• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air di Downstream dan Mencegah Terjadinya Hypoxia di Waduk Karian - Provinsi Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Manajemen Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air di Downstream dan Mencegah Terjadinya Hypoxia di Waduk Karian - Provinsi Banten"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air di Downstream dan Mencegah Terjadinya Hypoxia di Waduk Karian - Provinsi Banten

Latar Belakang

Sumber daya air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui melalui siklus hidrologi dan merupakan fungsi ruang dan waktu. Komponen terpenting dalam pengelolaan sumber daya air adalah curah hujan dan merupakan satu-satunya input dalam suatu DAS yang bersifat acak dan cenderung stokastik (Arwin, 2009; Marselina et al., 2017; Permatasari et al., 2017).

Menurut UUD Pasal 33 ayat 3 : Air dan tanah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat banyak. Kebutuhan tersebut antara lain : kebutuhan air pokok sektor irigasi dan Domestic Municipality Industry (DMI), seiring pekembangan perkotaan, laju kebutuhan air Domestic Municipality Industry (DMI) dan irigasi meningkat sehingga sangat logis dan adil bila berbagai sumber air (DMI dan Irigasi) sesuai dengan UUD pasal 33 ayat 3 perlu berbagai sumber air sehingga perlu dibuat pedoman alokasi sungai untuk sektor irigasi dan DMI.

Sejak tahun 1970 Regional Provinsi Banten (Jakarta, Banten dan Bogor) memasuki proses industrialisasi dan urbanisasi dengan cepat. Tercatat hingga tahun 1990 pertumbuhan penduduk di kawasan tersebut mencapai 4% per tahun dan pada kurun waktu 1990-2000 pertumbuhan penduduk turun menjadi 2,4% per tahun namun laju peningkatan jumlah penduduk tersebut tetaplah tinggi. Jumlah penduduk pada tahun 1970 adalah 8,3 juta dan meningkat hingga mencapai 20 juta jiwa pada tahun 2000. Berdasarkan kecenderungan pertumbuhan tersebut, pada tahun 2025 jumlah penduduk di kawasan tersebut diperkirakan akan mencapai lebih dari 50 juta (KOICA, 2006).

Untuk mendukung aktivitas pengembangan perkotaan, Regional Provinsi Banten harus memiliki Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum RIP-SPAM sesuai dengan skenario SDGs 2030 dalam rangka peningkatan pelayanan infrastruktur air minum Permen PU No.

18/PRT/M/2007. RIP-SPAM sumber air permukaan berupa pengembangan infrastruktur air yang befungsi untuk mendukung pengembangan SPAM Regional Provinsi Banten agar menghindari

(2)

terjadinya ekploitasi air tanah yang akan mengakibatkan penurunan muka air tanah dan menjamin ketersediaan air. Jaminan keberlanjutan air sangat penting dilakukan karena adanya perubahan iklim (lokal, regional, global) dan semakin tingginya tingkat konversi lahan yang menyebabkan terjadinya perubahan rezim hidrologi yang mengarah pada terjadinya ekstrimitas hujan maupun debit (Jayanti et al., n.d.; Marselina et al., 2017; Radhapyari et al., 2021; Y. Wang et al., 2021).

Program pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan air minum berdasarkan target SDGs 2030 menjadi acuan utama bagi setiap Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dalam merencanakan serta membuat kebijakan pelaksanaan kegiatan di bidang air minum. Berdasarkan target SDGs 2030 sub bidang air minum per provinsi Tahun 2030, pelayanan air minum di Indonesia diharapkan dapat mencapai target akses terhadap sumber air minum layak (total) sebesar 100 % untuk masing – masing Provinsi pada akhir tahun pencapaian target 2030 (BPSDM PUPR, 2019).

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan terbagi dalam 3 (tiga) komponen, yaitu berturut-turut komponen sumber air, komponen pengolahan air dan komponen pelayanan air. Pada tingkat komponen pelayanan air, kepuasaan konsumen harus memenuhi standar kualitas air, kuantitas air, kontinuitas air dan harga jual air yang kompetitif. Keberhasilan pelayanan air bersih sangat tergantung pada keandalan sumber air baku baik kualitas air maupun kontinuitas sumber air. Salah satu kebijakan dalam menjamin kontinuitas sumber daya air adalah pengembangan infrastruktur air. Beberapa bendungan air telah menjamin pemenuhan kebutuhan DKI Jakarta hingga saat ini. Sumber air eksisting DKI Jakarta signifikan dipasok dari arah Timur dan arah barat Jakarta. Dari arah Timur, sumber air baku dipasok dari Waduk Jatiluhur (Sungai Citarum) melalui Kanal Tarum barat 14.600 L/detik (WTP Pejompongan,Pulo Gadung dan Buaran) sedangkan dari arah barat, sumber air baku Sungai cisadane 2800 Lps (WTP 3 Cisadane). Daerah pelayanan air minum Jakarta dibelah 2 (dua) daerah pelayanan oleh sungai Ciliwung. Sebelah barat Ciliwung kapasitas WTP terpasang (9.075 L/detik) sedangkan sebelah timur Ciliwung kapasitas WTP terpasang (9000 L/detik) (PU, 2008).

Rencana Induk Pengembangan SPAM (RIP-SPAM) Regional berkelanjutan sesuai dengan Permen PU No.18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang

(3)

diterjemahkan dalam beberapa tahapan yaitu program jangka pendek dan jangka menengah- panjang.

Program Jangka Pendek (2010 -2015) Sumber air DKI Jakarta wilayah timur dari Waduk Jatiluhur (Jabar) dan wilayah barat dari Waduk karian, Bekasi dipasok dari timur Waduk Jatiluhur (Jabar) sedangkan laju kebutuhan sumber air untuk Tangerang dipasok dari barat, membangun Waduk Ekaguna Karian di sungai Ciberang, anak sungai Ciujung (Provinsi Banten) sedang laju kebutuhan Bogor dipenuhi dari Sungai Cisadane Hulu dan Waduk Karian kemudian Depok dipenuhi dari Sungai Ciliwung.

Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang untuk memenuhi laju kebutuhan air Regional Provinsi Banten (2015-2030): memanfaatkan potensi sumber air sungai Ciujung-Cidurian- Cidanau dengan membagun 4 waduk yaitu Cilawang, Pasir Kopo, Tanjung dan Karian (KOICA, 2011). Pemenuhan laju kebutuhan air ini ditangani oleh tiga balai besar wilayah sungai (BBWS) yaitu : BBWS Citarum, BBWS Ciliwung-Cisadane dan BBWS Ciujung-Cidurian-Cidanau).

Waduk Karian memiliki objektif sebagai infrastruktur untuk mendukung pengembangan SPAM, PLTA, irigasi dan pengendali Banjir. Waduk karian direncanakan menyediakan air untuk air minum dan irigasi yaitu sebesar 14,6 m3/detik. Untuk irigasi waduk Karian akan mengairi lahan seluas 21545 ha. Kemudian untuk PLTA yaitu 0.65MW/tahun (“Data Bendungan,” n.d.).

Berdasarkan PP 37/2010 waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan, dimana fungsi waduk untuk menyimpan air yang berlebih pada saat musim penghujan agar dapat dimanfaatkan guna pemenuhan kebutuhan air dan daya air pada waktu diperlukan serta mengendalikan daya rusak air. Waduk Karian harus mampu menjamin keandalan air baik dari segi kuantitas, kualitas serta kontinuitas terutama pada musim kemarau dan mengendalikan daya rusak air pada musim hujan.

Pemanfaatan lahan yang tidak berdasarkan aspek-aspek konservasi menyebabkan terjadinya degradasi dan kerusakan pada sumberdaya alam seperti hutan, lahan dan air. DAS Ciujung hulu sebagai sumber air utama waduk Karian ini mengalami penurunan kualitas dan kuantitas

(4)

(degradasi) (Naitkakin et al., 2021).Degradasi telah berakumulasi karena berbagai hal, antara lain perubahan iklim (lokal, regional, global), konversi lahan, pencemaran yang terus meningkat (limbah cair maupun sampah), abstraksi air tanah yang tidak terkendali, sistem pengelolaan yang bersifat sektoral, serta law enforcement yang lemah. Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadinya perubahan rezim hidrologi yang mengarah pada terjadinya ekstrimitas (hujan maupun debit) serta ketidakseimbangan antara supply dan demand. Kondisi ini semakin parah dengan tingkat pencemaran sumber air yang melebihi kapasitas self purification secara alamiah.Kondisi seperti ini juga dialami oleh beberapa DAS hulu yang ada di Indonesia sehingga menyebabkan Waduk mengalami hypoxia atau kurangnya kadar oksigen dalam air, sehingga menyebabkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah air menjadi air baku minum. Selain itu, dimusim hujan erosi yang terjadi lebih besar dari erosi yang ditoleransi sehingga berakibat butiran tanah masuk ke perairan mempertebal sedimentasi didasar waduk. Fungsi waduk tidak maksimal karena volume berkurang (Duitasari, 2017; Marganingrum et al., 2013; Munggaran et al., 2017;

Perubahan et al., 2019).

Untuk memahami dan mencari solusi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan pendekatan manajemen terpadu. Manajemen terpadu yang dimaksud adalah mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas sekaligus dalam sistem pengelolaan (Ahmed et al., 2021; Badham et al., 2019; Hamzah et al., 2016; K. Wang et al., 2019). Mengingat sistem yang dihadapi sangat kompleks dan berubah menurut waktu, maka upaya manajemen terpadu dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan metodologi sistem dinamis. Pendekatan dengan sistem dinamis merupakan pendekatan yang cukup tepat untuk dapat memahami perilaku sistem nyatanya dan memberikan intervensi dalam bentuk kebijakan. Sistem manajemen air dalam penelitian ini diarahkan pada pengembangan air baku. Pengembangan air baku ditujukan pada pemanfaatan waduk Karian untuk memenuhi kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang.

Pada penelitian ini akan mengkaji mengenai efek dari perubahan iklim, perubahan tata guna lahan di DAS Ciujung hulu terhadap kualitas dan kuantitas DAS Ciujung, serta memberi rekomendasi pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang sesuai dengan gambaran kualitas dan kuantitas DAS Ciujung Hulu. Pencegahan dilakukan dengan melakukan konservasi DAS Ciujung hulu. Untuk kawasan konservasi dengan morfologi bergelombang halus hingga kasar, memerlukan pengelolaan dengan fokus proteksi sebagai kawasan resapan air dan pengendalian pencemaran.

(5)

Kemudian, pada penelitian ini akan dilakukan optimasi pola operasi waduk agar waduk Karian dapat memenuhi objektifnya yaitu untuk pengembangan SPAM, PLTA, irigasi dan pengendali banjir.

Daftar Pustaka

Ahmed, S. S., Bali, R., Khan, H., Mohamed, H. I., and Sharma, S. K. (2021): Improved water resource management framework for water sustainability and security, Environmental Research, 201, 111527. https://doi.org/10.1016/J.ENVRES.2021.111527

Arwin, 2009, Perubahan Iklim,Konversi Lahan Dan Ancaman Banjir Dan Kekeringan Di Kawasan Terbangun. Pidato Ilmiah Guru Besar, ITB Bandung

Badham, J., Elsawah, S., Guillaume, J. H. A., Hamilton, S. H., Hunt, R. J., Jakeman, A. J., Pierce, S. A., Snow, V. O., Babbar-Sebens, M., Fu, B., Gober, P., Hill, M. C., Iwanaga, T., Loucks, D. P., Merritt, W. S., Peckham, S. D., Richmond, A. K., Zare, F., Ames, D., and Bammer, G.

(2019): Effective modeling for Integrated Water Resource Management: A guide to contextual practices by phases and steps and future opportunities, Environmental Modelling

& Software, 116, 40–56. https://doi.org/10.1016/J.ENVSOFT.2019.02.013

Data Bendungan. (n.d.): , retrieved September 10, 2021, from internet:

http://222.124.202.167/pusben/bendungan_detail.php?layer=bendungan&column=Kode&id

=B21&zoom=7.

Duitasari (2017): Penggunaan Lahan di DAS Cimanuk Hulu: Perubahan dan Keterkaitannya dengan Faset Lahan, retrieved September 10, 2021from internet:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85557.

Jayanti, M., Hadihardadja, I. K., Dwi Ariesyady, H., and Messakh, J. J. (n.d.): CLIMATE CHANGE IMPACTS ON HYDROLOGY REGIME AND WATER RESOURCES SUSTAINABILITY IN CIMANUK WATERSHED, WEST JAVA, INDONESIA.

https://doi.org/10.21660/2020.71.9215

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2019). Renstra BPSDM 2020-2024.

https://bpsdm.pu.go.id/

KOICA. (2006) : Karian Multi Porpose Dam Report. KOICA inc.

KOICA. (2011) : Karian Multi Porpose Dam Report. KOICA inc.

Marganingrum, D., Roosmini, D., Pradono, P., and Sabar, A. (2013): Diferensiasi Sumber

(6)

Pencemar Sungai Menggunakan Pendekatan Metode Indeks Pencemaran (IP) (Studi Kasus:

Hulu DAS Citarum), RISET Geologi Dan Pertambangan, 23(1), 41–52.

https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2013.V23.68

Marselina, M., Sabar, A., Rachmatiah, I., Salami, S., Marganingrum, D., Teoretis, J., Bidang, T., Sipil, R., Terapan, D., Rekayasa, B., and Abstrak, S. (2017): Model Prakiraan Debit Air dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Waduk Saguling-Kaskade Citarum, 24(1).

https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.1.12

Munggaran, G., Hidayat, Y., Tarigan, S. D., and Baskoro, D. P. T. (2017): Analisis Respon Hidrologi dan Simulasi Teknik Konservasi Tanah dan Air Sub DAS Cimanuk Hulu:, Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 19(1), 26–32. https://doi.org/10.29244/JITL.19.1.26-32 Naitkakin, Rachman, E., Hidayat, L., M, Yayat. (2021): Daya Dukung Biofisik Sub Daerah Aliran

Sungai Ciujung Hulu, Provinsi Banten. https://repository.ipb.ac.id

Permatasari, R., Doktor, P., Lingkungan, T., Teoretis, J., Bidang, T., Sipil, R., Terapan, D., Rekayasa, B., and Abstrak, S. (2017): Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Rezim Hidrologi DAS (Studi Kasus : DAS Komering) Arwin Dantje Kardana Natakusumah, 24(1). https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.1.11

Perubahan, P., Tutupan, L., Hutan, L., Karakteristik, T., Das, H., Hulu, C., and Narendra, B. H.

(2019): Geo-information; soil; water; climate; disaster View project Degraded Land Rehabilitation View project. https://doi.org/10.14710/jil.17.2.333-340

Radhapyari, K., Datta, S., Dutta, S., and Barman, R. (2021): Impacts of global climate change on water quality and its assessment, Water Conservation in the Era of Global Climate Change, 229–275. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-820200-5.00011-7

Republik Indonesia. (2010) : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan. Lembaran Negara RI. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. (2007) : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM. Sekretariat Negara. Jakarta

STATUS MUTU AIR WADUK JATILUHUR DAN ANCAMAN TERHADAP PROSES BISNIS VITAL - PDF Free Download. (n.d.): , retrieved September 10, 2021, from internet:

https://adoc.pub/status-mutu-air-waduk-jatiluhur-dan-ancaman-terhadap-proses-.html.

Wang, K., Davies, E. G. R., and Liu, J. (2019): Integrated water resources management and modeling: A case study of Bow river basin, Canada, Journal of Cleaner Production, 240, 118242. https://doi.org/10.1016/J.JCLEPRO.2019.118242

(7)

Wang, Y., Liu, X., Wang, T., Zhang, X., Feng, Y., Yang, G., and Zhen, W. (2021): Relating land- use/land-cover patterns to water quality in watersheds based on the structural equation modeling, CATENA, 206, 105566. https://doi.org/10.1016/J.CATENA.2021.105566

(8)
(9)

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten.Lampung Tengah dengan ini menetapkan calon

Pokja ULP pada Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Manggarai, Tahun Anggaran 2016 Pada hari ini Senin tangg al Sebelas Bulan Juli Tahun Dua Ribu Enam Belas

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Belas bulan Juli tahun Dua Ribu Enam Belas, kami Pokja Pengadaan pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Manggarai

2015 2025 2035 2045 Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) menuju KOTA LAYAK HUNI 100 % Indikator KOTA HIJAU terwujud di seluruh kota 100 % Indikator KOTA CERDAS

Tujuan penelitian ini adalah pengembangan yang dilakukan pada perangkat pembelajaran dan buku ajar PKn kelas IV SD untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, yaitu sebuah

Analisis terhadap dimensi-dimensi di dalam konstruk penghargaan kendiri mendapati, dimensi penghargaan kendiri iaitu rakan menjadi penyumbang yang lebih kuat

Untuk dapat melaksanakan pembelaja- ran kimia dengan hasil yang baik, selain kuri- kulumnya yang harus sesuai, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan pengembangan Pusat Kurikulum dan Pengembangan (2010).. Pengembangan Pendidikan Budaya dan