• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada intinya kita bisa membandingkan perbedaan-perbedaan antara bank

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada intinya kita bisa membandingkan perbedaan-perbedaan antara bank"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada intinya kita bisa membandingkan perbedaan-perbedaan antara bank dan kredit baik konvensional maupun syariah. Yang membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah adalah, bahwa bank syariah beroperasi dengan berlandaskan prinsip syariah Islam yang dalam konteks bank terdapat 4 hal pokok yang tidak diperkenankan yaitu maisir, gharar, riba dan bathil. Maisir yaitu transaksi yang mengandung unsur perjudian, atau spekulasi yang tinggi. Dengan demikian bank syariah tidak diperkenankan melakukan transaksi pada sektor atau bidang dengan tingkat spekulasi yang tinggi atau judi, yang dimaksud dengan Gharar adalah transaksi yang mengandung ketidakjelasan, tipuan dari salah satu pihak sehingga pihak yang lain dirugikan.

Untuk melaksanakan prinsip ini perbankan syariah dituntut untuk transparan, senantiasa terbuka dalam setiap saat melakukan transaksi. Sedangkan riba telah diputuskan oleh fatwa MUI bahwa interest adalah salah satu bentuk riba dan hukumnya haram, sehingga bank syariah tidak diijinkan untuk mengelola keuangan berdasarkan prinsip interest/bunga. Yang dimaksud dengan bathil adalah transaksi yang dilakukan dengan ilegal. Dengan demikian bank syariah senantiasa melaksanakan transaksi dengan dasar hukum yang jelas dan legal.

Sedangkan yang membedakan antara kredit di Bank Konvensional dan

pembiayaan di Bank Syariah khususnya di BNI pada prinsipnya terdapat

perbedaan pola hubungan antara bank dan nasabah. Jika sistem kredit di bank

(2)

konvensional mendudukkan Bank sebagai kreditur dan nasabah kredit sebagai debitur (peminjam), maka di Bank Syariah, pihak bank berfungsi sebagai pemilik dana/modal/shahibul maal dan nasabah pembiayaan sebagai pengelola usaha/mudharib atau pembeli pada pembiayaan yang berlandaskan prinsip jual beli. Selanjutnya dengan pola hubungan yang demikian antara Bank dan Nasabah pembiayaan mempunyai kedudukan yang setara dan bertindak sebagai partner usaha.

Pada pembiayaan produktif, harus disepakati terlebih dahulu nisbah bagi hasil antara kedua belah pihak. Untuk pembiayaan yang bersifat personal biasanya digunakan akad murabahah/jual beli sehingga disepakati dulu besarnya margin yang akan dikenakan oleh Bank kepada Nasabah. Pada bank konvensional debitur akan dikenai bunga yang besarnya telah ditentukan dan umumnya bersifat reviewable. Artinya secara periodik bank dapat melakukan review terhadap tingkat bunga disesuaikan dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar/industri perbankan.

Pada bank syariah yang disepakati dimuka adalah besarnya nisbah bagi

hasil. Artinya terdapat konsekuensi besarnya bagi hasil yang dibayarkan oleh

nasabah ataupun yang diterima oleh bank berfluktuasi sesuai dengan dinamika

bisnis yang dijalankan. Bagi nasabah yang memperoleh pembiayaan dengan akad

murabahah atau jual beli, besarnya margin akan tetap sampai periode pembiayaan

berakhir sehingga mempermudah nasabah dalam melakukan perencanaan

keuangan, karena besarnya angsuran fix sampai jatuh tempo.

(3)

A. BNI Griya

1. Kebijakan Kredit a. Penggunaan

Penggunaan KPR diatur dengan ketentuan sbb:

1) Untuk pembelian rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, kondominium, rumah peristirahatan/vila dan sejenisnya.

2) Untuk Pembangunan rumah tinggal, ruko, rukan, rumah peristirahatan/vila dan sejenisnya yang berlokasi di Lokasi berada di Real Estate (pengembang anggota Real Estate Indonesia), Kapling Pemerintah/Swasta atau lokasi lainnya.

3) Penggunaan KPR untuk pembelian/pembangunan ruko/rukan yang ditujukan untuk keperluan usaha produktif/komersial tidak diperkenankan.

b. Jangka waktu

1) Untuk pegawai negeri, pegawai BUMN/BUMD, anggota TNI/POLRI, jangka waktu kredit maksimal 20 tahun.

2) Untuk pegawai perusahaan multinasional, pegawai swasta nasional (perusahaan menengah/besar), pengusaha/wiraswasta, kalangan professional (dokter, pengacara, akuntan, notaris/PPAT, dll) jangka waktu kredit maksimal 15 tahun.

c. Pembayaran Kembali

1) Pembayaran kembali KPR dilakukan secara angsuran setiap bulan yang

terdiri dari angsuran hutang pokok di tambah bunga melalui rekening

(4)

afiliasi (Taplus/Giro) atas nama penerima kredit dan wajib memelihara saldo tabungan sebesar 1 (satu) kali angsuran (angsuran pokok dan bunga) ditambah saldo minimum rekening.

2) Sumber pembayaran kembali KPR berasal dari penghasilan calon debitur, terdiri dari:

a) Penghasilan tetap/gaji pemohon.

b) Sebagian penghasilan tetap/gaji suami atau istri.

c) Sebagian penghasilan lain-lain pemohon.

3) Besarnya angsuran (hutang pokok + bunga) per bulan maksimal 40%

dari total penghasilan, ditetapkan sebagai berikut:

a) Pegawai Negeri, pegewai BUMN/BUMD, anggota TNI/POLRI, pegawai perusahaan multinasional, pegawai swasta nasional, maksimal 40% x {penghasilan tetap atau gaji pemohon + (50% x penghasilan tetap suami atau istri) + penghasilan lain-lain pemohon}, dengan ketentuan:

(1) Apabila penghasilan lain-lain lebih besar dari penghasilan tetap/gaji pemohon, maka penghasilan lain-lain tersebut diperhitungkan sebesar 50% dari penghasilan tetap atau gaji pemohon.

(2) Apabila penghasilan lain-lain lebih kecil dari penghasilan

tetap/gaji pemohon, maka penghasilan lain-lain tersebut

diperhitungkan sebesar 50% dari penghasilan lain-lain.

(5)

b) Dokter, maksimal 40% x {penghasilan tetap atau gaji pemohon + (50% x penghasilan tetap suami atau istri) + (50% x penghasilan lain-lain pemohon)}.

c) Profesional (selain dokter), maksimal 40% x {penghasilan tetap atau gaji pemohon + (50% x penghasilan tetap suami atau istri) + (50% x penghasilan lain-lain pemohon)}.

d) Pengusaha/wiraswasta, maksimal 40% x pendapatan (laba dikurangi cost of living).

 Penghasilan lain-lain yang dapat diperhitungkan sebagai komponen penghasilan dalam perhitungan besarnya ratio angsuran (hutang pokok + bunga) terhadap penghasilan per bulan adalah penghasilan lain-lain yang telah diverifikasi kebenarannya dan dituangkan dalam call memo dan sedapat mungkin didukung dengan bukti yang otentik.

Catatan :

4) Angsuran (hutang pokok + bunga) per bulan untuk satu tahun kalender dihitung dengan rumus sbb:

APB = P x i 1 – ( i + 1 )

5) Angsuran bunga per bulan, dihitung dengan rumus:

-n

AB = Pn x i

6) Angsuran pokok per bulan dihitung dengan rumus:

AP = APB - AB

(6)

d. Bunga Keterangan:

APB = Angsuran (hutang pokok + bunga) per bulan AP = Angsuran hutang pokok per bulan

AB = Angsuran bunga per bulan

P = Pokok pinjaman (saldo awal periode/awal tahun) i = Tarif bunga efektif per bulan

n = Jangka waktu kredit (dalam bulan)

1) Sistem perhitungan bunga menggunakan anuitas simple interest harian (bunga efektif anuitas).

2) Besarnya suku bunga ditetapkan dengan surat tersendiri oleh divisi PMR.

3) Review suku bunga disesuaikan dengan tanggal review bunga untuk masing-masing debitur dengan periode review sesuai keputusan ALCO/

perjanjian kredit.

e. Propisi dan Biaya Administrasi

1) Propisi dan biaya administrasi kredit ditentukan oleh bank BNI dan dapat sewaktu-waktu berubah.

2) Propisi dan biaya administrasi dipungut pada saat penandatanganan PK dan tidak dapat ditarik kembali walaupun disposisi kredit direalisasi.

f. Jaminan dan Pengikatan

1) Jaminan

(7)

a) Jaminan berupa tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan KPR, sehingga asli surat bukti kepemilikan dan IMB-nya harus dikuasai oleh Bank BNI.

b) Untuk jaminan yang sertifikatnya masih dalam proses, diatur sebagai berikut :

(1) Lokasi tanah telah memiliki Girik atau Sertifikat Induk, sudah ada Advis Planning, dan Surat Ijin Pemakaian Lokasi Tanah dari instansi yang berwenang.

(2) Dilengkapi dengan Surat Kuasa yang tidak dapat dibatalkan, dari debitur kepada Bank BNI, untuk mengambil dan menerima sertifikat tanah tersebut, apabila sertifikat tanah tersebut sudah selesai pengurusannya dan sudah atas nama debitur.

2) Pengikatan jaminan

Pengikatan jaminan KPR berpedoman pada ketentuan BNI dan biaya- biaya yang timbul atas pengurusan dan pengikatan jaminan menjadi beban debitur.

g. Asuransi

1) Asuransi Barang Jaminan.

Bangunan yang menjadi jaminan KPR, wajib ditutup asuransi kebakaran

pada perusahaan asuransi yang disetujui Bank BNI sebesar nilai

transaksi. Pada polis pertanggungan harus dicantumkan syarat Banker’s

Clause Bank BNI. Jika nilai CEV jaminan yang berupa tanah masih

(8)

dapat menjamin sebesar 100% maksimum kreditnya, maka jaminan KPR yang berupa bangunan tersebut diperkenankan untuk tidak ditutup asuransi kebakaran, namun demikian kepada pemilik jaminan dihimbau untuk mengasuransikan minimal sebesar pinjaman.

2) Asuransi Jiwa.

a) Penerima Kredit wajib ditutup asuransi jiwa dan disability karena cacat/sakit yang menyebabkan tidak dapat bekerja lagi. Pada perusahaan asuransi yang disetujui Bank BNI.

b) KPR dengan maksimum diatas 300 juta, untuk kepentingan penutupan asuransi jiwa maka penerima kredit harus diperiksa kesehatannya oleh dokter, biaya pemeriksaan atas badan penerima kredit.

c) Prosedur penutupan asuransi jiwa berpedoman pada Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Bank BNI dengan BNI Life

Nomor : DIR/011 tanggal 07-08-1997 tentang Pengelolaan Nomor : 056/SK/B7.0897

Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan.

3) Premi asuransi baik asuransi barang jaminan maupun asuransi jiwa atas beban debitur.

h. Denda Tunggakan

Keterlambatan membayar angsuran (hutang pokok dan/atau bunga) dikenakan denda tunggakan sebesar 2,5 % per bulan dihitung dari besarnya angsuran yang tertunggak.

2. Prosedur Kredit

(9)

a. Analisa Kredit

1) Calon debitur mengisi Formulir Permohonan Kredit Konsumtif yang telah disediakan, dengan melampiri:

a) Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan foto copy Kartu Keluarga b) Slip gaji dan/atau keterangan penghasilan lainnya

c) Surat persetujuan suami/istri (bagi yang menikah) d) Surat keterangan masa kerja (minimal 2 tahun) e) Peta lokasi tanah/rumah yang dibiayai

2) Cabang/SPU/LKP setelah menerima permohonan KPR beserta persyaratan dan kelengkapan data pemohon, selanjutnya melakukan Analisa KPR terutama didasarkan pada hasil kunjungan on the spot dan hasil penelitian terhadap formulir permohonan yang telah diisi atau disampaikan oleh pemohon.

3) Cabang/SPU/LKP agar meneliti secara seksama kontinuitas perusahaan tempat pemohon bekerja, mengingat kredit konsumtif umumnya berjangka panjang.

4) Sebelum KPR diberikan, petugas kredit wajib melakukan verifikasi mengenai :

a) Lokasi tanah dan bangunan (dibuatkan plotting-nya),

b) Surat tanah, advis planning, IMB, surat Ijin Pemakaian Lahan atas tanah/rumah yang dibeli, pada instansi yang berwenang,

c) Developer/pengembang untuk mengetahui bonafiditasnya, dan

komitmennya kepada calon pembeli/pemohon KPR,

(10)

d) Penghasilan dari pemohon KPR, pada bendaharawan instansi tempat pemohon KPR bekerja,

e) Sumber pembiayaan (angsuran), untuk mengetahui apakah angsuran berasal dari hasil aktivitas usaha atau penghasilan calon pemohon KPR.

Verifikasi atas kebenaran data pemohon dan informasi lainnya harus dilakukan secara menyeluruh.

5) Dalam pembiayaan KPR agar Cabang/SPU/LKP memperhatikan bonafiditas pengembang (bukan pengembang yang bermasalah), agar kualitas dan lokasi rumah masih memberikan nilai bagi second way out.

6) Analisa pemberian KPR untuk calon debitur sebagai berikut :

a) Dibuat secara paket dalam PAK umum bagi pemohon/calon debitur dengan kriteria :

(1) Calon pemohon telah menjadi debitur kredit produktif Bank BNI (KI dan/atau KMK).

(2) Sumber pembayaran (angsuran) KPR sama dengan sumber pembayaran (angsuran) untuk kredit produktifnya.

Pengajuan PAK disesuaikan dengan segmentasi dan kewenangan memutus.

b) Menggunakan sistem scoring kredit konsumtif bagi pemohon/calon debitur dengan criteria :

(1) Calon pemohon mengajukan permohonan KPR secara

personal/individu.

(11)

(2) Sumber pembayaran (angsuran) KPR berasal dari penghasilan calon pemohon dan tidak sama dengan sumber pembayaran (angsuran) kredit produktifnya (bila ada).

(3) Khusus untuk pengajuan KPR dalam rangka pembelian ruko/rukan, sumber pembayaran (angsuran) sepenuhnya berasal dari pendapatan yang telah diperoleh sebelum pengajuan kredit.

b. Persetujuan Kredit

1) Kewenangan Memutus Kredit

Kewenangan memutus pemberian KPR sesuai dengan kewenangan memutus kredit yang berlaku dan termasuk dalam pengertian paket.

2) Perjanjian Kredit

Menggunakan format Perjanjian Kredit KPR yang telah ditentukan.

3) Keputusan Kredit

Penyampaian keputusan pemberian KPR diatur sebagai berikut : a) Surat Keputusan disampaikan kepada pemohon dalam rangkap dua.

b) Apabila pemohon menyetujui syarat-syarat kredit yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kredit (SKK), pemohon mengembalikan tindasan/copy SKK yang telah ditandatangani di atas materai secukupnya sebagai tanda persetujuan kepada bank BNI.

c) Apabila permohonan KPR ditolak, agar pemberitahuan disampaikan secara tertulis dengan mengemukakan alasan yang sebaik-baiknya.

4) Disposisi Kredit

(12)

a) Disposisi KPR baru dapat dilakukan, apabila seluruh persyaratan KPR telah dipenuhi yaitu :

(1) PK telah ditandatangani oleh pemohon KPR.

(2) Jaminan telah diikat sesuai dengan ketentuan (minimal SKMHT).

(3) Biaya-biaya yang dipersyaratkan telah dibayar lunas (propisi, biaya administrasi, biaya pengikatan, dll).

(4) Self financing telah dipenuhi/dibayar lunas.

(5) Penutupan asuransi telah dilakukan oleh pemohon KPR (baik untuk asuransi jiwa dan barang jaminan).

b) Apabila pembangunan rumah dilaksanakan oleh pengembang/developer atau kontraktor, maka penarikan/disposisi KPR sedapat mungkin dilakukan dengan cara pemindahbukuan ke rekening pengembang / developer atau kontraktor, dan disesuaikan dengan tahapan penyelesaian pembangunan.

c. Pemantauan dan Penyelamatan 1) Pemantauan

Setelah KPR direalisir, petugas wajib melakukan pemantauan terhadap : a) Penyelesaian pembangunan rumah.

b) Proses penyelesaiaan dokumen-dokumen pemilikan dan ijin-ijin, serta proses pengikatannya.

c) Kelancaran angsuran hutang pokok dan bunga bagi yang menunggak.

d) Jaminan.

(13)

e) Kolektibilitas pinjaman sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

f) Portepel dilaporkan setiap triwulan.

2) Penyelamatan

a) Tindakan penyelamatan tetap dilakukan sesuai dengan manajemen penyelamatan kredit yang ada dan difokuskan kepada penyelesaian dengan second way out.

b) Kebijakan penyelamatan kredit diatur dalam ketentuan bank BNI.

Tabel 2

KETENTUAN BIAYA

Biaya Administrasi Rp. 250.000 Biaya Appraisal Rp. 300.000

Biaya Provisi 1% dari Maksimum Kredit Asuransi Jiwa & Kerugian

Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sumber : BNI (2003)

B. Murabahah Perumahan (MR) atau BNI Griya Syariah (BNI iB Griya) 1. Kebijakan Kredit

a. Penggunaan

Penggunaan Murabahah Perumahan diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Membeli rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen,

kondominium, kavling siap bangun, rumah peristirahatan/vila dan

sejenisnya,

(14)

2) Membangun rumah tinggal, ruko, rukan, rumah peristirahatan, dan kavling pemerintah/swasta atau lokasi lainnya,

3) Merenovasi rumah tinggal, ruko, rukan, rumah peristirahatan/vila dan kavling pemerintah/swasta atau lokasi lainnya,

4) Membeli kavling

5) Obyek pembiayaan diperuntukkan : a) Pemohon/nasabah pembiayaan,

b) Pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan pemohon/nasabah pembiayaan:

(1) Hubungan horizontal (suami/istri)

(2) Hubungan vertikal satu tingkat ke atas atau ke bawah (orang tua kandung, mertua, atau anak)

b. Jangka Waktu

Maksimal 15 tahun, dengan ketentuan tambahan sebagai berikut:

1) Untuk pegawai jangka waktu maksimal adalah sampai dengan saat pensiun yang bersangkutan,

2) Untuk pengusaha/profesional jangka waktu maksimal adalah sampai dengan usia 60 tahun.

c. Margin dan Biaya Administrasi

1) Margin berpedoman pada ketentuan Divisi Usaha Syariah dan

dinegosiasikan dengan nasabah. Margin yang ditetapkan adalah hasil

kesepakatan antara pihak BNI Syariah dengan nasabah.

(15)

2) Biaya pengelolaan pembiayaan dan atau administrasi sebesar minimal 1% dari pokok pembiayaan yang disetujui dan dipungut pada saat penandatanganan Akad Pembiayaan atau mempedomani ketentuan terif yang berlaku.

3) Biaya materai dikenakan sesuai ketentuan bea materai yang berlaku.

4) Baik margin maupun biaya administrasi harus dinyatakan dalam nilai nominal, sedangkan persentase hanya untuk perhitungan intern Bank.

d. Pembayaran Kembali

1) Pembayaran kembali Murabahah Perumahan dilakukan secara angsuran setiap bulan yang terdiri dari angsuran pokok ditambah margin, melalui rekening afiliasi (tabungan/giro) atas nama penerimaan pembiayaan.

Nasabah wajib membuka rekening syariah atas nama nasabah pembiayaan guna rekening afiliasi tersebut di atas dan nasabah wajib memelihara saldo tabungan sebesar 1 (satu) kali angsuran (angsuran pokok dan margin) ditambah saldo minimum rekening. Untuk itu atas rekening afiliasi nasabah diblokir sebesar 1 (satu) kali angsuran setiap bulan + saldo minimal + biaya pengelolaan rekening.

2) Sumber pembiayaan kembali Murabahah Perumahan berasal dari penghasilan calon nasabah terdiri dari:

a) Penghasilan tetap/gaji pemohon,

b) Sebagian penghasilan tetap/gaji suami atau istri,

c) Sebagian penghasilan lain-lain pemohon.

(16)

3) Besarnya angsuran (pokok + margin) per bulan maksimal 40% dari total penghasilan, ditetapkan sebagai berikut:

a) Pegawai negeri, pegawai BUMN/BUMD, anggota TNI/POLRI, pegawai perusahaan multinasional, dan pegawai swasta nasional, maksimal 40% x {penghasilan tetap atau gaji pemohon + 50% x (penghasilan tetap suami atau istri + penghasilan lain-lain pemohon)}. Dengan ketentuan:

(1) Apabila penghasilan lain-lain lebih besar dari penghsilan tetap atau gaji pemohon, maka penghasilan lain-lain tersebut diperhitungkan sebesar 50% dari penghasilan tetap atau gaji pemohon.

(2) Apabila penghasilan lain-lain lebih kecil dari penghasilan tetap atau gaji pemohon, maka penghasilan lain-lain tersebut diperhitungkan sebesar 50% dari penghasilan lain-lain.

b) Dokter, maksimal 40% x {penghasilan tetap/gaji pemohon + (50% x penghasilan tetap suami/istri) + (50% x penghasilan lain-lain pemohon)}.

c) Professional (selain dokter), maksimal 40% x {penghasilan tetap/gaji pemohon + (50% x penghasilan tetap suami/istri) + (50% x penghasilan lain-lain pemohon)}.

d) Pengusaha/wiraswasta, maksimal 40% x pendapatan (laba setelah dikurangi cost of living).

Catatan :

(17)

(1) Penghasilan lain-lain yang dapat diperhitungkan sebagai komponen penghasilan dalam menghitung besarnya ratio angsuran (pokok + margin) terhadap penghsilan per bulan adalah penghasilan lain-lain yang telah diverifikasi kebenarannya dan dituangkan dalam call memo dan didukung dengan bukti yang otentik.

e. Agunan dan Pengikat 1) Agunan

a) Agunan berupa tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan Murabahah Perumahan, sehingga asli surat bukti kepemilikan (SHM, SHGB, SHP) dan IMB-nya harus dikuasai oleh BNI Syariah.

b) Apartemen/Rusun yang berstatus Strata Title serta surat-surat bukti kepemilikannya harus dikuasai oleh Bank.

c) Tanah dan bangunan yang masih berstatus Sertifikat Induk (Global), maka lokasi tanah tersebut harus telah memiliki advis planning dan ijin prinsip dari instansi yang berwenang dan atas sertifikat tersebut harus dipecah menjadi atas nama nasabah dan proses tersebut dilakukan oleh notaris yang ditunjuk bank serta dibuat Surat Pernyataan notaris yang menyatakan bahwa setelah proses pengurusan selesai akan diserahkan kepada Bank (Cover Note).

d) Untuk agunan yang sertifikatnya masih dalam proses, diatur sebagai

berikut:

(18)

(1) Lokasi tanah telah memiliki Girik atau Sertifikat Induk, sudah ada Advis Planning dan Surat Ijin Pemakaian Lokasi Tanah dari instansi yang berwenang.

(2) Dilengkapi dengan Surat Kuasa yang tidak dapat dibatalkan dari nasabah kepada BNI Syariah, untuk mengambil dan menerima sertifikat tanah tersebut, apabila sertifikat tanah tersebut sudah selesai pengurusannya dan sudah atas nama nasabah.

e) Agunan yang dapat diserahkan adalah:

(1) Agunan atas nama pemohon/nasabah pembiayaan sendiri.

(2) Agunan atas nama pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan pemohon/nasabah pembiayaan:

(a) Hubungan horizontal (suami/istri),

(b) Hubungan vertikal satu tingkat ke atas atau ke bawah (orang tua kandung, mertua atau anak)

2) Pengikatan Agunan

Nilai total CEV angunan minimal 60% dari maksimum pokok pembiayaan, dengan perhitungan CEV sebagai berikut:

a) Untuk pembelian bangunan total/keseluruhan:

Apabila nilai bangunan dapat dipisahkan antara harga tanah dan bangunan, maka:

CEV = (nilai taksasi tanah x 75%) + (nilai taksasi bangunan x 60%)

(19)

Apabila nilai bangunan merupakan kesatuan dengan tanah seperti ruko dan apartemen, maka:

CEV = (nilai taksasi bangunan x 60%) b) Untuk pembangunan *) :

CEV = (nilai taksasi tanah x 75%) + (niali taksasi RAB x 60%) c) Untuk renovasi atau menambah bagian bangunan *) :

CEV = (nilai taksasi tanah x 75%) + (nilai taksasi bangunan lama x 60%) + (nilai taksasi RAB x 60%)

d) Untuk pembelian kavling:

CEV = nilai taksasi tanah x 75%

f. Asuransi Catatan :

*) : Nilai taksasi bangunan total (bangunan + RAB) maupun nilai taksasi RAB tidak boleh melebihi harga pasaran bangunan yang berlaku saat itu untuk kualitas dan kondisi bangunan yang sama.

1) Asuransi Barang Agunan

a) Bangunan yang menjadi agunan Murabahah Perumahan, wajib ditutup asuransi kerugian pada perusahaan asuransi syariah yang disetujui BNI Syariah sebesar nilai taksasi. Pada polis pertanggungan harus dicantumkan syarat Banker’s Clause BNI Syariah.

b) Apabila CEV agunan yang berupa tanah masih dapat menjamin

sebesar 100% maksimum pembiayaannya, maka agunan yang berupa

bangunan tersebut diperkenankan untuk tidak ditutup asuransi

(20)

kebakaran, namun demikian pemilik agunan wajib membuat dan menandatangani surat pernyataan tidak bersedia menutup asuransi dan bersedia menanggung segala resiko yang terjadi.

c) Pelaksanaan pembebanan premi asuransi barang agunan kepada nasabah wajib dilakukan secara sekaligus atau tahunan, diserahkan sepenuhnya kepada unit operasional dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.

2) Asuransi Jiwa

a) Penerima pembiayaan wajib ditutup asuransi jiwa dan disability karena cacat/sakit yang menyebabkan tidak dapat bekerja lagi, pada perusahaan asuransi jiwa syariah yang ditunjuk oleh BNI Syariah dengan syarat Banker’s Clause BNI Syariah untuk jangka waktu sama dengan jangka waktu pembiayaannya.

b) Apabila diperlukan, penerimaan pembiayaan harus bersedia diperiksa kesehatannya oleh dokter dengan biaya pemeriksaan atas beban penerima pembiayaan.

c) Penutupan premi asuransi jiwa dihitung berdasarkan pokok pembiayaan + 3 x angsuran margin bulanan.

Premi asuransi baik asuransi barang agunan maupun asuransi jiwa atas beban nasabah. Pembebanan premi kepada nasabah wajib secara sekaligus namun pelaksanaan. Pembebanan dilakukan berdasarkan ketentuan dan kesepakatan antara BNIS, Asuradur, dan nasabah.

g. Denda Tunggakan

(21)

Bagi nasabah yang dengan sengaja/lalai menunggak pembayaran (hutang pokok dan atau margin), Bank diperkenankan untuk memungut denda tunggakan sebesar 5% per tahun secara proporsional dihitung dari besarnya angsuran yang tertunggak, dengan batasan minimal Rp.10.000,- dan maksimal Rp.1.000.000,- setiap tunggakan. Dan pendapatan atas denda ini Bank mengalokasikan untuk dana-dana sosial.

h. Perhitungan Potongan Pelunasan Tagihan Murabahah (PPTM)

Apabila nasabah akan melunaskan pembiayaannya sebelum jatuh tempo, perhitungan total kewajiban yang harus dibayar nasabah mengacu kepada ketentuan mengenai PPTM dan tidak diperjanjikan dalam Akad Murabahah.

2. Posedur Kredit

a. Analisa Pembiayaan

1) Calon nasabah mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan Konsumtif dengan melampiri dokumen-dokumen persyaratan pembiayaan.

2) Cabang Syariah setelah menerima permohonan Murabahah Perumahan beserta persyaratan dan kelengkapan data pemohon, selanjutnya melakukan analisa terutama didasarkan pada hasil kunjungan on the spot dan hasil penelitian terhadap formulir permohonan yang telah diisi/disampaikan oleh pemohon serta meminta informasi BI.

3) Cabang Syariah agar meneliti secara seksama kontinuitas perusahaan

tempat pemohon bekerja, mengingat pembiayaan konsumtif umumnya

berjangka panjang.

(22)

4) Sebelum Murabahah Perumahan diberikan, petugas pembiayaan wajib melakukan verifikasi mengenai :

a) Lokasi tanah dan bangunan (dibuatkan plottingnya).

b) Surat tanah, advis planning, IMB, Surat Ijin Pemakaian Lahan atas tanah/rumah yang pada instansi yang berwenang.

c) Developer/pengembang untuk mengetahui bonafiditasnya dan komitmennya kepada calon pembeli/pemohon Murabahah Perumahan.

d) Penghasilan dari pemohon Murabahah Perumahan pada bendaharawan instansi tampat pemohon bekerja.

e) Sumber pembayaran (angsuran), untuk mengetahui apakah angsuran berasal dari penghasilan calon pemohon Murabahah Perumahan atau dari hasil aktivitas usaha berjalan.

Verifikasi atas kebenaran data pemohon dan informasi lainnya harus dilakukan secara menyeluruh.

5) Cara menilai kelayakan obyek pembiayaan dan agunan (nilai taksasi) a) Untuk Pembelian Rumah

(1) Penilaian kelayakannya adalah harga rumahnya.

(2) Sebagai sumber pembandingnya adalah harga pasar tanah dan

rumah di lingkungan dimana obyek akan dibiayai yang dapat

diperoleh dari kelurahan/kecamatan/BPN/Pihak lain yang

mengerti pertanahan, dan NJOP, dan Penjual/Developer

(minimal 2 developer), untuk pembelian tanah dan bangunan

(23)

pada Developer yang telah melakukan kerjasama dengan BNI, nilai taksasi menggunakan price list dari Developer. Taksasi dilaksanakan pada saat penilaian kerjasama.

b) Untuk Pembangunan/Renovasi Rumah

(1) Penilaian kelayakannya adalah rencana anggaran biaya pembangunan/renovasi (RABP/RABR).

(2) Sebagai sumber pembandingnya adalah harga pasar tanah di lingkungan dimana obyek akan dibiaya yang dapat diperoleh dari kelurahan/kecamatan/BNP/Pihak lain yang mengerti pertanahan, dan NJOP, dan RABP/RABR pada konsultan/pemborong/took bangunan (min. 2).

c) Pembelian Tanah Kavling

(1) Penilaian kelayakannya adalah harga tanah kavling

(2) Sebagai sumber pembandingnya adalah harga pasar tanah di lingkungan dimana obyek akan dibiayai yang dapat diperoleh dari kelurahan/kecamatan/BPN/Pihak lain yang mengerti pertanahan, dan NJOP, dan penjual/developer.

6) Dalam pembiayaan Murabahah Perumahan agar Cabang Syariah memperhatikan bonafiditas pengembang dan bukan pengembang yang bermasalah.

7) Kerjasama dengan pengembang dalam pemberian Murabahah

Perumahan agar dipilih pengembang yang baik agar kualitas dan lokasi

rumah masih memberikan nilai bagi second way out (diusahakan agar

(24)

pengembang dapat memberikan jaminan pembayaran kembali apabila nasabah wan prestasi atau Buy Back Guarantee sampai dengan pembiayaan lunas).

8) Untuk pembelian rumah second, harga kesepakatan/harga perolehan harus diverifikasi kewajarannya/kebenarannya.

b. Persetujuan Pembiayaan

1) Kewenangan Memutus Pembiayaan

Kewenangan memutus pemberian Murabahah Perumahan sesuai dengan kewenangan memutus pembiayaan yang berlaku.

2) Akad Pembiayaan

Menggunakan format akad pembiayaan Murabahah yang berlaku.

3) Keputusan Pembiayaan

Penyampaian keputusan pemberian Murabahah Perumahan diatur sebagai berikut :

a) Surat Keputusan Pembiayaan (SKP) disampaikan kepada pemohon dalam rangkap 2 (dua).

b) Pemohon mengembalikan copy suat persetujuan Murabahah Perumahan yang telah ditandatangani sebagai tanda persetujuan yang bersangkutan.

c) Apabila permohonan Murabahah Perumahan ditolak, agar pemberitahuan disampaikan secara tertulis dengna mengemukakan alasan yang sebaik-baiknya.

4) Disposisi Pembiayaan

(25)

Disposisi Murabahah Perumahan baru dapat dilakukan, apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi yaitu :

a) Akad pembiayaan telah ditandatangani oleh pemohon Murabahah Perumahan.

b) Agunan telah diikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c) Pemeliharaan saldo dan blokir minimal sebesar saldo minimal rekening afiliasi ditambah 1 (satu) kali angsuran per bulan (angsuran hutang pokok + margin) dan biaya pengelolaan rekening.

d) Biaya-biaya yang dipersyaratkan telah dibayar lunas (biaya administrasi, asuransi, biaya pengikatan, dll).

e) Uang muka/self financing telah dipenuhi/dibayar lunas.

f) Penutupan asuransi sepenuhnya telah dilakukan oleh pemohon Murabahah perumahan (baik untuk asuransi jiwa dan barang agunan).

g) Dibayar ke penjual/developer.

Apabila pembangunan rumah dilaksanakan oleh pengembang/developer, maka penarikan/disposisi Murabahah Perumahan dilakukan dengan cara pemindahbukuan ke rekening pengembang/developer, dan disesuaikan dengan tahapan penyelesaian pembangunan.

c. Pemantauan dan Penyelamatan 1) Pemantauan

Setelah Murabahah Perumahan direalisir, petugas pembiayaan (PPB dan

OPS) sesuai kewenangannya wajib melakukan pemantauan terhadap :

(26)

a) Penyelesaian pembangunan rumah.

b) Proses penyelesaian dokumen-dokumen pemilikan dan ijin-ijin, serta proses pengikatannya.

c) Kelancaran angsuran hutang pokok dan margin.

d) Agunan.

e) Kolektibilitas pembiayaan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

2) Penyelamatan

a) Tindakan penyelamatan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku difokuskan kepada penyelesaian dengan second way out.

b) Apabila angsuran pembiayaan bermasalah maka akan ditempuh

langkah penyelamatan. Apabila ditemukan permasalahan maka harus

ditempuh langkah penyelesaian melalui Pengadilan Agama atau

lembaga lain yang ditunjuk oleh pemerintah.

(27)

ALUR PROSES PEMBIAYAAN

Tidak Lolos

Lolos

Tidak Layak

Tidak Disetujui

Disetujui

Tidak Bisa Dipenuhi

Bisa Dipenuhi

Pengajuan Pembiayaan Oleh Nasabah

Pemenuhan Data dan Dokumen

On The Spot :

Survei Usaha & Survei Jaminan Trade Checking

BI Checking Negative List

DHN

Analisis Pembiayaan

Penyusunan Usulan Pembiayaan

Persetujuan Komite Pembiayaan

Penerbitan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3)

1. Penandatanganan Akad 2. Pengikatan Jaminan 3. Pencairan Pembiayaan Pemenuhan

Syarat SP3

Ditolak

Ditolak Ditolak Ditolak

Layak Dilanjutkan

Sumber : Yusak Laksamana (2009:39)

(28)

Tabel 3

PERSYARATAN DOKUMEN

Jenis Dokumen Pegawai

Tetap Profesional Pengusaha/

Wiraswasta

FC KTP (Suami Istri) X X X

FC Kartu Keluarga X X X

FC Surat Nikah X X X

FC NPWP Pribadi / SPT PPh 21 X X X

FC Rek 3 Bln Terkahir X X X

Asli Surat Keterangan Kerja & Slip

Gaji X X

FC Ijin Praktek Profesional X

FC SIUP, TDP & NPWP Perusahaan X

Pas Foto 4x6 (Pemohon : Suami/Istri) X X X

FC Dokumen Jaminan X X X

Laporan Keuangan X

Sumber : BNI (2003)

C. Perhitungan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Bank Konvensional dan Syariah

Tabel 4

Perhitungan Angsuran Bulanan, Angsuran Bunga, dan Angsuran Pokok KPR Konvensional

Asumsi Kredit :

1. Maksimum Kredit 25,000,000

2. Jangka Waktu 60 48 36 24 12

3. Suku Bunga dan Review 6.25% 12.50% 13.00% 14.00% 13.50%

Bulan

Jadwal Angsuran

Sisa Pokok Angsuran Angsuran Total

Pokok Bunga Angsuran

(29)

1 25,000,000 356,023 130,208 486,232

2 24,643,977 357,878 128,354 486,232

3 24,286,099 359,741 126,490 486,232

4 23,926,358 361,615 124,616 486,232

5 23,564,743 363,499 122,733 486,232

6 23,201,244 365,392 120,840 486,232

7 22,835,853 367,295 118,937 486,232

8 22,468,558 369,208 117,024 486,232

9 22,099,350 371,131 115,101 486,232

10 21,728,219 373,064 113,168 486,232

11 21,355,155 375,007 111,225 486,232

12 20,980,149 376,960 109,272 486,232

13 20,603,189 333,016 214,617 547,633

14 20,270,173 336,485 211,148 547,633

15 19,933,687 339,990 207,643 547,633

16 19,593,697 343,532 204,101 547,633

17 19,250,166 347,110 200,523 547,633

18 18,903,055 350,726 196,907 547,633

19 18,552,329 354,379 193,253 547,633

20 18,197,950 358,071 189,562 547,633

21 17,839,879 361,801 185,832 547,633

22 17,478,079 365,569 182,063 547,633

23 17,112,509 369,377 178,255 547,633

24 16,743,132 373,225 174,408 547,633

25 16,369,907 374,226 177,341 551,567

26 15,995,681 378,280 173,287 551,567

27 15,617,400 382,378 169,189 551,567

28 15,235,022 386,521 165,046 551,567

29 14,848,501 390,708 160,859 551,567

30 14,457,793 394,941 156,626 551,567

31 14,062,852 399,219 152,348 551,567

32 13,663,633 403,544 148,023 551,567

33 13,260,089 407,916 143,651 551,567

34 12,852,173 412,335 139,232 551,567

35 12,439,838 416,802 134,765 551,567

36 12,023,036 421,317 130,250 551,567

37 11,601,719 421,679 135,353 557,032

38 11,180,040 426,598 130,434 557,032

39 10,753,442 431,575 125,457 557,032

40 10,321,867 436,610 120,422 557,032

41 9,885,257 441,704 115,328 557,032

(30)

42 9,443,553 446,857 110,175 557,032

43 8,996,696 452,071 104,961 557,032

44 8,544,625 457,345 99,687 557,032

45 8,087,280 462,680 94,352 557,032

46 7,624,600 468,078 88,954 557,032

47 7,156,522 473,539 83,493 557,032

48 6,682,982 479,064 77,968 557,032

49 6,203,919 485,779 69,794 555,573

50 5,718,139 491,244 64,329 555,573

51 5,226,895 496,771 58,803 555,573

52 4,730,124 502,360 53,214 555,573

53 4,227,764 508,011 47,562 555,573

54 3,719,753 513,726 41,847 555,573

55 3,206,027 519,506 36,068 555,573

56 2,686,521 525,350 30,223 555,573

57 2,161,171 531,260 24,313 555,573

58 1,629,911 537,237 18,336 555,573

59 1,092,674 543,281 12,293 555,573

60 549,393 549,393 6,181 555,573

Total 25,000,000 7,376,439 32,376,439

Sumber : BNI (2009)

Dilihat pada tabel 4 diatas bahwa maksimum kredit adalah Rp 25.000.000,- jangka waktu 60 bulan dengan suku bunga yang tidak menentu tiap tahunnya. Terlihat pada tahun pertama atau 12 bulan pertama suku bunga yang berlaku adalah 6,25% pertahun dimana angsuran yang dibayarkan oleh nasabah sebesar Rp 486.232,- dan pada tahun ke-2 atau bulan ke-13 sampai bulan ke-24 suku bunga berubah menjadi 12,50% pertahun yang menyebabkan penambahan pembayaran angsuran oleh nasabah sebesar Rp 547.633,-.

Begitu pun pada tahun ke-3 atau bulan ke-25 sampai bulan ke-36 suku

bunga berubah menjadi 13,00% pertahun dengan angsuran Rp 551.567,- dan pada

tahun ke-4 atau bulan ke-37 sampai bulan ke-48 suku bunga menjadi 14,00%

(31)

pertahun dengan angsuran sebesar Rp 557.032,- pada tahun ke-5 atau bulan ke-49 sampai bulan ke-60 suku bunga berubah menjadi 13,50% pertahun dengan angsuran menjadi Rp 555.573,-. Total angsuran menjadi sebesar Rp 32.376.439 dengan nilai kredit adalah Rp 25.000.000,- dan total angsuran bunga adalah Rp 7.376.439,-.

Tabel 5

Perhitungan Angsuran Bulanan, Angsuran Margin, dan Angsuran Pokok KPR Syariah

Asumsi Kredit :

1. Pokok Pembiayaan 25,000,000

2. Profit Margin 7,812,500

3. Maksimum Pembiayaan 32,812,500 4. Jangka Waktu 60

Bulan

Jadwal Angsuran

Sisa Pokok Angsuran Angsuran Total

Pokok Margin Angsuran

1 25,000,000 416,667 130,208 546,875

2 24,583,333 416,667 130,208 546,875

3 24,166,667 416,667 130,208 546,875

4 23,750,000 416,667 130,208 546,875

5 23,333,333 416,667 130,208 546,875

6 22,916,667 416,667 130,208 546,875

7 22,500,000 416,667 130,208 546,875

8 22,083,333 416,667 130,208 546,875

9 21,666,667 416,667 130,208 546,875

10 21,250,000 416,667 130,208 546,875

11 20,833,333 416,667 130,208 546,875

12 20,416,667 416,667 130,208 546,875

13 20,000,000 416,667 130,208 546,875

14 19,583,333 416,667 130,208 546,875

15 19,166,667 416,667 130,208 546,875

16 18,750,000 416,667 130,208 546,875

17 18,333,333 416,667 130,208 546,875

18 17,916,667 416,667 130,208 546,875

19 17,500,000 416,667 130,208 546,875

20 17,083,333 416,667 130,208 546,875

21 16,666,667 416,667 130,208 546,875

22 16,250,000 416,667 130,208 546,875

23 15,833,333 416,667 130,208 546,875

(32)

24 15,416,667 416,667 130,208 546,875 25 15,000,000 416,667 130,208 546,875 26 14,583,333 416,667 130,208 546,875 27 14,166,667 416,667 130,208 546,875 28 13,750,000 416,667 130,208 546,875 29 13,333,333 416,667 130,208 546,875 30 12,916,667 416,667 130,208 546,875 31 12,500,000 416,667 130,208 546,875 32 12,083,333 416,667 130,208 546,875 33 11,666,667 416,667 130,208 546,875 34 11,250,000 416,667 130,208 546,875 35 10,833,333 416,667 130,208 546,875 36 10,416,667 416,667 130,208 546,875 37 10,000,000 416,667 130,208 546,875 38 9,583,333 416,667 130,208 546,875 39 9,166,667 416,667 130,208 546,875 40 8,750,000 416,667 130,208 546,875 41 8,333,333 416,667 130,208 546,875 42 7,916,667 416,667 130,208 546,875 43 7,500,000 416,667 130,208 546,875 44 7,083,333 416,667 130,208 546,875 45 6,666,667 416,667 130,208 546,875 46 6,250,000 416,667 130,208 546,875 47 5,833,333 416,667 130,208 546,875 48 5,416,667 416,667 130,208 546,875 49 5,000,000 416,667 130,208 546,875 50 4,583,333 416,667 130,208 546,875 51 4,166,667 416,667 130,208 546,875 52 3,750,000 416,667 130,208 546,875 53 3,333,333 416,667 130,208 546,875 54 2,916,667 416,667 130,208 546,875 55 2,500,000 416,667 130,208 546,875 56 2,083,333 416,667 130,208 546,875 57 1,666,667 416,667 130,208 546,875 58 1,250,000 416,667 130,208 546,875 59 833,333 416,667 130,208 546,875 60 416,667 416,667 130,208 546,875 Total 25,000,000 7,812,500 32,812,500

Sumber : BNI (2009)

Dapat dilihat pada tabel 5 diatas bahwa maksimum kredit adalah Rp

25.000.000, dengan asumsi jangka waktu 60 bulan atau 5 tahun margin yang

disepakati adalah 6,25% yang berlaku dari bulan pertama sampai akhir bulan ke-

(33)

60, yang mengakibatkan angsuran perbulannya tetap dari awal angsuran hingga akhir angsuran yaitu sebesar Rp 546.875,-. Total angsuran hinggga bulan ke-60 menjadi sebesar Rp 32.812.500,- dengan nilai kredit adalah Rp 25.000.000,- dan total angsuran margin keseluruhan adalah Rp 7.812.500,-.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada perhitungan kredit pemilikan rumah dengan sistem perbankan konvensional terdapat perubahan tingkat suku bunga ditiap tahunnya hal ini disebabkan oleh salah satunya adalah faktor kondisi pasar atau kondisi perekonomian Indonesia dan juga di pengaruhi tingkat suku bunga BI. Dengan sistem perhitungan ini kita tidak dapat memprediksikan berapa angsuran yang harus kita bayar tiap bulannya dikarenakan tingkat suku bunga bisa saja berubah sewaktu-waktu. Dalam hal tingkat suku bunga yang berfluktuatif bank biasanya melakukan riview sesuai ketentuan yang berlaku pertiga bulan atau perenam bulan untuk menyesuaikan jumlah angsuran para nasabahnya.

Di BNI sendiri untuk nasabah-nasabah kredit perumahan biasanya ditawarkan solusi atau paket-paket untuk mempermudah nasabah dengan tawaran angsuran tetap, nasabah dapat memilihnya sesuai dengan kemampuan masing- masing nasabah hal ini tentunya ditujukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kredit macet.

pada perhitungan kredit pemilikan rumah dengan sistem perbankan syariah tidak terdapat fluktuasi sehingga tidak ada perubahan angsuran dari angsuran pertama hingga angsuran terakhir.

Dari hasil perhitungan dan pembahasan penulis, terdapat perbedaan antara

bunga yang harus dibayar pada sistem KPR konvensional dengan jumlah margin

(34)

pada sistem KPR syariah sejumlah Rp. 436.061,- hal ini disebabkan karena besarnya margin pada KPR syariah sudah ditentukan diawal untuk 60 bulan dengan dasar perhitungan jumlah pembiayaan yang disetujui dalam kasus ini Rp.

25.000.000,- sedang pada KPR konvensional bunga dihitung berdasarkan bunga

yang berlaku untuk tahun berjalan dengan dasar perhitungan sisa jumlah pinjaman.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, maka aspek kenaikan muka air laut dan banjir seyogyanya akan menjadi salah satu masukan yang signifikan bagi kebijakan dan strategi pengembangan wilayah nasional

 Strength : - memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kepada anak-anak, pemuda, dan warga dusun Butoh kidul. - Hadiah dan penghargaan yang diberikan diharapkan

Masyarakat pemilik hutan rakyat cenderung menanam kayu pada lahan miliknya sebagai tabungan investasi jangka panjang yang sewaktu-waktu dapat diuangkan, karena

Selain untuk memberikan suasana yang berbeda di kelas saat melakukan kegiatan pembelajaran, menurut guru di Sekolah Luar Biasa Prayuwana Yogyakarta tersebut pemilihan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, roda gigi memiliki kualitas yang baik pada pengujian komposisi unsur tetapi menunjukkan kelemahan pada pengujian massa,

Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama antara bank sebagai pemilik modal (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pengelola

Berdasarkan uraian di atas belum ada laporan yang menyatakan bahwa ekstrak segar rimpang Curcuma yang terbaik dalam menghambat pertumbuhan mikroba uji dan pada

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol daging buah mahkota dewa mengandung senyawa metabolit sekunder