• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

Dosen Pembimbing:

Prof. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D., CSCP

Pranostika Heryanti

2509 100 051

(2)

PENDAHULUAN

(3)

Schedule instability ?

(4)

“penyebaran perubahan dalam sebuah sistem yang menggunakan

logika dari sistem Material Requirement Planning (MRP) dimana perubahan-perubahan pada Master Production Schedule (MPS) biasanya ditransfer menjadi

instabilitas pada kebutuhan

material dan komponen pada level yang lebih rendah dalam sebuah

struktur produk”

Pujawan, 2008

(5)

Jumlah Dead line

Jenis produk

(6)

Pembelian material secara mendadak Backlog

Inventory

(7)

Safety stock Teknik Lot Sizing

Metode Freezing

Component Commonality

Capacity

Sridharan & La Forge (1989)

Kimms (1998)

Kazan et al. (2000) Zhao et al. (2005) Yeung et al. (1999)

Meixell (2005)

Meixell (2005)

Xie et al. (2003)

Xie et al. (2003)

(8)

bagaimana merancang simulasi untuk

mengetahui dampak yang diberikan oleh

schedule instability serta bagaimana strategi terbaik yang harus digunakan untuk

mengurangi schedule instability dan dampak yang ditimbulkannya

Rumusan Masalah

(9)

• Mengevaluasi dampak yang diberikan dengan menggunakan strategi fleksibilitas kapasitas , safety stock dan component commonality

terhadap schedule instability yang melibatkan

perubahan jumlah pesanan dan jenis produk pesanan, baik pada perusahaan manufaktur maupun supplier dalam sebuah supply chain.

• Mengevaluasi dampak perubahan terhadap service level dan biaya-biaya terkait , yaitu biaya

pemesanan, biaya simpan dan biaya rush order.

• Mengetahui strategi terbaik untuk mengurangi schedule instability beserta dampaknya.

Tujuan

(10)

Batasan

• Evaluasi pada penelitan ini akan berfokus untuk multi- product dengan struktur produk multi-level.

• Evaluasi instabilitas akan dilakukan pada perubahan

jumlah pesanan dan atau jenis produk pesanan.

• Permintaan baru yang muncul untuk periode yang

baru/tambahan tidak

dianggap sebagai perubahan.

Asumsi

• Pola permintaan

berdistribusi normal

Lead time pengiriman supplier diabaikan

Pabrik dan supplier tidak memiliki inventory pada awal periode

Ruang Lingkup

(11)

Critical Review

Karakteristik Model

Penelitian Terdahulu

Penelitian Ini (2013) Pujawan

(2004)

Pujawan (2008)

Meixell (2005)

Kadipasaoglu

& Sridharan (1995)

Zhao et. al.

(2002)

Jumlah Pelaku dalam SC

Satu

Dua

Struktur Produk

Satu

Dua

Lebih dari dua

Faktor Instabilitas yang Dipertimbangkan

Ketidakpastian demand

Setup cost

Strategi untuk Mengurangi Instabilitas

Metode Lot Sizing

Safety stock

Component commonality

Capacity flexibility

Freezing fence

(12)

Single-tier

Strategi Pembobotan

Gap Penelitian

𝐼𝐼 𝑛𝑛 = ∑ 𝑖𝑖+4 𝑖𝑖=𝑛𝑛 𝜔𝜔 𝑖𝑖 �𝑄𝑄 𝑖𝑖,𝑛𝑛 −𝑄𝑄 𝑖𝑖,𝑛𝑛−1

∑ ∑ 𝑥𝑥 𝑖𝑖+4 𝑖𝑖=𝑛𝑛−1 𝑄𝑄 𝑥𝑥,𝑖𝑖,𝑛𝑛−1

(13)

METODOLOGI

PENELITIAN

(14)
(15)
(16)

DESAIN

EKSPERIMEN

(17)

Gambaran Umum

Permasalahan

(18)

Faktor Eksperimen

Demand uncertainty

Capacity Flexibility

Component Commonality

Coefficient of Variance

0.1 0.4 μ

1.5 μ

TCCI

0 0.3 0.6

(19)

BoM Tree (TCCI = 0) A

D E F

C B

O

P Q R

(20)

BoM Tree (TCCI = 0.3)

A

X E X

C B

O

P X R

(21)

BoM Tree (TCCI = 0.6)

A

X Y X

C B

O

Y X Y

(22)

Ukuran Performansi

𝐼𝐼

𝑛𝑛

= ∑

𝑖𝑖+4𝑖𝑖=𝑛𝑛

𝜔𝜔

𝑖𝑖

�𝑄𝑄

𝑖𝑖,𝑛𝑛

−𝑄𝑄

𝑖𝑖,𝑛𝑛−1

∑ ∑

𝑥𝑥 𝑖𝑖+4𝑖𝑖=𝑛𝑛−1

𝑄𝑄

𝑥𝑥,𝑖𝑖,𝑛𝑛−1

Schedule instability

Service level

Total cost

(23)

Detail Input

PROBABILITAS

DEMAND INPUT

(24)

Detail Manufacturer &

Supplier

INVENTORY

DEMAND

MPS

UKURAN

PERFORMANSI

(25)

Detail Summary

(26)

Alur

Simulasi Pabrik

Supplier

(27)

PERCOBAAN

NUMERIK

(28)

Skenario Safety Stock

Percobaan 1

• No safety stock

• Permintaan stabil

• Kapasitas fleksibel

Percobaan 2

• No safety stock

• Permintaan fluktuatif

• Kapasitas fleksibel

(29)

25

19

6 17

11

2 1 4 1

TCCI 0 TCCI 0.3 TCCI 0.6

Dampak Safety Stock terhadap Frekuensi Rush Order

tanpa safety stock dengan safety stock

Permintaan fluktuatif

(30)

tanpa safety stock dengan safety stock

service level pabrik 80% 87%

76%

78%

80%

82%

84%

86%

88%

Pengaruh Safety Stock terhadap

Service Level

(31)

mengantisipasi ketidakpastian

(Pujawan, 2006)

service level

(32)

0.26 0.265 0.27 0.275 0.28 0.285

tanpa safety stock dengan safety stock

Pengaruh Safety Stock terhadap Schedule Instability Sistem

tanpa safety stock

dengan safety stock

(33)

Skenario Fleksibilitas Kapasitas

Kapasitas maksimum

pabrik

Fluktuasi

permintaan

(34)

97%

77%

100%

87%

pemintaan stabil permintaan fluktuatif

Pengaruh Fleksibilitas Kapasitas terhadap Service Level

kapasitas terbatas kapasitas fleksibel

(35)

819,784

1,277,030 1,648,753

2,098,020

pemintaan stabil permintaan fluktuatif

Pengaruh Fleksibilitas Kapasitas terhadap Total Biaya Pabrik

kapasitas terbatas kapasitas fleksibel

(36)

biaya investasi biaya simpan

Kapasitas pabrik

(37)

0.0116

0.2969

0.0649

0.2977

pabrik supplier

Pengaruh Fleksibilitas Kapasitas terhadap Schedule Instability pada

Permintaan Stabil

kapasitas terbatas kapasitas fleksibel

(38)

0.0808

0.2998

0.1275

0.3019

pabrik supplier

Pengaruh Fleksibilitas Kapasitas terhadap Schedule Instability pada

Permintaan Fluktuatif

kapasitas terbatas kapasitas fleksibel

(39)

Skenario Component Commonality

Indeks TCCI Kapasitas maksimum

pabrik

Fluktuasi

permintaan

(40)

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

Permintaan Stabil, Kapasitas

Terbatas

Permintaan Stabil, Kapasitas

Fleksibel

Permintaan Fluktuatif,

Kapasitas Terbatas

Permintaan Fluktuatif,

Kapasitas Fleksibel

Pengaruh Component Commonality pada Total Biaya Supplier

TCCI = 0

TCCI = 0.3

TCCI = 0.6

(41)

biaya simpan

(42)

PENUTUP

(43)

Kesimpulan

fleksibilitas kapasitas safety stock

component commonality instability

rush order

(44)

Kesimpulan

fleksibilitas kapasitas safety stock

component commonality fleksibilitas kapasitas

safety stock

(45)

• Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

dilibatkan faktor-faktor lain supaya penelitian dapat lebih mendekati persoalan nyata

• Untuk penelitian selanjutnya dapat

dipertimbangkan strategi mekanisme lainnya untuk mengevaluasi alternatif untuk

mengurangi instabilitas jadwal dan dampaknya.

Saran

(46)

Chopra, S. & Meindl, P., (2004), Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operation, Prentice Hall Inc., New Jersey.

• Henri J. Thevenot & Timothy W. Simpson., (2006), “Commonality indices for

product family design: a detailed comparison”, Journal of Engineering Design, Vol.

17, No. 2, pp.99-119.

• Kadipasaoglu, S., dan Sridharan, V., (1995), “Alternative approaches for reducing

schedule instability in multistage manufacturing under demand uncertainty”, Journal of Operations Management, Vol. 13, pp.193-211.

• Kadipasaoglu, S., dan Sridharan, V., (1997), “Measurement of instability in multi-level MRP systems”, International Journal of Production Research, Vol. 35, No. 3, pp.713-737.

• Kazan, O., Nagi, R., dan Rump, C.M. (2000), “New lot sizing formulations for less

nervous production schedules”, Computers and Operations Research, Vol. 27, pp.1325- 1345.

• Kimms, A. (1998), “Stability measures for rolling schedules with applications to capacity expansion planning, master production scheduling, and lot sizing”, Omega, Vol. 26, No.

3, pp.355-366.

• Mather, H., (1977), “Reschedule the reschedules you just rescheduled-way of life for MRP?”, Production and Inventory Management, Vol. 18, No. 1, pp.60-79.

Daftar Pustaka

(47)

• Meixell, M. (2005), “The impact of setup cost, commonality, and capacity on schedule instability: an exploratory study”, International Journal of Production Economics, Vol. 95, pp.95-107.

• Proud, J.F., (1999), “Master Scheduling : A Practical Guide to Competitive Manufacturing”, 2nd penyunt, John Wiley & Sons, New York.

• Pujawan, I.N. (2004), “Schedule nervousness in a manufacturing system: a case study”, Production Planning & Control, Vol. 15, No. 5, pp.515-524.

Pujawan, I.N. (2008), “Schedule instability in a supply chain: an experimental study”, Int. J.

Inventory Research, Vol. 1, No. 1, pp.53-66.

Pujawan, I.N. (2010), Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya.

• Sridharan, V. dan LaForge, R.L. (1989), “The Impact of Safety Stock on Schedule Instability, Cost and Service”, Journal of Operational Management, Vol. 8, No. 4, pp.327-346.

Steele, D.C. (1975), “The nervous MRP system: how to do battle”, Production and Inventory Management, Vol.16, No.4, pp.83-89.

• Wybark, D.G., dan Williams, J.G., (1976), “Materials requirements planning under uncertainty”, Decision Sciences, Vol. 7, No. 4, pp.595-606

• Xie, J., Zhao, X., dan Lee, T.S. (2003), “Freezing the master production schedule under single resource constraint and demand uncertainty”, International Journal of Production Economics, Vol. 83, pp.65-84.

Daftar Pustaka

(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

Investor dapat mengambil sikap membeli sebagian opsi saham jika harga opsi saham di pasar lebih rendah daripada harga opsi saham yang diturunkan dengan model Black-Scholes dan

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Lavalette Malang, dengan penjabaran sub variabel

ii. dan telah ditetapkan, dengan alokasi digunakan untuk memaksimumkan laba perusahaan dengan kendala teknologi produksi. Poin i sampai poin iv merupakan asumsi

Action Research (PAR). PAR terdiri dari tiga kata yang selalu berhubungan.. Artinya hasil riset yang telah dilakukan secara partisipatif kemudian diimplementasikan

Nilai rata-rata tertinggi pada variabel Y (Keunggulan Bersaing) dari hasil penelitian menunjukan bahwa keunggulan bersaing pada Bank Perkreditan Rakyat di Bandung Raya dan

Hal ini sejalan dengan penelitian Sutarja (2010), yang menyatakan komposisi campuran dalam budidaya jamur tiram mempunyai pengaruh cukup baik sepanjang tingkat komposisi

Sesuai dengan hasil penelitian, penghindaran (avoidance) dapat terjadi pada subjek yang mengalami ruminasi (atribusi) baik secara eksternal maupun internal, namun

Pada briket temperatur akhir pirolisis 400 o C bahan bambu menghasilkan nilai kalor tertinggi, hal ini disebabkan proses pirolisis yang menyebabkan kadar air (moisture content),