• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG KAJIAN PEMERINTAH PUSAT BERUSAHA MENGHAPUS KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Pitoyo. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUANG KAJIAN PEMERINTAH PUSAT BERUSAHA MENGHAPUS KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Pitoyo. Abstract"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dari tulisan pertama dengan judul diatas, termuat pada edisi III/ November 2010 telah jelas bahwa nama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lahir pada tanggal 30 Oktober 1945 seperti tertulis dalam Amanat Penggabungan antara wilayah Kasultanan Ngayogyojakarto Hadiningrat dan wilayah Kadipaten Pakualaman.

Pada hakekatnya lahirnya Daerah Istimewa Yogyakarta justru sesuai dengan pasal 18 UUD 1945 yang telah ditetapkan dan disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Bab VI UUD 1945 tentang Pemerintah Daerah berbunyi sebagai berikut: “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan peme-rintahannya di tetapkan dengan

Abstract

To continue process and describing the existence of Daerah Istimewa Yogyakarta, this writing is focused on aspect of legality. There were lot of laws to settle Yogyakata to become Daerah Istimewa Yogyakarta whether those were in forms of Amanat, Maklumat, as well as regulation. Here the writer proves thataccording to legal aspect, Daerah Istimewa Yogyakarta has fulfilled every angles of legality and therefor there is no question any more to doubting Yogyakarta as a Daerah Istimewa Yogyakarta. Amanat Dated September 5Th of 1945 and the one which dated 30th of October 1945, Maklumat, laws and regulations, article 18 of the Constitution 1945 and a Convention implemented since the eve of Indonesian Independence, all of it are legal basis of the existence of Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keywords : Legal aspects of Daerah Istimewa Yogyakarta

PEMERINTAH PUSAT BERUSAHA MENGHAPUS

KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh : Pitoyo

(2)

Undang-undang, dengan memandang

dan mengingati dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Penjelasan pasal 18 UUD 1945 ini menguraikan lebih terperinci tentang hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa seperti tercantum dalam angka I dan II sebagai berikut: I “Oleh karena Negara Indonesia

itu suatu : linheidsstaat” maka Indonesia tak akan mempunyai daerah didalam lingkungannya yang bersifat” staat” juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.

Didaerah-daerah yang bersifat autonoom(streek dan locale rechtsgemencshappen atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya menurut yang akan ditetapakan dengan undang-undang.

Didaerah-daerah yang bersifat autonoom akan diadakan badan perwakilan daerah oleh karena didaerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.

II “Dalam territoir Negara Indonesia terdapat ± 250 “zelfbesturende

landcshappen” dan

volksgemeencshappen seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dst. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karena dapat dianggap sebagai daerah istimewa.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan Negara yang mengenai daerah itu akan mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut.

Jadi para pendiri Negara sangat menyadari bahwa didalam wilayah Indonesia ada daerah-daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat asli, atau yang bersifat istimewa sebelum Negara Indonesia lahir. Keberadaan daerah asli tersebut di hormati kedudukannya dan malah segala peraturan Negara yang mengenai daerah yang bersifat istimewa itu akan mengingatnya, artinya dalam membuat peraturan

Negara tidak boleh

mengenyampingkannya, yaitu tidak boleh menghilangkan sifat-sifat daerah istimewa itu.

Dengan demikian daerah istimewa Yogyakarta yang dulu bersifat kerajaan, tetap menjadi daerah yang bersifat istimewa sampai kapanpun didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keistimewaan daerah Yogyakarta ini kemudian diperkuat dengan lahirnya:

(3)

amanat Sripaduka Sri Paku Alam VIII yang juga dikeluarkan dan ditandatangani sendiri oleh beliau. Dengan demikian Amanat 30 Oktober 1945 yang ditanda tangani oleh Sri Sultan H.B. IX dan Sri Paku Alam VIII tersebut merupakan penggabungan 2(dua) institusi yaitu antara Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Pakualaman. Penggabungan keduanya merupakan penegasan lahirnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tanggal 30 Oktober 1945 itulah maka semua maklumat yang dikeluarkan di Daerah Istimewa Yogyakarta selalu ditandatangani bersama oleh Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Ini berarti secara institutional ada penggabungan bahkan penyatuan antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman menjadi satu daerah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Maklumat No 18 tahun 1946 secara tegas menyebut Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta. Maklumat ini pada intinya adalah pembentukan Dewan-dewan Perwakilan Rakyat dilingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Diktum pertama dari maklumat ini berbunyi: “didalam daerah Yogyakarta diadakan dewan perwakilan rakyat”. 3. Pada tahun 1948 dikeluarkan

Undang-undang pokok RI no 22 tahun 1948 yang pada pasal 1

ayat 2 (dua) menyatakan bahwa: “ keistimewaan peraturan daerah istimewa dalam Undang-undang ini hanya mengenai kepala daerahnya”. Dalam pasal 18 ayat 5(lima) dan 6(enam) dinyakatakan bahwa Kepala/ Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta diangkat dari keturunan keluarga yang berkuasa didaerah itu dizaman sebelum Republik Indonesia dan

yangmasih menguasai

daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat didaerah itu.

4. Undang-undang No 3 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan dikeluarkannya Undang-undang ini maka syahlah dari segi yuridis nama Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampai sekarang Undang-undang ini belum pernah dicabut, jadi masih tetap berlaku Yogyakarta masih tetap Daerah Istimewa.

Undang-undang No 3 tahun 1950 ini merupakan pelaksanaan dari Undang-undang No 22 tahun 1948 yang menyatakan bahwa pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta harus dilakukan dengan undang-undang. Maka keluarlah undang-undang tahun 1950 karena undang-udang No 22 tahun 1948 bukan Undang-undang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.

(4)

pengakuan secara de jure terhadap DIY yang sudah lahir dengan serentetan aturan, Amanat, Maklumat dan perundang-undangan tersebut diatas. Undang-undang No 3 tahun 1950 pasal satu ayat (1) menyatakan: “daerah yang meliputi daerah Kasultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman ditetapkan menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Ayat (2) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah setingkat dengan provinsi. Melalui proses,Amanat Maklumat dan Undang-undang tersebut sesungguhnya secara de facto dan de yure, Yogyakarta adalah Daerah Istimewa.

5. Undang-undang No 1 tahun 1957

tentang pokok-pokok

pemerintahan daerah mencabut undang-undang No 22 tahun 1948. Peristiwa ini terjadi pada waktu berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara yang kemudian menggantinya dengan undang-undang pokok tentang pemerintah daerah yaitu dengan undang-undang no 1 tahun 1957. Namun karena pada tanggal 5 juli 1959 Dekrit Presiden mengembalikan Undang-undang Dasar 1945 berlaku kembali maka undang-undang No 1 tahun 1957 harus disesuaikan dengan Undang-undang dasar 1945. Padahal Undang-undang No 22 tahun 1948 yang dicabut oleh Undang-undang Nomor 1 tahun 1957, dibuat atas dasar pasal 18 Undang-undang dasar 1945. Oleh

Karena itu, agar Pemerintah Daerah tetap berjalan dengan landasan Undang-Undang Dasar 1945 dikeluarkanlah Penetapan Presiden No 6 tahun 1959 yang pada hakekatnya merubah sebagian undang-undang No 1 tahun 1957 agar sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Dengan Penetapan Presiden No 6 tahun 1969 menjadi jelas kembalinya kedudukan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti dalam undang-undang no 22 tahun 1948.

6. Pada tanggal 1 September 1957 dikeluarkanlah Undang-undang No 18 tahun 1965 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah. Undang-undang ini mencabut undang-undang no 1 tahun 1957 dan Penetapan Presiden No 6 tahun 1959. Undang-undang No 18 tahun 1965 ini merupakan pelaksanaan pasal 18 Undang-undang dasar 1945. Sejak saat itu Undang-undang yang berlaku bagi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Undang-undang No 18 tahun 1965. Pasal 18 ayat (1) Undang-undang ini menyebutkan tentang daerah Istimewa Yogyakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan Undang-undang No 1 tahun 1957. Ayat (2) pasal ini menyebut: a. Sifat istimewa sesuatu daerah

(5)

masih diakui dan berlaku hingga saat sekarang atau sebutan Daerah Istimewa atas alasan lain, berlaku terus hingga dihapuskan. Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah istimewa daerah Yogyakarta yang sekarang pada saat berlakukan Undang-undang ini adalah kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi daerah istimewa Yogyakarta, yang tidak terikat pada jangka waktu masa jabatan seperti dimaksud pada pasal 17 ayat (1) dan pasal 21 ayat (5). 7. Konvensi yang berlaku sejak

diangkatnya Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII oleh Presiden RI, Insinyur Soekarno, sampai wafatnya kedua beliau, Presiden RI sampai dengan Megawati Soekarno Putri tidak pernah mengangkat Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah atau Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta kecuali Sri Sultan Hamungkubowono dan Sri Paduka Paku Alam. Praktek kenegaraan tentang Sultan dan Paku Alam menjadi Gubernur/Wakil Gubernur ini sudah berjalan selama 66 tahun meskipun yang terakhir diangkat kembali oleh Presiden Yudoyono hanya untuk jangka waktu 1(satu) tahun saja. Praktek kenegaraan yang sudah berlangsung 66 tahun ini

harus sangat dihormati oleh Presiden RI manapun. Sudah berkali-kali Daerah Istimewa Yogyakarta akan dihapuskan namun semua usaha itu gagal, kecuali membuang uang dan tenaga pikiran untuk berdebat menghapuskan Daerah Istimewa Yogyakarta yang akhirnya tanpa hasil yang memuaskan rakyat khususnya rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian landasan yuridis Daerah Istimewa Yogyakarta tetap kuat. Sejak tahun 2008 sampai sekarang Pemerintah dan DPR sedang membahas R.U.U. Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang belum selesai.

8. Dalam Undang-undang Dasar 1945 yang telah dirubah menjadi Undang-undang tahun 2002, pada pasal 18B ayat (1) dan (2) masih menyatakan sebagai berikut : a. Ayat (1) : Negara

mengakui dan

menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. b. Ayat (2) : Negara

mengakui dan

(6)

perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam rndang-undang.

Daftar Pustaka

Poewokoesoemo, Soedarisman. 1980.

Daerah Istimewa Yogyakarta,

KPH. Yogyakarta. Gadjah

Mada University Press.

Tahta untuk Rakyat. Jakarta Pusat.PT.

Gramedia.

Dokumen

Pisowanan Agung Rakyat DIY pada bulan April 2008.

Rapat DPRD-DIY tanggal 30 Juni 2008.

Rapat-rapat Komisi II DPR tahun 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil beberapa penelitian tersebut dapat menjadi data pembanding untuk mengamati hubungan penggunaan fin pada silinder sirkular terhadap pola aliran dan

Pada masa Orde Baru, pengadaan buku pelajaran dilakukan oleh pemerintah melalui penerbit Balai Pustaka yang berstatus BUMN.. Buku pelajaran mulai dari sekolah dasar hingga SLTA wajib

Hingga pertengahan Tahun 2017 ini satupun prodi yang ada belum menerapkan kurikulum KKNI berorientasi mutu internasional, pada hal dalam Renstra telah

Terdapat keberagaman pendapat mengenai keorisinilan kisah dalam rubrik Goresan Hati sebagian informan menganggap bahwa cerita Goresan Hati merupakan kisah nyata

Saya akan membuat partisi C: (untuk menginstal Windows) saya bakan banyak menginstal aplikasi lain, maka saya butuh ruang yang cukup banyak, 70 GB.. Jumlah yang dimasukan harus

[r]

Pendapatan sumber lain adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha lain diluar usahatani bunga krisan yang dijalankan oleh petani itu sendiri atau anggota rumah tangganya

( TANES, KHOO & PAULRAJ ) PERSATUAN KARATE-DO PAHANG 20 Notis Permohonan Pengurusan Kes 9.00 PAGI.. Nombor Kes Plaintif / Pemohon Defendan Kand Pendengaran Jenis