32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Responden merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian, disamping itu karena penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data primer maka responden merupakan hal yang sangat penting bagi penelitian ini. Dalam bab 4 ini, penulis akan menjelasakan mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah peneliti melakukan pengujian mengenai Pengaruh Kepercayaan diri dan Keterampilan Berkomunikasi terhadap kemampuan Public Speaking. Dari hasil uji penelitian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai karakteristik responden, variabel dan uji hipotesis dalam menjawab rumusan masalah.
4.1 Karakteristik Responden 4.1.1 Data Responden
Dalam penelitian ini, jumlah responden yang diperlukan berjumlah 83 responden. Berikut merupakan tabel dan penjelasan mengenai data responden yang telah diteliti :
Tabel Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Presentase Jumlah
Pria 38.6% 32
Wanita 61.4% 51
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin wanita memiliki presentase sebesar 61.4% atau berjumlah 51 orang. Sedangkan responden berjenis kelamin pria memiliki presentase sebesar 38.6% atau berjumlah 32 orang. Adanya hal ini dapat disimpulkan bahwa responden wanita merupakan responden terbesar atau terbanyak dengan presentase sebesar 61.4%.
Tabel Distribusi Angkatan Responden
Angkatan Presentase Jumlah
2016 56.6% 47
2017 19.3% 16
33
2018 24.1% 20
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa responden angkatan 2016 memiliki presentase sebesar 56.6% atau berjumlah 47 orang, angakatan 2017 memiliki presentase sebesar 19.3% atau sebesar 16 orang, dan angkatan 2018 memiliki presentase sebesar 24.1%
atau sebesar 20 orang. Adanya hal ini dapat disimpulkan bahwa responden angkatan 2016 merupakan responden terbesar atau terbanyak yang kemudian disusul oleh responden angkatan 2018 dan 2017.
4.1.2 Public Speaking
Pada kuesioner yang diberikan oleh penulis, terdapat pertanyaan mengenai public Speaking yang digunakan untuk memastikan dan juga mengetahui secara lebih mengenai data dari responden itu sendiri. Pertama, penulis menanyakan apakah responden sudah pernah mengikuti kegiatan matakuliah public speaking dan pernah melakukan presentasi, kemudian berdasarkan data yang diperoleh, 83 responden menjawab bahwa mereka telah mengikuti kegiatan Public speaking.
Pertanyaan kedua, penulis menanyakan mengenai seberapa sering dan dimana responden pernah melakukan Public Speaking, kemudian berdasarkan data yang di peroleh, 46 orang menjawab sering, 31 orang menjawab terkadang, dan 6 orang menjawab sangat sering.
Kemudian, Public speaking biasa dilakukan di perkuliahan/kampus, kelas, organisasi, adapun jawaban di luar perkuliahan seperti pekerjaan, gereja, sekolahan,dll.
Pertanyaan ketiga, penulis menanyakan mengenai lulusan sekolah swasta atau negeri
dan apakah saat sekolah dulu responden sempat mendapatkan pelajaran public speaking,
kemudian berdasarkan data yang diperoleh, 42 orang merupakan lulusan swasta dan 41 orang
merupakan lulusan negeri. Kemudian, 52 orang tidak pernah mendapatkan pelajaran public
speaking sewaktu sekolah dulu dan 31 orang menjawab pernah mendapatkan pelajaran public
speaking sewaktu sekolah dulu. Berdasarkan data responden, ada 17 responden yang pernah
bersekolah di sekolah swasta dan pernah mendapatkan pelajaran public speaking, sedangkan
sekolah negri terdapat 14 responden yang pernah mendapatkan pelajaran public speaking,
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa responden lulusan sekolah swasta lebih banyak yang
pernah mendapatkan pendidikan matapelajaran public speaking sewaktu sekolah dulu.
34
4.2 Analisis Variabel Penelitian
4.2.1 Variabel Kepercayaan diri (X1)
Berdasarkan Penyebaran kuesioner pada mahasiswa dan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2016, 2017 dan 2018 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, maka diperoleh nilai-nilai frekuensi jawaban responden dengan variabel Kepercayaan diri sebagai berikut :
No Item
SS S TS STS TOTAL
F % F % F % F % F %
1 4 4.8% 44 53% 35 42.2% 0 0% 83 100%
2 4 4.8% 43 51.8% 33 39.8% 3 3.6% 83 100%
3 6 7.2% 66 79.5% 11 11.3% 0 0% 83 100%
4 9 10.8% 59 71.1% 15 18.1% 0 0% 83 100%
5 4 4.8% 61 73.5% 18 21.7% 0 0% 83 100%
6 5 6% 51 61.4% 27 32.5% 0 0% 83 100%
7 2 2.4% 73 88% 8 9.6% 0 0% 83 100%
8 11 13.3% 62 74.7% 10 12% 0 0% 83 100%
9 46 55.4% 34 41% 3 3.6% 0 0% 83 100%
10 16 19.3% 61 73.5% 6 7.2% 0 0% 83 100%
11 7 8.4% 62 74.7% 14 16.9% 0 0% 83 100%
12 3 3.6% 28 33.&% 45 54.2% 7 8.4% 83 100%
13 17 20.5% 56 67.5% 10 12% 0 0% 83 100%
14 14 16.9% 60 72.3% 9 10.8% 0 0% 83 100%
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa responden tidak
merasa takut ketika berbicara dihadapan orang banyak, hal ini dapat dilihat dari
pertanyaan pertama dengan dominasi jawaban setuju sebesar 53%. Selain itu,
responden juga percaya akan kemampuan kompetensi diri sendiri dan juga menjadi diri
sendiri ketika berbicara di depan orang banyak, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan
nomer 3 dan 4 dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 79.5% dan 71.1%. Kemudian,
responden juga memiliki sikap optimis yang dapat dilihat dari pertanyaan nomer 14
dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 72.3%. Adanya hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik.
35
4.2.2 Variabel Keterampilan Berkomunikasi (X2)
Berdasarkan Penyebaran kuesioner pada mahasiswa dan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2016, 2017 dan 2018 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, maka diperoleh nilai-nilai frekuensi jawaban responden dengan variabel Keterampilan Berkomunikasi sebagai berikut :
No Item
SS S TS STS TOTAL
F % F % F % F % F %
15 18 21.7% 61 73.%% 4 4.8% 0 0% 83 100%
16 23 27.3% 57 68.7% 3 3.6% 0 0% 83 100%
17 18 21.7% 60 72.3% 5 6% 0 0% 83 100%
18 17 20.5% 44 53% 22 26.5% 0 0% 83 100%
19 15 18.1% 65 78.3% 3 3.6% 0 0% 83 100%
20 14 16.9% 67 80.7% 2 2.4% 0 0% 83 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa responden menggerakan tubuh sesuai dengan kebutuhan, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan nomer 16 dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 68.7%. Selain itu, responden juga menggunakan volume yang terdengar jelas dan bahasa yang mudah dimengerti, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan nomer 17 dan 20 dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 72.3% dan 80.7%. Adanya hal tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas responden memiliki keterampilan berkomunikasi yang cukup baik.
4.2.3 Variabel Kemampuan Public Speaking (Y)
Berdasarkan Penyebaran kuesioner pada mahasiswa dan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2016, 2017 dan 2018 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, maka diperoleh nilai-nilai frekuensi jawaban responden dengan variabel Kemampuan Public Speaking sebagai berikut :
No Item
SS S TS STS TOTAL
F % F % F % F % F %
21 6 7.2% 51 61.4% 26 31.3% 0 0% 83 100%
22 7 8.4% 58 69.9% 18 21.7% 0 0% 83 100%
23 6 7.2% 60 72.3% 17 20.5% 0 0% 83 100%
24 11 13.3% 46 55.4% 26 31.3% 0 0% 83 100%
25 10 12% 69 83.1% 4 4.8% 0 0% 83 100%
36
26 1 1.2% 59 71.1% 23 27.1% 0 0% 83 100%
27 5 6% 53 63.9% 25 30.1% 0 0% 83 100%
28 7 8.4% 65 78.3% 11 13.3% 0 0% 83 100%
29 13 15.7% 51 61.4% 19 22.9% 0 0% 83 100%
30 5 6% 65 78.3% 13 15.7% 0 0% 83 100%
31 2 2.4% 65 78.3% 16 19.3% 0 0% 83 100%
32 11 13.3% 59 71.1% 13 15.7% 0 0% 83 100%
33 6 7.2% 59 71.1% 18 21.7% 0 0% 83 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa responden dapat melakukan presentasi dengan lancar dan tanpa kendala, hal tersebut dapat dilihat dari pertanyaan nomer 21 dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 61.4% . Selain itu, responden juga mampu berkonsentrasi ketika berbicara di depan orang banyak, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan nomer 26 dengan dominasi jawaban setuju sebanyak 71.1%. Kemudian responden juga dapat mengendalikan emosi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan nomer 28 dengan dominasi memilih setuju sebanyak 78.3%. Adanya hal ini dapat dikatakan bahwa mayoritas responden memiliki kemampuan Public speaking yang cukup baik.
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas
Pada Uji Normalitas dilakukan untuk dapat melihat apakah seluruh variabel dependen dan independen dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Sedangkan metode pengujian yang akan gunakan pada uji normalitas dalam penelitian ini adalah One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Menurut Ghozali dalam Dara Yovita, C. S., & Rahmawaty (2016) hasil pengujian normalitas ini dapat diketahui memiliki distribusi normal atau tidak dengan membandingkan p-value atau nilai sig dengan taraf signifikansinya yang sebesar 0.05. Jika nilai p-value atau nilai sig lebih besar daripada 0.05 maka data tersebut dapat dikatakan telah berdistribusi normal.
Tabel Hasil Uji Normalitas
Variabel Asymp. Sig ( 2-tailed ) Kesimpulan Unstandardized
Residual 0.200 Normal
37
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov Test pada tabel diatas, maka nilai p-value atau nilai sig sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikansinya. Jadi dapat dikatakan dari data diatas seluruh variabel dependen dan independen pada penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan alat uji yang digunakan sebagai alat untuk menguji apakah terjadi adanya kesamaan varian dalam model penelitian dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengujian heterokedastisitas ini adalah metode Glejser. Model regresi dapat dikatakan bebas dari gejala heterokedastisitas apabila taraf signifikansinya lebih besar 0.05 (Ghozali dalam Dara Yovita, C. S., & Rahmawaty, 2016).
Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig. Nilai Kritis Kesimpulan
Kepercayaan Diri (X1) 0.236 0.05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Keterampilan
Berkomunikasi (X2)
0.812 0.05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Dari hasil uji heterokedastisitas pada tabel diatas metode yang digunakan adalah metode Glejser, Hasil diatas menunjukan bahwa ditemukan nilai signifikan dari seluruh variabel yang di uji lebih besar daripada taraf signifikansinya yang sebesar 0.05. Hal ini menunjukan bahwa semua variabel yang diuji bebas atau tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
4.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian yang dapat digunakan untuk memeriksa apakah terjadi adanya gejala multikolinearitas antar variabel bebas pada suatu penelitian. Ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor ( VIF ) pada masing-masing variabelnya. Apabila nilai tolerance ≤ 0.1 dan nilai VIF ≥ 10 maka terjadi gejala multiolinearitas. Jika nilai Tolerance ≥ 0.1 dan nilai VIF ≤ 10 itu berarti tidak terjadi adanya gejala multikolinearitas (Ghozali dalam Dara Yovita, C. S.,
& Rahmawaty, 2016).
38
Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Kepercayaan Diri (X1) 0.947 1.056 Tidak Terjadi
Multikolinearitas Keterampilan
Berkomunikasi (X2)
0.947 1.056 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang dilakukan uji multikolinearitas memiliki nilai Tolerance ≥ 0.1 dan nilai VIF ≤ 10, maka disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas pada penelitian ini terbebas atau tidak terjadi gejala multikolinearitas.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini akan digunakan untuk mengukur dan menilai seberapa jauh variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi akan ditentukan dengan nilai R square yang ada di tabel di bawah ini :
a. Pengaruh kepercayaan diri dan keterampilan beromunikasi terhadap kemampuan public speaking
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,379a ,144 ,122 3,70450
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Berdasarkan tabel diatas , hasil R Square untuk variabel Kepercayaan diri (X1) dan keterampilan berkomunkasi (X2) sebesar 0,122. Hal ini menunjukan bahwa variabel Kepercayaan diri (X1) dan Keterampilan berkomunkasi (X2) secara bersama-sama (Stimultan) memiliki kontribusi terhadap kemampuan Public speaking (Y) sebesar 0
,122 x 100% = 12,2%.
Hal ini berarti Kepercayaan diri (X1) dan Keterampilan beromunkasi (X2) memberikan kontribusi terhadap kemampuan Public speaking (Y) sebesar 12,2% dan sisanya sebesar 88,8%
dipengaruhi oleh faktor lain.
39
Berdasarkan data yang diperoleh, 12,2% meliputi kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi (percaya akan kompetensi diri, menjadi diri sendiri, dapat mengendalikan diri dengan baik, optimis, gesture tubuh, suara yang jelas, bahasa mudah dipahami), hal ini dapat dilihat dari pertanyaan no tiga dengan dominasi jawaban sebanyak 79.5% responden yang menjawab setuju, pertanyaan no empat sebanyak 71.1% menjawab setuju, 73.5% responden menjawab setuju, pertanyaan no empat belas sebanyak 72.3% responden menjawab setuju, pertanyaan no lima belas sebanyak 73.5% responden menjawab setuju, pertanyaan no tujuh belas sebanyak 72.3% responden menjawab setuju, dan no sembilan belas sebanyak 78.3%
responden dengan dominasi jawaban setuju.
b. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Public Speaking
Model SummaryModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .295a .087 .076 3.80130
a. Predictors: (Constant), X1
Berdasarkan tabel diatas , hasil R Square untuk variabel Kepercayaan diri (X1) sebesar 0,087. Hal ini menunjukan bahwa variabel kepercayaan diri secara positif memiliki kontribusi terhadap kemampuan public speaking sebesar 8,7% dan sisanya sebesar 91,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Pengaruh Keterampilan Berkomunikasi Terhadap Kemampuan Public Speaking
Model SummaryModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .299a .090 .078 3.79626
a. Predictors: (Constant), X2
Berdasarkan tabel diatas , hasil R Square untuk variabel Kepercayaan diri (X1) sebesar
0,090. Hal ini menunjukan bahwa variabel keterampilan berkomunikasi secara positif memiliki
kontribusi terhadap kemampuan public speaking sebesar 9% dan sisanya 91% dipengaruhi oleh
faktor lain.
40
4.4.2 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 184,349 2 92,175 6,717 ,002b
Residual 1097,868 80 13,723
Total 1282,217 82
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1
Untuk Kriteria uji F dengan tingkat α= 5% dan = 83 , dengan df(n1)=k-1 yaitu df(n1)=2 dan df(n2)=n-k yaitu df(n2) = 83 – 3 menjadi df(n2) = 80. Artinya nilai F
tabeluntuk df(n1) = 2 dan df(n2) = 80 adalah 3,11. Diketahui dari tabel di atas nilai F
hitung= 6,717 > F
tabel= 3,11.
Sedangkan nilai signifikan pada tabel di atas adalah 0,002 < 0,05. Artinya H0 di tolak dan H1 diterima, yang berarti Kepercayaan diri dan Keterampilan berkomunikasi secara simultan dan signifikan terhadap kemampuan Public speaking mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana.
4.4.3 Uji T
Pada pengujian hipotesis, uji ini digunakan sebagai alat untuk menguji nilai signifikasi konstanta dari setiap variabel independennya apakah berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jadi apabila nilai t hitung lebih besar di bandingkan dengan nilai t tabel berarti ada berpengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Kriteria pengambilan kesimpulan pada pengujian ini adalah, jika nilai t hitung < t tabel atau Probabilitas tingkat signifikansi (Sig >0,05) maka hipotesis alternatif ditolak, Jika nilai t hitung ≥ t tabel atau Probabilitas ≤ tingat signifikansi (Sig ≤ 0,05) maka hipotesis alternatif diterima.
Tabel
Hasil Pengujian Hipotesis
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
VI F
1 (Constant) 16.407 5.799 2.829 .006
TotalX1 .287 .127 .239 2.250 .027 .947 1.0
56
41
TotalX2 .493 .214 .244 2.300 .024 .947 1.0
56 a. Dependent Variable: TotalY
a. Pengaruh Kepercayaan diri Terhadap Kemampuan Public Speaking
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 2.250 untuk variable Kepercayaan Diri. Nilai T hitung sebesar 2.250 >
dari pada nilai t tabel yang sebesar 1.663 sehingga H0 di tolak dan H1 di terima. Hal ini dapat dikatakan bahwa Kepercayaan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan Public Speaking Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
b. Pengaruh Keterampilan Berkomunikasi Terhadap Kemampuan Public Speaking
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 2.250 untuk variable Kepercayaan Diri. Nilai T hitung sebesar 2.250 >
dari pada nilai t tabel yang sebesar 1.663 sehingga H0 di tolak dan H1 di terima. Hal ini dapat dikatakan bahwa Kepercayaan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan Public Speaking Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Kemudian hasil pengujian hipotesis untuk variabel Keterampilan Berkomunikasi menunjukan nilai t hitung sebesar 2.300. Nilai t hitung sebesar 2.300
> dari t tabel yang sebesar 1.663 sehingga H0 ditolak dan H2 di terima. Hal ini dapat dikatakan bahwa Keterampilan Berkomunikasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan Public Speaking Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
4.5 Regresi Linier Berganda
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda.
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepercayaan diri dan
Keterampilan berkomunikasi. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah Public
Speaking.
42
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,407 5,799 2,829 ,006
X1 ,287 ,127 ,239 2,250 ,027
X2 ,493 ,214 ,244 2,300 ,024
a. Dependent Variable: Y
Dari hasil pengujian regresi linier berganda pada tabel di atas, maka diperoleh koefisien persamaan regresi yaitu:
Y=α + β1X1 + β2X2 + ε Y= 16.407 + 0,287 + 0,493 + ε
Persamaan regresi liner berganda dapat di artikan sebagai berikut:
a. Konstanta α sebesar 16.407 artinya apabila terdapat variabel independent seperti Kepercayaan diri dan Keterampilan berkomunikasi maka akan meningkatkan kemampuan public speaking sebesar 16,4%
b. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa Kepercayaan diri (X1) akan meningkatkan kemampuan public speaking (Y) sebesar 0,287
c. Dari persamaan Regresi ini menunjukan bahwa Keterampilan berkomunikasi (X2) akan meningkatkan kemampuan public speaking (Y) sebesar 0,493
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi
terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, responden merupakan mahasiswa yang pernah mengikuti matakuliah public
speaking dan pernah melakukan presentasi, hal ini diketahui dari banyaknya mahasiswa dan
mahasiswi yang menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban YA sebesar 100%. Dalam
penelitian ini yang paling banyak mendominasi dalam adalah wanita dengan presentase sebesar
61.4% dan sisanya adalah pria sebanyak 38.6%. Kemudian juga didominasi oleh mahasiswa
angkatan 2016 dengan presentase sebesar 56.6% dan sisanya adalah angkatan 2017, dan 2018.
43
Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa H
0di tolak dan H
1H
2di terima, hal ini menunjukan bahwa variable kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi memiliki pengaruh signifkan terhadap kemampuan public speaking.
Sumbangan pengaruh kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi terhadap kemampuan public speaking dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R
2). Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh R
2adalah sebesar 0.122 yang berarti bahwa variabel kepercayaan diri dan variabel keterampilan berkomunikasi memiliki kontribusi sebesar 12,2% terhadap kemampuan public speaking. Sedangkan sisanya yaitu 88,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, secara parsial variabel kepercayaan diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan public speaking. Hal ini dapat dilihat dari tabel T yang menunjukan bahwa nilai T hitung variabel kepercayaan diri sebesar 2.250 dimana nilai tersebut lebih besar dari T tabel yang sebesar 1.663. Kemudian, nilai determinasi untuk variabel kepercayaan diri yakni sebesar 8,7%. Dilihat dari variabel kepercayaan diri didapat data berdasarkan kuesioner sebanyak 53% memilih setuju bahwa mereka tidak merasa takut ketika berbicara di hadapan orang banyak, sebanyak 79.5% memilih setuju bahwa mereka percaya akan kemampuan dan kompetensi diri sendiri, dan sebanyak 54.2% menjawab tidak setuju dan 8.4% menjawab sangat tidak setuju bahwa mereka mudah menyerah ketika mengalami suatu kegagalan, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa responden memiliki rasa kepercayaan diri yang cukup baik.
Dalam penelitian ini, secara parsial variabel keterampilan berkomunikasi memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan public speaking. Hal ini dapat
dilihat dari tabel T yang menunjukan bahwa nilai T hitung variabel kepercayaan diri sebesar
2.300 dimana nilai tersebut lebih besar dari T tabel yang sebesar 1.663. Kemudian, nilai
determinasi untuk variabel keterampilan berkomunikasi yakni sebesar 9%. Dilihat dari variabel
keterampilan berkomunikasi di dapat data berdasarkan kuesioner sebanyak 73.5% memilih
setuju bahwa mereka menggerakan tangan dan tubuh sesuai dengan kebutuhan, 72.3% memilih
setuju bahwa mereka menggunakan volume yang terdengar jelas, dan sebanyak 80.7% memilih
setuju bahwa mereka menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa responden memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan
cukup baik.
44