UJI BAHAN BAKAR LIMBAH POLIMER PERTANIAN PADA MOTOR BAKAR DIESEL
SKRIPSI
MUHAMMAD RENDI ARISYI 130308058/KETEKNIKAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
UJI BAHAN BAKAR LIMBAH POLIMER PERTANIAN PADA MOTOR BAKAR DIESEL
SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD RENDI ARISYI 130308058/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Judul : Uji Bahan Bakar Limbah Polimer Pertanian pada Motor Bakar Diesel
Nama : Muhammad Rendi Arisyi NIM : 130308058
Program Studi : Keteknikan Pertanian
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Tanggal Lulus : 10 April 2019
Panitia Penguji Ujian Skripsi
Riswanti Sigalingging, STP, M.Si, Ph.D Sulastri Panggabean, STP, M.Si
Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP
Adian Rindang, STP, M.Si
Raju, STP, M.Si
ABSTRAK
Muhammad Rendi Arisyi: Uji Bahan Bakar Limbah Polimer Pertanian Pada Motor Bakar Diesel, dibimbing oleh Riswanti Sigalingging dan Sulatri Panggabean.
Salah satu metode untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar yaitu dengan proses pirolisis. Perfomansi minyak pirolisis pada mesin memiliki karakteristik yang sama baik dengan bahan bakar solar bila di campurkan kedua bahan bakar tersebut. Model rancangan percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor (RAL faktorial) dengan 3 kali ulangan. Pada penelitian ini menggunakan motor bakar tipe tecquipment TD114 series.
Karakteristik minyak pirolisis dicampurkan dengan bahan bakar bio-solar pada massa jenis nilai tertinggi pada bahan bakar plastik mulsa 10% (M2K1) dengan nilai 0,8516 gr/ml dan terendah dihasilkan pada bahan bakar plastik mulsa 12,5% (M1K2) dengan nilai 0,7839 gr/ml sedangkan pada viskositas nilai tertinggi pada bahan bakar karung goni 10% (M2K1) dengan nilai 256,31 cP dan nilai terendah dihasilkan pada bahan bakar pot bunga 12,5% dengan nilai 218,43 cP. Nilai kalor tertinggi dihasilkan pada bahan bakar pot bunga 10% (M2K2) dengan nilai 41.280 kJ/kg dan nilai kalor terendah dihasilkan pada karung goni 12,5% (M2K1) dengan nilai 30.150 kJ/kg. Pada penelitian torsi dan daya campuran, 10% minyak pirolisis sampah plastik lebih besar dari campuran 12,5% minyak pirolisis sampah plastik yaitu 12,50 Nm dan 3,297 kW pada putaran yang sama (3.000 rpm). Variasi campuran bahan bakar bio-solar dengan dengan minyak hasil pirolisis berpengaruh terhadap performa mesin pada konsumsi bahan bakar putaran 2.600 rpm sampai 3.000 rpm lebih tinggi dibandingkan putaran 1.800 rpm sampai 2.000 rpm. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) dengan campuran 10 % lebih rendah dari pada 12,5 % bahan bakar pirolisis plastik.
Kata kunci: Pirolisis, Limbah plastik, Bahan Bakar
ABSTRACT
Muhammad Rendi Arisyi: Test of Fuel for Agriculture Polymer Waste on Diesel Fuel Motors, supervised by Riswanti Sigalingging and Sulatri Panggabean.
One method to convert plastic waste into fuel was by using the pyrolysis process.
Pyrolysis oil performance in the engine had the same characteristics as diesel fuel when they were mixed. The experimental design model used a completely randomized design with 2 factors (RAL factorial) with 3 replications. this research used the TD114 series tecquipment type motor fuel.
The characteristics of pyrolysis oil were mixed with bio-diesel fuel at the highest value density on mulch plastic fuel of 10% (M2K1) with a value of 0.8516 g/ml and the lowest was produced on 12.5% (M1K2) in mulch plastic oil with a value of 0.7839 g/ml while at the highest value viscosity was on gunny sack fuel 10% (M2K1) with a value of 256.31 cP and the lowest value produced on 12.5% in flower plastic vase fuel with a value of 218.43 cP. The highest calorific value was produced in flower plastic vase oil 10% (M2K2) with a value of 41,280 kJ/kg and the lowest calorific value is produced on gunny sacks 12.5% (M2K1) with a value of 30,150 kJ/kg. In the research of torque and mixed power, 10% of the pyrolysis oil of plastic waste was greater than the mixture of 12.5% plastic waste pyrolysis oil i.e 12.50 Nm and 3.297 kW in the same rotation (3,000 rpm). The variation of the mixture of bio-diesel fuel with the oil produced by pyrolysis affected the performance of the engine on fuel consumption around 2,600 rpm to 3,000 rpm was higher than 1,800 rpm to 2,000 rpm. The specific fuel consumption (Sfc) with a mixture of 10%
was lower than 12.5% plastic pyrolysis fuel.
Keywords: Pyrolysis, waste Plastic, Fuel
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lhokseumawe, pada tanggal 16 januari 1996 dari ayah H. Ir Ridwan dan ibu Hj. Yusnidar. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Pada tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Medan dan tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis memilih Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi Ikatan
Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) sebagai anggota. Penulis melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTP. Nusantara V Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Rambutan, Sei Pagar, Pekan Baru, Riau pada Juli 2016.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Bahan Bakar Limbah Polimer Pertanian Pada Motor Bakar Diesel”
yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Riswanti Sigalingging, STP, M.Si, PhD selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Sulastri Panggabean, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan kritik serta saran yang membangun kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Keteknikan Pertanian serta semua rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Hipotesa Penelitian... 3
Batasan Masalah... 3
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Polimer ... 4
Pengelolaan Limbah Polimer ... 4
Pirolisis ... 5
Potensi Minyak dari Limbah Polimer ... 6
Bio Solar... 7
Massa jenis ... 9
Viskositas ... 9
Nilai Kalor ... 10
Perfomansi Motor bakar Diesel ... 11
Torsi ... 12
Daya ... 12
Konsumsi Bahan Bakar ... 13
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ... 14
Waktu dan Tempat Penelitian ... 16
Bahan dan Alat ... 16
Metodologi Penelitian ... 16
Prosedur Penelitian... 18
Persiapan Bahan ... 18
Pelaksanaan Penelitian ... 18
Parameter Penelitian... 25
Massa jenis ... 25
Viskositas ... 25
Nilai Kalor ... 25
Perfomasi Motor Bakar ... 26
Torsi ... 26
Daya ... 26
Performansi Bahan Bakar ... 26
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Massa jenis ... 26
Viskositas ... 28
Nilai kalor... 30
Torsi ... 32
Daya ... 34
Konsumsi Bahan Bakar ... 35
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ... 37
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN ... 44
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Spesifikasi minyak pirolisis polimer ... 7 2. Spesifikasi bahan bakar bio solar B1 ... 8 3. Hasil massa jenis minyak pirolisis murni ... 26 4. Uji DMRT pengaruh interaksi antara bahan minyak dan pirolisi terhadap nilai massa jenis ... 27 5. Hasil viskositas minyak pirolisis murni ... 28 6. Uji DMRT pengaruh interaksi antara bahan minyak dan pirolisi terhadap
nilai viskositas ... 30 7. Hasil nilai kalor minyak pirolisis murni... 30 8. Uji DMRT pengaruh interaksi antara bahan minyak dan pirolisi terhadap
nilai kalor ... 31
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Proses pirolisis plastik untuk menghasilkan bahan bakar ... 6
2. Grafik pengaruh bahan pirolisis dengan massa jenis ... 26
3. Grafik pengaruh bahan pirolisis dengan viskositas ... 29
4. Grafik pengaruh bahan pirolisis dengan nilai kalor ... 31
5. Grafik pengaruh putaran mesin dengan torsi ... 32
6. Grafik pengaruh putaran mesin dengan daya ... 34
7. Grafik pengaruh putaran mesin dengan konsumsi bahan bakar ... 36
8. Grafik pengaruh putaran mesin dengan sfc ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Flow chart penelitian ... 44
2. Gambar teknik alat pirolisis limbah polimer ... 45
3. Data hasil uji massa jenis ... 47
4. Data hasil uji viskositas ... 48
5. Hasil Pengujian Nilai kalor bahan bakar... 49
6. Hasil Pengujian performansi bahan bakar ... 50
7. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc) ... 52
8. Analisa sidik ragam pengujian ... 53
9. Gambar pada saat pengujian ... 57
10. Gambar hasil pirolisis ... 60
11. Data pengujian ... 61
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanasan global, limbah dan harga bahan bakar fosil yang tidak stabil telah memfokuskan pada pengembangan sumber energi alternatif di Indonesia untuk menutupi permintaan energi dan mengganti bahan bakar fosil, sumber energi yang banyak digunakan adalah tenaga air, tenaga surya, energi angin, energi panas bumi, energi nuklir, biomassa dan limbah. Jenis limbah plastik lebih efektif digunakan karena limbah plastik dapat diubah menjadi energi sebagai pengganti bahan bakar. Selama tiga dekade terakhir produksi plastik telah mengalami pertumbuhan yang eksplosif dan terdata 129 juta ton per tahun (Harano dkk., 2001).
Plastik adalah salah satu jenis polimer yang bahan dasarnya secara umum adalah polypropylena (PP), polyehtylena (PE), polystyrene (PS), polymethyl methacrylate (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan polyvinyl chloride
(PVC). Plastik hingga saat ini masih merupakan bahan yang banyak digunakan oleh kalangan industri maupun rumah. Penggunaan plastik yang sangat tinggi mengakibatkan terjadinya penumpukan sampah plastik, yang merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan secara cepat oleh mikroorganisme.
Limbah plastik dapat mengakibatkan berbagai masalah bagi lingkungan sekitar. Salah satu penyebabnya adalah tercemarnya tanah, air dan makhluk bawah tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sudah dilakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan mendaur ulang limbah plastik.
Namun cara ini tidak efektif, hanya sedikit sampah yang dapat didaur ulang,
sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Berdasarkan data dari
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan pada tahun 2017 jumlah sampah plastik per hari mencapai 2000 ton di Medan. Untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang sesuai adalah mengolah sampah plastik dengan proses pirolisis. Dikarenakan proses pirolisis salah satu cara pengelolaan limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan. Pirolisis merupakan proses penguraian suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas (Miskolczi dkk., 2004).
Pirolisis merupakan proses penguraian suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas kemudian mengalir ke kondensor sehingga gas tersebut berubah wujud menjadi minyak. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan arang, minyak dan gas. Arang digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan sebagai karbon aktif, sedangkan minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat aditif atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar secara langsung (Babu dan Chaurasia, 2005).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik minyak pirolisis dari limbah plastik dan mendapatkan kinerja mesin diesel menggunakan campuran bio-solar dengan bahan bakar minyak hasil pirolisis limbah plastik.
Hipotesis Penelitian
1. Diduga ada pengaruh jenis minyak pirolisis plastik terhadap massa jenis,
viskositas, nilai kalor, dan perfomansi motor bakar terhadap campuran
minyak bio-solar.
2. Diduga ada pengaruh konsentrasi minyak pirolisis plastik terhadap massa jenis, viskositas, nilai kalor, dan perfomansi motor bakar terhadap campuran minyak bio-solar.
3. Diduga ada pengaruh jenis minyak pirolisis plastik dan konsentrasi minyak pirolisis plastik terhadap massa jenis, viskositas, nilai kalor, dan perfomansi motor bakar terhadap campuran minyak bio-solar.
Batasan Masalah
1. Jenis plastik yang diteliti adalah plastik pot bunga (high density polyethylene), plastik mulsa (polyehtylena), plastik karung goni
(polypropylene).
2. Minyak hasil pirolisis plastik dicampur dengan bio-solar pada konsentrasi 10% dan 12,5% minyak pirolisis plastik.
3. Pengujian perfomansinya menggunakan alat motor bakar tecquipment TD114 series.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat pengolah limbah polimer pertanian.
3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik polimer
Seiring perubahan zaman, produksi plastik memiliki sejarah industri sejak polimer sintetis pertama kali diperkenalkan ke bidang industri di tahun 1940-an (Al Salem dkk., 2009). Beberapa keuntungan menggunakan plastik termasuk resistensi yang tinggi terhadap korosi, fleksibilitas yang tinggi untuk proses dan biaya produksi yang rendah. Selain itu, mereka menjalar digunakan dalam sistem pengiriman medis, organ buatan dan obat-obatan lainnya (Subramanian, 2000).
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain adalah selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya (Utama, 2016).
Pengelolaan Limbah polimer
Di antara limbah yang yang dihasilkan masyarakat dan industri, plastik
memiliki potensi energi (kkal/kg). Selain itu, potensi energi berdasarkan jenis
resin, polipropilena memiliki potensi nilai energi plastik terbesar. Penting
mengingat polipropilena adalah polimer yang paling melimpah di Brazil. Daur
ulang plastik di Brazil mencapai posisi 78%, yaitu 7.440.000 ton. Di Brazil, daur ulang adalah proses yang paling dimanfaatkan dan menghasilkan tingkat daur ulang dari 19,4% untuk limbah plastik (Murugan dkk., 2008).
Pirolisis
Salah satu metode pengolahan sampah yang dapat digunakan untuk mereduksi sampah adalah metode pirolisis. Pirolisis adalah proses dekomposisi termal material organik tanpa kehadiran oksigen. Pirolisis sejatinya adalah salah satu sub-proses dari gasifikasi secara keseluruhan. Sama seperti gasifikasi, pirolisis tidak menghasilkan energi secara langsung, tetapi menghasilkan gas maupun padatan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas tersebut adalah H
2dan CH
4sedang padatannya adalah arang dengan kandungan fixed carbon yang cukup tinggi sehingga lebih baik untuk digunakan sebagai bahan
bakar.Sampah yang akan dipirolisis pada umumnya dikeringkan dan dibuat
butiran terlebih dahulu agar proses pirolisis berjalan dengan baik (Williams dan Slaney, 2007). Pengolahan sampah dengan pirolisis rata-rata
menghasilkan 52,2% lilin, 25,2% residu dan 22,6% gas (Ojolo dan Bamgboye, 2005).
Pirolisis katalitik adalah proses pirolisis yang menggunakan katalisator.
Katalisator pada pirolisis diperkenalkan untuk meningkatkan kualitas minyak
yang dihasilkan. Minyak yang dihasilkan dengan pirolisis katalis tidak
memerlukan kembali teknik peningkatan kualitas lagi seperti kondensasi ulang
dan evaporasi ulang. Gambar (2) memperlihatkan proses pirolisis untuk
menghasilkan bahan bakar minyak.
Keterangan: 1. Plastik ; 2. Reaktor pirolisis ; 3. Katalisator ; 4. Kondensor ; 5. Bahan bakar; 6. Minyak campuran; 7. Gas
Gambar 1. Proses pirolisis plastik untuk menghasilkan bahan bakar minyak (Zhang dkk., 2007).
Limbah plastik biasanya melibatkan proses pirolisis yang dilakukantanpa adanya oksigen pada suhu antara 350°C dan 900°C. Namun, distribusi produk tergantung pada jenis dari reaktor yang digunakan serta pada distribusi panas
selama pirolisis. Hasil itu 5% gas, 5% padatan, dan 90% cairan (Williams dan Slaney, 2007).
Potensi Minyak Dari Limbah Polimer
Limbah plastik merupakan sumber energi yang ideal karena nilai dan kelimpahannya sangat tinggi. Limbah plastik dapat dikonversi ke dalam minyak melalui proses pirolisis dan dimanfaatkan dalam mesin pembakaran dalam untuk menghasilkan tenaga dan panas. Minyak pirolisis plastik diproduksi melalui proses pirolisa cepat menggunakan bahan baku yang terdiri dari berbagai jenis plastik. Pada penelitian Murdieono (2017) “Kinerja mesin diesel dengan bahan bakar minyak hasil pirolisis sampah plastik” menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar menggunakan minyak pirolisis lebih irit dibandingkan dengan 100%
dexlite dengan bahan bakar campuran 10% minyak pirolisis. Karakteristik
3 5
1
2
4
6
7
pembakaran mesin, kinerja dan emisi gas buang dianalisis dan dibandingkan dengan operasi bahan bakar diesel. Hasilnya menunjukkan bahwa mesin tersebut mampu berjalan dengan bahan bakar campuran minyak pirolisis pada beban tinggi yang menyajikan kinerja yang sama pada diesel, sedangkan pada beban yang lebih rendah, periode pengapian yang lebih lama menyebabkan masalah stabilitas efisiensi termal rem untuk minyak pirolisa plastik pada beban penuh sedikit lebih rendah daripada diesel, namun emisi NO
Xjauh lebih tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak pirolisis plastik merupakan alternatif bahan bakar yang menjanjikan untuk aplikasi mesin tertentu pada kondisi operasi tertentu.
Tabel 1. Spesifikasi minyak pirolisis polimer
No. Properties Satuan
1. Density Polietilena (15
oC)
10,939 gr/cm
32. Viskositas Polietilena (15
oC)
11,189 mm
2/s 3. Density Polipropilena (15
oC)
20,946 gr/cm
34. Viskositas Polipropilena(15
oC)
20,96 mm
2/s
5. Density HDPE (15
oC)
20,941 gr/cm
36. Viskositas HDPE (15
oC)
20,94 mm
2/s
1
(Santoso, 010),
2(Purwanti dan Sumarni,2008).
Bio-Solar
Bahan bakar bio-solar adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan yang terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester alkil dari asal lemak yang dibuat dari minyak nabati, minyak hewani, atau dari minyak goreng melalui proses tertentu (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan). Penggunaan bio-solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (di atas 1.000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih.
Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed
Diesel. Mesin-mesin dengan putaran yang cepat (>1.000 rpm) membutuhkan
bahan bakar dengan karakteristik tertentu yang berbeda dengan minyak Diesel.
Tabel 2.Spesifikasi bahan bakar bio-solar B1.
No. Properties Satuan Limit
Min Max
1 Bilangan cetana 48 -
2 Indeks Cetana 45 -
3 Berat jenis (pada suhu 15
oC) Kg/m
3815 870 4 Viskositas (pada suhu 40
oC) Mm
2/s 2,0 5,0
5 Kandungan sulfur % m/m - 0,35
6 Distilasi T 95
oC - 370
7 Titik nyala
oC 60 -
8 Titik ruang
oC 60 -
9 Titik tuang
oC 18
10 Residu karbon % m/m - 0,1
11 Kandungan air Mg/kg - 500
12 Kandungan etanol dan metanol %v/v Tidak Terdeteksi
13 Korosi bilah tembaga Merit - Kelas 1
14 Kandungan abu %m/m - 0,01
15 Kandungan sedimen %m/m - 0,01
16 Bilangan asam kuat MgKOH/g - 0
17 Bilangan asam total MgKOH/g - 0,6
18 Partikulat Mg/I - -
19 Penampilan visual - Jernih dan terang
20 Warna No.ASTM 3,0
21 Kandungan FAME %v/v 10
(Keputusan Dirjen Migas, 2013).
Karakteristik pada bio-solar yang diperlukan berhubungan dengan auto ignition (kemampuan menyala sendiri), kemudahan mengalir dalam saluran bahan
bakar, kemampuan untuk teratomisasi, kemampuan lubrikasi, nilai kalor dan karakteristik lain. Bahan bakar bio-solar mempuyai karakteristik, yaitu :
a. Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit kekuningan dan berbau.
b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal.
c. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40°C sampai 100°C).
d. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C.
e. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86.
f. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg).
g. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin (Keputusan Dirjen Migas, 2013).
Massa Jenis
Massa jenis atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis yang lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah. Satuan SI massa jenis adalah kg/m3.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapun massanya dan berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:
ρ =
m... (1) di mana :
ρ = massa jenis (kg/m
3) m = massa (kg)
v = Volume (m
3) (Besler dan Williams, 2006).
Viskositas
Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dapat dipandang terdiri atas
lapisan-lapisan tipis zat alir yang bergerak dengan laju berbeda-beda sebagai
akibat adanya gaya kohesi maupun adhesi. Gesekan internal di dalam fluida
dinyatakan dengan besaran viskositas atau kekentalan dengan satuan poise.
Semakin besar suatu ikatan karbon maka viskositas semakin besar begitu juga sebaliknya (Ademiluyi, 2007).
Viskositas juga bisa diartikan kemampuan suatu zat untuk mengalir pada suatu media tertentu. Salah satu cara untuk mengukur besarnya nilai viskositas zat cair adalah dengan menggunakan viskosimeter oswald. Cara pengukuran dengan cara viskosimeter oswald adalah dengan cara membandingkan dua jenis fluida yaitu aquadest dengan zat cair lainnya, masing-masing dengan kekentalan ηa dan ηx,
keduanya memiliki volume yang sama dan mengalir melalui pipa yang ukurannya sama. Karena kedua zat alir memiliki volume yang sama tetapi kekentalannya berbeda, maka debit keduanya juga berbeda, misalkan Qa dan Qx. Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mengalirkan aquadest dan zat cair tersebut dengan volume yang sama juga berbeda, misalkan ta dan tx. Dengan demikian maka:
penelitian ini viskositas diukur hanya pada kondisi kamar.
=
tx ρxta ρa