95
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Ringkasan
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan produktivitas. Selain itu, perkembangan sistem informasi juga telah banyak mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah bidang kesehatan. Sistem informasi telah berfungsi sebagai pemasok ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang kesehatan.
Dengan melakukan pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan. Investigasi dilakukan melalui pengamatan dan diskusi dengan pihak terkait. Hasil dari investigasi tersebut diterjemahkan kedalam bentuk perangkat lunak yang dapat mewakili sistem yang ada.
Informasi yang terdapat pada website diseminasi informasi kanker payudara dan kanker serviks yang ada saat ini belum banyak dimanfaatkan di Indonesia karena masyarakat belum menyadari pentingnya pendeteksian dini kanker, belum mengetahui bagaimana mengakses website tersebut, dan website belum menyediakan pembelajaran dalam bahasa Indonesia.
LMS sebagai media diseminasi informasi, berperan strategis untuk mengurangi angka kematian akibat kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendeteksian kanker payudara dan kanker serviks.
Dengan melakukan observasi, wawancara, studi literatur, dan penyebaran kuesioner terbangun analisa perancangan LMS yang sesuai untuk diseminasi informasi pendeteksian dini kanker payudara dan kanker serviks.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti pemberian bahan materi atau modul masih dilakukan secara manual, penyampaian informasi yang dilakukan masih secara tatap muka, serta evaluasi belajar pengguna atau tingkat penyerapan materi yang diberikan belum dapat dilakukan.
Dengan adanya penelitian Pengembangan Learning Management Systems (LMS) untuk Diseminasi Informasi Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Serviks dapat menjadi salah satu langkah titik tolak dalam mensosialisasikan pengetahuan pencegahan kanker payudara dan kanker serviks kepada para kader, bidan, dokter, dan tenaga kesehatan terkait di seluruh wilayah Indonesia dan melakukan tindakan improvement (pengembangan) terhadap sistem yang belum ada menjadi ada yang akan mendukung khususnya bidang kesehatan dengan perancangan Learning Management Systems (LMS).
5.2 Diskusi
Dari permasalahan-permasalahan yang didapat dari penelitian Pengembangan Learning Management Systems (LMS) untuk Diseminasi Informasi Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Serviks didapat beberapa peluang yaitu:
1. Pembuatan sistem LMS yang hanya dapat diakses oleh pengguna (para kader, dokter, dan perawat) dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan penyebaran informasi,
2. Sistem kuis online yang terdapat dalam sistem LMS memberikan kemudahan bagi pengguna dimana dapat langsung melihat hasil nilai yang menunjukkan kemampuan dalam menerima materi,
3. Untuk informasi yang terdapat dalam sistem LMS mempermudah pengguna untuk mendapatkan informasi terbaru dengan lebih cepat.
Model pembelajaran yang paling baik, 50% responden menyatakan dengan melihat (visual), 44% menyatakan melakukan eksperimen dan merasakan (kinesthetic), dan 6% dengan mendengarkan (auditory). Seperti juga dengan hasil penelitian dari (Reid, 1987) dimana yang pendidikannya di bawah strata 1 lebih memilih model pembelajaran dengan melihat (visual), sedangkan yang di atas strata 1 lebih memilih melakukan eksperimen dan merasakan (kinesthetic). Hal tersebut berkaitan dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan antara dokter ahli dan para kader.
Fitur-fitur yang dibutuhkan dalam LMS ini adalah media interaksi yaitu forum dan chat, media penyajian materi pembelajaran (course), media quiz untuk pengukuran pemahaman peserta terhadap materi, dan fitur pencetakan sertifikat kelulusan untuk meningkatkan motivasi peserta.
Pandey & Pandey, 2009 menyatakan forum merupakan salah satu fitur yang paling membantu untuk meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran melalui diskusi antara sesama peserta pembelajaran dan pengajarnya. Hal tersebut yang mendorong dimana Forum harus terstruktur dengan baik dan memiliki fitur rating untuk setiap posting.
Posting dapat dibuat dalam berbagai format dan dapat memiliki attachment.
Pada penelitian ini dihasilkan suatu Learning Management Systems (LMS) untuk Diseminasi Informasi Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Serviks yang memiliki kelebihan:
1. Model pembelajaran dengan LMS Deteksi Dini Kanker ini memberikan sebuah terobosan baru dibidang pengajaran dan pembelajaran, karena mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingga memberikan standar kulitas pembelajaran yang lebih konsisten
2. Sistem LMS Deteksi Dini Kanker ini diperlukan untuk mengatasi masalah luas wilayah penyebaran informasi. Dengan dukungan teknologi berbasis web, penyampaian konten maupun proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa biaya transportasi dan akomodasi.
3. Dari hasil evaluasi pembelajaran secara online, dengan metode e- learning yang didukung oleh adanya fitur interaksi seperti forum dan chat, sehingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak dan waktu.
4. Pengembangan model pembelajaran deteksi dini kanker memerlukan keterlibatan dokter ahli dan pakar teknologi informasi, sehingga tercipta sinergi dan inovasi pembelajaran yang lebih sesuai kebutuhan.
Banyak institusi kesehatan terutama di negara-negara dunia ketiga tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk membangun sistem pembelajaran baik untuk memberikan sosialisasi pengetahuan maupun sebagai tindakan sarana pencegah suatu penyakit. Di Indonesia secara khususnya, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk pembangunan infrastructure dan gaji yang tidak optimal dalam implementasinya. Upaya untuk mengembangkan LMS yang sesuai untuk diseminasi informasi pencegahan kanker payudara dan kanker serviks, sebenarnya dapat menjadi langkah titik tolak dalam mensosialisasikan pengetahuan pencegahan kanker payudara dan kanker serviks kepada para kader, bidan, dokter, dan tenaga kesehatan terkait di seluruh wilayah Indonesia dan melakukan tindakan improvement (pengembangan) terhadap sistem yang belum ada menjadi ada yang akan mendukung khususnya bidang kesehatan dengan perancangan Learning Management Systems (LMS).
5.3 Simpulan
Dari hasil olah data kuesioner evaluasi yang melibatkan 50 responden, membuktikan bahwa:
1. Fitur-fitur yang paling dibutuhkan dalam LMS untuk diseminasi pengetahuan pendeteksian dini kanker payudara dan kanker serviks adalah forum, assignment/kuis dan kalendar. Sedangkan fitur-fitur lainnya yang juga dibutuhkan adalah kamus, chat, dan referensi.
2. Dari hasil melakukan perbandingan, ditemukan bahwa Moodle adalah sistem LMS paling sesuai untuk diseminasi pengetahuan pendeteksian dini kanker payudara dan kanker serviks.
3. Prototype LMS yang dihasilkan penelitian ini sesuai untuk diseminasi pengetahuan pendeteksian dini kanker payudara dan kanker serviks kepada para kader, bidan, dokter, dan tenaga kesehatan terkait di seluruh wilayah Indonesia. Dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap prototype LMS didapatkan bahwa 90% responden menyatakan LMS ini mudah digunakan dan petunjuk pemakaiannya telah terorganisasi dengan baik, 88% responden menyatakan topik pembelajaran disajikan mudah untuk dimengerti, sebanyak 62% menyatakan forum sangat efektif digunakan dalam diskusi materi, sebanyak 62% menyatakan dengan mengikuti assignments/quizzes dapat mendukung pembelajaran, dan sebanyak 76% responden menyatakan bahwa kalender pembelajaran sangat diperlukan.
4. Setelah dilakukan evaluasi maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi learning management system ini sudah dapat berjalan dengan baik dan diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Dapat menjadi media untuk memperlancar komunikasi antara dokter ahli dengan kader, bidan, dan dokter umum dalam proses belajar mengajar.
b. Mempermudah kader, bidan, dan dokter umum untuk mendapatkan informasi mengenai materi pembelajaran maupun tugas yang diberikan.
c. Memudahkan dokter ahli untuk menyampaikan materi–materi pembelajaran, serta tidak direpotkan dengan adanya kader, bidan, dan dokter umum yang meminta materi yang telah disampaikan.
d. Membantu proses penyerapan materi dengan adanya forum diskusi yang memungkinkan untuk berdiskusi secara intens mengenai suatu permasalahan tertentu berkaitan dengan materi yang diberikan.
e. Membantu kader, bidan, dan dokter umum untuk mengirimkan tugas secara langsung sesuai tugas-tugas yang diberikan oleh dokter ahli.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas hanya untuk membahas hanya pada diseminasi informasi kanker payudara dan dan kanker serviks, masih banyak jenis kanker lainnya yang belum diteliti.
LMS yang digunakan adalah MOODLE dengan perancangan sistemnya hanya dapat diakses oleh para dokter, bidan/perawat dan kader
yang terbagi menjadi 6 (enam) prosedur yaitu Prosedur Pendaftaran, Prosedur Pengelolaan Kursus, Prosedur Penyiapan dan Penyampaian Materi Pembelajaran, Prosedur Pembuatan Kuis dan Penilaian, Prosedur Diskusi melalui Forum, dan Prosedur Monitoring Pemahaman Peserta Kursus.
LMS ini dalam implementasinya hanya menjangkau pemanfaatan teknologi berbasis web yang dapat diakses pada semua perangkat selain pada mobile device.
5.5 Saran
Penelitian ini adalah langkah awal upaya diseminasi informasi pendeteksian dini kanker payudara dan kanker serviks. Berdasarkan limitasi dari penelitian ini, maka timbul saran-saran sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar dapat lebih berkembang sebagai berikut :
1. Dibutuhkan pengembangan LMS berbasis mobile, karena semakin meluasnya adopsi teknologi smartphone dan tablet akan lebih baik lagi jika LMS ini disesuaikan tampilan dan fiturnya dengan perangkat mobile tersebut. Penyesuaian bisa dilakukan pada user interface yang dinamis untuk ukuran layar yang lebih kecil, dan juga memanfaatkan fitur smartphone dan tablet seperti GPS dan local based service.
2. LMS ini perancangan sistemnya hanya dapat diakses oleh para dokter, bidan/perawat dan kader dan hanya berisi informasi tentang kanker payudara dan kanker serviks. Dengan akan semakin tingginya
kebutuhan akan informasi, diharapkan LMS ini akan dikembangkan agar dapat diakses untuk khalayak umum dan memuat informasi kanker lainnya.
3. Fitur-fitur dalam LMS ini memerlukan umpan balik dari para dokter ahli untuk meningkatkan fungsionalitasnya dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan pengetahuan sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.