• Tidak ada hasil yang ditemukan

I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I

b

M GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam

Dosen FKIP Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah bundasukma_umn@yahoo.com

Abstrak

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah Guru mampu dan mahir mendesain perangkat penilaian autentik. Metode yang digunakan adalah pelatihan tentang desain penilaian autentik. Kegiatan yang telah dilakukan berupa Tutorial, Workshop, Simulasi, Implementasi dan Pendampingan.

Mitra dalam Pengabdian Masyarakat ini adalah sekolah SMK Dr. Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan, dan SMK Swasta 1 Taman Ilmu Perlanaan, yang berada di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

Target khusus yang dicapai adalah Guru mahir mendesain perangkat penilaian autentik untuk mengukur kinerja siswa dalam proses dan hasil pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan, rata-rata kemampuan guru dalam mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Produk yang dihasilkan merupakan desain penilaian berupa perangkat penilaian autentik yang terdiri dari Pemetaan Kompetensi, Instrumen Penilaian, dan Rubrik Penilaian, pada teknik Unjuk Kerja, Proyek, Produk, Tes Tertulis, Portofolio, Penilaian Sikap dan Penilaian Diri.

KataKunci: Penilaian Autentik, Desain Perangkat Penilaian

Pendahuluan

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006, yang menekakankan pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Gambar 1. Keterpaduan Kompetensi

Ketercapaian kompetensi tersebut dapat diketahui dari kinerja siswa yang sesungguhnya secara komprehensif melalui penilaian autentik.

Namun di beberapa sekolah penilaian dilakukan cenderung bersifat tradisional yang mengutamakan pengukuran kompetensi pengetahuan. Keadaan ini juga terjadi pada SMK Dr.

Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan Perdagangan, dan SMK Swasta 1

Taman Ilmu Perlanaan. Biasanya siswa hanya diberikan soal-soal bersifat hapalan dan bersifat

perhitungan, baik pada saat pembelajaran, latihan, PR, maupun ujian semester. Penilaian yang

dilakukan cenderung tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan belum

sepenuhnya mengukur ketiga aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sebagaimana

(2)

amanat kurikulum 2013. Penilaian semacam ini belum mampu mengukur kinerja siswa yang sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan oleh. Wiggins (1993) bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja siswa yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat.

Masalah yang dihadapi guru SMK swasta di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, khususnya guru-guru di SMK Dr. Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan Perdagangan, dan SMK Swasta 1 Taman Ilmu Perlanaan terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain adalah:

1. Penilaian yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional berupa paper and pencil, dimana berbentuk tes tertulis yang mengukur hanya aspek pengetahuan.

2. Kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam merancang penilaian autentik dalam pembelajaran sebagaimana amanat kurikulum 2013.

Untuk itu sangat tepat kiranya permasalahan tersebut sesegera mungkin diatasi, melalui pelatihan Penilaian Autentik, yang berguna bagi guru dalam memperoleh gambaran kinerja siswa, sehingga dapat mengembangkan model pembelajaran dengan tepat.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanakan pengabdian ini melalui 5 metode, yaitu: tutorial, workshop, simulasi (drill and practice), implementasi, dan pendampingan. Kegiatan yang dilakukan secara garis besar sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana Kegiatan

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Tutorial Menjelaskan penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 dan teknik penilaian autentik dalam pembelajaran.

Workshop Pembimbingan dalam membuat perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran, berupa

- Pemetaan Kompetensi

- Penyusunan Instrumen Tes/ Non Tes - Penyusunan Rubrik

- Try Out

Simulasi Peserta memaparkan hasil rancangan perangkat penilaian yang telah disusun dan mempraktekkannya.

Implementasi Peserta mempraktekkan perangkat penilaian yang dihasilkan kepada siswa di kelas.

Pendampingan Konsultasi dan pembimbingan secara berkala kepada guru dalam

menerapkan penilaian autentik pada siswa di sekolah masing-masing.

(3)

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan cara melakukan kegiatan yang interaktif dan komunikatif, baik antar peserta maupun dengan tim pelaksana sebagai fasilitator.

Pelaksanaan kegiatan terdiri dari 5 tahapan kegiatan, yakni tutorial, workshop, simulasi, implementasi, dan pendampingan, sebagai berikut:

1. Tutorial

Kegiatan tutorial difasilitatori oleh tim pelaksana selama 2 hari. Kajian yang dibahas tentang konsep penilaian autentik dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran.

Pembahasan ditekankan pada teknik penilaian yang bervariasi dan meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain itu juga dikaji tentang bentuk penilaian tes dan non tes. Pembahasan selanjutnya adalah tentang rubrik penskoran.

Berdasarkan hasil pre tes peserta umumnya berkemampuan masih rendah, yakni 42.4%.

Hasil dari pre tes ini sebenarnya hanya mengungkapkan pemahaman konseptual peserta tentang penialaian autentik ini. Tim pelaksana mengidentifikasi aspek-aspek yang masih belum dikuasai peserta. Sesuai dengan identifikasi yang dilakukan dan dengan curah pendapat bersama peserta, tim memberikan penekanan tutorial pada bagian yang masih kurang tersebut.

2. Workshop

Kegiatan pada tahap kedua merupakan unjuk kerja dari peserta. Pada tahap kedua ini dilakukan workshop penyusunan penilaian autentik. Workshop yang dilakukan berkenaan pembuatan pemetaan kompetensi, penyusunan instrumen, dan rubrik penilaiannya.

Permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan workshop adalah kesulitan menerapkan berbagai teknik penilaian pada mata pelajaran yang diajarkan peserta.

Pelaksanaan workshop dilakukan secara berkelompok, sehingga ada interaksi peserta dalam kelompok dalam rangka mengembangkan perangkat penilaian yang disusun. Setiap kelompok peserta dapat membuat minimal satu perangkat penilaian dari teknik yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar peserta lebih fokus dengan teknik penilaian yang mereka rancang. Dalam kegiatan diskusi ini dilakukan kegiatan kunjung karya, dimana 2 orang peserta masing-masing kelompok berkunjung ke kelompok lain secara bergulir, dan menjelaskan hasil kerja mereka. Setelah penyajian pada kelompok, maka kelompok yang dikunjungi akan memberikan pertanyaan maupun saran untuk penyempurnaan hasil kerja mereka. Akhir dari kegiatan tahap kedua adalah pajang karya. Setiap kelompok peserta memajangkan dan menjelaskan hasil karya mereka..

3. Simulasi

Tahap keiga dari kegiatan ini adalah simulasi. Simulasi yang dilakukan masih terbatas sesama peserta saja. Salah seorang peserta mewakili kelompoknya mensimulasikan perangkat penilaian yang telah dihasilkan di depan kelas. Dari simulasi yang dilakukan diberikan saran perbaikan baik oleh peserta maupun tim pelaksana. Hasil kerja dari setiap kelompok sudah baik, walaupun ada sedikit penyempurnaan. Sebagai tahap awal perangkat penilaian autentik yang dihasilkan sudah baik dan tepat untuk mengukur kemajuan perkembangan kinerja siswa.

4. Implementasi

Kegiatan implementasi merupakan lanjutan dari kegiatan workshop dan simulasi. Bentuk

dari kegiatan ini adalah mempraktekkan perangkat penilaian yang telah dihasilkan peserta

(4)

kepada siswa di sekolah masing-masing. Implementasi ini dilakukan mulai tahun ajaran baru 2015/2016, yang efektif dilakukan dari bulan Agustus 2015 sampai November 2015.

Kegiatan implementasi dilaksanakan guru secara kontinu selama proses pembelajaran berlangsung. Informasi yang diperoleh dari guru tentang penerapan penilaian autentik ini antara lain:

- Guru kewalahan dalam mendata penilaian pada aspek sikap, mengingat banyaknya siswa dan data yang dikumpulkan. Tim pelaksana memberikan solusi dengan memberikan arahan pembuatan lembar observasi yang terstruktur.

- Siswa masih belum terbiasa dengan teknik penilaian proyek, sehingga beberapa siswa mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Namun masalah ini lambat laun teratasi dengan membiasakan pemberian tehnik penilaian ini dan dengan bimbingan yang diberikan guru.

- Perangkat penilaian yang dikembangkan guru masih terbatas variasinya, dikarenakan padatnya jadwal mengajar guru. Kerjasama antar guru dalam mata pelajaran yang sama diharapkan dapat membuat bank soal dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

5. Pendampingan

Kegiatan pendampingan dilakukan secara berkala terhadap guru-guru yang telah menjadi peserta pelatihan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan bersifat konsultasi dan pembimbingan terhadap guru dalam menerapkan penilaian autentik pada siswa di sekolah masing-masing. Hasil maupun kendala yang dihadapi guru dalam implementasi didiskusikan bersama tim pelaksana untuk dicari solusinya.

Setelah pelaksanaan kegiatan, kemampuan guru mendesain penilaian autentik dalam berbagai teknik umumnya sudah baik. Kemampuan guru yang masih perlu dikembangkan adalah dalam teknik penilaian proyek, yang masih mencapai 65,33%. Namun secara rata-rata kemampuan guru mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Hal ini menunjukkan telah tercapainya indikator keberhasilan program pengabdian ini. Keberhasilan peserta pelatihan dalam mendesain penilaian autentik ini terutama yang berkaitan dengan aspek sikap dan pengetahuan.

Dalam pengabdian ini perangkat penilaian autentik yang dihasilkan dapat digunakan untuk melengkapi perangkat-perangkat pembelajaran, seperti RPP. Selain itu perangkat penilaian yang dibuat dapat digunakan sebagai bahan refleksi bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya yang bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran. Penerapan penilaian autentik dengan berbagai teknik ini juga dapat memotivasi siswa dan menumbuhkan kepercayaan dirinya. Selain itu juga dapat membuat siswa tertarik pada materi pelajaran, karena tes yang mereka lakukan bukan hanya tes tertulis yang menunjukkan jawaban benar atau salah.

Pelaksanaan kegiatan IbM ini mendapatkan perhatian yang serius dari guru-guru ketiga

sekolah mitra, karena ternyata kegiatan seperti ini belum pernah diadakan, terutama tentang

teknik penilaian autentik sebagaimana amanat kurikulum 2013. Kalaupun ada peserta yang

sudah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 hanya sebatas sosialisasi saja, tanpa terapan

dan pendampingan. Ketertarikan guru mengikuti kegiatan ini dikarenakan kegiatan ini

memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan potensi siswa. Selain itu model

kegiatan yang dilakukan sangat interaktif dan dapat merespon setiap peserta. Dengan

melaksanakan penilaian autentik secara kontinu dapat membuat guru lebih kreatif merancang

penilaian. .Dengan demikian guru-guru yang selama ini cederung menggunakan penilaian

(5)

tradisional dalam pembelajaran dapat beralih ke penilaian autentik agar tercapai peningkatan kualitas pendidikan.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan IbM Guru Mahir Mendesain Penilaian Autentik terlaksana dengan baik dan lancar, serta mendapat respon positif dari peserta (guru). Rata-rata kemampuan guru dalam mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Produk yang dihasilkan merupakan produk desain penilaian berupa perangkat penilaian autentik yang terdiri dari Pemetaan Kompetensi, Instrumen Penilaian, dan Rubrik Penilaian, pada teknik Unjuk Kerja, Proyek, Produk, Tes Tertulis, Portofolio, Penilaian Sikap dan Penilaian Diri.

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan kepada:

1. Guru agar secara kontinu dapat melaksanakan penilaian autentik

2. Sekolah mitra dan LP2M agar dapat menjalin kerjasama untuk program pengembangan selanjutnya.

3. Dinas Pendidikan agar dapat melakukan pendampingan secara intensif terhadap pelaksanaan penilaian autentik di sekolah.

Daftar Pustaka

Badan PSDMPK-PMP Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/SMK Matematika.Jakarta: Kemendikbud.

Ditjen Dikdasmen Depdiknas. 2005. Penilaian Alternatif. Bahan pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas.

Ibrahim, Muslimin. 2005. Asesmen Berkelanjutan: Konsep dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI

Popham, W.J. 1995

.

Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn &

Bacon

Wiggins, G. 1993. Assessment: Authenticity, context and validity. Phi Delta Kappan, 75(3),

200–214.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Setiap Perpindahan Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana pada Pasal 31 ayat (1) dicatat dalam buku Induk Penduduk dan buku mutasi Penduduk serta

Pada saat penelitian ini dilakukan pengaturan pertukaran informasi perpajakan secara umum telah diatur dalam beberapa kebijakan perpajakan di Indonesia yang antara lain

Untuk mengetahui gameplay pada kedua game sudah menarik untuk pemain, maka dilakukan evaluasi yang menggunakan metode Heuristic For Evaluating Playability yang

[r]

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan atau didapat langsung dari responden dengan cara menyebarkan angket untuk melihat pengaruh disiplin

menstruasi diperoleh dari dua literatur yang menyatakan bahwa persentase lemak tubuh dengan rata-rata 12,80-34,80 berhubungan secara signifikan terhadap gangguan siklus

Sesungguhnya, analisis itu merupakan salah satu sarana penafsiran atau interpretasi (Pradopo, 2008: 93).Masyarakat harus mampu memahami karya sastra yang di

Stres akademik adalah stres pada mahasiswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, meliputi: tekanan untuk naik kelas,