• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA THROUGHPUT PADA SISTEM CDMA YANG MENDUKUNG LAYANAN MULTIMEDIA DENGAN KONTROL DAYA TIDAK SEMPURNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA THROUGHPUT PADA SISTEM CDMA YANG MENDUKUNG LAYANAN MULTIMEDIA DENGAN KONTROL DAYA TIDAK SEMPURNA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

C-13

ANALISA THROUGHPUT PADA SISTEM CDMA YANG MENDUKUNG LAYANAN MULTIMEDIA DENGAN KONTROL DAYA TIDAK SEMPURNA

Gatot Santoso

Jurusan Teknik Elektro, FTI Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The future technology of wireless technology of wireless communication system must be able to serve a multimedia application, included voice and high speed data information. CDMA is one of communication technology which can used and have been proved as technique of multiple access that capable to provide this service requirement. In this research, analysis of throughput and capacity are proposed for multi cell and multi class CDMA system. System of multi cell analyzed until two tier and system of multi class divided two classes of traffic that are class-1 for voice and class-2 for data services. Performance measurement is obtained in respect of throughput for class-2 traffic and BER for class-1 traffic . Analysis of throughput and capacity according to the effect of variable quality of services, chip rate, bit rate and activity factor. The result show that with larger chip rate can maintain the required BER of each information and achieve the capacity and throughput in high traffic condition. Otherwise, with larger bit rate will decrease total throughput and capacity. With larger activity factor will decrease total capacity but can increase throughput of system. The effect of interference in multi cell and multi class system can decrease throughput and total capacity of offered information traffics.

Keywords : throughput, multimedia, CDMA

PENDAHULUAN

Komunikasi tanpa kabel (wireless communications) Code Division Multiple Access (CDMA), merupakan teknologi sistem komunikasi bergerak generasi ketiga, karena teknologi CDMA mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya tahan terhadap interferensi (jamming), memiliki keamanan yang baik, tahan terhadap multipath fading dan memiliki daya pancar yang rendah. Selain itu, sistem komunikasi tanpa kabel CDMA tidak hanya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang melayani komunikasi suara saja tapi sistem CDMA sebagai layanan komunikasi multimedia juga dapat melayani komunikasi data dan video (Wu, 2011).

Salah satu masalah yang terjadi pada sistem CDMA adalah interferensi multi-user. Karena semua pengguna mentransmisikan sinyalnya pada pita frekuensi yang sama, sehingga kinerjanya juga akan berkurang sebanding dengan bertambahnya pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa sistem CDMA adalah sistem yang dibatasi oleh interferensi (Lee, 1998). Berdasarkan asal penginterferensian, interferensi multi-user dapat terjadi dari pemakai pada sel yang sama (intrasell) maupun dari sel yang berbeda (intercell). Interferensi intersel terjadi karena setiap sel dalam CDMA juga menggunakan pita frekuensi yang sama, sehingga BS tidak hanya menerima interferensi dari pemakai yang berasal dari selnya saja tapi juga dari pemakai yang berasal dari sel-sel lain.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisa kinerja sistem CDMA, penelitian kinerja pada kapasitas sistem CDMA telah dilakukan (Vannithamby, 2010). Pada penelitian yang dilakukannya, mengetengahkan pengaruh kapasitas sistem CDMA multi kelas dengan perubahan kecepatan bit (bit Rate), pada penelitian ini kontrol daya pada home-cell di asumsikan sempurna. Pada penelitian (Hansen, 2009) meneliti mengenai kapasitas sistem CDMA multi kelas dengan kontrol daya yang tidak sempurna pada home-cell.

Penelitian kinerja untuk throughput juga sudah dilakukan (Garg, 1997). Penelitian yang dilakukannya, meneliti throughput sistem CDMA pada single-class, dengan kontrol daya yang tidak sempurna pada home-cell. Sedangkan pada penelitian (Prasad, 1996) meneliti throughput sistem CDMA dengan multi-class dengan kontrol daya sempurna pada home-cell-nya

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal rumusan masalah yaitu bagaimana throughput dari sistem CDMA yang melayani lebih dari satu kelas

(2)

C-14

user, dengan adanya pengendalian daya tidak sempurna pada home-cell, dan bagaimana memperoleh throughput dari sistem CDMA yang mendukung layanan multimedia.

Tujuan penelitian adalah menganalisa dan menghitung besarnya throughput yang diberikan oleh sistem CDMA, yang mendukung layanan multimedia (suara dan data) dengan kontrol daya sempurna.

CDMA adalah metode akses jamak yang menggunakan teknik modulasi penyebaran spektrum (spread spectrum) (Wang, 2008). Dalam sistem ini pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu yang bersamaan. Salah satu metode spread spectrum yang banyak digunakan adalah Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), yang merupakan metode yang akan dibahas pada penelitian ini.

Suatu sistem spread spectrum harus memenuhi dua kriteria. Pertama, bandwidth sinyal yang dipancarkan harus lebih besar dari bandwidth sinyal informasi. Kedua, bandwidth sinyal yang dipancarkan harus ditentukan oleh suatu fungsi yang independen terhadap informasi dan diketahui oleh penerima. Konsep spread speactrum didasarkan pada teori C.E Shanon untuk kapasitas saluran yang diberikan oleh (Wang, 2008):

⎛ +

= N

W S

C log 1 ... (1) dimana : C = kapasitas kanal transmisi (bit/s)

W = bandwidth transmisi (Hz) N = daya derau atau noise (watt) S = daya sinyal (watt)

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa pada kanal dengan derau N yang tinggi kapasitas yang besar dapat dicapai dengan dua cara. Pertama, menaikan level daya sinyal S jauh melebihi derau N (akan menghasilkan S/N yang tinggi) dengan membiarkan bandwidth transmisi W tetap kecil. Kedua, memperbesar bandwidth W jauh melebihi bandwidth sinyal informasi dengan membiarkan S/N tetap kecil. Dalam hal ini teknik spread spectrum menggunakan pendekatan kedua.

Ide dibalik teknik modulasi spread spectrum adalah mengubah suatu sinyal dengan lebar pita Bs menjadi suatu sinyal yang menyerupai derau dengan lebar pita yang lebih besar Bss, seperti pada Gambar 1.

B s B s s

b e fo re s p r e a d s p e c tru m

a fte r s p re a d s p e c tru m

fr e q u e n c y p o w e r s p e c tra l d e n s ity

Gambar 1 Spektrum sinyal sebelum dan sesudah penyebaran

Dengan daya pancar yang sama, kerapatan spektral daya (PSD) dari sinyal spread spectrum akan menjadi lebih rendah daripada sinyal aslinya, yaitu seperti dinyatakan oleh (Wang, 2008):

⎟⎟⎠

⎜⎜ ⎞

= ⎛

SS S S

SS B

P B

S ... (2)

dimana : SSS = PSD dari sinyal spread spectrum PS = daya sinyal asal

Ukuran penyebaran spektrum dinyatakan dengan processing gain (G) yang dinyatakan dengan (Wang, 2008):

(3)

C-15

⎟⎠

⎜ ⎞

= ⎛

Bs db Bss

G( ) 10log ... (3)

Jadi processing gain pada CDMA didefinisikan sebagai perbandingan dari lebar pita (bandwidth) sinyal setelah disebar Bss dengan bandwidth sebelum disebar Bs. Processing gain menunjukan besarnya kemampuan sistem untuk mengatasi interferensi. Nilai Processing gain akan berkaitan dengan daya sinyal spread spectrum yang disebar pada lebar pita, sehingga lebar pita yang tersebar akan lebih besar dari pada lebar pita sinyal asal. Hal ini sebanding dengan pengurangan kerapatan dayanya. Kerapatan daya spread spectrum yang sangat rendah menyebabkan interferensinya terhadap sinyal pita sempit menjadi sangat kecil. Sifat inilah yang memungkinkan penerapan sistem penumpangan (overlay), dimana sistem berbasis spread spectrum dioperasikan bersama pada pita frekuensi yang sama, dengan sistem pita sempit yang sudah ada (Kim, 2011).

METODE

Model sistem selular yang akan diteliti seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 seperti di bawah ini:

h o m e c ell o th e rc e ll

In te rc e ll in te rfe re n c e In tra c e ll

in te rfe re n c e

ro

rm

d ri

H o m e -c e ll (c e ll re ff) T ie r k e -1 T ie r k e -2

Gambar 2 Sistem Model

Model sistem terdiri dari satu buah sel referensi yang terletak ditengah dan dikelilingi oleh sel penginterferensi yang berjumlah 18 sel (2 tier). Masing masing sel mempunyai jumlah user yang sama dan tersebar merata pada tiap-tiap sel. BS (base station) terletak di tengan-tengah sel dan menggunakan antenna omnidirectional. Home-cell adalah sel yang akan diteliti dan sel lain yang mengelilingi home-cell adalah sel penginterferensi. User pada masing masing sel terdiri dari user kelas-1 dan user kelas-2. pada penelitian ini yang menjadi referensi adalah user kelas-2.

Model Interferensi, pada penelitian ini akan dihitung besarnya daya interferensi pada sel sendiri (home-cell) dan besarnya daya interferensi pada sel tetangga (other-cell).

Analisa Throughput, pada sistem komunikasi digital seperti CDMA, BER atau )

/

(Eb Io adalah salah satu parameter kualitas layanan yang dipakai. Sebuah sistem wireless CDMA yang melayani user kelas-1 (suara) dan user kelas-2 (data) secara terintegrasi memiliki (Eb/Io).

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan memasukan nilai dari rumusan data dan suara, maka throughput untuk integrasi suara dan data adalah (Sandouk, 2009):

∑ ∑

= =

= 1 2

0 1

1 1 1

2

2 2 2 2

2. ( ). ( ) . ( )

N

k N

k

s k P k

P k P k

T ... (4)

(4)

C-16 PEMBAHASAN

Throughput sistem CDMA seperti telah diuraikan terdahulu menggunakan parameter probabilitas kesalahan bit (BER) sebagai tolak ukurnya, karena dalam analisa ini, user kelas-2 digunakan sebagai acuan maka nilai BER maksimum yang diijinkan adalah 10-5 (12,5 dB = 7).

Pada analisa ini akan memperlihatkan perubahan throughput akibat adanya :

Pertama, Interferensi dari user yang berada di home-cell pada kelas yang sama atau pada kelas yang berbeda.Kedua, interferensi dari user tetangga pada kelas yang sama atau pada kelas yang berbeda.

Ketiga, ketidaksempurnaan kontrol daya (power control error) pada sistem.

Selain itu juga dilakukan analisa terhadap pengaruh activity factor. Perhitungan menggunakan Program Mathcad.

Throughput pada Single Cell, kontrol daya tidak sempurna, Gambar 5a; 5b; 5c. menunjukan throughput pada single-cell single class dengan pengaruh kontrol daya tidak sempurna. Apabila shadowing dengan standar daviasi pada arah downlink (dari BS ke MS) lebih besar dari pada uplink (dari MS ke BS) maka daya dari sinyal user (MS) tersebut akan diterima lebih besar dari daya refrensi di BS, dan akibatnya daya dari user tersebut akan menginterferensi sinyal lain. Dari penjelasan sebelumnya diterangkan bahwa performasi dari sistem CDMA dibatasi oleh besarnya interferensi.

Untuk itu semakin besar nilai standar daviasi (σ) maka daya interferensi dari user akan semakin besar sehingga performasi sistem CDMA akan menurun, seperti ditunjukan pada Gambar 5a–5c.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

0 2 4 6 8 10 12

=1 σ

=2 σ

=3 σ

Perfect power control

Imperfect power control

User Kelas-2 (N2)

Throughput

0 5 10 15 20 25 30

0 5 10 15

User Kelas-2 (N2)

Throughput

=1 σ

=2 σ

=3 σ

Perfect power control

Imperfect power control

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5

0 5 1 0 1 5 2 0

U s e r K e l a s - 2 ( N 2 )

Throughput

=1 σ

=2 σ

=3 σ I m p e r f e c t p o w e r c o n t r o l

P e r f e c t p o w e r c o n t r o l

Gambar 5c Throughput single-cell, single-class pada aktivitas faktor = 1, dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

Dari perhitungan di atas jelas bahwa akibat adanya shadowing dengan distribusi Gaussian yang mamiliki standar daviasi (σ) lebih besar dari 0 dapat menyebabkan kontrol daya menjadi tidak sempurna yang berdampak pada menurunnya nilai throughput.

Gambar 5b Throughput single-cell, single-class pada aktivitas faktor = 5/8, dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

Gambar 5b Throughput single-cell, single-class pada aktivitas faktor = 3/8, dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

(5)

C-17

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0 3 5 4 0

0 2 4 6 8 1 0

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0

M u lti- c la s s

S in g le - c la s s

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

Gambar 6a Throughput single-cell, multi-class pada standar daviasi (σ) = 1 dengan user suara (N1) yang berubah-ubah

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0 3 5 4 0

0 2 4 6 8 1 0

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0 M u lti-

c la s s S in g le -

c la s s

Gambar 6b Throughput single-cell, multi-class pada standar daviasi (σ) = 2 dengan user suara (N1) yang berubah-ubah

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0

0 2 4 6 8

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0

M u lti- c la s s

S in g le - c la s s

Gambar 6c Throughput single-cell, multi-class pada standar daviasi (σ) = 3 dengan user suara (N1) yang berubah-ubah

Gambar 6a, 6b dan 6c. menunjukan throughput single-cell, multi-class dengan pengaruh kontrol daya tidak sempurna. Karena adanya shadowing dengan distribusi Gaussian yang memiliki

(6)

C-18

standar daviasi (σ) lebih besar dari 0, akan mengakibatkan kontrol daya menjadi tidak sempurna dan menyebabkan interferensi ke user lainnya. Interferensi ini bisa berasal dari user dengan kelas yang sama atau dari kelas yang berbeda. Jika lebih dari satu user yang menginterferensi user lain maka daya interferensi yang diterima oleh BS adalah merupakan penjumlahan daya dari setiap user.

Dari perhitungan di atas terlihat jelas bahwa semakin besar kapasitas N1 maka prosentase penurunan throughput akan semakin besar, disamping itu dari perhitungan diatas juga dapat dilihat pengaruh shadowing. Semakin besar standar daviasi prosentase penurunan throughput menurun cukup tajam, seperti yang terjadi pada standart daviasi = 3 dan N1 = 50, penurunan mencapai 58,77 %. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar N1 dan σ maka daya interferensi total juga akan semakin besar.

Throughput pada Multi Cell, interferensi pada sistem CDMA tidak hanya diakibatkan oleh user yang berada pada sel sendiri (home-cell) tetapi interferensi juga diakibatkan oleh user yang berada pada sel di sekelilingnya. Besar interferensi untuk sel tetangga yang dibatasi dengan 2 tier atau 18 cell dinyatakan dengan besarnya mean dan varian. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Gilhousen CS. Menyatakan bahwa besarnya mean (mo= 0,274) dan varian (σo = 0,078).

Kontrol Daya tidak Sempurna, Gambar 8a; 8b; 8c. menunjukan throughput pada multi-cell single class dengan pengaruh kontrol daya tidak sempurna. User suara (N1) = 0, karena pada perhitungan pada single user (user data saja). Dengan perubahan shadowing dengan standar daviasi (σ) > 0, menyebabkan pengendalian daya menjadi tidak sempurna, yang berdampak pada penurunan throughput. Hal ini karena semakin besar nilai standar daviasi (σ) maka nilai mean total (mtot) dan varian total (σtot) akan menjadi semakin besar. Dan ini berarti daya interferensi yang menginterferensi user lain juga akan semakin besar sehingga menyebabkan menurunya performasi pada throughput sistem CDMA. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 8a; 8b; 8c.

Pengaruh faktor aktifitas juga dapat dilihat dengan membandingkan setiap gambar, untuk faktor aktifitas 3/8 ditunjukan pada Gambar 8a. untuk faktor aktifitas 5/8 ditunjukan pada Gambar 8b.

untuk faktor aktifitas 1 ditunjukan pada Gambar 8c. dari gambar didapat bahwa semakin besar faktor aktivitas, throughput sistem CDMA juga akan semakin baik. Hal ini karena semakin besar nilai faktor aktivitas maka kanal yang digunakan juga akan semakin besar sehingga peluang jumlah paket yang sukses terkirim dari jumlah paket yang ditawarkan akan semakin besar.

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5

0 2 4 6 8

=1 σ

=2 σ

=3 σ

P e rfe c t p o w e r c o n tro l

Im p e rfe c t p o w e r c o n tro l

U s e r K e la s -2 (N 2 )

Throughput

Gambar 8a Throughput multi-cell, single class dengan activity vactor (α) = 3/8 dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

(7)

C-19

0 2 4 6 8 10 12 14

0 2 4 6 8

User Kelas-2 (N2)

Throughput

Imperfect power control

Perfect power control

=3 σ

=2 σ

=1 σ

Gambar 8b Throughput multi-cell, single class dengan activity vactor (α) = 5/8 dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

0 2 4 6 8 10

0 2 4 6 8

U ser K elas-2 (N 2)

Throughput

Im perfe ct po w e r co ntrol

P erfe ct p o w er control

=3 σ

=2 σ

=1 σ

Gambar 8c Throughput multi-cell, single class dengan activity vactor (α) = 1 dengan standar daviasi (σ) yang berubah-ubah

Gambar 9a–9c menunjukan nilai throughput multi-cell, multi-class dengan kontol daya tidak sempurna pada faktor aktifitas (α) = 3/8. variabel pada penelitian ini sama dengan variabel yang digunakan pada Gambar 8, kecuali ada penambahan user suara (N1) yang mempunyai nilai berubah- ubah. Pengaruh penambahan user suara (N1) terhadap throughput dapat dilihat pada Gambar 9a-9c.

Dari gambar tampak bahwa perubahan yang terjadi akibat penambahan user suara (N1), semakin besar kapasitas N1 terlihat nilai throughput akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh interferensi multi-class, sehingga semakin besar nilai kapasitas user suara maka kanal yang digunakan untuk komunikasi data akan semakin kecil yang berdampak pada throughput akan mengecil juga.

Selain itu juga akibat dari penambahan N1 akan menginterferensi user acuan (N2).

Pengaruh pengendalian daya pada multi-cell multi-class juga dapat dilihat pengaruhnya pada Gambar 9a-9c. Dengan perubahan shadowing dengan standar daviasi (σ) > 0, menyebabkan pengendalian daya menjadi tidak sempurna, yang berdampak pada penurunan throughput. Hal ini karena semakin besar nilai standar daviasi (σ) maka nilai mean total (mtot) dan varian total (σtot) akan menjadi semakin besar. Dan ini berarti daya interferensi yang menginterferensi user lain juga akan semakin besar sehingga menyebabkan menurunya performasi pada throughput sistem CDMA.

(8)

C-20

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5

0 2 4 6 8

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0

M u lt i- c la s s

S in g le - c la s s

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

Gambar 9a Throughput multi-cell, multi-class dengan activity vactor (α) = 3/8 dan standar daviasi (σ) = 1 dengan user-kelas-1 (N1) yang berubah-ubah

0 5 1 0 1 5 2 0

0 2 4 6

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0

M u lt i- c la s s

S in g le - c la s s

Gambar 9b Throughput multi-cell, multi-class dengan activity vactor (α) = 3/8 dan standar daviasi (σ) = 2 dengan user-kelas-1 (N1) yang berubah-ubah

0 5 1 0 1 5 2 0

0 1 2 3 4 5

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

N 1 = 5 0

N 1 = 1 0 0

N 1 = 1 5 0

M u lt i- c la s s

S in g le - c la s s

Gambar 9c Throughput multi-cell, multi-class dengan activity vactor (α) = 3/8 dan standar daviasi (σ) = 3 dengan user-kelas-1 (N1) yang berubah-ubah

(9)

C-21

Pengaruh throughput terhadap perubahan bit rate, adalah besarnya bit rate akan mempengaruhi daya dari sinyal. Semakin besar bit rate maka daya sinyal akan semakin besar.

Perubahan throughput akibat perubahan bit rate ditunjukan pada Gambar 10 dari gambar terlihat bahwa besarnya throughput akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya bit rate. Hal ini karena semakin besar bit rate maka daya yang yang dibutuhkan untuk memancarkan sinyal akan semakin besar pula, karena kebutuhan daya adalah sebanding dengan bit ratenya. Dengan daya yang besar ini berarti interferensi pada sistem akan menjadi lebih besar, yang berarti penurunan terhadap throughput.

0 5 1 0 1 5 2 0

0 1 2 3 4 5

U s e r K e la s -2 (N 2 )

Throughput

R = 6 4 0 0 0 R = 6 4 0 0 0

R = 9 6 0 0 0 R = 1 2 8 0 0 0

Gambar 10 Throughput multi-cell, multi-class dengan activity vactor (α) = 3/8, standar deviasi (σ) = 1, dan user-kelas-1 (N1) = 50 dengan bit rate (R) yang

berubah-ubah

Gambar 11 menunjukan perubahan throughput akibat bit rate yang berubah-ubah dengan faktor aktifitas (α) = 3/8, standar deviasi (σ) = 1, dan user suara (N1) = 100 dengan membandingkan Gambar 10 dengan 11 terlihat bahwa dengan bertambahnya user suara maka throughput akan menurun, karena semakin besar user suara maka kanal yang digunakan untuk user suara akan semakin besar, sehingga kanal untuk user data akan mengecil yang berdampak pada menurunnya throughput.

0 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6

0 1 2 3 4

U s e r K e la s - 2 ( N 2 )

Throughput

R = 6 4 0 0 0

R = 9 6 0 0 0 R = 1 2 8 0 0 0

Gambar 11 Throughput multi-cell, multi-class dengan activity vactor (α) = 3/8, standar deviasi (σ) = 1, dan user-kelas-1 (N1) = 100 dengan bit rate (R) yang

berubah-ubah

(10)

C-22 KESIMPULAN

Dari uraian sebelumnya terutama penurunan rumus dan analisa hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kontrol daya adalah salah satu faktor yang paling penting dalam sistem CDMA. Dengan kontrol daya yang sempurna dapat memberikan kinerja yang lebih baik pada sistem CDMA.

2. Dengan faktor aktifitas yang berubah ubah didapat suatu hasil, dimana semakin besar faktor aktifitas maka throughput pada single-cell single-class akan semakin tinggi.

3. Dampak dari pemakaian kanal bersama (multi-class) antara suara dan data, menunjukan penurunan nilai throughput dengan semakin bertambahnya jumlah user suara.

4. Perubahan throughput dari single-cell ke multi-cell pada faktor aktivitas = 3/8 adalah penurunan sebesar 35,15 %. Hal ini membuktikan sel yang berada di sekalilingnya (2 tier) memberikan interferensi yang cukup besar ke sel referensi, ini dikarenakan sistem CDMA pada setiap selnya menggunakan frekuensi yang sama.

5. Besarnya throughput akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya bit rate. Hal ini karena semakin besar bit rate maka daya yang yang dibutuhkan untuk memancarkan sinyal akan semakin besar pula, karena kebutuhan daya adalah sebanding dengan bit ratenya.

6. Dengan bertambahnya user suara maka throughput akan menurun, karena semakin besar user suara maka kanal yang digunakan untuk user suara akan semakin besar, sehingga kanal untuk user data akan mengecil yang berdampak pada menurunnya throughput.

DAFTAR PUSTAKA

Garg, V.K., Smolik, K,. and Wilkes, J.E., 1997, Application of CDMA in Wireless/Personal Communications, Prentice Hall Inc.

Gilhousen, K.S., 2009, On the Capacity of a cellular CDMA System, IEEE Trans. On Vech. Tech. Vol.

40, No.2.

Hansen, M.G,. and Prasad. R., 2009, Capacity, Throughput adan Delay Analysis of a Celluler DS CDMA System With Imperfect Power Control and Imperfect Sectorization, IEEE Trans. On Vech. Tech. Vol. 44 No.1.

Kim, D.H., and Sun, W., 2011, The Effect of Multirate data Transmission on Spectral Efficiecy in DS/CDMA Celullar Systems, IEEE Trans. Communications, Vol. E83-B, No.5.

Lee, J.S., and Miller, L.E., 1998, CDMA System Engineering Handbook, Artech House Inc.

Prasad, R, 1996, CDMA For Wirelss Personel Communications, Artech House.

Sandouk, A., Yamazato, T., and Katamaya, M., 2009, An Integrated Voice/Data CDMA Packet Communication with Multi-Code CDMA Scheme, IEICE Trans. Fundamental, Vol. E-82-A, No. 10.

Vannithamby, R., and Sousa, E.S., 2010, Performance of Multirate Data Traffic Using Variable Spreading Gain in the Reverse Link Under Wideband CDMA, IEEE Vehicular Technology Conference.

Wang, M., and Kohno, R., 2008, A Novel Wireless Multimedia CDMA System Based on Adaptive Chip/Bit Rate Control, IEICE Trans. Fundamentals Vol. E81-A, No. 11.

Wu, J., and Kohno, R., 2011, A Wireless Multimedia CDMA System Based on Transmission Power Control, IEEE J. Select. Areas Communications, p. 683.

Referensi

Dokumen terkait

1. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan tata ruang yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan serta kesekertariatan untuk

memperlihatkan hasil kandungan logam berat Pb dan Cu yang tinggi dibandingkan pada Stasiun I di Sungai Belumai yang memiliki nilai DO yang lebih tinggi dan

Pilihan strategi yang tepat sangatlah penting, jika melihat pembahasan yang ada maka aspek non teknis terkait kebijakan ini, walapun belum dilakukan anailis SWOT,

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Tengah Dalam melaksanakan tugas Dinas Pemberdayaan

Sistem ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah per kecamatan atau per kelurahan meliputi Informasi penyebaran

Tekstur tanah mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air, tanah bertekstur agak halus seperti lempung liat berpasir mempunyai drainase agak buruk yang biasanya tanah memiliki

Semakin kecil b/a pada prisma terpancung, stream tube yang terbentuk akan semakin besar sehingga adverse pressure gradient yang terjadi semakin besar.. Hal ini

Dari Gambar 4, terlihat bahwa untuk kondisi sektorisasi baik sempurna maupun tak sempurna, kapasitas user audio semakin menurun dengan semakin bertambahnya kapasitas user data,