• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI SENSOR GAS MQ UNTUK SISTEM HIDUNG ELEKTRONIK REPOSITORY OLEH ANNISA FADLILAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISASI SENSOR GAS MQ UNTUK SISTEM HIDUNG ELEKTRONIK REPOSITORY OLEH ANNISA FADLILAH NIM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISASI SENSOR GAS MQ UNTUK SISTEM HIDUNG ELEKTRONIK

REPOSITORY

OLEH

ANNISA FADLILAH NIM. 1603110027

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA JURUSAN FISIKA

FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

2021

(2)

1 KARAKTERISASI SENSOR GAS MQ UNTUK

SISTEM HIDUNG ELEKTRONIK Annisa Fadlilah

1

, Minarni

2

1

Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas Riau

2

Dosen Jurusan Fisika FMIPA-Universitas Riau

Falkutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Pekanbaru, Riau, 28293, Indonesia.

[email protected] ABSTRACT

Gas sensors of MQ series are economical sensors which often used in an electronic nose system. This study aims to characterize six gas sensors of MQ series for an electronic nose which are used to evaluate honey quality. The sensor used were MQ 2, MQ3, MQ4, MQ5, MQ6, and MQ9. The reason for choosing the MQ types are based on volatile compounds contained in honey types. The six sensors were connected to an Arduino microcontroller. An acquisition program using Arduino IDE was designed and used to obtain output voltages from each sensor. The six sensors were characterized based on their respons on samples of alcohol, honey, and date syrup. The results showed that only 3 sensors are sensitive to honey and date syrup, namely the MQ 3, MQ 4 and MQ 6 sensors while the other sensors such as MQ 2, MQ 5 and MQ 9 are sensitive to air, smoke and carbon monoxide.

Keywords: Electronic nose, Gas sensor, MQ series, Arduino IDE, Honey ABSTRAK

Sensor gas seri MQ merupakan sensor gas ekonomis yang digunakan untuk Sistem hidung elektronik. Pada penelitian ini, 6 sensor gas seri MQ dikarakterisasi dan akan digunakan pada sistem hidung elektronik. Sistem hidung elektronik ini dirancang untuk mengevaluasi kualitas madu. Sensor yang digunakan adalah tipe MQ 2, MQ 3, MQ 4, MQ 5, MQ 6, dan MQ 9. Pemilihan keenam sensor ini didasarkan pada senyawa volatile yang dikeluarkan oleh madu. Keenam sensor dihubungkan ke mikrokontroler Arduino. Program Arduino IDE dirancang untuk pengambilan data tegangan dari ke enam sensor. Ke enam sensor dikarakterisasi bedasarkan responnya terhadap sampel alkohol, madu, sari kurma. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hanya 3 sensor yang sensitif pada madu dan sari kurma yaitu sensor MQ 3, MQ 4 dan MQ 6 sementara sensor MQ 2, MQ 5 dan MQ 9 sensitif terhadap udara, asap dan karbon monoksida.

Kata Kunci: Hidung elektronik, Sensor gas, Seri MQ, Arduino IDE, Madu PENDAHULUAN

Hidung elektronik adalah rangkaian elektronik yang fungsinya menirukan hidung manusia. Menurut

Mahmoudi (2009), hidung elektronik

dirancang untuk mendeteksi dan

membedakan aroma yang kompleks

menggunakan berbagai sensor gas.

(3)

3 Menurut Keller (1995) hidung

elektronik adalah instrumen analitik

yang berfungsi untuk

mengindetifikasi dan mengklasifikasi suatu objek berdasarkan aroma atau bau yang dimilikinya. Hidung elektronik telah dikembangkan dan digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, medis, pengujian makanan, dan obat-obatan dan pemantauan lingkungan (Nasir, 2016).

Sistem hidung elektronik terdiri dari beberapa bagian utama. Bagian – bagian tersebut antara lain bagian deretan sensor gas, bagian pengolah sinyal, sistem kendali, analisa pola, dan bagian pengambilan keputusan.

Deretan sensor gas berfungsi sebagai tata letak sensor gas yang bervariasi.

Bagian pengolahan sinyal bertujuan mengubah besaran fisik dari alam ditransformasikan ke sinyal listrik yang dapat diukur dan diubah ke format digital agar dapat diproses.

Sistem kendali berfungsi sebagai pengatur kerja sistem. Analisa pola dilakukan untuk mengetahui respon dan karakterisasi sensor gas. Bagian pengambilan keputusan berfungsi memberi informasi akhir dari pengukuran yang telah dilakukan.

Deretan sensor gas adalah bagian yang utama dari sistem hidung elektronik. Bagian ini mengubah besaran gas menjadi tegangan listrik sehingga dapat diukur secara elektronik. Deretan sensor gas digunakan karena aroma terdiri dari lebih dari satu senyawa-senyawa volatil. Sensor yang paling banyak digunakan pada sistem hidung elektronik yaitu Metal Oxide Semiconductor (MOS). Jenis sensor ini memiliki sensitivitas yang tinggi dan harganya relatif murah (Bedoui,

2018). Sensor ini tersedia secara komersial dengan harga relatif murah

sehingga memungkinkan

membangun sistem hidung elektronik yang ekonomis. Sensor-sensor MOS yang tersedia secara komersial adalah sensor gas Tipe MQ dan TGS. Kedua jenis ini mempunyai sruktur dan sensitivitas berbeda. Sensor gas tipe atau seri Mingan Qilail (MQ) mempunyai beberapa kelebihan.

Kelebihan dari sensor gas MQ ini yaitu mudah diperoleh di pasaran, berukuran kecil, konsumsi daya yang rendah dan tersedia dalam bentuk modul.

Sensor gas MQ terdiri dari tabung lapisan pengindraan gas, elektroda, garis elektroda, koil pemanas, tubular keramik, jaringan anti ledakan, cincin penjepit, resin dan pin-pin. Saat terjadi proses pemanasan, kumparan akan panas menyebabakan SnO

2

keramik menjadi semikonduktor sehingga melepaskan elektron. Ketika gas dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ akan menghasilkan tegangan analog.

Madu adalah zat manis alami yang bersumber dari nektar tanaman dan diproduksi oleh lebah (Fao, 2001).

Madu mempunyai khasiat dan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia sehingga madu menjadi produk yang paling banyak dijual di pasaran. Kualitas madu menjadi tolak ukur keunggulan produk madu dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Penentuan kualitas madu

menggunakan hidung elektronik telah

banyak dilakukan, ini disebabkan

karena telah tersedianya secara

komersial jenis-jenis sensor yang

sensitivitasnya berhubungan dengan

(4)

4 gas atau aroma dari madu. Aroma

yang dihasilkan madu karena adanya senyawa volatil (Ozcan et al., 2006).

Senyawa volatil yang terdapat pada madu diantaranya yaitu alkohol, ester, aldehida, asam, senyawa hetrosiklik, alkana, dan fenol (Tian et al., 2018).

Pada penelitian ini, enam sensor gas MQ dihubungkan ke rangkaian mikrokontroller Arduino, kemudian dikarakterisasi berdasarkan responnya terhadap sampel alkohol, madu, dan sari kurma. Keenam sensor tersebut selanjutnya akan digunakan pada sistem hidung elektronik untuk mengevaluasi kualitas madu berdasarkan besaran kimia yang terkandung didalamnya.

digunakan pada penelitian ini.

Program akusisi data dibuat untuk mengendalikan keenam sensor tersebut.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan mengkarakterisasi 6 jenis sensor MQ dengan menghubungkannya ke rangkaian mirokontroller dan menentukan kurva tegagan versus waktu untuk setiap sensor.

Bahan dan alat yang digunakan adalah 6 modul sensor gas seri MQ yaitu MQ 2, MQ 3, MQ 4, MQ 5, MQ 6, MQ 9, mikrokontroler Arduino Mega 2560, kabel jumper, dan power supply, laptop, sampel, akrilik, selang dan pompa vakum.

Sampel yang digunakan pada penelitian ada tiga yaitu madu, sari kurma dan alkohol. Madu memenuhi SNI dengan kadar gula sebesar 76 % dan pH sebesar 3,7. Sari kurma

memiliki kadar gula sebesar 78 % dan pH sebesar 4,4. Alkohol memiliki konsentrasi 70 %.

Ruang sampel dan ruang sensor terpisah. Kedua ruangan ini dihubungkan dengan selang. Selang berfungsi sebagai tranfusi gas dari ruang sampel ke ruang sensor. Ruang sampel berbentuk tabung seperti toples. Hal ini karena sampel berupa cairan dan diletakkan ke cawan petri sebelum dimasukkan ke dalam ruang sampel.

Ruang sensor gas berbentuk balok dengan ukuran 13x10x18 cm. Ruang ini terbagi menjadi dua bagian.

Bagian atas berukuran 13x10x8 cm.

Bagian ini terdiri 6 modul sensor gas, sensor DHT 11 dan pompa vakum.

Bagian bawah berukuran 13x10x10 cm. Bagian ini terdiri dari arduino dan perkabelan. Ruang sensor dibagi menjadi dua agar sensor yang ada pada bagian atas ruang tidak terkontaminasi dengan bau kabel saat sensor mendeteksi aroma.

Tabel 1.Sensor gas MQ

Jenis Sensitivitas gas MQ 2 Hidrogen, LPG, Metana,

Karbon monoksida, Alkohol, Asap, dan Propana.

MQ 3 Alkohol, Benzena, Metana, Heksana, LPG, dan Karbon monoksida.

MQ 4 LPG, Metana, Hidrogen, dan Alkohol

MQ 5 Hidrogen, LPG, Metana, Karbon monoksida, dan Alkohol.

MQ 6 LPG, Hidrogen, Metana, Karbon monoksida, dan Alkohol.

MQ 9 CO dan gas yang mudah terbakar

 Sumber:hwsensor.com

(5)

5 Setiap sensor gas MQ yang

digunakan memiliki karakteristik masing-masing. Namun memiliki karakteristik yang sama, yaitu bekerja pada suhu 20 ℃ ± 2 ℃, kelembapan 65 % ± 5 %, dan tegangan sebesar 5 V. Suhu dan kelembapan dalam mendeteksi diatur pada kodingan arduino maka itu sensor DHT 11 diletakkan di bagian atas ruang sensor.

Gambar 1. Susunan sensor gas Sensor disusun seperti terlihat pada gambar diatas. Susunan sensor diletak berdekatan dengan tujuan agar saat mendeteksi aroma yang masuk ke ruang sensor gas lebih mudah dan merata. Tiga dari empat pin yang terdapat pada modul sensor gas dihubungkan ke arduino. pin tersebut adalah pin analog, pin vcc, dan pin ground. Gambar 2 menjelaskan sistem perkabelan dari sensor gas ke arduino.

Gambar 2. Hubungan 6 sensor gas ke arduino

Pin-pin pada modul sensor gas dihubungkan ke arduino. Pin analog masing-masing modul sensor gas

dihubungkan ke pin analaog pada arduino dimulai dari A0 sampai A5.

Pin vcc pada setiap modul sensor gas diparalelkan ke pin vcc yang ada di arduino. Pin ground pada setiap modul sensor gas juga diparalelkan ke pin ground arduino.

Gambar 3. Diagram alir pengambilan data

Gambar diatas menunjukkan proses pengambilan data.

Pengambilan data dimulai dari persiapan sampel. Setiap sampel dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 40 mL. Kemudian, sampel dimasukkan ke dalam ruang sampel.

Setelah sampel siap untuk dideteksi maka alat atau sistem hidung elektronik dinyalakan dengan bantuan power supply agar tegangan sensor gas mencukupi 5V. Sistem dijalankan dengan kodingan yang dibuat pada arduino IDE. Kodingan yang dibuat sudah terhubung dengan PLX-DAQ, sehingga untuk menjalankan sistem perlu ada pengaturan pada PLX-DAQ agar data pada saat pengukuran dapat dimunculkan secara real time pada microsoft excel.

Waktu yang dibutuhkan dalam sekali pengukuran yaitu 300 detik.

Waktu tersebut dibagi menjadi tiga

bagian. Waktu dari 1- 180 detik

merupakan steady state. Keadaan ini

memperlihatkan grafik yang konstan,

dimana tidak ada aroma lain yang

(6)

6 terdapat pada ruang sensor gas.

Waktu ini juga merupakan waktu pemanasan sensor gas. Sensor gas dapat mendeteksi dengan baik saat temperaturnya mencapai kondisi standar pendeteksian.

Waktu dari 180-240 detik merupakan keadaan transient.

Kedaan ini memperlihatkan kenaikan grafik. Hal ini menunjukkan bahwa aroma sampel sedang dideteksi oleh sensor gas. Aroma sampel dihisap oleh pompa vakum yang berada di dalam ruang sampel melewati selang yang terhubung ke ruang sensor.

Waktu pompa vakum menghisap aroma sudah diatur pada kodingan dengan bantuan LM 317 sebagai gerbang logikanya.

Waktu 241- 300 detik adalah waktu pengeluaran aroma dari ruang sensor ke luar menggunakan pompa vakum yang terdapat pada ruang sensor. Namun data yang digunakan yaitu data pada waktu ke 175-245 detik. Data pada waktu ini disebut data collecting karena pada waktu ini terlihat kenaikan dan penurunan grafik yang menunjukkan respon sensor saat mendeteksi aroma.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap sensor gas MQ memiliki respon yang berbeda saat mendeteksi aroma dari sampel. Hal ini menunjukan sensitivitas sensor gas yang digunakan. Gambar 4 menunjukkan respon setiap sensor gas MQ pada sampel alkohol.

Gambar 4. Respon sensor gas MQ terhadap aroma sampel alkohol

Respon setiap sensor gas terhadap aroma sampel alkohol memiliki perbedaan antar satu dan yang lain.

Dilihat dari grafik yang terdapat pada gambar 4, sensor gas yang memiliki sensitivitas yang tinggi yaitu MQ 6 dengan nilai tegangan sebesar 2,98 V, kemudian sensor gas MQ 4 sebesar 2,77 V, dan MQ 3 sebesar 2,20 V. Jika ditinjau dari sensitivitas gas yang dapat dideteksi pada tabel 1, ketiga sensor gas MQ tersebut dapat mendeteksi alkohol. Sehingga memiliki respon yang baik saat mendeteksi sampel alkohol. Sensor gas MQ 2 dan MQ 5 juga dapat merespon sampel alkohol namun tidak sebaik ketiga sensor gas MQ sebelumnya yaitu sebesar 1,96 V dan 1,91 V. Sensor gas MQ 9 memiliki sensitivitas yang rendah dari 5 sensor gas yang lain yaitu 1,62 V dikarenakan senstivitas gas yang dapat dideteksinya tidak terdapat alkohol.

Gambar 5. Respon sensor gas MQ

terhadap aroma sampel madu

(7)

7 Sampel kedua yang dideteksi yaitu

madu. Respon setiap sensor gas terhadap aroma sampel madu memiliki perbedaan antar satu dan yang lain. Respon sensor gas pada sampel madu berbeda dengan sampel alkohol, dilihat dari sensor gas yang paling sensitif yaitu sensor gas MQ 4 dengan nilai tegangan sebesar 2,70 V, kemudian disusul oleh dua sensor gas lainnya yaitu sensor gas MQ 6 dan MQ 3 sebesar 2,41 V dan 2,10 V.

Sensor gas MQ 4, MQ 6 dan MQ 3 dapat mendeteksi senyawa LPG, metana, hydrogen, alkohol, benzene dan karbon monoksida. Hal ini dikarenakan senyawa volatil yang terdapat pada madu diantaranya yaitu alkohol, ester, aldehida, asam, senyawa hetrosiklik, alkana, dan fenol merupakan aroma yang dapat dideteksi oleh ketiga sensor gas tersebut. Sensor gas MQ 9 memiliki sensitivitas yang rendah dari 5 sensor gas yang lain yaitu 1,53 V dikarenakan senstivitas gas yang dapat dideteksi pada senyawa volatil madu sangat kecil.

Gambar 6. Respon sensor gas MQ terhadap aroma sampel sari kurma

Sampel ketiga yang dideteksi yaitu sari kurma. Respon setiap sensor gas terhadap aroma sampel sari kurma memiliki perbedaan antar satu dan yang lain. Respon sensor gas pada sampel sari kurma berbeda dengan sampel alkohol dan madu. Hal ini

dapat dilihat dari sensitivitas sensor gas yaitu sensor gas MQ 4, MQ 3 dan MQ 6. Sensor gas MQ 4 memiliki nilai tegangan sebesar 1,82 V, MQ 3 sebesar 1,51 V, dan MQ 6 sebesar 1,40 V. Sensor gas yang memiliki nilai paling rendah yaitu MQ 9 sebesar 1,05 V. Respon sensor pada sampel ketiga ini cukup kecil dari dua sampel sebelumnya. Hal ini dikarenakan sampel nyaris tidak berbau. Senyawa volatil berhubungan dengan kandungan zat suatu sampel.

Zat yang terkandung pada sari kurma cenderung tidak mudah menguap seperti besi, potassium, selenium, kalsium, dan vitamin seperti vitamin C, B1, B2, A, riboflavin dan niasin (Ismail et al., 2018).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari enam sensor gas yang digunakan hanya tiga sensor gas yang memiliki sensitivitas tinggi yaitu MQ 3, MQ 4 dan MQ 6 sedangkan sensor gas yang memiliki sensitivitas rendah terhadap ketiga sampel yaitu MQ 9.

Hal ini berhubungan antara senyawa volatil pada sampel dan sensitivitas gas yang mampu dideteksi oleh sensor gas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini dibiayai sebagian dari Dana penelitian LPPM dengan nomor kontrak 822/2020.

DAFTAR PUSTAKA

Bedoui, S., Samet, H. C., & Kachouri, A. (2018). Electronic Nose System and Principal Component Analysis Technique for Gases Identification.

Sensors, Circuits &

(8)

8 Instrumentation Systems, July,

167–180.

https://doi.org/10.1515/9783110 448375-011

Fao. (2001). Definitions and Uses of Honey. Official Journal of the European Communities L10, December 2001, 81–88.

https://doi.org/ftp://ftp.fao.org/d ocrep/fao/012/i0842e/i0842e16.

pdf

Keller, P.E., Kangas, L.J., Liden, L.H., Hashem, S., & Kouzes, R.T.(1995). Electronic noses and their applications. In IEEE TechnicalApplications

Conference (TAC’95) at Northcon’95, Portland, Oregon,10–12 October.

Mahmoudi, E. (2009). Electronic Nose Technology and its Applications. Lectronic Nose Technology and Its Applications, 107(8), 17–25.

Nasir, M. 2016. Monitoring Perkembangan Bau Tahu Berformalin dan Tanpa Formalin Berbasis E-Nose Menggunakan Metode Principal Component Analysis (PCA). (Skripsi).

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang Ozcan, M., Arslan, D., & Ali Ceylan, D. (2006). Effect of inverted saccharose on some properties of honey. Food Chemistry, 99(1), 24–29.

https://doi.org/10.1016/j.foodch em.2005.07.009

Tian, H., Shen, Y., Yu, H., & Chen, C. (2018). Aroma features of

honey measured by sensory evaluation, gas chromatography- mass spectrometry, and electronic nose. International Journal of Food Properties,

21(1), 1755–1768.

https://doi.org/10.1080/1094291

2.2016.1213744

Referensi

Dokumen terkait

‘I should have called you,’ Freddi says, and although she’s looking at Hodges, he has an idea it’s really herself she’s speaking to.. ‘I would have, if I’d thought

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kualitas air dari kegiatan Keramba Jaring Apung (KJA) berdasarkan Indek Pencemar dan Baku Mutu Kualitas Air yang ditetapkan

• Perusahaan properti, PT Wika Realty, anak usaha BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan  melanjutkan  pembangunan  dan  pemasaran  dua  proyek 

Adi Jaya Makmur seperti yang digambarkan dalam blog diagram yang menerangkan tentang input yang dibutuhkan oleh aplikasi, proses yang dilakukan aplikasi dan output

Prospek pengembangan usahatani cabai rawit di Kecamatan Arut Selatan mempunyai prospek yang bagus, karena berdasarkan analisis SWOT berada pada kuadran I yang

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat atau peternak tentang seberapa jauh penggunaan dedak kasar fermentasi sebagai bahan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah diajukan, dapat disimpulkan bahwa Investment opportunity set, kepemilikan manajerial, dewan direksi,

Sedangkan analisis sekuen amplikon dari SKM 14 menggunakan program BLAST-N dan BLAST-X berturut-turut menunjukkan kemiripan tertinggi dengan sekuen gen (84%) dan asam amino