BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi
Remaja Islam masjid (RISMA) di Kecamatan Natar merupakan organisasi kepemudaan Islam yang bernaung di bawah Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) dan telah terdaftar pada kementerian agama untuk dibina dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Salah satu kegiatan Risma adalah berbagi pengetahuan dan membantu kepada masyarakat guna mencerdaskan masyarakat dalam ajaran dan pengetahuan Islam.
Pemerintah melalui kementerian agama khususnya pada direktorat urusan agama Islam dan pembinaaan syariah dan direktorat jenderal bimbingan masyarakat Islam mendata terdapat 13 masjid yang diantaranya ada yang mendirikan Risma dan ada juga yang tidak, tetapi tetap terdapat Ta’mir atau pengurus masjid, yang salah satu tugasnya selain mengurus masjid juga membina Risma guna membantu masyarakat penduduk setempat dalam kegiatan keagamaan.
Berdirinya Risma merupakan kebutuhan dan kondisi penduduk yang semakin banyak dan memerlukan bimbingan, sehingga di pandang perlu dirikan kelompok remaja Islam Masjid khususnya pada bidang agama Islam.
Kemudian tentu Risma tersebut perlu peningkatan kwalitas SDM yang unggul khsusnya pada bidang pengetahuan agama Islam serta bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga mengadakan kajian-kajian dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang.
Berdasarkan observasi sederhana yang dilakukan sebelumnya masih banyak anggota
risma yang perlu ditingkatkan kwalitas ilmu pengetahuannya, selain membantu
masyarakat juga menjadi generasi penerus ta’mir masjid. Karena Setiap organisasi
yang terbentuk memiliki tujuan agar organisasi tersebut dapat memberikan pengaruh
yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya terutama seluruh masyarakat, dengan
harapan pengaruh yang ingin dicapai adalah pengaruh yang mengarahkan kepada hal-
hal yang bersifat positif keagamaan.
1.1. Permasalahan Mitra
Berdasarkan wawancara dan observasi sederhana yang dilakukan kepada anggota Remaja Islam masjid di Kecamatan Natar, mereka menyatakan bahwa pelatihan atau bimbingan kepengurusan jenazah sangat mereka butuhkan karena faktanya mereka masih banyak yang belum faham dan mengalami kesulitan ketika membantu ta’mir mengurus jenazah. Mereka lebih lanjut menyatakan bahwa selama ini pengurusan jenazah hanya dilakukan oleh ta’mir masjid, selain itu mereka menyatakan bahwa kurangnya penguasaan cara pengurusan jenazah menjadi kendala saat ta’mir masjid tidak ada atau membutuhkan bantuan RISMA, RISMA pun tidak mampu dan tidak memiliki pemahaman.
1.2. Tujuan Kegiatan
Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membantu Remaja Islam Masjid di
Kecamatan Natar dengan memberi pelatihan kepungurusan jenazah sehingga bisa
membantu ta’mir masjid dan menjadi generasinya dalam kepengurusan jenazah, dan
dalam menciptakan SDM yang unggul, berpengatuan serta bertakwa kepadAllah SWT.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
Gambaran mengenai permasalahan mitra adalah belum memilihi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan pengurusan jenazah dengan baik. Permasalahan ini membutuhkan kepakaran dalam bidang pendidikan agama Islam. Pakar yang akan membantu mengatasi masalah ini adalah Muhisom, S.Pd.I., M.Pd.I., Joni Putra., S.Pd.I., M.Pd.I
Berpijak pada gambaran dan analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat mitra seperti di atas, maka ada solusi sistematis yang ditawarkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi yaitu melalui kegiatan pelatihan pengurusan Jenazah yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan kepungurusan jenazah dengan baik dan benar.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, pendekatan yang akan diterapkan dalam pelatihan pengurusan jenazah Risma di kecamatan Natar adalah pendekatan praktik dan komunikatif. Pendekatan ini didasari oleh pemikiran bahwa kemampuan pengurusan jenazah merupakan salah satu tujuan yang merupakan target luaran dalam pengabdian ini adalah 1)menanamkan nilai-nilai, akhlaq, intelektualitas,profesionalisme, moralitas dan integritas Islam, dan 2)membantu masyarakat di Kecamatan Natar. Sehingga diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang memiliki profil remaja muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah Islam yang komprehensif. Serta 3)meningkatkan SDM RISMA dengan berpengetahuan luas mengenai pengurusan jenazah.
Remaja muslim adalah unsur utama pada organisasi Remaja Islam Masjid yang keberadaan dan keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan (Dawam Raharjo,2010:65). Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini, berarti kegiatan yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama. Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat khususnya dalam pengabdian ini adalah pada masyarakat di Kecamatan Natar, seperti salah satunya pengurusan jenazah, dan lebih rinci dapat disebutkan sebagai berikut aktivitas Remaja Masjid adalah (Ahmad Jailani:2012:75):
a. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
b. Melakukan pembinaan remaja muslim.
c. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
d. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta’mir Masjid.
e. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial. 29
Pengurusan jenazah muslim merupakan salah satu dari aktivitas RISMA yang telah di sebutkan di atas, karena pengurusan jenazah sangatlah penting jika ada seorang muslim meninggal di suatu tempat dan tidak ada yang bisa merawatnya dengan benar (sesuai dengan ajaran agama Islam), maka seluruh masyarakat yang tinggal di tempat tersebut akan mendapatkan dosa karena pengurusan jenazah merupakan wajib kifayah bagi umat Islam (Imam Mustofa. 2019). Oleh sebab itu harus ada orang muslim yang mampu untuk mengurusi jenazah dengan benar berdasarkan ajaran agama Islam tidak terkecuali bagi masyarakat muslim yang tinggal di Kecamatan Natar.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang yang sudah meninggal adalah merawat jenazahnya yang dimulai sejak menyiapkannya,memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, hingga menguburkannya (Abdurrahman al-Jaziri:2004:102). Merawat jenazah termasuk salah satu kewajiban umat Islam yang termasuk dalam wajib kifayah, artinya kewajiban yang kalau dikerjakan oleh sebagian umat Islam maka gugurlah kewajiban sebagian umat Islam lainnya.( Anonim:2015:22.) Hal-hal yang harus dilakukan terhadap rang yang sudah meninggal adalah sebagai berikut (Asyukur, A.G.:1989:110):
a. Segera memejamkan mata si mayat dan mendoakannya
b. Menutup seluruh badan si mayat dengan pakaian (kain) selain pakaiannya, kecuali bagi mayat yang sedang berihram.
c. Menyegerakan pengurusan mayat mulai dari memandikan, mengkafani (membungkus), menshalatkan hingga menguburkannya
d. Sebagian dari keluarganya juga hendaknya segera menyelesaikan hutanghutang si mayat
Secara khusus Nabi memberikan tuntunan dalam perawatan jenazah ini yang meliputi
memandikan jenazah, mengkafani, menshalatkan, sampai menguburkannya. Dalam hal ini
Nabi tidak memberikan aturan yang rinci, hanya ketentuan umum saja yang mempermudah
kita umat Islam untuk mengembangkannya sendiri di tengah masyarakat yang memiliki
budaya yang berbeda-beda. Namun secara khusus Nabi juga memberikan ranbu-ranbu mana
yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Berikutnya akan diuraikan satu-
persatu mengenai perawatan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan
menguburkan jenazah. Uraian ini didasarkan pada penjelasan Nabi Saw. dalam hadits- haditsnya.
Pada kegiatan pengabdian ini peneliti akan melakukan pelatihan kepada Remaja Islam Masjid di Kecamatan Natar yang terdiri dari 13 masjid, yang mana diharapkan dapat diikuti 100 % RISMA melalui perwakilannya. Yang akan dipublikasikan pada jurnal pengabdian kepada masyarakat JePKM ISSN:2722-807X dengan alamat URL:
https://jurnal.stitmugu.ac.id/index.php/mengabdi/article/view/32.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, metode pelaksanaan yang akan digunakan meliputi: (1) Memberikan pelatihan dan workshop dengan menyajikan materi melalui tatap muka langsung mengenai pentingnya peran RISMA terhadap masyarakat, (2) Memberikan pelatihan pengurusan jenazah kepada RISMA se Kecamatan Natar
Beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan ceramah dan diskusi/tanya jawab tentang pentingnya peran RISMA terhadap masyarakat, (2) penyajian materi pengurusan jenazah maupun demomstrasi/praktik kepada RISMA se Kecamatan Natar . Acuan kegiatan pelatihan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan peserta pelatihan secara keseluruhan di atas kertas, maka sebuah pre-test akan dilaksanakan terlebih dahulu menggunakan lembar evaluasi.
2. Perlakuan pelatihan. Setelah pre-test dilaksanakan, maka para peserta akan diberikan perlakuan atau pelatihan pengurusan jenazah melalui metode simulasi, ceramah, praktik/demonstrasi dan diskusi/tanya jawab.
3. Setelah perlakuan dilaksanakan, maka sebuah post-test akan dilakukan di akhir kegiatan untuk melihat peningkatan kemampuan pengurusan jenazah peserta pelatihan menggunakan praktek/demonstrasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peserta sebelum dan demonstrasi
sesudah pelatihan dilakukan. Observasi dilakukan pada beberapa aspek yang meliputi: (1) afektif
(30%); (2)kognitif (35%); (3)psikomotorik (35%);. Selain itu, evaluasi juga akan dilakukan
melalui wawancara yang akan dilakukan di akhir kegiatan. Tujuan wawancara ini adalah untuk
mengetahui tanggapan dan hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh peserta sebagai
saran untuk kegiatan selanjutnya. Dengan demikian, solusi permasalahan yang ditawarkan
tersebut di atas, maka rencana target capaian luaran juga dirumuskan sebagai berikut
Tabel 1. Capaian Luaran
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Luaran Wajib
1. Laporan akhir kegiatan Ada
2. Laporan penggunaan anggaran Ada
3. Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/Prosiding ber ISBN
Ada submitted
4. Video kegiatan Ada
Makalah dipresentasikan di seminar ada
Publikasi media massa Ada
BAB IV
PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN
Tim pelaksana pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini terdiri dari ketua dan satu orang anggota yang merupakan dosen tetap non PNS Universitas Lampung dengan disiplin yang relevan dengan kegiatan PKM ini. Berikut adalah personalia pengusul dan jenis kepakarannya.
Tabel 2. Personalia pengusul dan keahlian
No. Pengusul Jabatan Kepakaran
1 Muhisom, S.Pd.I., M. Pd.I Ketua Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
2 Joni Putra, S.Pd.I., M. Pd.I Anggota Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Selain dosen, kegiatan ini juga melibatkan dua orang mahasiswa senior yaitu Dhiki Harisno dan
Jannatul Ma’wa yang berasal dari Program Studi Bahasa Prancis FKIP Unila, mereka aktif di
organisasi keislaman seperti Birohma dan IPNU, dan mahir menggunakan teknologi, serta
menjadi tenaga pendamping lapangan dan administrasi dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini. Kelengkapan kompetensi ini akan menunjang kelancaran kegiatan pengabdian
pengabdian PKM ini.
BAB V
RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN 5.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pengabdian ini sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Adapun rekapitulasi penggunaan anggaran dan rincian penggunaan biaya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Rekapitulasi Rencana Anggaran No Komponen Biaya %
1 Belanja bahan 20.4%
2 ATK 12.44%
3 Perjalanan & dokumentasi 52.66%
4 Pelaporan 2%
5 Lain-lain 12.5%
Jumlah 100%
Tabel 4. Rincian Penggunaan Anggaran A. BELANJA BAHAN
ITEM VOL SAT HARGA JUMLAH PAJAK PPh
21 22