Pembuatan kantong dan penutup kantong jaring dilaksanakan di laboratorium Alat Penangkap Ikan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010. Bulan Agustus 2010 penelitian tahap 1 dan bulan Mei 2011 penelitian tahap 2. Kapal yang digunakan dalam penelitian adalah KM. Madidihang 02, 163 GT. Lokasi penelitian di perairan Tanjung Kerawang Jawa
Barat dengan posisi 050 45’ LS - 050 50’ LS dan 1060 50’ BT - 1070 20’ BT.
3.2 Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah KM. Madidihang 02 beserta peralatan lain seperti tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
No Alat dan Bahan Jumlah Kegunaan 1 KM. Madidihang 02 1 unit Untuk mengoperasikan trawl
2 Jaring trawl 1 unit Experimental fishing 3 Codend 3 buah Menampung ikan 4 Cover net 1 buah Menampung ikan 5 Measuring board 3 buah Mengukur panjang ikan
6 Timbangan duduk 3 buah Menimbang ikan 7 Salinometer 1 buah Mengukur salinitas 8 GPS 1 buah Mengetahui posisi 9 Botol Nansen 1 unit Mengambil air contoh 10 Kamera 1 buah Pengambilan gambar 11 Buku identifikasi 1 buah Mengidentifikasi ikan 12 Alat tulis 3 buah Mencatat data 13 Aquades 1 botol Mencuci tabung salinometer
Desain percobaan pada alat penangkap ikan trawl ini hanya pada mesh size codend yang dimodifikasi dengan cara pada bagian kantongnya dipasangi penutup
kantong dengan ukuran yang lebih besar dan ukuran mata jaringnya lebih kecil dari kantong yaitu 0,7 inci. Pada percobaan ini alat penangkap ikan trawl dari sayap sampai dengan badan jaring dengan menggunakan jaring yang sama, tetapi untuk bagian kantong dibedakan dengan ukuran mata jaring 1 inci, 2 inci dan 3 inci (Gambar 20 dan 21).
Mat Mat Rtex mm 27.50 33.50 mm Rtex Ø 16 Ø 16 PE PE 1”
Gambar 20 Desain Jaring Trawl KM. Madidihang 02.
80 80 6.0 6.50 6,50 300 250 9.25 150 100 100 150 200 2,5 0 80 2.0 50 200 300 110 150 80 125 110 120 25 250 70 80 110 125 70 225 110 150 PE 1414 PE 1414 2109 4233 Comb comb
260 # 75 # 50 # 125 # 2” 50 # 3” 480 # 0.7” 75 # 50 #
Mesh size codend 2 inci Mesh size codend 3 inci 260 #
Mesh size cover net 0,7 inci
Gambar 21 Ukuran mata jaring kantong trawl (Mesh size codend dan cover net). 3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah experimental fishing. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat tangkap trawl, pada bagian kantong dipasangi penutup kantong dengan ukuran mata jaringnya lebih kecil dari ukuran mata jaring kantong. Ikan target dalam penelitian ini adalah kurisi (Nemipterus virgatus), kuniran (Upeneus sulphureus) dan biji nangka (Upeneus vitatus). Pada percobaan ini alat tangkap trawl dari sayap sampai dengan badan jaring dengan menggunakan jaring yang sama, tetapi untuk bagian kantong dibedakan dengan ukuran mata jaring 1 inci, 2 inci dan 3 inci. Untuk Setiap
ukuran mata jaring kantong yang berbeda dilakukan tiga kali ulangan. 3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti langsung kegiatan operasi penangkapan ikan di perairan Tanjung karawang dan sekitarnya pada KM. Madidihang 02. Urutan kegiatan dalam pengambilan data di lapangan adalah sebagai berikut :
1 Pengoperasian alat tangkap trawl yang meliputi : data posisi dan waktu setting, posisi dan waktu hauling, kedalaman perairan, lama towing dan kecepatan kapal.
2 Hasil tangkapan dipisah yang berada di kantong (codend ) dan penutup kantong (cover net).
3 Penyotiran hasil tangkapan berdasarkan jenisnya.
4 Identifikasi jenis hasil tangkapan dari setiap ukuran jaring. 5 Penimbangan hasil tangkapan.
6 Pengukuran hasil tangkapan dominan (total length, body girth)
3.5 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1 Parameter lingkungan perairan dikondisikan sama dari setiap stasiun pengamatan.
2 Ikan yang lolos dari kantong dan tertahan di penutup kantong tidak bisa keluar lagi.
3 Mata jaring bagian kantong dapat menentukan pelolosan ikan dari alat tangkap trawl, sehingga pada penelitian ini yang diuji cobakan hanya bagian kantongnya saja sedangkan pada bagian sayap dan badan jaring tidak diperhitungkan.
4 Tidak membedakan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad ikan.
5 Dikarenakan dalam literature fish base yang ada hanya FL maka TL = 1,25 FL.
3.6 Analisis Data
3.6.1 Distribusi frekuensi panjang ikan, jumlah ikan dalam kantong dan penutup kantong
Hasil tangkapan dominan yang berada di dalam codend dan cover net diambil data biometrik ikan, salah satunya data pengukuran panjang ikan (total length). Hasil pengukuran panjang ikan dikelompokkan dalam selang kelas panjang yang kemudian dibuat interval kelas. Untuk menentukan selang kelas dan interval
kelas dihitung dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Walpole (1995), yaitu :. K = 1 + 3.3 log n ………...………... ( 3 ) I = R / K ………..…...…. ( 4 ) dengan : K = jumlah kelas n = banyaknya data I = interval kelas
R = nilai terbesar – nilai terkecil
3.6.2 Hubungan panjang dengan berat dan body girth ikan
Hubungan panjang dengan berat dihitung dengan menggunakan analisis biometri (Romimohtarto dan Juwana, 2001) dengan mengacu pada persamaan eksponensial yaitu W = aLb (Teisser 1960; Carlander 1968). Kemudian dilakukan transformasi logaritma ke dalam bentuk persamaan linier, sehingga membentuk persamaan : ... ( 5 ) dengan : W = berat (gr) a, b = kostanta L = panjang total (cm)
Jika nilai b < 3, maka pertumbuhan bersifat allometrik negatif, sedangkan pola pertumbuhan bersifat allometrik dan isometrik apabila nilai b masing-masing b > 3 dan b = 3
Hubungan antara panjang dengan body girth maxsimum dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier (Romimohtarto dan Juwana, 2001) dengan persamaan berikut :
... ( 6 ) dengan :
Y = nilai dugaan girth maxsimum ikan (cm) a,b = konstanta
3.6.3 Tingkat Pelolosan Ikan
Seluruh hasil tangkapan yang berada di codend dan di cover net dikelompokkan berdasarkan spesies dan berat. Pelolosan ikan yang terdapat di dalam cover net dikalkulasikan sebagai berikut (Chokesanguan, 2003) :
Escape (%) = ( ) x 100% ... ( 7 )
dengan :
W(codend) = jumlah hasil tangkapan yang berada di dalam codend (ekor)
W(cover net) = jumlah hasil tangkapan yang berada di dalam cover net (ekor)
3.6.4 Analisis Statiska
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) klasifikasi satu arah yang disebut dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) (Walpole, 1995) dengan model observasi sebagai berikut :
Yij = μ + τi + βj + εij ... ( 8 )
dengan : i = 1, 2, … , t dan j = 1, 2, …, r
Yij = Pengamatan pada perlakuan mesh size ke-i dan kelompok ke-j
μ = Rataan umum
τi = Pengaruh mesh size ke-i βj = Pengaruh stasiun ke-j
εij = Pengaruh komponen acak dari mesh size
Tabel 6 Struktur tabel sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah F-hitung Perlakuan (mesh size) t -1 JKP KTP KTP / KTG Blok (stasiun) r – 1 JKB KTB KTB / KTG Galat (t – 1) (r – 1) JKG KTG Total tr - 1 JKT
Langkah-langkah perhitungannya dapat diuraikan sebagai berikut: FK = Faktor koreksi
... ( 9 ) JKT = Jumlah kuadrat total
t r
JKT = ∑ ∑ (Yij – Y..)2 = ∑∑ Yij2 – FK ... ( 10 )
i = 1 j = 1
JKP = Jumlah kuadrat perlakuan (mesh size) t r
JKP = ∑ ∑ (Yi. – Y..)2 = ∑ Yi.2/r – FK ... ( 11 )
i = 1 j = 1
JKB = Jumlah kuadrat blok (stasiun) t r
JKB = ∑ ∑ (Y.j – Y..)2 = ∑ Y.j2/t – FK ... ( 12 )
i = 1 j = 1
JKG = Jumlah kuadrat galat t r
JKB = ∑ ∑ (Yij – Yi. - Y.j – Y..)2 = JKT – JKP – JKB ... ( 13 )
i = 1 j = 1
Pengujian hipotesis:
Fhitung = KTP/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang sebesar t-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t- 1) (r- 1). Jika nilai Fhitung lebih besar dari Fα,dbl,db2 maka hipotesis nol ditolak dan berlaku
sebaliknya.
Fhitung = KTB/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang sebesar r-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t- 1) (r- 1). Jika nilai Fhitung lebih besar dari Fα,dbl,db2 maka hipotesis nol ditolak dan berlaku
sebaliknya.
Uji lanjutan yang digunakan adalah uji Beda Nyata Terkecil (BNT). BNT = t α / 2 db galat Sүı₋үı’ ... ( 14 )
Sүı₋үı’ = + ) ... ( 15 )
dengan :
KTG : kuadrat tengah galat r : kelompok
Untuk mendapatkan keputusan apakah suatu perlakuan berbeda nyata atau tidak dengan cara membandingkan selisih nilai tengah perlakuan terhadap trawl standar (kontrol) dengan nilai BNT. Jika selisih nilai tengah perlakuan dan kontrol lebih besar dari nilai BNT berarti perlakuan berbeda nyata pada taraf α terhadap kontrol. Jika nilai tengah perlakuan lebih kecil dari nilai BNT berarti perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf α terhadap kontrol.
3.6.5 Selektivitas Alat Tangkap
Analisis selektivitas dilakukan terhadap jenis ikan hasil tangkapan yang dominan. Data yang digunakan untuk keperluan analisis selektivitas meliputi data biometric dalam hal ini ukuran panjang ikan dan jumlah ikan yang ada di dalam codend dan cover net.
Kurva selektivitas, dalam hal ini selektivitas mata jaring kantong (mesh size codend). Percobaan ini berkaitan dengan sebuah jaring trawl dengan bagian kantong berukuran 1 inci, 2 inci dan 3 inci dan ditutup dengan ukuran mata jaring 0,7 inci. Hasil tangkapan setiap satu tarikan (hauling) jaring trawl dalam bentuk dua label frekuensi panjang masing-masing untuk bagian kantong dan penutupnya. Selanjutnya bagian dari hasil tangkapan total yang terdapat dalam kantong dapat dihitung dan dinyatakan sebagai bagian kelompok panjang yang terdapat dalam bagian kantong. Kurva sigmoid ini disebut "ogif selektivitas alat" (gear selection ogive). Ogif ini menyerupai seperti suatu distribusi normal kumulatif.
Ekspresi matematik yang paling mudah untuk menjelaskan ogif seleklivitas alat adalah "kurva logistik":
SL ………...………... ( 16 )
L merupakan interval titik tengah panjang S1 dan S2 adalah konstata (paloheimo & Cadima, 1964; Kimura, 1977 dan Hoydal et al., 1982) yang dalam oleh Sparre dan Venema (1998).
Persamaan di atas (16) dapat ditulis kembali sebagai berikut :
………...… ( 17 ) yang mewakili suatu garis lurus, di mana S1 = a dan S2 = b. Dengan demikian pengamatan terhadap bagian yang masuk ke kantong dapat digunakan untuk menentukan kurva logistik yang sesuai terhadap pengamatan-pengamatan tersebut. Hasil estimasi kurva logistik (SL est) selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung bagian-bagian yang berkaitan dengan kurva.
Kisaran panjang di mana secara berturut-turut 25%, 50% dan 75 % dari seluruh ikan yang masuk dalam bagian kantong. Kisaran panjang dari L25% sampai L75% dengan bentuk simetris di sekitar L50% disebut “kisaran seleksi” Rumus-rumus untuk menghitung L25%, L50%, dan L75% adalah :
L25% = ……….……... ( 18 )
L50% = ………... ( 19 )
L75% = ………... ( 20 )
S1 dan S2 dapat diperoleh dari L75% dan L50% dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
S1 = L50% ………... ( 21 )
S2 =
=
...
( 22 )SF dinamakan “Faktor seleksi” (selection factor)
3.6.6 Metode Swept Area
Dari gambar 22 tampak bahwa jaring trawl akan menyapu suatu alur tertentu, yang luasnya adalah perkalian antara panjang alur dengan lebar mulut jaring, yang kemudian disebut swept area atau alur sapuan efektif. Luas sapuan a dapat dihitung melalui rumus Sparre dan Venema (1999) :
a = D x hr x X2 ... ( 24 )
D = V x t ... ( 25 ) dengan :
D = jarak V = kecepatan hr = panjang ris atas t = lama penarikan jaring X2 = fraksi panjang ris atas (0.5)
dengan :
A Jarak sapuan G Lebar sapuan B Warp H Otter board C Pendant
D Luas sapuan E Ground rope F Head rope
Gambar 22 Swept area ( Martasuganda, 2010 ). D A G C B H F E