40
41
42
Lampiran 3.Bagan kerja penelitian
Batang Patah tulang
Dibersihkan dengan air mengalir Ditiriskan
Dipotong
Dikeringkan dilemari pengering Diserbuk
43
Lampiran 3. Lanjutan
Serbuk simplisia
dimasukkan ke dalam wadah
dimasukkan n-heksan sampai serbuk terendam sempurna
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk
disaring
Maserat Ampas
dimaserasi kembali dengan pelarut n-heksan
dienap tuang
Maserat Ampas
44
Lampiran 3. Lanjutan
Ekstrak n-heksan kental
Kromatogram
Isolat murni
Spektrum Di KLT:
- fase gerak : n-heksana-etilasetat (90:10), (80:20), (70:30)
- fase diam = plat lapis tipis
Di KLT preparatif:
- fase gerak : n-heksana-etilasetat (80:20)
- fase diam : silikagel 60 F254
Kromatogram
Isolat-isolat
Diisolasi secara KLT
preparatif kemudian di KLT satu arah dan dua arah Isolat
Dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV dan IR Noda (ungu) dikerok
45
Lampiran 4. Gambar kromatogram ekstrak n-heksana batang patah tulang
70 : 30 80 : 20 90 : 10
Keterangan : Fase gerak n-heksanaetilasetatdanfasediam plat lapis tipis, jarak rambat 8 cm, TP = 1 cm, BP= 1 cm.
TP = titik penotolan, BP = batas penotolan
46
Lampiran 5.Gambar kromatogram dari ekstrak n-heksan
B
Keterangan: TP = titikpenotolan, BP = bataspenotolan
Dilihatsetelahpenyemprotandengan Liebermann-bourchard
Gambar 3:Gambar kromatogram dari ekstrak n-heksan
BP
47
Lampiran 6.Gambar kromatogram KLT satuarahdanduaarah
A
B
Keterangan : TP = titik penotolan, BP = batas penotolan
A. KLT satu arah n-heksana:etilasetat = 8 ml:2 ml(Rf 0,78) B. KLT dua arah n-heksana:etil asetat = 8 ml : 2 ml (Rf 0,78) Toluen : etil asetat = 9 ml : 1 ml
Gambar 4:Gambar kromatogram KLT satuarahdanduaarah TP
BP
BP
48
Lampiran 7.Gambar alat spektrofotometer yang digunakan analisis isolat murni
A
B
Keterangan : A. Spektrofotometer ultraviolet B. Spektrofotometer inframerah
49
Lampiran 8. Gambar spektrum senyawa triterpenoid hasil isolasi dengan
spektrofotometer ultraviolet.
50
Lampiran 9. Gambar spektrum senyawa triterpenoid hasil isolasi dengan
spektrofotometer inframerah isolat
Tabel hasil analisis spektrum inframerah dengan isolat murni triterpen No. Bilangan gelombang (cm-1) Ikatan kimia / gugus fungsi
1 1720,50 C=O
2 2935,66 -CHalifatik
3 1377,17 -CH3
4 1107,14 C-H
5 3429,43 -OH
51
Lampiran 10.Perhitungan hasil penetapan kadar
a. Perhitungan hasil penetapan kadar air
No. Berat sempel Volume air
1 5,012 g 0,3 ml
2 5,013 g 0,3 ml
3 5,034 g 0,3 ml
Kadar air =volume air (ml)
berat sampel (g)
�
100%
b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air
No. Berat sampel Berat sari
1 5,004 g 0,166 g
2 5,025 g 0,195 g
3 5,053 g 0,163 g
Kadar sari larut air = berat sari
berat sampel x
Kadar sari larut air rata – rata = 16,59%+19,40%+16,12%
52
c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
No. Berat sempel Berat sari
1 5,004 g 0,142 g
2 5,020 g 0,104 g
3 5,001 g 0,124 g
1. Kadar sari larut etanol
=
0,1425,004
x
10020
x
100%
=
13,94%2. Kadar sari larut etanol
=
0.1045,020
x
Kadar sari larut etanol rata-rata=
13,94%+10,35%+12,39%3 = 12,22%
d. Perhitungan hasilpenetapankadarabu total
No. Berat sampel Berat abu
Kadarabu total rata-rata
=
3,24%+3,29%+3,21%3 =3,21%
e. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
No. Berat sempel Berat abu
1 2,0010 g 0,0172 g
2 2,0015 g 0,0155 g
3 2,0012 g 0,0143 g
Kadar sari larut etanol
=
berat sariberat sempel
x
10020
x
100%Kadar abu total
=
berat abu53 1. Kadar abu tidak larut asam
=
0,01722,0010
x
100% = 0,86% 2. Kadar abu tidak larut asam=
0,01552,0015
x
100% = 0,77% 3.Kadar abu tidak larut asam=
0,01432,0012
x
100% = 0,71%Kadarabu tidak larut asam rata-rata
=
0,84%+0.77%+0,71%3 = 0,78%
Kadar abu tidak larut dalam asam