36
PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT
Nickxon Tandy1, Jabbar M Rambe2, Rosnani Ginting2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email: [email protected]1 Email: [email protected]2
Email: rosnani_usu @yahoo.co.id2
Abstrak. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur produk sanitasi. Dalam menjalankan proses produksi, perusahaan bergantung pada SOP yang telah disediakan. Salah satu masalah di dalam perusahaan adalah SOP yang tidak jelas. Contoh masalah yang timbul akibat SOP yang tidak jelas adalah terjadinya rework. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan tingkat kepentingan tugas yang harus dilakukan oleh operator di lantai produksi. Berdasarkan masalah yang terjadi, maka penyelesaian dapat dicapai dengan menggunakan bantuan metode Quality Function Deployment (QFD). Hasil dari Quality Function Deployment adalah tingkat kepentingan yang didasarkan pada keinginan konsumen serta hubungannya dengan karakteristik teknis/proses produksi.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa proses yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah proses pengeringan dengan nilai 11 dan nilai proses yang memiliki nilai relative weight terbesar adalah komposisi tanah dengan nilai 20,5%. Berdasarkan hasil perhitungan, maka proses pengeringan diusulkan sebagai proses yang harus diprioritaskan oleh perusahaan.
Kata kunci: Quality Function Deployment (QFD), Prioritas Tugas
Abstract. PT XYZ is a sanitary product’s manufacturing company. Company depends on it SOP to produce product. One of the problems that occurs because of ambiguous SOP is rework. The purpose of this study is to determine the priority of process. Based on the problems, writer proposed using Quality Function Deployment to solve the problems.
Quality Function Deployment used technical importance and customer requirements to define each process’s importance. Based on QFD, “pengeringan” is known to be the most important process with the value of 11 and “komposisi tanah” has the highest value of relative weight that is 20,5. Base on that writer propose “pengeringan” has to be done first by PT XYZ
Keywords: Quality Function Deployment (QFD), Task Priority
1Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
2Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
37
1. PENDAHULUAN
Dalam usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka diperlukan adanya perbaikan- perbaikan. Salah satu masalah yang dapat diperbaiki pada PT XYZ adalah masalah SOP. SOP perusahaan tidak mengatur tentang tingkat kepentingan pekerjaan, sehingga pekerja sering mengalami kebingungan dalam menentukan pekerjaan apa yang harus mereka lakukan sewaktu memulai pekerjaan di pagi hari. Contoh kasus yang terjadi pada perusahaan, saat memulai kerja di pagi hari, pekerja sering dihadapkan pada 2 pilihan pekerjaan yaitu proses pencampuran dan proses pelepasan cetakan. Oleh karena itu, penelitian ditujukan untuk menentukan tingkat kepentingan proses produksi pada lantai produksi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan proses adalah metode Quality Function Deployment (QFD). QFD merupakan metode perencanaan proses yang membantu rencana organisasi dalam penerapan berbagai alat pendukung teknis secara efektif dan pelengkap antara satu sama lain untuk memprioritaskan setiap permasalahan. (Tseng, 2010)
Aplikasi dari QFD dapat menurunkan cost serta penurunan terhadap waktu produksi. QFD menggunakan informasi, pengetahuan, dan data untuk memprioritaskan keinginan konsumen dan untuk menentukan tingkat kinerja karakteristik teknis. (Chun Chieh, 2010)
Studi kasus pada penelitian ini dilaksanakan pada pabrik pembuatan produk sanitasi di PT. XYZ, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan untuk menentukan prioritas kepentingan tugas pada proses produksi. Tahap awal penelitian dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen terhadap produk. Keinginan responden terhadap produk kemudian dihubungkan dengan karakteristik teknis produk sehingga dihasilkan tingkat kinerja dari karakteristik teknis tersebut.
2. METODE PENELITIAN
Metode Kualitatif digunakan untuk membantu penelitian.
Data yang digunakan untuk metode kualitatif adalah data keinginan konsumen yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup yang dibagikan kepada karyawan PT XYZ dengan jumlah 50 responden, serta data hubungan keinginan konsumen dan karakteristik teknis dan data hubungan antar karakteristik teknis yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner wawancara yang dibagikan kepada manajer bagian produksi.
Penelitian dimulai dengan merancang kuesioner terbuka yang disusun berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi keramik berdasarkan buku industri keramik (Abdul Razak, 1983).
Tahap kedua adalah perancangan kuesioner tertutup yang disusun berdasarkan hasil dari kuesioner terbuka.
Kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Kuesioner Terbuka yang Disebarkan
No Pertanyaan
1 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor jenis tanah mempengaruhi proses produksi kloset?
2
Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor keelastisan tanah mempengaruhi proses produksi kloset
3 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor komposisi adonan mempengaruhi proses produksi kloset?
4 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor kepadatan adonan mempengaruhi proses produksi kloset?
5 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor pengeringan mempengaruhi proses produksi kloset?
6 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor suhu pembakaran mempengaruhi proses produksi kloset?
7 Menurut pendapat Anda, bagaimana faktor lama pembakaran mempengaruhi proses produksi kloset?
8 Menurut pendapat Anda, bagaimana lama
pengeringan mempengaruhi proses produksi kloset?
Tabel 2. Kuesioner Tertutup yang Disebarkan
Selain kuesioner terbuka dan tertutup, terdapat 2 kuesioner wawancara yang digunakan untuk membantu pengumpulan data penelitian. Kuesioner wawancara pertama adalah kuesioner hubungan antar karakterikstik teknis dan kuesioner kedua adalah kuesioner hubungan karakteristik teknis dan keinginan dari konsumen.
Kuesioner wawancara karakteristik teknis dan kuesioner wawancara hubungan karakteristik teknis dan keinginan konsumen dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
38
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Kebutuhan Konsumen
Identifikasi kebutuhan konsumen bertujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen terhadap produk kloset. Identifikasi kebutuhan konsumen melalui penyebaran kuesioner menghasilkan 8 daftar kebutuhan konsumen terhadap produk kloset Hasil identifikasi kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel 1.
Pemberian Packaging
Pembuatan Packaging
Pembakaran
Pengecatan
Penjemuran
Pengampelasan
Pengerokan
Pendiaman Cetakan
Pelepasan Mal
Pembersihan Sumbat
Pembukaan Sumbat
Penuangan Tanah ke cetakan
Pendiaman Tanah
Penyaringan
Pengadukan
Pencampuran Tanah
Gambar 1. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknis
Keelastisan Tanah Jenis Tanah
Komposisi Tanah Kepadatan Tanah Pengeringan Pembakaran Lama Pengeringan Lama Pembakaran
Pemberian Packaging
Pembuatan Packaging
Pembakaran
Pengecatan
Penjemuran
Pengampelasan
Pengerokan
Pendiaman Cetakan
Pelepasan Mal
Pembersihan Sumbat
Pembukaan Sumbat
Penuangan Tanah ke cetakan
Pendiaman Tanah
Penyaringan
Pengadukan
Pencampuran Tanah
Gambar 2. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknis dan Keinginan Konsumen
Tabel 3. Identifikasi Kebutuhan Konsumen
No Variabel Kebutuhan
1 Jenis tanah menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk kloset 2 Keelastisan tanah menjadi faktor yang
mempermudah proses pencetakan
3
Komposisi tanah menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk kloset
Tabel 3. Identifikasi Kebutuhan Konsumen
No Variabel Kebutuhan
4
Kepadatan adonan menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kekuatan produk kloset
5 Pengeringan menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi warna produk kloset 6 Pembakaran menjadi pertimbangan utama
yang mempengaruhi kualitas produk kloset
7
Lama pengeringan menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kekuatan dari produk kloset
8 Lama pembakaran menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk
Tabel 3 menunjukkan hasil penyebaran kuesioner terbuka pada karyawan bagian produksi PT XYZ.
Atribut yang dinilai berpengaruh signifikan terhadap proses pembuatan produk adalah pengeringan menjadi pertimbangan utama yang memengaruhi produk kloset. Kebutuhan responden yang diperoleh dari kuesioner tersebut akan disesuaikan dengan karakteristik teknis produk.
3.2. Analisis Quality Function Deployment
House of Quality yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Proses produksi yang harus diprioritaskan berdasarkan metode Quality Function Deployment dapat ditentukan berdasarkan tingkat kinerja proses pada House of Quality.
3.2.1.Analisis Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis Ukuran kinerja yang diperoleh dari perhitungan house of quality yaitu tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Hasil perhitungan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya menunjukkan karakterakteristik teknis yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi yaitu penjemuran. Karakteristik ini dapat menjadi prioritas utama perusahaan dalam membuat desain dari produk.
3.2.2. Analisis Nilai Rasio Perbaikan
Nilai rasio perbaikan menunjukkan suatu ukuran upaya PT. XYZ dalam usaha perbaikan rancangan produk kloset pada setiap variabel kebutuhan konsumen. Hasil perhitungan rasio perbaikan menunjukkan bahwa variabel dengan nilai rasio perbaikan paling tinggi sebesar 1,648 yaitu “Lama pembakaran menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk”, sedangkan variabel dengan nilai rasio perbaikan paling kecil sebesar 1,015 ialah “kepadatan adonan menjadi
39
pertimbangan utama yang mempengaruhi kekuatan produk kloset”.
Semakin tinggi nilai target suatu variabel dibandingkan dengan tingkat kepuasan responden, maka nilai rasio perbaikan akan semakin tinggi, yang berarti juga semakin pentingnya variabel tersebut di mata responden (Lou Cohen,1995).
3.2.4.Analisis Importance Weight dan Relative Weight
Variabel perancangan desain produk yang memiliki bobot relatif tertinggi yaitu komposisi tanah menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk kloset.
Karakteristik teknis perancangan produk dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah pengeringan dengan nilai 11%.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil pengolahan QFD diperoleh bahwa atribut produk kloset yang memiliki relative weight tertinggi adalah komposisi tanah menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi kualitas produk kloset dengan nilai 20,5%. Karakteristik teknis perancangan produk kloset dengan derajat kepentingan tertinggi adalah pengeringan dengan nilai 11. Hal ini dapat menjadi prioritas pertama pihak perusahaan sebagai acuan perbaikan proses produksi.
Keelastisan Tanah Jenis Tanah Komposisi Tanah Kepadatan Tanah Pengeringan Pembakaran Lama Pengeringan Lama Pembakaran
Cutomers Importance
Derajat Kepentingan
Tingkat Kesulitan
Perkiraan Biaya
Pemberian Packaging
Pembuatan Packaging
Pembakaran
Pengecatan
Penjemuran
Pengampelasan
Pengerokan
Pendiaman Cetakan
Pelepasan Mal
Pembersihan Sumbat
Pembukaan Sumbat
Penuangan Tanah ke cetakan
Pendiaman Tanah
Penyaringan
Pengadukan
Pencampuran Tanah
sMsMs s s sMs s s s s s s s
M M M M M
W W W
W s
W s
W W W
W W W
W
W W
W
s
9 9
9 9 9
3
9 9 9 3 9
9
3 1 3 1 3 1 1
3 1 3
9 3 9 3 1 1
3
3 3 3 3 9 1 9 3
1 3 3 1 1 9 9 9 9 9 9 9
1
3 9 3 3 9 3 9 3 9 9 9
1 1 3 3 3 3 9 1
3 1 3 3 3 9 3 3 9 3 9
1 1 3 3 1 9 9
4 5 5 3 3 4 4 5
3 4 4 5 4 3 1 5 5 3 4
3 4 3 7 5 3 7 5 5 9 4
5 7 7 9 7 5 2 9 9 5 7
4 3 4 2
11 3 4 2
7 5 7 4
3 3 5 Derajat Hubungan :
S = Hubungan positif kuat =3 M = Hubungan positif sedang =2 W = Hubungan positif lemah =1 O = Tidak ada Hubungan =0
0
0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0 0 0
0 0
0
0 0
0 0 0 0
0
0 0 0
0 0
0 0
0 0 0 0 0
0
O O
O O
O O
O O
O O O
O O O O
O O
O O
O O
O O O
O O
O O
O O O
O
O O
O O O O O O
O O O
O O O
O O O O
O O O
O O O
O O O
O O O
O O O
O O
O O
O O O O
O
O O
O O
O
O
Relative Weight
Importance Weight
Sales Point
1,2 1 1,5 1,2 6,38 1,5 1,2
6,13 1,2
9,89 1,2
10,7 17,3 11,2 6.40
8,33 4,77
20,5 11,7
13,7 7,87
11,9 6,82
3,65
Gambar 3. House of Quality
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, Benjamin. 1981. System Engineering and Analysis. Cetakan Ketiga. New York:
Prentice Hall
Cohen, Lou. 1995. “Quality Function Deployment, How to make QFD Work for. You”. Addison- Wesley Publishing Company: New York.
Cheng. 2008. Applying QFD and DSM for Product Platform Development and Evaluation, National Central University.
40
Eppinger, Steven. 2012. Design Structure Matrix Methods and Application. MIT Press:
Massachussets
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusiak, Andrew. 1993. Concurrent Engineering:
Automation, Tools and Techniques. Canada:
A Wiley-Interscience Publication
Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
_________, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian.
Medan: USU Press.
Tseng, C. C. 2010. Prioritization of Product Design Task Using QFD, TRIZ, and DSM. Taiwan:
National Yunlin University of Science and Technology.
Tseng, Chun Chieh. 2010. Prioritization Determination of Project Tasks in QFD Process Using Design structure Matrix.
Taiwan: National Yunlin University of Science and Technology.
Wang. 2008. Applying QFD and DSM for Collaborative Machine Design. National Central University, 2008