• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kerja Roket Air ROKET AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prinsip Kerja Roket Air ROKET AIR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip Kerja Roket Air

ROKET AIR

Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan bakar pendorong air dan udara bertekanan. Seperti kita ketahui bersama bahwa udara dalam suatu ruangan akan menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi dengan udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol akan menekan ke segala arah dan jika dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.

Roket bekerja karena ada aksi dan reaksi (hukum Newton ketiga). Perubahan momentum pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi air dan udara yang keluar dari dalam botol menyebabkan botol terdorong berlawanan arah dari keluarnya air dan udara. Dengan menggunakan analisis perubahan momentum system maka diperoleh persamaan propulsi roket, secara matematis dapat ditulis sebagai :

dimana adalah kecepatan semburan gas, m adalah massa roket dan air di dalamnya, dan Feks adalah gaya eksternal dari berat roket. Gaya dorong roket merupakan gaya yang bekerja

pada roket akibat gas yang dikeluarkannya. Sesuai persamaan di atas, maka diperoleh :

Karena gaya eksternal (Feks =-mg) bernilai negatif, maka agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal tersebut. Setelah kita mensubstitusikan Feks dan membagi dengan m diperoleh :

▸ Baca selengkapnya: tujuan praktikum roket air

(2)

Kelajuan gerak roket dapat ditulis :

Sedangkan untuk kelajuan roket yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya eksternal, persamaannya adalah :

Dimana vf dan vi adalah kelajuan akhir dan awal roket, mf dan mi adalah massa akhir dan awal

roket.

Cara Kerja Roket Air

Cara kerja roket air tidaklah sesulit yang kita bayangkan dalam teori. Cara kerjanya cukup sederhana yaitu botol air mineral yang kita gunakan sebagai badan roket diisi air dengan volume tertentu kemudian udara dimasukkan dengan cara dikompresikan ke dalam botol, kemudian botol ditahan agar tidak terlepas, setelah air dan udara di dalam botol mencapai tekanan tertentu, botol

(3)

kemudian dilepas sehingga botol akan meluncur berlawanan arah dengan arah keluarnya air dan udarabertekanan. Untuk mengkompresikan udara, mengetahui tekanan dalam botol, menahan botol dan meluncurkan diperlukan suatu mekanisme yang disebut Peluncur (mekanisme peluncur).

ROKET AIR PALING SEDERHANA

Alat dan Bahan yang digunakan : a. Botol air minum 2 buah

b. Pompa Angin c. Cup Bola

d. Karet penutup botol e. Lem

Cara dan Langkah membuat water roket paling sederhana :

1. Botol air minum disiapkan

2. Salah satu botol di potong dan digunakan sebagai ujung botol dan direkatkan dengan bagian bawah botol yang kedua

3. Didalam ujung botol diberikan beban atau pemberat untuk menjaga keseimbangan saat roket terbang dan supaya ketika turun yang terletak di bawah adalah bagian atas yakni bagian yang terdapat pemberat

4. Dinding botol bagian bawah roket diberi sayap/sirip dari bahan sterofoam. fungsi sirip ini adalah menjaga keseimbangan roket ketika berada di udara

5. Bagian mulut roket yang bawah ditutup dengan penutup dari karet yang di tengahnya diberi lubang dan di beri cup bola. Cup bola ini sebagai penghubung dengan pompa udara

6. Roket siap diluncurkan dengan pompa yang tersedia

BAGIAN BAGIAN ROKET AIR DAN FUNGSINYA

Roket air didesain untuk memenuhi kriteria tertentu, misalnya desain roket untuk mencapai ketinggian maksimum berbeda dengan desain roket untuk ketepatan target, oleh karena itu bentuk, ukuran dan jumlah komponen tiap desain roket air berbeda-beda. Pada umumnya

(4)

bagian-bagian roket adalah nose cone, body, fin, nozzle dan bagian-bagian-bagian-bagian lain untuk menambah kestabilan dan nilai estetika.

Nose cone

Nose cone adalah bagian yang paling ujung dari sebuah roket, bentuk nose cone mempengaruhi kestabilan roket saat meluncur, selain itu juga menentukan kecepatan roket. Nose cone dibuat lancip agar mempunyai kecepatan yang maksimal karena ujung yang lancip dapat lebih mudah membelah udara.

Body

Dalam pembuatan roket air sering kali ruang kompresi roket dibuat sebagai body roket pula. kontur botol bekas air mineral kebanyakan mempunyai alur-alur yang dapat berpengaruh pada hambatan angin yang di terima roket. Selain itu, karena terpengaruh oleh tekanan udara di dalam ruang kompresi, kekuatan body menjadi berkurang setelah diluncurkan, sehingga tidak bisa dipakai berulang-ulang, jika dipaksakan berpotensi menimbulkan kecelakaan/ roket meledak.

Fin (Sayap roket)

Fin adalah bagian yang sangat penting dari sebuah roket. Fin berfungsi sebagai pengarah aliran udara dari ujung roket menuju belakang. Oleh karena itu fin berfungsi membuat gerakan roket lebih stabil. Seperti halnya nose cone, bentuk fin juga berpengaruh pada kestabilan. Kecepatan roket juga berpengaruh pada pemilihan bentuk fin.

Lebar fin juga mempengaruhi luas penampang roket, makin lebar fin, makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas penampang roket makin mudah roket mengalirkan udara, tetapi juga makin besar hambatan udara yang diterima roket.

Nozzle

Nozzle adalah salah satu bagian penting dari sebuah roket karena nozzle juga menentukan besarnya thrust. Ukuran nozzle juga mempengaruhi kecepatan dan thrust duration. selain sebagai lubang keluarnya campuran air dan udara, nozzle juga berfungsi sebagai penghubung antara roket dengan Peluncur. Karena menghubungkan antara roket dengan Peluncur maka desain Peluncur, nozzle dan roket harus sesuai, karena itu bentuk nozzle menjadi beragam.

(5)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat, salah satunya teknologi roket yang saat ini terus berkembang. Roket adalah sejenis sistem propulsi yang membawa bahan bakar dan oksigennya sendiri. Dorongan pada roket merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan Hukum kekekalan momentum yaitu dengan memancarkan aliran massa hasil pembakaran propelan. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Jika ditinjau dari hukum ketiga Newton tersebut ketika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan, dan juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksternal yang bekerja pada suatu benda atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda tersebut. Menurut Kanginan (2007 : 171), “Dalam peristiwa tumbukan (tabrakan), momentum total suatu sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem.

Roket adalah sebuah contoh dari sekian banyak peralatan yang dipergunakan penerapan hukum kekekalan momentum, bagaimana gerak roket dapat menggunakan hukum kekekalan momentum dalam geraknya. Gerak roket dapat membantu memahami konsep hukum kekekalan momentum. Untuk mengetahui hal ini lebih jauh, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang gerak roket ini yang sering dijumpai pada materi pembahasan bidang studi Fisika khususnya dalam bidang Mekanika.

Dalam membahas tentang gerak roket ini yang menggunakan prinsip hukum kekekalan momentum, maka penulis tertarik untuk mengangkat penulisan makalah Fisika yang berjudul : Prinsip Kerja Roket.

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah didalam makalah ini adalah bagaimana prinsip kerja Roket

1.3.Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah yang dimaksud didalam makalah ini hanya membahas prinsip kerja roket dan Hukum Kekalan Momentum

1.4. Tujuan

Untuk membahas prinsip kerja roket dan hukum kekekalan momentum

1.5. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah

a. Bagi Peneliti, sebagai bahan pelengkap mata kuliah seminar fisika

b. Bagi Mahasiswa atau Pembaca dapat menjadi salah satu bahan bacaan tentang prinsip

kerja roket.

(7)

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Momentum

(8)

Momentum adalah hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan. Menurut Serway (2009:284) “Momentum linear sebuah partikel atau benda yang dapat dimodelkan sebagai partikel dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan sebagai hasil kali masa dan kecepatan”. Menurut Supiyanto(2005:110) “momentum adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetik juga merupakan besaran yang bergantung pada massa dan kecepatan, namun energi kinetik merupakan besaran skalar yang tidak dapat memberikan gambaran arah dari suatu benda”. Secara sistematis dapat ditulis

p = mv dimana p = momentum (kg.m/s) m = massa (kg) v = Kecepatan(m/s) 2.2. Impuls

Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya pada benda tersebut selama selang waktu tertentu. Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap benda yang menyebabkan perubahan momentum disebut impuls yang secara sistematis dapat ditulis

I = F. Δt

Hubungan Impuls dan Momentum secara matematis dapat ditulis I=Δp

(9)

I = Impuls (Kg.m/s)

F = Gaya Impuls (Newton) Δt= Selang Waktu (Sekon) Δp= Perubahan Meomentum

2.3. Hukum Newton III

Pergerakan Roket sesuai dengan hukum III Newton yaitu: “Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah”.

Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :

F A ke B = – F B ke A

F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke Aadalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A.Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan.

Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi

Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh.

2.4. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum dapat ditinjau dari sistem dua partikel yang bergerak pada suatu garis lurus dengan arah berlawanan. Kedua partikel ini pada suatu saat akan bertumbukan. Menurut Sutrisno (1986 : 148), “Pada saat kedua benda bertumbukan, kedua benda ini saling

(10)

menolak. Pada partikel pertama bekerja gaya oleh partikel pertama. Kedua gaya ini adalah pasangan aksi-reaksi”. Hukum ini dikenal dengan hukum Newton III.

Berdasarkan pendapat tentang hukum Newton III dapat diartikan bahwa gaya terhadap partikel yang selalu sama besarnya dan berlawanan arah dengan gaya pada partikel yang satu lagi, maka impuls gaya-gaya itu sama besarnya dan berlawanan arahnya. Karena itu perubahan vektor momentum salah satu partikel dalam sembarang selang waktu sama besarnya dan berlawanan arahnya dengan percobaan vektor momentum partikel lainnya. Sehingga dapat ditulis persamaan :

d = xd

Karena perubahan waktu yang mengakibatkan terjadinya perubahan momentum, yaitu :

= Fx

Pada peristiwa tumbukan antara dua benda yang tidak melibatkan gaya luar berlaku hukum kekekalan momentum yang berbunyi, “jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan jumlah momentum benda-benda setelah tumbukan” (Kanginan, 1999 : 140).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa bila tidak ada gaya luar yang bekerja pada suatu sistem, maka besar dan arah momentum total sistem itu akan tetap konstan sehingga dapat ditulis :

P1 + P2 = P1’ + P2’ M1V1 + M2V2 = M1V1’ + M1V2’

2.5. Roket

Sering kali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket. Pada awal perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak, gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari roket akan

(11)

menimbulkan ledakan beruntun kebawah sehingga mendorong roket ke atas dan roket dapat melaju ke udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s.

Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar padat. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Tetapi roket yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena bahan bakarnya telah dipadatkan.

2.6. Bagian Bagian Pada Roket

Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure sistem), Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem propulsi (propultion system). (lihat Gambar 2.1)

Gambar 2.1. Bagian Roket

(12)

 Solid-full mesin roket memiliki keunggulan penting : kesederhanaan, biaya rendah dan

keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat dikontrol dan begitu dinyalakan mesin tidak bisa dihentikan atau restart

 Combustion chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang

telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

 Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya pembakaran.

 Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam combustion liner

 Lynitors (spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam combustions

chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.

 Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar

sesuai dengan ukuran nozzle.

 Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.

Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama, dimana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong keatas. Kelebihan dari roket berbahan bakar padat mampu menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena telah dipadatkan, sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.

(13)

BAB III PEMBAHASAN

3.1.Prinsip Kerja Roket

Menurut Sutrisno (1986 : 158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari hukum-hukum Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas panas dari ekornya, ini adalah gaya aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas panas melakukan gaya pada roket dan menggerakkannya, ini adalah reaksi. Kedua gaya ini adalah gaya dalam untuk sistem yang terdiri atas roket dan gas. Dari segi momentum, gas panas mendapat momentum ke arah belakang dan roket mendapat momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan.

Cara kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum sebuah roket di tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas panas ditembakkan ke bawah dan badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai nol. Yang membuat roket meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah belakang. Gaya ke depan pada roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada bahan yang menyembur itu, dan makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak berkurangnya massa roket.

.

3.2.Massa Berubah dan Dorongan Roket

Kekekalan momentum adalah; pada prinsip dorongan roket. Sebuah roket didorong oleh bahan bakar yang dipancarkan kearah belakang. Massa roket berkurang secara kontinu sebagai akibat pembakaran bahan. Gaya kedepan pada roket adalah reaksi dari gaya pada bahan yang dipancarkan.

Dalam hal ini roket bergerak vertikal keatas dan gesekan udara serta perubahan percepatan gaya gravitasi (g) diabaikan :

(14)

Gambar 3.1. Roket Meluncur

Pada gambar diatas (a) menyatakan roket pada saat t ketika massanya m dan kecepatannya v ke atas. Sedangkan pada gambar (b), menyatakan roket pada waktu t + dt, dimana kecepatan roket bertambah menjadi v + dv.

Misalkan μ menyatakan massa yang dipancarkan persatuan waktu, maka massa bahan yang dipancarkan μ dt, sehingga massa m dan dalam waktu dt menjadi m- μ dt.

Jika Vr kecepatan roket relatif terhadap bahan bakar yang dipancarkan dan kecepatan bahan

bakar yang dipancarkan adalah V’ (relatif terhadap

bumi), maka: v’=v-vr...(1)

Satu-satunya gaya yang bekerja pada roket adalah berat m.g dengan memilih arah keatas

positif, impuls gaya ini dalam waktu dt adalah –mg dt yang sama dengan perubahan

momentum.

Karena momentum mula-mula m.v momentum akhir adalah (m- μ dt) (v + dv) dan momentum bahan yang dipancarkan v’ μ dt, maka:

(15)

Dengan mensubsitusi v’ dari persamaan (1) dan mengabaikan besaran yang relatif kecil μ dt dv, maka didapatkan :

m dv = vr μ dt – mg dt

karena dm= - μ dt , maka dv = -

v

r - g dt

setelah diintegralkan diperoleh:

v= -vr ln m – gt + C

dengan c adalah konstanta yang dicari dari syarat batas. Misalnya m0 dan v0 adalah massa dan

kecepatan pada waktu t=0, maka v0= -

v

r ln m0 + C atau C= v0 + vr ln m0

dengan demikian

v = v0-gt +

v

r ln ...(3)

dari persamaan 3 dapat disimpulkan untuk memperoleh kecepatan v yang tinggi, kecepatan

relatif vrdan perbandingan massa harus besar.

(16)

BAB IV KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan bakar dan membuang gas yang lewat belakang sehingga gaya dorong dari gas ersebut menyebabkan roket terdorong dan meluncur ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas terhadap tempat peluncuran sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun arahnya yang berlawanan hal ini sesuai dengan hukum Newton III.

5.2. Saran

Semoga dengan adanya koloqium ini menjadi kajian awal dalam menganalogikan suatu teknologi dengan alat dan bahan sederhana dan dapat menjadi salah satu media ajar dalam konsep momentum dan impuls

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.

Supiyanto. 2005. Fisika SMA XI . Jakarta : Penebit Erlangga.

http://www.sman1ptk.sch.id/pembelajaran_interaktif/fisika/implus_dan_momentum/materi diakses pada 28 Desember 2011 pukul 23.11

(18)

Cara Kerja Roket Air

1. Dimasukkan air (fluida cair) secukupnya ke dalam badan roket

air melalui mulut botol (Untuk gaya dorong maksimum, volume

air sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai medium

pendorong roket air (massa jenis air lebih besar dari pada massa

jenis

udara).

Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:

FA = ρ . g . h

Semakin besar massa jenisnya (ρ) maka semakin besar gaya

dorong roket (FA). Na

2. Katup roket air dipasang dengan badan roket air. Katup

Roket air memiliki luas penampang yang jauh lebih kecil

dibandingkan

mulut

botol,

Sesuai

dengan

Hukum

Pascal

:

Semakin kecil luas penampang (A1), semakin besar gaya dorong

yang

dihasilkannya (F2).

3. Setelah itu lekatkan dua buah paku yang sudah di ikatkan

benang nilon sepanjang 2-3 meter tadi kebibir botol sehingga

melekat pada katup.

4. Tusukkan pentil kedalam katup, sampai melewati katup

tersebut.

5. Luruskan kedua benang yang berhadapan tadi sesuai arah

paku.

6. Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa (Untuk

(19)

horizontal).

Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola

7. Dilakukan pemompaan, pemompaan bertujuan untuk

memampatkan volume, volume berbanding terbalik dengan

tekanan. Semakin kecil volum semakin besar tekanan. (Semakin

besar frekuensi pemompaan atau semakin banyak dipompa,

semakin jauh jarak yang ditempuh roket, namun pemompaan

yang berlebihan dapat merusak pompa itu sendiri dan juga

merusak

roket).

Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:

P ≈ F

(P berbanding lurus dengan F)

Semakin besar tekanan, gaya dorongnya juga akan

semakin besar.

8. Pada saat pemompaan dirasa cukup, dan paku pada luas

penampang katup ditarik dengan benang. sehingga katup akan

terdorong keluar, dan roket air dapat mengangkasa ke udara.

4.4. Bagian Launcher dan fungsinya Pada Roket Air

Launcher mempunyai bagian-bagian yang mempunyai fungsi

tertentu launcher pada umumnya terdiri dari beberapa sistem

yaitu, sistem pengisian udara,system penjepit/ penahan roket,

sistem penyangga dan lain-lain.

1. Penyangga pengisian udara dan pengarah.

Penyangga ini terbuat dari kayu, namun kuat sehingga mampu

mengarahkan roket. Kayu ini juga berfungsi untuk mengisi

udara kedalam roket tanpa gelembung udara yang menyebabkan

roket akan berubah posisi sebelum diluncurkan.

(20)

Katup berfungsi menahan tekanan dalam roket agar tekanan

tidak keluar atau kembali menuju pompa.

3. Pentil bola voli.

Pentil berfungsi untuk menghubungkan launcher dengan sumber

udara yang berupa pompa atau kompresor. Selain itu, pentil juga

mempunyai katup yang dapat menahan tekanan dan mencegah

kebocoran.

4. Penyangga.

Penyangga berfungsi untuk memperkokoh posisi launcher pada

permukaan tanah, juga mengatur pada sudut berapa roket akan

diluncurkan.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Roket

air adalah

sejenis

Roket

model

yang

menggunakan bahan bakar

air

sebagai

reaksi massa

.

2. Pada dasarnya, sebuah roket dari jenis apa pun memiliki cara

kerja yang sama. yakni, memanfaatkan gaya aksi-reaksi.

3. Bahan bakar yang berupa air menciptakan gas panas yang

terus mengembang sehingga menghasilkan tekanan ke bawah

dan mendorong roket untuk meluncur.

4. Agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus

lebih besar dari gaya eksternal.

5.2. Saran

1. Seharusnya siswa/i telah mengetahui bagaimana meluncurkan

Roket Air dengan baik dan benar.

(21)

2. Sebaiknya dalam peluncuran Roket Air, kita menghitung jarak

maupun ketinggian roket tersebut.

Gambar

Gambar 2.1. Bagian Roket
Gambar 3.1. Roket Meluncur

Referensi

Dokumen terkait

Jika kecepatan air keluar dari lubang pada saat ketinggian air h adalah v dan a adalah luas lubang yang ada pada dasar tangki maka volume air yang keluar dari lubang selama

Jika kecepatan air keluar dari lubang pada saat ketinggian air h adalah v dan a adalah luas lubang yang ada pada dasar tangki maka volume air yang keluar dari lubang

Dengan hasil keterangan uji coba diatas dapat diketahui bahwa hasil pengujian Nozzle roket Air tipe 1 yaitu tipe hose kran air lebih baik dibandingkan nozzle

Karena besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada akhirnya udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisi,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan proyek akhir yang berjudul “SISTEM PENGENDALI LAUNCHER ROKET AIR BERBASIS

Hal ini ditunjukkan dengan tersendatnya air pendingin yang keluar melalui lubang keluaran celah (open loop). Air yang keluar melalui lubang keluaran merupakan campuran antara uap

Lamanya waktu roket di udara dihitung sejak tepat saat roket lepas dari launcher hingga tepat menyentuh tanah dalam radius zona yang telah ditentukan (radius zona

Karena besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada akhirnya udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisikan ke dalam badan