• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang menggunakan media massa. Joseph R. Dominick (dalam Nurudin, 2004) mendefinisikan komunikasi massa selaku proses yang di dalamnya suatu organisasi yang kompleks dengan dukungan satu ataupun lebih mesin memproduksi serta mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.

Menurut Jalaludin Rakhmat (2004) komunikasi massa sebagai kategori komunikasi yang diperuntukan kepada beberapa khalayak yang tersebar, heterogen, serta anonim, melaalui media cetak ataupun elektronis sehingga pesan yang sama bisa diterima secara serentak dan sesaat.

Michael W. Gamble serta Teri Kwal Gamble dalam (Nurudin, 2015:8) menerangkan komunikasi massa mencakup hal-hal berikut:

a. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan perlengkapan modern untuk menyebarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas serta tersebar.

b. Anominitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan tipe komunikasi yang lain.

c. Pesan merupakan kepunyaan publik.

d. Komunikator massa umumnya organisasi resmi ataupun Lembaga.

e. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper.

f. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.

Sebagian contoh dari komunikasi massa antara lain surat kabar, tabloid, televisi, film atau video, radio dan lain-lain.

(2)

2.2 Media Cetak (Koran)

Beberapa bentuk media massa saat ini disebarkan melalui saluran penyiaran yang berbeda. Salah satunya adalah media cetak. Media cetak merupakan sarana atau perantara komunikasi yang di cetak pada bahan dasar kertas dan kain untuk menyampaikan pesan atau informasi. Unsur utama dari media cetak adalah teks dan gambar visualisasi. Jenis media cetak yang termasuk di dalam media massa adalah surat kabar atau koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya.

Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan- pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih (Kasali, 2007)9. Media cetak adalah suatu dokumen yang berisi rekaman peristiwa yang didapatkan oleh seorang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, dan foto.

Fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan menghibur.

Surat kabar atau koran mempunyai fungsi primer dan fungsi sekunder.

Fungsi primer media adalah:

a. To inform, menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia.

b. To comment, mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita.

c. To provide, menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media.

Sedangkan fungsi sekunder media, adalah:

9 Kasali, Rhenald. (2007). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: PT.

Pustaka Utama Grafiti

(3)

a. Untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu.

b. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus.

c. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak, (Ardianto, 2005)10.

2.3 Media Baru (New Media)

New media merupakan suatu media yang memfasilitasi interaksi antara pengirim serta penerima (Danaher serta Davis, 2003: 462)11. Teknologi komputer serta internet merupakan perihal yang mendasari timbulnya sebutan new media. Secara sederhana new media berasal dari kata “new”

yang berarti baru serta “media” yang berarti perlengkapan yang digunakan sumber untuk mengantarkan pesannya kepada penerima (Mulyana, 2007:

70)12.

Kajian media baru ialah suatu konsep yang dikembangkan oleh Pierre Levy (2001) mengemukakan jika media baru ialah gagasan mengenai pertumbuhan media13. Dalam teori media baru, ada dua pemikiran, pertama ialah pemikiran interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) bagaikan suatu area data yang terbuka, fleksibel, serta dinamis, yang mengizinkan manusia meningkatkan orientasi pengetahuan yang baru serta pula ikut serta dalam

10 Ardianto, Elvinaro. (2005). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

11Danaher, P.J., Wilson, I and Davis, R. (2003). A Comparison of Online and Offline Consumer Brand Loyalty, Marketing Science.

12Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

13Levy, Pierre. (2001). Cyberculture. Minneapolis: University of Minnesota Press

(4)

dunia demokratis tentang pembagian mutual serta pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berlandaskan pada warga masyarakat.

New Media ialah media yang memanfaatkan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif serta sanggup berperan secara privat ataupun secara publik (Mondry 2008:13)14.

2.4 Organisasi

Definisi organisasi seringkali dirumuskan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian serta tergantung pada konteks dan perspektif keilmuan dari seseorang yang merumuskannya. Pengertian organisasi menurut Mathis and Jackson dikutip dari Erni Rernawan (2011: 15), sebagai berikut, organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan.

Dalam buku Malayu S.P. Hasibuan, (2014: 24-25), organisasi menurut Louis A. Allen sebagai berikut.: “Organisasi sebagai proses penentuan dan pengelompokkan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan”.

2.5 Konvergensi Media

Kata “konvergensi” media yang tidak asing lagi saat ini, sering merujuk ke berbagai proses yang berbeda. Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet)

14Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia

(5)

komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, internet, bersama tekonologi-teknologi portable dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.15 Secara sederhana konvergensi menggabungkan beberapa media konvensional dalam satu bentuk media digital. Seperti aplikasi pemutar musik, pengirim pesan, dan telepon yang bergabung dalam satu media berupa telepon seluler. Sementara kata konvergensi media menurut Asa Bringgs dan Peter Burke sudah secara umum dipakai sejak 1990-an dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, bayangan, dan suara, unsur yang berbeda-beda dalam media.16 Era ini penggunaan kata konvergensi media semakin menjurus pada bergabungnya berbagai bentuk, baik media maupun teknologi komunikasi dalam satu bentuk komunikasi digital.

Konvergensi teknologi memungkinkan industri media untuk memproduksi media yang lebih beragam atau platform media. Misalnya, perusahaan persuratkabaran yang tidak hanya mempunyai media cetak elektronik, tetapi menyediakan media dalam bentuk digital. Sehingga para professional di bidang media massa dapat menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan menggunakan berbagai macam media karena komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat penyampaian berita dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mengarahkan sendiri penyampaian kontennya.17

15 Ilham Gemiharto, “Teknologi 4G-LTE dan Tantangan Konvergensi Media di Indonesia”, Jurnal Kajian Komunikasi 3, no. 2 ( Desember 2015): h. 215.

16 Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet; kata pengantar Jakob Oetomo; penerjemah A. Rahman Zainuddin (Cet. I; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.

326.

17 Lihat Ilham Gemiharto, “Teknologi 4G-LTE dan Tantangan Konvergensi Media di Indonesia”, Jurnal Kajian Komunikasi, h. 215.

(6)

Revolusi teknologi seperti terkonvergensinya beberapa media yang terjadi di masyarakat bagi Rivers L. William dkk., mampu meningkatkan ukuran dan efisiensi media cetak, serta memunculkan beragam media baru seperti film, radio, dan televisi. Keberadaan listrik pun memicu energi pabrik dan transportasi, menjadi landasan muncul dan berkembangnya ketiga media tersebut.18 Kemunculan media yang lebih beragam membantu masyarakat untuk bebas memilih, menjadi penyebar informasi atau penerima informasi, baik secara aktif maupun pasif. Sehingga memudarkan komunikasi individual dan komunikasi massa. Hal ini yang menjadi alasan lain bagi media untuk memproduksi berbagai macam media seperti cetak, audio, visual, audiovisual, maupun online. Sehingga masyarakat bebas menentukan konten dan menggunakan media seperti apa sebagai sarana informasi, yang terpenting masih dalam lingkup perusahan media yang sama.

Konvergensi didorong oleh tiga elemen yang hadir secara hampir bersamaan, sebagaimana yang dikatakan pengacara teknologi Tony Kern dalam Stanley J. Baran. Elemen pertama, digitalisasi yang terjadi pada hampir semua informasi, yang menyediakan alat yang sama untuk menampilkan semua bentuk komunikasi. Kedua, koneksi berkecepatan tinggi dengan tersedianya jaringan-jaringan yang terhubung secara cepat dan bertambah luas, baik dengan kabel maupun nirkabel. Dan ketiga, kecanggihan teknologi yang seakan-akan tidak berakhir, di mana peningkatan kecepatan, memori, dan kekuatan memungkinkan alat tersebut untuk melakukan lebih banyak hal.19

18 Rivers L Wiliam, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern, h. 51.

19 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa: Melek Media & Budaya (Cet. V; Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 65.

(7)

Kemajuan teknologi yang berkembang akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya gerakan konvergensi media, terutama konvergensi pada media komunikasi massa seperti yang dikatakan Tony Kern sebelumnya.

Kemudian ditegaskan kembali oleh Ilham Gemiharto bahwa konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya internet dan digitalisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan “tiga-C” (computing, communication, dan content).20 Hal serupa diungkapkan Terry Flew dalam An Introduction to New Media dalam Anton Wahyu Prihartono bahwa konvergensi media terjadi akibat dari tiga irisan unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi dan konten media.21

Konvergensi media secara struktural menurut Rulli Nasrullah bisa berarti integrasi atau pembauran dari tiga aspek, yaitu telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu medium. Sedangkan dalam tataran praktis, konvergensi media bisa terjadi melalui beberapa level;

Pertama, level struktural: kombinasi transmisi data maupun perangkat antara telepon dan komputer; Kedua, level transportasi seperti web TV yang menggunakan kabel atau satelit; Ketiga, level manajemen seperti perusahaan telepon yang juga memanfaatkan jaringan telepon untuk TV berlangganan; Keempat, level pelayanan (servives): penyatuan layanan informasi dan komunikasi di internet; Kelima, level tipe data: menyatukan data, teks, suara, maupun gambar.22

20 Lihat Ilham Gemiharto, “Teknologi 4G-LTE dan Tantangan Konvergensi Media di Indonesia”, Jurnal Kajian Komunikasi, h. 215.

21 Anton Wahu Prihartono, “Surat Kabar dan Konvergensi Media : Studi Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos”, Channel 4, no. 1. (April 2016): h. 108.

(http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL/article/view/4210/2317, diiakses pada 24 Juni 2021)

22 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber:Cybermedia, h. 15.

(8)

Berdasarkan hal di atas, integrasi dari tiga aspek media; telekomunikasi, data komunikasi dan komunikasi massa yang membentuk terjadinya konvergensi media. Komunikasi jarak jauh atau telekomunikasi dibentuk oleh media dengan kemampuan berjaringan seperti bergabungnya telepon, radio, televisi, dan internet. Dalam hal ini, media- media tersebut berada dalam satu media yang bernama komputer yang kemudian belakangan dapat diakses melalui aplikasi telepon seluler.

Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad berpendapat bahwa konvergensi hadir untuk menciptakan sistem media yang mampu menjangkau jarak-jarak yang jauh tetapi juga menyediakan sejumlah besar peluang untuk tujuan-tujuan yang sangat spesifik. Teknologi komunikasi dan media kini juga makin mudah dipindahkan, tidak terikat ruang dan waktu dan mudah dibawa ke mana-mana alias semakin mobile.23

Media yang semakin mobile menjadikan pendapat mengenai kehadiran media baru yang menjadi ancaman bagi media lama sedikit terbantahkan.

Karena media baru tidak akan benar-benar menghilangkan bentuk media lama, seperti halnya kehadiran media online tidak akan bisa sepenuhnya menghilangkan keberadaan surat kabar cetak. Seperti halnya, keberadaan e- paper atau surat kabar elektronik menjadi jawaban sekaligus tantangan bagi keberadaan surat kabar cetak yang keberadaannya diambang punah.

Hal ini pula bisa menjadi peluang bagi media yang tidak bisa melakukan penyebaran media cetaknya ke suatu daerah, menjadi lebih mudah. Dengan mengubah bentuk surat kabar cetak ke bentuk elektronik, media tersebut akan mampu menjangkau daerah-daerah yang tidak bisa dijangkaunya.

Tidak hanya itu, kemampuan media digital dapat memampatkan informasi dalam bentuk besar menjadi informasi dalam

23 Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi : Mengkaji Media dan Budaya Dalam Dinamika Globalisasi, h. 91-92.

(9)

bentuk kecil, sehingga dapat didistribusikan lawat jaringan media digital.

Sebagaimana yang dijelaskan Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad bahwa, hal penting dari proses digitalisasi adalah informasi sekarang dapat ditransfer melalui program yang jelas. Hal ini berarti media tradisional (seperti televisi, radio, media cetak) tidak lagi dibutuhkan untuk menyatukan identitasnya yang terpisah. Isi media cetak, misalnya, dapat diterima melalui situs internet di komputer atau seperangkat televisi digital dapat dihubungkan dengan audio (isi mirip radio) atau video (isi mirip televisi).24

Batasan antara new media dengan digital media sering disamakan, yang semestinya new media lebih pada konteks dan konsep budaya kontemporer dari praktik media daripada seperangkat teknologi (medium).25 Sementara digital media berarti seperangkat teknologi yang menampilkan konten (isi) new media kepada khalayak media. Meski demikian, keberadaan keduanya tidak mudah dipisahkan. Karena new media ada disebabkan oleh digital media yang menopangnya, seperti halnya keberadaan komputer yang berimbas pada hadirnya internet dan melahirkan portal berita online.

Banyak faktor yang menyebabkan kemajuan teknologi berkembang pesat. Teknologi yang hadir baru-baru ini merupakan teknologi elektronik atau serba digital. Tidak mengherankan bila segala sesuatu sekarang dilakukan dengan serba elektronik, termasuk mencari informasi. Budaya masyarakat yang tidak puas dengan teknologi yang itu-itu saja, membuat

24 Lihat Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi: Mengkaji Media dan Budaya Dalam Dinamika Globalisasi, h. 104.

25 Ido Prijana Hadi, “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Era Jurnalistik Modern” Jurnal

Ilmiah Scriptura 3, no. 1 (Januari 2009): h. 70.

(http://scriptura.petra.ac.id/index.php/iko/oai?verb=ListRecords&set=iko&metadataPrefix=oai_dc, diakses pada 24 Juni 2021)

(10)

mereka dengan cepat menyingkirkan media yang “dirasa‟ tidak lagi memberikan keuntungan memadai atau tidak lagi efisien.

Burhan Bungin menjelaskan, ada dua format atau bentuk media massa seperti radio, surat kabar, televisi dan media online. Format pertama adalah format media informasi dan kedua adalah the true media online. Format pertama adalah sebagai media informasi dan segala macam berita yang ditampilkan di web media itu dengan nama media yang bersangkutan.

Sementara, format the true media online menggunakan format pdf (portable document format) dengan istilah e-paper dan e- television.26

Pesatnya penggunaan smartphone dengan fitur super canggih dan tersedianya aplikasi yang terkoneksi dengan internet maka peralihan penggunaan ke perangkat digital akan terus berkembang dan masyarakat akan mulai masuk untuk mengadopsi era digital. Surat kabar digital merupakan media online yang saat ini banyak digunakan dimana fungsinya untuk menyebarluaskan informasi di era konvergensi saat ini.

Format media yang pertama berupa web media atau portal berita, dapat diakses melalui www (world wide web) yang merupakan pengembangan halaman dari situs di internet, tempat penyimpanan informasi berupa situs resmi yang berbeda dengan blog (situs informasi pribadi). Biasanya tampilan berita dari website portal media surat kabar bersangkutan dibuat menarik dan berisi berita-berita yang terjadi pada waktu yang baru terjadi.

Hal ini berdasarkan sifat internet yang harus serba cepat. Sementara format kedua merupakan duplikat dari media surat kabar cetak, dapat diakses di website yang disediakan dalam bentuk format PDF (Portable Document Format).

26 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 140.

(11)

Hal senada diungkapkan Apriadi Tamburaka bahwa transformasi surat kabar versi online juga mengubah format surat kabar dalam bentuk: (1) website Newspaper (web-paper) yaitu surat kabar online di internet dalam format website dan (2) Elektronic Paper (e-paper) yaitu surat kabar online yang formatnya seperti surat kabar cetak namun dibuat secara digital.

Perbedaan antara keduanya, dapat dilihat dari tampilannya. Jika, format web-paper tampilan surat kabarnya statis seperti blog yang membaca dengan mengikuti link yang ada, sedangkan pada e-paper tampilannya dinamis seperti ketika membaca surat kabar cetak dengan lembaran- lembaran di dalamnya.27 E-paper memudahkan para pengguna smartphone dalam membaca surat kabar yang mereka inginkan, tanpa harus membolak- balik halaman surat kabar. Cukup dengan menggeser halaman berita yang diinginkan pengguna smartphone dapat membaca surat kabar yang sesuai dengan bentuk cetaknya.

Konvergensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris, convergence.

Menurut Munandar (Runtiko, 2008:7), konvergensi secara harafiah bisa di artikan sebagai dua barang ataupun lebih yang berjumpa atau bersatu di suatu titik. Secara umum, konvergensi media ialah penyatuan bermacam layanan serta teknologi komunikasi, dan data28. Hingga, sebutan konvergensi media setelah itu bisa dimaknai sebagai sesuatu gabungan ataupun penyatuan bermacam tipe layanan teknologi dalam satu media.

Menurut Jenkins (2006:2-3), konvergensi merupakan aliran konten ke bermacam platform media, kerja sama antara bermacam industri media, dan sikap migrasi audiensi yang tetap mencari pengalaman hiburan dari

27 Tamburaka Apriadi, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h. 48.

28 Runtiko, Agus Ganjar. (2008). “Konvergensi Media dan Perpindahan Ruang Publik (Reaktualisasi Pemikiran Habermas).”. ObserVasi: Kajian Komunikasi dan Informatika, Vol. 6, No. 2, ISSN 1412- 5900. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

(12)

konten media yang mereka konsumsi29. Jenkins menekankan jika konvergensi media bukan hanya sekedar proses teknologi yang sanggup mengkombinasikan sebagian peranan media ke dalam satu fitur ataupun perlengkapan. Konvergensi bagi Jenkins lebih mewakili pergantian kultural di mana para konsumen media terus menjadi terdorong untuk mencari data baru serta berupaya mencampurkan konten-konten media yang tadinya tersebar.

Dalam tiap perusahaan terdapat struktur organisasi, proses alur kerja, serta taktik yang mencerminkan metode perusahaan beroperasi. Di bagian dasar perusahaan terdapat karyawan individu yang membuat konten di antara mereka ialah para jurnalis. Pada 2002, kata konvergensi bisa diterapkan untuk semua ini, yakni: perusahaan, pekerjaan mereka, serta metode karyawan melaksanakan pekerjaan mereka.

Gordon (2003: 63) mengenali paling tidak lima wujud "konvergensi"

di organisasi media serta mendiskusikan implikasinya terhadap bermacam susunan industri media, antara lain30:

1. Dimensi konvergensi kepemilikan, bagi Gordon dalam Quinn&amp ; Filak (2005: 4), konvergensi kepemilikan berkaitan dengan pengaturan dalam satu perusahaan media besar yang mendesak promosi silang serta pembagian konten di antara platform cetak, online, serta televisi yang dipunyai oleh perusahaan yang sama.

29 Jenkins, Henry. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: NY University Press.

30 Gordon, Rich. (2003). Digital Journalism Emerging Media and The Changing Horizons of Journalism.

(https://www.academia.edu/948528/Convergence_defined_The_Meanings_and_Implications_of_Conv ergence_ , diakses pada 28 Juli 2020)

(13)

2. Dimensi konvergensi taktik yang mengacu pada metode kerjasama dengan melaksanakan promosi silang dan pertukaran data yang diperoleh dari media- media yang bekerja sama (Gordon, 2003:65).

3. Dimensi konvergensi struktur yang berfokus pada pembagian kerja serta restrukturisasi organisasi di masing-masing media yang telah jadi bagian dari konvergensi. Penyusunan ulang struktur organisasi serta pembagian kerja dilakukan untuk penyesuaian dengan kebutuhan konvergensi (Gordon, 2003:68).

4. Dimensi konvergensi peliputan data yang berlangsung di tingkat pelaporan serta merupakan istilah Gordon (2003:69) untuk suasana di mana industri media mewajibkan wartawan mempunyai banyak kemampuan.

5. Dimensi konvergensi penyajian ataupun pengisahan cerita yang menekankan pada pekerjaan wartawan untuk menyajikan kabar ataupun data di bermacam platform.

Gordon (2003:70) menyatakan jika dengan hadirnya medium yang baru maka terjadilah transformasi dalam menyajikan data tersebut31.

Peneliti memilih menggunakan teori dari Rich Gordon, karena dalam perusahaan atau media terdapat struktur organisasi, proses alur kerja, taktik yang mencerminkan cara media itu beroperasi. Terkait itu semua terdapat karyawan individu yang bertugas membuat konten (jurnalis). Konvergensi dapat diterapkan untuk perusahaan atau media, pekerjaan mereka, dan cara karyawan melakukan pekerjaan mereka. Berdasarkan alasan tersebut, Gordon Rich menyimpulkan setidaknya ada 5 bentuk konvergensi di organisasi media dan mendiskusikan implikasinya terhadap berbagai lapisan perusahaan media tersebut.

31Ibid.

(14)

2.6 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolok ukur dan acuan untuk menyelesaikannya. Penelitian terdahulu memudahkan peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep. Berikut adalah tabel penelitian terdahulu:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Persamaan Perbedaan

1. Enny Nurcahyani

Pengaruh Fitur Instagram Stories Terhadap Kepuasan Mahasiswa

Instagram sebagai salah satu bahan penelitian

- Objek penelitian - Menggunakan

analisis data kuantitatif - Menggunakan

teori Uses and Gratification 2. Annissa

Widya Davita

User Comments Dalam Jurnalisme Digital:

Pengelolaan Dan Interaktivitas Kolol Komentar Di Kanal Detikhealth Berita Vaksin MR Periode Agustus 2018

Menggunakan analisis data Kualitatif

- Objek penelitian merupakan kanal berita online.

- Menggunakan teori Thomas B.

Ksiazek dan Nina Springer 3. Rahmadita

Aryani

Konsep Penyajian Jurnalisme Online di www.antaranews.com

- Menggunakan analisis data Kualitatif - Objek yang

- Menggunakan teori News Factory Model McCorkle

(15)

diteliti merupakan salah satu media massa.

- Objek penelitian merupakan website

4. Kuncara Tri Atmaja

Pengaruh Konvergensi

Media Terhadap

Aktivitas Jurnalistik Di Suara Merdeka

Menggunakan analisis data Kualitatif

- Menggunakan teori

Konvergensi Media

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil topik yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu berkaitan dengan new media dan konvergensi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini peneliti memfokuskan hasil penelitian pada pengaruh konvergensi terhadap aktivitas jurnalistik di media cetak Suara Merdeka dan juga pada penelitian ini, peneliti sekaligus menambahkan tentang faktor apa yang mempengaruhi Suara Merdeka melakukan konvergensi.

2.7 Kerangka Berpikir

Keberadaan internet mendukung munculnya media sosial sebagai salah satu dari perkembangan teknologi yang banyak digunakan manusia saat ini.

Melalui media sosial masyarakat dapat bertukar informasi dengan cepat dan mudah. Peneliti tertarik untuk menggunakan teori konvergensi media untuk melihat bagaimana Suara Merdeka melakukan konvergensi dan melihat pengaruhnya bagi aktivitas jurnalistik, sebagai sebuah langkah baru penyampai informasi.

(16)

Konvergensi Kepemilikan

Konvergensi Taktik

Konvergensi Struktur

Konvergensi Peliputan Informasi

Konvergensi Penyajian

Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Surat Kabar Suara Merdeka

Konvergensi Media

Penerapan Konvergensi Dalam Aktifitas Jurnalistik di Suara Merdeka Aktivitas Jurnalistik

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  No  Nama

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha atau dalam hal ini kepada pelaku ekonomi UMKM dapat menjadi alternatif pembiayaan

Ahli Pengkap Trup / Kumpulan siap sedia dalam bentuk Tapak Kuda. Pemimpin Berbaris Tiga Langkah di belakang Tiang Bendera. Pemimpin Bertugas Tiga Langkah di kiri Tiang Bendera.

29 Menghadapi kemajuan-kemajuan pesat dari gerakan Belanda, Paglima Tertinggi APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) memperingatkan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh tentara

BUM Desa dimaksudkan untuk menjadi pilar kegiatan ekonomi di desa yang dapat difungsikan sebagai lembaga sosial dan komersial dengan tujuan umumnya, yaitu: meningkatkan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian target pajak daerah pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten karimun adalah

Penelitian lain yang juga menjadi paduan pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita (2012) dengan judul “ Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Produk

Evaluasi ini dilakukan pada sistem pengendalian intern yang melindungi penerimaan kas yang terjadi dari penjualan tunai dan dari pelunasan piutang, serta sistem

Aparatur desa harus memiliki sikap kepercayaan dan nilai serta berfikir kreatif dan inovatif, mempunyai keahlian dan keterampilan yang dimiliki khusus yang