3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebutuhan Energi dan Makronutrien Kerapu Bebek 2.1.1. Sumber dan Pemanfaatan Energi oleh Ikan
Pada ikan, sumber energi diperoleh dari pakan, dimana pada pakan ikan ini mengandung zat gizi yang berasal dari karbohidrat, lipid, dan protein (makro nutrient). Bahan organik makronutrien ini dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar metabolik, dan dapat disimpan dalam tubuh untuk dimanfaatkan selanjutnya, atau ditumpuk dalam materi penyusun pertumbuhan somatik hewan (Houlihan et al., 2001). Energi yang diperoleh oleh makhluk hidup ini dapat menimbulkan panas. Panas dari tubuh hewan berasal dari oksidasi zat- zat organik dan makanan yang diberikan digunakan sebagai sumber energi. Oleh karena itu nilai energi suatu bahan makanan dapat dipakai sebagai dasar dalam menentukan nilai gizi dari bahan makanan tersebut (Houlihan et. al., 2001).
Kecukupan energi dalam pakan sangat penting karena ikan akan merombak pakan untuk memenuhi kebutuhan energinya sebelum digunakan untuk pertumbuhan.
Energi yang diperoleh dari pakan digunakan sebagai sumber energi utama yang dalam pembagian energi disebut dengan Gross Energy. Gross Energy (GE) dapat didefenisikan sebagai total energi yang terdapat dalam makanan. Semua energi yang diperoleh dari asupan pakan yang dikonsumsi oleh ikan, tidak semuanya dipergunakan untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan ikan karena energi tersebut akan dibagi menjadi Digestible energy (DE) yaitu energi yang dapat dicerna dan Fecal energy (FE) yaitu energi yang digunakan untuk kegiatan pembuangan hasil eksresi pada ikan berupa feses. Digestible energy ini umumnya digunakan sebagai dasar penyusunan formulasi pakan untuk pengoptimuman penggunaan bahan pakan (Halver, 2002).
Digestible energy akan dipergunakan oleh ikan untuk proses metabolisme dan hasil buangan metabolisme yang terbagi menjadi Metabolizable energy (ME) yaitu energi yang dapat dipergunakan untuk kegiatan metabolisme dan Metabolic Excretion yaitu energi yang dikeluarkan oleh ikan untuk proses pembuangan urin (Urine Excretion) dan Gill Excretion (GE).
Energi yang dipergunakan untuk kegiatan metabolisme didalam tubuh
ikan ini dibagi lagi menjadi dua yang akan dipergunakan untuk kegiatan aktivitas
metabolisme seperti kegiatan mengkonsumsi oksigen dalam media pemeliharaan
4
yang biasa disebut dengan Heat Increment (HiE) atau dengan kata lain dalam proses fisiologis ikan disebut dengan Specific Dynamic Action yaitu energi yang diperlukan oleh ikan untuk aktivitas hidup harian ikan. Selanjutnya, energi yang tersisa dari proses kegiatan metabolisme adalah energi bersih yang disebut dengan Net Energy (NE) yang akan dipergunakan maintenance atau perawatan ikan seperti metabolisme basal, aktivitas ikan, aktivitas renang, adaptasi terhadap suhu dan sisanya baru akan dipergunakan untuk pertumbuhan. Jadi, energi yang akan dipergunakan untuk pertumbuhan adalah energi yang tertinggal setelah kebutuhan untuk metabolisme basal ikan terpenuhi dan jika masih ada yang tersisa energi tersebut akan dipergunakan untuk kegiatan reproduksi. Proses pemanfaatan energi oleh ikan digambarkan oleh (NRC, 1993) dalam diagram berikut ini :
Gambar 1. Skema pemanfaatan energi oleh ikan
5 2.1.2. Kebutuhan Protein
Protein di dalam tubuh sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan pertumbuhan (Houlihan et al., 2001). Kebutuhan protein dalam pakan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah dan jenis-jenis asam amino essensial, kandungan protein yang dibutuhkan, kandungan energi pakan dan faktor fisiologis ikan (Lovell, 1988).
Protein dapat juga digunakan sebagai sumber energi. Protein akan dikatabolisme jika kebutuhan energi dari lemak dan karbohidrat tidak mencukupi.
Lovell (1988) menyebutkan bahwa dalam penyusunan ransum ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan energi. Pakan yang kandungan energinya rendah dapat menyebabkan ikan menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi untuk metabolisme, sehingga bagian protein untuk pertumbuhan menjadi berkurang. Sebaliknya jika kandungan energi pakan terlalu tinggi dapat membatasi jumlah pakan yang dimakan. Keadaan ini dapat membatasi jumlah protein pakan yang dimakan ikan, akibatnya pertumbuhan ikan menjadi relatif rendah.
Fungsi lain dari protein yaitu sebagai bahan penyusun utama enzim, hormon, dan antibodi. Oleh karena itu, dengan melihat betapa pentingnya fungsi protein maka pemberian protein secara optimum sangat diperlukan agar memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan dan efisiensi pakan yang tinggi (Webster dan Lim, 2000). Penelitian mengenai kebutuhan protein oleh ikan kerapu bebek telah dilakukan. Giri et al. (1999) meyebutkan bahwa kerapu bebek membutuhkan kandungan protein sebesar 54,2 % dalam pakannya.
2.1.3. Kebutuhan Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena.
Senyawa organik ini terdapat didalam sel dan berfungsi sebagai sumber energi.
Peranan lemak sebagai sumber energi terutama terdapat pada ikan karnivora
seperti kerapu. Pada ikan karnivor, ketersediaan karbohidrat dalam pakannya
sangat rendah. Halver (2002) menyebutkan bahwa kebanyakan ikan laut
memenuhi kebutuhan energinya dari protein dan lemak. Oleh karena itu,
penambahan lemak secara tepat dalam formulasi pakan dapat meningkatkan
keefektifan penggunaan protein. Penggunaan lemak sebagai sumber energi dan
6
peningkatan efisiensi penggunaan protein untuk pertumbuhan ini sering disebut protein sparing effect (Houlihan et al., 2001).
Fungsi lain dari lemak yaitu sebagai komponen esensial penyusun membran sel (Halver, 2002). Selanjutnya, SITH (2009) menyebutkan bahwa fungsi lipid juga berkaitan erat sebagai pelarut dalam penyerapan vitamin A, D, E, dan K, serta menjaga keseimbangan daya apung ikan di dalam air.
Selain sebagai sumber energi, lemak juga penting sebagai sumber asam lemak esensial (Halver, 2002). Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh ikan. Oleh karena itu, pemenuhannya mutlak harus diberikan melalui pakan. NRC (1993) menyebutkan bahwa Ikan tidak mampu melakukan sintesis asam lemak dari golongan golongan ω3 dan ω6. Selain itu, disebutkan pula bahwa asam lemak Eicosapentanoat (EPA) dan asam lemak Dokosaheksanoat (DHA) merupakan asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan ikan. Asam lemak dari golongan ω3 dapat dicerna secara lebih efisien oleh ikan daripada lemak golongan ω6. Ikan laut membutuhkan lemak golongan ω3 lebih banyak daripada ω6. Sebaliknya, pada ikan tawar kebutuhan akan lemak golongan ω6 lebih banyak daripada lemak golongan ω3 (Houlihan et al., 2001).
Informasi mengenai tingkat kebutuhan lemak pada ikan masih sangat sedikit. Akan tetapi, informasi mengenai komposisi asam lemak cukup banyak.
Informasi ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebutuhan lemak dalam formulasi pakan. SITH (2009) menyebutkan bahwa ikan membutuhkan lemak sekitar 4-18% dalam pakannya.
2.1.4. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu makro nutrien dan menjadi sumber energi utama pada manusia dan hewan darat. Pada ikan, tingkat pemanfaatan karbohidrat dalam pakan umumnya rendah, terutama ikan karnivora. Hal ini karena terkait oleh keberadaan enzim yang dapat membantu mencerna karbohidrat dalam sistem pencernaannya. Oleh karena itu, ikan karnivora lebih sedikit mengkonsumsi karbohidrat dibandingkan dengan omnivora dan herbivora (Krogdahl, 2005).
SITH (2009) menyebutkan bahwa kebutuhan ikan akan karbohidrat
berkisar antara 10-30% bahkan untuk ikan karnivora seperti kerapu kurang dari
10%. Walaupun kebutuhan ikan akan karbohidrat relatif sedikit, tetapi peranan
7
karbohidrat dalam pakan ikan sangat penting bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. NRC (1993) melaporkan bahwa karbohidrat berperan sebagai prekusor untuk keperluan berbagai metabolisme internal yang produknya dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino non esensial dan asam nukleat.
Kekurangan karbohidrat dalam pakan akan menyebabkan terjadinya tingkat katabolisme protein dan lemak yang tinggi untuk mensuplai kebutuhan energi ikan. Tabel 1 menunjukkan beberapa penggunaan karbohidrat dalam batas yang optimum bagi ikan.
Tabel 1. Kebutuhan optimum karbohidrat dalam pakan untuk pertumbuhan beberapa ikan budidaya
Jenis ikan Karbohidrat (%)
Sumber karbohidrat
Referensi
Atlantik salmon Seabream merah Milkfish
Common carp Kerapu Ikan Mas Aian Sea Bass
6-15 30 35 30-40
<10 20-30 20
Starch Dekstrin Dekstrin - - - -
Hemre et. al (1995)*
Koshio (2002)*
Lim et. al (1991)*
Takeuchi (1979)*
SITH (2009) SITH (2009)
Catacutan dan Coloso (1997)*