaikan dengan usia siswa”.
3. Lagu kaulinan barudak
Lagu kaulinan barudak adalah lagu yang sifatnya rekreatif sangat
berkaitan dengan kakawihan barudak. Kawih barudak artinya nyanyian
anak-anak. (Atik Sopandi, 1985)
4. Siswa Usia Tingkat Rendah
Siswa usia tingkat rendah yaitu fase sekolah dasar yang merupakan kelas
redah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga. Usia siswa yang tergolong pada fase
kelas rendah yaitu kira-kira usia 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun (Supandi,
1992:44).
5. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler berasal dari kata ekstra dan kurikuler. Ekstra berasal dari
kata Extra (Inggris) yang artinya tambahan. Kurikuler berasal dari kata
Curriculum (Inggris) yang artinya rencana pelajaran. Jika keduanya
digabungkan "Ektrakurikuler" berarti di luar rencana pelajaran (W.J.S
Poerwadarmita, 1987: 26).
Penelitian dengan judul “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak Melalui
Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler Di SDN Pasirhuni 1”, bisa didefinisikan sebagai penerapan
model Carl Orff dengan penggunaan materi kaulinan barudak dalam kegiatan
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrument sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan
langsung. Pedoman observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas selama
pembelajaran dilaksanakan. Pedoman observasi yang dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan berupa tabel penilaian individu dan kelas. Pedoman observasi
dilakukan untuk melihat hasil uji coba penerapan konsep yang terjadi selama
penelitian. (Daftar terlampir)
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 2006:152). Angket
digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap
pembelajaran menggunakan model Carl Orff. Indikator yang digunakan untuk
menyusun angket adalah pendapat tentang mata pelajaran dan pembelajaran seni
musik, pengalaman belajar lagu kaulinan barudak dengan menggunakan model
Carl Orff.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
1. Studi literature
Dalam penelitian ini juga menggunakan studi literature karena merupakan
salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Studi
literature merupakan teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada
hubungannya dengan data yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan
dalam penelitian. Studi literature yang peneliti laksanakan yaitu mencari
informasi yang berhubungan dengan judul penelitian untuk memperkuat
argument dengan teori yang ada. Literature yang digunakan oleh peneliti berasal
dari berbagai sumber baik secara lisan maupun tulisan.
Sumber tersebut tidak terbatas pada literatur mengenai pendidikan saja,
akan tetapi sumber-sumber lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah
yang di teliti. Sehingga peneliti mencari sumber-sumber yang relevan tentang
implementasi pembelajaran, tentang karakteristik siswa, tentang metode
pembelajaran seni musik, tentang model Carl Orff, tentang lagu-lagu kaulinan
barudak dan kawih, juga tentang ekstrakurikuler di Sekolah Dasar khususnya
untuk siswa usia tingkat rendah, agar bisa menjadi acuan dalam
langkah-langkah penelitian.
Sumber buku yang menjadi acuan penelitian diantaranya, buku yang
berkaitan dengan model Carl Orff seperti Teaching Music In The Twentieth
Century. Buku-buku yang berkaitan dengan kaulinan barudak yaitu buku;
Piwulang Basa 3, dan Bincarung. Buku sumber yang berkaitan dengan
pembelajaran seperti buku Strategi Belajar Mengajar. Buku sumber yang
Pendidikan. Buku metode penelitian seperti buku Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Selain itu peneliti juga
mendapatkan sumber-sumber dari skripsi, disertasi, tesis, majalah, artikel
ataupun website yang masih ada hubungannya dengan masalah yang sedang
diteliti. Sumber juga disesuaikan dengan kebutuhan yang memungkinkan
memperkuat argument dan pelaksanaan penelitian.
2. Observasi
Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingakah laku dengan melihat atau
mengamati individu/kelompok secara langsung ataupun tidak langsung.
Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono (2008: 310) menyatakan bahwa:
“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi”.
Peneliti melakukan observasi untuk menggali informasi atau data-data
tentang masalah yang akan diteliti yaitu, “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak
Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1”. Penelitian ini dilakukan tiga
tahap yaitu tahap studi pendahuluan (tes awal), tahap pengumpulan data, tahap
tes akhir dan angket. Tahap pendahuluan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
21 Januari 2012 dengan mengamati kegiatan yang ada di SDN Pasirhuni 1 dan
potensi apa yang dapat peneliti gali di SD tersebut, sekaligus wawancara kepada
Kemudian pada hari Rabu tanggal 25 Januari peneliti menyerahkan surat ijin
penelitian bersamaan dengan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., selaku
wali kelas 3 SDN Pasirhuni 1 mengenai pembelajaran kaulinan barudak yang
biasa dilakukan.
Observasi pelaksanaan penelitian atau tahap pengumpulan data
dilaksanakan mulai bulan Januari-Mei 2012. Observasi kegiatan sekolah
pre-observasi subjek penelitian dilaksanakan bulan Januari 2012. Selanjutnya
peneliti menyampaikan maksud penelitian kepada pihak sekolah dan di respon
awal dengan baik, sehingga peneliti mempersiapkan materi untuk uji coba
konsep dalam penelitian dan ijin penggunaan tempat selama penelitian
berlangsung. Peneliti merencanakan dan menyusun penelitian selama 4 kali
pertemuan pada setiap hari Sabtu.
Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 3 Maret 2012 yaitu pelaksanaan
pembelajaran permainan oray-orayan tanpa menggunakan konsep Orff untuk tes
awal. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 Maret 2012 yaitu
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Orff. Pertemuan ketiga
tes akhir selama penelitian menguji coba konsep pembelajaran model Orff pada
tanggal 17 Maret 2012 . Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 24 Maret
2012 pada pertemuan ini peneliti hanya menyebarkan angket tanggapan siswa
selama penelitian berlangsung. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya
jawab secara langsung dengan narasumber data (Soeharto, 1993:114).
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi dan
komunikasi berupa tanya jawab, untuk mengetahui penjelasan-penjelasan
mengenai beberapa hal tentang subjek penelitian ini dan berbagai informasi
yang dilakukan, maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang dapat
memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang data-data yang dibutuhkan.
Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., sebagai wali
kelas 3 SDN Pasirhuni I untuk mencari tahu informasi awal atau untuk
mendapatkan data awal proses pembelajaran lagu kaulinan barudak di kelas 3
sebelumnya serta karakteristik siswa yang beliau didik. Peneliti juga
mewawancara Ibu Hodijah, S.Pd., sebagai wakil dari pihak sekolah untuk
mengetahui respon pihak sekolah terhadap kegiatan yang akan peneliti
laksanakan dan yang telah peneliti laksanakan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang meliputi
dokumentasi proses penelitian dan pembelajaran untuk memperkuat
argumentasi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian yang
telah dilakukan. Peneliti melakukan pencatatan selama proses penelitian dari
awal sampai akhir waktu yang telah peneliti perkirakan, dan
Dokumentasi yang peneliti lakukan tidak hanya berupa foto, tetapi juga
catatan-catatan peneliti selama peneliti melakukan penelitian. Catatan-catatan
ini merupakan pedoman tabel penilaian observasi yang merupakan catatan
harian peneliti. Catatan Harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan
mengenai perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan
penjelasan (Kemmis dalam Elliot, 1991:77). Catatan ini merupakan sebuah
laporan mengenai kejadian sehari-hari dalam melakukan penelitian, baik dari
percakapan, sikap, motivasi, kondisi dan hal lain yang dihasilkan dari pedoman
penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Hal ini bisa dijadikan sebagai
pelengkap atau pembanding dari catatan lapangan peneliti selama penelitian.
G. Analisis Data
Peneliti menganalisis model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi
dan metode yang digunakan, untuk mencari hasil kesesuaian materi kaulinan
barudak dengan penggunaan teori metode Orff. Dalam menganalisis data
peneliti mempelajari data yang diperoleh dari pengumpulan data hasil perlakuan
awal hingga akhir, selanjutnya data diklasifikasikan dan yang telah dianggap
mendukung penelitian di analisis dan disusun untuk dijadikan bahan laporan.
Menurut Huberman dalam Sugiono (2008;91) mengatakan bahwa “aktivitas
dalam analisis data, yaitu : data reduction, data display dan data conclusion
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian
ditentukan data yang sesuai dengan penelitian ini dengan pengklasifikasian yang
ada. Reduksi data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah untuk membantu
dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah
diperoleh dilapangan berupa catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil
observasi, studi literatur, dan dokumentasi. Hal ini senada dengan Sugiyono
(2008;92) bahwa: mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu
implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa
didik tingkat usia rendah dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni I dan
mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti yaitu
komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dan reaksi yang
terjadi pada siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
b. Data Display (Penyajian Data)
Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah
direduksi. Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami
apa yang terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik dengan penggunaan
materi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff. Selanjutnya peneliti
melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran yang terjadi dengan
berdasarkan pada teori-teori tentang implementasi pembelajaran, karakteristik
ekstrakurikuler. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil penelitian
dilapangan dengan literatur berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan yang dilakukan.
c. Conclusion drawing/verifycation (Verifikasi)
Conclusion drawing/verifycation atau Verifikasi, yaitu peneliti berusaha
melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya
dari lapangan, mencocokan kembali agar data valid dan membuat kesimpulan
berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data.
Berdasarkan data yang telah disajikan maka akan muncul suatu kesimpulan
yang disertai dengan bukti-bukti. Bukti-bukti yang muncul adalah sebagai hasil
verifikasi data. Pada penelitian ini peneliti memperoleh temuan baru berkaitan
dengan implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap
siswa didik tingkat usia rendag dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN
9Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada implementasi lagu
kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa didik tingkat usia rendah
dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1, maka diperoleh
kesimpulan bahwa uji coba pembelajaran cukup berhasil untuk mellihat
perkembangan siswa dalam belajar musik. Secara khusus kesimpulan dari
penelitian ini langkah-langkah model Orff dan hasil yang telah dicapai siswa
selama pembelajaran dengan menggunakan model Orff.
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Orff menggunakan
tahapan-tahapan pembelajaran itu sendiri yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup/akhir. Pada setiap pertemuan materi/ bahan ajarnya tetap
menggunakan lagu oray-orayan, ini dibiarkan agar terlihat bagaimana
perkembangannya dari sebelum menggunakan model Orff sampai setelah
menerapkan model Orff. Metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, imitasi, sosio
drama dan latihan yang digunakan oleh guru merupakan cara agar tujuan yang
telah disusun terlaksana dan tercapai.
Evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa pengamatan sikap, tes praktek
dalam proses pembelajaran dengan aspek penilaian dari setiap individu. Tingkat
musik sesuai dengan tujuan dari model Orff. Evaluasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Secara keseluruhan hasil belajar yang ditunjukan siswa setelah mengikuti
pembelajaran selama 3 kali pertemuan pembelajaran ditambah 1 kali pertemuan
untuk angket yaitu terlihatnya antusias siswa dalam belajar musik dan
perkembangan mereka dalam setiap pertemuannya. Selain itu kemampuan
musikalitas siswa juga meningkat.
B. Rekomendasi
Setelah melihat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka
peneliti memberikan rekomendasi agar dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam uji coba selanjutnya. Rekomendasi dari peneliti antara lain
yaitu menjadikan ekstrakurikuler khususnya musik menjadi ekstrakurikuler rutin
Gina Gilang Nurmala , 2013
IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam
Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.
Choksy, Lois. (1986). Teaching Musik In The Twentieth Century. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs.
Budiwati, Dewi S dan Milyartini, Rita. (2011). Modul Belajar dan Pembelajaran,
Model Pembelajaran Musik. Bandung: belum diterbitkan
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Faturohman, Taufik. Dkk. (2008). Piwulang Basa 3 (Pangajaran Basa Sunda Pikeun
Murid SD/MI) Kelas III. Bandung: Geger Sunten
Kawuryan, Sekar Purbarini. (2010). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan
Pembelajarannya. [PDF]. Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/
KARAKTERISTIK%20DAN%20CARA%20BELAJAR%20SISWA%20SD%2 0KELAS%20RENDAH.pdf
Kusmawardi, Suwardi. (2011). Memaknai Kembali Surupan Dalam Karawitan
Sunda. Tesis Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta: Tidak
diterbitkan.
Majalah Seni Budaya Swara Cangkurileung. Edisi 09 (No. 229). Taun ka XXXV September 2010. Sumedang.
Marlinda, Nylan. (2008)... Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Roestiyah. (2008). Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadulloh, Uloh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tamsyah, Budi Rahayu. Dkk. (1996). Pangajaran Basa Sunda. Bandung: Pustaka Setia
Umsari, Oyon Sofyan dan Sopandi, Atik. (1985). Kakawihan Barudak, Nyanyian
Anak-Anak Sunda. Skipsi pada Depdikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebuadayaan Nusantara: Tidak diterbitkan.
Sumber Lainnya:
http://www.lmsipda.net/ppg_lms/file.php/1/MODUL_PPG_SEMESTER_2/MZU310 4_Asas_Pendidikan_Muzik.pdf
Kosasih, Dede. (2009). Kakawihan Barudak Sunda. [PDF]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1963072 61990011-DEDE KOSASIH/ PDF/Makalah/KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA.pdf.
Winarno. (2009). Ekstrakurikuler di Sekolah. [PDF]. Tersedia: http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/makalah-ekskul-di-sekolah