• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFINISI SOSIOLOGI. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEFINISI SOSIOLOGI. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Rita Pranawati

(2)

Bahasa latin: Socius (kawan) dan Logos (ilmu pengetahuan)

Max Weber:

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

Emile Durkheim:

Sosiologi adalah studi yang mempelajari tentang fakta sosial.

P.J. Baouman

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dan hubungannya sesama golongan manusia.

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial

DEFINISI SOSIOLOGI

(3)

Prof. Lawang mendefinisikan sosiologi sebagai studi ilmiah mengenai hubungan individu dengan masyarakat beserta konsekuensi-konsekuensinya (Lawang, 1985)

Soerjono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Menurut Pitirim Sorokin, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang:

a.

hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial,

b.

hubungan antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial, dan

c.

ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lainnya. Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial misalnya adalah: hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku sosial, hubungan antara pendidikan dengan kebudayaan, hubungan antara pendidikan dengan ekonomi, hubungan antara agama dengan kehidupan sosial, dan lain sebagainya.

Anthony Giddens Sosiologi adalah Studi tentang kehidupan social manusia, kelompok-kelompok manusia dan masyarakat.

The meaning of sociology basically is science of society

(4)

KERANGKA KONSEPTUAL

Gejala sosial, termasuk konflik, perubahan sosial

Individu Masyarakat

Studi Ilmiah:

1. Survei sample 2. Field work

3. Penelitian historik

4. Eksperimental

(5)

1. Memiliki objek kajian

 Objek kajian sosiologi adalah fenomena sosial secara umum. Dengan demikian, sosiologi tidak terfokus pada bidang-bidang kajian yang spesial seperti ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, sejarah, antropologi, dan lain sebagainya.

2. Memiliki metode ilmiah

 Secara singkat dapat dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan seperangkat langkah-langkah yang disusun secara sistematis guna:

a. Menggali data yang diperlukan dalam suatu penelitian, b. Menganalisis data penelitian,

c. Menginterpretasikan data penelitian, dan

d. Mengambil kesimpulan dalam sebuah penelitian ilmiah. Metode sosiologi akan dijelaskan dalam bagian tersendiri.

3. Memiliki masyarakat ilmiah

 Masyarakat ilmiah merupakan sekumpulan orang yang menggeluti disiplin ilmu tertentu untuk mempelajari dan sekaligus mengembangkan bidang keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipilih. Tidak sedikit tokoh yang memilih sosiologi sebagai disiplin ilmu yang dikaji secara

mendalam sehingga memunculkan sosiolog-sosiolog yang menciptakan masyarakat ilmiah tersendiri.

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

(6)

Sosiologi Agama, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku beragama.

Sosiologi Keluarga, yakni cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari persoalan keluarga, perubahan dan perkembangannya di masyarakat.

Sosiologi Politik, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku berpolitik.

Sosiologi Pendidikan, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku pendidikan.

Sosiologi Ekonomi, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku ekonomi.

Sosiologi Komunikasi, cabang dari sosiologi yang secara khusus mempelajari

fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku komunikasi

CABANG SOSIOLOGI

(7)

ILMU PENGETAHUAN

(SCIENCE)

ILMU ALAM

Fisika, Astrologi Kimia, Geologi

Biologi Matematika

ILMU SOSIAL

Hukum, Ekonomi Politik, Sejarah,

Sosiologi, Antropologi

ILMU HUMANIORA

Agama, filsafat, kesenian, bahasa,

budi pekerti, dll

ILMU PENGETAHUAN

(8)

Untuk Pembangunan:

Memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

Untuk Penelitian:

Sebagai sebuah ilmu dalam mencari alternatif pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik.

KEGUNAAN SOSIOLOGI

(9)

 Adalah cara pandang terhadap teori sosiologi yang bukan soal berganti jika tidak tepat, tetapi mengalami proses revolusi jika tidak sesuai dengan fakta sosial

 Sosiologi melepaskan diri dari akar filsafat dan psikologi,

yaitu objeknya bukan individu (internal) tetapi di luar individu atau eksternal

 Paradigma fakta sosial eskternal, memaksa dan umum

SOSIOLOGI: MULTIPLE PARADIGM SCIENCE

(10)

TINGKATAN KENYATAAN SOSIAL

PARADIGMA SOSIOLOGI

Makro Subjektif Makro Objektif Mikro Subjektif Mikro Objektif

Fakta Sosial

Paradigma sosial Integratif

Definisi Sosial

Perilaku Sosial

PARADIGMA SOSIAL INTEGRATIF RITZER

(11)

BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR

Anugrah semesta raya

(Rahmatan Lil

‘alamin) NEGARA MAKMUR

(Baldatun Thoyyibah)

Masyarakat terbaik (Khaira Ummah)

KELUARGA SAKINAH

(12)

SDM YANG BERKUALITAS DAN BERAKHLAK

MULIA

DAMAI SEJAHTERA

INDIKATOR

(13)

SOSIOLOGI MENURUT INKELES

HUBUNGAN SOSIAL

INSTITUSI

MASYARAKAT

(14)

SOSIOLOGI: PANDANGAN PERINTIS

Cara bertindak, berpikir, dan berperasaan, di luar individu,

bersifat memaksa &

mengendalikan individu, di luar kehendak individu

FAKTA SOSIAL

Tindakan sosial, bukan yang bersifat individu, mengapa tindakan sosial itu ada dan apa

dampaknya TINDAKAN SOSIAL

DURKHEIM MAX WEBER

(15)

SOSIOLOGI: PANDANGAN BARU

• Personal troubles of milieu

• Public issues of social structure

The Sociological Imagination

• Seeing through the facades of social structures

• Keterkaitan antara personal troubles dan public issues

INTI BERGER

WRIGHTS MILLS PETER BERGER

(16)

Mikrososiologi

Mesososiologi

Makrososiologi

SOSIOLOGI MENURUT LENSKI

(17)

TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI KLASIK

Saint

Simon Auguste

Comte Herbert

Spencer Emile Durkheim Weber Max Karl Marx Pitirim

Sorokin Simmel Khaldun Ibnu Al-Farabi Ali

Syariati Bassam

Tibbi

(18)

TOKOH SOSIOLOGI KONTEMPORER

George

Herbert Mead Erving Goffman

Georges Caspar Homans

Thibaud and Kelly

Peter M. Blau Talcott

Parsons Robert K.

Merton C. Wright Mills

Ralf

Dahrendorf Lewis Coser Randall

Collins

(19)

 https://www.youtube.com/watch?v=Qc0FClZ_EUI

 https://www.youtube.com/watch?v=TryHsjdV6_Y

 https://www.youtube.com/watch?v=jraiLgnpT8Y

(20)
(21)

TOKOH SOSIOLOGI

(22)

Tokoh-tokoh sosiologi klasik

Saint

Simon Auguste

Comte Herbert

Spencer Emile Durkheim Weber Max Karl Marx Pitirim

Sorokin Simmel Ibnu

Khaldun Al-Farabi Ali Syariati Bassam

Tibbi

(23)

Tokoh sosiologi kontemporer

George

Herbert Mead Erving Goffman

Georges Caspar Homans

Thibaud and Kelly

Peter M. Blau Talcott

Parsons Robert K.

Merton C. Wright Mills

Ralf

Dahrendorf Lewis Coser Randall

Collins

(24)

❑ Lahir di Montpellier, Perancis Selatan pada 19 Januari 1798.

❑ Penganut Katholik, hidup teratur, cerdas, menguasai matematika dengan baik.

❑ Disebut sebagai Bapak Sosiologi, karena beliaulah yang pertama kali memberikan nama sosiologi untuk ilmu ini: socius dan logos.

❑ Seorang ahli filsafat yang menghasilkan karya Course de Philosophie Positive mengenai hukum tiga jenjang atau hukum kemanusiaan manusia.

❑ Hukum kemajuan manusia / hukum tiga jenjang

1. Jenjang Teologi: Manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati (supernatural).

2. Jenjang Metafisika: Manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak.

3. Jenjang Positif: Manusia mencoba menjelaskan gejala alam maupun sosial dengan mengacu pada deskripsi ilmiah atau didasarkan pada hukum ilmiah.

Sosiologi Klasik

Auguste Comte (1798-1857)

(25)

Lanjut: Agus Comte

Perintis positivisme, yaitu objek yang dikaji berupa fakta. Kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan.

Kajian: (1) pengamatan, (2) perbandingan, (3) eksperimen, (4) metode historis.

Sosiologi terdiri dari:

Statika sosial (social statics)

Kajian terhadap tatanan sosial: kajian terhadap struktur sosial suatu masyarakat, institusi di dalam masyarakat, hubungan antara suatu institusi dan institusi lain, fungsi masing-masing institusi, dsb.

Dinamika sosial (social dynamics)

Kajian terhadap kemajuan dan perubahan sosial: perubahan sosial yang melanda

negara baru setelah berakhirnya PD II, arah perubahannya, dampaknya, dsb.

(26)

KARL MARX (1818-1883)

Marx lahir dari keluarga kelas menengah yang memiliki ayah berprofesi sebagai pengacara. Marx yang lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 berasal dari keluarga Rabbi namun akhirnya berpindah agama menjadi Lutheranisme. Ia menamatkan doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin tahun 1841 dan bekerja di koran Rheinishe Zeitung namun seringkali tulisannya dianggap liberal.

Hingga ia pindah ke Perancis pada tahun 1843 dan bertemu dengan Friedrich Engels yang kelak

bersamanya ia menuliskan banyak pemikirannya. Diantaranya the Holy Family dan dan the German Ideology.

Marx sendiri awalnya tidak diterima sebagai sosiolog karena pemikirannya yang cenderung ke

ekonomi. Marx sendiri tidak pernah mendeklarasikan sebagai sosiolog. Para pemikir awal sosiologi sebenarnya mengkategorisasikan ekonomi sebagai salah satu komponen dalam kehidupan sosial.

Marx menggunakan metode berpikir dialektis yang pada akhirnya akan berujung pada sebab akibat

yang menjadi ciri sosiologis dalam kehidupan sosial. Dapat dikatakan Marx adalah pemikir sosiologi

sejarah ekonomi kapitalis.

(27)

KARL MARX

Marx sendiri mengalami proses perubahan berpikir dari Marx muda ke Marx tua atau matang. Marx Muda yang humanis (sebelum 1846) beralih pada Marx Tua yang sosialis ilmiah dan kritikus pasca 1845. Manuscript Marx antara tahun 1841-1847 yang diterbitkan posthumus di Moskow pada tahun 1932 dengan judul Naskah-naskah Ekonomi Falsafi atau Naskah-naskah Paris 1844. Humanisme Marx adalah humanisme praxis yang berbeda dengan humanisme Feurbach untuk menunjukkan perubahan pemikiranya dari liberal radikal menjadi sosialis yang memberikan atensi pada alienasi yang terjadi pada para pekerja. Marx sangat kritis, hidup sangat sederhana, dan perantau, berpindah dari Jerman, Perancis, Belgia, hingga akhirnya Inggris sampai akhir hayatnya di tahun 1883.

Marx tidak pernah menyebut dirinya sosiolog, tetapi analisanya tentang kelas dalam masyarakat

merupakan dasar sosiologi. Dalam bukunya “The communist manifesto” menyatakan sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas. Bahwa konflik terjadi karena ketidaksamarataan sumber daya-

sumber daya yang langka maka muncul konflik kepentingan antara kelas dominan (borjuis) dengan

kelas subordinat (proletar). Muncul kesadaran kelas di antara kelas subordinat yang semakin tinggi.

(28)

KARL MARX

Mengapa kesadaran kelas itu timbul?

1. Adanya proses alienasi.

2. Adanya perubahan hubungan antara kelas subordinat dengan kelas dominan.

3. Adanya peningkatan hubungan interaksional antara kelas subordinat.

4. Kuatnya ideologi yang dapat mempersatukan kelas subordinat, sehingga berkembang dan

muncul masyarakat tanpa kelas (utopis).

(29)

✓ Lahir pada 15 April 1858 di Epinal, timur Perancis, ayahnya seorang Rabbi dari Yahudi.

✓ Buku “The division of labor in society” di industri modern terdapat penggunaan mesin, konsentrasi modal, tenaga kerja yang telah

terspesialisasi pembagian kerja dan pemisahan okupasi yang semakin rinci.

✓ Disinilah terdapat perbedaan masyarakat tradisional dengan modern.

✓ Buku Rules of Sociological Methods (1965), diungkapkan bahwa sosiologi adalah FAKTA SOSIAL setiap cara berpikir, bertindak, dan merasakan yang memaksa individu dari luar dan mengendalikannya. Misalnya

hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian, kaidah ekonomi.

Emile Durkheim (1858-1917)

(30)

Mekanik Organik

Struktur

Masyarakat

Homogen Heterogen

Pembagian

Kerja

Rendah Tinggi

Sanksi

Negatif

Represif Restitutif

Solidaritas Sosial

• Masyarakat tradisional bersifat ‘mekanik’ dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan

karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya.

Dalam masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif (conscience collective) sepenuhnya mencakup kesadaran

individual – norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi.

• Dalam masyarakat modern, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri.

• Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif.

(31)

DURKHEIM

Buku Suicide (1968) menjabarkan fakta sosial dalam melihat angka bunuh diri.

Sebab-sebab bunuh diri berdasarkan integrasi sosial :

▪ Egoistik: karena integrasi masyarakat yang lemah.

▪ Altruistik: karena integrasi masyarakat yang kuat.

▪ Anomic: karena masyarakat tidak lagi memberikan pegangan kepada warganya.

▪ Fatalistik: karena tekanan norma di masyarakat yang keras.

Bahwa persentase bunuh diri orang yang belum kawin dan mengalami perceraian lebih kuat.

Angka bunuh diri orang beragama (Katholik dan Protestan lebih kecil) karena ajaran agama yang dogmatis dan mengintegrasi anggota lebih kuat.

Manusia dalam pandangan Durkheim adalah bahan mentah yang dibentuk pleh

kelompok masyarakat

(32)

 Lahir di Jerman tahun 1864 dari ayah seorang politisi ternama dan ibu yang ketat pada ajaran agama Protestan.

 Lulusan Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg.

 Buku The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism menjelaskan keterkaitan antara etika Protestan dengan kapitalisme di Eropa Barat. Sekte Calvinisme dalam Protestan mengharuskan umatnya untuk bekerja keras, hidup sederhana, tidak foya-foya sehingga para pengikut Calvinisme ini bekerja keras untuk kemakmuran yang menuntun mereka ke surga, dan mengembangkan kapitalisme di Eropa Barat

 Max Weber (1864-1920)

(33)

Weber

Sociology is a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to arrive at a casual explanation of its course and effects (Weber, 1964: 88)

▪ Fokusnya tidak pada interaksi sosial, tetapi lebih pada masalah besar dan jangka panjang, yang menyangkut hubungan antar kelompok dan antarkelas.

▪ Disinilah TINDAKAN SOSIAL menjadi perhatian WEBER Tindakan sosial:

✓ Makna subjektif

✓ Pemahaman interpretatif

✓ Penjelasan kausal

✓ Metode memahami (verstehen)

(34)

WEBER DAN AGAMA

Weber menggambarkan dirinya sebagai “tidak mampu secara religious”

Weber memiliki perhatian terkait hubungan antara varietas agama dan perkembangan sistem ekonomi yang ada di barat

Bagaimana sistem ide agama-agama dunia dalam kaitannya dengan semangat

kapitalisme dalam rasionalisasi sistem modern tentang norma dan nilai

(35)

AGAMA & KAPITALISME

Kekuatan ekonomi yang mempengaruhi Protestantisme

Kekuatan ekonomi yang mempengaruhi agama-agama

lain selain Protestantisme (Hinduisme, Konfusianme,

dan Taoisme)

Sistem ide religious yang mempengaruhi pemikiran

dan tindakan individu, khususnya pemikiran dan

tindakan ekonomi

Sistem ide religius yang berpengaruh di seluruh dunia

Sistem ide religious (khususnya Protestantisme) mempunyai efek yang unik di

dunia barat yang membantu merasionalisasi sektor ekonomi dan institusi lainnya

Sistem ide religius di dunia non barat telah menciptakan kendala struktural yang tidak

mampu melampaui rasionalisasi

(36)

✓ Untuk dapat memahami gejala sosial, manusia memerlukan imajinasi sosiologi.

✓ Konsep trouble (masalah pribadi yang mengancam nilai pribadi) dan issue (masalah dari pihak luar di luar individu).

✓ Personal troubles of milieu vs Public issues of social structure

✓ Misalnya dari 100.000 penduduk, yang menganggur hanya 1 orang saja, maka

penganggur tersebut personal trouble , tetapi bila yang menganggur 35.000nya maka terdapat issue yang harus dicari pemecahannya di luar lingkup individu para

penganggur.

Sosiologi Modern:

C Wright Mills: The Sociological Imagination

(37)

Peter Berger

Terkenal dengan teori konstruksi sosial.

Dalam buku Invitation to Sociology , sosiolog berbeda dengan aktifis sosial atau pengamat sosial.

▪ The sociologist is someone concerned with understanding society in a disciplined way. The nature of this discipline is scientific (1978: 27) .

▪ Seorang sosiolog memberikan perhatian secara intensif, tak henti serta tanpa rasa malu terhadap perilaku manusia, ini membawa sosiolog ke tempat yang mungkin dihindari oleh orang lain.

▪ Sosiologi “ things are not what they seem ”

debunking motif (membongkar

kepalsuan) untuk membuka kedok yang menutupi wajah ( unmasking ).

(38)

PITIRIM SOROKIN (1889-1968)

Lahir di Rusia mengajar di University of Petersburg, menjadi Profesor Sosiologi 1919-1922 di Rusia lalu pindah ke Amerika dan menjadi presisedn American Sociological Association

Buku yang terkenal Social Mobility (1927) and Contemporary Sociological Theories (1928).

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social

1. Misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya);

(2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya);

(3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.

(39)

Menurut Doyle Paul Johnson (hal 94), Pitirim A. Sorokin adalah ilmuwan sosiologi yang menggunakan pendekatan kultural dalam memahami masyarakat. Sorokin lebih menekankan arti, norma, dan

simbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan sosial budaya; namun, dia juga menekankan saling ketergantungan antara pola-pola budaya, masyarakat sebagai suatu sistem interaksi dan kepribadian individual. Pada tingkat terendah kenyataan sosial budaya dapat dianalisis pada tingkat interaksi atau antara dua orang atau lebih. Sedangkan pada tingkat tertinggi, integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin tercapai didasarkan pada seperangkat arti, nilai, ”norma hukum” yang secara logis dan berarti konsisten satu sama lain mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang turut serta di dalamnya.

Secara eksplisit Sorokin menyebut himpunan (congeries) pada tingkat budaya dan sosial sebagai kumpulan unsur-unsur yang tidak terintegrasikan, baik dalam pengertian kausal maupun penuh arti logis, kecuali berdampingan saja menurut ruang dan waktu. Dia menunjukkan bahwa banyak dari dunia sosio-budaya itu disusun dari himpunan-himpunan seperti itu saja. Demikian pula pemahaman Sorokin pada sistem sosio-budaya secara keseluruhan. Perspektif organis menekankan kenyataan masyarakat yang independen dan tradisi-tradisi budayanya sebagai suatu sistem yang terintegrasi.

Analisis Sorokin mengenai dinamika sistem-sistem sosio-budaya yang terintegrasi secara luas dalam empat karangan utamanya, Sosial and Culture Dynamics, sejalan dengan pendekatan ini.

(40)

Sosiolog Islam dari Tunisia

Terkenal dengan Muqaddimah Ibnu Khaldun

Politik tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan dan masyarakat terdiri atas desa dan kota

Teori dasarnya adalah tentang ashabiyah atau solidaritas sosial yang kuat yang hadir bisa karena ikatan darah karena kedekatan hidup bersama dan ada kebutuhan saling membantu untuk survive.

Relevansi teori ini misalnya dapat ditemukan pada teori-teori tentang konsiliasi kelompok- kelompok sosial dalam menyelesaikan konflik tantangan tertentu.

Kebutuhan untuk saling membantu mengatasi tantangan ini juga me miliki relevansi dalam kajian psikologi sosial terutama berkenaan dengan kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan orang lain atau kelompok sosial yang lazim disebut afiliasi.

SOSIOLOGI IBNU KHALDUN

(41)

Ibnu Taimiyah adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki yang sangat dalam keilmuannya sehingga karya-karyanya terkenal ke penjuru dunia. Beliau lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiu’ul Awal tahun 661H.

Ibnu Taimiyah wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang muridnya Ibnul Qayyim.

Ibnu Taimiyah menempatkan hubungan antara agama dan negara, sebagai pelaksana dalam merealisasikan kewajiban agama. Ibnu Taimiyahlebih menekankan kepada upaya mewujudkan kesejahteraan umat manusia dan melaksanakan ajaran agama

Menurutnya, kesejahteraan umat manusia tidak dapat diwujudkan secara sempurna,

kecuali dengan bermasyarakat. Untuk mengaturnya tidak bisa tidak memerlukan pemimpin.

Karena mendirikannegara itu merupakan kewajiban agama, terdapat didalamnya norma.

IBNU TAIMIYAH

(42)

Ferdinand Tönnies (lahir di Oldenworth, Schleswig, 26 Juli 1855; meninggal di Kiel 11 April 1936) adalah seorang ahli sosiologi bangsa

Jerman, guru besar

di Universitas Kiel (1909-1933). Dalam bukunya berjudul Gemenischaft und Gesellschaft (tahun 1887) ia memisahkan dua dasar

pengertian bentuk kehidupan manusia yang berbeda:

Gemeinschaft (rasa keterikatan tradisional, misalnya masyarakat pedesaan) dengan organisasi (komunitas dengan tujuan rasional seperti masyarakat di kota besar). Gemeinschaft yang ditandai dengan kepolosan, suatu yang wajar, solidaritas, keramah-tamahan, hubungan tetangga yang rukun secara tradisional dan desa tradisional).

Gesellschaft menurut Tonnies ialah aspek yang bersifat instrumental dan memang telah diciptakan dan ditunjukkan oleh kenyataan sosial.

Tonnies dengan perasaan menyesal memastikan bahwa untuk Gemeinschaft pada akhirnya akan dikalahkan oleh Gesellschaft. Ia juga menyadari bahwa situasi tidak akan mampu berbalik

kembali.Walau pandangannya dikecam sebagai terlalu skematik, pandangan tersebut sangat

berpengaruh pada tahun 1912.

(43)

Tokoh-tokoh sosiologi klasik

Saint

Simon Auguste

Comte Herbert

Spencer Emile Durkheim Weber Max Karl Marx Pitirim

Sorokin Simmel Ibnu

Khaldun Al-Farabi Ali Syariati Bassam

Tibbi

(44)

Tokoh sosiologi kontemporer

George

Herbert Mead Erving Goffman

Georges Caspar Homans

Thibaud and Kelly

Peter M. Blau Talcott

Parsons Robert K.

Merton C. Wright Mills

Ralf

Dahrendorf Lewis Coser Randall

Collins

(45)
(46)

Pengertian Interaksi Sosial

▪ Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif

▪ Proses sosial, situasi yang saling mempengaruhi, timbal balik

▪ Interaksi sosial bagian dari proses sosial

(47)

Individu- individu

Kelompok- Kelompok

Individu-

Kelompok

(48)

Kontak Sosial

Primer Sekunder

Komunikasi

Face to Face

Computer Mediated

Communication

(49)

Ciri-Ciri Interaksi Sosial

a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang

b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial

c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas

d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial

tertentu

(50)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

S u g e s t i

I d e n t i f i k a s i

I m i t a s i S i m p a t i

E m p a t i

M o t i v a s i

(51)

Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja

sama

Kerjasama Akomodasi

Akulturasi Asimilasi

Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan

Persaingan Kontravensi

Konflik

DAMPAK/HASIL INTERAKSI SOSIAL

(52)

Bentuk Interaksi Sosial

KERJASAMA PERSAINGAN

KONFLIK

(53)

Interaksionisme Simbolik

G. Herbert Mead, yaitu penggunaan symbol dalam interaksi social

Simbol diputuskan bersama dalam masyarakat, misalnya symbol warna merah, putih, hijau, termasuk bendera kedukaan.

Menurut Herbert Blumer: manusia bertindak (act), terhadap sesuatu (thing), atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya.

Misalnya perlakuan seorang Muslim maupun Hindu akan berbeda terhadap sapi karena memiliki makna berbeda. Makna anggukan dan gelengan terhadap respon kepada

percakapan dari masyarakat India maupun Indonesia.

Makna tersebut merupakan hasil dari interaksi social masyarakat yang terjadi dan proses

penafsiran (interpretative proses) ketika menemui suatu kejadian. Makna tidak langsung

diterima, tetapi ada proses penafsiran terlebih dulu.

(54)

Tinjauan Islam Terhadap Berbagai Bentuk Interaksi Sosial

▪ Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan keragaman bangsa serta suku adalah dalam rangka mengenal satu sama lain.

▪ Surat Al-Hujurat ayat 13:

▪ “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Konsep Ta’awanu alla birri wattaqwa wa la wata’wanu alal ismi wal udwan

▪ Interaksi dalam Islam mensyaratkan untuk kebaikan dan bukan untuk perbuatan tidak

baik.

(55)

Studi Kasus: Kekerasan dan Terorisme

▪ Kekerasan merupakan hasil interaksi namun hasilnya negatif.

▪ Rekruitmen terorisme juga merupakan bentuk interaksi.

▪ Interaksi individu dianggap lebih efektif untuk mempengaruhi individu, baru kemudian pengaruh interaksi dengan kelompok

▪ Di dalam terorisme, terjadi interaksi, namun dampak kerjasamanya

mengakibatkan orang mengalami kekerasan. Jadi terorisme juga merupakan

hasil dari interaksi sosial. Namun tidak dibenarkan dalam Islam karena melukai

banyak orang

(56)

Studi Kasus Interaksi Selama Pandemi

Masyarakat yang komunal menjadi berjarak karena pandemi, sakit dan meninggal tidak bisa dibersamai karena situasi yang harus berjarak.

Interaksi yang terjadi lebih ke CMC.

Ciri khas dari CMC adalah dapat melakukan komunikasi dari individu ke individu maupun dari individu ke kelompok, yang artinya dapat menyebarkan hoax sekaligus berita baik.

CMC membutuhkan etika dan adab yang bermartabat

CMC perlu menyaring informasi sebelum sharing

Jejak digital tidak hilang, maka bijak bermedia social dan berinteraksi social di dunia maya

(57)
(58)

Hubungan

Nilai, Norma, dan Moral

OLEH

RITA PRANAWATI

(59)

Pengertian Nilai

Pengertian nilai menurut para ahli (Sofyan Sauri, dan Herlan Firmansyah: 2010: 3-5):

1.

Menurut Fraenkel (1977) “A Value is an idea- a concept about- what some thinks is

important in life ( nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang)

2.

Danandjaja, nilai merupakan pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang

mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik,

dan apa yang lebih benar atau kurang benar.

(60)

Hirarki Nilai

Menurut Max Scheller dalam kaelan menyebutkan hirarki nilai tersebut terdiri atas (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010: 9)

1.

Nilai kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakan atau tidak mengenakan, berkaitan dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.

2.

Nilai kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan

3.

Nilai kejiwaan, yaitu nilai yang tidak bergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan.

4.

Nilai kerohanian, yaitu moralitas nilai dari yang suci dan tidak suci.

(61)

Lanjutan...

Adapun dalam Notonegoro dalam Darji (11984:66-67) membagi hirearki nilai pada tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut (Sofyan Sauri, dan Herlan Firmansyah: 2010: 9) :

1.

Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.

2.

Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan.

3.

Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

(62)

Jenis nilai menurut Prof. Dr. Notonegoro

Nilai kerohanian

Nilai vital

Nilai

material

(63)

Lanjutan...

Di Indonesia (khususnya pada dekade penataran P4), hirearki Nilai dibagi tiga (kaelan, 2002), yaitu sebagai berikut (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah:

2010: 9)

1.

Nilai dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai dasar ontologisme) yaitu merupakan hakikat, esensi, itisari, atau makna yang terdalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya hakikat Tuhan,

manusia, atau yang lainnya.

2.

Nilai instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau diarahkan. Nilai instrumental merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

3.

Nilai praksis, pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai

instrumental dalam suatu kehidupan nyata.

(64)

Hakikat dan makna nilai

Menurut Kattsoff dalam Sumargono mengungkapkan bahwa hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara:

pertama, nilai sepenuhnya berhakikat subjektif, bergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri.

Kedua nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.

Ketiga, nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan.

(65)

Sedangkan menurut Sadulloh mengemukakan tetang hakikat nilai berdasarkan teori-teori sebagai berikut:

Menurut teori voluntarisme, nilai adalah suatu pemuasan terhadap keinginan atau kemauan.

Menurut kaum hedonisme, hakikat nilai adalah “pleasure” atau kesenangan,

sedangkan menurut formalisme, nilai adalah sesuatu yang dihubungkan pada akal rasional dan menurut pragmatisme, nilai itu baik apabila

memenuhi kebutuhan dan nilai instrumental yaitu sebagai alat untuk

mencapai tujuan (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010: 6)

(66)

PROSES NILAI DAN NORMA

Semua orang hidup memiliki keinginan, dan semua keinginan ingin dicapai. Secara individu, manusia tidak akan dapat mewujudkan keinginannya sendiri, ia butuh hidup berkelompok.

Ketika hidup dalam kelompok, maka cara mencapai tujuan menjadi terbentur dengan kepentingan orang lain.

Namun manusia membutuhkan kehidupan yang tertib, aman, nyaman dan keinginan tetap tercapai.

Maka dibentuklah nilai sebagai sesuatu yang abstrak, yang menjadi patokan atau standar dalam tata cara pergaulan. Lahirlah system nilai, sesuatu yang menjadi patokan dalam kehidupan social yang mengandung kebaikan, kemaslahatan, manfaat, kepatutan, yang biasanya menjadi tujuan kehidupan bersama.

Norma merupakan pola-pola pedoman untuk mencapai tujuan dari kehidupan social yang

terdiri seperangkat perintah dan larangan berikut sanksinya.

(67)

Pengertian Norma

Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu, norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki

kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.

Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok masyarakat tertentu, yang disebut juga peraturan sosial yang menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam

menjalani interaksi sosialnya.

Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan

berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia

dalam masyarakat guna mencapai kedamaian

(68)

Sumber Nilai Sosial

Nilai yang bersumber dari Tuhan

Nilai yang berasal dari masyarakat

Nilai yang bersumber

dari individu

(69)

MACAM-MACAM NORMA

NORMA KESUSILAAN

NORMA KESOPANAN NORMA

AGAMA

NORMA

HUKUM

(70)

NORMA KESUSILAAN

Norma Kesusilaan: ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.

Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh norma ini diantaranya ialah :

a) “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.

b) “Kamu harus berlaku jujur”.

c) “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.

d) “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

(71)

NORMA KESOPANAN

Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk

mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.

Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.

Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian.

Contoh norma ini diantaranya ialah :

a.“Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita didalam kereta api, bus dan lain-lain,

terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.

b.“Jangan makan sambil berbicara”.

c.

“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.

d.“Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.

(72)

NORMA AGAMA

Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah,

larangan larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:

“Kamu dilarang membunuh”.

“Kamu dilarang mencuri”.

“Kamu harus patuh kepada orang tua”.

“Kamu harus beribadah”.

“Kamu jangan menipu”.

(73)

NORMA HUKUM

Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara.

Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara.

Contoh norma ini diantaranya ialah :

a.

“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.

b.

“Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli.

c.

“Dilarang mengganggu ketertiban umum”.

Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga perundang-

undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun peraturan daerah dibuat oleh

lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya.Oleh karena itu,norma hukum sangat

mengikat bagi warga negara.

(74)

Tingkatan Norma Sosial

Cara (Usage)

Tata kelakuan

(Mores)

Kebiasaan (Folkways)

Adat- Istiadat (Custom)

(75)

TINGKATAN NORMA DARI JENIS SANKSI

Berdasarkan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat, norma terdiri dari:

A. NORMA CARA ( USAGE )

adalah bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus dan daya ikatnya sangat lemah. Sanksinya ringan, hanya berupa celaan.

Contoh : Cara makan berdecap (bersuara); Sanksinya: Ringan, hanya berupa celaan.

B. NORMA KEBIASAAN ( FOLKWAYS )

adalah suatu bentuk perbuatan yang berulang-ulang yang bentuknya sama dan dilakukan secara sadar serta mempunyai tujuan yang jelas. Kebiasaan merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu. Sanksi bagi pelanggar berupa teguran.

Contoh: Makan dengan tangan kanan. Sanksinya : (bila melanggar), Berupa teguran.

(76)

NORMA TATA KELAKUAN ( MORES )

Merupakan aturan yang mendasarkan pada ajaran agama (akhlak), filsafat atau kebudayaan.

Contohnya :

▪ Pernikahan dalam satu marga di daerah Sumatera Utara merupakan suatu pelanggaran.

▪ Tata kelakuan juga bisa bersifat mengharuskan dan bisa juga bersifat melarang.

▪ Contoh pelanggaran terhadap norma tata kelakuan adalah berzina, sanksinya berat. Ada yang harus berhadapan dengan massa, dan lain sebagainya

Lanjutan MACAM NORMA ;kekuatan sanksi

(77)

Fungsi Mores, antara lain :

Memberikan batasan pada perilaku individu dalam masyarakat tertentu.

1. mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-

tindakannya dengan aturan yang berlaku di dalam kelompoknya.

2. membentuk solidaritas antara anggota-anggota kelompok dan

sekaligus memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerja

sama antara anggota-anggota yang bergaul dalam masyarakat.

(78)

NORMA ADAT ISTIADAT ( CUSTOM )

▪ Kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

▪ Contoh: upacara adat, tata cara pembagian waris

▪ Sanksinya : Akan mendapat sanksi yang berat misalnya

dikucilkan dari masyarakat.

(79)

NORMA HUKUM ( LAWS )

Suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.

Norma hukum dibagi menjadi 2, yaitu 1. Norma hukum tertulis.

2. Norma hukum tidak tertulis.

(80)

Norma Sebagai Perwujudan Nilai

Nilai bersifat Abstrak

Norma (Manifestasi Nilai agar berfungsi praktis)

Nilai Kebersiahan

Wujud Riil Norma

Buanglah Sampah pada Tempatnya!

(81)

Pengertian Moral

Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, tabiat atau kelakuan.

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.

Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku

dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.

Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar,

baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma

yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

(82)

Moralitas Politik Demokratis

Bijak

Anarkis Lalim Moralitas Hukum Benar

Yang Adil

Salah Curang Moralitas Estetik

Indah Estetis

Jelek Kitsch

Moralitas Seksual Boleh

Halal

Tidak pantas Haram Moralitas Media Asli

Kenyataan Fakta

Palsu Citra Rekayasa

Moralitas Pendidikan Kecerdasan

Proses

Kelicikan Hasil

Moralitas Sebagai

Demarkasi (garis

batas dan

rambu-

rambu

etika)

(83)

Moralitas

Mores ➔ mos, mores, manner ➔ Morals

Akhlak,

Kesusilaan, Tata Tertib

Nurani/Batin, Ethos/ Etika Moral bagian dari Nilai

Nilai Moral adalah Perilaku

Baik dan Buruk

(84)

Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Nilai Norma Moral

NORMA KESUSILAAN NORMA KESOPANAN NORMA AGAMA NORMA HUKUM Bersifat Abstrak

Tingkah laku Manusia

Baik Buruk

(85)

Fungsi Norma Sosial

Merupakan pedoman hidup yang berlaku untuk semua warga masyarakat.

Mengikat setiap anggota masyarakat sehingga berakibat

memberikan sanksi terhadap anggota masyarakat yang

melanggarnya.

(86)

Hukum Islam adalah hukum yang bersifat universal karena ia merupakan bagian dari agama Islam yang universal sifatnya

berlaku bagi orang Islam dimanapun ia berada.

Islam hadir sebagai agama damai, sebagai rahmat bagi semua, jadi nilai yang ada tidak membolehkan melakukan kekerasan,

tidak boleh melakukan kekerasan dan melukai orang lain.

Ajaran dan ketentuan Hukum Islam yang termuat dalam al- Qur’an tersebut dilengkapi dengan Sunnah Rasul dan

dikembangkan dengan ijtihad ulama, pemerintah, hakim yang berupa peraturan perundangan - perundangan, kitab-kitab hukum Islam serta kumpulan yurisprudensi penerapan hukum

Islam dalam kondisi masyarakat terentu

HUKUM ISLAM SUMBER

NORMA

(87)

STUDI KASUS ANAK MUDA DI ERA DIGITAL

• Perubahan dari offline menjadi online

• Sering tidak bisa membedakan mana dunia maya dan mana dunia nyata, ada gagap didalamnya.

• Kadang profil picture perempuan cantik dikira bener cantik, padahal dumay. Siapa pernah tertipu?

• Era digital memudahkan komunikasi, transaksi, informasi, tapi harus SARING before SHARING

• Ada potensi hoax, missinformasi, miskomunikasi, dan penipuan.

• Era digital menggerus daya juang karena hidup serba mudah dengan sekali sentuhan, menggerus empati, karena tak bisa merasakan yang sebenarnya, menggerus nurani. Jangan sampai takziyah itu juga hanya online ya, kecuali covid.

• Manfaatkan aspek positif teknologi, kurangi dampak negatifnya. Masalah tidak selalu dapat

diselesaikan melalui daring, tapi bertemu secara offline (pada situasi normal) jauh lebih menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian.

(88)

INSTITUSI SOSIAL

(89)

Bandingkan dua gambar berikut, yang mana merupakan lembaga sosial? Mengapa?

(90)

Definisi Institusi Sosial

Institusi sosial yang dimaksudkan adalah pola-pola yang terorganisir mengenai

kepercayaan-kepercayaan dan tingkah laku yang berpusat pada kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.

Horton dan Hunt, Robert M. Z. Lawang, 1986 mengatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem hubungan sosial terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan

prosedur-prosedur bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu

dari masyarakat.

(91)

Contoh Institusi: Keluarga

• Tipe keluarga yaitu keluarga orientasi (family orientation) di dalamnya seorang anak lahir, dan keluarga prokreasi (family of procreation) yaitu keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan memiliki keturunan.

• Tipe keluarga, nuclear dan extended family, serta conjugal family yaitu keluarga dengan anak memiliki hubungan dengan kerabat keluarga orientasi baik dari salah satu atau kedua bela pihak.

• Keluarga merupakan suatu institusi karena keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia seperti cinta kasih, mengembangkan diri dengan jenis seks yang berlainan, ekonomi, dsb.

• Untuk berkeluarga pria dan wanita harus mengikuti prosedur menurut nilai-nilai tertentu. Dalam nilai patriarkhi, pria yang harus meminang gadis dengan membawa simbol-simbol tertentu

sebagai syarat. Setelah itu mereka menikah dan membentuk keluarga. Didalam keluarga

mereka juga menganut nilai-nilai bersama seperti hanya memenuhi kebutuhan seksual dengan pasangannya, demikian seterusnya.

(92)

Bagaimana Institusi terbentuk?

Tipikasi

Institusi Sosial

Habitualisasi

(93)

Fungsi Umum Institusi Sosial

Sebagai pedoman bagi masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-

masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

Menjaga keutuhan masyarakat.

Merupakan pedoman sistem pengendalian

sosial.

(94)

Bina Nusantara

Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006: 184) ada enam ciri umum lembaga kemasyarakatan yakni:

1.

Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Institusi sosial terdiri dari adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.

2.

Institusi memiliki sifat kekekalan, membutuhkan waktu yang lama dan orang cenderung mempertahankannya dengan norma-norma tertentu karena dianggap bermanfaat.

3.

Institusi sosial mempunya satu atau beberapa tujuan tertentu.

4.

Institusi sosial memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

5.

Setiap institusi memiliki simbol atau lambang tertentu yang merupakan ciri khas dari institusi tersebut.

6.

Setiap institusi sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis.

Ciri-ciri Institusi Sosial

(95)

INSTITUSI SOSIAL

Institusi formal

Institusi pemerintah

Institusi swasta Institusi

non-formal

(96)

Macam-macam Institusi Sosial

1. Keluarga

Fungsi Keluarga:

Reproduksi

Sosialisasi nilai

Pengaturan aktifitas seksual

Afeksi

Definisi status

Perlindungan

Jaminan emosional dan ekonomi

2. Institusi Pendidikan

Merupakan cara dimana pengetahuan termasuk informasi- informasi faktual dan keterampilan, norma-norma dan nilai-nilai budaya diteruskan kepada anggota masyarakat.

Sekolah merupakan bagian yang paling penting dari proses pendidikan ini.

Pendidikan memiliki fungsi-fungsi; sosialisasi, integrasi sosial (melalui pendidikan penduduk diintegrasikan kedalam masyarakat, dan nilai-nilai konformitas dalam pendidikan dapat mengurangi penyimpangan),

penempatan sosial dan inovasi budaya.

Pendidikan di level mikro adalah interaksi antar warga dalam sebuah institusi Pendidikan, mesonya adalah relasi dalam suatu organisasi Pendidikan, dan makro adalah relasi institusi Pendidikan dan dunia lain.

(97)

3. Institusi Agama

Agama dapat didefinisikan (Macionis, 1989: 428) sebagai sistem kepercayaan dan praktek-praktek yang dibangun atas dasar pengakuan terhadap yang sakral.

Agama memiliki fungsi kohesi sosial, kontrol sosial, dan memberikan makna serta tujuan hidup manusia.

4. Institusi Politik

Institusi politik merupakan suatu institusi sosial yang utama yang meliput organisasi-organisasi

kekuasaan dalam masyarakat. Sistem politik mencoba untuk mempertahankan bahwa kekuasaan mereka adalah sah atau legitimate dan bukan sebuah pemaksaan.

Organisasi kekuasaan dapat dilihat dari partai politik. Partai politik adalah organisasi-organisasi politik dimana orang yang memiliki kepentingan dan perilaku yang sama memengaruhi proses politik. Oleh karena itu, partai politik memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan, merekrut pemimpin baru, mengatasi konflik politik, dan sebagai media partisipasi politik.

(98)

5.

Institusi Ekonomi

Ekonomi merupakan suatu institusi sosial yang mengorganisir produksi, distribusi, dan

konsumsi barang dan jasa. Barang merupakan elemen dari budaya material yang berkaitan dengan komoditi-komoditi dasar, sedangkan jasa merupakan elemen dari budaya non-

material. Melalui ekonomi, semua barang-barang dan jasa didistribusikan ke dalam

masyarakat dengan cara yang terorganisir untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

(99)

MUHAMMADIYAH DAN ISIS

• Prinsip institusi adalah untuk kemaslahatan

• Kerjasama adalah untuk kebaikan

• Muhammadiyah termasuk institusi baik pendidikan, agama, ekonomi, keluarga juga

• ISIS juga termasuk institusi namun tujuannya tidak untuk

kebaikan sebagaimana kebaikan pada umumnya

(100)
(101)

Pengertian Sosialisasi

1.

Soerjono Soekanto

Sosialisasi merupakan sebuah proses interaksi dimana seseorang dapat belajar membentuk sikap agar dapat bertingkah laku seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya.

2.

Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membentuk individu-individu belajar

dan menyesuaikan diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya

agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

(102)

3.

Koenjaraningrat

Sosialisasi merupakan segala proses yang dialami oleh seseorang sejak dari ia dilahirkan hingga ia dewasa dan dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat lainnya.

4.

Peter L.Berger

Sosialisasi adalah proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang ikut berpastisipasi di dalam masyarakat.

5.

Bruce J.Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh

kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi

dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

(103)

SOSIOLISASI DAN TUJUAN

Sosialisasi adalah proses interaksi sosial yang mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan peran yang dimainkannya.

Tujuan:

1. Mengajarkan seseorang tentang keterampilan yang berguna dalam bertahan hidup atau menyesuaikan diri dalam suatu kelompok masyarakat.

2. Mengembangkan komunikasi seseorang agar dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif.

3. Mengajarkan bagaimana cara intropeksi diri yang tepat agar dapat mengembangkan fungsi organiknya.

4. Mengajarkan tentang tugas pokok yang harus dilakukannya dengan menanamkan nilai serta suatu kepercayaan pada diri seseorang

5. Menjaga Integrasi kelompok di dalam masyarakat

(104)

FUNGSI YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI

Fungsi

Kepentingan

Individu Pengenalan identitas budaya dan nilai

Kepentingan Masyarakat

Alat untuk

melestarikan norma, nilai, serta budaya yang ada pada suatu

kelompok

(105)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI

Faktor- Faktor

Eksternal

Faktor-faktor yang berasal dari luar individu

yang melakukan proses sosialisasi tersebut.

1.Norma-Norma 2.Sistem Sosial 3.Sistem Budaya 4.Sistem Mata Pencarian

Internal

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu atau

pembawaan sejak lahir.

1.Bakat

2.Ciri-ciri Fisik 3.Kemampuan khusus

(106)

Agen-Agen Sosialisasi

•. Mempersiapkan penguasaan peran-peran baru di kemudian hari dikala individu tidak bergantung lagi kepada orang tua.

• Melihat dunia lebih luas dan membantu individu

menangkap kegiatan sosial yang ada di luar.

• Mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat dan mulai mempelajari nilai-nilaii

sosial.

• Mengajarkan tentang cara berprilaku agar kepribadian individu dapat dibentuk dengan baik.

Keluarga Kelompok bermain

Sistem Pendidikan Media

Massa/Media

NOTE: Agen sosialisasi dapat disebut juga sebagai agen pembentukan kepribadian

(107)

MOBILITAS SOSIAL

(108)

DEFINISI

Suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial

Struktur sosial mencakup hubungan sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan

kelompoknya

(109)

SOCIAL MOBILITY

HORIZONTAL

VERTIKAL

CLIMBING

Naik ke yang tinggi

Pembentukan baru yang sederajat dg

yang tinggi

SINKING

Turunnya ke yang rendah

Turunnya sekelompok individu yang dapat

menjadikan disintegrasi

(110)

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

1. Menurut Koentjaraningrat

Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia masih hidup di dunia ini.

2. Menurut George Herbert Mead

Kepribadian manusia terjadi melalui perkembangan diri. Perkembangan

kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia akan berkembang secara

bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat.

(111)

Tahap-Tahap Sosialisasi

Prepatory Stage (Tahap Persiapan) Play Stage (Tahap Meniru)

Game Stage (Tahap Siap Bertindak)

Generalized Stage (Tahap Penerimaan Kolektif)

(112)

Prepatory Stage

Play Stage

Tahap yang kedua setelah tahap persiapan adalah tahap meniru atau play stage, tahap ini ditandai dengan perilaku anak yang meniru tingkah laku atau gaya bicara yang dilakukan oleh orang tuanya dan kerabatnya, dimana peniruan yang dilakukan oleh seorang anak tersebut sudah

meningkat dan semakin sempurna apabila dibandingkan dengan tahap persiapan.

Tahap pertama ini adalah tahap persiapan dimana tahap ini akan

berlangsung dari sejak seorang manusia lahir di dunia ini dan ketika seorang anak mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk juga ketika ingin memperoleh pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini seorang anak juga akan mulai melakukan proses peniruan yang tidak sempurna pada tahap persiapan ini.

(113)

Game Stage

Tahap yang ketiga adalah tahap yang siap bertindak.Tahap ini adalah proses

peniruan yang dilakukan oeh seorang anak akan mulai berkurang karena ia sudah mengerti tentang apa yang ia lakukan. Selain itu juga terjadi peningkatan

kemampuan yang yang dimilikinya yang dimiliknya untuk menemptakan diri pada posisi orang lain. Dengan kemampuan ini, maka seorang ank telah memiliki

kemampuan untuk bermain bersama-sama.

Generalized Stage

Tahap yang keempat adalah penerimaan norma kolektif atau generalized stage.

Pada tahap ini, seseorang mulai dianggap dewasa. Dia sudah benar-benar mampu untuk menempatkan dirinya pada masyakat yang lebih luas.artinya, ia juga dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinterksi dengannya tetapi juga kepada masyarakat luas. Ia juga sudah berusaha taat

terhadap norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.manusia pada tahap diri perkembangan keempatlah telah mampu menjadi masyarakat dalam arti sepenuhnya.

(114)

Sosialisasi

Primer

Mempengaruhi seorang individu untuk dapat membedakan mana dirinya sendiri dengan orang-orang

yang berada di sekitarnya.

Sekunder

Memperkenalkan kepada seorang individu dan mengajarkan nilai-nilai baru yang ada di luar lingkungan

keluarga.

(115)

Pola Sosialisasi

Represif

Terdapat sanksi, jika individu melakukan pelanggaran.

1.Komunikasi sebagai perintah 2.Menekankan hukuman

3.Anak memerhatikan keinginan orang tua.

4.Sosialisasi berpusat pada orang tua.

Partisipatif

Terdapat imbalan agar individu mau melakukan suatu tindakan.

1.Komunikasi sebagai interaksi.

2.Menekankan imbalan

3.Orang tua memerhatikan keinginan anak.

4.Sosialisasi berpusat pada anak.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini memungkinkan terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan pengguna

[r]

Dalam upaya memperbaiki proses bisnis tersebut, UKM harus menerapkan kriteria Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT )untuk mendapatkan

[r]

Meskipun seakan terlihat perbezaan antara mereka, semua pendapat ini masih lagi dalam kerangka utama konsep kasb iaitu perbuatan manusia yang diusahakan oleh manusia

Kegiatan Usaha Penunjang telekomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusa- haan, yang antara lain meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyewaan

Berdasarkan table 4.12 koefisien di atas menunjukkan bahwa Kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan terhadap Loyalitas pelanggan, nilai toleransi lebih besar dari nilai

Tradisi yang terdapat dalam keluarga tradisional baik pada masyarakat Buton maupun Jepang tidak sepenuhnya dijalankan pada keluarga modern, hanya sebagian saja dari tradisi