• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun 1988 Kecamatan RUTRK Untuk RTH (ha) Kebutuhan RTH Berdasarkan Inmendagri No.14/88 Selisih (ha) Pekanbaru Kota 0 90 -90* Senapelan 0 266 -266* Limapuluh 0 162 -162* Sukajadi 0 204 -204* Sail 0 130 -130* Rumbai 2.815,533 8.121 -5.305,467* Bukit Raya 9.756,437 11.963 -2.206,563* Tampan 218,763 4.354 -4.135,237* Total 12.790,733 25.290 -12.499,267*

Sumber: Hasil Analisis,*Jumlah Kekurangan Luas RTH

5.6.2 Kesesuaian RUTRK Kawasan Hijau terhadap Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru tahun yang dilakukan pada tahun 2002 mempunyai pengaruh terhadap kawasan hijau. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk tahun 2004, khusus untuk kawasan hijau terdiri dari kawasan hutan dan kawasan pertanian. Kawasan hijau yang direncanakan terdapat pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya, Rumbai, dan Tampan dengan luas sekitar 12.790,733 hektar.

Sesuai dengan analisis kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, maka dapat diketahui perkiraan kesesuaian ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau yang telah dibuat. Kesesuaian Rencana Umum Tata Ruang Kota ((RUTRK) untuk kawasan hijau berdasarkan kebutuhan ruang terbuka hijau untuk jumlah penduduk disajikan pada Tabel 29.

(2)

hijau. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, dan Sail tidak terdapat rencana tata ruang untuk kawasan hijau. Kecamatan Tampan terdapat rencana peruntukan kawasan hijau, akan tetapi jumlahnya masih belum mencukupi untuk kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk.

Tabel 29. Kesesuaian RUTRK untuk RTH Terhadap Standar Luas RTH untuk Jumlah Penduduk

Kecamatan RUTRK Untuk RTH (ha) Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk (ha) Selisih (ha) Pekanbaru Kota 0 122 -122,000 Senapelan 0 146 -146,000 Limapuluh 0 165 -165,000 Sukajadi 0 246 -246,000 Sail 0 86 -86,000 Rumbai 2.815,533 399 2.416,533 Bukit Raya 9.756,437 842 8.914,437 Tampan 218,763 610 -391,237 Total 12.790,733 2.616 10.174,730

Sumber: Hasil Analisis

5.6.3 Kesesuaian RUTRK Kawasan Hijau terhadap Kebutuhan RTH Berdasarkan Emisi Karbon Dioksida

(3)

Tabel 30. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Emisi Karbon Dioksida Kecamatan RUTRK Untuk RTH (ha) Kebutuhan RTH Berdasarkan Emisi CO2 Selisih (ha) Pekanbaru Kota 0 3.033 -3.033 Senapelan 0 1 -1 Limapuluh 0 1 -1 Sukajadi 0 1 -1 Sail 0 2 -2 Rumbai 2.815,533 413 2.403,533 Bukit Raya 9.756,437 564 9.192,437 Tampan 218,763 398 -179,237 Total 12.790,733 4.413 8.377,420

Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis

Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau yang dilakukan berdasarkan emisi karbon dioksida berguna untuk mengetahui kesesuaian ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi fungsinya menyerap karbon dioksida, Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, dan Sail membutuhkan penambahan kawasan ruang terbuka hijau dengan luas dengan luas yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

5.6.4 Ketercukupan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota

Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru tahun 2004 untuk areal terbuka hijau berjumlah 12.790,73 hektar. Ruang terbuka hijau berada pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Rumbai 2.815,53 hektar, Bukit Raya 9.756,44 hektar, dan Tampan 218,76 hektar. Berdasarkan sebaran dan luas, maka dapat diketahui ketercukupan ruang terbuka hijau sesuai dengan kategori yang ditetapkan.

(4)

dan emisi karbon dioksida, luas areal bervegetasi untuk skala kota masih mencukupi.

Tabel 31. Ketercukupan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota

Kebutuhan RTH (ha) Berdasarkan Ketercukupan RTH (ha) Berdasarkan Kecamatan Luas RTH Luas Wilayah Jumlah Penduduk Emisi CO2 Luas Wilayah Jumlah Penduduk Emisi CO2 Pekanbaru Kota 0 90 122 3.033 -90,00 -122,00 -3.033,00 Senapelan 0 266 146 1 -266,00 -146,00 -1,00 Limapuluh 0 162 165 1 -162,00 -165,00 -1,00 Sukajadi 0 204 246 1 -204,00 -246,00 -1,00 Sail 0 130 86 2 -130,00 -86,00 -2,00 Rumbai 2.815,53 8.121 399 413 -5.305,47 2.416,53 2.402,53 Bukit Raya 9.756,44 11.963 842 564 -2.206,56 8.914,44 9.192,44 Tampan 218,76 4.354 610 398 -4.135,24 -391,24 -179,24 Total 12.790,73 25.290 2.616 4.413 -12.499,27 10.174,73 8.377,73 Sumber: Hasil Analisis

Secara mikro untuk skala kecamatan berdasarkan luas wilayah, Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan kekurangan ruang terbuka hijau dengan luas 90 hektar, 266 hektar, 162 hektar, 204 hektar, 130 hektar, 5.305,47 hektar, 2.206,56 hektar, dan 4.135,24 hektar.

Berdasarkan jumlah penduduk, kebutuhan ruang terbuka hijau untuk skala kota masih mencukupi. Kebutuhan untuk skala mikro atau kecamatan, masih terdapat kekurangan vegetasi yaitu pada Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, dan Tampan masing-masing 122 hektar, 146 hektar, 165 hektar, 246 hektar, 86 hektar, dan 391,24 hektar. Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya, luas ruang terbuka hijau yang direncanakan masih mencukupi kebutuhan jumlah penduduk.

(5)

5.7 Arahan Revegetasi

Penghijauan dilakukan untuk memperoleh manfaat sebagai pelindung lingkungan. Untuk memperoleh keseimbangan antara aktivitas masyarakat dan daya dukung lingkungan, arahan penanaman vegetasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan ruang terbuka hijau tersebut ditetapkan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negri No.14/88 tentang penataan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, jumlah penduduk, dan karbon dioksida yang dihasilkan dari kebutuhan energi (listrik, minyak tanah, premium, dan solar). Dari tiga kelas kebutuhan ruang terbuka hijau, kebutuhan ruang terbuka hijau dengan luas yang paling besar diambil sebagai acuan untuk kebutuhan ruang terbuka hijau pada masing-masing kecamatan di Kota Pekanbaru. Arahan revegetasi dilakukan setelah mengetahui existing condition kawasan hijau Kota Pekanbaru dan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau.

5.7.1 Penanaman Vegetasi Berdasarkan Existing Condition RTH

Existing condition kawasan hijau Kota Pekanbaru tersebar tidak merata

pada masing-masing kecamatan. Kawasan hijau cenderung berada pada pinggir kota yang berbatasan dengan Kabupaten lain di Kota Pekanbaru. Kecamatan pada pusat kota mempunyai kecenderungan sudah terbangun dan sedikit kawasan hijau. Kebutuhan ruang terbuka hijau diperlukan sebagai daya dukung lingkungan. Diperlukan penanaman kembali untuk kawasan yang mempunyai ketidakseimbangan antara jumlah luas kawasan hijau serta kebutuhan ruang hijau untuk memenuhi fungsinya berdasarkan tiga kebutuhan yang telah ditetapkan. Arahan luas dan lokasi penanaman vegetasi disajikan pada Tabel 32.

Secara total untuk kebutuhan ruang terbuka hijau pada skala kota, existing

condition kawasan hijau Kota Pekanbaru luasnya mencukupi berdasarkan tiga

(6)

dengan lokasi (kecamatan) yang dianggap paling membutuhkan.

Tabel 32. Arahan Luas dan Lokasi Penanaman Vegetasi Berdasarkan Existing Condition RTH

Kesesuaian RTH (ha) Kecamatan Luas RTH

(ha) Inmendagri Jumlah Penduduk Emisi CO2

Pekanbaru Kota 0,353 -89,647 -121,919 -3.032,834* Senapelan 3,173 -262,827* -142,767 2,271 Limapuluh 50,246 -111,754 -114,370* 49,137 Sukajadi 1,851 -202,149 -244,493* 0,376 Sail 28,649 -101,351* -57,607 26,908 Rumbai 9.596,980 1.475,980 9.198,128 9.184,181 Bukit Raya 18.929,067 6.966,067 18.087,379 18.364,949 Tampan 3.140,020 -1.213,980* 2.530,308 2.742,037 Total 31.750,339 6.460,339 29.134,659 27.337,026

Sumber: Hasil Analisis*Penambahan Luas Vegetasi yang Diperlukan Untuk Tiap Kecamatan

Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan standar Inmendagri terdapat dua kecamatan dengan luas yang memenuhi syarat yaitu Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk ada tiga kecamatan yang memenuhi syarat yaitu Kecamatan Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan. Sementara untuk kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida hanya Kecamatan Pekanbaru Kota yang tidak memenuhi syarat luas ruang terbuka hijau.

(7)

Penambahan areal bervegetasi di Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sukajadi dengan luas sekitar 114,370 hektar dan 244,493 hektar. Penambahan vegetasi berguna untuk memenuhi standar kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk. Kecamatan Sail dan Tampan masing-masing memerlukan penambahan ruang terbuka hijau dengan luas sekitar 101,351 dan 1.213,980 hektar. Arahan penambahan vegetasi diperlukan berdasarkan standar Inmendagri.

5.7.2 Penanaman Vegetasi berdasarkan RUTRK Pekanbaru Tahun 2004 Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru untuk kawasan hijau terdiri dari kawasan hutan dan kawasan pertanian. Sebaran kawasan hijau yang direncanakan belum merata untuk tiap kecamatan. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau terdapat pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan. Kawasan hijau yang direncanakan cenderung berada pada pinggir kota yang berbatasan dengan Kabupaten lain. Kecamatan pada pusat kota mempunyai kecenderungan sudah terbangun dan sedikit kawasan hijau. Arahan penanaman vegetasi diperlukan untuk memenuhi fungsi vegetasi berdasarkan tiga kebutuhan yang telah ditetapkan. Arahan luas dan lokasi penanaman vegetasi disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33. Arahan Luas dan Lokasi Penanaman Vegetasi Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota untuk Kawasan Hijau

Kesesuaian RTH Kecamatan

RUTRK Kaw.Hijau

(ha) Inmendagri Jumlah Penduduk Emisi CO2

Pekanbaru Kota 0 -90,400 -122,272 -3.033,187* Senapelan 0 -266,000* -145,940 -0,902 Limapuluh 0 -161,600 -164,616* -1,109 Sukajadi 0 -204,000 -246,344* -1,475 Sail 0 -130,400* -86,256 -1,741 Rumbai 2.815,533 -5.305,667* 2.416,681 2.402,735 Bukit Raya 9.756,437 -2.206,763* 8.914,749 9.192,320 Tampan 218,763 -4.134,837* -390,949 -179,220 Total 12.790,733 -12.499,667 10.175,053 8.377,420

(8)

Total kebutuhan ruang terbuka hijau pada skala kota, sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau di Kota Pekanbaru luasnya mencukupi berdasarkan tiga kategori kebutuhan ruang terbuka hijau. Untuk memenuhi fungsi ruang terbuka hijau secara mikro perlu dilakukan penanaman vegetasi. Arahan penanaman vegetasi dilakukan karena masing-masing kecamatan kekurangan vegetasi untuk memenuhi fungsinya.

Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan standar Inmendagri semua kecamatan di Kota Pekanbaru kekurangan vegetasi untuk memenuhi fungsinya. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk ada dua kecamatan yang mencukupi yaitu Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Sementara kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida hanya Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya yang mencukupi ditinjau dari luas vegetasi yang direncanakan.

Kecamatan Pekanbaru Kota memerlukan penambahan vegetasi dengan luas sekitar 3.033,187 hektar. Arahan penambahan vegetasi berguna untuk meredam emisi karbon dioksida dengan jumlah emisi yang tinggi. Arahan penambahan vegetasi untuk Kecamatan Senapelan dengan luas sekitar 266 hektar. Penambahan vegetasi di Kecamatan Senapelan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan standar Inmendagri. Arahan penambahan vegetasi di Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sukajadi dengan luas sekitar 164,616 hektar dan 204 hektar. Penambahan vegetasi pada dua kecamatan tersebut berguna untuk memenuhi standar kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk. Kecamatan Sail, Rumbai, Bukit Raya dan Tampan masing-masing memerlukan penambahan vegetasi dengan luas sekitar 130,4 hektar, 5.305,667 hektar, 2.206,763 hektar, dan 4.134,837 hektar. Arahan penambahan vegetasi diperlukan berdasarkan standar Inmendagri.

5.7.3 Perbedaan Luas Penanaman Vegetasi

(9)

fungsi kawasan hijau menjadi kawasan pemukiman, industri, perdagangan dan jasa, serta kawasan lain. Perbedaan luas penanaman vegetasi berdasarkan existing

condition kawasan hijau dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

kawasan hijau disajikan pada Tabel 34.

Tabel 34. Perbedaan Luas Penanaman Vegetasi Antara Exsisting Condition Vegetasi dengan RUTRK Kawasan Hijau

Kecamatan Exsisting Condition (ha) RUTRK Kawasan Hijau (ha) Selisih (ha) Pekanbaru Kota 3.032,834 3.033,187 0,353* Senapelan 262,827 266,000 3,173* Limapuluh 114,370 164,616 50,246* Sukajadi 244,493 246,344 1,851* Sail 101,351 130,400 29,049* Rumbai - 5.305,667 5.305,667* Bukit Raya - 2.206,763 2.206,763* Tampan 1.213,980 4.134,837 2.920,857* Total 4.969,855 15.487,814 10.517,959 *

Penambahan luas penanaman vegetasi yang diperlukan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau

Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau, seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru perlu dilakukan penanaman vegetasi. Sementara berdasarkan exsisting condition kawasan hijau ada dua kecamatan yang belum memerlukan penambahan vegetasi berdasarkan tiga kategori yang telah ditetapkan, yaitu Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Bukit Raya. Jika Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau direalisasikan maka masing-masing kecamatan perlu penambahan. Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Bukitraya setelah ada perubahan berdasarkan tata ruang, diperlukan penambahan vegetasi masing-masing dengan luas sekitar 5.305,667 hektar dan 2.206,763 hektar. Perubahan vegetasi terjadi karena alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan pemukiman dan kawasan industri.

5.7.4 Pengembangan Hutan Kota

(10)

jumlah karbon dioksida yang cukup besar di Kecamatan Pekanbaru Kota. Ketidakseimbangan keberadaan luas ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru juga akan memberikan pengaruh terhadap penduduk. Pengaruh ini berupa nilai keindahan atau estetika serta kenyamanan atas keberadaan ruang terbuka hijau yang tertata dengan baik. Konversi kawasan hijau di Kota Pekanbaru (RUTRK untuk kawasan hijau) serta luas yang berbeda pada setiap kecamatan, perlu diarahkan untuk dilakukan pembangunan hutan kota.

5.7.4.1 Manfaat Hutan Kota

Bentuk hutan kota ditata berdasarkan kegunaan dan kepentingannya. Hutan kota yang dapat dikembangkan sesuai dengan studi adalah:

a. Engineering Used of Urban Forest (hutan kota untuk kepentingan

perekayasaan). Hutan kota ini memberikan manfaat utama kepentingan mencegah terjadinya pencemaran udara. Peran hutan kota secara khusus dibangun untuk mengurangi karbon dioksida, disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing kecamatan.

b. Esthetic Urban Forest (hutan kota untuk estetika). Hutan kota dibangun dan

dipergunakan untuk kepentingan keindahan dan panorama. Hutan kota ini disesuaikan dengan kebutuhan jumlah penduduk.

5.7.4.2 Kawasan Potensial Untuk Lokasi Penanaman Hutan Kota

(11)

Pemukiman Penduduk

Pembangunan hutan kota dapat melibatkan masyarakat sebagai pelaku. Masyarakat diikut sertakan untuk menanam pohon dan memeliharanya sesuai dengan kebutuhan manfaat yang diinginkan. Mengacu pada Instruksi Walikota Pekanbaru Nomor 522.4/Dinas Pertanian/935 mengenai penanaman dan pemeliharaan tanaman, point satu dengan instruksi : setiap rumah toko dan rumah tempat tinggal di sepanjang jalan serta masyarakat dalam Kota Pekanbaru, diharuskan untuk menanam dan memelihara tanaman minimal satu batang pohon pelindung untuk setiap rumah toko maupun rumah tempat tinggal.

Kewajiban menanam pohon akan menambah jumlah vegetasi yang ada di Kota Pekanbaru. Berdasarkan jumlah unit tempat tinggal untuk masing-masing kecamatan, maka diperoleh penambahan ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota dengan vegetasi pohon berjumlah 126.074 batang, dengan asumsi bahwa seluruh pemilik rumah tempat tinggal menjalankan instruksi yang telah ditetapkan. Pada Tabel 35 disajikan penambahan penanaman pohon berdasarkan jumlah tempat tinggal pada masing-masing kecamatan.

Tabel 35. Potensi Jumlah Pohon Yang Ditanam pada Masing-Masing Unit Tempat Tinggal di Masing-Masing Kecamatan

Kecamatan Jumlah Bangunan Rumah (Unit)

Potensi Jumlah Pohon Yang Ditanam (Batang)

Pekanbaru Kota 5.305 5.305 Senapelan 7.260 7.260 Limapuluh 6.155 6.155 Sukajadi 12.319 12.319 Sail 4.816 4.816 Rumbai 16.617 16.617 Bukit Raya 33.161 33.161 Tampan 40.441 40.441 Total 126.074 126.074

Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis

(12)

lokasi hutan kota. Berdasarkan jumlah pohon yang dapat ditanam sesuai jumlah rumah tempat tinggal, maka dapat diperoleh luas ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota. Dengan asumsi satu hektar dapat ditanam dengan 100 batang pohon, pemukiman penduduk bisa menyumbang sekitar 53,05 hektar hutan kota yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota, 72,6 hektar di Kecamatan Senapelan, 61,55 hektar di Kecamatan Limapuluh, 123,19 hektar di Kecamatan Sukajadi, 48,16 hektar di Kecamatan Sail, 166,17 hektar di Kecamatan Rumbai, 331,61 hektar di Kecamatan Bukit Raya, dan 404,41 hektar di Kecamatan Tampan. Untuk seluruh kota penambahan luas hutan kota diperkirakan sekitar 1.260,74 hektar.

Sempadan Sungai

Kawasan penanaman Hutan Kota dilakukan pada daerah sempadan sungai, hal ini dilaksanakan berdasarkan peraturan tentang sempadan sungai. Pembangunan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 Tentang : Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas Sungai. Pasal 8 yang berisi tentang Penetapan garis sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria:

a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

b. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

c. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

(13)

sempadan sungai yang telah ditetapkan peruntukannya. Luas dan lokasi sempadan sungai yang ditetapkan berdasarkan rencana peruntukan lahan disajikan pada Tabel 36.

Tabel 36. Sempadan Sungai yang Direncanakan Sebagai Lokasi Hutan Kota Kecamatan Luas Sempadan Sungai (ha)

Bukit Raya 424,54

Tampan 1.008,23

Total 1.432,76

Sumber: RUTRK Pekanbaru Tahun 2004

Buffer sungai dapat dijadikan salah satu bentuk hutan kota yang berfungsi

untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Kota Pekanbaru. Peta kawasan lindung menggambarkan bahwa sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak yang membelah Kota Pekanbaru merupakan kawasan bergambut. Apabila kawasan ini dibangun maka akan menimbulkan terjadinya banjir. Areal DAS yang seharusnya menjadi kawasan konservasi ternyata masih banyak digunakan untuk keperluan pemukiman penduduk. Kecamatan Senapelan dan Sail terdapat banyak pemukiman penduduk yang berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak. Kondisi yang ada mengakibatkan daerah sepanjang bantaran sungai belum dapat dioptimalkan untuk kawasan konservasi.

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru tahun 2004 mengalokasikan mengalokasikan daerah sempadan sungai yang akan dikonservasi (dihijaukan). Arahan pembanguan hutan kota pada kawasan ini dapat dilakukan. Daerah sempadan sungai terdapat pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan Tampan, luas masing-masing yaitu 424,54 hektar dan 1.008,23 hektar sehingga luas penanaman hutan kota yang diarahkan pada dua kecamatan ini di lokasi sempadan sungai sekitar 1.432,76 hektar.

Jalur Jalan

(14)

kawasan-kawasan peruntukan ruang kota, antara lain yaitu kawasan-kawasan jalur jalan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional mengenai kriteria kawasan lindung untuk kawasan terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e adalah : lokasi sasaran kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota antara lain di kawasan jalan yang berada di kawasan perkotaan.

Gambar

Tabel 28.  Kesesuaian  RUTRK  untuk  RTH  terhadap  Inmendagri  No.  14  Tahun 1988  Kecamatan  RUTRK  Untuk RTH  (ha) Kebutuhan RTH Berdasarkan Inmendagri No.14/88  Selisih (ha)  Pekanbaru Kota  0  90  -90 * Senapelan  0  266  -266 * Limapuluh  0  162  -1
Tabel 29.  Kesesuaian  RUTRK  untuk  RTH  Terhadap  Standar  Luas  RTH  untuk Jumlah Penduduk
Tabel 30. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Emisi Karbon Dioksida Kecamatan  RUTRK  Untuk RTH  (ha) Kebutuhan RTH  Berdasarkan Emisi CO 2 Selisih (ha)  Pekanbaru Kota  0  3.033  -3.033  Senapelan  0  1  -1  Limapuluh  0  1  -1  Sukajadi  0  1  -1  Sail
Tabel 31.  Ketercukupan  Ruang  Terbuka  Hijau  berdasarkan  Rencana  Umum Tata Ruang Kota
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh untuk keefektifan pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa adalah 62% berada pada kategori efektif.. Berdasarkan hasil tersebut

Kemajuan sebuah perusahaan yang didukung kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, politik dan budaya membuat dunia bisnis melaju dengan cepat, dan merupakan suatu hal yang

Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan kajian pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan senggaringan ( Mystus nigriceps ) sebagai informasi dasar untuk

Etelä-Karjalan ja Kymenlaakson liikenteen päästöt ilmaan on kirjattu taulukkoon 5 liikennemuodoittain sekä kuntakohtaiset päästöt liitteeseen 5.. Tietransito sisältää

Perlu diketahui, bahwa untuk memasukkan tenaga, bahan dan/atau alat sebagai komponen langsung memroses satu satuan jenis pekerjaan, biaya- biaya untuk komponen

Anestesia blok saraf perifer ekstremitas atas adalah tindakan anestesia dengan menyuntikkan obat anestesia lokal (dengan atau tanpa adjuvan) ke sekitar saraf (hingga perineural

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.. Proses perkolasi terdiri dari tahap

Terkait kehidupan membujang yang terjadi di POUK TNI AL Sunter tidak semua yang hidup membujang menikmati kesendirian mereka, ada juga yang cenderung malu