• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

24 3.1 Paradigma Penelitian

Lexy J. Moleong28, dalam bukunya menjelaskan bahwa, penelitian pada hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan nama paradigma. Paradigma sendiri, menurut Bogdan dan Biklen yang juga dijelaskan dalam buku tersebut, adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.

Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma Konstruktivis. Rachmat Kriyantono29, menjelaskan Paradigma Konstruktivis merupakan paradigma yang mengkemukakan bahwa realitas adalah konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.

28 Lexy J.Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.PT Remaja Rosdakarya:Bandung.2013 hal 49

29 Rachmat Kriyantono.Public Relations & Crisis Management.Kencana Prenada Media Group:Jakarta.2012 hal 30

(2)

3.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana dijelaskan oleh J. Moleong30 dalam bukunya bahwa, tipe penelitian deskriptif peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini dilakukan seperti seseorang sedang merajut, sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu.

3.3 Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Benny Kurniawan31 mengungkapkan bahwa, penelitian kualitatif merupakan strategi penelitian untuk analisis mendalam tentang suatu kasus dari suatu fenomena dengan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang yang bersangkutan dalam organisasi. Dalam penelitian kualitatif, informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana dijelaskan pula oleh Sugiyono32, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

30 Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif.PT.Remaja RosdaKarya:Bandung.2013 hal 11

31 Benny Kurniawan.Metodologi Penelitian.Jelajah Nusantara:Tangerang Selatan.2012 hal 23

32 Sugiyono.Cetakan keenam, Memahami Penelitian Kualitatif.Afabeta:Bandung.2010 hal 1

(3)

pada generalisasi. Dan lebih khususnya menggunakan metode studi kasus dimana penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang intesif,mendalam,mendetail dan komprehensif mengenai pola komunikasi anak-anak berkebutuhan khusus dalam hubungannya dengan sosial dan juga sesamanya, dimana pada studi kasus dalam penelitian ini adalah memperoleh pemahaman yang otentik dan akurat mengenai anak Tuna Grahita.

Dimana dijelaskan oleh Elvinaro33, dalam bukunya yang mejelaskan bahwa studi kasus merupakan suatu metode penelitian yang menelaah kasus secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif . Dimana studi kasus biasa dilakukan terhadap individu. Sebuah studi kasus memberikan deskripsi tentang individu, dapat pula mengenai lembaga, atau lingkungan sekitar, dianalisis secara mendalam dengan melakukan pengamatan.

3.4 Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, subyek penelitian atau narasumber yang dapat ditemui agar mendapatkan data yang dibutuhkan adalah:

1. Emi.S.Pd, selaku guru yang membina kelas khusus untuk anak-anak Tuna Grahita di SLB Negeri 06 Jakarta Barat. Peneliti memilih ibu Emi, dikarenakan beliau adalah orang yang setiap harinya berada dikelas untuk memberikan pengajaran dan bimbingan untuk anak-anak Tuna Grahita tersebut, sehingga beliau sudah memahami bagaimana kriteria anak-anak tersebut.

33 Elvinaro Ardianto.Metodologi Penelitian Untuk Public Relations,Kuantitatif dan Kualitatif.Sembiosa Rekatama Media:Bandung. 2011 hal 64

(4)

2. Psikolog Erry Ratna Dewi Spd, Spsi, peneliti memilih narasumber ini karena sebagai seorang psikolog yang sudah terbiasa berinteraksi dengan anak-anak Tuna Grahita, tentu beliau tahu dan paham mengenai anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak Tuna Grahita, yang terkait pula dengan memahami bagaiana pola komunikasi mereka dan juga hambatan- hambatan komunikasi yang terjadi.

3. Orang Tua Anak Tuna Grahita, yaitu mama Aldi, mama Nabila, mama Tina dan Mama Okky peneliti memilih orang tua anak Tuna Grahita sebagai salah satu narasumber, karena sebagai orang tua tentu mereka sangat paham mengenai anak mereka dalam keseharian mereka dirumah maupun lingkungan sosial lainnya.

4. Selain narasumber yang telah dikemukakan diatas, peneliti juga memasukan anak Tuna Grahita sebagi narasumber, yaitu Aldi, Tina, Nabila, dan Okky dengan rentang umur antara 7-14 tahun tetapi mengingat adanya keterbatasan mereka dalam berkomunikasi maka untuk dapat memperoleh data, peneliti berusaha memahami kriteria, dan pola-pola komunikasi maupun perilaku mereka melalui interaksi langsung dengan mereka dalam keseharian mereka ketika disekolah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, dan bagaimana data bisa

(5)

ditemukan, digali, dikumpulkan, dan dianalisis34. Peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai teknik untuk mengumpulkan data primer dalam mengumpulkan data.

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data utama yang digunakan sebagai bahan acuan pada suatu penelitian. Data primer lebih banyak bersumber dari proses tanya jawab antara peneliti dengan narasumber atau wawancara, juga melalui pengamatan pada keseharian narasumber atau observasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.35

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara mendalam, dimana peneliti melakukan wawancara mendalam, dimana peneliti mengharapkan mendapatkan informasi yang lebih akurat dan sistematik. Sehingga data yang didapatkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Seperti juga dipaparkan oleh Elvinaro36, bahwa wawancara mendalam dilakukan dengan

34 Elvinaro Ardianto.Metodologi Penelitian Untuk Public Relations,Kuantitatif dan Kualitatif.Sembiosa Rekatama Media:Bandung.2011 hal 161

35 W.Gulo.Cetakan Keenam, Metode Penelitian.Gravindo:Jakarta.2010 hal 119

36 Elvinaro Ardianto.Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.Simbiosa Rekatama Media: Bandung.2010 hal 178

(6)

teknik tatap muka langsung dengan informan, dan wawancara dilakukan secara intensif.

Dalam menentukan siapa saja yang menjadi informan, adalah dengan memperhatikan tingkat variasi atau perbedaan antara narasumber satu dengan yang lain, tingkat variasi ini dapat berupa perbedaan job description, gender, demografi, namun tetap pada ruang lingkup lapangan atau field yang sedang

diteliti.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindera yang dimiliki, merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti37.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan, dimana dijelaskan oleh Elvinaro38, bahwa dalam observasi partisipan peneliti lebih memungkinkan mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi rill, dan dengan menggunakan metode ini memungkinkan untuk memahami apa yang terjadi, dan lebih memahami pola-pola interaksi. Dikarenakan peneliti berbaur dan mengamati langsung objek yang diteliti dilapangan. Dan berbeda dengan observasi nonpartisipan yang tidak terjun langsung, dan berbaur dengan objek

37 Elvinaro Ardianto.Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.Simbiosa Rekatama Media: Bandung.2010 hal 180

38 Opcit hal 180

(7)

yang diteliti sehingga terdapat jarak antara peneliti dengan objek yang sedang diteliti.

3.5.2 Data Sekunder

Ruslan Rusadi39 menjelaskan bahwa, data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan). Pengumpulan data-data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan mengenai anak Tuna Grahita, melalui dokumentasi seperti foto dan juga video, maupun berkas dokumen lainnya yang mendukung mengenai anak Tuna Grahita.

3.6 Teknik Analisis Data

J.R.Raco40 menyebutkan bahwa, analisis data adalah mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat,teori, atau gagasan baru. Dalam analisis kualitatif yang tujuannya untuk menemukan pola, tema, konsep yang semuanya diringkas dengan sebutan ‘penegasan yang memiliki arti’. Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data, memisahkannya dalam unit-unit yang lebih ringkas, mencari kesamaan dan pola-pola yang ada dalam suatu kasus.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data. Diantaranya adalah melalui tiga tahap model air yaitu, reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

39 Ruslan Rosady.Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.Raja Grafindo Persada:

Jakarta.2008 hal 30

40 J.R.Raco.Metode Penelitian Kualitatif.PT.Grasindo:Jakarta.2010 hal 121

(8)

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Raco41 juga menjelaskan bahwa, setiap penelitian diperlukan standar untuk melihat derajat kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, standar tersebut disebut keabsahan data. Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari sumber informan yang berbeda dalam sebuah organisasi atau komunitas, dengan menggunakan Member Checking yang berarti data hasil wawancara kemudian dikonfrontasikan kembali dengan partisipan atau pemberi informasi. Partisipan harus membaca, mengoreksi atau memperkuat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti.

Dalam melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi. Seperti dikemukakan oleh Denzin, dalam buku Moleong42, bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan, sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pembanding terhadap data itu. Dan dalam penelitian ini peneliti memilih dua metode triangulasi data, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode.

3.7.1 Triangulasi Sumber Data

Moleong43, menjelaskan bahwa, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

41 Ibid hal 134

42 Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif.PT. Remaja Rosdakarya:Bandung.2013 hal 330

43 Ibid hal 331

(9)

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah dan tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Teknik triangulasi ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya, untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.

Hal yang menentukan validitas dari hasil penelitian juga didukung oleh kredibilitas peneliti, dan kredibilitas peneliti ditentukan oleh seberapa lama peneliti terlibat dan memahami objek penelitian yang diteliti, faktor lain yang mendukung kredibilitas peneliti dengan kualitas data pendukung yang digunakan seperti buku, jurnal, yang mampu memperkaya referensi peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kendala dalam proses pemberian beasiswa yang dialami pihak sekolah yaitu pihak sekolah masih menyeleksi satu persatu data siswa dengan data siswa yang

Sehingga peranan luas permukaan akar dan jumlah unsur hara yang tersedia dalam media perakaran akan saling mengisi yang menghasilkan pertumbuhan tinggi bibit,

Memberi pertanyaan sederhana kepada pasien tentang pengunaan obat yang diberikan menerapkan nilai dasar Komitmen mutu dengan indikator Efektif, sebelum saya

PKS atau Patroli Keamanan Sekolah mulai didirikan pada tahun 2005, tugas PKS adalah mengatur lalu lintas di lingkungan sekitar sekolah, terutama pada saat

Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir mendapat prioritas pendanaan, terutama dari IFAD karena: (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya

Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut diatas maka penelitian ini mengambil tema judul pengembangan buku ajar mata kuliah Psikologi Olahraga berbasis android

(35,8%) responden yang mengalami Penurunan Fungsi Paru (PFP) hal tersebut menandakan sebagian besar responden yang memiliki umur produktif mengalami penurunan fungsi

Keterkaitan faktor pendidikan terhadap wanita pengusaha adalah dengan adanya pengetahuan seputar dunia usaha secara umum maka dapat membantu para wanita pengusaha tersebut