• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perencanaan dan perancangan fasilitas mempunyai peranan yang cukup berarti dalam manajemen operasi perusahaan. Pengaruh yang paling besar adalah pada sistem dan peralatan material handling. Material handling adalah salah satu jenis pengangkutan yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, material setengah jadi atau material jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang telah ditetapkan (Apple; 1990). Pemindahan material adalah suatu sistem yang mutlak harus ada pada suatu industri untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi ke tempat proses produksi yang lain dengan cara yang terbaik. Kebanyakan perusahaan manufaktur menjadikan kegiatan material handling sebagai prioritas konsentrasi perusahaan.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa hampir 50%-70% dari keseluruhan aktivitas produksi, menurut wignosoebroto (2003), dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan material handling. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik.

Aliran bahan yang direncanakan dengan tepat serta penataan fasilitas yang tepat, merupakan landasan utama keberhasilan perusahaan dalam dunia industri. Jarak material handling dari area yang satu ke area yang lain terlalu jauh berdampak pada kinerja aliran material. Aliran perpindahan material yang buruk mengakibatkan terjadinya penumpukkan material sehingga menyebabkan proses produksi berhenti, pemborosan biaya material handling, banyaknya mesin yang idle, efisiensi penggunaan peralatan perpindahan dapat terlalu rendah atau terlalu tinggi. Sistem perpindahan material pada stasiun kerja perlu dirancang dengan baik, supaya aliran produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya keterlambatan pengiriman material. Semakin lancar aliran material, maka secara tidak langsung akan memotong ongkos produksi (Apple, 1972).

(2)

2

PT. Granesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan. PT. Granesia didirikan pada tanggal 9 Agustus 1973 yang merupakan salah satu grup Pikiran Rakyat yang mengembangkan perusahaannya dalam percetakan dan penerbitan. Produk yang dihasilkan antara lain Koran, selain mencetak koran, PT. Granesia juga mencetak buku-buku pelajaran tingkat SD sampai dengan tingkat SMU bahkan cetakan-cetakan lain yang bersifat komersil seperti surat undangan dan kalender. Lokasi produksi perusahaan ini berada di dua tempat yaitu di Jln. Soekarno Hatta No. 101 dan Jln. Sekelimus Barat Bandung.

Namun, penelitian ini lebih difokuskan pada lokasi produksi di Jln. Sekelimus Barat no.6 Bandung. Saat ini PT. Granesia memfokuskan kegiatan percetakannya dilokasi ini hanya untuk produk yang bersifat komersil dan cetakan buku, karena untuk produksi cetakan koran kedepannya akan diproduksi di jln. Soekarno hatta.

PT. Granesia memiliki 3 work station yaitu Pre press, Press (printing), dan Post Press (purna cetak) didalam percetakan produk-produknya. Tugas yang berbeda- beda dimiliki setiap work station. Bagian pre press mempunyai tanggung jawab dalam bagian design produk yang akan dicetak, setting dan layout serta percetakan plate manual maupun otomatis, pengadaan bahan baku, hingga proses cutting untuk pembuatan produk. Bagian Press terbagi menjadi 2 yaitu printing sheetfed dan printing web yang mempunyai tanggung jawab untuk mencetak produk. Bagian Post Press bertanggung jawab untuk melakukan packaging dan finishing produk. Tipe produksi dari perusahaan tersebut adalah make to order, sehingga jumlah yang diproduksi berdasarkan pesanan pelanggan.

Saat ini, PT. Granesia masih belum dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen dengan tepat waktu, karena setiap bulannya terdapat orderan yang tidak diselesaikan tepat waktu sehingga dalam pengerjaannya dialihkan ke bulan berikutnya. Perhatian manajemen sangat diperlukan dengan adanya kondisi seperti ini untuk mempertahankan produknya di pasaran.

(3)

3

Gambar I.1 Produksi yang tidak bisa dipenuhi PT. Granesia

Pada Gambar I.1 menunjukkan demand produksi yang belum dapat terpenuhi yang dilihat dari jumlah oplah masing-masing produk. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa setiap bulannnya permintaan dari bulan januari sampai bulan april terdapat permintaan yang belum dapat diproduksi tepat waktu oleh perusahaan.

Dalam hal ini, permintaan dibulan januari yang belum sempat diproduksi dibulan tersebut biasanya akan diproduksi di bulan februari dan begitu juga dengan bulan- bulan selanjutnya.

Jumlah oplah yang belum sempat diproduksi di bulan januari sebanyak 19.230 oplah, untuk bulan februari sebanyak 9.525, dan bulan maret sebanyak 34.850 oplah. Kondisi keterlambatan produksi tersebut menyebabkan terhambatnya pengiriman ke customer dengan tepat waktu. Keterlambatan tersebut diakibatkan dari mesin GTO (printing). Proses percetakan ini membutuhkan waktu proses yang cukup lama sedangkan proses sebelumnya selesai dengan cepat, sehingga terjadinya penumpukkan material yang akan diproses di bagian printing tersebut.

Upaya untuk mengurangi bottleneck yang terjadi adalah dengan meningkatkan utilitas fasilitas atau adanya penambahan kapasitas yang sebanding dengan permintaan produksi. Namun, jika terjadi penambahan kapasitas fasilitas, hal ini akan mempengaruhi area pada lantai produksi sehingga mempengaruhi momen perpindahan material pada lantai produksi. Adanya permasalahan tersebut

(4)

4

membuat perusahaan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah mesin. Data demand tiap produknya bisa dilihat pada lampiran A.

Pada tabel I.1 menunjukkan demand, waktu proses, dan jumlah fasilitas existing.

Proses

Permintaan

Produksi Jumlah Fasilitas

Waktu Proses

Kapasitas per Fasilitas

Output

Produksi Bottleneck Mesin

Cutting 9836 lembar 1 2,73 jam

3.600 lemb/jam

9.836 lemb

2.738 lembar Mesin GTO 1

warna 9836 lembar 1 3,7 jam

2.600 lemb/jam

7.098 lemb

Mesin Lipat 19672 lembar 1 7,8 jam

2.500 lemb/

jam

19.672

lemb 14.056 lembar

Sisip 19672 lembar 1 27 jam

720 lemb/jam

5.616 druk

Tabel I.1 Waktu dan Kapasitas proses fasilitas existing (Sumber : PT Granesia, 2013)

Pada tabel I.1 dapat dilihat permintaan produksi pada mesin cutting sebesar 9.836 lembar. Dalam waktu proses 2,73 jam mesin cutting dapat menyelesaikan output sebesar 9836 lembar juga. Sedangkan, mesin GTO (printing) dalam waktu proses 3,7 jam hanya dapat menyelesaikan output produksi sebesar 7.098 lembar.

Keterlambatan proses yang terjadi pada mesin GTO (printing) menyebabkan adanya produk yang bottleneck sebesar 2.738 lembar pada mesin tersebut.

Berdasarkan wawancara terhadap pihak manajemen, saat ini, PT. Granesia memiliki rencana untuk melakukan penambahan mesin yang akan merubah layout sekarang (relayout)

(5)

5

Berikut layout existing dari proses produksi dari masing-masing produk :

Gambar I.2 layout dan flow existing produksi masing-masing produk :

Kategori Produk Produk

A Majalah Scarf, katalog

B Buku, kwitansi, undangan, komik C Dus, form, brosur, piagam, poster, flyer,

cover, tiket, leaflet, kalender, buletin D Majalah mangle, LJK

E Plate

Tabel I.2 Keterangan Katergori Produk (Sumber : PT. Granesia)

(6)

6

Permasalahan selanjutnya yang terjadi adalah belum adanya flow material yang baik dari kegiatan produksi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya backtracking dan juga crosstracking dari kegiatan perpindahan antar komponen penyusun. Hal lainnya yang terjadi yaitu equipment seperti Aluminium Platform truck, handtruck, dan pallet disimpan di sembarang tempat dan belum adanya pembagian peralatan material handling yang baik sehingga menyebabkan lamanya waktu perpindahan yang nantinya akan menimbulkan biaya dapat dilihat pada gambar I.2. Adapun peralatan material handling yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :

No Nama peralatan Jumlah Kondisi Existing Peralatan

Persentase penggunaan

Peralatan

1 Forklift 1

Forklift yang dimiliki perusahaan saat ini masih dalam kondisi baik dan masih layak untuk digunakan. Forklift ini digunakan dalam hal loading dan unloadingsaja

5%

2 Handlift 1

Handlift yang digunakan perusahaan berjumlah satu dan dalam penggunaan sering untuk melakukan perpindahan.

Perpindahan yang dilakukan dari gudang bahan baku ke mesin cutting, mesin cutting ke mesin printing, mesin jahit kawat/block lem ke mesin cuttting, mesin cutting ke packaging.

70%

3

Aluminium

Platform truck 1

Aluminium Platform truck yang dimiliki perusahaan masih dalam kondisi baik dan masih layak digunakan operator dalam melakukan perpindahan. Aluminium Platform truck dalam proses produksinya jarang digunakan dan biasanya hanya digunakan untuk perpindahan dari penyimpan sementara plate ke gudang alat.

5%

4 Pallet 30

Pallet yang dimiliki perusahaan ini merupakan pallet yang didapatkan dari hadiah pembelian kertas sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya dalam pembeliannya. Namun, kondisi pallet yang dimiliki perusahaan setengah dari jumlah yang dimiliki kondisnya kotor dan sudah usang tetapi tetap masih digunakan perusahaan untuk baik sebagai suppor equipment maupun tempat penyimpanan sementara.

100%

5 Timbangan 3

Timbangan yang dimiliki perusahaan ini dilakukan untuk kertas yang bersifat roll sehingga jarang digunakan karena perusahaan saat ini memfokuskan produksinya untuk produk komersil bukan koran.

5%

6 Pallet Roda 3

Pallet roda yang dimiliki perusahaan ini merupakan pallet roda yang didapatkan dari bagian mesin printing. Pallet ini digunakan dalam perpindahan dari mesin printing ke mesin lipat.

10%

Tabel I.3 Peralatan Material Handling (Sumber : PT Granesia, 2013)

(7)

7

Pada tabel I.4 terlihat bahwa penggunaan peralatan yang paling sering digunakan dalam melakukan perpindahan adalah handlift dan peralatan yang jarang digunakan adalah aluminium platform truck. Kapasitas dari handlift yang cukup besar dapat menampung bahan dengan cukup banyak dalam sekali perpindahannya, namun jumlah handlift yang dimiliki perusahaan hanya satu yang menyebabkan adanya pekerjaan dilakukan manual. Sedangkan, jika dilihat kondisi tersebut seharusnya aluminium platform truck bisa juga dimanfaatkan sebagai pengangkutan dilihat dari kapasitasnya cukup besar untuk melakukan sekali perpindahannya, namun pada kenyataannya aluminium platform truck sangat jarang digunakan. Adanya kondisi seperti ini membuat perusahaan membutuhkan operator lebih dari satu untuk mengangkut work in process tersebut. Di sisi lain, produk yang sudah dipesan harus tepat waktu dikirimkan ke customer. Selain itu, dengan adanya penambahan mesin baru dan adanya departemen baru yaitu departemen finishing, maka perlu adanya rancangan ulang sistem material handling yang lebih baik. Berikut merupakan data estimasi mesin yang akan dibeli dan jumlah operator yang dibutuhkan ditunjukkan pada Tabel I.5.

No Nama Mesin Merk/Type Tahun Kapasitas Produksi

Kebutuhan Operator 1 SOR S 102 1 Warna Heidelberg 1991 8 plat/hari/5000 eks 2 2 SOR S 102 4 Warna Heidelberg 1991 20 plate/hari/5000 eks 3

3

Mesin Mo 2w

Heidelberg Heidelberg 2010 2500/Jam

2

4 Mesin Vernis Stahl 2012 625/Jam 1

5

Mesin Laminasi

Dop/Uv Polar 2012 1000/Jam

1

6 Mesin Spot Uv Perfecta 2012 500/Jam (Manual) 2

7 Mesin Wraping 2012 800/Jam 1

8 Mesin Foil 2012 625/Jam 1

Tabel I.4 Estimasi Mesin yang akan dibeli (Sumber : PT Granesia, 2013)

Pada tabel I.4 merupakan data estimasi mesin yang akan dibeli, terlihat bahwa mesin yang akan dibeli cukup banyak dan juga adanya penambahan operator, sehingga diperlukan perancangan ulang material handling yang lebih efektif dan efisien. Adapun data spesifikasi sistem perpindahan material existing sebagai berikut yang ditunjukkan pada Tabel I.5:

(8)

8

Tabel I.5 Spesifikasi Sistem Perpindahan Existing Produk Majalah

Dari Ke Jarak

(meter)

MHE Total Frekuensi

Perpindah an Per Bulan

Efisiensi Perpindah Main an

Equip.

Support Equip.

Demand per Bulan

(Kg)

Existing perpindah an (Kg) Gudang Bahan

Baku

Mesin Cutting

19,6 Handlift Pallet 6145 70 88 1%

Mesin Cutting Mesin GTO 4 Warna

15,2 Handlift Pallet 3051 70 44 2%

Mesin MO

2 Warna

6,9 Handlift Pallet 408 70 6 17%

Mesin GTO

1 Warna

10 Handlift Pallet 2667 70 38 3%

Mesin GTO 4 Warna

Mesin Lipat 3,6 Pallet roda

- 521 30 17 6%

Mesin MO 2 Warna

16,9 Pallet

roda

- 227 30 8 13%

Mesin GTO 1 Warna

9,8 Pallet

roda

- 1957 30 65 2%

Mesin GTO 4 Warna

Mesin Cutting

15,2

Mesin MO 2 Warna

Mesin cutting

6,9 Pallet roda

- 109 30 4 28%

Mesin GTO 1 Warna

Mesin cutting

10

Mesin Lipat Tempat Penyisipan

4,2 Manual - 2562 5 512 0%

Mesin Lipat Tempat Penyusuna n

3 Manual - 143 5 29 3%

Tempat Penyisipan

Tempat Penyusuna n

1,8 Manual - 657 5 131 1%

(9)

9 Tempat

Penyisipan

Mesin Jahit Kawat

3 Manual - 1905 5 381 0%

Tempat Penyusunan

Mesin Block Lem

9,7 Handlift Pallet 800 50 16 6%

Mesin Block Lem Mesin Cutting

38,5 Handlift Pallet 1071 70 15 7%

Mesin Jahit Kawat Mesin Cutting

27,9 Handlift Pallet 2231 70 32 3%

Mesin Cutting Pengemasa n

27,7 Handlift Pallet 1206 70 17 6%

Mesin Cutting Packaging 1 25,7 Handlift Pallet 3254 70 46 2%

Pengemasan Packaging 1 2 Handtru ck

Pallet 1206 30 40 2%

Packaging 1 Mesin Strapping band

3 Handtru ck

Pallet 6145 50 123 1%

Mesin Strapping band

Tempat Penyimpan an

Sementara Produk Finished Goods

24,9 Forklift Pallet 6145 1000 6 16%

Mesin Strapping band

Packaging 1 3 Handtru ck

- 6145 50 123 1%

Tempat Penyimpanan Sementara Produk Finished Goods

Mesin Strapping band

24,9 Forklift Pallet 6145 1000 6 16%

(Sumber : PT Granesia, 2013)

(10)

10

Pada Tabel I.5 dapat dilihat frekuensi perpindahan material pada produk majalah.

Data frekuensi perpindahan material untuk keseluruhan proses perpindahan produk dapat dilihat pada lampiran B. Pada Tabel I.5 dapat dilihat juga demand produksi tertinggi mencapai 6145 kg, sedangkan perpindahan material tertinggi mencapai 1000 kg. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat frekuensi perpindahan material yang sangat tinggi mencapai 512 kali dalam sebulan, dikarenakan dalam pemindahannya manual tanpa adanya bantuan peralatan material handling. Selain itu, efisiensi penggunaan peralatan perpindahan paling rendah sebesar 0%, dikarenakan rendahnya kapasitas peralatan untuk memindahkan materialnya dan efisiensi tertinggi yakni 28%. Dalam hal ini, efisiensi sebesar 0% ini termasuk efisiensi yang buruk dan seharusnya masih bisa ditingkatkan.

Permasalahan yang terjadi pada PT. Granesia terkait material handling adalah sebagai berikut :

1. Belum adanya flow material yang baik dari kegiatan produksi dilihat dari banyaknya backtracking dan crosstracking.

2. Belum adanya sistem material handling yang baku dalam melakukan pemilihan peralatan yang cocok dalam setiap aktivitas perpindahan

3. Adanya penambahan mesin dan penambahan departemen yang membuat perlunya perancangan ulang sistem material handling yang lebih efektif dan efisien.

Akibat dari permasalahan yang telah diuraikan diatas adalah besarnya ongkos material handling merupakan salah satu parameter penentu suatu aliran efektif atau tidak (Apple, 1972). Alokasi biaya yang dianggarkan untuk material handling pada PT. Granesia tahun 2012 sebesar 25% dari ongkos total produksi termasuk gaji operator. (sumber : PT. Granesia).

Dalam perencanaan fasilitas, sering mengalami beberapa macam permasalahan, salah satunya adalah adanya penambahan departemen baru dan mesin, sehingga dengan permasalahan tersebut perusahaan perlu untuk melakukan relayout (Purnomo, 2004). Desain sistem material handling merupakan komponen penting dari seluruh desain fasilitas. Desain tata letak dan desain sistem material handling

(11)

11

tidak dapat dipisahkan, sehingga integrasi antara kedua fungsi desain sangat penting dalam desain fasilitas baru (Tompkins, 2003).

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan analisis dan perancangan ulang sistem perpindahan material di PT. Granesia yaitu : Perancangan ulang sistem perpindahan material mencakup beberapa aspek yakni unit load, material handling equipment dan handling method. Pendekatan yang digunakan adalah general analysis procedure. General analysis procedure merupakan pendekatan yang sistematis dan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada material handling. Pendekatan ini membantu penyusunan ulang sistem perpindahan material yang kompleks dan mengarahkan pada usulan yang tepat sesuai dengan spesifikasi produk yang diproduksi.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana usulan material handling equipment di PT. Granesia dengan menggunakan pendekatan metode general analysis procedure?

2. Bagaimana usulan alur perpindahan material pada PT. Granesia?

3. Bagaimana usulan unit load untuk sistem perpindahan material pada PT.

Granesia?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan usulan material handling equipment di PT. Granesia dengan menggunakan pendekatan metode general analysis procedure.

2. Merancang usulan alur perpindahan material yang dapat meminimasi ongkos material handling pada PT. Granesia.

3. Merancang usulan unit load untuk sistem perpindahan material pada PT.

Granesia.

(12)

12 I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menghasilkan usulan sistem perpindahan material yang efisien dan mengurangi ongkos material handling.

2. Menjadi sebuah acuan perbaikan untuk PT. Granesia.

3. Meminimasi keterlambatan pengiriman material

4. Memaksimalkan fungsi peralatan dan perangkat perpindahan material.

5. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang mengkaji tentang masalah perancangan sistem perpindahan material.

6. Dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji ruang lingkup lainnya tentang masalah perancangan sistem perpindahan material di PT.

Granesia.

I.5 Batasan Penelitian

Peneliti merumuskan beberapa batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan di bagian produksi PT. Granesia Jl. Sekelimus Barat

2. Cakupan penelitian hanya sampai tahap solution pada general analysis procedure.

3. Data-data yang digunakan adalah data-data dari bulan Januari sampai bulan Mei 2013.

4. Prioritas utama dalam penelitian adalah mengurangi ongkos material handling dengan mempertimbangkan waktu perpindahan material dan frekuensi perpindahan material.

5. Perhitungan jarak antar mesin menggunakan metode Aisle Distance.

6. Pada penelitian ini, bagian desain sistem material handling yang diteliti hanya pada kegiatan handling methods, handling equipment feasibility, dan equipment selection for both handling and storage, sedangkan bagian lainnya bisa dijadikan penelitian selanjutnya.

7. Pada penelitian ini material handling equipment yang diusulkan hanya sebatas pada usulan jenis material handling equipment serta elemen-

(13)

13

elemen lain yang dapat menaikkan tingkat efisiensi tanpa membuat standar operasional prosedur secara keseluruhan.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini diuraikan latar belakang dalam permasalahan sistem pepindahan material yang dibahas.

Permasalahan yang dimulai dari area masalah yang luas hingga menuju pertanyaan yang diajukan pada penelitian, pembatasan, manfaat, dan sistematika dalam penelitian dinyatakannnya menjadi hal yang terpenting.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini, terdapat tinjauan pustaka yang berhubungan dengan sistem perpindahan material yang akan dibahas. Tujuan dari bab ini adalah membentuk kerangka berpikir dan landasan teori yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan perancangan hasil akhir. Dasar teori yang dibahas meliputi pengetahuan mengenai unit load, equipment, total material handling cost dan metode- metode serta teori-teori lain yang dipergunakan.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai tujuan dari permasalahan yang dibahas dan berfungsi sebagai kerangka utama untuk menjaga penelitian mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode pemecahan masalah disusun dengan melihat kondisi nyata pada perusahaan dan sesuai dengan metode dasar sistem perpindahan material khususnya Material handling general analysis procedure.

(14)

14

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini akan menjelaskan sub bab pengumpulan data yang berisi informasi mengenai data-data yang diperlukan untuk merancang sistem perpindahan material usulan PT. Granesia. Data- data tersebut didapatkan dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak manajemen. Setelah itu, masuk ke sub bab pengolahan data yakni terdapat inti dari pengolahan data tersebut menggunakan Activity Cost Determination dan memberikan pengembangan-pengembangan yang mungkin dilakukan.

Bab V Analisis

Pada bab ini menjelaskan tentang analisis terhadap usulan yang dihasilkan Bab IV sebelumnya. Analisis yang diberikan meliputi metode perpindahan, material handling equipment, layout dan manpower untuk mengetahui berapa besar penurunan yang terjadi untuk menyelesaikan permasalahan.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang berupa kesimpulan dalam kaitannya dengan tujuan penelitian. Selain itu, Bab ini juga memberikan saran berkaitan dengan pengembangan sistem perpindahan material dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar I.1 Produksi yang tidak bisa dipenuhi PT. Granesia
Tabel I.1 Waktu dan Kapasitas proses fasilitas existing  (Sumber : PT Granesia, 2013)
Gambar I.2 layout dan flow existing produksi masing-masing produk :
Tabel I.3 Peralatan Material Handling  (Sumber : PT Granesia, 2013)
+3

Referensi

Dokumen terkait

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

Penulisan karya ilmiah tertulis (skripsi) yang berjudul “Analisis Nilai Tambah Dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember“ ini diajukan sebagai salah satu

No Satuan Kerja Kegiatan Volume Pagu Sumber

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang

Kompetensi Umum : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk merancang dan menerapkan beberapa pendekatan dalam pengajaran IPS di SD kelas 5-61. Kompetensi

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI