• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara self-regulated learning dan stres akademik pada mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara self-regulated learning dan stres akademik pada mahasiswa"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi. Disusun oleh : Maria Resita Eka Putri 109114077. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTO. Do what you love and love what you do. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 15 Agustus 2017 Penulis. Maria Resita Eka Putri. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Maria Resita Eka Putri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-regulated learning dengan stres akademik pada mahasiswa. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan antara self-regulated learning dengan stres akademik. Pemilihan subjek penelitian dengan menggunakan teknik sampling convenience sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 100 mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah skala self-regulated lerning dan skala stres akademik. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode Spearman Rho dalam program SPSS for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan negative antara self-regulated learning dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,313 dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Kata kunci : Self-Regulated Learning, Stres akademik, Mahasiswa. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. THE CORRELATION BETWEEN SELF-REGULATED LEARNING AND ACADEMIC STRESS IN COLLEGE STUDENTS Study of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta. Maria Resita Eka Putri. ABSTRACT. This research aimed to determine the relation between self-regulated learning amd academic stress on college students. The hypothesis pointed in this research was the relation between self-regulated learning and academic stress. The research method used is correlational quantitative research method. Sampling technique used is convenience sampling technique. Subject in this research were 100 college students. The scale used was self-regulated learning scale and academic stress scale. Analysis data was conducted using Spearman Rho correlation method in SPSS for Windows. The result shown that there was a negative relationship between self-regulated learning and stress academic on college students with correlation coefficient value 0,313 and p value 0,001 (p<0,05). This result showed that the research hypothesis was accepted. Keywords: self-regulated learning,academic stress,college students. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama. : Maria Resita Eka Putri. Nomor Mahasiswa. : 109114077. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Agustus 2017. Yang menyatakan,. Maria Resita E.P.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penyelesaian penulisan skripsi yang masih jauh dari sempurna ini tidak lepas dari campur tangan banyak pihak yang membantu saya selama ini. Oleh karena itu, dengan tulus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing saya selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen pembimbing akademik angkatan 2010 yang bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan dan memberikan masukan selama mengerjakan skripsi ini 5. Ibu (Alm.) Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.Si yang pernah menjadi dosen pembimbing akademik saya sejak semester 1. 6. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si dan ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A selaku dosen penguji atas masukannya untuk skripsi saya.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan informasi selama menjadi mahasiswa. 8. Mahasiswa Sanata Dharma yang bersedia untuk mengisi skala penelitian. 9. Kedua Orang Tua saya yang selalu menyemangati, mendukung dan mempercayai saya selama ini. 10. “TRAH” yang menjadi partner in crime selama ini Vinsen,Yutti, Ella, Brandan, Tari, Niko, Vita. 11. Teman-teman yang selalu siap sedia membantu saat penulisan skripsi ini Akeng, Luna, Dita, Vivin, Feby, Rosari, Rachel. 12. Terimakasih untuk keluarga besar PSYBASKETUSD Ko Ching, Bang Martin, Kak Ochy, Moundri, Yatim, Albert, Richard, Parto, Mbak Tina, Ruthie, Cicik, Novi, Angga, Monic, Randy, Ayik, Ani, Radit,Yosua, Nia, Gorbi, Gera, Yuka, Sintami, Novi, Asti, Foury, Cindy. 13. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Saya menyadarai bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Apabila ada kesalahan dan kelalaian saya meminta maaf baik sikap, kata-kata maupun tulisan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Yogyakarta, 15 Agustus 2017. Penulis. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman Judul .......................................................................................................... i Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ...............................................................ii Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii Halaman Motto ....................................................................................................... iv Pernyataan Keaslian Karya ...................................................................................... v Abstrak .................................................................................................................... vi Abstract ..................................................................................................................vii Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ....................................................... viii Kata Pengantar ........................................................................................................ ix Daftar Isi ................................................................................................................. xi Daftar Tabel ........................................................................................................... xv Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 1.. Manfaat Teoritis ............................................................................................ 5. 2.. Manfaat Praktis ............................................................................................. 5 a.. Bagi Fakultas Psikologi............................................................................. 5. b.. Bagi Mahasiswa Psikologi ........................................................................ 6. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7 A. Self-Regulated Learning ................................................................................... 7 1.. Definisi Self-Regulated Learning ................................................................. 7. 2.. Aspek Self-Regulated Learning .................................................................... 8. B. Stres Akademik............................................................................................... 12 1.. Definisi Stres............................................................................................... 12. 2.. Definisi Stres Akademik ............................................................................. 12. 3.. Sumber Stres Akademik ............................................................................. 14. 4.. Gejala Stres Akademik............................................................................... 15. 5.. Faktor-faktor Stres Akademik .................................................................... 16. C. Mahasiswa ...................................................................................................... 19 1.. Definisi Mahasiswa..................................................................................... 19. 2.. Ciri-ciri Mahasiswa..................................................................................... 20. D. Hubungan Antara Self Regulated Learning dan Stres Akademik .................... 20 E. Baga Dinamika Hubungan antara Self-Reegulated Learning dan Stres Akademik .............................................................................................................. 23 F.. Hipotesis ......................................................................................................... 24. BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 25 A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 25 B. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................................... 25 C. Definisi Operasional ....................................................................................... 25 1.. Self-Regulated Learning ............................................................................. 25. 2.. Stres Akademik ........................................................................................... 26. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Subjek Penelitian ............................................................................................ 26 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 27 1.. Skala Stres Akademik ................................................................................. 27. 2.. Skala Self Regulated Learning .................................................................... 29. F.. Kredibilitas Alat Ukur .................................................................................... 30 1.. Validitas ...................................................................................................... 30. 2.. Seleksi Aitem .............................................................................................. 30. 3.. Reliabilitas .................................................................................................. 33. G. Metode Analisis Data ..................................................................................... 34 1.. Uji Asumsi .................................................................................................. 34 a.. Uji Normalitas ......................................................................................... 34. b.. Uji Linearitas ........................................................................................... 35. c.. Uji Hipotesis ............................................................................................... 35. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36 A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 36 B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................................ 36 C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................... 37 D. Hasil Penelitian ............................................................................................... 39 1.. 2.. Uji Asumsi .................................................................................................. 39 a.. Uji Normalitas ......................................................................................... 39. b.. Uji Linearitas ........................................................................................... 40. c.. Uji Hipotesis............................................................................................ 41. Pembahasan .................................................................................................... 43. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Analisis Data Tambahan ................................................................................. 46. BAB V PENUTUP ............................................................................................... 49 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 49 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 49 C. Saran ............................................................................................................... 49 1.. Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 49. 2.. Bagi Peneliti selanjutnya............................................................................. 50. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 51 LAMPIRAN ......................................................................................................... 55. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1 Distribusi Aitem Stres Akademik sebelum Ujicoba .................................. 28 Tabel 2. Distribusi aitem Skala Self Regulated Learning sebelum Ujicoba .......... 29 Tabel 3. Distribusi aitem Skala Stres setelah Ujicoba ........................................... 32 Tabel 4 Distribusi Aitem Skala self regulated learning setelah Ujicoba ................ 33 Tabel 5. Data Usia Subjek Penelitian .................................................................... 36 Tabel 6 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian ...................................................... 36 Tabel 7 Data Angkatan Subjek Penelitian .............................................................. 37 Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 38 Tabel 9 One sample t-test ....................................................................................... 38 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 40 Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ................................................................................. 41 Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 42 Tabel 13 Tabel Perbedaan Self-Regulated Learning berdasarkan jenis kelamin ... 46 Tabel 14 Tabel Perbedaan Stres akademik berdasarkan jenis kelamin .................. 47. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Blueprint Skala Self Regulated Learning .................................. 56 1. Aitem Skala Self Regulated Learning (Sebelum Uji Coba) ............................................................ 56 2. Blueprint Skala Self Regulated Learning (Sebelum Uji Coba) ............................................................ 65 3. Aitem Skala Self Regulated Learning (Setelah Uji Coba)............................................................... 66 4. Blueprint Skala Self Regulated Learning (Setelah Uji Coba)............................................................... 71. Lampiran 2. Blueprint Skala Stres Akademik ............................................... 72 1. Aitem Skala Stres Akademik (Sebelum Uji Coba) ............. 72 2. Blueprint Skala Stres Akademik (Sebelum Uji Coba) ........ 77 3. Aitem Skala Stres Akademik (Setelah Uji Coba) ............... 78 4. Blueprint Skala Stres Akademik (Setelah Uji Coba) .......... 80. Lampiran 3. Skala Uji Coba .......................................................................... 81. Lampiran 4. Skala Penelitian......................................................................... 96. Lampiran 5. Reliabilitas Skala Stres Akademik (ujcoba) ........................... 106. Lampiran 6. Reliabilitas Skala Self Regulated Learning (ujicoba) ............. 108. Lampiran 7. Reliabilitas Skala Stres Akademik (penelitian) ...................... 111. Lampiran 8. Reliabilitas Skala Stres Akademik (penelitian ........................ 113 xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 9. Uji Homogenitas ..................................................................... 115. Lampiran 10 Uji Linearitas .......................................................................... 115 Lampiran 11 Uji Linearitas .......................................................................... 116. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia perkuliahan, tekanan-tekanan dan harapan yang berhubungan dengan perkuliahan adalah salah satu sumber stres yang paling sering dialami mahasiswa (Govaerst & Gregoire, 2004). Seseorang yang menjalani pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi tidak hanya mempelajari teori saja, namun juga mempelajari tentang praktek dan juga melakukan kegiatan berorganisasi sebagai sarana untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Stres akademik adalah stres yang sering dialami oleh mahasiswa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 9 orang mahasiswa tahun pertama, kedua dan ketiga pada bulan Februari 2017, 7 orang mahasiswa mengaku mengalami stres. Mahasiswa memiliki tnggung jawab yang berbeda pada setiap tingkatannya. Mahasiswa tahun kedua dan tahun ketiga memiliki tingkat kesulitan akademik yang lebih tinggi daripada mahasiswa tahun pertama. Mahasiswa tahun kedua dan ketiga mengaku bahwa banyaknya tugas dengan tenggat waktu yang sempit membuat mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, hal itu menyebabkan mereka menjadi harus membolos agar dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Selain perlu membolos karena banyaknya tugas yang dimiliki, mahasiswa tahun ketiga secara spesifik mengaku mereka sulit tidur saat malam karena sering memikirkan tugas yang belum selesai dan merasa dikejar-kejar karena tenggat waktu yang sempit. Dari hasil wawancara dapat diketahui pula bahwa mahasiswa sering merasa kelelahan karena banyaknya tugas yang dimiliki hal tersebut menyebabkan. mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti. perkuliahan. Selain karena tugas individu, tugas kelompok juga dapat menyebabkan stres, karena pada saat mengerjakan tugas kelompok ada beberapa mahasiswa yang tidak mengerjakan dengan baik, sehingga membuat anggota kelompok yang lain merasa tidak senang dan menghambat penyelesaian tugas kelompok. Mahasiswa tahun pertama mengaku merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru. Mereka merasa belum terbiasa dengan perbedaan cara mengajar dosen dengan cara mengajar guru di sekolah. Mahasiswa yang duduk di tahun pertama merasa takut saat akan menghadapi ujian karena mereka belum mengetahui bagaimana ujian yang akan mereka kerjakan. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa gejala stress akademik yang muncul antara lain sulit tidur karena memikirkan tugas kuliah, tidak bisa berkonsentrasi dikelas, membolos karena menyelesaikan tugas yang menumpuk dan adanya konflik dengan teman satu kelompok. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Broto, 2016) yang menyatakan bahwa seseorang yang mengalami stres akan mengalami.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. gejala-gejala seperti tidur tidak teratur, mudah lupa dan mudah ketakutan. Stres akademik adalah stres pada mahasiswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, meliputi: tekanan untuk naik kelas, lama belajar, banyaknya tugas, nilai ulangan, birokrasi, mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan dan karir, serta kecemasan ujian, dan manajemen waktu (Desmita, 2008). Stresor akademik diidentifikasi dengan banyaknya tugas, kompetisi dengan siswa lain, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang antara sesama siswa dan guru, lingkungan gaduh, sistem semester, dan kekurangan sumber belajar (Agolla & Ongori, 2009). Stres akademik yang dialami peserta didik berdampak pada kesehatan mental, fisik, dan kemampuan mereka untuk melakukan tugas sekolah secara efektif (Felsten & Wilcox, 1992) Dalam menghadapi perkuliahan, mahasiswa harus mampu untuk mengatur waktu, merencanakan kegiatan dan mengukur kemampuan dirinya agar tidak mengalami stres akademik (Womble, 2001). Manajemen waktu yang buruk adalah salah satu faktor stres akademik (Womble, 2001). Mahasiswa yang mempunyai pengaturan waktu yang baik terlihat dari bagaimana mahasiswa membuat dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan strategi belajarnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan (Hardjana, 1994) yang menyatakan bahwa pengaturan waktu yang baik dapat membebaskan seseorang dari stres. Untuk dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan tenggat waktu yang.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. ada mahasiswa memerlukan kemampuan pengaturan waktu yang baik. Merencanakan dan menggunakan strategi perilaku pada mahasiswa adalah salah satu bentuk dari self-regulated learning. Self-regulated learning adalah aplikasi dari self-regulation pada konteks pendidikan. Selfregulated learning adalah kemampuan untuk melibatkan metakognisi, motivasi dan perilaku secara aktif dalam proses belajar (Zimmerman, 1989). Apabila mahasiswa memiliki self-regulated learning yang rendah, maka potensi untuk mengalami stres akan makin tinggi pula. Mahasiswa yang memiliki self-regulated learning ditunjukkan dengan adanya kebiasaan belajar yang teratur serta mampu menerapkan strategi belajarnya untuk mencapai hasil yang baik sehingga dapat mengurangi stress akademik yang dialami (Montalvo dan Torres,2004). Mahasiswa yang terbiasa mengerjakan tugas sehari sebelum waktu pengumpulan dan hanya melakukan review materi pada saat akan menghadapi ujian menunjukan bahwa mahasiswa tersebut mempunyai self-regulated learning yang rendah, hal itu dapat menyebabkan tingginya stress akademik yang dialami mahasiswa tersebut. Stres dapat dialami oleh siapa saja. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa stres akademik dan self-regulated learning merupakan topik yang penting dalam. dunia. pendidikan. keberhasilan studi. karena. keduanya. dapat. mempengaruhi. seseorang. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk. meneliti hubungan antara self-regulated learning dan stres akademik pada.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. mahasiswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara self-regulated learning dan stres akademik pada mahasiswa?” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan selfregulated learning dan stres akademik pada mahasiswa. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2 manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan dalam psikologi pendidikan berupa wawasan, pengetahuan, bahan bacaan dan kajian referensi bagi yang terkait dengan hubungan antara self-regulated learning dengan stres akademik pada mahasiswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Fakultas Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pihak fakultas mengenai permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa sehingga mengalami stres akademik. Selain itu dapat pula digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat lingkungan akademik yang kondusif untuk menunjang proses.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. belajar mengajar yang lebih baik. b. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi mahasiswa terkait self-regulated learning dan stres akademik sehingga dapat membantu dalam proses perkuliahan..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI A. Self-regulated learning 1. Definisi Self-regulated learning Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif dimana individu menetapkan tujuan untuk proses pembelajaran mereka dan berusaha untuk memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku mereka yang diarahkan dan dibatasi oleh tujuan mereka dan fitur kontekstual yang ada dilingkungan (Wolters, Pintrich, & Karabenick, 2003). Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Zimmerman (1989) bahwa mahasiswa yang memiliki self-regulated learning adalah individu yang secara metakognitif, motivasional dan behavioral merupakan peserta aktif dalam proses belajar mereka. Karakteristik dibawah ini adalah karakteristik yang membedakan antara mahasiswa yang menerapkan self-regulation dalam proses belajarnya dan yang tidak menerapkan self-regulation (Montalvo & Torres, 2004) a. Terbiasa dan mengetahui cara menggunakan strategi kognitif (pengulangan, elaborasi dan organisasi) untuk membantu dalam mengikuti, mengubah, mengatur menguraikan dan memulihkan informasi. b. Mengetahui. cara. untuk. 7. merencanakan,. mengontrol. dan.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. mengarahkan proses mental untuk mencapai tujuan. c. Menunjukkan keyakinan akan kemampuan diri (self-efficacy), memiliki tujuan saat belajar dan mampu mengembangkan emosi positif pada saat belajar, serta mampu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan situasi belajar. d. Mampu untuk merencanakan waktu dan usaha yang akan digunakan. pada. saat. mengerjakan. tugas,. mampu. untuk. menciptakan suasana belajar yang mendukung kegiatan belajar serta mampu untuk mencari bantuan saat membutuhkan bantuan dosen atau teman. e. Menunjukkan usaha yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam mengatur tugas-tugas dan situasi di kelas. f. Memiliki. kemampuan. untuk. menghindarkan. dirinya. dari. gangguan internal maupun eksternal sehingga konsentrasi dan motivasi tetap terjaga alam mengerjakan tugas. Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning adalah usaha yang diterapkan untuk menganalisis kegiatan belajar, menentukan tujuan, membuat rencana kegiatan belajar, mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku serta membuat keputusan tentang bagaimana kegiatan belajar akan dilaksanakan. 2. Aspek-aspek Self-Regulated Learning Menurut (Zimmerman, 1989) self-regulated learning terdiri atas tiga aspek pengaturan diri dalam kegiatan akademis, yaitu metakognisi,.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. motivasi dan perilaku. Indikator dari aspek-aspek tersebut diambil dari skala milik Wolters (2003). a. Metakognisi Metakognisi meliputi bermacam-macam aktivitas kognitif yang mengharuskan individu untuk mengubah atau mengadaptasi kognisi mereka. Strategi yang termasuk dalam aspek ini meliputi: 1. Rehearsal strategies adalah strategi atau usaha untuk menghafal materi dengan cara mengulangi materi lagi sehingga lebih mudah dipahami. 2. Elaboration strategies adalah strategi untuk meringkas dan menggunakan kata-kata sendiri dalam memahami suatu materi. 3. Organization strategies adalah strategi untuk mengorganisasi kembali suatu materi kuliah sehingga mudah untuk dipahami. 4. Metacognitive pengaturan. self-regulation. kognisi. seperti. adalah. berbagai. perencanaan,. usaha. pemantauan,. penggunaan strategi pengaturan belajar, evaluasi dan revisi dari kegiatan belajar. b.. Motivasi Motivasi melibatkan aktivitas individu yang penuh tujuan dan mendorong. individu. mempertahankan. secara. kesediaan. sengaja diri,. memulai,. mengatur,. mempersiapkan. tugas. selanjutnya atau menyelesaikan suatu kegiatan sesuai dengan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. tujuannya. Strategi regulasi motivasi meliputi: 1. Mastery self-talk adalah aktivitas atau tindakan mengatakan kata-kata motivasi pada diri sendiri untuk meningkatkan kinerja diri dalam proses belajar. 2. Relevance enhancement adalah usaha individu untuk menghubungkan suatu materi dengan segala hal yang berkaitan dengan dirinya. 3. Situasional interest enhancement adalah usaha individu untuk merubah situasi belajar agar menjadi suatu hal yang menyenangkan. 4. Performance/relative. ability. self-talk. adalah. aktivitas. berbicara pada diri sendiri untuk meningkatkan motivasi belajarnya dengan cara membandingkan apa yang telah dilakukan diri sendiri dengan apa yang telah dilakukan mahasiswa lain. 5. Performance/extrinsic self-talk adalah aktivitas berbicara pada diri sendiri agar mendapatkan umpan balik yang positif guna meningkatkan performansi belajar. 6. Self-consequating adalah individu memikirkan imbalanimbalan atau hukuman-hukuman yang akan ia dapat atas kesuksesan atau kegagalan yang dicapai. 7. Environmental structuring adalah aktivitas memilih atau mengatur lingkungan fisik agar lebih mudah untuk belajar..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. c. Perilaku Regulasi perilaku melibatkan usaha individu untuk mengatur, mengontrol perilaku, menyeleksi dan mengatur lingkungan serta memanfaatkan kondisi lingkungan. Strategi dalam regulasi perilaku meliputi: 1. Effort. regulation. adalah. usaha. individu. untuk. mempertahankan semangat belajar yang dimiliki. 2. Regulating time and study environment adalah usaha untuk mengatur waktu dan lingkungan belajar. 3. General intention to seek needed help adalah kebutuhan untuk mencari bantuan. 4. General intention to avoid needed help adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu dengan kerja keras sendiri terlebih dahulu dibandingkan mencari bantuan orang lain. 5. Instrumental (autonomous) help-seeking goal adalah aktivitas meminta bantuan orang lain sebagai cara untuk memahami materi sehingga mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dengan usahanya sendiri. 6. Seeking help from formal source (teachers) adalah usaha mencari bantuan dari sumber-sumber formal, misalnya dosen. 7. Seeking help from informal source (other students) adalah usaha mencari bantuan dari sumber-sumber informal seperti mahasiswa lain..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. B. Stres Akademik 1. Definisi Stres Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik (Chaplin, 2008). Kondisi stress dapat terjadi bila terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan (Lazarus & Folkman, 1984). Tuntutan merupakan tekanan-tekanan yang tidak dapat diabaikan karena jika tidak dipenuhi mengakibatkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi individu. Stres adalah kondisi yang disebabkan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutantuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang (Sarafino, 2008). Stres muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan yang melebihi kemampuan individu untuk memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan, akan merasakan suatu kondisi ketegangan dalam diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan tidak ada penyelesaian, akan berkembang menjadi stres. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres adalah respon yang muncul karena adanya ketidakseimbangan antara kemampuan dan tuntutan yang ada. 2. Definisi Stres Akademik Stres akademik adalah ketegangan emosional yang muncul karena adanya tekanan-tekanan di sekolah dan perasaan tidak aman sehingga.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. muncul reaksi-reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku (Desmita, 2009). Menuurut Carvert, Geese dan Moss ( dalam Misra, Crist, & Burant, 2003) stress akademik merupakan kombinasi dari persepsi mahasiswa terhadap pengetahuan yang harus diperoleh secara ekstensif dengan ketidakcukupan waktu untuk mengembangkannya.Stres akademik adalah gabungan dari tuntutan di bidang akademik yang melebihi kemampuan yang dimiliki individu untuk menghadapi tuntutan tersebut (Wilks, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres akademik adalah respon mahasiswa yang berupa gejala biologis, psikologis,dan tingkah laku yang negatif, yang muncul karena adanya tuntutan akademis. 3. Sumber Stres Akademik Menurut Agolla & Ongori (2009) stressor akademik berupa tugas yang berlebihan, performa akademik, ketakutan akan kegagalan, kekurangan sumber belajar, masalah finansial, ruang kuliah yang terlalu ramai, hubungan dengan lawan jenis, masalah dengan keluarga, ketakutan tidak mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan kuliah. Berdasarkan penelitian dari Ross, Niebling, & Heckert (1999) terdapat 4 sumber stres pada mahasiswa yaitu a. Masalah Interpersonal : Stres yang muncul karena adanya interaksi individu dengan orang lain, misalnya konflik dengan orangtua, pacar atau teman sebaya. b. Masalah Intrapesonal : Stres yang muncul dari dalam diri individu,.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. misalnya perubahan waktu tidur. c. Masalah Akademik : Stres yang bersumber dari aktivitas belajar, misalnya banyaknya tugas yang harus dikerjakan, ujian dan masalah dengan dosen. d. Masalah Lingkungan : Stres yang berkaitan dengan lingkungan diluar masalah akademik, misalnya kondisi tempat belajar dan jarak tempat tinggal dengan tempat belajar. Berdasarkan literatur yang ada, dapat diketahui bahwa sumber stres akademik yang sering muncul adalah ujian, tututan waktu dan masalah finansial (Aherne, 2001) perubahan kebiasaan tidur dan makan, tanggung jawab yang baru, dan meningkatnya jumlah pekerjaan (Ross, Niebling, & Hecker, 1999) bertemu dengan orang baru, penentuan karir, ketakutan akan kegagalan, dan tekanan dari orangtua. Rice (dalam Desmita,2009) menyatakan bahwa ada dua stressor yang dialami mahasiswa, yaitu masalah individu dengan lingkungan sosial dan academic stressor. a. Masalah individu dengan lingkungan : stres yang disebabkan karena masalah transisi, kesepian dan hubungan. b. Academic Stressor : stres yang disebabkan oleh kegiatan belajar. Stress dapat berhubungan dengan kurangnya ketertarikan terhadap suatu tugas, tidak mampu untuk mengambil keputusan, terlalu memaksakan. diri. dalam. mengerjakan. sesuatu,. memiliki. kekhawatiran yang berlebihan terhadap hal yang sedang dikerjakan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. dan kehilangan focus saat mengerjakan sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa stres yang dialami oleh mahasiswa dapat bersumber masalah dengan diri sendiri, masalah dengan orang lain, masalah dengan lingkungan dan juga masalah dalam menghadapi kegiatan belajar. 4. Gejala Stres Akademik Menurut Sarafino (2008), gejala stres dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Gejala Biologis Gejala biologis dari stres adalah gejala fisik. Gejala fisik dari stres yang dialami individu antara lain sakit kepala, gangguan tidur, gangguan pencernaan (maag), gangguan makan, gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan. Disamping itu gejala fisik lainnya juga ditandai dengan adanya ketegangan pada otot, pernafasan dan irama jantung tidak teratur, gugup, cemas, gelisah, perubahan nafsu makan, dan lain sebagainya (Wilkinson, 2002) b. Gejala Psikososial Gejala psikososial stres dibagi menjadi 3 bagian (Sarafino, 2008) yaitu: 1. Kognitif Kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu. Individu. yang. mengalami. stres. cenderung. mengalami. gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi. Gejala kognitif juga ditandai dengan perasaan takut gagal, harga diri.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. yang rendah, cemas akan masa depan dn emosi yang labil (Wilkinson, 2002). 2. Emosi Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu. Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih, dan depresi. Gejala emosi lainnya juga ditandai dengan adanya perasaan tidak mampu mengatasi masalah, merasa ketakutan atau ciut hati, merasa tertekan dan mudah marah (Wilkinson, 2002) 3. Tingkah Laku Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari yang cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal. Gejala tingkah laku yang muncul adalah sulit bekerja sama, kehilangan minat, tidak mampu rileks, mudah terkejut atau kaget, kebutuhan seks, konsumsi obat-obatan dan konsumsi alkohol dan rokok yang meningkat (Wilkinson, 2002) 5. Faktor-faktor Stres Akademik Oon (2007) mengemukakan bahwa stres akademik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mengakibatkan stres akademik, yaitu a. Pola Pikir.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. Apabila seorang mahasiswa memiliki pemikiran bahwa dia tidak bisa mengerjakan suatu tugas atau ujian dan menganggap tugas dan ujian adalah beban, individu tersebut akan cenderung memiliki stres yang lebih besar daripada yang mempunyai pemikiran bahwa tugas itu adalah tantangan. Semakin besar kendali mahasiswa terhadap apa yang dia pikir dapat dia lakukan maka semakin kecil kemungkinan stres yang dialaminya. b. Kepribadian Kepribadian. mahasiswa. dapat. menentukan. tingkat. toleransinya terhadap stres. Tingkat stres mahasiswa yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan yang bersifat pesimis. c. Keyakinan Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam menginterpretasi situasi-situasi disekitar mahasiswa. Apabila mahasiswa mempunyai keyakinan terhadap diri, maka mahasiswa akan. melakukan. evaluasi. terhadap. hasil. kerjanya. dan. membandingkan hasil pekerjaann dengan standar yang ada. Faktor eksternal yang mengakibatkan stres akademik, yaitu : a. Pelajaran lebih padat Kurikulum dalam sistem pendidikan semakin bertambah bobotnya. dengan. standar. yang. lebih. tinggi.. Hal. ini. mengakibatkan persaingan antar pelajar menjadi semakin ketat dan waktu belajar menjadi bertambah. Beban berat yang berlipat.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. membuat pelajar merasa tertekan atau stres. b. Aktivitas tinggi dengan waktu terbatas Perkembangan teknologi, produk dan permainan dapat menimbulkan keinginana pada pelajar untuk memiliki atau melakukan kegiatan yang disukai. Namun keterbatasan waktu yang dimiliki karena kegiatan akademik ataupun les sering membuat mereka tidak mampu memenuhi hobi atau keinginannya sehingga menimbulkan tekanan. c. Tekanan untuk berprestasi tinggi Individu sebagai pelajar sangat ditekan untuk berprestasi baik. Tekanan ini terutama muncul dari orangtua, keluarga, guru, teman sebaya ataupun diri sendiri. Secara tidak sadar, orang tua mengemukakan ungkapan atau kata-kata dan perlakuan yang mengarahkan pelajar untuk berprestasi tinggi. d. Dorongan meniti tangga sosial Pendidikan seringkali menjadi tolak ukur status sosial seseorang. Individu dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan yang berpendidikan rendah akan dipandang rendah. Pelajar yang berhasil dalam akademiknya akan disukai dan dipuji oleh orang lain serta menjadi kebanggaan orang tuanya. Namun bagi pelajar yang kurang berprestasi akan disebut lamban, malas, pembuat masalah dan cenderung ditolak oleh guru, dimarahi orang tua dan diabaikan oleh teman atau.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. lingkungan. Penolakan sosial dan pemberian label ini dapat mematahkan semangat dan menghilangkan kepercayaan diri pelajari. e. Orang tua yang saling berlomba Dikalangan orang tua yang lebih terdidik, persaingan untuk memiliki anak-anak yang mempunyai kemampuan baik dalam berbagai aspek juga lebih keras. Oleh karena itu, orang tua berlomba-lomba mengikutsertakan anaknya dalam berbagai program keterampilan tambahan. Terfokusnya pada keterampilan anak,seringkali. mengakibatkan. orang. tua. mengabaikan. perkembangan anaknya.. C. Mahasiswa 1. Definisi Mahasiswa Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Mahasiswa tergolong dalam kategori remaja akhir. Masa remaja adalah periode dimana penggunaan dari pengetahuan mencapai puncaknya ( Mussen, Conger, dan Kagan dalam Desmita, 2008). Remaja merupakan individu yang mempunyai rentang usia antara 12-21 tahun (Monks, Knoers, & Hadinoto, 2006). Menurut Hall (dalam Santrock, 2003) masa remaja mempunyai usia yang berkisar antara 12-23 tahun. Dari segi kognisi, mahasiswa ada pada tahap operasional formal (Santrock, 2012). Tahap operasional formal.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. ditandai dengan adanya kemampuan kognitif untuk berpikir secara abstrak dan logis. Pada tahap ini mahasiswa diharapkan dapat menyusun rencana-rencana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mempersiapkan masa depan. 2. Ciri-ciri Mahasiswa Mahasiswa. dapat. dikategorikan. sebagai. pelajar. dewasa. (Supratiknya, 2006). Menurut Daines, Daines & Graham (dalam Supratiknya, 2006) ciri-ciri mahasiswa adalah sebagai berikut: a. Memiliki cukup banyak pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan apa yang mereka pelajari sekarang dan mampu mentransfer pengetahuan dan pengalamannya itu pada proses belajar. b. Memiliki sikap, gaya berpikir dan cara-cara menjalankan tugas yang relatif menetap sebagai ciri khas masing-masing serta yang akan memudahkan mereka menghadapi situasi dan tuntutan baru. c. Mereka dapat dan senang diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. D. Hubungan Antara Self-regulated learning dan Stres Akademik Dalam proses belajar di universitas, mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan pengajar. Mahasiswa dituntut untuk proaktif dalam kegiatan belajar mengajar dan tidak hanya menerima informasi yang diberikan oleh pengajar namun juga aktif untuk mencari informasi tambahan dari sumbersumber lainnya. Untuk menunjang kegiatan perkuliahan, mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan untuk mengelola diri dalam aktivitas.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. belajarnya atau yang biasa disebut self-regulated learning. Self-regulated learning adalah kemampuan untuk menjadi pastisipan aktif secara metakognisi, motivasi dan perilaku dalam proses belajar (Zimmerman,1989). Menurut aspek regulasi metakognitif, mahasiswa yang memiliki kemampuan self-regulated learning ditandai dengan tingginya. kemampuan. untuk. merencanakan,. melaksanakan. dan. mengevaluasi aktivitas belajarnya. Menurut aspek regulasi perilaku, mahasiswa yang memiliki self-regulated learning. mampu untuk. menyusun lingkungan belajar dan mampu untuk mencari bantuan dalam belajar. Sedangkan menurut aspek regulasi motivasi, mahasiswa yang memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar secara mandiri adalah mahasiswa yang memiliki self-regulated learning. Apabila seorang mahasiswa tidak memiliki aspek-aspek regulasi tersebut maka mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas belajarnya. Kesulitan dalam belajar tersebut dapat dilihat sebagai kurangnya kemampuan diri dalam menghadapi tugas akademik. Jika mahasiswa melihat kurangnya kemampuan diri tersebut secara negatif, maka akan muncul stres dalam diri mahasiswa tersebut namun apabila mahasiswa tersebut memiliki penilaian postif terhadap kemampuan dirinya maka hal itu dapat menjadi motivasi untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas akademiknya. Stres yang dialami mahasiswa biasanya berkaitan dengan bidang akademik. Stres yang muncul sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. seperti tugas yang banyak, dosen, relasi dengan teman, ujian biasa disebut stres akademik. Stres cenderung mengganggu proses belajar dan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, namun apabila stres yang dialami masih dalam tingkat rendah dan sedang pada dasarnya stres tersebut dapat berpengaruh positif karena dapat meningkatkan motivasi belajar. Sebaliknya, apabila stres yang dialami adalah stres tingkat tinggi, maka akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap performa belajar..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. E. Bagan Dinamika Hubungan antara Self-regulated learning dan Stres Akademik. Mahasiswa. Kemampuan untuk menjadi peserta aktif dalam proses belajar ® self-regulated learning. Self-regulated learning rendah. Self-regulated learning tinggi. - Kemampuan untuk merencanakan aktivitas belajarnya kurang - Keinginan untuk belajar rendah - Kesulitan dalam mendapat dukungan sosial dalam belajar. - Kemampuan untuk merencanakan aktivitas belajarnya tinggi - Keinginan untuk belajar tinggi - Mendapat dukungan sosial dalam belajar. Kesiapan dalam kegiatan belajar rendah. Kesiapan dalam kegiatan belajar tinggi. Merasa tidak mampu untuk menghadapi tuntutan akademik. Mampu untuk menghadapi tuntutan akademik. Stres akademik rendah. Stres akademik tinggi.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. F. Hipotesis Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memiliki hipotesis bahwa ada hubungan negatif antara self-regulated learning dengan. stres. akademik. Hubungan negatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila self-regulated learning yang dimiliki oleh seorang mahasiswa tinggi, maka stres akademik yang dimilikinya rendah, begitu pula sebaliknya, apabila self-regulated learning yang dimiliki seorang mahasiswa rendah, maka stres yang dialami oleh mahasiswa tinggi.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Azwar, 1998) sedangkan untuk. jenis. penelitian. yang. digunakan. adalah. penelitian. korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara self-regulated learning dengan stres akademik pada mahasiswa. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel independen. : Self-regulated learning. Variable depeden. : Stres Akademik. C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa, 2009). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Self-regulated learning Self-regulated learning adalah usaha yang diterapkan untuk menganalisis kegiatan belajar, menentukan tujuan,. membuat. rencana kegiatan belajar, mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku. 25.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. serta membuat keputusan tentang bagaimana kegiatan belajar akan dilaksanakan. Aspek-aspek yang ada pada self-regulated learning adalah aspek metakognisi, aspek motivasi dan aspek perilaku. Self-regulated learning akan diukur menggunakan skala selfregulated learningyang diturunkan menurut aspek-aspek dari Wolters. Penilaian terhadap self-regulated learningakan diliat dari perolehan skor pada skala ini. Skor yang tinggi. pada skala. penelitian ini menunjukan bahwa self-regulated learning yang dimiliki oleh mahasiswa efektif. Sedangkan, skor yang rendah akan menunjukan self-regulated learning yang tidak efektif. 2. Stres Akademik Stres akademik adalah respon mahasiswa yang berupa gejala biologis, psikologis,dan tingkah laku yang negatif, yang muncul karena adanya tuntutan akademis.Stres akademik akan diukur menggunakan skala stres akademik yang terdiri dari aspek biologis dan aspek psikologis. Penilaian terhadap stres akademik dapat diliat dari perolehan skor pada skala ini. Skor yang tinggi pada skala penelitian ini menunjukan bahwa stres akademik yang dialami mahasiswa tinggi. Sedangkan, skor yang rendah akan menunjukan stres akademik yang rendah pula. D. Subjek Penelitian Teknik pengambilan data yang digunakan adalah non-random sampling. Teknik non-random sampling adalah teknik pengambilan data.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. yang didasarkan pada kemudahan pada aksesnya (Creswell dalam Supratiknya,2014). Teknik non-random sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik convenience sampling (Clark-Carter, 2010) yaitu teknik pengambilan sampel yang mudah diakses oleh peneliti dan tanpa mempertimbangkan keterwakilan subjek terhdap populasi. Subjek penelitian dipilih berdasarkan karakteristik spesifik yang terdapat dalam populasi. Berikut adalah kriteria subjek penelitian ini : a. Berusia antara 18-23 tahun b. Merupakan mahasiswa yang masih aktif E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan penyebaran skala. Skala yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert yang terdiri dari 2 jenis skala yaitu skala stres akademik dan skala self-regulated learning : 1. Skala Stres Akademik Skala stres akademik pada penelitian ini mengacu pada aspek stres yang dikemukakan oleh Sarafino (2008) yaitu aspek biologis dan aspek psiksosial yang dibagi menjadi 3 gejala yaitu gejala kognitif, gejala emosi dan gejala tingkah laku. Skala ini terdiri dari 51 aitem dengan rincian sebagai berikut.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Tabel 1 Distribusi Aitem Stres Akademik sebelum Ujicoba No Aspek 1.. 2. Biologis. Psikososial Kognitif. Emosi. Perilaku. Total. Indikator • Cemas • Gangguan tidur • Gangguan kesehatan • Gangguan makan • Sulit berkonsentr asi • Mudah Lupa • Rendah Diri • Mudah Marah • Merasa Tertekan • Merasa Ketakutan • Hubungan dengan orang lain tidak baik • Kehilangan minat. Nomor Item Fav Unfav 1 13,23,24 12 3,15,25. 14,45. 2. 26. 4,16,27. 31,34, 46. 5,35. 33,47. 7,17 6,48. 18,28 20,51. 8,19,36. 29,39. Jumlah 12. 14. 14. 9,30. 42,44, 49 10,37,43 21,40,41 11. 11,22,38. 32,50 52. Skala tersebut mempunyai empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aaitem Favorable rentang nilai yang diberikan adalah empat sampai satu sedangkan pada aaitem Unfavorable rentang nilainya adalah satu sampai empat..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2. Skala Self-regulated learning Skala self-regulated learning yang digunakan pada penelitian ini adalah skala yang mengacu dari skala yang disusun oleh Wolters (2003). Peneliti mengacu pada skala milik Wolters karena skala tersebut mempunyai validitas yang cukup baik. Pada skala ini peneliti membuat 76 aaitem. yang. berdasarkan. 3. aspek. self-regulated. learning. yang. dikemukakan oleh Zimmerman (1989) yaitu aspek metakognisi,motivasi dan perilaku Tabel 2. Distribusi aitem Skala Self-regulated learning sebelum Ujicoba No. Aspek. 1. Metakognisi. 2. Motivasi. 3. Perilaku. Indikator • Rehearsal Strategies • Elaboration Strategies • Organizational Strategies • Metacognitive SelfRegulation • Relevance enhancement • Situational Interest Enhancement • Performance/ Relative Ability Self-Task • Mastery self-task • Performance/ Extrinsic Self-Talk • Self-Consequating • Environmental Structuring • Effort Regulation • Regulating Time and Study Environment • Help Seeking. Total. Nomor Aitem Fav 1,20,48 2,21,76 3,22. Unfav 35,61,69 36,62,70 37,49. Jumlah. 4,23. 8,50. 5,24 6,25,52. 39,51 40,63,71. 7,26. 41. 8,27,53 9,10,28, 43,58 11,12,29 13,30,54,60. 42,59 64,72. 15,44,55 16,17,46. 31,56,57, 67 32,33,45. 18,19,34. 14,68,75. 20. 37. 65,73 47,66,74 19. 76. Skala tersebut mempunyai empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai. Pada aitem.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Favorable jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4, Setuju (S) mendapat skor 3, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1. Sedangkan pada aitem yang bersifat Unfavorable jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1, Setuju (S) mendapat skor 2, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 3 dan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1. Pada skala ini, semakin tinggi skor yang didapatkan oleh subjek menunjukan bahwa subjek memiliki perilaku selfregulated learningyang efektif pada dirinya. F. Kredibilitas Alat Ukur 1. Validitas Menurut (Azwar, 2015),Validitas adalah sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variable yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan penelitian. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi sendiri adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional melalui expert judgement ( Azwar,2012). Expert judgement pada penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi. 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem dilakukan untuk menguji kelayakan aitem yang ada pada skala penelitian untuk digunakan pada penelitian. Peneliti melakukan uji coba Skala Stres Akademik dan Skala self-regulated learning pada tanggal.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 19 Mei 2017 sampai dengan tanggal 24 Mei 2017 dengan melibatkan 45 mahasiswa Psikologi angkatan 2014 sampai dengan 2016 dan berusia 1825 tahun. Setelah melakukan penyebaran skala uji coba,peneliti menggunakan SPSS versi 23 forwindows untuk menyeleksi aitem yang ada. Cara menentukan seleksi aitem pada skala ini adalah dengan mengacu pada kriteria korelasi aitem total dengan batasan rix> 0,20 pada kedua skala. Aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem total diatas 0,20 berarti memiliki daya beda yang memuaskan sedangkan aitem yang koefisien korelasi aitem total kurang dari 0,20 berarti memiliki daya beda yang tidak memuaskan ( Supratikya,2014) Pada Skala Stres Akademik terdapat 16 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total dibawah 0,20 sehingga aitem tersebut gugur karena tidak memenuhi syarat kualitas aitem yang baik. Jumlah aitem yang memiliki korelasi aitem total diatas 0,20 berjumlah 35 item. Dari 35 aitem yang ada, dilakukan penyetaraan pada tiap aspeknya sehingga menjadi total 20 aitem dengan rincian sebagai berikut.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Tabel 3. Distribusi aitem Skala Stressetelah Ujicoba No. Aspek. 1. Biologis. 2. Psikososial • Kognitif • Emosi • Perilaku. Nomor Aitem Gugur. Nomor Aitem. Fav. Unfav. Fav. Unfav. 13,23, 3,25. 14,45. 1,2, 15,24. 12,26. 4,16, 5,35 6,19, 36,9 10,37, 43,22. 31,46, 33,18 20,39, 42,44 21,40,41, 32,50. 7,17 ,27 8,30 ,48 11,38. 28,34, 47 29,49, 51. Total. Jumlah. 6. 6 6 2 20. Pada Tabel 3 angka yang diberi tanda garis bawah merupakan aitem yang gugur karena penyetaraan aitem. Selain pengguguran berdasarkan korelasi aitem total, peneliti melakukan pengguguran kembali untuk menyetarakan tiap indicator pada setiap aspeknya sehingga aitem yang tersisa pada akhirnya berjumlah 20. Pada seleksi aitem yang dilakukan terhadap Skala self-regulated learning didapatkan hasil bahwa dari 76 aitem yang ada, 26 aitem memiliki koefisien korelasi dibawah 0,20 sehinggan aitem-aitem tersebut digugurkan dari skala penelitian. Dari 50 aitem yang tersisa, peneliti melakukan penyetaraaan antar aspek sehingga didapatkan aitem selfregulated learning setelah dilakukan uji coba adalah sebagai berikut.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Tabel 4 Distribusi Aitem Skala self-regulated learning setelah Ujicoba. No. Aspek. 1. Metakognisi. Nomor Aitem Gugur Fav 2,76,22,4,. Nomor Aitem. Unfav. Fav. Unfav. 35,62,. 1,3,20,. 36,61,. 70,37,. 21,23,48. 69. 49,50 2. Motivasi. 6,39,7,51,. 5,24,25,26,. 52,40,63,. 27,9,. 71,41,42,. 10,12,13. 8,53,28,64,. ,30,54. Jumlah. 9. 11. 72,65,73, 66,74,47 43,58,59 11,29,60 3. Perilaku. 15,44,17. 56,57,. 55,16,46,. 31,67,. 32,33,. 18,19,34. 68,75. 10. 45,14 Total. 30. Pada Tabel 4, angka yang diberi tanda garis bawah adalah aitem yang gugur karena penyetaraan aitem. Selain pengguguran berdasarkan korelasi aitem total, peneliti melakukan pengguguran kembali untuk menyetarakan tiap indikator pada setiap aspeknya sehingga aitem yang tersisa pada akhirnya berjumlah 30 aitem. 3. Reliabilitas Reliabilitas dapat ditafsirkan sebagai seberapa tinggi korelasi antara skor tampak pada dua tes yang paralel. Pengujian reliabilitas dari Skala Stres Akademik dan Skala selfregulated learning dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Cronbach. yang dilakukan menggunakan SPSS versi 23 for Windows.. Suatu alat ukur akan dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00. Sedangkan bila koefisien reliabilitas suatu alat ukur semakin mendekati angka 0 maka alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang dinyatakan rendah ( Azwar,2009) Pada penelitian ini, koefisien reliabilitas skala stres akademik adalah 0.856 dan koefisien reliabilitas pada skala SRL adalah 0.886. Hasil uji reliabilitas dari kedua skala tergolong tinggi karena angka yang dihasilkan mendekati 1,00, hal ini menunjukan bahwa alat ukur tersebut dapat dipercaya. G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso,2010). Uji ini dilakukan dengan asumsi data yang akan dianalisis adalah data yang berasal dari data yang sebarannya normal (Santoso,2010) Data dikatakan normal apabila memiliki sig. atau p>0,05, apabila nilai sig. atau p<0,05 maka data tersebut dapat dikatakan tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas dihitung menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi 23 for Windows.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. b. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk melihat hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis apakah mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso,2010). Korelasi linear terjadi apabila nilai signifikansi yang dimilikinya kurang dari 0,05 ( p<0,05) sedangkan jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05) maka hubungan antar variabel dapat dikatakan tidak linear (Azwar, 2009). Pada penelitian ini peneliti menggunakan Test Of Linearity pada SPSS versi 23 for Windows c. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi. Teknik ini dipilih untuk melihat hubungan dari kedua variabel yang akan diteliti. Jika hasil dari uji normalitas menunjukan sebaran yang normal maka dapat menggunakan metode Product Moment Pearson namun apabila data yang didapatkan dari uji normalitas menunjukkan data yang tidak normal, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah Spearman’s Rho Correlation pada SPSS versi 23 for Windows.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 7 hari yaitu pada tanggal 30 Mei - 6 Juni 2017. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala pada subjek penelitian secara langsung di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Sanata Dharma. B. Deskripsi Subjek Penelitian Tabel 5. Data Usia Subjek Penelitian Usia 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun Jumlah. Jumlah 18 19 40 17 6 100. Persentase 18% 19% 40% 17% 6% 100%. Tabel 6 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah. Jumlah 41 59 100. Persentase 49% 51% 100%. 36.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Tabel 7 Data Angkatan Subjek Penelitian Angkatan 2014 2015 2016 Jumlah. Jumlah 40 30 30 100. Persentase 40% 30% 30% 100%. C. Deskripsi Data Penelitian Hasil perhitungan mean teoritik self-regulated learning yang dihitung berdasarkan skala yang digunakan adalah sebagai berikut Jumlah aitem. : 30. Nilai minimum. : 30 x 1 = 30. Nilai maksimum. : 30x4 = 120. Rentang nilai. : 30 – 120. Jarak. : 120 – 30 = 90. Mean Teoritik. : (Min + Max) / 2 = ( 30 + 120 ) / 2 = 75. Standar Deviasi. : ( Max – Min ) / 6 = ( 120 – 30) / 6 = 15. Perhitungan mean teoritik stres akademik yang dihitung berdasarkan skala yang digunakan adalah sebagai berikut Jumlah aitem. : 20. Nilai minimum. : 20 x 1 = 20. Nilai maksimum. : 20x4 = 80. Rentang nilai. : 20 – 80. Jarak. : 80 – 20 = 60. Mean Teoritik. : (Min + Max) / 2 = ( 20 + 80 ) / 2 = 50. Standar Deviasi. : ( Max – Min ) / 6 = ( 80 – 20) / 6 = 10.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian Skala Self-regulated learning Teoritik Empirik Min 30 76 Max 120 109 Mean 75 87,12 SD 15 7,193. Stres akademik Teoritik Empirik 20 23 80 58 50 44,71 10 5,912. Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa mean teoritik dari selfregulated learning adalah sebesar 75 dan standard deviasi teoritik sebesar 15 dengan nilai tertinggi sebesar 120 dan nilai terendah sebesar 30, sedangkan mean empiriknya adalah sebesar 87,12 dengan standart deviasi sebesar 7,193. Tabel tersebut juga menunjukkan mean teoritik dari stres akademik, yaitu sebesar 50 dengan standart deviasi teoritik sebesar 10 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 20. Mean empirik dari stres akademik adalah 44,71 dan standard deviasi sebesar 5,912 dengan nilai tertinggi 58 dan nilai terendah 23. Tabel 9 One sample t-test N TOTALSRL TOTALSTRES. One-Sample Statistics Mean Std. Deviation Std. Error Mean 100 87.12 7.193 .719 100 44.71 5.912 .591 One-Sample Test. t TOTAL SRL TOTSL STRES. df. Sig. (2tailed). Mean Difference. 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper. 16.849 99. .000. 12.120. 10.69. 13.55. -8.947 99. .000. -5.290. -6.64. -.4.12. Pada tabel 9 dapat dilihat hasil dari uji t pada skala self-regulated learning menunjukkan nilai signifikansi 0.000 yang berarti terdapat.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. perbedaan signifikan antara mean empirik dengan mean teoritik. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa mean empirik dari self-regulated learning lebih besar dari mean teoritiknya (87,12>75). Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan self-regulated learning yang tergolong tinggi. Tabel 9 juga menunjukkan nilai signifikansi pada skala stress akademik sebesar 0.000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empirik dengan mean teoritik. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa mean empirik dari stress akademik lebih rendah daripada mean teoritiknya (44,17<50). Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki stress akademik yang tergolong rendah. D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Pada. penelitian. ini,. uji. normalitas. dihitung. menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov. dengan pada. program SPSS versi 23 for Windows. Uji normalitas dengan teknik ini, data dapat dikatakan mempunyai sebaran yang normal apabila memiliki sig. atau p>0,05. Apabila nilai sig. atau p<0,05 maka data tersebut dapat dikatakan tidak berasal dari populasi yang teristribusi normal. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil uji normalitas sebagai berikut :.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. SRL .111 100 .004 .942 100 .000 Stres .066 100 .200* .980 100 .123 Tests of Normality a. Lilliefors Significance Correction *This is a lower bound of the true significance Berdasarkan tabel hasil uji normalitas, koefisien KolmogorovSmirnov yang dihasilkan adalah sebesar 0,004 untuk skala selfregulated learning dan 0,200 untuk skala Stres akademik. Hal ini menunjukan bahwa pada skala self-regulated learning, sebaran data tidak normal karena nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) sedangkan untuk skala Stres sebaran datanya dapat dikatakan normal karena nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Dari hasil kedua hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa sebaran data penelitian ini tidak normal. b. Uji Linearitas Uji. linearitas. pada. penelitian. ini. dilakukan. dengan. menggunakan Test Of Linearity dalam SPSS versi 23 for windows. Data dapat dikatakan linear apabila nilai signifikan dari variabel yang diteliti kurang dari 0,05 (p < 0,05). Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Tabel 11. Hasil Uji Linearitas. ANOVA Table F STRES Between Groups (Combined) 1.480 *SRL Linearity 13.000 Deviation from Linearity 1.069. Sig. .093 .001 .399. Berdasarkan hasil uji linearitas diatas, didapatkan hasil F sebesar 13.000 dan signifikansi (p) sebesar 0,001. Dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini mempunyai hubungan yang linear karena signfikansi yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan hubungan antara 2 variabel yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik Spearman Rho. yang terdapat pada SPSS versi 23 for. windows . Peneliti menggunakan teknik Spearman Rho karena data sebaran peneliti sebarannya tidak normal. Dibawah ini adalah tabel hasil uji korelasi self-regulated learning dengan stres akademik.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis Correlations TOTALSRL TOTAL STRES 1.000 -.313**. Spearman's TOTALSRL rho. Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) . N 100 TOTALSTRES Correlation -.313** Coefficient Sig. (1-tailed) .001 N 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).. Berdasarkan. hasil. perhitungan. yang. .001 100 1.000 . 100. telah. dilakukan. didapatkan skor koefisien korelasi r sebesar -0,313 dan nilai p=0,001. Data ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara self-regulated learning dengan stress akademik. Data ini berarti semakin tinggi self-regulated learning yang dimiliki oleh seseorang maka semakin rendah tingkat stres akademik yang dimiliki orang tersebut. Korelasi dapat dikatakan kuat apabila koefisien korelasi mendekati +1 atau -1, pada hasil perhitungan diatas didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,313 hal ini menunjukkan bahwa korelasi yang dimiliki penelitian ini tergolong cukup kuat. Dari hasil perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima yaitu ada hubungan negatif yang cukup kuat antara self-regulated learning dengan stres akademik pada mahasiswa..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. 2. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self regulates learning dengan stres akademik pada mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman’s Rho didapatkan korelasi sebesar -0,313 dan nilai signifikansi 0,001. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang cukup kuat antara self-regulated learning dengan stres akademik. Hubungan negatif yang dimaksud adalah semakin tinggi self-regulated learning ,maka tingkat stres akademik akan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah self-regulated learning yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi tingkat stres akademiknya. Hasil penelitian diatas mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara self-regulated learning dengan stres akademik pada mahasiswa (Martini, 2012) Self-regulated learning mengacu pada perencanaan dan monitoring terhadap proses kognitif dan afektif yang dapat membantu dalam penyelesaian tugas-tugas akademik supaya mendapat hasil yang baik . Self-regulated learning seseorang dapat dikatakan tinggi apabila orang tersebut dapat menentukan strategi yang akan digunakan untuk mengingat, mempelajari,. menyelesaikan. masalah. dan. proses. berpikir. dan. menjalankannya (Wolters et al., 2003)memiliki efikasi diri (self efficacy) yang tinggi (Zimmerman, 1989), mampu untuk mencari bantuan sesuai dengan kebutuhannya (Karabenick & Sharma, 1994) Self regulted learning mempunyai 3 aspek yang menjadi fokus pada.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. penelitian ini yaitu metakognisi (metacognitive), motivasi (motivation) dan perilaku (behaviour). Ketiga hal diatas menjadi hal-hal yang harus dikontrol dan dimonitor agar seseorang mempunyai self-regulated learning. Metakognisi adalah kemampuan untuk memahami apa yang harus dikerjakan dalam suatu keadaan yang diberikan (Reed & Giessler,1995). Motivasi adalah hal yang dianggap paling penting dalam pencapaian akademik dan proses belajar seseorang (Pintrich & Schunk,2002). Kurangnya motivasi yang dimiliki siswa merupakan masalah yang sering muncul pada semua jenjang pendidikan (Wolters et al., 2003). Pada penelitian ini, diketahui bahwa aspek metakognisi, motivasi dan perilaku mempunyai hubungan terhadap stres akademik. Apabila aspek metakognisi mahasiswa rendah, maka dapat berakibat prestasi belajar yang rendah pula. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak merencanakan strategi belajarnya dengan baik, seperti tidak membuat catatan tentang hal-hal penting yang dipelajari dikelas sehingga pada saat ujian mahasiswa mengalami kebingungan saat akan belajar. Ketidaksiapan mahasiswa dalam kegiatan belajar memicu perasaan cemas, takut dan bingung. Hal ini dapat mempengaruhi nilai ujian mahasiswa dan akan mempengaruhi prestasi akademiknya juga. Hal ini sejalan dengan (Zimmerman & Pons, 1990) yang menyatakan bahwa ada korelasi antara strategi self-regulated learning dengan prestasi belajar. Prestasi belajar yang tidak baik adalah salah satu dari penyebab stress yang dialami mahasiwa karena adanya.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. harapan dari orang tua untuk mendapatkan prestasi yang baik. Motivasi merupakan pendorong yang berasal dari dalam diri individu yang salah satunya adalah persepsi terhadap efikasi diri. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri terhadap kemampuan yang dimilikinya dapat menjadi mahasiswa yang sukses karena mereka percaya pada kemampuan dirinya pada saat mengatur dan melaksanan suatu hal. Apabila seseorang memiliki efikasi diri, mereka cenderung untuk lebih tekun dalam belajar dan dapat melakukan strategi belajarnya (Zimmerman, 1989). Efikasi diri yang rendah dalam kegiatan akademik dapat menyebabkan stress akademik, karena kegiatan akademik yang seharusnya dikerjakan dirasakan sebagai tekanan akademik. Wisantyo (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan stress yang dapat diartikan bahwa keyakinan yang dimiliki mahasiswa terhadap kemampuan dirinya akan dapat mengurangi tingkat stress akademik yang dimiliknya. Aspek perilaku pada penelitian ini memiliki hubungan dengan stress akademik pada mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki self-regulated learning mempunyai kecenderungan untuk mencari bantuan sesuai dengan kebutuhannya dan tidak bergantung kepada orang lain dalam melakukan kegiatan akademiknya. Hubungan dengan teman-teman, orang tua dan dosen juga dapat menjadi salah satu penyebab stress akademik, apabila mahasiswa memiliki konflik dengan teman sekelas atau tidak menyukai dosen yang mengajar, maka hal itu dapat berdampak negatif terhadap konsentrasi mahasiswa dikelas dan dapat berakibat buruk pada prestasi.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. akademik mahasiswa. Kurangnya kemampuan mahasiswa untuk mengatur waktu juga dapat menjadi salah satu factor pendukung tingginya stress akademik yang dialami. Tugas yang menumpuk dengan batas waktu yang sedikit ditambah dengan banyaknya kegiatan diluar kelas seperti praktikum menjadi tantangan tersendiri untuk mahasiswa, karena mahasiswa dituntut untuk mempunyai manajamen waktu yang baik. Apabila mahasiswa tidak memiliki manajemen waktu yang baik, maka yang terjadi adalah malas untuk mengerjakan tugas atau terlambat dalam mengumpulkan tugas. Misra & McKean (2000) dalam penelitiannya menyatakan pada penelitiannya bahwa manajemen waktu yang baik dapat mengurangi tingkat stress pada mahasiswa. 3. Analisis Tambahan Tabel 13 Tabel Perbedaan Self-Regulated Learning berdasarkan jenis kelamin Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variance s. SR L. Equal variance s assumed Equal variance s not assumed. t-test for Equality of Means. F. Sig .. t. .00 0. .98 5. .53 7. df. 95% Confidence Sig. Std. Interval of the (2Mean Error Difference tailed Differenc Differenc ) e e Lower Upper. 98. .592. .78876. 3.7016 1.46782 2.1240 0 9. .53 85.94 7 9. .593. .78876. 3.7091 1.46904 2.1316 3 2.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh signifikansi atau nilai p sebesar 0,592. Hal in menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek self-regulated learning. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan self-regulated learning ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller (2000) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara self-regulated learning pada siswa laki-laki dan perempuan khususnya di bidang matematika. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan stereotip gender terhadap laki-laki dan perempuan sudah mulai hilang sehingga perbedaan gender dalam bidang pendidikan cenderung tidak ada (Pajares Valiante, 2002). Selain itu, faktor individu, perilaku dan lingkungan juga dapat mempengaruhi self-regulated learning. Tabel 14 Tabel Perbedaan Stres Akademik berdasarkan jenis kelamin Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances. Stres Equal s variance s assume d Equal variance s not assume d. F. Sig .. 6.14 2. .01 5. t-test for Equality of Means. t .48 3. df. Sig. Std. (2Mean Error tailed Differenc Differenc ) e e. 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper. 98. .630. -.58330. 1.8115 1.20678 2.9781 1 1. 64.56 .45 4 1. .653. -.58330. 1.9997 1.29320 3.1663 2 2.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. Berdasarkan tabel, diperolah signifikansi atau nilai p sebesar 0,653. Hal in menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek stress akademik karena p > 0.05. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan stres akademik ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Dhull & Kumari (2015) yang menyatakan bahwa perempuan lebih banyak mengalami stres akademik daripada laki-laki. Perbedaan tingkat stres terjadi karena perempuan lebih sensitif dan menganggap serius segala hal sedangkan laki-laki mempunyai sikap yang lebih easy going dan santai dalam menghadapi sesuatu. Berdasarkan pemaparan tentang penyebab perbedaan stres akademik, tidak adanya perbedaan stress antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi kegiatan akademik sehingga menyebabkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam stres akademik..

Gambar

Tabel 1 Distribusi Aitem Stres Akademik sebelum Ujicoba
Tabel 2. Distribusi aitem Skala Self-regulated learning sebelum Ujicoba
Tabel 3. Distribusi aitem Skala Stressetelah Ujicoba
Tabel 4 Distribusi Aitem Skala self-regulated learning setelah Ujicoba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini difokuskan pada mahasiswa menggunakan fasilitas internet yang tidak berhubungan dengan kegiatan akademik selama di kelas maupun selama belajar,

Semakin tinggi kemampuan SRL (pengaturan diri dalam belajar), maka akan mempermudah mahasiswa meraih prestasi akademik lebih tinggi. Sehingga, perlu dilakukan upaya-upaya

Kebidanan. Stres akademik yang dirasakan oleh mahasiswa dapat mempengaruhi perubahan emosi yang drastis pada mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa pada tingkat akhir

Saya mengatakan pada diri sendiri bahwa nanti saya dapat melakukan sesuatu yang saya sukai jika saya mampu menyelesaikan suatu tugas saat ini juga.. Saat belajar

Konsep diri akademik yang dimiliki mahasiswa turut mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, dimana jika mahasiswa memandang positif terhadap kemampuan yang dimilikinya maka

Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara Konsep Diri Akademik terhadap Self Regulated Learning pada mahasiswa penghuni asrama mahasiswa Universitas

Semakin tinggi kemampuan SRL (pengaturan diri dalam belajar), maka akan mempermudah mahasiswa meraih prestasi akademik lebih tinggi. Sehingga, perlu dilakukan upaya-upaya

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres akademik pada mahasiswa STIKes Graha Medika, dapat diambil kesimpulan bahwa ada